62 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil analisis menunjukkan, dari rata-rata luas kumbung 105 m2, dengan 8700
baglog, jika melakukan investasi menggunakan modal sendiri diperoleh nilai
Net Present Value (NPV) sebesar Rp 34.741.711,34, nilai Internal Rate of
Return (IRR) 57,66 persen, nilai Net B/C ratio sebesar 2,70, payback period
sebesar 2,40 tahun, dan nilai BEP sebesar 3.427,32 kg/tahun. Jika melakukan
investasi menggunakan pinjaman modal sebesar Rp 10.000.000,- dari bank,
diperoleh nilai Net Present Value (NPV) sebesar Rp 34.897.671,34, nilai
Internal Rate of Return (IRR) 84,65 persen, nilai Net B/C ratio sebesar 3,64,
payback period sebesar 2,05 tahun, dan nilai BEP sebesar 3.911,61 kg/tahun.
Perhitungan kriteria kelayakan investasi menunjukkan bahwa nilai NPV lebih
besar dari nol, nilai IRR lebih besar dari nilai discount rate yang berlaku yaitu
14 persen, nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu, payback period lebih singkat
daripada umur ekonomis usaha, dan produksi per tahun yang lebih besar
daripada nilai BEP, menunjukkan bahwa usaha budidaya jamur tiram putih di
Kabupaten Karanganyar layak secara finansial untuk dijalankan.
2. Analisis sensitivitas dengan pendekatan nilai pengganti (switching value) yang
dilakukan pada usaha budidaya jamur tiram putih di Kabupaten Karanganyar
62
menunjukkan bahwa untuk investasi menggunakan modal sendiri, nilai
persentase maksimum penurunan harga jamur tiram putih segar yaitu sebesar
14,81 persen, persentase maksimum kenaikan biaya operasional sebesar 19,43
persen, dan penurunan maksimum harga jamur tiram putih dan kenaikan
maksimum biaya operasional secara simultan adalah sebesar 8,41 persen. Untuk
investasi menggunakan pinjaman modal sebesar Rp 10.000.000,- dari bank
menunjukkan bahwa penurunan maksimum harga jual jamur tiram putih segar
yang masih dapat ditolerir adalah sebesar 14,88 persen, sedangkan kenaikan
maksimum biaya variabel yang masih dapat ditolerir adalah sebesar 19,51
persen. Penurunan maksimum harga jamur tiram putih dan kenaikan maksimum
biaya operasional secara simultan adalah sebesar 8,44 persen. Jika terjadi
penurunan harga jual jamur tiram putih segar atau terjadi kenaikan biaya
variabel lebih besar dari nilai tersebut, maka pelaku usaha budidaya jamur tiram
putih akan mengalami kerugian.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis penelitian, saran yang dapat dijadikan
rekomendasi bagi pelaku usaha budidaya jamur tiram di Kabupaten Karanganyar,
yaitu:
1. Pelaku usaha budidaya jamur tiram putih yang terkendala keterbatasan modal
bisa meminjam uang ke bank atau lembaga keuangan lainnya sebagai modal
karena berdasarkan nilai IRR hasil analisis kelayakan menunjukkan nilai yang
lebih besar dari suku bunga yang berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa usaha
63
budidaya jamur tiram putih mampu untuk mengembalikan uang pinjaman dari
bank ataupun lembaga keuangan lainnya.
2. Pelaku usaha budidaya jamur tiram putih harus memperhatikan kapasitas
produksi minimal sesuai titik impas atau break even point, yaitu sebesar
3.427,32 kg/tahun untuk investasi menggunakan modal sendiri, dan sebesar
3.911,61 kg/tahun untuk investasi menggunakan pinjaman modal dari bank agar
pelaku usaha tidak mengalami kerugian. Jika kapasitas produksi kurang dari
titik impas, maka sebaiknya pelaku usaha ataupun penanam modal memilih
untuk tidak melanjutkan rencana usaha.
64
Download