BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian Kualitatif, pengertian dari penelitian kualitatif itu sendiri adalah: “Metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. Tujuan dari metodologi ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.” Dedy Mulyana dalam buku Metode Penelitian Komunikasi, memberikan definisi sederhana mengenai penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurutnya adalah penelitian yang bersifat interpretif atau menggunakan penafsiran yang melibatkan banyak metode dalam menelaah masalah penelitiannya. (Dedy Mulyana, 2007: 5) Dengan jenis metodelogi penelitian kualitatif seperti apa yang sudah dijelaskan diatas dapat membantu untuk memenuhi data-data yang di perlukan dalam penelitian ini. 29 30 3.2 Tipe/Jenis Penelitian. Tipe atau jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Deskriptif-Kualitatif dimana penelitian ini akan melakukan sejumlah wawancara mendalam kepada pihak internal perusahaan Gen FM untuk mendapatkan berbagai informasi terkait dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Riset kualitatif menurut Catherine Marshal didefinisikan sebagai: “Suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia” (Sarwono,2006:193). Ardianto (2011:60) menyatakan bahwa “Metode Deskriptif-Kualitatif menitik beratkan pada observasi dan suasana ilmiah, dimana peneliti terjun langsung kelapangan dan bertindak sebagai pengamat.” Obyek penelitian merupakan orangorang yang terlibat didalam perencanaan serta pelaksanaan program Semangat Pagi. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu dengan wawancara dan observasi berdasarkan data dan dokumentasi yang terdapat dipihak internal perusahaan. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dari pelaksanaan proses penanyangan program Semangat Pagi melalui pihak internal Stasiun Radio Gen FM. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Kasus. Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data. (Rachmat Kriyantono, 2007:65). Maka dari itu pada metode riset studi kasus diperlukan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, rekaman, serta bukti-bukti lainnya untuk memenuhi kebutuhan penelitian. 31 Menurut Mulyana (2001: 201) studi kasus periset berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar variable mengenai suatu kasus-kasus. Dengan mempelajari semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian, periset bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. (Rachmat Kriyantono, 2007:66). Cirri-ciri Studi kasus: a) Pertikularistik: Artinya studi kasus terfokus pada situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu. b) Desktiptif: Hasil akhir metode ini adalah deskripsi detail dari topic yang diteliti. c) Heuristik: Metode studi kasus membantu khalayak memahami apa yang sedang diteliti. Interpretasi baru, perspektif baru, makna baru merupakan tujuan dari studi kasus. d) Induktif: Studi kasus berangkat dari fakta-fakta dilapangan, kemudian menyimpulkan ke dalam tataran konsep atau teori. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan Data dipergunakan untuk mengumpulkan data dilapangan dalam rangka menjawab Fokus penelitian , maka metode pengumpulan data yang dipergunakaan adalah sebagai berikut: 3.4.1 Observasi Kegiatan observasi merupakan suatu kegiatan yang setiap saat kita lakukan dikehidupan kita sehari-hari, kita seringkali mengamati banyak objek disekitar kita. Kegiatan observasi ini dilakukan guna untuk mengamati serta memahami suatu objek, dengan kita melakukan observasi terlebih dahulu maka kita akan secara langsung dapat mengetahui mengenai objek tersebut. Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari namun didalam suatu penelitian 32 atau didalam menuentukan sebuah riset tekhnik pengumpulan data observasi seringkali dipergunakan. Jenis tekhnik pengumpulan data observasi ini memiliki 2 jenis yaitu: Observasi Partisipan, yang pengertiannya adalah periset ikut berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti. Jenis yang kedua yaitu Observasi Nonpartisipan, yaitu observasi dimana periset adalah anggota dari kelompok yang akan diteliti. Tetapi tidak semua observasi bisa disebut sebagai suatu metode dalam riset. Karena metode pengumpulan data melalui observasi memerlukan syarat-syarat tertentu agar bermanfaat bagi kegiatan riset. Suatu kegiatan observasi baru bisa dimasukkan sebagai kegiatan pengumpulan data penelitian bila memenuhi syarat sebagai berikut: (Nazir, 1985: 234). • Observasi digunakan dalam riset dan telah direncanakan secara sistematik. • Observasi harus berkaitan dengan tujuan riset yang telah ditetapkan. • Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu yang hanya menarik perhatian. • Observasi dapat dicek dan dikontrol mengenai validitas dan realibitasnya. Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis observasi partisipan, dimana periset ikut serta atau ikut berpartisipasi dalam proses penanyang program semangat pagi. 3.4.2 Wawancara Wawancara atau interview adalah “suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi, atau dapat diartikan sebagai suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan Tanya jawab antara peneliti dengan obyek yang diteliti. Dalam metode ini kreatifitas pewawancara sangat diperlukan karena dapat dikatakan bahwa hasil interview yang diteliti banyak bergantung pada kemampuan penyelidik untuk mencari jawaban, mencatat dan menafsirkan setiap jawaban. Wawancara dilakukan dengan cara percakapan yang memiliki maksud 33 tertentu untuk memperoleh informasi dari teori wawancara atau pertanyaan apa yang ingin ditanyakan dalam proses wawancara tersebut.. Singarimbun (1995:93) memberikan gambaran tentang beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan wawancara, yaitu pertama: situasi wawancara yang meliputi tempat, waktu, kehadiran orang lain, dan sikap masyarakat. Kedua: responden, yang mencakup karateristik sosial, kemampuan menangkap pertanyaan, kemampuan menjawab pertanyaan. Ketiga, isi wawancara, yang mencakup: peka untuk ditanyakan, sukar untuk ditanyakan, sumber kekhawatiran. Keempa adalah pewawancara: karakteristik social, ketrampilan berwawancara, motivasi, dan rasa aman. (Rachmat Kriyantono, 2006:106). Untuk memenuhi hasil dari penelitian, tekhnik pengumpulan data yang akan digunakan salah satunya adalah wawancara mendalam yang akan dilakukan atau ditujukan kepada pihak internal perusahaan. Dan isi dari wawancara yang akan dilakukan adalah seputar kegiatan komunikasi yang terjadi didalam proses pkegiatan program “Semangat Pagi”. Beberapa macam wawancara diantaranya, yaitu wawancara terstuktur, semiterstuktur dan tidak terstuktur. Tabel 3.1 Perbedaan Wawancara Dan Observasi Dimensi Waktu Wawancara • Masa lampau (past) • Sekarang (present) Observasi • Sekarang (present) • Sedang berlangsung (in progress) 34 • Jenis Data • Sikap Tindakan/perilaku (actions/behaviors) • Motivasi • Pernyataan • Interaksi & percakapan (interaction & conversation) Metode • Bertanya (asking) • Mengamati (seeing) • Mendengar • Mendengarkan (hearing) • (hearing) Memeriksa (probing) Sumber: Berger, 2000: 113 (Rachmat Kriyantono, 2006: 104). 3.4.3 Narasumber Dalam penelitian ini akan menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan kandidat yang dijadikan sebagai informan atau narasumber untuk diwawancarai. Menurut Ted Palys (Palys, 2008), terdapat beberapa jenis purposive sampling, dan pemilihan narasumber dalam oenelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana yang dijelaskan oleh (Sugiono,2010:219) bahwa teknik sampling purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap palih tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang akan diteliti. 35 Wawancara dilakukan terhadap orang orang yang dianggap sebagai narasumber yang mengetahui informasi dan terkait langsung (pelaksana) maupun tidak langsung (target komunikasi) dalam kegiatan komunikasi pada proses penanyangan program “Semangat Pagi” Di Stasiun Radio Gen FM. Sebuah wawancara tidak mudah dilakukan karena narasumber tidak selalu bersedia dan berkenan untuk meluangkan waktunya dari kesibukannya untuk diwawancarai. Hal ini dipahami karena para narasumber adalah orangorang yang memiliki banyak sekali kesibukan sehari-hari. Dalam menentukan narasumber dipilih satu key informan dan tiga informan yang berbeda. Daftar nama narasumber internal Stasiun Radio Gen FM: 1. Program Director Stasiun Radio Gen FM Ibu Christie Augusta. 2. Produser Program Semangat Pagi Diaz Danar Pratama 3. Penyiar Program Semangat Pagi 1 TJ. 4. Penyiar Program Semangat Pagi 2 Kemal. 3.5 Teknik Analisis Data Tekhik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tekhnik analisis data yang dikenal sebagai Model Miles Dan Huberman. Dikutip dari buku “Metode Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif” karya Ardianto, menurut Miles dan Huberman ada 3 (tiga) jenis kegiatan dalam analisis data, diantaranya: (Ardianto, 2010: 233). 1. Reduksi data Reduksi data perlu untuk menyeleksi, penfokusan, simplifikasi, pengabstraksian dan transformasi data mentah yang telah ditulis dalam catatan lapangan. Bukannya asal membuang data yang tidak diperlukan, melainkan upaya yang dilakukan oleh peneliti selama analisis data dilakukan dan merupakan langkah yang tak terpisahkan dari analisis data. 36 Tahap reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan dan meringkas data. Pada tahap kedua, peneliti menyusun 'kode-kode' dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompokkelompok dan pola-pola data. Catatan yang dimaksud di sini adalah gagasangagasan atau ugkapan yang mengarah pada teorisasi berkenaan dengan data yang ditemui. Catatan mengenai data atau gejala tertentu dapat dibuat sepanjang satu kalimat, satu paragraf atau mungkin beberapa paragraf. Kemudian pada tahap terakhir dari reduksi data, peneliti menyusun rancangan konsep-konsep (mengupayakan konseptualisasi) serta penjelasan-penjelasan berkenaan dengan tema, pola, atau kelompok-kelompok data bersangkutan. Dalam tahap pengumpulan data, peneliti pasti akan mendapatkan data yang sangat sulit untuk diidentifikasikan pola serta temanya, atau mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga data-data bersangkutan terpaksa harus disimpan (direduksi) dan tidak diikutsertakan dalam analisis. 2. Penyajian data (data display) Melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data pada umumnya diyakini sangat membantu proses analisis. Dalam hubungan ini, data yang tersaji berupa kelompok-kelompok atau gugusan-gugusan yang kemudian saling dikaitkaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. Transkrip hasil wawancara dibedah berdasarkan inti-intinya dan di kroscek dengan catatan peneliti saat wawancara yang menangkap poin-poin penting yang disebutkan narasumber. 37 3. Penarikan & Pengujian Kesimpulan (drawing and verifying conclusions) Peneliti pada dasarnya mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Kesimpulan final tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa peneliti menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. Kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat masih harus dipertajam, bahkan direvisi. Reduksi data digunakan dengan cara mengumpulkan dan memfokuskan kepada data-data penting yang berkaitan dengan tema penelitian. Kemudian menyusun kumpulan informasi tersebut dengan mengkelompokkan dan menjadikannya sebuah narasi. Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah menarik kesimpulan yang sesuai dengan alur yang diinginkan. 3.6 Teknik Keabsahan Data Keabsahan data dalam sebuah penelitian merupakan hal sangat vital dan sangat perlu diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan jika dalam sebuah penelitian data yang terkumpul tidak valid, maka akan menghasilkan kesimpulan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Validitas (validity) data dalam penelitian komunikasi kualitatif lebih merujuk kepada sejauh mana data yang diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti. Relibilitas berkenaan dengan tingkat konsistensi hasil dari penggunaan cara pengumpulan data. Menurut Kriyantono (2006:72) analisis triangulasi adalah menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia. Pada penelitian ini, data-data yang diperoleh dianalisa dengan metode triangulasi. Triangulasi berupa pengumpulan data yang lebih dari satu sumber, yang menunjukkan informasi yang sama. Triangulasi adalah melihat suatu realitas dari berbagai sudut pandang atau perspektif, dari berbagai segi sehingga kredibel dan akurat. Teknik tringulasi lebih jauh lagi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu 38 triangulasi sumber, triangulasi waktu, triangulasi teori, triangulasi periset (pengumpul data) dan triangulasi metode. Pada penelitian ini, digunakan teknik triangulasi sebagai berikut: 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber merupakan pengujian keabsahan data dengan mencari sumber lain untuk mendukung dan membuktikan bahwa data tersebut benar. Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda (Rahmat Kriyanto,2006:72). Triangulasi sumber dilakukan dengan membandingkan data yang diperoleh dari pihak internal PT Radio Attahiriyah Gen FM. 2. Triangulasi Waktu Triangulasi wakttu berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia (Rahmat Kriyantono, 2006:72). Karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu, dan karena itu periset perlu mengadakan observaasi tidak hanya satu kali saja. 3. Triangulasi Teori Triangulasi teori memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komprehensif. 4. Triangulasi Periset Triangulasi periset menurut kriyantono adalah triangulasi yang menggunakan lebih dari satu periset dalam observasi atau wawancara (Rahmat Krriyantono,2006:72). Hal itu dikarenakan pada masing-masing periset mempunyai gaya, sikap dan persepsi yang berbeda dalam mengamati fenomena. Oleh sebab itu hasil pengamatannya dapat berbeda meski fenomenanya sama.pengamatan dan wawancara dengan menggunakan dua periset akan membuat data lebih abasah. Sebelumnya, ti perlu mengadakan 39 kesepakatan dalam menentukan kriteria atau acuan pengamatan dan wawancara. Kemudia barulah hasil pengamatan masing-masi ditemukan 5. Triangulasi Metode Triangulasi metode menunjuk pada upaya peneliti membandingkan temuan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode tertentu dengan data yang diperoleh menggunakan metode yang lain. Usaha mengecek keabsahan data atau mengecek keabsahan temuan riset (Rahmat Kriyantono, 2006:73) Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam metode pengumpulan data (observasi, wawancara, studi dokumentasi, dsb). Sesuai dengan uraian pada bagian sebelumnya, didalam penelitian ini akan menempuh beberapa metode untuk mengumpulkan data, yaitu dengan wawancara, pengamatan langsung dan studi dokumentasi. Bachri mengutip apa yang dikatakan oleh Wiliam Wiersma dalam buku Sugiono tahun 2007 halaman 372 bahwa “Triangulation is qualitative cross-validation. It assesses the suffiency of the data according to the convergence of multiple data source or multiple data collection procedures” yang diartikan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, sehingga triangulasi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yakni triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu. (2010:55-56) Berkaitan dengan penelitian ini maka tekhnik keabsahan data atau validitas data menggunakan teknik validasi dengan memanfaatkan jenis triangulasi sumber. Triangulasi sumber berarti membandingkan mencek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. (Bachri, 2010:56) 40