EMPAT JENIS ULAT BULU (Arctornis sub marginata, Lymantria marginalis, Lymantria atemeles dan Dasychira inclusa) MENYERANG TANAMAN MANGGA DI KABUPATEN PROBOLINGGO Yuliantoro Baliadi dan Bedjo Peneliti Hama dan Penyakit Balitkabi ABSTRAK Identifikasi spesies ulat bulu yang menyerang tanaman mangga di kabupat en Probolinggo penting untuk dilakuk an untuk menghindari kes alahan identifikasi dan merupakan langkah vit al sebagai dasar penyusunan pengambilan k eput usan strategi pengendaliannya, terutama penentuan jen is insektisida kimia yang benar. Hasil pengamatan lapang dan identifikasi penciri karakter morfologi sayap ngengat dan pola stadia larva menunjukkan bahwa terdapat 4 spesies ulat bulu yang dapat menyerang dan memakan daun mangga yaitu Lymantriidae marginalis, Lymantria atemeles, Arctornis sp., dan Dasychira inclus a. Keempatnya tergolong ke dalam ordo Lepidoptera, family Lymantriidae. Berdasarkan komposisi stadia larva:pupa:ngengat di empat lokasi yang diamati dapat disimpulkan bahwa spesies yang menimbulkan kerusakan berat dan menimbulkan out break (ledakan) adalah A rctornis sp., yang dicirikan dengan ngengat berwarna putih, abdomen kehijauan, pola berlian di punggung larva berada dekat ekor. Ketiganya bukan spesies arthropoda baru di Indonesia dan telah dil aporkan umum terdapat di agroekosistem hutan dan kebun di Indonesia. Pemunculannya yang berfenomena ledakan memunc ulkanny a sebagai art hropoda hama. Status hama lebih banyak disebabk an oleh perubahan stabilitas ekologi yang dicirikan dengan menurunnya tingk at keragaman flora dan fauna termasuk musuh alami terutama jenis predator generalis akibat gerakan manalaginisme kearah monokultur, input kimia tinggi (pestisida: insektisida, fungisida, herbisida), perubahan iklim set empat pasca ledakan gunung Bromo. Arctornis sp. belum pernah dilaporkan menyerang tanaman pangan sehingga kekhawatiran tentang adanya serangan ulat bulu pada padi dan palawija perlu dihentikan. Upaya pengendalian dapat dengan memanfaatan patogen serangga baik dari kelompok virus (Nuclear polyhedrosis virus/NPV ), bakteri (B acillus thuringiensis), cendawan (Beauveria bassiana dan Metharizium sp.), dan nematoda (Steinernema carpocapsae). P eluang pemanfaatan NPV cukup besar karena saat ini mulai muncul larva stadia 1-3 yang masih rentan terhadap polyhedral NPV. Aplikasi insektisida hanya dilak ukan pada batang bawah pohon mangga (0-2 m). PENDAHULUAN Ledakan (out break) hama ulat bulu yang menyerang tanaman mangga di Probolinggo tidak hanya memunculkan prilaku paranoid masyarakat, khususnya keluarga tani komoditas mangga, tetapi juga masyarakat akademisi dan ilmuwan serta aparat pemerintah. Prilaku menyerang yang bersifat massif dan invasif disertai kemampuan migrasi yang tinggi secara cepat menghancurkan ribuan tanaman mangga di Probolinggo dan saat ini telah dideteksi kehadirannya di sentra pertanaman mangga di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Oleh karena itu, ulat bulu disebut “alien” karena kehadirannya dianggap sebagai hujan ulat oleh masyarakat setempat. Fenomena yang benar adalah akibat sifat ulat bulu yang nocturnal yaitu ulat yang aktif di malam hari sehingga ketika malam hari seperti gemeritik suara hujan, karena saat itu jutaan ulat makan daun mangga. Identifikasi spesies ulat bulu yang menyerang tanaman mangga sulit untuk dilakukan akibat kemiripan morfologi di antara ulat, kecuali untuk Dasychira inclusa yang sudah dikenal oleh masyarakat di Indonesia dengan nama ulat gendong, ulat bantal atau ulat ransel. Berdasarkan pada pola warna dan batik pada sayap ngengat salah satu ulat bulu adalah tergolong Lymantria sp. (Gypsy moth). Entomolog IPB awalnya menduga sebagai Lymantria marginata namun pendapat tersebut diralat dan masih menunggu hasil kajian taksonomi. Entomolog UGM mengidentifikasi sebagai Lymantria atemeles. Ngengat dengan warna sayap putih polos diidentifikasi sebagai Arctornis sp. Berdasarkan pada sifat serangan yang agresif dan massif timbul kekhawatiran akan timbulnya serangan ulat bulu tersebut pada tanaman pangan. Kekhawatiran tersebut dikarenakan beberapa spesies dari family Lymantriidae seperti Euproctis xanthorrhoea Kollar merupakan hama tanaman padi di India, Dasychira mendosa bersifat polifag pada banyak jenis tanaman ekonomis di Indonesia atau Psalis pennatula Fabricius adalah hama tanaman graminae di daerah Indo-Australian tropika. Oleh karena itu penting dilakukan penelitian tentang identifikasi ulat bulu yang menyerang tanaman mangga di Probolinggo Jawa Timur. Identifikasi awal yang benar akan mempermudah upaya penyusunan strategi pengendaliannya, khususnya pendekatan ekologinya. Tulisan ini melaporkan identifikasi spesies ulat bulu yang menyerang tanaman mangga di Probolinggo. METODOLOGI Penelitian dilakukan di kabupaten Probolinggo pada tgl 8 April 2011 menggunakan metode transex, pengambilan contoh tanaman secara disengaja dilakukan secara gradual dengan jarak antar lokasi pengamatan sejauh 0,5-1 km. Pada setiap lokasi terpilih dilakukan pengamatan terhadap habitat, komposisi stadia, jenis ulat, pola dan warna sayap ngengat (kupu-kupu), tanaman inang dan tingkat kerusakan tanaman mangga. Identifikasi spesies berdasarkan pada pola warna stadia ngengat betina ulat, bentuk kepompong dan larva. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang dilakukan di tiga lokasi terserang berat ulat bulu, yaitu: desa Banjarsawah kec Tegal Siwalan, desa Tanjungrejo, kec Bantaran, dan desa Sumber Kedawung kec Leces, serta di desa Muneng Kidul kec Sumberasih Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa terdapat tiga jenis ulat bulu yang ditemukan dan menyerang tanaman mangga (Tabel 1). Tabel 1. Spesies ulat bulu yang menyerang tanaman mangga di Probolinggo dan tingkat serangannya. Lokasi Desa Banjarsawah Spesies Ulat Bulu Arctornis sp., Lymantria marginalis, Tingkat Serangan Ringan-berat L. atemeles Desa Tanjungrejo Arctornis sp., Lymantria marginalis Ringan-berat L. atemeles Desa Sumber Kedawung Arctornis sp., Lymantria marginalis Ringan-berat Desa Muneng Kidul Arctornis sp., Lymantria marginalis dan Dasychira inclus a Ringan-berat Keempat jenis ulat bulu tersebut memiliki penciri morfologi berbeda (Gambar 1 dan 2). Lymantria marginalis memiliki penanda berlian di punggung bagian tengah sedangkan Arctornis sp, letak tanda berlian berada di dekat bagian ekor larva dengan satu antena Gambar 1. Tiga spesies ulat bulu pada tanaman mangga di Probolinggo Jawa Timur, Dasychira inclusa, Lymantria marginalis dan Arctornis sp. Gambar 2. Tiga spesies ulat bulu yang menyerang tanaman mangga di Kabupaten Probolinggo, yaitu Dasychira inclusa, Lymantria marginalis dan Arctornis sp. Persentase tanaman mangga terserang ulat bulu berkisar antara 10-30% dari keseluruhan tanaman mangga yang diamati, namun pada tanaman mangga terserang berat kondisi tanaman merangas karena hampir semua daun telah dimakan oleh ulat bulu. Pada tanaman yang terserang ringan hingga sedang stadia serangga sebagian besar telah memasuki masa berpupa di daun dan batang tanaman mangga. Serangan ringan atau tidak terserangnya tanaman mangga lainnya adalah akibat serangga telah melewati stadia herbivoranya, yakni stadia larva 1-6. Stadia larva yang merusak berat adalah larva 1-4, sedangkan stadia 5-6 serangga cenderung menetap untuk persiapan menuju stadia pra pupa. Apabila tanaman mangga terserang berat dan hampir seluruh daun telah dimakan, maka ulat bergerak baik dengan menggunakan benang pintal sebagai ayunan atau merayap menuju tanaman lain di sekitarnya seperti nangka, sirsat, cheri, pisang bahkan ke dinding bamboo dan tembok rumah untuk selanjutnya melanjutnya periode pupanisasi di daun (Gambar 3). Gambar 3. Ulat bulu Arctornis sp. berkepompong pada tanaman nangka, sirsat, daun (?) dan juga di dinding rumah yang terbuat dari bambu. Ngengat Lymantria sp. dan Arctornis sp. berbeda berdasarkan pada morfologi warna dan bentuk sayap (Gambar 4 dan 5). Berdasarkan perbedaan morfologi sayap diidentifikasi bahwa ngengat dengan warna putih polos dengan warna abdomen hijau adalah Arctornis sp. dan yang pola warna berbatik adalah Lymantria marginalis. Pola warna sayap L. marginalis serupa dengan L. marginata yang telah dilaporkan sebelumnya oleh peneliti IPB. Namun pengamatan lebih detail pada pola batik dan warna menunjukkan bahwa spesies yang menyerang tanaman mangga di probolinggo adalah L. marginalis (Gambar 6) dan bukan L. atemeles seperti yang dilaporkan oleh peneliti UGM. Gambar 4. Ngengat ulat bulu Arctornis sp. dan Lymantria marginalis yang menyerang tanaman mangga di Probolinggo Jawa Timur Gambar 5. Pola dan warna sayap ngengat Arctornis sp. Gambar 6. Kemiripan pola dan warna pada bagian sayap Lymantria marginalis dengan Lymantria marginata dan Lymantria atemeles Berdasarkan pada pengamatan lapang menunjukkan bahwa L. marginalis Walker lebih menyukai permukaan tanaman yang kasar seperti bagian batang tanaman mangga (Gambar 7) untuk berlindung setelah makan daun mangga. L. marginalis juga menyukai bagian batang untuk tempat berpupa, sedangkan Arctornis sp. lebih menyukai habitat daun mangga baik untuk tempat makan, berlindung dan tempat berpupa. Petani setempat menuturkan bahwa Arctornis sp. pada pk 09-12.00 dengan mmenggunakan benang pintal turun ke bagian bawah tanaman untuk berlindung dan sekitar pk. 16.00 kembali merayap naik ke bagian atas tanaman untuk memakan daun mangga. Gambar 7. Habitat ulat bulu Lymantria marginalis berupa permukaan tanaman yang kasar seperti retakan kulit batang bagian bawah (± 0-2 m di atas permukaan tanah). A. Stadia larva dan B. Stadia pupa. Tingkat serangan ketiga jenis ulat bulu pada tanaman mangga di Probolinggo bervariasi dari ringan hingga berat (Gambar 8). Gejala serangan D. inclusa tampak pada daun mangga yang tua dan muda, tanaman yang terserang tinggal tulang daun dengan kerusakan >10% dan pada siang hari larva bersembunyi di balik daun. Gejala serangan L. marginalis dan Arctornis sp. berbeda dengan serangan D. inclusa dan tingkat serangannya, terutama Arctornis sp. berkisar antara 30-100%. Pada tanaman terserang berat semua daun telah dimakan oleh ulat bulu sedangkan pada tanaman yang terserang sedang hanya sebagian daun yang dimakan. Serangan ketiga jenis ulat berdasarkan pada lokasi bersifat sporadis dan acak, ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya tingkat serangan bergantung pada migrasi awal ngengat. Pada satu areal yang berdekatan tidak semua tanaman terserang berat. Tanaman yang terserang berat telah bersemi dan populasi ngengat rendah. Gambar 8. Serangan ulat bulu, Arctornis sp dan L. marginalis pada tanaman mangga di Probolinggo Jawa Timur Jumlah spesies yang tercakup dalam family Lymantriidae ada 2.160 spesies. Spesies Lymantria yang terdapat di Asia dan juga telah dilaporkan ada di Indonesia adalah: Lymantria marginata, Lymantria chroma, dan Lymantria lepcha. Toxopeus (1948) mencatat bahwa ulat bulu yang mirip dengan L. marginata di Jawa mempunyai dua pola warna yaitu putih dan abuabu dengan morfologi genitalik yang sama. Betina berwarna putih disebut Lymantria beatrix (t. loc.Java) dan yang berwarna abu-abu disebut Lymantria ganaha (t. loc. Sumatra) dan pemunculannya terbukti bergantung pada musim. Berdasarkan informasi tersebut spesies L. marginalis belum pernah dilaporkan keberadaannya di Indonesia. Strain Lymantria sp yang terdapat di Asia memiliki tanaman inang lebih dari 500 spesies tanaman (USDA APHIS and Forest Service, 2000). Ngengat betina mampu terbang hingga 40 mil (USDA Forest Service, 1991) atau memiliki akselerasi penyebaran dan kolonisasi tinggi saat bermigrasi pasca pupanisasi untuk memperoleh sumber nectar sebagai pakannya. Spesies L. beatrix dan L. marginata sering ditemukan menyerang tanaman mangga (Anacardiaceae), dan juga family Bombaceae dan Punicaceae. Hasil pengamatan di Probolinggo menunjukkan bahwa L. marginalis hanya menyerang tanaman mangga. KIsaran geografi spesies ini adalah JAwa dan Sumatera. Habitat yang disukai dari dataran rendah hingga ketinggian 1760 dpl. Stadia larva dilaporkan makan daun Eucalyptus (Myrtaceae) dan Shorea (Dipterocarpaceae). Pendapat sebelumnya yang menduga ulat berasal dari tanaman dataran tinggi atau hutan tidak terbukti karena spesies Lymantria yang dilaporkan menyerang tanaman hutan di Indonesia adalah Lymantria lepcha Moore (FAO, 2007). Kisaran tanaman inang D. inclusa cukup lebar, termasuk di antaranya adalah Annona (Annonaceae); Averrhoa (Averrhoaceae); Durio (Bombacaceae); Shorea (Dipterocarpaceae); Ricinus (Euphorbiaceae); Leea (Leeaceae); Pelargonium (Geraniaceae); Acacia, Arachis, Crotalaria, Derris, Erythrina, Mucuna (Leguminosae); Ficus (Moraceae); Musa (Musaceae); Calyptranthes, Eugenia (Myrtaceae); Rosa (Rosaceae); Citrus (Rutaceae); Theobroma (Sterculiaceae); Muntingia (Tiliaceae); Congea (Verbenaceae). Tanaman kacang tanah yang tergolong genus Arachis adalah salah satu tanaman pangan kacang-kacangan yang dapat diserang oleh D. inclusa. Hasil pengamatan hanya menunjukkan bahwa Arctornis sp. hanya makan daun mangga. Jenis tanaman lainnya terutama tanaman pohon hanya digunakan sebagai media berpupa. Analisis ekosistem setempat menunjukkan bahwa musuh alami khususnya predator generalis masih dijumpai di dan sekitar lokasi serangan ulat bulu. Potensi cendawan entomopatogenik Beauveria dan Metharizium sp. perlu dipertimbangkan karena di lokasi telah diketahui sebagian dari pupa Arctornis sp. terinfeksi dan mati. Pada 4-5 hari kedepan diperkirakan ngengat-ngengat baru yang keluar dari pupa akan memiliki potensi tinggi dan tingkat peneluran yang juga tinggi mengingat sebagian dari tanaman mangga sedang berbunga (penyedia pakan ngengat berupa nectar dari bunga) dan banyaknya tanaman pohon yang juga menjadi penyedia pakan ngengat. Sebagian besar tanaman mangga bekas terserang telah bersemi dan dikhawatirkan apabila terjadi sinkronisasi waktu peneluran dengan tersedianya daun-daun mangga akan memungkinkan terjadinya infestasi dan serangan kedua dari ulat bulu, terutama Arctornis sp dan L. marginalis. Prediksi tersebut dapat meleset apabila curah hujan masih cukup tinggi di ekosistem setempat. Kondisi hujan dan lembab menjadikan sebagian dari pupa rentan terinfeksi cendawan entomopatogenik atau mati karena kelembaban tinggi. Analisis ekosistem juga menyatakan bahwa Arctornis sp. dan L. marginalis hanya menyerang dan makan daun mangga, sehingga tidak perlu adanya kekhawatiran akan timbulnya serangan baru pada tanaman pangan, khususnya kacang-kacangan dan umbiumbian. Upaya pengendalian yang mungkin dilakukan untuk menekan invasi ulat bulu adalah: 1. Mengembalikan pola bertanam jenis campur berbagai varietas mangga karena manalagisasi cenderung membentuk pola tanam monokultur dengan tingkat keragaman genetik sempit sehingga memudahkan adaptasi serangga yang sebelumnya bukan hama menjadi hama dan bersifat ledakan. 2. Meningkatkan peran musuh alami sebagai penyeimbang ekologi dengan cara mengurangi/menekan penggunaan pestisida kimia. Aplikasi insektisida kimia dieliminir dengan cara perlakuan pada bagian batang bawah, karena ngengat menyukai meletakkan telur di bagian tanaman dengan permukaan kasar. 3. Pemanfaatan patogen serangga baik dari kelompok virus (Nuclear polyhedrosis virus/NPV), bakteri (Bacillus thuringiensis), cendawan (Beauveria bassiana dan Metharizium sp.), dan nematode (Steinernema carpocapsae). Peluang pemanfaatan NPV cukup besar karena saat ini mulai muncul larva stadia 1-3 yang masih rentan terhadap polyhedral NPV. KESIMPULAN 1. Tiga jenis ulat bulu yang menyerang tanaman mangga di Probolinggo adalah Lymantria marginalis, Dasychira inclusa dan Arctornis sp. dan yang menyebabkan serangan massif dan invasif adalah Arctornis sp. 2. Ketiga jenis ulat bulu tersebut tidak menyerang tanaman pangan, L. marginalis dan Arctornis sp. hanya menyerang mangga, sedangkan D. inclusa selain mangga juga menyerang tanaman pohon. 3. Ledakan susulan Arctornis sp. dan Lymantria marginalis perlu diwaspadai untuk menghindari kematian tanaman mangga, walaupun periode kritis sudah terlewati dan migrasi kupu atau ngengat bergerak ke arah tersedianya nectar sebagai pakan ngengat.