teknologi budidaya jagung spesifik lampung

advertisement
TEKNOLOGI BUDIDAYA
JAGUNG SPESIFIK
LAMPUNG
TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG
SPESIFIK LAMPUNG
PEMILIHAN BENIH
 Gunakan benih yang berlabel dengan daya
tumbuh minimal 95 %.
 Kebutuhan benih 15-20 kg/ha tergantung besar
kecilnya biji (benih).
 Sebelum ditanam benih diberi perlakuan dengan
metalaksis (Ridomil atau Saromil) dengan dosis
2-3 gram/kg benih. Ridomil atau Saromil
tersebut dicampur dengan air 10-15 ml lalu
diaduk dengan benih secara merata.
PENYIAPAN LAHAN
 Persiapan lahan dilakukan dengan olah tanah
sempurna, yaitu minimal satu kali bajak dan satu
kali garu.
 Bila tanah berpasir atau gembur, maka pada
musim tanam kedua (MT 2) persiapan lahan
dilakukan tanpa olah tanah (TOT). Persiapan
lahan dilakukan dengan menyemprot gulma
(rumput) dengan hebisida: Gramaxon, DMA,
Basmilang 480 AS, Bimastar 240/120 AS, atau
Komodor 300/100 AS.
PENANAMAN
Penyusun: Edwin H., Gohan O.M., Nasriati
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
PERTANIAN (BPTP) LAMPUNG
2012
 Pada lahan yang telah siap ditanami
cangkul/koak tempat menugal benih sesuai
dengan jarak tanam lalu diberi pupuk kandang
atau kompos kira-kira 50-100 gram tiap
cangkulan/koakan tsb. Gunakan pupuk kandang
atau kompos yang sudah jadi (sudah matang).
 Jarak Tanam yang baik untuk diterapkan adalah
75 cm antar barisan dan 20 cm dalam barisan
(75 cm x 20 cm) atau 70 cm x 20 cm atau 60 cm
antar barisan dan 25 cm dalam barisan dengan
satu biji/lubang tanam.
 Tugal ditempat yang sudah diberi pupuk
kandang tadi sesuai dengan jarak tanam yang
sudah ditentukan.
PEMUPUKAN
Takaran pupuk yang dianjurkan untuk jagung
adalah 350-400 kg Urea + 100-150 kg SP36 + 50-100
Kg KCl per ha dengan tahapan pemberian seperti
pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Takaran pupuk dan waktu pemberian pada
tanaman jagung.
Waktu Pemupukan
Urea
(kg/ha)
SP36
(kg/ha)
7 hst
28-30 hst
100
150
100-150
-
KCl
(kg/h
a)
50
0-50
42-50 hst
100-150
-
-
Bila tidak tersedia pupuk SP36 dan KCl, gunakan
Phonska dengan takaran pupuk: 250-300 kg Urea +
350 kg NPK 15:15:15 (Phonska) dengan tahapan
pemberian seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Takaran pupuk dan waktu pemberian pada
tanaman jagung bila menggunakan Phonska.
Waktu Pemupukan
Urea
(kg/ha)
Phonska
(kg/ha)
7 hst
-
250-350
28-30 hst
42-50 hst
150
100-150
-
CARA PEMUPUKAN
 Cara pemberian pupuk, ditugal sedalam kira-kira
5 cm, dari samping pangkal tanaman pada jarak
sekitar 10 cm dan ditutup dengan tanah.
 Pada saat pemupukan III (42-50 hari sesudah
tanam), untuk menentukan jumlah pupuk Urea
yang diberikan dengan mengukur tingkat
kehijauan daun. Ukur tingkat kehijauan daun
dengan menggunakan Bagan warna Daun (BWD)
seperti pada gambar berikut:
Warna
Skala
Urea
Daun
BWD
(Kg/ha)
Hijau
<4
150
Kekuningan
Hijau
4 – 4,5
125
Hijau Gelap
>4,5
100
Gambar 1. Cara menentukan dosis urea pada
pemupukan III dengan menggunakan BWD
PENGENDALIAN GULMA (PENYIANGAN)
 Penyiangan pertama pada umur 14-20 hari
sesudah tanam dengan cangkul atau bajak
sekaligus bersamaan dengan pembumbunan.
 Penyiangan kedua dilakukan tergantung pada
perkembangan gulma (rumput).
 Penyiangan kedua dapat dilakukan dengan cara
manual seperti pada penyiangan pertama atau
menggunakan
herbisida
kontak
seperti
Gramoxon atau Bravoxone 276 SL atau Noxone
297 AAS. Pada saat menyemprot nozzle diberi
pelindung plastik berbentuk corong agar tidak
mengenai daun jagung.
PENGENDALIAN HAMA
PENGAIRAN (Pada musim kemarau)
 Hama yang banyak menyerang tanaman jagung
adalah lalat bibit, penggerek batang dan
penggerek tongkol.
 Hama-hama lalat bibit dan penggerek batang
dikendalikan dengan memberi Carbofuran
(Furadan 3G) 3-4 butir yang diberikan melalui
pucuk tanaman yang terserang.
 Hama penggerek tongkol dapat dikendalikan
atau disemprot dengan insektisida fastax atau
regent dengan dosis 2-3 ml/liter air atau 30-45
ml/15 liter air.
Kembangkan sistem pengairan sumur dangkal
dengan menggunakan pompa air pada daerah yang
terdapat sumber mata air tanah yang dangkal. Fase
Pertumbuhan atau umur tanaman yang kritis
terhadap kekering dan memerlukan pengairan
musim kemarau adalah: Umur 15 hari sesudah
tanam (hst), 30 hst, 45 hst, 60 hst, 75 hst
PENGENDALIAN PENYAKIT
 Penyakit utama tanaman jagung adalah penyakit
bulai
yang
disebabkan
oleh
jamur
Peronoschlerospora, Penyakit bercak daun dan
penyakit busuk pelepah.
 Penyakit bulai dikendalikan dengan 2-3 g
Rhidomil atau Saromil yang dilarutkan dalam
10-15 ml air lalu dicampur secara merata
dengan 1 kg benih.
 Penyakit busuk pelepah daun biasanya terjadi
pada saat tongkol sudah mulai mengalami
pengisian biji. Penyakit ini dapat dikendalikan
dengan cara menyemprot daun dengan
fungisida Dithane M45 dengan dosis 3 g/liter air,
atau dengan cara membuang daun dan pelepah
daun bagian bawah tongkol dan membakarnya
atau diangkut keluar kebun agar tidak menular
ke tanaman lain.
Gambar 2. Sistem pengairan dengan pompanisasi
PANEN
 Sebaiknya jagung dipanen pada umur satu
minggu setelah matang fisiologis. Matang
fisiologis, yaitu pada saat lebih dari 50 % biji
jagung dalam satu baris per tongkol sudah
membentuk lapisan warna hitam.
 Jagung siap dipanen ditandai dengan kelobot
sudah mengering dan berwarna coklat muda,
biji mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku
tidak membekas.
Jika panen dilakukan
terlambat akan menurunkan mutu jagung.
Informasi lebih lanjut, hubungi :
BPTP LAMPUNG
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 1a, Rajabasa, Bandar Lampung
Telp. (0721) 781776, 701328 Fax. (0721) 705273
Download