(adma) diantara keturunan diabetes melitus (dm)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus
(DM)
merupakan
suatu kelompok
penyakit
metabolik dengan karateristik peningkatan kadar gula darah dan defek sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.1 DM dapat mengenai segala lapisan
umur dan sosial ekonomi. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk
maka akan semakin meningkat
pula jumlah penderita
DM, hipertensi,
obesitas, penyakit kardiovaskular, dan dislipidemia sehingga prevalensi
sindroma resistensi insulin akan meningkat pula.
Angka kejadian DM cukup tinggi di Indonesia, dimana Indonesia
menduduki peringkat
4 di dunia setelah India, Cina dan Amerika. Dengan
asumsi prevalensi DM sebesar 4%, berdasarkan pola pertambahan penduduk
seperti saat ini, diperkirakan pada tahun 2025 nanti akan ada 178 juta
penduduk
Indonesia berusia di atas 20 tahun, sehingga diperkirakan akan
didapatkan 7 juta orang dengan DM.2
Wolrd Health Organization (WHO)
memprediksi adanya peningkatan jumlah diabetisi yang cukup besar untuk
tahun-tahun mendatang yang mana diperkirakan jumlah orang dengan DM di
Indonesia pada tahun 2025 sebesar 12 juta orang.3
DM tipe 2 merupakan penyakit multifaktorial dengan komponen genetik
dan non genetik yang akan mempercepat fenotipe diabetes. Pada penelitian
yang dilakukan oleh The Framingham Offspring of type 2 Diabetes
mendapatkan resiko DM tipe 2 yaitu 3,5 kali lebih tinggi pada keturunan dengan
salah satu orang tua diabetes dan 6 kali lebih tinggi bila kedua orang tua
Universitas Sumatera Utara
menderita
diabetes dibandingkan dengan keturunan yang bukan diabetes.4
Adanya defek pada sel β pankreas dan resistensi insulin
disamping faktor
lingkungan berperan terhadap timbulnya diabetes melitus tipe 2.5
Resistensi insulin merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya DM
tipe 2, kelainan ini juga ditemukan pada keluarga keturunan DM yang
normoglikemik dan gangguan toleransi. Resistensi insulin dapat dihubungkan
dengan disfungsi endotel melalui sejumlah mekanisme, termasuk gangguan
jalur bersama sinyal sub seluler kerja insulin dan produksi nitric oxide (NO).6
Studi oleh Balletshofer dkk (2000) di Jerman melaporkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara disfungsi endotel dan resistensi insulin pada
keturunan
DM
tipe
2
usia
muda
tanpa
memandang
faktor
resiko
kardiovaskular.7
Asymmertic dimethylarginine (ADMA) merupakan marker dari disfungsi
endotel.8 Peningkatan kadar ADMA ditemukan pada hewan percobaan yang
mengalami DM tipe 1 dan 2 atau yang mengalami resistensi insulin.9 Studi oleh
Purba AS (2009) di Medan terhadap penderita DM tipe 2 mendapatkan bahwa
kadar rerata ADMA pada pasien DM tipe 2 dengan kadar glukosa darah tidak
terkendali lebih tinggi dibandingkan dengan kadar glukosa yang terkendali.10
Studi oleh Caballero dkk (1999), menemukan adanya abnormalitas pada
marker biokimiawi dan reaktfitas vaskular
pada
individu dengan toleransi
glukosa normal yang beresiko untuk menderita DM (anggota keluarga penderita
DM). Hal ini menegaskan bahwa disfungsi endotel mendahului
DM.11Untuk
alasan ini, evaluasi marker fungsi endotel pada keturunan penderita DM tipe 2
penting dalam menentukan sensitifitasnya terhadap penyakit kardiovaskular.
Universitas Sumatera Utara
Studi oleh Guldiken dkk (2007) mendapatkan tidak ada perbedaan yang
bermakna dalam hal kadar ADMA antara kelompok keturunan DM dengan
kontrol (0,4±0,08 umol/L vs 0,4±0,07umol/L).12 Selain itu data mengenai ADMA
pada keturunan DM tipe 2 yang normoglikemik atau gangguan toleransi belum
ada
dipublikasikan
di
Indonesia.
Dari
uraian
di
atas
penulis
ingin
membandingkan kadar ADMA pada keturunan yang salah satu atau kedua
orang tuanya menderita DM Tipe 2 dengan keturunan
yang kedua orang
tuanya non-DM tipe 2
1.2 Perumusan Masalah
Apakah terdapat perbedaan kadar ADMA antara keturunan penderita
DM Tipe 2 dengan keturunan non-DM.
1.3 Tujuan penelitian
Untuk menilai perbandingan kadar ADMA pada keturunan penderita DM
Tipe 2 dengan keturunan non-DM.
1.4 Manfaat penelitian
1. Untuk akademik/ ilmiah : meningkatkan pengetahuan di bidang
endokrinologi khususnya mengenai berapa rerata kadar ADMA plasma
individu keturunan penderita DM tipe 2 dan individu keturunan non-DM.
2. Untuk penelitian : menambah khasanah pengetahuan dan sebagai data
awal untuk penelitian selanjutnya.
3. Untuk masyarakat : diharapkan dapat melakukan pencegahan yang
lebih dini untuk timbulnya
kejadian kardiovaskular
pada anak-anak
keturunan diabetes melitus di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Kerangka konsepsional
Bapak/ ibu/ bapak+ibu
DM tipe 2
Bapak+ibu
Non-DM
Anak
Anak
ADMA?
Universitas Sumatera Utara
Download