I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan gigi saat ini semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penurunan kondisi tidak bergigi dan meningkatnya pasien yang mencari perawatan gigi tiruan (Owen, 2000). Salah satu perawatan pada kehilangan sebagian gigi geligi yaitu perawatan gigi tiruan sebagian lepasan (Owall dkk., 1996). Fungsi dari gigi tiruan sebagian lepasan adalah memperbaiki fungsi mastikasi, memulihkan fungsi estetik, meningkatkan fungsi fonetik, serta mempertahankan jaringan mulut yang masih ada supaya tetap sehat (Gunadi dkk., 1991). Kehilangan gigi mengakibatkan gangguan pada fungsi mastikasi, fonetik, estetik dan keseimbangan stuktural. Selain itu dari segi psikologis kehilangan gigi dapat mengganggu kenyamanan individu (Suresh dan Sharma, 2010). Kehilangan gigi anterior menjadi masalah estetik yang kurang diterima oleh individu. Selain itu, kesadaran individu tentang kesulitan fungsional gigi geligi bertambah dengan meningkatnya kehilangan gigi posterior. Pasien memiliki alasan bervariasi dalam mencari perawatan, namun salah satu alasan utama yaitu untuk meningkatkan penampilan (Owen, 2000). Hasil perawatan yang optimal tergantung dari kerjasama yang baik dari tiga pihak yang terlibat, yaitu dokter gigi, tekniker dan pasien sebagai pengguna gigi tiruan (Gunadi dkk., 1991). Perilaku pasien dalam memelihara kebersihan gigi tiruan (Bagaray dkk., 2014), pendidikan pasien dan motivasi dalam menjaga kebersihan mulut merupakan faktor penting dalam keberhasilan perawatan gigi 1 2 tiruan sebagian lepasan (Jones dan Garcia, 2009). Perilaku pasien dalam memelihara gigi tiruan mempunyai hubungan erat dengan pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan gigi tiruan (Bagaray dkk., 2014). Setelah insersi dilakukan upaya pendidikan dalam pemeliharaan gigi tiruan harus diperkuat untuk meningkatkan kesadaran pasien dan dokter gigi pada kebutuhan perawatan gigi tiruan sebagian lepasan, sehingga gigi tiruan dapat dirawat dengan tepat (Jones dan Garcia, 2009). Penggunaan gigi tiruan terbukti berkaitan erat dengan pemeliharaan kesehatan mulut pasien (Gunadi dkk., 1991). Pada tahun 2012 di India dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan gigi tiruan pada pengguna gigi tiruan lengkap, gigi tiruan cekat, gigi tiruan sebagian lepasan dan kombinasi gigi tiruan lengkap dengan gigi tiruan sebagian lepasan. Penelitian dilakukan berdasarkan usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kebiasaan pembersihan gigi tiruan, kebiasaan kebersihan mulut, bagaimana gigi tiruan digunakan dan jenis gigi tiruan dengan usia dan status pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, kebersihan mulut seseorang menjadi lebih baik (Shetty dkk., 2014). Pemeliharaan kebersihan gigi tiruan yang kurang baik dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan gigi dan mulut seperti karies, gingivitis, stomatitis, xerostomia, kandidiasis, dan penyakit periodontal, terutama pada pengguna gigi tiruan lepasan berbasis akrilik dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang rendah (Bagaray dkk., 2014). Pada setiap jenjang pendidikan individu akan memiliki pengetahuan yang berbeda-beda. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi 3 pendidikan seseorang, maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Individu dengan dengan pendidikan tinggi akan cenderung lebih banyak mendapatkan informasi. Informasi yang didapatkan dapat berasal dari media massa, buku atau orang lain. Informasi yang didapatkan termasuk informasi tentang kesehatan. Semakin banyak informasi yang masuk, maka semakin banyak juga pengetahuan yang didapat tentang kesehatan (Budiman dan Riyanto, 2014). Tingkat pengetahuan seseorang dapat memengaruhi status kebersihan gigi dan mulut (Worang dkk., 2014). Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan, diharapkan seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi akan semakin luas juga pengetahuannya. Namun, seseorang dengan pendidikan rendah tidak berarti mutlak memiliki pengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi dapat juga diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan pasien tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek tersebut yang akan menentukan sikap pasien terhadap objek tersebut. Semakin banyak aspek positif dari objek yang diketahui, maka akan menumbuhkan sikap semakin positif terhadap objek tersebut (Budiman dan Riyanto, 2014). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan masalah, apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien terhadap 4 pemeliharaan gigi tiruan sebagian lepasan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo? C. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya oleh Parizi dkk. (2013) dengan judul Evaluation of denture hygiene among removable denture wearers referred to clinics of Kerman, Iran menyatakan bahwa kebersihan gigi tiruan lepasan dan kebersihan mulut pengguna gigi tiruan lepasan tidak begitu baik di Kerman, Iran. Dokter gigi dan dental hygienists harus memberikan edukasi dan motivasi dalam memelihara kebersihan gigi tiruan. Penelitian yang dilakukan oleh Patel dkk. (2012) berjudul Behaviours and hygiene habits of a sample population of complete denture wearers in Ahmedabad menyatakan bahwa pasien tidak memiliki kesulitan dalam memelihara kebersihan gigi tiruan lengkap dan pasien membersihkan gigi tiruan minimal sehari sekali. Pasien menggunakan sikat gigi untuk membersihkan gigi tiruan dan sebagian besar hanya menggunakan air ketika membersihkan gigi tiruan lengkap. Sejauh yang peneliti ketahui, penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien terhadap pemeliharaan gigi tiruan sebagian lepasan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo belum pernah dilakukan. 5 D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien terhadap pemeliharaan gigi tiruan sebagian lepasan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo. E. Manfaat Penelitian 1. Memberi tambahan informasi tentang hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien terhadap pemeliharaan gigi tiruan sebagian lepasan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Prof. Soedomo bagi ilmu pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut. 2. Dokter gigi dan perawat gigi dapat memberikan edukasi menggunakan metode yang tepat sesuai tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien tentang pemeliharaan gigi tiruan sebagian lepasan sehingga pasien membersihkan dan merawat gigi tiruan sebagian lepasan dengan baik. dapat