BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif a. Analisis Deskriptif Statistik Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Gambar tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Hasil Uji Analisis Deskriptif Descriptive Statistics S N u Kepatuhan Wajib Pajak Minimum Maximum Mean Std. Deviation 100 11 24 19.84 2.557 mSosialisasi Perpajakan 100 14 25 19.39 2.719 bPelaksanaan Sistem Self 100 9 25 19.83 2.892 100 10 25 19.63 2.780 eAssessment Sanksi Perpajakan rValid N (listwise) 100 Sumber : Output SPSS yang diolah Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang dianalisa ialah sebanyak 100 responden. 1) Sosialisasi Perpajakan (X1) Nilai minimum 14 didapat dari total skor terendah, sedangkan nilai maksimum 25 didapat dari total skor tertinggi dari masing-masing pertanyaan pada setiap variabel. Rata-rata bernilai 19,39 dan standar deviasi 2,719. Nilai mean mendekati nilai paling tinggi 25, jadi 41 42 kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan tingkat sosialisasi perpajakan relative tinggi, dan nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan data tersebut baik. 2) Pelaksanaan Sistem Self Assessment (X2) Nilai minimum 9 didapat dari total skor terendah, sedangkan nilai maksimum 25 didapat dari total skor tertinggi dari masing-masing pertanyaan pada setiap variabel. rata-rata bernilai 19,83 dan standar deviasi 2,892. Nilai mean mendekati nilai paling tinggi 25, jadi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan tingkat pelaksanaan sistem self assessment relative tinggi, dan nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan data tersebut baik. 3) Sanksi Perpajakan (X3) Nilai minimum 10 didapat dari total skor terendah, sedangkan nilai maksimum 25 didapat dari total skor tertinggi dari masing-masing pertanyaan pada setiap variabel. Rata-rata bernilai 19,63 dan standar deviasi 2,498. Nilai mean mendekati nilai paling tinggi 25, jadi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan tingkat sanksi perpajakan relative tinggi, dan nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan data tersebut baik. 4) Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Nilai minimum 11 didapat dari total skor terendah, sedangkan nilai maksimum 24 didapat dari total skor tertinggi dari masing-masing 43 pertanyaan pada setiap variabel. Rata-rata bernilai 19,84 dan standar deviasi 2,557. Nilai mean mendekati nilai paling tinggi 24, jadi kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dengan tingkat kepatuhan yang relative tinggi, dan nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan data tersebut baik. b. Analisis Frekuensi Analisis frekuensi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat gambaran secara umum karakteristik responden yang dikumpul berdasarkan kuesioner. Gambaran tersebut dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan administrasi pajak. Berikut ini adalah hasil uji analisis frekuensi karakteristik responden : Tabel 4.2 Hasil Uji Analisis Responden Kategori Jenis Kelamin Keterangan 1. Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan 1. SMA 2. D3 3. S1 4. S2 5. S3 6. Lainnya Pekerjaan 1. Pegawai Negeri 2. Pegawai Swasta 3. Profesi : Acc, Dokter, dll 4. Wirausaha Administrasi 1. Diri sendiri Pajak 2. Orang lain Sumber : Data primer yang diolah Jumlah 78 22 42 16 32 9 1 13 61 8 Persentase 78% 22% 42% 16% 32% 9% 1% 13% 61% 8% 18 96 4 18% 96% 4% 44 Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa responden laki-laki lebih dominan yaitu berjumlah 78 orang dan perempuan 22 orang. Karakteristik bila dilihat dari tingkat pendidikan, SMA yang lebih dominan berjumlah 42 orang, D3 berjumlah 16 orang, S1 berjumlah 32 orang, S2 berjumlah 9 orang dan lainnya hanya 1 orang. Berdasarkan jenis pekerjaan, dari analisis frekuensi dapat diketahui bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 13 orang, Pegawai Swasta berjumlah 61 orang dan Profesi (Akuntan, Dokter, Arsitek, dll) berjumlah 8 orang dan yang bekerja sebagai Wirausaha berjumlah 18 orang. Dari tabel 4.2 juga dapat diketahui bahwa Wajib pajak yang melakukan perhitungan pajaknya dilakukan oleh diri sendiri sebanya 96 orang dan melalui kuasa orang lain hanya berjumlah 4 orang. 2. Instrumen Penelitian a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas diukur dengan cara : 1) Membandingkan nilai pearson correlation dengan r-tabel 2) Jika r hitung jika r hitung > dari r tabel , maka item pertanyaan dinyatakan valid dan < dari r tabel , maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid. 3) Perhitungan rtabel berdasarkan df (degree of freedom) = n-2, n adalah jumlah sampel. Maka 100 – 2 = 98 dengan α = 0,05 didapat hasil = 0,197. Hasil uji validitas dapat dilihat dari tabel di bawah ini: 45 Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Sosialisasi Perpajakan (X1) Pernyataan rhitung Rtabel Keterangan P1 0,769 0,197 Valid P2 0,507 0,197 Valid P3 0,525 0,197 Valid P4 0,414 0,197 Valid P5 0,476 0,197 Valid Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Sistem Self Assessment (X2) Pernyataan rhitung Rtabel Keterangan P6 0,638 0,197 Valid P7 0,567 0,197 Valid P8 0,321 0,197 Valid P9 0,227 0,197 Valid P10 0,324 0,197 Valid Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Sanksi Perpajakan (X3) Pernyataan rhitung Rtabel Keterangan P11 0,700 0,197 Valid P12 0,450 0,197 Valid P13 0,419 0,197 Valid P14 0,244 0,197 Valid P15 0,338 0,197 Valid Sumber : Data primer yang diolah 46 Tabel. 4.6 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Pernyataan rhitung Rtabel Keterangan P16 0,660 0,197 Valid P17 0,327 0,197 Valid P18 0,400 0,197 Valid P19 0,241 0,197 Valid P20 0,293 0,197 Valid Sumber : Data primer yang diolah b. Hasil Uji Reliabilitas Hasil uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliable jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,70 (Imam Ghazali, 2011: 105). Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Sosialisasi Perpajakan (X1) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,784 ,805 N of Items 5 Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.7 diatas menunjukkan nilai Cronbach Alpha atas variabel sosialisasi perpajakan sebesar 0,784, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dari kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70. 47 Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Pelaksanaan Sistem Self Assessment (X2) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,736 ,744 N of Items 5 Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.8 diatas menunjukkan nilai Cronbach Alpha atas variabel pelaksanaan sistem self assessment sebesar 0,736, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dari kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Sanksi Perpajakan (X3) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,708 ,727 N of Items 5 Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.9 diatas menunjukkan nilai Cronbach Alpha atas variabel sanksi perpajakan sebesar 0,708, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dari kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70. 48 Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,737 ,739 N of Items 5 Sumber : Data primer yang diolah Tabel 4.10 diatas menunjukkan nilai Cronbach Alpha atas variabel Kepatuhan wajib pajak sebesar 0,737, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan dari kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70. 3. Pegujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah data penelitian pada sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun independen atau keduanya mempunyai distribusi data dengan normal atau tidak. Analisis dapat dilakukan dalam dua cara dalam menguji normalitas data dalam model regresi yaitu dengan statistik (menggunakan analisis one sample Kolmogorov-Smirnov Test). 49 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parametersa,b Kepatuhan Pelaksanaan Wajib Sosialisasi Sistem Self Sanksi Pajak Perpajakan Assessment Perpajakan 100 100 100 100 19.84 19.39 19.83 19.63 2.557 2.719 2.892 2.780 Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data primer yang diolah .125 .125 -.121 1.251 .088 .111 .091 -.111 1.115 .167 .117 .093 -.117 1.171 .129 .133 .091 -.133 1.329 .058 Dari Hasil pengujian pada tabel 4.11 Terlihat bahwa pada nilai K-S untuk variabel sosialisasi perpajakan adalah 1,115 dengan probabilitas signifikani dua sisi sebesar 0,167 dan nilainya diatas 0,05 (0,167 ≥ 0,05), hal ini berarti data variabel sosialisasi perpajakan dinyatakan berdistribusi normal. Kolom K-S untuk variabel pelaksanaan sistem self assessment adalah 1,171 dengan probabilitas signifikansi dua sisi sebesar 0,129 (0,129 ≥ 0,05) maka data variabel pelaksanaan sistem self assessment dinyatakan berdistribusi normal. Kolom K-S untuk variabel sanksi perpajakan adalah 1,329 dengan probabilitas signifikansi dua sisi sebesar 0,058 dan nilainya diatas 0,05 (0,058 ≥ 0,05) maka data variabel sanksi perpajakan dinyatakan berdistribusi normal. Demikian pula untuk Kolom K-S untuk variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak adalah 1,251 dengan probabilitas signifikansi dua sisi 50 sebesar 0,088 dan nilainya diatas 0,05 (0,088 ≥ 0,05) maka data variabel pemeriksaan pajak dinyatakan berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal (Imam Ghazali, 2005:91) untuk mendeteksi apakah ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value (TOL) atau Veriance Inflation Factor (VIF). Batas nilai TOL adalah 0,10 dan VIF adalah 10. Apabila TOL < 0,10 atau nilai VIF > 10 maka dapat disimpulkan terjadi multikolinearitas. Tabel berikut menunjukkan hasil uji multikolinearitas untuk semua variabel bebas : Tabel 4.12 Hasil Uji Muktikolinearitas Coefficientsa Model 1 Sosialisasi Perpajakan Pelaksanaan Sistem Self Assessment Sanksi Perpajakan Collinearity Statistics Tolerance VIF .977 1.024 .989 1.011 .975 1.026 Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.12 Dapat diketahui bahwa setiap variabel memiliki nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan Veriance Inflation 51 Faktor (VIF) tidak lebih dari 10, sehingga dapat dinyatakan model regresi linier berganda berdata normal atau tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan didalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji untuk menditeksi ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser dengan meregresikan semua variabel independen dari model regresi dengan nilai mutlak residualnya. (Ghozali, 2011 :143) Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta 3.073 1.514 -.075 .063 -.143 t 2.029 -1.201 Sig. .045 .233 .052 -.113 -1.071 .287 .050 .184 1.733 .086 .052 -.058 -.544 .588 Model 1 (Constant) Kepatuhan Wajib Pajak Sosialisasi -.056 Perpajakan Pelaksanaan Sistem .086 Self Assessment Sanksi Perpajakan -.028 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.13 Dapat diketahui bahwa setiap variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat 52 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heterokedastisitas. 4. Uji Analisis Regresi dan Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh antara dua atau lebih variabel X sebagai variabel independen (bebas) dengan variabel Y sebagai variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini, analisis linier berganda dilakukan agar mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh variabel dependennya yaitu sosialisasi perpajakan (X1), pelaksanaan sistem self assessment (X2), dan sanksi perpajakan (X3) terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Y). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu. Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B 1 4.189 2.426 Sosialisasi Perpajakan .250 .081 Pelaksanaan Sistem Self .271 .276 (Constant) Std. Error Beta t Sig. 1.727 .087 .266 3.088 .003 .076 .307 3.586 .001 .079 .300 3.483 .001 Assessment Sanksi Perpajakan Sumber : Data primer yang diolah 53 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya, ialah : = 1X1 + 2X2 + 3X3 + 4X4 + Kepatuhan membayar pajak = 4,189 nilai konstanta + 0,250 sosialisasi perpajakan + 0,271 pelaksanaan sistem self assessment + 0,276 sanksi perpajakan + e Dari hasil pengujian regresi diatas, maka dapat diketahui bahwa : a. Nilai konstanta yaitu 4,189 menunjukkan apabila, sosialisasi perpajakan, pelaksanaan sistem self assessment dan sanksi perpajakan dianggap konstan atau tetap. b. Nilai koefisien regresi variabel sosialisasi perpajakan sebesar 0,250 menunjukan bahwa sosialisasi perpajakan mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin besar sosialisasi perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak maka semakin besar juga jumlah kepatuhan wajib pajak c. Nilai koefisisen regresi variabel pelaksanaan sistem self assessment bernilai sebesar 0,271 menunjukan bahwa pelaksanaan sistem self assessment secara mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin besar self assessment sistem yang dimiliki oleh wajib pajak maka semakin besar juga jumlah kepatuhan wajib pajak. d. Nilai koefisien regresi variabel sanksi perpajakan sebesar 0,276 menunjukan bahwa sanksi perpajakan mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin besar sanksi 54 perpajakan yang dimiliki wajib pajak maka semakin besar jumlah kepatuhan wajib pajak. b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur sebarapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tabel 4.14 Berikut ini menunjukkan besarnya nilai Adjusted R Square yang digunakan untuk mengevaluasi model regresi terbaik. Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R 1 ,552a R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate ,305 ,283 2,165 Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan hasil output SPSS model summary pada tabel 4.14 dapat dilihat besarnya nilai Adjusted R Square adalah sebsar 0,283 atau sebesar 28,3% variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang dijelaskan oleh sosialisasi perpajakan, pelaksanaan sistem self assessment dan sanksi perpajakan. Sedangkan sisanya 71,7% dijelaskan oleh variabel yang lain. c. Uji Simultan (Uji F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas (independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen). 55 Tabel 4.16 Hasil Uji F Statistik ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares Df 197.354 3 450.086 96 647.440 99 Mean Square 65.785 4.688 F Sig. 14.031 .000a a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan , Pelaksanaan Sistem Self Assessment, Sosialisasi Perpajakan b. Dependent Variable: KepatuhanWajibPajak Sumber : Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.15 Diatas dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung diperoleh sebesar 14,031 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan pada tabel F dengan signifikansi 0,05, diketahui df 1 (jumlah variabel = 1) atau 4 – 1 = 3, dan df2 (n – k) atau 100 – 4 = 96, (n adalah jumlah sampel, dan k adalah jumlah variabel independen), diperoleh angka sebesar 2,70. Hasil perbandingan antara Fhitung dan Ftabel ternyata Fhitung (14,031) > Ftabel (2,70) dan tingkat signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusan yang diambil adalah Ho ditolak dan Ha diterima. d. Uji t (Regresi Secara Parsial) Uji t digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap variabel dependen dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel pada signifikansi 0,05. Hasil uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada : 56 Tabel 4.17 Hasil Uj t (Regresi secara Parsial) Coefficientsa Model T 1 (Constant) 1.727 Sosialisasi Perpajakan 3.098 Pelaksanaan Sistem Self 3.586 Assessment Sanksi Perpajakan 3.483 a. Dependent Variable: KepatuhanWajibPajak Sumber : Data primer yang di olah Sig. .087 .003 .001 .001 Dari tabel 4.16 diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Varibel sosialisasi perpajakan memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,003 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,098 lebih besar dari ttabel 1,985. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya sosialisasi perpajakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 2) Variabel pelaksanaan sistem self assessment memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,001 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,586 lebih besar dari ttabel 1,985. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya pelaksanaan sistem self assessment memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 3) Variabel sanksi perpajakan memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar 0,001 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,483 lebih besar dari ttabel 1,985. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya sanksi perpajakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 57 B. Pembahasan Penelitian ini menguji sosialisasi perpajakan, pelaksanaan sistem self assessment dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Dari tabel 4.17 hasil uji t dilihat variabel sosialisasi perpajakan memiliki nilai probabilitas yang signifikan sebesar 0,003 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,098 lebih besar dari ttabel 1,985. artinya sosialisasi perpajakan secara parsial mempunyai hubungan positif dan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Riendra Putrie Hutami (2013) bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Semakin baik sosialisasi tentang peraturan perpajakan yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak tersebut maka akan semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Pelaksanaan Sistem Self Assessment Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Dari tabel 4.15 hasil uji t dilihat variabel pelaksanaan sistem self assessment memiliki nilai probabilitas yang signifikan sebesar 0,001 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,586 lebih besar dari ttabel 1,985 artinya pelaksanaan sistem self assessment secara parsial mempunyai hubungan positif dan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 58 Penelitian ini konsisten dengan penelitian Fatiyah Makiyah (2012) bahwa pelaksanaan sistem self assessment berpengaruh terhadap kepatuhan wajib Pajak orang pribadi. Sehingga apabila semakin baik pelaksanaan sistem self assessment, maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 3. Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Dari tabel 4.17 hasil uji t dilihat variabel sanksi perpajakan memiliki nilai probabilitas yang signifikan sebesar 0,001 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,483 lebih besar dari 1,985 artinya sanksi perpajakan secara parsial mempunyai hubungan positif dan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mina Rustiana (2013) yang menyatakan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib Pajak. Semakin baik sanksi perpajakan maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 4. Sosialisasi Perpajakan, Pelaksanaan Sistem Self Assessment dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Dari tabel 4.16 hasil uji F diperoleh nilai Fhitung 14.031 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena Fhitung 14.031 lebih besar dari Ftabel 2.70 dan tingkat signifikansi < 0.05 maka dapat terlihat bahwa variabel sosialisasi perpajakan, pelaksanaan sistem self assessment dan sanksi perpajakan berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.