BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Konsep Berdasarkan teori dan penjelasan pada bab sebelumnya maka kerangka konseptual yang dibentuk adalah sebagai berikut: Variabel Independen Variabel Moderating Variabel Dependen Pendapatan Asli Daerah (PAD) (X1) Dana Alokasi Umum (DAU) (X2) Belanja Daerah (Y) Dana Alokasi Khusus (DAK) (X3) Dana Bagi Hasil (DBH) (X4) Pembiayaan Daerah (X5) Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Berdasarkan penjelasan literatur dan hasil penelitian sebelumnya peneliti membentuk kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan antara variabel Independen, Moderating, dan Dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu Pendapatan Asli daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil yang diduga akan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen yakni Belanja Daerah. Dan apakah Pendapatan Asli daerah Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil melalui variabel Moderating (pembiayaan Daerah) akan memperkuat atau memperlemah pengaruh terhadap Belanja daerah. Universitas Sumatera Utara Pendapatan Asli Daerah terdiri dari Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan asli daerah yang sah. Kemampuan pemerintah daerah untuk menghasilkan keuangan daerah melalui penggalian kekayaan asli daerah yang dikatakan sebagai pendapatan asli daerah yang harus terus menerus dipacu pertumbuhannya oleh pemerintah daerah. Jumlah dan kenaikan kontribusi pendapatan asli daerah akan sangat berperan dalam kemandirian pemerintah daerah yang dapat dikatakan sebagai kinerja pemerintah daerah. Kinerja ini dapat dilihat melalui sasaran yang telah tercapai dalam pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat salah satunya melalui investasi daerah. Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan dana bagi hasil. Dana alokasi umum adalah dana yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan pengeluaran dalam rangka desentralisasi. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjelaskan bahwa dana alokasi umum bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antar daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. Dana alokasi umum suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah, yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dan potensi daerah (fiscal capacity). Darwanto dan Yustikasari (2007) menyatakan bahwa pemberian dana Universitas Sumatera Utara alokasi umum kepada pemda merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi transfer yang cukup signifikan di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dan pemerintah daerah secara leluasa dapat menggunakan dana alokasi umum apakah untuk memberi pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjelaskan bahwa dana alokasi khusus merupakan dana transfer dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang digunakan untuk menjalankan pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik di kabupaten/kota. Dana alokasi khusus dimaksudkan untuk membantu membiayai kegiatan-kegiatan khusus di daerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan pembangunan daerah. Dana alokasi khusus sepenuhnya digunakan untuk belanja modal untuk peningkatan fasilitas publik dengan kata lain tidak ada bagian dana alokasi khusus yang digunakan untuk biaya operasional pembangunan seperti biaya perjalanan dinas dan sebagainya. Jika fasilitas publik dapat terpenuhi maka masyarakat merasa nyaman dan dapat menjalankan usahanya dengan efisien dan efektif Universitas Sumatera Utara sehingga pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan kenaikan pendapatan asli daerah. 3.2. Hipotesis Penelitian Berdasarkan teori dan kerangka konseptual yang telah digambarkan dan dijelaskan sebelumnya maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut : 1. Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Belanja Daerah. 2. Pembiayaan daerah dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh Pendapatan asli daerah Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Daerah. Universitas Sumatera Utara BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal (causal effect), yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta dari fenomena yang ada dan mencari keterangan secara faktual tentang hubungan dan pengaruh suatu variable terhadap variable lainnya. Hubungan kausal (causal effect) dimaksud dalam penelitian ini adalah hubungan kausal (causal effect) Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi umum, Dana Alokasi khusus, dan dana bagi Hasil terhadap Belanja Daerah dengan variable moderating Pembiayaan Daerah. 4.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, waktu yang direncanakan untuk melakukan penelitian adalah bulan Maret 2012 sampai dengan selesai. 4.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kabupaten/kota yang ada di provinsi di Sumatera Utara, yang terdiri dari 33 kabupaten/kota. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria sampel yang dipilih adalah data pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dana bagi hasil, Pembiayaan daerah dan belanja daerah untuk tahun 2006 s.d 2010. Universitas Sumatera Utara Dan berdasarkan metode sampling dilakukan hanya 22 kabupaten / kota yang memenuhi kriteria dan 11 Kabupaten/ kota yang tidak memenuhi kriteria. Alasan 11 Kabupaten / kota tersebut tidak dimasukkan karena pada tahun 2006 kabupaten kota tersebut belum berdiri (daerah pemekaran) sehingga tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan Tabel 4.1. Sample Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 Kabupaten / Kota Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Mandailing Natal Kab. Nias Kab. S imalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Pakpak Barat Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Bedagai Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhanbatu Selatan Kab. Labuhanbatu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kota Gunung Sitoli Sample yang Memenuhi Kriteria Kab. Asahan Kab. Dairi Kab. Deli Serdang Kab. Tanah Karo Kab. Labuhan Batu Kab. Langkat Kab. Nias Kab. S imalungun Kab. Tapanuli Selatan Kab. Tapanuli Tengah Kab. Tapanuli Utara Kab. Toba Samosir Kota Binjai Kota Medan Kota Pematang Siantar Kota Sibolga Kota Tanjung Balai Kota Tebing Tinggi Kota Padang Sidempuan Kab. Nias Selatan Kab. Humbang Hasundutan Kab. Serdang Bedagai - Sample yang Tidak Memenuhi Kriteria Kab. Mandailing Natal Kab. Pakpak Barat Kab. Samosir Kab. Batu Bara Kab. Padang Lawas Kab. Padang Lawas Utara Kab. Labuhanbatu Selatan Kab. Labuhanbatu Utara Kab. Nias Utara Kab. Nias Barat Kota Gunung Sitoli 4.4. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk data panel (pooled data) dari kabupaten/kota selama lima tahun. Data Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, Pembiayaan Daerah dan Belanja Daerah diperoleh melalui situs Direktorat Universitas Sumatera Utara Jenderal Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (http://www.djpk.depkeu.go.id) tahun 2006 s.d 2010. 4.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian ini menggunakan empat variabel independen dan satu variabel dependen. Definisi operasional variabel pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: Pendapatan asli daerah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan desentralisasi. Data Pendapatan Asli Daerah diperoleh langsung dari situs http://www.djpk.depkeu.go.id sehingga tidak lagi dilakukan penghitungan. Dana Alokasi Umum merupakan variabel independen. Dana alokasi umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Bekanja Negara yang dilaokasikan untuk Provinsi dan kabupaten/kota yang bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah guna mendanai kebutuhan daerah. Data dana alokasi umum diperoleh langsung dari situs http://www.djpk.depkeu.go.id sehingga tidak lagi dilakukan penghitungan. Dana Alokasi Khusus merupakan variabel independen. Dana alokasi khusus adalah dana yang berasal dari Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Universitas Sumatera Utara yang dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus. Data dana alokasi khusus diperoleh langsung dari situs http://www.djpk.depkeu.go.id sehingga tidak lagi dilakukan penghitungan. Dana Bagi hasil merupakan variabel independen. Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah. Data dana bagi hasil diperoleh langsung dari situs http://www.djpk.depkeu.go.id sehingga tidak lagi dilakukan penghitungan Pembiayaan Daerah merupakan variable moderating yang merupakan pembiayaan neto yaitu selisih bersih dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Data pembiayaan daerah diperoleh langsung dari situs http://www.djpk.depkeu.go.id sehingga tidak lagi dilakukan penghitungan. Belanja Daerah adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh kembali pembayarannya kembali oleh daerah. Data Belanja Daerah diperoleh langsung dari situs http://www.djpk.depkeu.go.id sehingga tidak lagi dilakukan penghitungan. Tabel 4.2 Defenisi Operasional Variabel Universitas Sumatera Utara No Variabel Definisi 1 Independen - Pendapatan Asli pendapatan yang diperoleh daerah Daerah (X1) yang dipungut berdasarkan Peraturan 2 3 4 5 6 daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Independen - Dana Alokasi Dana alokasi umum adalah dana yang Umum (X2) bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Bekanja Negara yang dilaokasikan untuk Provinsi dan kabupaten/kota yang bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah guna mendanai kebutuhan daerah Independen - Dana Alokasi dana alokasi khusus adalah dana yang Khusus (X3) berasal dari Aanggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang dialokasikan kepada Daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus Independen - Dana Bagi Hasil Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana (X4) yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah Dependen - Belanja Daerah Belanja Daerah meliputi semua ( Y) pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Daerah Moderating - Pembiayaan Pembiayaan Daerah adalah semua Daerah (X5) penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya Skala Sumber data Rasio www.djpk.depkeu.go.id Rasio www.djpk.depkeu.go.id Rasio www.djpk.depkeu.go.id Rasio www.djpk.depkeu.go.id Rasio www.djpk.depkeu.go.id Rasio www.djpk.depkeu.go.id 4.6. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini akan menggunakan 2 metode analisis dengan menggunakan program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Metode Analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis) dengan persamaan sebagai berikut : Y1 = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ε dimana : X1 : PAD tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 X2 : DAU tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 X3 : DAK tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 X4 : DBH tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 Y1 : Belanja Daerah tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010. a : Konstanta b1..b2 : Koefisien variabel ε : Error Term Analisis regresi bermanfaat terutama untuk tujuan peramalan (estimation) yaitu bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen. Penelitian ini pada dasarnya menguji hipotesis tentang pengaruh PAD, DAU, DAK, DBH secara simultan dan parsial terhadap Belanja Daerah. 2. Metode Analisis Uji Residual dengan persamaan sebagai berikut : X5 = a+ b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + ε | ε | = a + b1 Y (1) (2) dimana : X1 : PAD tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 X2 : DAU tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 X3 : DAK tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 Universitas Sumatera Utara X4 : DBH tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 X5 : Pembiayaan Daerah tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 Y1 : Belanja Daerah tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 a : Konstanta b1..b2 : Koefisien variabel |ε| : Interaksi antar variabel ε : Error Term Uji Residual digunakan untuk menguji pengaruh deviasi (simpangan) dari suatu model, uji ini difokuskan kepada ketidakcocokan (lack of fit) yang dihasilkan dari deviasi hubungan linier antar variabel independen. Dalam hal ini jika terjadi kecocokan antara PAD, DAU, DAK, DBH dan Pembiayan Daerah (nilai residual kecil atau nol) yaitu PAD, DAU, DAK, DBH tinggi dan pembiayaan daerah tinggi, maka belanja daerah juga tinggi. Sebaliknya jika terjadi ketidakcocokan atau lack of fit antara PAD, dana perimbangan dan Pembiayaan daerah (nilai residual besar) yaitu PAD, DAU, DAK, DBH dan Pembiayaan daerah rendah, maka Belanja daerah juga rendah. Uji Residual ini digunakan untuk mengatasi multikolinieritas yang kemungkinan besar terjadi jika menggunakan pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih nilai absolut. Jika dalam pengujian terjadi multikolinieritas antar variabel independen, maka hal tersebut akan menyalahi asumsi klasik dalam ordinary least square (OLS) (Ghozali 2009). 4.6.1. Pengujian Asumsi Klasik Universitas Sumatera Utara Pengujian asumsi klasik diperlukan sebelum dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas, multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. 4.6.1.1. Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk memeperlihatkan bahwa sampel diambil dari populasi yang memiliki distribusi normal (Sulistyo, 2010). Model regresi yang baik apabila distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali,2009). Uji normalitas dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat histogram dari resiudalnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, begitu juga sebaliknya. Pendeteksian normalitas data dengan menggunakan grafik masih dapat “diperdebatkan” karena pengamatan orang atas grafik masih bisa berbeda. Untuk itu disamping análisis grafik masih diperlukan uji análisis statistik. Dalam penelitian ini penulis menggunakan uji análisis statistik untuk menguji normalitas dengan uji statistik “Kolmogorov Smirnov (KS)”. 4.6.1.2. Uji Multikolonieritas Multikolonieritas terjadi pada model regresi dengan lebih dari satu variabel independen (regresi berganda) dimana terjadi korelasi yang kuat antara variabel independen. Adanya korelasi tersebut menyebabkan nilai taksiran dari β k semakin tidak stabil. Model yang baik tentunya tidak mengalami multikolinieritas Universitas Sumatera Utara (Nawari, 2010). Menurut (Ghozali, 2009) dalam melakukan uji multikolonieritas didalam model regresi sebagi berikut : a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel. b. Menganlisis matrik korelasi variabel independen. c. Dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) : i. Jika Variance Inflation Factor (VIF) > 10, maka artinya terdapat persoalan multikolinonieritas diantara variabel bebas. ii. Jika Variance Inflation Factor (VIF) < 10, maka artinya tidak terdapat persoalan multikolonieritas diantara variabel bebas. 4.6.1.3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi anatar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada peride t-1 (sebelumnya), (Ghozali 2009). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan melihat model regresi linear berganda. Jika nilai Durbin-Watson berada di bawah angka 2 maka model tersebut terbebas dari autokorelasi (Lubis et.al,2007). Syarat untuk dilakukannya pengujian Durbin-Watson (DW) apabila berbedanya kesimpulan antara satu orang dengan yang lainnya dan gambar terlihat mempunyai skala yang berbeda. 4.6.1.4. Uji Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variasi dari data pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat pola sebaran pada grafik scatter plot. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Untuk itu dalam penelitian ini penulis mempergunakan uji statistik guna mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas yaitu menggunakan Uji Glejser. 4.6.2. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis yang dilakukan meliputi Uji Koefisian determinasi (R2), uji F (uji signifikansi simultan) dan uji t (uji signifikansi parameter individual). 4.6.2.1. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) atau Adjusted R2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai R2 atau Adjusted R2 adalah di antara nol dan satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen dan sebaliknya jika mendekati nol. 4.6.2.2. Uji Statistik F Universitas Sumatera Utara Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut : Ho : β = 0, maka PAD, DAU, DAK, DBH tidak berpengaruh secara simultan terhadap Belanja Daerah. Ha : β ≠ 0, maka PAD, DAU, DAK, DBH berpengaruh secara simultan terhadap Belanja Daerah. Kriteria pengujian adalah : P Value (sig) < 0,05 = H 0 ditolak P Value (sig) > 0,05 = H a diterima 4.6.2.3. Uji Statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut : Ho : β = 0, maka PAD, DAU, DAK, DBH tidak berpengaruh secara parsial terhadap Belanja Daerah. Ha : β ≠ 0, maka PAD, DAU, DAK, DBH berpengaruh secara parsial terhadap Belanja Daerah. Kriteria pengujian adalah : P Value (sig) < 0,05 = H 0 ditolak P Value (sig) > 0,05 = H a diterima Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Statistik Deskriptif Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diunduh dari situs http://www.djpk.depkeu.go.id untuk kurun waktu 2006 s.d 2010. Berikut ini dideskripsikan masing-masing variabel yang terdiri dari nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut: Tabel 5.1 Descriptive Statistics N PAD DBH DAU DAK Belanja Pembiayaan Valid N (Listwise Minimum 110 110 110 110 110 110 100 5938.00 8640.00 151147.00 8514.00 115254.00 -2000.00 Maximum Mean Std. Deviation 486826.00 36823.9455 75311.90254 319695.00 50270.4364 53553.46286 900206.00 3711646545 172749.93123 95766.00 43070.6818 19444.51748 2357353.00 562982.7727 366866.89586 355970.00 47013.6177 63458.82672 Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa : 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki nilai minimum sebesar 5.938,00 dan maksimum sebesar 486.826,00. Nilai standard deviasi sebesar 75.322,90 lebih besar dari nilai rata-rata sebesar 36.823,95, hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan data tidak terdistribusi dengan normal. 2. Dana Alokasi Umum (DAU) memiliki nilai minimum sebesar 151.147,00 dan maksimum sebesar 900.206,00. Nilai standard deviasi sebesar 172.749.93 lebih kecil dari nilai rata-rata sebesar 371.164,65, hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan data telah terdistribusi dengan normal. Universitas Sumatera Utara 3. Dana Alokasi Khusus (DAK) memiliki nilai minimum sebesar 8.514,00 dan maksimum sebesar 95.766,00. Nilai standard deviasi sebesar 19.444,52 lebih kecil dari nilai ratarata sebesar 43.070,68, hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan data telah terdistribusi dengan normal. 4. Dana Bagi Hasil (DBH) memiliki nilai minimum sebesar 8.640,00 dan maksimum sebesar 319.695,00. Nilai standard deviasi sebesar 53.553,90 lebih besar dari nilai rata-rata sebesar 50.270,43, hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan data tidak terdistribusi dengan normal. 5. Belanja Daerah (BD) memiliki nilai minimum sebesar 115.254,00 dan maksimum sebesar 2.357.353,00. Nilai standard deviasi sebesar 366.866,89 lebih kecil dari nilai rata-rata sebesar 562.982,77, hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan data telah terdistribusi dengan normal. 6. Pembiayaan Daerah (PD) memiliki nilai minimum sebesar -2.000,00 dan maksimum sebesar 355.970,00. Nilai standard deviasi sebesar 63.458,83 lebih besar dari nilai rata-rata sebesar 47.013,62, hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan data tidak terdistribusi dengan normal. 5.2. Hasil Penelitian Hipotesis Pertama (Y 1 = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + ε) 5.2.1. Uji Asumsi Klasik 5.2.1.1. Uji Normalitas Salah satu cara untuk melihat normalitas data adalah dengan melihat grafik histogram, namun metoda yang lebih handal dengan melihat probability plot dengan membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Namun Universitas Sumatera Utara Uji Normalitas dengan grafik dapat menyesatkan, untuk itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali 2009). Untuk itu dalam penelitian ini penulis menguji normalitas data dengan Uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan uji tersebut yang diolah dengan SPSS didapat dilihat pada tabel 5.2 berikut : Tabel 5.2 One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 110 N Normal Mean Parameters a.b Std. Deviation Most Extreme Absulute .145 Differences Positove .140 Negative .145 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. b. .0000000 71450.80689881 1.524 .019 Test distribution is Normal Calculated from data Berdasarkan hasil uji normalitas kolmogorov-Smirnov pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa data variabel PAD, DAU, DAK, DBH tidak terdistribusi secara normal, hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi masing-masing variabel sebesar 0,019> 0,05. Menurut Ghozali. 2009, Jika hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan residual tidak berdistribusi normal, maka regresi tersebut menyalahi asumsi klasik. Cara mengobatinya dilakukan dengan persamaan semilog yaitu variabel dependen dalam bentuk logaritma dan variabel independen biasa atau Universitas Sumatera Utara sebaliknya variabel independen semua dalam bentuk logaritma sedangkan variabel dependennya biasa. Berdasarkan hasil transformasi data dengan variabel independen semuanya dalam bentuk logaritma dan variabel dependennya biasa. Dan berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov terhadap data yang telah diubah dalam bentuk logaritma dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut : Tabel 5.3 One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 110 N Normal Mean Parameters a.b Std. Deviation Most Extreme Absulute .100 Differences Positove .100 Negative -.085 139077.37797544 1.054 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. b. .0000000 .217 Test distribution is Normal Calculated from data Data variabel LPAD, LDAU, LDAK, LDBH telah terdistribusi secara normal, hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi masing-masing variabel sebesar 0,217 > 0,05. 5.2.1.2. Uji Multikolinieritas Berdasarkan terori yang ada, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara varibel independen. Adapun hasil analisis data menggunakan SPSS untuk uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut: Tabel 5.4. Uji Multikolinieritas Universitas Sumatera Utara Unstandardized Coefficients B Model 1 (Constan t) LPAD LDBH LDAU LDAK 541655629 9 586155994 252909274 187648502 278155045 Std. Error 5230559 86 6749537 6 9477663 1 1812258 50 7804420 0 Standardiz ed Coefficients Beta .614 220 094 .168 t Sig. 10356 8.684 2.668 1.035 3.564 .00 0 .00 0 .00 9 303 .00 1 Collinearity Statistics Toleran ce VIF 274 202 167 615 3.655 4.959 5.976 1.627 Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Nilai tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. 2. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam regresi. 5.2.1.3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk melihat autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Waston. (D-W). Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut: Tabel 5.5 Uji Durbin Watson (D-W) Universitas Sumatera Utara Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate DurbinWatson 1 .925 .856 .851 141701.71085 2.133 Nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 110,dan jumlah variabel independen 4 (k=4) adalah dl 1,6146 dan du 1,7651. Nilai DW dalam penelitian ini sebesar 2,133 berarti nilai Dw tersebut lebih besar dari batas atas (du) 1,7651 dan kurang dari 4 – du (4 - 1,7651 = 2,2349). Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. 5.2.1.4. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali 2009). Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk menguji apakah dalam persamaan regresi terjadi heteroskedastisitas atau tidak adalah dengan melihat grafik scatter plot. Namun analisis grafik plot memiliki kelemahan, untuk itu dalam penelitian ini penulis akan menggunakan uji Glejser untuk melihat Apakah dalam model persamaan regresi mengalami heteroskedastisitas atau tidak. Dan hasil uji glejser tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut : Tabel 5.6 Uji Glejser Model 1 (Constan t) LPAD LDBH Unstandardized Coefficients B Std. Error 73632.319 345801.532 116031.28 44622.383 9 62658.501 107857.43 119811.604 Standardized Coefficients Beta .438 .338 -.460 t Sig. .213 2.600 1.721 -2.137 .83 2 .01 1 Universitas Sumatera Utara LDAU LDAK 2 255984.43 2 97440.947 51596.396 .212 1.889 .08 8 .03 5 .06 2 a. Dependent Variable : Absolut-20 Hasil tampilan uji Glejser menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut (Abs Ut). Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas. 5.2.2. Uji Hipotesis Setelah dilakukan uji asumsi klasik atas data penelitian ini, dan di ambil kesimpulan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi data yang Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi. Hasil persamaan regresi atas hipotesa pertama dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut: Tabel 5.7 Persamaan Regresi Model 2 (Constan t) LPAD LDBH LDAU Unstandardized Coefficients B Std. Error 523055.986 5416556.2 67495.376 99 94776.631 586155.99 181225.850 4 78044.200 Standardized Coefficients Beta .614 .220 .094 .168 t Sig. 10.35 6 8.684 2.668 .00 0 .00 0 .00 Universitas Sumatera Utara LDAK 252909.27 4 187648.50 2 278155.04 5 a. Dependent Variable: Belanja 1.035 3.564 9 .00 3 .00 1 Dari Tabel 5.7 di atas, maka persamaan regresi berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen dapat diformulasikan sebagai berikut : Belanja Daerah = -5.416.556,30 + 586.155,99 LPAD + 187.648,50 LDAU + 278.144,05 LDAK + 252.909,27 LDBH + e. 5.2.2.1. Uji Statistik F Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah keseluruhan variabel independen LPAD, LDAU, LDAK, LDBH secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Belanja Daerah. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut : Tabel 5.8 Uji Statistik F Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 12562119441414.300 df Mean Square 4 3140529860353.570 2108334360033.050 105 14670453801447.300 109 F Sig. 156.406 20079374857.458 a. Predictors: (Constant), LDAK, LPAD, LDBH, LDAU b. Dependent Variable: Belanja Berdasarkan hasil uji F dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 156,406 dengan probability signifikan sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa LPAD, LDAU, LDAK, LDBH secara simultan berpengaruh terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara untuk periode 2006 s.d 2010. Universitas Sumatera Utara .000 5.2.2.2. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen LPAD, LDAU, LDAK, LDBH secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen Belanja Daerah. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut : Tabel 5.9 Uji Statistik t Model 3 (Constan t) LPAD LDBH LDAU LDAK a. Unstandardized Coefficients B Std. Error 523055.986 5416556.2 67495.376 29 94776.631 586155.99 181225.850 78044.200 4 252909.27 4 187648.50 2 278155.04 5 Standardized Coefficients Beta .614 .220 .094 .168 t Sig. 10.35 6 8.684 2.668 1.035 3.564 .00 0 .00 0 .00 9 .00 3 .00 1 Dependent Variable: Belanja Berdasarkan hasil uji t pada tabel di atas, dapat disimpulkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut : 1. Variabel LPAD bernilai positif pada t hitung sebesar 8,684 dengan probabilitas signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa LPAD secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara untuk periode 2006 s.d 2010. 2. Variabel LDAU bernilai positif pada t hitung sebesar 1,035 dengan probabilitas signifikansinya sebesar 0,003 > 0,05. Hal ini membuktikan bahwa LDAU secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara untuk periode 2006 s.d 2010. Universitas Sumatera Utara 3. Variabel LDAK bernilai positif pada t hitung sebesar 3,564 dengan probabilitas signifikansinya sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa LDAK secara Parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara untuk periode 2006 s.d 2010. 4. Variabel LDBH bernilai positif pada t hitung sebesar 2,668 dengan probabilitas signifikansinya sebesar 0,009 < 0,05. Hal ini membuktikan bahwa LDBH secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah pada Kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara untuk periode 2006 s.d 2010. 5.2.2.3. Koefisien Determinasi R2 Berdasarkan hasil uji hipotesis t dan F diketahui bahwa variabel PAD, DAU, DAK, DBH mempunyai pengaruh terhadap Belanja Daerah. Untuk melihat tingkat kekuatan hubungan antara variabel dapat dilihat berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 5.10 berikut: Tabel 5.10 Koefisisien Determinasi (R2) Model R 1 Adjusted R Square R Square .925 .856 .851 Std. Error of the Estimate 141701.71085 a. Predictors: (Constant), LDAK, LPAD, LDBH, LDAU b. Dependent Variable: Belanja Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,851 atau 85,10%, yang artinya bahwa variabel Independen (PAD, DAU, DAK, DBH) dapat menjelaskan variabel Dependen (Belanja Daerah) sebesar 85,10% dan sisanya sebesar 14,50% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Universitas Sumatera Utara 5.3. Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis Pertama Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diketahui bahwa data yang diteliti telah terdistribusi dengan normal, telah bebas dari autokerelasi, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Dan berdasarkan pengujian hipotesis diketahui bahwa belanja daerah dipengaruhi secara simultan oleh Pendapatan asli daerah , Dana alokasi umum, dana alokasi khusus, dan dana bagi hasil. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan peneliti sebelumnya karena perbedaan variabel independennya. Sedangkan secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap Belanja daerah dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Daerah Secara parsial pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja daerah bernilai positif dan cukup signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rahmawati (2010) dan setiawan (2010) yaitu PAD memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Belanja daerah. 2. Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Daerah Secara parsial pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja daerah bernilai positif namun dan signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmawati (2010) dan setiawan (2010) yaitu DAU memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Belanja daerah. 3. Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah Secara parsial pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja daerah bernilai positif dan signifikan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan penelitian sebelumnya karena perbedaan variabel independen. Universitas Sumatera Utara 4. Pengaruh Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Daerah Secara parsial pengaruh Dana bagi Hasil terhadap Belanja daerah bernilai positif dan signifikan. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan penelitian sebelumnya karena perbedaan variabel independen. 5.4. Hasil Penelitian Hipotesis kedua (X 5 = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + ε ) ( | ε | = a + b 1 Y) (1) (2) 5.4.1. Uji Asumsi Klasik 5.4.1.1. Uji Normalitas Untuk menguji normalitas data hipotesis kedua digunakan uji kolmogorovsmirnov, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.11 berikut : Tabel 5.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal 110 Mean .0000000 Parameters a.b Most Extreme Std. Deviation Differences Absulute .201 Positove .201 Negative -.103 Kolmogorov-Smirnov Z 56434.17359047 2.105 Universitas Sumatera Utara Asymp. Sig. (2-tailed) a. b. .000 Test distribution is Normal Calculated from data Berdasarkan hasil uji normalitas kolmogorov-Smirnov pada tabel 5.11 di atas, dapat dilihat bahwa data variabel LPAD, LDAU, LDAK, LDBH tidak terdistribusi secara normal, hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi masingmasing variabel sebesar 0,00 > 0,05. Jika data tidak terdistribusi secara normal maka harus dilakukan transformasi data. Dan Berdasarkan hasil transformasi data dengan variabel dependen dalam bentuk logaritma sedangkan variabel independen tetap dalam bentuk logaritma sesuai analisis regresi hipotesa pertama, maka hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut : Tabel 5.12 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 89 N .0000000 Normal Mean Parameters a.b Std. Deviation Most Extreme Absulute .062 Differences Positove .053 Negative -.062 .39422596 Kolmogorov-Smirnov Z .585 Asymp. Sig. (2-tailed) .883 a. b. Test distribution is Normal Calculated from data Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel 5.12 di atas, dapat disimpulkan bahwa data variabel LPAD, LDAU, LDAK, LDBH telah terdistribusi secara normal, hal ini dibuktikan dari nilai signifikansi masingmasing variabel sebesar 0,883> 0,05. 5.4.1.2. Uji Multikolinieritas Berdasarkan teori yang ada, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara varibel independen. Adapun hasil analisis data menggunakan SPSS untuk uji multikolinieritas disajikan pada tabel 5.13 berikut: Tabel 5.13 Uji Multikolinieritas Co e ffic ie n ts a Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients B Std. Error Beta Model 1 (Constant) 2.803 1.710 LPAD .707 .206 .627 LDBH -.250 .298 -.186 LDAU -.366 .578 -.152 LDAK .408 .251 .198 a. Dependent Variable: LPembiayaan t 1.639 3.427 -.841 -.633 1.626 Collinearity Statistics Tolerance VIF Sig. .105 .001 .290 3.453 .402 .198 5.061 .528 .169 5.923 .108 .651 1.537 Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa : 1. Nilai tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. 2. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel independen dalam regresi. 5.4.1.3. Uji Autokorelasi Universitas Sumatera Utara Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara untuk melihat autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Waston. (D-W). Hasil uji tersebut dapat dilihat pada tabel 5.14 berikut: Tabel 5.14 Uji Durbin Watson (D-W) Mode l S um m a ryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate DurbinWatson 1 .432 .187 .148 .40350 1.992 a. Predictors: (Constant), LDAK, LPAD, LDBH, LDAU b. Dependent Variable: LPembiayaan Nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 110,dan jumlah variabel independen 4 (k=4) adalah dl 1,6146 dan du 1,7651. Nilai DW dalam penelitian ini sebesar 1,992 berarti nilai DW tersebut lebih besar dari batas atas (du) 1,7651 dan kurang dari 4 – du (4 - 1,7651 = 2,2349). Oleh karena itu dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi. 5.4.1.4. Uji Heteroskedastisitas Uji hetroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali 2009). Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi heteroskedastisitas atau tidak, maka penulis mengujinya dengan uji Glejser. Hasil uji glejser tersebut dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut: Tabel 5.15 Uji Glejser Universitas Sumatera Utara Coefficients a Model 1 (Constant) LPAD LDBH LDAU LDAK Unstandardized Coefficients B Std. Error .811 1.006 -.099 .213 -.107 -.098 .121 .175 .340 .148 Standardized Coefficients Beta t -.162 .294 -.082 -.088 .806 Sig. .423 -.814 1.216 -.315 -.661 .418 .227 .753 .510 a. Dependent Variable: AbsUt_4 Hasil uji Glejser menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut (AbsUt). Hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas, hasil uji ini memperkuat hasil uji sebelumnya. 5.4.2. Analisis Regresi variabel Moderating – Uji Residual Untuk melakukan regresi atas variabel moderating, maka penulis melakukannya dengan uji residual. Uji residual digunakan dalam menganalisis data penelitian ini guna menghindari terjadinya multikolinieritas yang cenderung terjadi jika menggunakan uji interaksi maupun uji selisih absolut yang biasa digunakan untuk meregresi variabel moderating. Uji Residual dilakukan untuk melihat apakah ada penyimpangan (deviasi) dari suatu model yang terfokus kepada ketidakcocokan (lack of fit) yang ditunjukkan oleh nilai residual didalam regresi. Analisis regresi yang dilakukan dengan menggunakan uji residual dilakukan dengan 2 tahap yaitu : 1. Regress persamaan pertama yaitu X 5 = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + ε Hasil regresi atas persamaan pertama dapat dilihat pada tabel 5.16 berikut: Tabl 5.16 Hasil Regress Persamaan Pertama Universitas Sumatera Utara Co e ffic ie n ts a Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients B Model 1 (Constant) Std. Error 2.803 1.710 LPAD .707 .206 LDBH -.250 LDAU LDAK Beta t Sig. 1.639 .105 .627 3.427 .001 .298 -.186 -.841 .402 -.366 .578 -.152 -.633 .528 .408 .251 .198 1.626 .108 a. Dependent Variable: LPembiayaan 2. Regress persamaan kedua yaitu : | ε | = a + b 1 Y Regress persamaan kedua dimaksudkan untuk menggambarkan apakah variabel pembiayaan daerah merupakan variabel moderating dengan cara melihat nilai koefisien b 1 Belanja Daerah signifikan dan hasilnya negatif. Berdasarkan pengujian dengan SPSS untuk persamaan kedua, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.17 berikut : Tabel 5.17 Hasil Regress Persamaan kedua Co e ffic ie n ts a Standardized Coefficients Unstandardized Coefficients B Model 1 Std. Error (Constant) .310 .047 Belanja .000 .000 Beta t .012 Sig. 6.550 .000 .109 .913 a. Dependent Variable: AbsRes_4 5.5. Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis Kedua Berdasarkan hasil penelitian atas uji hipotesa kedua menujukkan bahwa data yang di uji telah terdistribusi dengan normal, telah bebas dari autokerelasi, multikolinieritas, dan heterokedastisitas. Berdasarkan hasil analisis regresi atas persamaan pertama dan kedua, maka dihasilkan persamaan : Universitas Sumatera Utara 1. Lpembiayaan = 2.803 + 0,707 LPAD - 0.366 DAU + 0,408 DAK – 0,250 DBH + ε 2. | ε | = 0,310 + 0,000 Belanja Daerah Berdasarkan hasil uji di atas diketahui bahwa nilai b 1 sebesar 0,000 dan nilai signifikansi sebesar 0,913, sehinggga dapat disimpulkan bahwa Pembiayaan Daerah bukan merupakan variabel moderating, sehingga Pembiayaan daerah tidak dapat dikategorikan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh PAD, DAU, DAK, DBH terhadap Belanja Daerah. Dengan hasil uji residual di atas diketahui bahwa pembiayaan daerah bukan merupakan variabel moderating, selanjutnya timbul pertanyaan apakah pembiayaan daerah hanya variabel independen?. Untuk membuktikan hal tersebut, maka penulis dalam penelitian ini melakukan pengujian tambahan guna membuktikan apakah pembiayaan daerah merupakan variabel independen dengan persamaan sebagai berikut: Belanja Daerah = a + LPAD X1 + LDAU X2 + LDAK X3 + LDBH X4 + Lpembiayaan X5 + ε Hasil regresi persamaan di atas dapat dilihat pada table 5.18 berikut : Tabel 5.18 Coefficientsa Model 4 (Constant) LPAD LDBH LDAU LDAK LPembiayaan Unstandardized Coefficients B Std. Error 630557.718 5828321.5 79874.399 65 108434.256 555376.09 210437.812 6 92428.586 256709.09 39598.463 6 260514.73 2 Standardized Coefficients Beta .569 .221 .125 .129 .091 t Sig. -9.243 6.953 2.367 1.238 2.479 1.995 .00 0 .00 0 .02 0 .01 9 .01 Universitas Sumatera Utara 229112.49 3 78983.505 5 .04 9 Berdasarkan hasil regresi persamaan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan daerah merupakan variable independen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai signifikansi variable L Pembiayaan masih di bawah 0,05. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab V di atas, maka dapat ditarik kesimpulan atas penelitian ini yaitu : 1. Secara Parsial Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil berpengaruh positif dan signifikan terhadap Belanja Daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan Rahmawati (2010) dan setiawan (2010). 2. Secara Simultan variabel Pendapatan asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil berpengaruh positif dan signifikan Universitas Sumatera Utara terhadap Belanja Daerah. Hasil penelitian ini tidak dapat diperbandingkan dengan penelitian sebelumnya karena perbedaan varuabel independennya. 3. Variabel Pembiayaan Daerah bukan merupakan variable moderating sehingga tidak dapat dikategorikan dapat memperkuat atau memperlemah pengaruh PAD, DAU, DAK, DBH terhadap Belanja Daerah. 6.2. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain : 1. Sampel penelitian ini hanya sebanyak 22 kabupaten/kota dari 33 kabupaten/kota yang ada diwilayah Sumatera Utara. Pemilihan sampel didasarkan kepada daerah yang telah ada sejak tahun 2006, dan daerah yang mulai dimekarkan tahun 2007 tidak dijadikan sampel. 2. Variabel independen hanya PAD, DAU, DAK, DBH, sedangkan variable lain yang juga mempengaruhi belanja daerah tidak diteliti. 6.3. Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan : 1. Menambah atau merubah tahun penelitian mulai tahun 2007 atau 2008, sehingga secara otomatis sample penelitian akan bertambah. 2. Dapat menambah variable independen dan atau juga melakukan pemecahan variabel independen PAD menjadi Pajak daerah, retribusi daerah, PAD lain yang sah, dan atau memecah variable dependen belanja daerah menjadi 2 Universitas Sumatera Utara