Budidaya Ikan Arwana

advertisement
KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS
“Budidaya Ikan Arwana”
NAMA : Evan Nurwicaksono
NIM : 11.02.7980
KELAS : 11.D3 MI.02
JURUSAN : MANAJEMEN INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
“AMIKOM”
YOGYAKARTA 2012
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Wr. WbInna hamda lillah,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul “Peluang Bisnis
Budidaya Ikan Arwana” ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah bisnis. Pada
kesempatanyang baik ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan
terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuandan
dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik bentuk,
isi, maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun dari
berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Semoga
kehadiran makalah ini memenuhi sasarannya.
Wassalamu alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta,
2012
Evan Nurwicakson
1
“BUDIDAYA IKAN ARWANA”
I.
Pendahuluan
Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk
mulut. Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana
dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi
sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan
peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 12 meter dari permukaan air. Maka pemeliharaan dalam akuarium harus ditutup dengan
baik.
Arwana merupakan ikan tangguh yang dapat hidup hingga setengah abad.
Permintaan yang tinggi dengan ketersediaan alam yang terbatas menyebabkan eksploitasi
di alam dibatasi. CITES (Convention of International Trade in Endangered Species of
Wild Flora and Fauna) menetapkan bahwa ikan Arwana Asia sebagai ikan yang
mendapat perlindungan tertinggi.
Budidaya arwana telah berhasil dikembang sejak lama. Kegiatan ini berawal dari
pembesaran di akuarium. Namun pada sekitar menjelang tahun 2000 Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar berhasil memijahkan ikan yang konon membawa
hoki bagi pemiliknya, secara alami.
II.
Jenis - Jenis Arwana
Berbagai jenis arwana asia antara lain sebagai berikut.
1.
Merah
Arwana merah berasal dari berbagai tempat di Propinsi Kalimantan Barat, seperti
dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang dikenal sebagai habitat dari Super
Red (Chili dan Blood Red). Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang
menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut. Akan tetapi kondisi
mineral, lingkungan air gambut (black water), dan banyaknya cadangan pangan
2
yang memadai telah mengkondisikan pengaruh yang baik terhadap evolusi warna
pada ikan yang bersangkutan. Pengaruh geografis itu juga menyebabkan
terciptanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini, seperti badan yang
lebih lebar, kepala berbentuk sendok, warnah merah yang lebih intensif, dan warna
dasaryang lebih pekat.
Arwana merah dikelompokkan dalam 4 varietas, yaitu Merah Darah (Blood Red),
Merah Cabai (Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan Merah Emas (Golden
Red). Keempat varietas ini secara umum diberi julukan Super Red atau Merah
Grade Pertama (First Grade Red), meskipun dalam perkembangannya super red
lebih merujuk pada Merah Cabai dan Merah Darah. Sedangkan dua varietas
terakhir lebih sering di anggap sebagai super red dengan grade lebih rendah.
2.
Golden (Cross Back, Cross Back Golden,CBG)
Golden varietas cross back merupakan bagian dari varietas arwana golden. Varietas
ini dijumpai di berbagai tempat di Malaysia, seperti Perak, Trengganu, Danau
Bukit Merah dan Johor. Oleh karena itu, mereka sering diberikan julukan sesuai
dengan tempat asalnya, seperti Golden Pahang, Bukit Merah Blue atau Malaysian
Gold. Disebut sebagai cross back, karena varietas ini saat dewasa memiliki warna
emas penuh hingga melewati punggungnya. Varietas ini harganya relatif lebih
mahal bahkan paling tinggi dibandingkan lainnya karena termasuk jarang ditemui.
3.
Golden (Ekor Merah, Red Tail Golden, RTG).
Merupakan verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana Golden
Indonesia (Indonesian Golden Arwana). Varietas ini dijumpai di daerah Pekan
Baru, Sumatera. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna emas pada
verietas ini tidak akan berkembang hingga melewati punggung namun hanya akan
mencapai baris ke empat sisik (baris sisik dihitung dari bawah, perut), atau lebih
baik bisa mencapai baris ke lima. Seperti halnya verietas cross back, warna dasar
sisik RTG bisa biru, hijau, atau emas. Begitu pula dengan warna bibir, ekor, dan
sirip, kedua varietas ini memiliki keragaan yang sangat mirip. RTG muda memiliki
warna lebih kusam dibandingkan dengan varietas cross back muda.
3
Membedakan CBG dan RTG pada ukuran kecil (10-12 cm) sulit dilakukan dan
perlu kehati-hatian. Perbedaan harga juga sangat mencolok. Harga CBG ukuran 12
cm dihargai lebih dari 10 juta, ukuran 20-25 cm berkisar 15-25 juta. Golden red
berukuran 12 cm dihargai 2 juta, sedangkan ukuran 20-25 cm dihargai 2.5-3.5 juta.
4.
Arwana Hijau
Arwana hijau ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di
beberapa tempat di Indonesia. Variasi penampakandan warna bisa saja ditemukan
di masing-masing daerah. Meskipun demikian secara umum dapat dikatakan bahwa
pada umumnya berwarna kelabu kehijauan dangan pola garis-garis berwarna gelap
pada ekor. Kepala dan mulutnya lebih besar dan lebih membulat dibandingkan
dengan jenis arwana asia lainnya.
5.
Banjar Merah
Banjar Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana merah kelas 2 dan
diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah. Penampakannya
ditunjukkan oleh warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna orange atau kuning,
dan tidak memiliki warna merah di badan maupun di pipi. Sepintas Banjar Merah
muda sangat mirip dengan Arwana Merah muda, sehingga tidak jarang hal ini
dapat mengecoh para hobiis baru. Banjar dicirikan juga oleh bentuk kepala yang
cenderung membulat dengan mulut yang tidak terlalu lancip. Perbedaan lain dapat
dilihat pada tabel berikut :
Apabila ragu dalam memilih arwana, bawalah seorang yang telah berpengalaman
memelihara arwana atau belilah arwana yang telah disertifikasi dan memiliki
sertifikat yang sah.
6.
Red Spotted Pearl vs Jardini
Arowana irian (jardini) ada 2 macam. Yang umum ditemui berwarna dasar hijau
dan bermutiara merah. Jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara emas
serta lebih sulit ditemui.
4
Di Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau, mutiara merah) yang
disebut red spotted pearl (Scleropages leichardty). Cross back dan golden red; red
spotted pearl dan jardini adalah kerabat, dengan perbedaan lingkungan yang
mempengaruhi performa.
Perbedaan yang sangat mencolok adalah pada red spotted pearl, mutiara merah
bertaburan secara mencolok pada tubuhnya. Sedangkan pada arowana jardini di
mutiara di badannya tidak semencolok arowana red spotted pearl dari australia.
Harga jardini (mutiara merah,warna dasar hijau) 12-15 cm dijual dengan kisaran
harga 60-80 ribu rupiah, sedangkan arowana red spotted pearl karena langka di
Indonesia dihargai 1.3-1.5 juta rupiah.
Arwana tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Tetapi sensitif terhadap
perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan kadar amonia, nitrit dan
nitrat.
III. Kualitas Air Untuk Budidaya Arwana
pH : Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar mereka
dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH netral sampai agak
masam (pH 6.0 -7.0).
Kesadahan : Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh karena itu
direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini (GH 8°). Arwana
silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.
Temperatur : Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 – 30 °C.
Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu mendadak.
Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan yang bersangkutan, dan
dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi untuk jangka waktu lama diketahui
dapat menyebabkan tutup insang menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu
keindahan ikan tersebut.
5
Pencahayaan : Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.
Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat setiap hari
atau beberapa jam setiap minggu untuk merawat dan mencek kondisi ikan dan
lingkungannya.
IV.
Wadah Budidaya
1.
Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk
kolam perlu mempetimbangkan :

Tanah : Jenis Tanah yang baik adalah tanah Nat berlempung yang dapat
menahan air dan mendukung pertumbuhan pakan alami.

Topografi : Perbedaan derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan
pengeluaran maksimal 1%.

Air : Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang
dibutuhkan. Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran
minimal 10x10m2. Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :

Pengeringan kolam hingga dasar retak-retak

Pembalikan dasar kolam, perbaikan pematang

Pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m2

Perngisian air setinggi 100 cm
Hujan deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk
mencegah kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari total
volume air.
2.
Akuarium
Sebagai ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum,
semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan
ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan
dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari
6
gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang
rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar
akuarium.
Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah
pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan.
Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat
sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6
ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang.
Untuk merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora,
perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari penyalaan
lampu secara mendadak, yang bisa menyebabkan panik, sehingga ikan menabrak
kaca atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi terluka. Manipulasi
pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan dengan lebih baik.
Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set sudut reflektor sedemikan rupa
sehingga bisa memberikan pantulan yang optimal. Banyak pilihan lampu dijual
dipasaran dengan spektrum bervariasi, lampu berspektrum penuh akan secara
alamiah memantulkan wama-warna alami dari ikan.
Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-25
cm dan dapat dipasarkan.
Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif banyak
dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia, nitrit, dan
nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.
Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun
akibat banyaknya kotoran ikan. Oleh karena itu dalam penggantian air yang
menggunakan sistem siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk
mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga kotoran yang melekat pada kaca.
Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 minggu sekali dan tidak perlu seluruh air
7
diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu diperhatikan bahwa suhu
dan pH air pengganti harus relatif sama dengan air akuarium. Hindari terjadinya
fluktuasi kualitas air saat melakukan penggantian air.
Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pembersihan media filter
mekanik yang digunakan.
Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk karnivora.
Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko kekurangan gizi
tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana adalah ikan hidup, udang
hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga (jangkrik,
kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing darah, ulat
hongkong) dan kodok.
Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang memadai
untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup yang berasal
atau hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari memberikan
serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal dari area tercemar
insektisida.
Sebelum memberikan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang diperkirakan
dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki belakang kecoa dan
jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga pakan hidup tersebut
dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, agar tidak terjadi “kejar-mengejar”
berlebihan dalam ruang akuarium yang sempit. Arwana yang mengalami kelebihan
pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu makan selama beberapa hari
bahkan beberapa minggu.
Pakan buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi
kebutuhan gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan membiasakan
agar arwana mau memakannya.
8
V.
Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen
1.
Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75 m.
Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.
Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan beberapa
kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil dihindari
karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak sengaja.
Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan dijauhkan
dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam pembesaran hingga
mencapai matang gonad.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan
suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume
dengan air deklorinisasi.
Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan. Induk
diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan diberikan
setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah pelet dengan
kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 % dari bobot total
tubuh.
Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli dan
Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi dalam
mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang.
9
Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar
dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk jantan
dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.
Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan
berukur 3-4 tahun.
Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut. Arwana
jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar dan warna
lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga besar
digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran kepala jantan
relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan makanan.
Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai menjadi
pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan berenang
mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling kolam,
terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor pasangan).
Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh
seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga kemerahan,
Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi mulitnya untuk
diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan sendiri. Diameter telur 8-10
mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar seminggu setelah pembuahan.
Setelah penetasan, larva muda hidup dalam mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai
kuning telur diserap total. Larva lepas dari mulut dan menjadi mandiri setelah
ukuran tubuh 45-50 mm.
2.
Panen Larva
Inkubasi
telur
secara
normal
adalah
membutuhkan
8
minggu.
Untuk
memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut
10
pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-hati
dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk
menghindari ikan memberontak dan terluka.
Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah
mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan
diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.
Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium
berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas
thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.
Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan Acriflavine
2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate (SR) yang
didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.
Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu
pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada pada
dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran kuning telur
mengecil. Pada minggu ke delapan, kuning telur hampir terserap habis sehingga
larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan hidup pertama harus
mulai diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran larva mencapai 8,5 cm
atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara penuh dan larva dapat
berenang bebas.
Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak ikan
yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana. Larva yang telah mencapai panjang
10-12 cm dapat diberikan pakan seperti udang air tawar kecil atau runcah untuk
mengimbangi kecepatan tumbuhnya.
11
VI.
Teknik Transportasi
Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan “jumping” atau menabrak-nabrak.
Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa mengakibatkan sirip
robek dan patah. Tubuh yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula
menjadi cacatdan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa
memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg lambat/delay).
Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat berontak dalam proses
pemindahan antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis pembiusan diatur
sedemikian rupa bergantung keperluan. Untuk transportasi jarak jauh, arwana
dilumpuhkan gara tidak dapat berontak namun tidak sampai terbalik dan masih bisa
berenang. Pemindahan antar arwana akuarium menggunakan dosis ringan, yang penting
arwana tidak dapat berontak.
1.
Persiapan Pre-anestesi :

Puasakan arwana selama 1-2 hari.

Lama puasa bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang
kotoran (lancar atau tidak). Semakin besar ukuran arwana maka semakin
lama waktu puasa, untuk menghindari arwana muntah atau mengeluarkan
kotoran.Untuk arwana berukuran kecil (

Siapkan air tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.

Kondisi arwana tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan
kelainan pada tutup insang.
Alat dan Bahan

Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.

Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana

Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari
bahan-bahan kimia lain yang terlarut.

Bahan : Aquadine” cair
Prosedur Pelaksanaan
Prosedur Pelaksanaan :

Tangkap arwana dalam akuarium dengan tenang kantong plastik.

Masukkan cairan bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.
12

Bila sudah terlihat tidak bisa melompat, angkat kantong plastik.

Perhatikan
apakah
perlu
ditambahkan
lagi
cairan
bius
untuk
menurunkan kesadaran sampai arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius
beberapa menit.

Jaga arwana selalu tenggelam dalam air, untuk menghindari kembung.

Bila sudah tidak berontak, perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat
bergerak. (Dalam waktu kurang dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan
kehilangan keseimbangan dan tidak banyak bergerak. Karena bagian
tubuhnya yg berat ada di bagian atas, maka arwana mulai terbalik. Badannya
mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama gerakan insang yg
menunjukkan masih adanya usaha untuk bernapas.

Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat ke tempat yang telah
dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, bila terlalu lama di luar air bisa
kembung.
Paska Pembiusan :

Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung
bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air dekat permukaan.

Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur benda-benda di
sekelilingnya.
Efek samping :

Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana menyebabkan
iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.

Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun ketapang kering yang tua
dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan. Arwana
yang kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke dasardan berenang
nungging.

Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang, gerakan
insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi
kekejangan otot, saat tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada
pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk
mengencerkan dosis obat bius atau di ceburkan ke tank bersih dibawah
kucuran air.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sumber

Artikel Oleh : Yunias Sondoro D.
Internet

http://www.google.co.id/search?q=logo+amikom&hl=id&prmd=imvnsfd&source=l
nms&tbm=isch&ei=VnoUT9WbFMaGrAeKkZSbAg&sa=X&oi=mode_link&ct=
mode&cd=2&sqi=2&ved=0CBAQ_AUoAQ&biw=1366&bih=638

http://www.identitasonline.net/2011/04/peluang usaha menjanjikan.html

http://www.scribd.com/doc/61823564/budidaya ikan arwana-Maria-Cleopatra

http://bisnis online.plasa.msn.com/article.aspx?cp-documentid=5523548
14
Download