REDEFINISI DIRECT COST DAN INDIRECT COST PADA BADAN USAHA YANG BERBASIS INTERNET PENDAHULUAN Manajemen biaya(cost management) adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam keberhasilan suatu badan usaha. Cost object adalah sesuatu yang ingin diukur biayanya. Sesuatu itu bisa berupa produk, jasa, program, aktivitas, proyek, departemen atau divisi dan sebagainya. Dengan demikian pembebanan biaya yang akurat akan menghasilkan pengukuran profitabilitas yang tepat pula ataupun seringkali menjadi penentu utama pada penentuan harga jual terutama pada badan usaha yang price maker. Pembebanan biaya ke obyek biaya pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu yang mudah ditelusuri dan yang tidak mudah ditelusuri atau sekalipun dapat ditelusuri tetapi tidaklah dengan cara yang ekonomis. Karena adanya klasifikasi sifat penelusuran ini maka biaya dapat pula digolongkan menjadi dua golongan yaitu: 1. Biaya Langsung (Direct Cost) Direct Cost adalah biaya yang mudah ditelusuri ke cost object. Bila cost objetc-nya suatu produk, sebagai contoh adalah meja tulis, maka kayu merupakan direct cost terhadap cost object meja tulis karena kayu dengan mudah dapat ditelusuri pemakaiannya ke meja. Dengan kata lain dapat dengan mudah dihitung berapa kebutuhan meja akan kayu. Pembebanan direct cost ke cost object disebut tracing. 2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) Indirect Cost adalah biaya yang tidak mudah ditelusuri ke cost object sekalipun dapat ditelusuri tapi dengan cara yang tidak ekonomis. Bila cost object-nya meja maka biaya listrik yang dipakai untuk penerangan merupakan indirect cost terhadap cost object meja karena berapa penerangan yang diserap oleh meja sulitlah untuk diukur. Pembebanan indirect cost ke cost object disebut allocation. Dengan melihat karateristik dari kedua biaya tadi maka dunia bisnis akan berusaha sedapat mungkin untuk menjadikan biayanya menjadi direct cost? karena semakin banyak direct cost semakin akuratlah pengukuran biaya dan sebaliknya.? Dan untuk mencapai hal ini dunia bisnis seringkali menggunakan teknologi. Pada industri mobil pada jaman dahulu pemakaian mur dan baut diklasifikasikan sebagai indirect cost karena badan usaha membeli dalam bentuk krat atau peti ataupun kilo dan sulitlah untuk menghitung jumlah baut atau mur dalam peti tersebut dan jumlah mur atau baut yang dipakai untuk mobil. Walaupun seharusnya pemakaian mur atau baut bisa ditelusuri? ke mobil yang dirakit tapi hal ini akan memakan banyak waktu dan administrasi sehingga pada akhirnya badan usaha akan mengklasifikasikan biaya pemakaian mur dan baut ini sebagai indirect cost. Tetapi dengan kemajuan teknologi hal ini bisa dirubah menjadi direct cost dengan cara mur-baut yang diperlukan dimasukkan ke dalam suatu kantong dan diberi barcode sehingga bila mur-baut tersebut akan dipakai tinggal mendekatkan pada barcode reader dan sistem akan memasukkannya langsung sebagai beban ke mobil yang sedang dirakit. Hal-hal ini akan membuat perhitungan biaya menjadi semakin akurat yang pada akhirnya akan membawa dampak yang sangat besar di dalam pengambilan putusan. PERKEMBANGAN INTERNET Perkembangan Internet sangatlah pesat dan bisa dikatakan bahwa perkembangan atau ledakan yang terbesar di dalam dekade ini adalah Internet. Dengan adanya Internet, layanan bisa dilakukan dalam 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu, dan dapat dilakukan di mana saja tanpa mengenal batasan geografis atau fisik.? Dengan kata lain dengan Internet maka bisnispun bisa dilakukan kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja. Dan yang lebih mengejutkan lagi semua itu bisa dilakukan dengan biaya yang lebih murah dan lebih cepat. Hal inilah yang menyebabkan lahirlah jenis bisnis baru yang kemudian dikenal dengan e-commerce. Banyak model bisnis yang bisa dipilih di dalam e-commerce. Kebanyakan bisnis model ini dapat diklasifikasikan menjadi: 1. Business-to-Business(B2B) Badan usaha jenis ini menggunakan Internet untuk menghasilkan pendapatannya dengan bertransaksi dengan badan usaha lain. 2. Business-to-Customer(B2C) Badan usaha jenis ini biasanya berbentuk retailer atau pengecer dimana badan usaha menghasilkan pendapatannya dengan menjual langsung ke konsumen. Contoh badan usaha jenis ini adalah Amazon.com 3. Business-to-Government(B2G) Badan usaha jenis ini menggunakan Internet untuk menghasilkan pendapatannya dan pelanggan utamanya adalah pemerintah. 4. Customer-to-Customer(C2C) Badan usaha jenis ini memfasilitasi perdagangan langsung antara konsumen dengan konsumen lainnya. Contoh badan usaha jenis ini adalah Ebay.com, classified2000.com. Masa depan e-commerce nampaknya akan semakin mewabah dan semakin kokoh, hal ini bisa dibuktikan oleh survei yang dilakukan oleh Forrester Research Institute pada tahun 1996 yang memprediksikan penjualan di Internet akan bisa mencapai US$20.000.000.000 untuk B2C dan US$3.000.000.000.000 untuk B2B, suatu jumlah yang fantastis terutama bila dibandingkan dengan penjualan di Internet pada tahun 1996 yang hanya mencapai US$518.000.000. Direct Cost dan Indirect Cost pada Badan Usaha yang Tidak Berbasis Internet atau Tradisional (non e-commerce) Pada badan usaha yang tidak berbasis Internet umumnya pusat cost object adalah produk, dengan demikian suatu cost akan diklasifikasikan sebagai direct atau indirect cost dengan berbasis pada produk semata. Bahan baku dan tenaga kerja langsung pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai direct cost dan biaya overhead seperti penyusutan bangunan, biaya listrik, gaji manajer produksi dan lainnya akan diklasifikasikan sebagai indirect cost karena memang sulit untuk ditelusuri pemakaian biaya-biaya ini untuk tiap produk. Direct Cost dan Indirect Cost pada Badan Usaha yang Berbasis Internet (e-commerce) Seperti telah diuraikan di atas dengan adanya e-commerce maka transaksi bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan di mana saja. Hal ini menyebabkan biaya pencarian supplier mendekati atau bahkan nol. Pelanggan tidak perlu menghabiskan biaya perjalanan ataupun waktu hanya untuk mencari atau menemui supplier yang cocok bagi dirinya ataupun supplier yang termurah karena Internet telah menyediakan semua informasi ini dengan berlimpah. Dan hal ini juga akan menekan supplier karena mereka beroperasi dalam kondisi persaingan yang sangat ketat atau bisa dikatakan persaingan murni. Dengan demikian persaingan di bidang harga atau memelihara pelanggan setia saja tidak lagi menarik. Untuk tetap hidup dalam persaingan yang ketat ini nampaknya kualitas layanan pelanggan (customer service) memegang peranan yang sangat penting. Badan usaha yang mempunyai layanan pelanggan dan pengumpulan data pelanggan yang terbaiklah yang akan tetap hidup dan bahkan berkembang dengan pesatnya. Dengan demikian maka badan usaha ecommerce haruslah mendedikasikan dirinya untuk pelanggan dengan menciptakan kondisi transaksi elektronis yang aman, mudah, cepat dan dengan biaya yang amat minimum. Dengan kata lain mau tidak mau maka badan usaha haruslah menjadikan pelanggan sebagai cost objectnya disamping produknya, atau suka tidak suka pergeseran cost object haruslah diterima oleh badan usaha yang berbasis Internet. Badan usaha yang berbasis Internet tidak akan tergantung pada banyaknya infrastruktur fisik seperti gedung, kantor dan sebagainya, dengan demikian biaya produk akan bisa ditekan dan digeser ke layanan pelanggan dan bila hal ini terjadi maka cost object pelanggan akan menjadi semakin penting. Telah diuraikan pula di atas bahwa direct atau indirect-nya suatu biaya akanlah ditentukan oleh cost object-nya. Maka dengan adanya pergeseran cost object yang terjadi pada badan usaha yang berbasis Internet maka redefinisi direct cost dan indirect cost haruslah dilakukan. Pada badan usaha yang mempunyai cost object pelanggan maka segala biaya yang mudah ditelusuri ke pelanggan akan diklasifikasikan sebagai direct cost dan yang tak mudah ditelusuri akan diklasifikasikan sebagai indirect cost. Biaya produk yang tadinya merupakan cost object akan menjadi direct cost bagi cost object pelanggan karena dengan mudah dapat ditelusuri berapa produk yang diambil oleh pelanggan. Demikian pula biaya iklan atau advertising yang semula diklasifikasikan sebagai indirect cost pada cost object produk akan sangatlah mungkin diklasifikasikan sebagai direct cost ke pelanggan. Redefinisi ini akan sangat penting untuk badan usaha yang berbasis Internet untuk dapat selalu meng-update informasinya untuk pengambilan putusan. Biaya-biaya barupun muncul dengan adanya e-commerce seperti biaya tracking pengiriman produk yang dapat menambah kepuasan pelanggan karena pelanggan dapat mengetahui status pengiriman barangnya dan inipun butuh pengklasifikasian direct dan indirect-nya dengan lebih jelas. Biaya update web dan sebagainya merupakan biaya-biaya baru yang muncul dalam ecommerce yang membutuhkan pertimbangan dalam pengklasifiksiannya. Dengan demikian dapatlah dilihat bahwa redifinisi direct dan indirect cost dalam suatu badan usaha yang berbasis Internet adalah mutlak diperlukan untuk bisa menyajikan informasi yang lebih akurat dan lebih menunjang pengambilan putusan. SIMPULAN Pembebanan biaya ke cost object merupakan kunci keberhasilan manajemen biaya dan kunci keberhasilan pembebanan biaya adalah pengklasifikasian direct cost dan indirect cost. Tolok ukur pengklasifikasian direct dan indirect cost ditentukan oleh cost object. Dengan demikian bila cost object mengalami pergeseran ataupun penggantian maka redefinisi direct dan indirect cost haruslah dilakukan. Oleh karena harga bukanlah lagi competitive advantage pada kondisi persaingan bebas atau bahkan persaingan murni seperti yang dialami oleh badan usaha berbasis Internet, layanan terhadap pelangganlah yang akan menentukan hidup tidaknya badan usaha tersebut. Dengan demikian mau tidak mau badan usaha yang berbasis Internet haruslah menjadikan pelanggan sebagai sentral, dengan kata lain badan usaha harus juga menjadikan pelanggan sebagai cost object dalam badan usahanya. Dengan adanya penambahan atau pergeseran cost object dari produk ke pelanggan maka redefinisi direct atau indirect cost akan diperlukan untuk bisa tetap menyajikan informasi yang akurat yang sangat diperlukan di dalam pengambilan putusan. DAFTAR PUSTAKA Efraim Turban et al, Electronic Commerce: A Managerial Perspective, New Jersey, Prentice Hall Hansen, Mowen, 2001, Management Accounting, 5th Edition, South-Western College Publishing, Cincinnati, Ohio?? Horngren, Foster, Datar, 2000, Cost Accounting, 10th, South-Western College Publishing, Cincinnati, Ohio??? R.J. Cloud, August 2000, Supply Chain Management: New Role for Finance Professionals, Strategic Finance. W.J. Clinton and A. Gore Jr., July 1997, A Framework for Global Electronic Commerce