BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1

advertisement
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil
1. Statistik Deskriptif
a. Analisis Deskriptif Statistik
Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data
yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Gambar tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.1
Hasil Uji Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
S
N
u
Kepatuhan Wajib Pajak
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
100
11
24
19.84
2.557
mSosialisasi Perpajakan
100
14
25
19.39
2.719
bPelaksanaan Sistem Self
100
9
25
19.83
2.892
100
10
25
19.63
2.780
eAssessment
Sanksi Perpajakan
rValid N (listwise)
100
Sumber : Output SPSS yang diolah
Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang dianalisa ialah
sebanyak 100 responden.
1) Sosialisasi Perpajakan (X1)
Nilai minimum 14 didapat dari total skor terendah, sedangkan nilai
maksimum 25 didapat dari total skor tertinggi dari masing-masing
pertanyaan pada setiap variabel. Rata-rata bernilai 19,39 dan standar
deviasi 2,719. Nilai mean mendekati nilai paling tinggi 25, jadi
41
42
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
dengan tingkat sosialisasi perpajakan relative tinggi, dan nilai standar
deviasi lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan data tersebut baik.
2) Pelaksanaan Sistem Self Assessment (X2)
Nilai minimum 9 didapat dari total skor terendah, sedangkan nilai
maksimum 25 didapat dari total skor tertinggi dari masing-masing
pertanyaan pada setiap variabel. rata-rata bernilai 19,83 dan standar
deviasi 2,892. Nilai mean mendekati nilai paling tinggi 25, jadi
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
dengan tingkat pelaksanaan sistem self assessment relative tinggi, dan
nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan data
tersebut baik.
3) Sanksi Perpajakan (X3)
Nilai minimum 10 didapat dari total skor terendah, sedangkan nilai
maksimum 25 didapat dari total skor tertinggi dari masing-masing
pertanyaan pada setiap variabel. Rata-rata bernilai 19,63 dan standar
deviasi 2,498. Nilai mean mendekati nilai paling tinggi 25, jadi
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
dengan tingkat sanksi perpajakan relative tinggi, dan nilai standar deviasi
lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan data tersebut baik.
4) Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Nilai minimum 11 didapat dari total skor terendah, sedangkan nilai
maksimum 24 didapat dari total skor tertinggi dari masing-masing
43
pertanyaan pada setiap variabel. Rata-rata bernilai 19,84 dan standar
deviasi 2,557. Nilai mean mendekati nilai paling tinggi 24, jadi
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
dengan tingkat kepatuhan yang relative tinggi, dan nilai standar deviasi
lebih kecil dari nilai mean yang menunjukkan data tersebut baik.
b. Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
gambaran
secara
umum
karakteristik
responden
yang
dikumpul
berdasarkan kuesioner. Gambaran tersebut dikategorikan berdasarkan jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan dan administrasi pajak. Berikut ini adalah
hasil uji analisis frekuensi karakteristik responden :
Tabel 4.2
Hasil Uji Analisis Responden
Kategori
Jenis Kelamin
Keterangan
1. Laki-laki
2. Perempuan
Pendidikan
1. SMA
2. D3
3. S1
4. S2
5. S3
6. Lainnya
Pekerjaan
1. Pegawai Negeri
2. Pegawai Swasta
3. Profesi : Acc,
Dokter, dll
4. Wirausaha
Administrasi
1. Diri sendiri
Pajak
2. Orang lain
Sumber : Data primer yang diolah
Jumlah
78
22
42
16
32
9
1
13
61
8
Persentase
78%
22%
42%
16%
32%
9%
1%
13%
61%
8%
18
96
4
18%
96%
4%
44
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa responden laki-laki
lebih dominan
yaitu berjumlah 78 orang dan perempuan 22 orang.
Karakteristik bila dilihat dari tingkat pendidikan, SMA yang lebih dominan
berjumlah 42 orang, D3 berjumlah 16 orang, S1 berjumlah 32 orang, S2
berjumlah 9 orang dan lainnya hanya 1 orang.
Berdasarkan jenis pekerjaan, dari analisis frekuensi dapat diketahui
bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah 13 orang, Pegawai Swasta
berjumlah 61 orang dan Profesi (Akuntan, Dokter, Arsitek, dll) berjumlah 8
orang dan yang bekerja sebagai Wirausaha berjumlah 18 orang. Dari tabel
4.2 juga dapat diketahui bahwa Wajib pajak yang melakukan perhitungan
pajaknya dilakukan oleh diri sendiri sebanya 96 orang dan melalui kuasa
orang lain hanya berjumlah 4 orang.
2. Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Uji validitas diukur dengan cara :
1) Membandingkan nilai pearson correlation dengan r-tabel
2) Jika r
hitung
jika r
hitung
> dari r tabel , maka item pertanyaan dinyatakan valid dan
< dari r
tabel ,
maka item pertanyaan dinyatakan tidak
valid.
3) Perhitungan rtabel berdasarkan df (degree of freedom) = n-2, n adalah
jumlah sampel. Maka 100 – 2 = 98 dengan α = 0,05 didapat hasil =
0,197. Hasil uji validitas dapat dilihat dari tabel di bawah ini:
45
Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Sosialisasi Perpajakan (X1)
Pernyataan
rhitung
Rtabel
Keterangan
P1
0,769
0,197
Valid
P2
0,507
0,197
Valid
P3
0,525
0,197
Valid
P4
0,414
0,197
Valid
P5
0,476
0,197
Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Sistem Self Assessment (X2)
Pernyataan
rhitung
Rtabel
Keterangan
P6
0,638
0,197
Valid
P7
0,567
0,197
Valid
P8
0,321
0,197
Valid
P9
0,227
0,197
Valid
P10
0,324
0,197
Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Sanksi Perpajakan (X3)
Pernyataan
rhitung
Rtabel
Keterangan
P11
0,700
0,197
Valid
P12
0,450
0,197
Valid
P13
0,419
0,197
Valid
P14
0,244
0,197
Valid
P15
0,338
0,197
Valid
Sumber : Data primer yang diolah
46
Tabel. 4.6
Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Pernyataan
rhitung
Rtabel
Keterangan
P16
0,660
0,197
Valid
P17
0,327
0,197
Valid
P18
0,400
0,197
Valid
P19
0,241
0,197
Valid
P20
0,293
0,197
Valid
Sumber : Data primer yang diolah
b. Hasil Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliable jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0,70 (Imam Ghazali, 2011: 105). Tabel
berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Sosialisasi Perpajakan (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
,784
,805
N of Items
5
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.7 diatas menunjukkan nilai Cronbach Alpha atas variabel
sosialisasi perpajakan sebesar 0,784, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dari kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,70.
47
Tabel 4.8
Hasil Uji Reliabilitas Pelaksanaan Sistem Self Assessment (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
,736
,744
N of Items
5
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.8 diatas menunjukkan nilai Cronbach Alpha atas variabel
pelaksanaan sistem self assessment sebesar 0,736, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pernyataan dari kuesioner ini reliable karena
mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70.
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Sanksi Perpajakan (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
,708
,727
N of Items
5
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.9 diatas menunjukkan nilai Cronbach Alpha atas variabel sanksi
perpajakan sebesar 0,708, sehingga dapat disimpulkan bahwa pernyataan
dari kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai Cronbach Alpha lebih
besar dari 0,70.
48
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Kepatuhan Wajib Pajak (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized Items
,737
,739
N of Items
5
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.10 diatas menunjukkan nilai Cronbach Alpha atas variabel
Kepatuhan wajib pajak sebesar 0,737, sehingga dapat disimpulkan bahwa
pernyataan dari kuesioner ini reliable karena mempunyai nilai Cronbach
Alpha lebih besar dari 0,70.
3. Pegujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah data penelitian pada
sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun independen atau
keduanya mempunyai distribusi data dengan normal atau tidak. Analisis
dapat dilakukan dalam dua cara dalam menguji normalitas data dalam
model regresi yaitu dengan statistik (menggunakan analisis one sample
Kolmogorov-Smirnov Test).
49
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N
Normal
Parametersa,b
Kepatuhan
Pelaksanaan
Wajib
Sosialisasi Sistem Self
Sanksi
Pajak
Perpajakan Assessment Perpajakan
100
100
100
100
19.84
19.39
19.83
19.63
2.557
2.719
2.892
2.780
Mean
Std.
Deviation
Most Extreme
Absolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data primer yang diolah
.125
.125
-.121
1.251
.088
.111
.091
-.111
1.115
.167
.117
.093
-.117
1.171
.129
.133
.091
-.133
1.329
.058
Dari Hasil pengujian pada tabel 4.11 Terlihat bahwa pada nilai K-S
untuk variabel sosialisasi perpajakan adalah 1,115 dengan probabilitas
signifikani dua sisi sebesar 0,167 dan nilainya diatas 0,05 (0,167 ≥ 0,05), hal
ini berarti data variabel sosialisasi perpajakan dinyatakan berdistribusi normal.
Kolom K-S untuk variabel pelaksanaan sistem self assessment adalah 1,171
dengan probabilitas signifikansi dua sisi sebesar 0,129 (0,129 ≥ 0,05) maka
data variabel pelaksanaan sistem self assessment dinyatakan berdistribusi
normal. Kolom K-S untuk variabel sanksi perpajakan adalah 1,329 dengan
probabilitas signifikansi dua sisi sebesar 0,058 dan nilainya diatas 0,05 (0,058
≥ 0,05) maka data variabel sanksi perpajakan dinyatakan berdistribusi normal.
Demikian pula untuk Kolom K-S untuk variabel dependen yaitu
kepatuhan wajib pajak adalah 1,251 dengan probabilitas signifikansi dua sisi
50
sebesar 0,088 dan nilainya diatas 0,05 (0,088 ≥ 0,05) maka data variabel
pemeriksaan pajak dinyatakan berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika
variabel independen berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal
(Imam Ghazali, 2005:91) untuk mendeteksi apakah ada atau tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance Value (TOL) atau Veriance
Inflation Factor (VIF). Batas nilai TOL adalah 0,10 dan VIF adalah 10.
Apabila TOL < 0,10 atau nilai VIF > 10 maka dapat disimpulkan terjadi
multikolinearitas. Tabel berikut menunjukkan hasil uji multikolinearitas untuk
semua variabel bebas :
Tabel 4.12
Hasil Uji Muktikolinearitas
Coefficientsa
Model
1
Sosialisasi Perpajakan
Pelaksanaan Sistem
Self Assessment
Sanksi Perpajakan
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
.977
1.024
.989
1.011
.975
1.026
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.12 Dapat diketahui bahwa setiap variabel
memiliki nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 dan Veriance Inflation
51
Faktor (VIF) tidak lebih dari 10, sehingga dapat dinyatakan model regresi
linier berganda berdata normal atau tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada
semua pengamatan didalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi heteroskedastisitas. Salah satu uji untuk menditeksi ada
tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan uji glejser dengan
meregresikan semua variabel independen dari model regresi dengan nilai
mutlak residualnya. (Ghozali, 2011 :143)
Tabel 4.13
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Std.
B
Error
Beta
3.073
1.514
-.075
.063
-.143
t
2.029
-1.201
Sig.
.045
.233
.052
-.113
-1.071
.287
.050
.184
1.733
.086
.052
-.058
-.544
.588
Model
1
(Constant)
Kepatuhan Wajib
Pajak
Sosialisasi
-.056
Perpajakan
Pelaksanaan Sistem
.086
Self Assessment
Sanksi Perpajakan
-.028
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.13 Dapat diketahui bahwa setiap variabel
independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel
dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat
52
5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heterokedastisitas.
4. Uji Analisis Regresi dan Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui gambaran mengenai pengaruh antara dua atau
lebih variabel X sebagai variabel independen (bebas) dengan variabel Y
sebagai variabel dependen (terikat).
Dalam penelitian ini, analisis linier berganda dilakukan agar
mengetahui koefisien regresi atau besarnya pengaruh variabel
dependennya yaitu sosialisasi perpajakan (X1), pelaksanaan sistem self
assessment (X2), dan sanksi perpajakan (X3) terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak (Y). Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda
karena memiliki variabel independen lebih dari satu.
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
1
4.189
2.426
Sosialisasi Perpajakan
.250
.081
Pelaksanaan Sistem Self
.271
.276
(Constant)
Std. Error
Beta
t
Sig.
1.727
.087
.266
3.088
.003
.076
.307
3.586
.001
.079
.300
3.483
.001
Assessment
Sanksi Perpajakan
Sumber : Data primer yang diolah
53
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya, ialah :
=
1X1 +
2X2
+
3X3
+
4X4 +
Kepatuhan membayar pajak = 4,189 nilai konstanta + 0,250 sosialisasi
perpajakan + 0,271 pelaksanaan sistem self assessment + 0,276 sanksi
perpajakan + e
Dari hasil pengujian regresi diatas, maka dapat diketahui bahwa :
a. Nilai konstanta yaitu 4,189 menunjukkan apabila, sosialisasi perpajakan,
pelaksanaan sistem self assessment dan sanksi perpajakan dianggap
konstan atau tetap.
b. Nilai koefisien regresi variabel sosialisasi perpajakan sebesar 0,250
menunjukan bahwa sosialisasi perpajakan mempengaruhi secara positif
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin besar sosialisasi
perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak maka semakin besar juga
jumlah kepatuhan wajib pajak
c. Nilai koefisisen regresi variabel pelaksanaan sistem self assessment
bernilai sebesar 0,271 menunjukan bahwa pelaksanaan sistem self
assessment secara mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak. Semakin besar self assessment sistem yang
dimiliki oleh wajib pajak maka semakin besar juga jumlah kepatuhan
wajib pajak.
d. Nilai koefisien regresi variabel sanksi perpajakan sebesar 0,276
menunjukan bahwa sanksi perpajakan mempengaruhi secara positif dan
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Semakin besar sanksi
54
perpajakan yang dimiliki wajib pajak maka semakin besar jumlah
kepatuhan wajib pajak.
b. Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi
pada
intinya
mengukur
sebarapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tabel
4.14 Berikut ini menunjukkan besarnya nilai Adjusted R Square yang
digunakan untuk mengevaluasi model regresi terbaik.
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model
R
1
,552a
R Square
Adjusted R Std. Error of the
Square
Estimate
,305
,283
2,165
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan hasil output SPSS model summary pada tabel 4.14 dapat
dilihat besarnya nilai Adjusted R Square adalah sebsar 0,283 atau sebesar
28,3% variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang
dijelaskan oleh sosialisasi perpajakan, pelaksanaan sistem self assessment
dan sanksi perpajakan. Sedangkan sisanya 71,7% dijelaskan oleh variabel
yang lain.
c. Uji Simultan (Uji F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
(independen) yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat (dependen).
55
Tabel 4.16
Hasil Uji F Statistik
ANOVAb
Model
1
Regression
Residual
Total
Sum of
Squares
Df
197.354
3
450.086 96
647.440 99
Mean
Square
65.785
4.688
F
Sig.
14.031 .000a
a. Predictors: (Constant), Sanksi Perpajakan , Pelaksanaan Sistem Self Assessment,
Sosialisasi Perpajakan
b. Dependent Variable: KepatuhanWajibPajak
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.15 Diatas dapat disimpulkan bahwa nilai F hitung
diperoleh sebesar 14,031 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan pada
tabel F dengan signifikansi 0,05, diketahui df 1 (jumlah variabel = 1) atau 4 –
1 = 3, dan df2 (n – k) atau 100 – 4 = 96, (n adalah jumlah sampel, dan k
adalah jumlah variabel independen), diperoleh angka sebesar 2,70. Hasil
perbandingan antara Fhitung dan Ftabel ternyata Fhitung (14,031) > Ftabel (2,70) dan
tingkat signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05), maka keputusan yang diambil
adalah Ho ditolak dan Ha diterima.
d. Uji t (Regresi Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel
independen
secara
individu
terhadap
variabel
dependen
dengan
membandingkan antara thitung dengan ttabel pada signifikansi 0,05. Hasil uji
regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada :
56
Tabel 4.17
Hasil Uj t (Regresi secara Parsial)
Coefficientsa
Model
T
1
(Constant)
1.727
Sosialisasi Perpajakan
3.098
Pelaksanaan Sistem Self
3.586
Assessment
Sanksi Perpajakan
3.483
a. Dependent Variable: KepatuhanWajibPajak
Sumber : Data primer yang di olah
Sig.
.087
.003
.001
.001
Dari tabel 4.16 diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Varibel sosialisasi perpajakan memiliki nilai probabilitas signifikan
sebesar 0,003 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,098 lebih besar dari
ttabel 1,985. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima,
artinya sosialisasi perpajakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak.
2) Variabel pelaksanaan sistem self assessment memiliki nilai probabilitas
signifikan sebesar 0,001 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,586 lebih
besar dari ttabel 1,985. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya pelaksanaan sistem self assessment memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
3) Variabel sanksi perpajakan memiliki nilai probabilitas signifikan sebesar
0,001 jauh lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,483 lebih besar dari ttabel 1,985.
Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, artinya sanksi
perpajakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak.
57
B. Pembahasan
Penelitian ini menguji sosialisasi perpajakan, pelaksanaan sistem self
assessment dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kembangan. Dari hasil
penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi.
Dari tabel 4.17 hasil uji t dilihat variabel sosialisasi perpajakan
memiliki nilai probabilitas yang signifikan sebesar 0,003 jauh lebih kecil
dari 0,05 atau thitung 3,098 lebih besar dari ttabel 1,985. artinya sosialisasi
perpajakan secara parsial mempunyai hubungan positif dan berpengaruh
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Riendra Putrie Hutami
(2013) bahwa sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi. Semakin baik sosialisasi tentang peraturan perpajakan
yang diberikan oleh kantor pelayanan pajak tersebut maka akan semakin
tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
2. Pelaksanaan Sistem Self Assessment Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi.
Dari tabel 4.15 hasil uji t dilihat variabel pelaksanaan sistem self
assessment memiliki nilai probabilitas yang signifikan sebesar 0,001 jauh
lebih kecil dari 0,05 atau thitung 3,586 lebih besar dari ttabel 1,985 artinya
pelaksanaan sistem self assessment secara parsial mempunyai hubungan
positif dan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
58
Penelitian ini konsisten dengan penelitian Fatiyah Makiyah (2012)
bahwa pelaksanaan sistem self assessment berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib Pajak orang pribadi. Sehingga apabila semakin baik pelaksanaan
sistem self assessment, maka akan semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib
pajak orang pribadi.
3. Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Dari tabel 4.17 hasil uji t dilihat variabel sanksi perpajakan memiliki
nilai probabilitas yang signifikan sebesar 0,001 jauh lebih kecil dari 0,05
atau thitung 3,483 lebih besar dari 1,985 artinya sanksi perpajakan secara
parsial mempunyai hubungan positif dan berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi.
Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mina
Rustiana (2013) yang menyatakan sanksi perpajakan berpengaruh terhadap
kepatuhan wajib Pajak. Semakin baik sanksi perpajakan maka semakin
tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
4. Sosialisasi Perpajakan, Pelaksanaan Sistem Self Assessment dan Sanksi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Dari tabel 4.16 hasil uji F diperoleh nilai Fhitung 14.031 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Oleh karena Fhitung 14.031 lebih besar dari Ftabel 2.70 dan
tingkat signifikansi < 0.05 maka dapat terlihat bahwa variabel sosialisasi
perpajakan, pelaksanaan sistem self assessment dan sanksi perpajakan
berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak orang
pribadi.
Download