1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, penyakit yang diderita oleh
sebagian orang juga bervariasi. Salah satu penyakit degeneratif yang
saat ini banyak diderita oleh sebagian orang yaitu diabetes mellitus.
Prevalensi Diabetes mellitus (DM) di Indonesia sebesar 1,5 – 2,3 % pada
penduduk usia lebih dari 15 tahun, bahkan pada suatu penelitian
epidemiologis di Manado didapatkan prevalensi DM 6,1 %. Penelitian
yang dilakukan di Jakarta, Surabaya, Makasar dan kota-kota lain di
Indonesia
membuktikan adanya kenaikan prevalensi
dari tahun
ketahun. Berdasarkan pola pertambahan penduduk , diperkirakan pada
tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia diatas 20
tahun dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4 % akan didapatkan 7
juta pasien DM (Perkeni, 2006).
World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa pada
tahun 2003, hampir 200 juta orang di dunia menderita diabetes dan
diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita mencapai 330 juta jiwa.
Berdasarkan data WHO tahun 2003, tercatat lebih dari 13 juta penderita
diabetes di Indonesia, dari jumlah tersebut diperkirakan dapat meningkat
menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun 2030 (Depkes 2005).
Diabetes melitus didefinisikan sebagai suatu penyakit kelainan
metabolik kronis secara serius yang memiliki dampak signifikan terhadap
kesehatan yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. Salah
satu penyebab diabetes melitus yaitu menurunnya hormon insulin yang
1
diproduksi oleh sel beta pulau Langerhans dalam kelenjar pankreas.
Insulin merupakan hormon yang berperan dalam metabolisme glukosa
khususnya sebagai perantara masuknya glukosa di dalam darah ke selsel jaringan tubuh lainnya seperti otot dan jaringan lemak (Reinauer et al.
2002).
Menurut Gilman (2007), diabetes mellitus yaitu sekelompok
sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia, perubahan metabolisme
lipid, karbohidrat dan protein, serta peningkatan resiko komplikasi
penyakit pembuluh darah. Hiperglikemia timbul karena penyerapan
glukosa ke dalam sel terhambat serta metabolismenya terganggu
(Handoko dan Suharto, 1995).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengobati dan mencegah
terjadinya diabetes mellitus. Saat ini, produk makanan yang berasal dari
tumbuhan telah banyak digunakan di masyarakat sebagai alternatif
preventif dislipidemia dan diabetes melitus karena efek sampingnya yang
rendah (Zhang et al, 2008). Mengkudu merupakan buah yang memiliki
kelebihan bagi penderita diabetes karena memiliki fungsi konstruktif, yaitu
membangun kembali jaringan-jaringan yang rusak, menyembuhkan
penyakit komplikasi lain, menurunkan kadar glukosa darah dan
mengembalikan kemampuan tubuh untuk mengatur glukosa darah seperti
sediakala (Kirtishanti et al, 2008).
Mengkudu adalah tanaman yang berasal dari Asia Tenggara.
Buah mengkudu dikenal dengan nama-nama yang berbeda di setiap
Negara, antara lain Noni (bahasa Hawaii), Nono (bahasa Tahiti), Nonu
(bahasa Tonga), ungcoikan (bahasa Myanmar) dan Ach (bahasa Hindi).
2
Buah mengkudu mampu tumbuh subur pada ketinggian sampai 1500
meter dpl.Di dalam mengkudu terdapat berbagai kandungan zat gizi. Hasil
penelitian membuktikan bahwa buah mengkudu mengandung senyawa
metabolit sekunder yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, selain
kandungan nutrisinya yang juga beragam seperti vitamin A, C, niasin,
tiamin dan riboflavin, serta mineral seperti zat besi, kalsium, natrium, dan
kalium (Winarti, 2005). Beberapa jenis senyawa fitokimia dalam buah
mengkudu
adalah
terpen,
acubin,
lasperuloside,
alizarin,
zat-zat
antrakuinon, asam askorbat, asam kaproat, asam kaprilat, zat-zat
skopoletin, damnakantal, dan alkaloid (Pohan dan Antara 2001). Senyawa
turunan antrakuinon dalam mengkudu antara lain adalah morindin,
morindon dan alizarin, sedangkan alkaloidnya antara lain xeronin dan
proxeronin
(precursor
xeronin).
Xeronin
merupakan
alkaloid
yang
dibutuhkan tubuh manusia untuk mengaktifkan enzim serta mengatur dan
membentuk struktur protein (Solomon 1998).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nayak et al (2010),
kandungan triterpenoid, flavanoid, saponin, dan triterpen pada buah
mengkudu terbukti dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus
diabetes. Saponin bekerja dalam menghambat pengosongan lambung,
saponin juga dapat mencegah pengosongan lambung dan kemudian
mengurangi absorpsi nutrisi yang masuk ke darah sehingga kadar
glukosa darah berubah.
Buah mengkudu yang umumnya berbau tidak sedap dan rasanya
kurang
begitu
enak
sehingga
masyarakat
enggan
untuk
mengonsumsinya. Padahal sudah banyak penelitian yang membuktikan
3
bahwa buah mengkudu mampu menurunkan hipertensi, menurunkan
glukosa darah pada penderita diabetes mellitus, anti kanker, dan masih
banyak lagi. Selama ini masyarakat mengonsumsi mengkudu dengan
cara mengestraksinya yaitu dengan merebus lalu diminum atau dengan
memblendernya
sehingga
didapatkan
ekstrak
berupa
jus.
Buah
mengkudu berpotensi dimanfaatkan sebagai minuman fungsional.
Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (POM), pangan
fungsional adalah pangan yang secara alami maupun melalui proses
mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan hasil kajian
ilmiah dianggap mempunyai fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat
bagi kesehatan. Pangan fungsional dikonsumsi layaknya makanan atau
minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna,
tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen, serta tidak
memberikan kontraindikasi dan tidak memberikan efek samping terhadap
metabolisme zat gizi lainnya jika digunakan pada jumlah penggunaan
yang dianjurkan. Meskipun mengandung senyawa yang bermanfaat bagi
kesehatan, pangan fungsional tidak berbentuk kapsul, tablet atau bubuk
yang berasal dari senyawa alami (Badan Pengawasan Obat dan
Makanan 2001). Produk minuman fungsional yang beredar di pasaran
tersedia dalam berbagai bentuk, seperti jus (sari buah), serbuk minuman
cepat larut (serbuk instan), serta dalam bentuk teh herbal (teh celup)
mengkudu (Winarti, 2005).
Salah satu faktor yang menjadi kelemahan produk mengkudu
adalah aroma dan rasanya yang menyengat dan kurang disukai oleh
masyarakat. Dalam hal ini banyak produk mengkudu yang beredar di
4
pasaran menutupi aroma dan rasa alami yang kurang disukai dengan
cara pengenceran, penambahan zat-zat lain seperti asam, gula dan flavor
tetapi ada juga yang memodifikasi menjadi bentuk lain. Metode yang
biasanya dilakukan untuk mengekstraksi mengkudu yaitu dengan blender,
fermentasi, dan merebus. (Hardoko dkk, 2003).
Aroma yang kurang sedap biasanya disiasati dengan cara
merebus buah mengkudu sehingga aroma yang tidak sedap bisa sedikit
berkurang, tetapi dengan merebus dikhawatirkan senyawa yang ada di
dalamnya ikut menguap. Metode baru untuk mengekstraksi buah
mengkudu yaitu metode freeze juicing. Proses freeze juicing ini
melibatkan proses pembekuan dan pencairan buah mengkudu. Dengan
pembekuan, cairan intrasel membentuk kristal es yang memperluas untuk
memecahkan dinding sel dalam daging buah, mudah melepaskan jus dari
buah saat mencair (Yang, 2010). Selama proses pencairan (thawing), sel
tidak kembali ke wujud asalnya, baik bentuk maupun turgiditasnya.
Tekstur produk atau bahan pangan menjadi lebih lunak dan komponenkomponen sel mengalami pelepasan dari sel-sel yang rusak (Estiasih,
2009). Untuk itu diharapkan dengan metode ini senyawa yang ada dalam
buah mengkudu tetap terjaga.
Dari uraian yang telah dijelaskan, peneliti tertarik untuk meneliti
pengaruh pemberian esktrak mengkudu dengan metode freeze juicing
terhadap kadar glukosa darah tikus diabetes yang belum pernah diteliti
sebelumnya.
5
B. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak mengkudu “freeze juicing”
terhadap kadar glukosa darah tikus wistar diabetes mellitus?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak mengkudu “freeze
juicing” terhadap kadar glukosa darah tikus wistar diabetes mellitus.
2. Tujuan khusus
Mengetahui dosis optimal pemberian ekstrak mengkudu
“freeze juicing” terhadap kadar glukosa darah tikus wistar diabetes
mellitus.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat menerapkan disiplin ilmu gizi dan kesehatan yang telah
didapat selama perkuliahan serta menambah pengetahuan dan
wawasan tentang apa yang hendak diteliti.
2. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan pengetahuan dari hasil penelitian yang
dilakukan dan meningkatkan daya terima masyarakat terhadap
mengkudu dengan mengolahnya melalui metode “freeze juicing”
sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menjaga kadar
glukosa darah agar tetap normal pada penderita diabetes melitus.
Selain itu, pengolahan sederhana ini diharapkan mampu meningkatkan
6
nilai fungsional dan ekonomi dari mengkudu di masyarakat khususnya
dalam dunia pangan fungsional atau nutraceutical.
3. Bagi Universitas Gadjah Mada
Memperkaya hasil-hasil karya penelitian yang mengangkat
kearifan lokal sebagai alternatif solusi permasalahan kesehatan
Nasional dalam rangka mendukung misi UGM sebagai universitas
berbasis riset berskala internasional (World Class Research University)
4. Bagi Pihak lain
Dapat menjadi referensi penelitian-penelitian lebih lanjut melalui
perbaikan metode-metode yang ada dan mengembangkannya dalam
skala industri kecil dan menengah.
E. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan topik yang diteliti, antara lain :
1. Husnil Kadri (2010) dengan judul “ Pengaruh Estrak Mengkudu
Terhadap Kadar MDA Darah dan Aktivitas Katalase Tikus DM yang
Diinduksi Aloksan ”. Penelitian ini menggunakan jenis eksperimental
dan menggunakan subjek tikus. Pada penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa pemberian ekstrak mengkudu berpengaruh terhadap kadar
MDA darah dan aktivitas katalase tikus DM yang diinduksi aloksan.
Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian ini
adalah pemberian ekstrak mengkudu dengan metode yang berbeda,
pada penelitian ini ekstrak mengkudu dihasilkan melalui metode
blender sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan
metode freeze juicing. Selain itu, variabel terikat yang diteliti juga
7
berbeda. Pada penelitian ini yaitu kadar MDA dan aktivitas katalase
sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu kadar glukosa darah.
Perbedaan yang lain adalah induksi yang menyebabkan tikus DM,
pada penelitian ini menggunakan aloksan sedangkan penelitian yang
akan dilakukan yaitu menggunakan nicotinamide dan streptozotocin.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah jenis penelitian yaitu eksperimental dan pemberian ekstrak
mengkudu pada tikus DM .
2. Nourmala (2011) dengan judul “ Aktivitas Antihiperglikemia Fraksi Air
Buah Makasar (Brucea javanica (L.) Merr pada Tikus yang Diinduksi
Aloksan “.Penelitian ini bertujuan menguji aktivitas antihiperglikemia
fraksi air dari ekstrak etanol buah makasar terhadap penurunan kadar
glukosa darah tikus Sprague Dawley yang diinduksi aloksan. Hasil
dari penelitian ini adalah fraksi air dari ekstrak etanol buah makasar
mampu menurunkan kadar glukosa darah pada pada tikus Sprague
Dawley yang diinduksi aloksan pada dosis tertentu. Penelitian ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi
kepada
masyarakat
mengenai manfaat tanaman buah makasar, sehingga dapat dijadikan
alternative
pengobatan
penyakit
diabetes
melitus.
Persamaan
penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian ini adalah
persamaan dalam desain penelitiannya dan sama-sama ingin melihat
pemberian ekstrak buah terhadap kadar glukosa darah tikus DM.
Perbedaan penelitian yang akan dilakuan dengan penelitian ini adalah
buah yang diekstraksi dan cara ekstraksinya berbeda. Perbedaan
yang lain adalah induksi yang menyebabkan tikus DM, pada
8
penelitian ini menggunakan aloksan sedangkan penelitian yang akan
dilakukan yaitu menggunakan nicotinamide dan streptozotocin.
3. Nayak,et al. (2007) dengan judul “ Wound-Healing Activity of Morinda
citrifolia Fruit Juice on Diabetes-induced Rats” . Hasil dari penelitian
ini adalah jus buah mengkudu secara signifikan mengurangi kadar
gula darah dan mempercepat penyembuhan luka pada tikus diabetes.
Pada penelitian tikus dibagi dalam beberapa kelompok perlakuan
sama halnya dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakuka adalah pemberian
ekstrak mengukudu, dalam penelitian juga melihat penurunan kadar
glukosa darah tikus diabetes. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah metode ekstraksi mengkudu
yang akan diberikan pada tikus. Pada penelitian ini ekstrak yang
diberikan yaitu dalam bentuk jus sedangkan pada penelitian yang
akan dilakukan adalah dalam bentuk sediaan freeze juicing,pada
penelitian ini juga melihat proses penyembuhan luka pada tikus
diabetes sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan hanya
melihat kadar glukosa darah setelah diberi perlakukan yaitu diet
ekstrak mengkudu freeze juicing pada dosis yang telah ditentukan.
Perbedaan yang lain adalah induksi yang menyebabkan tikus DM,
pada penelitian ini menggunakan aloksan sedangkan penelitian yang
akan dilakukan yaitu menggunakan nicotinamide dan streptozotocin.
9
Download