Ilustrasi Kasus

advertisement
Ilustrasi Kasus
Identitas Pasien
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Agama
: Ny S
: 58 tahun
: Perempuan
: Bekasi Selatan
: Protestan
ILUSTRASI KASUS
SURVEY PRIMER
Airway
: Bebas, tidak ada sumbatan
Breathing
: spontan, reguler, 25x/min, simetris saat
inspirasi dan ekspirasi, bunyi napas tambahan (-),
penggunaan otot bantu napas (-), tidak tampak sesak.
Circulation: HR 68x/min, regular, teraba kuat, akral hangat,
CRT < 2”, pucat.
Disability
: GCS 15 (E4M6V5
Exposure
:-
Evaluasi Masalah
• Takipnea
• Pucat
Tata Laksana Awal
• O2 3 L/menit
• NaCl 0,9 % 20 tetes/menit
• Cek Darah Perifer Lengkap
Evaluasi Tanda Vital
– Tekanan darah
: 110/70 mmHg
– Frekuensi Nadi
: 70 x/menit
– Frekuensi Napas
: 20 x/menit
– Suhu
: 370 C
Keluhan Utama: Tubuh pasien semakin lemah sejak 2
hari smrs
Riwayat Penyakit Sekarang
:
• Pasien setiap bulan rutin melakukan transfusi ke RS.
Persahabatan karena anemia yang dialaminya. Ada
rencana untuk dilakukan pungsi sumsum tulang , tapi
pasien menolak untuk dilakukan. Pasien memiliki
riwayat sakit ginjal, tapi belum dianjurkan untuk
mencuci darahnya.
• Sejak 2 hari smrs, tubuh pasien semakin melemah.
BAK normal, mual (-), muntah (-), demam (-), batuk (-).
Bengkak kedua kaki (+), mimisan (-), perdarahan lewat
vagina (-), kuning (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
• Hipertensi (+) >20 tahun terkontrol (valsatran dan
amlodipin), DM (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
• Hipertensi (-), DM (-), Asma (-)
Riwayat Sosial & Kebiasaan
• pasien adalah ibu rumah tangga, minum jamu-jamuan
(-), rokok (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Sistem Susunan Saraf Pusat:
Pasien sadar : GCS 15 (E4M6V5)
Pupil isokor, reaktif, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak
langsung +/+
Nervus kranialis : tidak ada paresis
Motorik
: Tidak ada paresis
Sensorik
: Tidak ada hipesthesia
Sistem Kardiovaskuler:
Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: Iktus kordis teraba pada sela iga 5 linea aksilaris anterior kiri
Perkusi:
Batas jantung kanan : sela iga 4 linea parasternalis kanan
Batas jantung kiri : sela iga 5 linea aksilaris anterior kiri
Pinggang jantung : sela iga 3 linea parasternalis kiri
Auskultasi: Bunyi jantung I-II normal, gallop (-), murmur (-)
JVP 5-2 cmH2O
Ekstremitas : Akral hangat, edema tungkai bawah +/+
Sistem Respirasi:
Inspeksi: Pengembangan dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi,
tampak sesak dan retraksi interkostae (-) dan supraklavikula (-)
Palpasi: Fremitus dada kiri dan kanan sama, ekspansi dada simetris.
Perkusi: Sonor
Batas paru-hati : sela iga 5 linea midklavikula kiri
Batas paru lambung : sela iga 7 linea aksilaris anterior
Auskultasi: Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki kasar +/+ pada kedua basal
paru
Sistem Gastrointestinal
Inspeksi: Datar, lemas
Palpasi: hati dan limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
Perkusi: Timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Sistem Metabolik: Tidak ada pembesaran tiroid
Sistem Infeksi: Tidak ada pembesaran KGB
Sistem Hematologi: Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
5.820
5-10 ribu/mm3
Hemoglobin
7,7
12 – 16 g/dL
Hematokrit
21
35 – 47 %
MCV
84,9
80-100 fl
MCH
31,4
25-34 pg
MCHC
37,0
32-35 g/dL
133.000
150.000-400.000 /uL
Glukosa Darah Sewaktu
91
<180 MG/dL
Natrium
110
Kalium
3,5
135-147 mEq/L
3.50-5.50 meq/l
Klorida
83
100-106 meq/l
Ureum
84,9
10-50 mg/dL
Kreatinin
31,4
0.5-1.5 mg/dL
Darah Rutin
Leukosit
Trombosit
FOTO TORAKS AP
CTR < 50 %, infiltrat negatif, corakan
bronkovesikular normal.
Hasil EKG:
Irama sinus, tidak ada
kelainan yg
ditemukan.
Daftar Masalah
• General weakness
• Bisitopenia (anemia + trombositopenia) ec. MDS DD/ CKD
• CKD st. IV
• Hiponatremia
Tata Laksana Lanjutan
• Ranitidine 1 amp IV
• Diphenhidramin 1 amp IV
• Lasix 1 amp
• Transfusi darah target HB 10 g/dL
PEMBAHASAN
• Anemia yang dimiliki oleh pasien pemeriksaan fisik
(konjungtiva anemis, wajah pucat) dan hasil laboratorium
memperlihatkan Hb yang rendah (7,7 g/dL) serta hematokrit
yang menurun (21%).
• Sesuai dengan indikasi untuk dilakukan transfusi darah.
• Produk darah yang diberikan adalah PRC  untuk menaikkan
Hb bukan karena perdarahan masif.
• Perlu diwaspadai adanya komplikasi transfusi darah reaksi
hemolitik, transmisi penyakit, reaksi alergi, demam, dll.
• Perlu dilakukan crossmatch dan pemberian premedikasi.
Premedikasi
• Diuretik untuk mencegah overload cairan dalam tubuh
resipien  Lasix 1 amp.
• Antihistamin  untuk mencegah reaksi alergi
diphenhydramin 1 amp IV.
Diphenhydramin
• Antihistamin
• Mengeblok reseptor H1 histamin pada sel-sel efektor di traktus
digestivus, pembuluh darah, dan traktus respiratorius.
• Bisa menyebabkan sedasi dan memiliki efek antikolinergik.
• Absorpsi: diabsorpsi dengan baik di GI tract (oral), konsentrasi
plasma memuncak setelah 1-4 jam.
• Distribusi: distribusi luas, CNS, melewati plasenta dan kelenjar
susu, diikat dengan kuat oleh protein.
• Metabolisme: Extensive first-pass metabolism.
• Eksresi: melalui urine.
Lasix
• Loop Diuretik
• Diindikasikan untuk edema akibat gangguan jantung, hepar,
atau ginjal. Inj: untuk diuresis cepat/ jika penggunaan oral tidak
memungkinkan.
• Menghambat reabsorpsi air di nefron dengan menge-blok
kotransporter natrium-kalium-dan klorida pada tubulus
ascending lengkung henle.
– Absorpsi: 60% diabsoprsi pada pasien dengan fungsi renal normal.
Diabsorpsi di GI tract. Pada IV, diuresis muncul 30 menit, selama 2 jam.
– Distribusi: 95% diikat oleh protein plasma.
– Metabolisme: hanya sedikit yang dimetabolisme oleh hepar.
– Ekskresi: urin
Download