1 Untuk pekerjaan yang berkesinambungan dapat

advertisement
APLIKASI PENJADWALAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK
PADA PROYEK DERMAGA LAMONGAN
Nama Mahasiswa
NRP
Jurusan
Dosen Pembimbing
: Bimo Wiharyo
: 3108 100 609
: Teknik Sipil FTSP-ITS
: Yusronia Eka Putri,ST,MT
Farida Rahmawati,ST,MT
sulit, perlu adanya tenaga teknis dengan skill
yang lebih dan berpengalaman; sedangkan
untuk faktor resiko kerusakan alat dan
perlengkapan
proyek perlu adanya
pengecekan rutin, terutama
sebelum
didatangkan ke lapangan
Kata kunci : Resiko, dermaga, penjadwalan
probabilistik.
Abstrak
Metode penjadwalan yang digunakan
pada Proyek Dermaga Lamongan menggunakan
cara deterministic yaitu CPM (Critical Path
Method). Metode CPM yang digunakan,
mempekirakan waktu komponen kegiatan
proyek dengan pendekatan secara deterministic
yaitu
menganggap
satu
angka
yang
mencerminkan adanya kepastian. Namun pada
kenyataannya di dalam penyelesaian suatu
proyek khususnya proyek dermaga sering di
temukan adanya unsur ketidakpastian /
uncertainty. Untuk mengantisipasi hal tersebut
maka di gunakan metode penjadwalan secara
probabilistik yaitu PERT (Program Evalution
Review Technique)
Permasalahan yang di bahas dalam tugas
akhir ini adalah resiko – resiko apa saja yang
berpengaruh terhadap waktu pada Proyek
Dermaga Lamongan dan dermaga yang lainnya,
serta bagaimana mengaplikasikan metode
penjadwalan secara probabilistic pada proyek
ini, dan bagaimana strategi penanganan untuk
aktivitas- aktivitas dengan critical index tinggi
diatas
10%. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan
melakukan
pengumpulan data, studi literature atau interview
untuk mencari resiko – resiko apa saja yang
berpengaruh terhadap waktu pada Proyek
Dermaga
pada
umumunya,
membuat
penjadwalan
secara
probabilistik,
dan
menentukan strategi penanganan untuk aktivitas
dengan critical index diatas 10%
Dari hasil penelitian yang dilakukan
didapatkan 16
factor resiko pada proyek
dermaga pada umumnya. Untuk pengolahan
data melaui simulasi monte carlo didapatkan
total durasi minimum 267,23 hari,durasi
maksimum 526,5 hari, dan durasi rata – rata
356,736 hari.
Stategi penanganan untuk
aktivitas dengan critical index tinggi adalah
Untuk pekerjaan yang berkesinambungan
dapat menyusun jadwal material, alat berat,
dan tenaga dengan lebih detail; untuk faktor
resiko seperti kondisi lokasi dan site yang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Lima tahun lagi, Pelabuhan
Tanjung Perak diprediksi overload.
Aktivitas bongkar muat tak mungkin
lagi hanya mengandalkan pelabuhan
tersebut.
Solusinya
adalah
membangun pelabuhan baru di
kabupaten
paciran
Lamongan.
“Pelabuhan Teluk Lamong bakal
membuat jarak tempuh kapal dari
Asia Timur, Eropa, bahkan Amerika,
menjadi lebih dekat. Di Samudera
Pasifik, kapal dapat langsung
memasuki perairan Indonesia dan
berlabuh
di
Teluk
Lamong”
(Rishmarini 2009).
Metode
penjadwalan
yang
digunakan pada proyek dermaga
Lamongan adalah CPM (Critical Path
Method). CPM adalah suatu metode
perencanaan dan pengendalian proyekproyek yang merupakan sistem yang
paling banyak digunakan diantara semua
sistem
yang
memakai
prinsip
pembentukan jaringan. Metode CPM,
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan berbagai tahap suatu
proyek dianggap diketahui dengan pasti.
Dapat di simpulkan bahwa metode CPM
memperkirakan
waktu
komponen
kegiatan proyek dengan pendekatan
secara deterministik yaitu satu angka
yang mencerminkan adanya kepastian
Namun pada kenyataannya di
dalam penyelesaian suatu proyek
banyak
ditemukan
unsur
ketidakpastian (uncertainty). Untuk
mengantisipasi hal itu digunakan
metode PERT (Program Evaluation
Review Technique). PERT digunakan
untuk menghadapi situasi dengan
1
kadar ketidakpastian (uncertainty)
yang tinggi pada aspek kurun waktu
kegiatan.
Metode yang digunakan pada
tugas akhir ini selain PERT adalah
metode simulasi Monte Carlo.
Metode simulasi Monte Carlo ini
dapat
memperbaiki
masalah
identifikasi jalur kritis, dengan
melakukan iterasi ribuan kali
didapatkan kemungkinan berapa kali
suatu aktivitas terletak pada jalur
kritis dan memiliki critical index
besar.
1.2.
1.4.
Tujuan yang hendak dicapai
dalam penyusunan Tugas Akhir ini
adalah :
1.5.
Dari penulisan latar belakang
di atas, maka permasalahan yang
akan diangkat adalah :
1.3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan
melalui studi literatur dan wawancara
dengan menyebarkan kuisioner survey
pendahuluan pada responden yang sudah
terpilih dengan memilih jawaban iya dan
tidak. Kuisioner yang disebarkan berisi
variabel – variabel resiko sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Variabel Resiko
No Variabel Resiko
1
2
3
4
5
6
7
2
1. Mengetahui risiko – risiko apa saja
yang mempengaruhi terhadap waktu
pada Proyek Dermaga pada umunya
2. Mengetahui estimasi total durasi
proyek secara probabilistik pada
Proyek Dermaga Lamongan.
3. Membuat
strategi
pelaksanaan
konstruksi untuk aktivitas – aktivitas
dengan critical index yang tinggi
Manfaat
Penyusunan Tugas Akhir ini
diharapkan mampu mendapatkan
beberapa manfaat sebagai berikut,
yaitu :
1. Dengan melakukan penjadwalan
secara probabilistik diharapkan
diperoleh gambaran penjadwalan
proyek yang lebih realistis karena
mengandung
unsur
ketidakpastian.
2. Dapat menjadi referensi bagi
penelitian sejenis selanjutnya.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana mengidentifikasi resikorisiko yang berpengaruh terhadap
waktu pada Proyek Dermaga pada
umumnya
2. Berapa estimasi total durasi proyek
secara probabilistik pada Proyek
Dermaga Lamongan?
3. Bagaimana
membuat
strategi
pelaksanaan
konstruksi
untuk
aktivitas – aktivitas dengan critical
index yang tinggi?
Pembatasan Masalah
Di dalam membuat penjadwalan
secara probabilistik
yang ada
didalamnya nanti akan cukup luas dan
kompleks. Agar pembahasan dalam
penulisan nanti bisa lebih terarah dan
sistematis, maka pembahasan penulisan
dibatasi sebagai berikut :
1. Identifikasi risiko dilakukan untuk
mengetahui
risiko – resiko apa saja yang
berpengaruh terhadap waktu pada
masing – masing Proyek Dermaga
2. Simulasi menggunakan Simulasi
Monte Carlo pada program @Risk
for Project.
3. Pada penjadwalan probabilistik
hanya membahas produktivitas
4. Pada tugas akhir ini tidak membahas
metode
pelaksanaan
Proyek
Dermaga Lamongan dan proyek
dermaga pembanding.
Tujuan
Force Majeure
Gempa bumi
Angin topan
Tersambar petir
Cuaca
Material dan
Peralatan
Ketersediaan material
Kerusakan atau
kehilangan material
Kerusakan peralatan
dan perlengkapan
proyek
Referensi
CAR
CAR
CAR
Soemarno,2007
PMI
Soemarno,2007
Soemarno,2007
No Variabel Resiko
8 Keterlambatan pengiriman
material
9 Kenaikan harga material
10 Kekurangan tempat
penyimpanan material
Sumber Daya Manusia
11 Kecelakaan dan Keselamatan
Kerja
12 Stress pada tenaga kerja
13 Pemogokan tenaga kerja
14 Kesehatan tenaga kerja yang
buruk
15 Perselisihan tenaga kerja
16 Tenaga kerja yang tidak
terampil
17 Ketidakpuasan pekerja yang
menyebabkan pemogokan
Metode Konstruksi
18 Kesalahan desain
19 Perubahan jadwal pelaksanaan
pekerjaan
20 Tidak ada sistem kontrol
dilokasi kegiatan
21 Kurang tepatnya perencanaan
biaya, jadwal, dan mutu
22 Kurang tepatnya pengadaan
material dan peralatan
(volume, jadwal, harga, dan
kualitas)
23 Perubahan lingkup pekerjaan
24 Perubahan konstruksi yang telah
jadi
25 Kondisi lokasi dan site yang
sulit
26 Koordinasi pelaksana yang
buruk
27 Kegagalan Pengecoran
28 Keruntuhan struktur (collapse)
29 Keterlambatan dari jadwal
Lain – Lain
30 Perusakan dan sabotase
31 Dampak lingkungan (gangguan
dari warga sekitar)
32 Keterlambatan pembayaran dari
pihak owner
33 Perubahan spesifikasi
34 Risiko selama massa
pemeliharaan
35 Biaya tambahan untuk kerja
lembur
2.2.1
Referensi
Soemarno,2007
diambil resiko yang lebih
dominan pada skala 100%.
Soemarno,2007
Soemarno,2007
2.3
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soeharto,2001
Soeharto,2001
Soemarno,2007
Soemarno,2007
Soeharto,2001
Soeharto,2001
CAR
CAR
PMI
PMI
PMI
Soeharto,2001
Soeharto,2001
CAR
CAR
Analisa Risiko
Analisa risiko dilakukan
dengan
cara
mengambil
prosentase 60% jawaban iya
dari total koresponden karena
Metode Penjadwalan
Secara
umum
teknik
penjadwalan proyek dibedakan menjadi
2, yaitu pendekatan secara deterministic
dan secara probabilistic. Pendekatan
secara deterministik yaitu satu angka
yang mencerminkan adanya kepastian
biasa disebut dengan CPM (Critical
Path Method), sedangkan pendekatan
secara probabilistic bermaksud untuk
mengkaji dan mengukur ketidakpastian
(uncertainty) biasa disebut dengan
PERT (Program Evaluation and Review
Technique) dan Simulasi Metode Monte
Carlo.
2.3.1
PERT (Program Evaluation
and Review Technique)
PERT
dikembangkan
pada tahun 1958 oleh US Navy
dalam proyek pengembangan
Polaris Missile System. PERT
memakai 3 angka estimasi yang
mewakili waktu optimis (a),
waktu paling mungkin (m) dan
waktu pesimis (b)
(Soeharto
2001). Waktu optimis dan
pesimis diasumsikan berpeluang
terjadi sekali dalam seratus
kejadian yang hampir sama dan
waktu
paling
mungkin
merupakan waktu yang paling
sering terjadi.
Teknik penjadwalan dengan
PERT memiliki urutan langkah
sebagai berikut:
1. Membuat
daftar
item
kegiatan
dan
urutan
kegiatan
2. Membuat diagram jaringan
kerja
3. Estimasi waktu
4. Menentukan lintasan kritis.
PERT mengasumsikan
distribusi
beta
untuk
memodelkan durasi aktivitas.
Karena
itu
waktu
yang
diharapkan
untuk
setiap
aktivitas dirumuskan sebagai
berikut:
3
2.4
2.4.1
4
2.5
Pemodelan Distribusi Aktivitas
Untuk pemilihan distribusi yang
paling sesuai/ Distribution Fitting
dipakai program Best Fit yang terdapat
dalam paket software @Risk for Project.
Dengan sejumlah sampel data akan
dapat diperkirakan distribusi probabilitas
apa yang dapat mewakili karakter dat
tersebut.
Pritsker (1995) mendifinisikan
distribusi probabilitas sebagai sebuah
aturan
yang
memberikan
suatu
probabilitas pada setiap nilai yang
mungkin dari vaiabel random. Beberapa
karakteristik probabilitas kontinyu yang
dipakai dalam penelitian ini antara lain:
1. Distribusi Normal
2. Distribusi Beta
3. Distribusi Lognormal
4. Distribusi Uniform
5. Distribusi Triangular
2.6
@Risk for Project
@Risk for Project adalah sebuah
software add-in yang memasukkan
analisis resiko dalam Microsoft Project.
Faktor ketidakpastian dapat ikut
disertakan dalam model proyek. @Risk
for Project menyediakan semua fungsi
distribusi di dalam Microsoft Project.
@Risk for Project memakai teknik
simulasi untuk mengkombinasikan
semua
ketidakpastian
yang
teridentifikasi pada aktivitas proyek.
@Risk for Project mempunyai
kemampuan yang dalam menjalankan
simulasi pada model proyek. Output
yang memungkinkan dari distribusi
probabilitas akan dihasilkan dari rentang
aktivitas dalam model proyek.
Urutan proses pengerjaan di dalam
@Risk for Project antara lain:
1. Mendefinisikan aktivitas-aktivitas
proyek
yang
memiliki
resiko/ketidakpastian
2. Memasukkan fungsi distribusi yang
mencerminkan ketidakpastian dari
setiap aktivitas yang beresiko
3. Memilih
output
yang
ingin
ditampilkan
4. Menjalankan simulasi
Hasil simulasi dalam @Risk for Project
berupa grafik dan speadsheet statistik.
Simulasi
Simulasi merupakan salah satu
cara untuk memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi di dunia nyata.
Simulasi sering dipakai karena dapat
diaplikasikan pada berbagai macam
permasalahan dan dapat digunakan
untuk memecahkan berbagai masalah
yang mengandung ketidakpastian dan
kemungkinan jangka panjang yang tidak
dapat diperhitungkan dengan seksama
oleh proses analitik. Teknik ini memakai
pendekatan dengan permodelan untuk
menganalisis
permasalahn
yang
probabilistik (Kakiay 2004:1). Simulasi
tidak mengahsilkan sebuah solusi namun
menyediakan sejumlah informasi yang
dapat
dipakai
untuk mengambil
keputusan.
Simulasi Monte Carlo
Kata
Monte
Carlo
diambil dari sebuah kota di
Monaco,
dimana
terdapat
banyak tempat hiburan berupa
casino dengan permainan yang
menerapkan teori probabilitas
dan memperlihatkan perilaku
acak
(random
behaviour),
seperti roda Roulette, lempar
dadu, coin. Perilaku acak dari
permainan
tersebut
serupa
dengan bagaimana simulasi
Monte Carlo memilih nilai-nilai
variabel
acak
untuk
mensimulasikan sebuah model.
Ketika sebuah dadu dilemparkan
dapat diketahui bahwa salah
satu dari angka 1, 2, 3, 4, 5, atau
6 akan muncul, tetapi kita tidak
mengetahui secara pasti angka
yang akan keluar pada lemparan
tertentu. Monte Carlo adalah
men-generate angka acak dari
distribusi probabilitas yang telah
ditentukan.
Ketika
jumlah
pengacakan sampel semakin
banyak, hasil yang diperoleh
akan
semakin
mendekati
perilaku
sistem
yang
sesungguhnya dan menunjukkan
kestabilan nilai.
oleh
PT. MODERN
SURYA JAYA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3. 1.
Umum
3.2.2 Sumber dan Teknik
Pengumpulan Data
a. Survey data Proyek Dermaga
Lamongan dari Kontraktor PT
Perkasa Jaya Inti Persada (PT
PJIP) didapatkan data berupa :
Time
Schedule,
metode
pelaksanaan, sedangkan untuk
proyek data pembanding dari
KontraktorPT. TRIPERKASA
AMININDAH
dan
PT.
MODERN SURYA JAYA
didapatkan data berupa : Time
Schedule
b. Melakukan kuisioner dengan
para staff Kontraktor PT
Perkasa Jaya Inti Persada (PT
PJIP) untuk mengetahui risiko
– resiko yang biasa terjadi pada
proyek dermaga
c. Studi dokumen atau konsultasi
dengan staff kontraktor PT
Perkasa Jaya Inti Persada (PT
PJIP) untuk mengetahui atau
menentukan hubungan antar
aktivitas.
Metodologi dalam penulisan
tugas akhir ini adalah cara dan urutan
kerja pada suatu penjadwalan secara
probabilistik dimana digunakan untuk
mendapatkan total durasi penyelesaian
proyek.
3.2
Jenis,
Sumber
dan
Teknik
Pengumpulan Data.
Data yang dipakai dalam tugas
akhir ini diambil dari Proyek Dermaga
Lamongan. Jenis, Sumber dan Teknik
Pengumpulan Data yang dipergunakan
adalah sebagai berikut :
3.2.1 Jenis Data
a. Data Primer
Yaitu data-data berupa
sejumlah keterangan melalui
teknik interview dengan site
manajer dan staf teknik
kontraktor atau fakta yang
penulis peroleh langsung dari
tempat proyek.
b. Data Sekunder
Yaitu data-data yang
diperoleh
secara
tidak
langsung, antara lain berupa
data-data dokumentasi dari
kontraktor yang berupa fotofoto lapangan, time schedule,
metode pelaksanaan, dan
lain-lain.
Proses
pengumpulan data dilakukan
langsung dengan staff teknik
:
1. Proyek Dermaga Paciran
Lamongan TA 2008 dan
2007 oleh PT Perkasa
Jaya Inti Persada (PT
PJIP)
2. Pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut Tanjung
Tembaga
Kota
Probolinggo oleh PT.
TRIPERKASA
AMININDAH
3. Rehabilitasi
Dermaga
Penyeberangan Kamal
Jawa Timur Tahun 2007
3.3
Tahapan Penelitian
Metode
penelitian
dalam
penyusunan tugas akhir ini memerlukan
tahapan penyelesaian yang jelas dan
bersinambungan yang diuraikan sebagai
berikut :
1. Merumuskan latar belakang yang
mendasari penulisan tugas akhir
ini
2. Merumuskan permasalahan dan
tujuan dari penulisan tugas akhir
3. Studi litelatur /
mempelajari
tinjauan pustaka yang berkaitan
dengan masalah penjadwalan
proyek secara probabilistik
4. Melakukan pengumpulan data
proyek, antara lain sebagai berikut
:
a. Kondisi lokasi pekerjaan
Proyek Dermaga Lamongan.
b. Rencana
pelaksanaan
pekerjaan / Time Schedule
Proyek Dermaga Lamongan.
5. Melakukan kuisioner dengan staff
teknik PT Perkasa Jaya Inti
5
Persada mengenai risiko – risiko
apa
saja
yang
mungkin
mempengaruhi terhadap waktu
pada Proyek Dermaga.
6. Menentukan hubungan antar
aktivitas.
Dari data time schedule
yang diperoleh, ternyata belum
dibuat hubungan ketergantungan
antar aktivitas. Langkah yang
dilakukan adalah penyusunan
hubungan tiap aktivitas dengan
hubungan yang saling berkaitan
satu dengan yang lain sehingga
dapat disusun network diagram.
Untuk mendapatkannya dilakukan
dengan mempelajari dokumen
proyek dan konsultasi dengan
kontraktor.
7. Estimasi durasi aktivitas
Waktu
penyelesaian
suatu aktivitas tidak dapat
diketahui dengan pasti, namun
dapat diberikan sutu rentang
waktu
penyelesaian.
Untuk
penyelesaian rentang waktu ini
diperlukan
data-data
historis
proyek dermaga yang pernah
dikerjakan yaitu produktivitas
pekerjaan harian. Dengan data
produktivitas
dan
volume
pekerjaan akan diperoleh estimasi
durasi pekerjaan.
8. Melakukan simulasi
Simulasi
dilakukan
dengan metode Monte Carlo yang
terdapat dalam program @Risk for
Project dan diiterasi sampai seribu
kali. Urutan proses pengerjaan di
dalam @Risk for Project antara
lain:
1. Mendefinisikan aktivitasaktivitas
proyek
yang
memiliki
ketidakpastian
durasi aktivitas.
2. Memasukkan
fungsi
distribusi
yang
mencerminkan
ketidakpastian durasi dari
setiap aktivitas. Fungsi
distribusi
sebagai
pemodelan ketidakpastian
durasi aktivitas bersumber
dari estimasi durasi masingmasing aktivitas yang telah
6
didapatkan.
Pemilihan
fungsi distribusi dilakukan
dengan bantuan Best Fit
yang
terdapat
dalam
software @Risk for Project.
3. Memilih output yang ingin
ditampilkan.
4. Menjalankan simulasi
9. Analisa hasil simulasi
Setelah
dilakukan
simulasi akan diperoleh hasil
simulasi berupa grafik probabilitas
waktu penyelesaian proyek dan
spread sheet data statistik berupa
nilai mínimum, máximum, mean
,median, dan lain - lain . Setelah
itu
dilakukan
identifikasi
aktivitas-aktivitas yang memiliki
Critical
Index
besar
pada
aktivitas-aktivitas tersebut dan
aktivitas
dengan
sensitivitas
tinggi.
10. Strategi pelaksanaan konstruksi
Pada aktivitas yang
memiiki Critical Index besar dan
sensitivitas
tinggi
direkomendasikan
tindakan
penanganan
11. Kesimpulan dan saran
Berdasarkan analisis yang
dilakukan dapat diprediksi dengan
tingkat keyakinan tertentu proyek
dapat diselesaikan dan dapat
memberikan tindakan antisipasi
pada aktivitas-aktivitas iritis yang
beresiko yang dapat menyebabkan
keterlambatan proyek.
3.4
Analisa Data
3.4.1 Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko dapat
dilakukan dengan cara meberikan
kuisioner dengan staff teknik PT.
Perkasa Jaya Inti Persada (PJIP),
atau melalui studi litelatur untuk
mendapatkan data atau variabel –
variabel resiko – resiko apa saja
yang berpengaruh terhadap waktu
penyelesaian
pada
Proyek
Dermaga. Data atau variabel –
variabel tersebut di gunakan
sebagai acuan atau referensi untuk
mengetahui faktor – faktor apa
saja yang menyebabkan perbedaan
produktivitas pada masing –
masing proyek dermaga, yang
berdampak langsung pada waktu
penyelesaian masing – masing
proyek dermaga
3.4.2 Metode
Penjadwalan
Probalisitik
Dalam
penyusunan
penjadwalan yang menggunakan
metode probabilistik atau PERT
(Program
Evalution
Review
Technique) dilakukan dengan
beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Mencari proyek pembanding,
tiga atau empat proyek yang
sama atau sejenis proyek
dermaga dengan aktivitas dan
volume pekerjaan yang sama.
2. Menentukan atau mencari tiga
angka estimasi yaitu, kurun
waktu optimistik (a), kurun
waktu paling mungkin (m), dan
kurun waktu pesimistik (b)
berdasarkan data durasi proyek
– proyek pembanding.
3. Membuat network diagram
dengan
bantuan
program
Microsoft Project dan semua
pemodelan distribusi aktivitas
merupakan distribusi Triangular
4. Output dari program @Risk
Project di peroleh total durasi
penyelesaian proyek secara
probabilistik, nilai statistik,
critical index, dan lain – lain
3.4.3 Strategi Pelaksanaan
Konstruksi
Setelah
mendapatkan
critical index langkah selanjutnya
membuat strategi pelaksanaan
konstruksi agar tidak menggangu
waktu penyelesaian proyek, dapat
dilakukan
melalui
interview
dengan Site Manager atau studi
literature
Pendahuluan
Tinjauan Pustaka
Indentifikasi Resiko:
1. Kuisioner
2. Analisa Resiko
PERT :
1. Mencari nilai a,m,b
2. Simulasi
3. Identifikasi Critical
Index
Strategi Pelaksanaan Konstruksi untuk
aktivitas dengan critical index tinggi
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 : Bagan Alir Metode Penelitian
BAB IV
DATA DAN ANALISA
4. 1.
Gambaran Umum Proyek
4.1.1. Deskripsi Proyek
Kegiatan perdagangan di
Surabaya semakin berkembang pesat
hal ini dapat dilihat dari banyaknya
kegiatan bongkar – muat barang baik
ekspor maupun impor di Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. ''Pada awal
tahun 2009 kapasitas kargo bongkarmuat di Pelabuhan Tanjung Perak
telah mencapai 30 juta ton per tahun,
akibat kapasitas muatan yang
berlebih waktu bongkar-muat kapal
barang menjadi lebih lama yang
mestinya hanya membutuhkan waktu
satu sampai dua hari menjadi empat
hari'' (Wahyudi 2009)
7
Salah satu solusi yang
diberikan
guna
mengurangi
kepadatan bongkar – muat kapal
barang adalah membangun dermaga
di Paciran. Dari sisi geografis,
Surabaya berada di jalur strategis
karena menjadi shortcut jalur
pelayaran internasional. Dermaga
Paciran Lamongan bakal menjadi
shortcut jalur pelayaran antara
Surabaya dan Singapura, sebab
kedalaman laut Surabaya tidak
memungkinkan kapal besar bisa
langsung masuk. ''Barang-barang
dari kapal besar dipindah ke kapal
lebih kecil. Baru dibawa ke
Surabaya”
(Rismaharini 2009)
Pembangunan
Dermaga
Lamongan ini dikerjakan dalam 5
tahapan dan dimulai pada tahun
2005. Data yang digunakan dalam
tugas
akhir
ini
penjadwalan
probabilistik data pada pembangunan
dermaga tahap 4 (tahun 2008) dan
yang digunakan sebagai data
pembanding data pada pembangunan
dermaga tahap 3 (tahun 2007).
Nantinya dermaga ini diharapkan
dapat
mengurangi
kepadatan
kegiatan bongkar muat di pelabuhan
Tanjung Perak dan pertumbuhan
ekonomi di Surabaya dan daerah –
daerah sekitar nya semakin pesat
4.1.2. Data Umum dan Teknis Proyek
4.1.2.1 Data Umum
Nama Pekerjaan : Pembangunan Dermaga
Tahap 4
Lokasi
: Paciran,Lamongan
Pemberi Tugas : Dinas Perhubungan Kota
Surabaya
Konsultan Pengawas :PT. Pancang Persada
Kontraktor Pelaksana : PT. Perkasa Jaya
Inti Persada (PT. PJIP)
Dana
: APBN 2008 Kabupaten
Lamongan
Nilai Kontrak : Rp 40.289.178.000,
4.1.2.2 Data Teknis
Nama Pekerjaan: Pembangunan Dermaga
Tahap 4
Item Pekerjaan: - Pekerjaan Persiapan
8
- Pembangunan Trestle tahap III
(upper structure)
- Pembangunan
Plat
Form
Dermaga/Terminal tahap II
- Pembangunan Plencengan Utama
- Pembangunan Moriing Dholphin
(1 Unit)
- Pekerjaan Catwalk
Durasi Awal : 271 hari
4.2. Indentifikasi Resiko
Identifikasi resiko dilakukan
untuk mencari variabel – variabel
resiko apa saja yang dapat
menyebabkan produktivitas antara
proyek dan aktivitas yang sejenis
berbeda – beda yang berpengaruh
langsung
terhadap
waktu
penyelesaian suatu proyek.
4.2.1. Analisa Resiko
Indentifikasi
resiko
dilakukan dengan cara menyebarkan
kuisioner pada staff Kontraktor
PT.PJIP dan dilakukan secara
random. Dari 20 kuisioner yang
kembali 11 kuisioner
Hasil kuisioner dari 35
variabel resiko prosentase untuk
menjawab ya atau tidak diambil
prosentase yang menjawab ya > 60 %
karena diambil resiko yang lebih
dominan pada skala 100%. Hasil
prosentase untuk menjawab ya > 60 %,
kemudian ditabelkan seperti d bawah
ini :
Tabel 4.1 : Prosentase > 60% untuk yang
menjawab ya
No
J enis R esiko
Force Majeure
1 Gempa bumi
2 Cuaca
Ma terial dan Peralatan
3 Kerusak an atau kehilangan mat erial
4 Kerusak an peralatan dan perlengkapan p royek
5 Keterlamb at an pengiriman material
6 Kenaik an harg a m aterial
Sumb er Daya M anus ia
7 Kecelakaan d an Keselamatan Kerj a
Metode K on stru ksi
8 Perubahan j adwal pelaks anaan k egiatan
9 Perubahan lingkup pekerjaan
1 0 ko ndisi lo kasi d an sit e yang sulit
1 1 Ko ordin asi pelaksana yan g buruk
1 2 Kegag alan pengecoran
1 3 keruntu han s truktu r (collaps e)
1 4 Keterlamb at an dari jadwal
Lain - L ain
1 5 Keterlamb at an pembayaran dari pihak ow ner
1 6 Perubahan s pesifikasi
Hasil kuisioner diatas,
dapat disimpulkan bahwa
variabel – variabel resiko
pada
tabel
4.1
dapat
menyebabkan produktivitas
antara proyek yang sejenis
berbeda
–
beda
yang
berpengaruh
langsung
terhadap waktu penyelesaian
suatu proyek.
4.3.
Penjadwalan Proyek Probabilistik
4.3.1 Durasi Deterministik
Dari
data
time
schedule yang didapatkan dari
kontraktor berupa Diagram
Balok/Gant
Bar
Chart,
ternyata
belum
terdapat
hubungan
ketergantungan
antar aktivitas. Langkah yang
dilakukan adalah menyusun
network
diagram
yang
menunjukkan hubungan yang
logis antar aktivitas, agar
dapat diolah menjadi CPM
untuk mendapatkan lintasan
kritis.
Penyusunan
hubungan
ketergantungan
antar aktivitas dan urutan
kerja yang logis dapat
dilakukan dengan mengikuti
langkah – langkah sebagai
berikut :
1. Menentukan predesessor
dari masing – masing
aktivitas.
2. Menentukan aktivitas –
aktivitas apa saja yang
dapat dilakukan bersama –
sama.
3.
Menentukan successor
dari masing – masing
aktivitas.
Dari studi dokumen dan
konsultasi dengan kontraktor
diperoleh
urutan
kerja
/hubungan
ketergantungan
antar
aktivitas
yang
ditampilkan dalam tabel 4.3.
Pada tabel ini hubungan antar
aktivitas dinyatakan dengan
adanya predessor. Tanda
positif (+) pada hubungan
antar aktivitas menyatakan
lag/waktu
penundaan,
sedangkan tanda negatif (-)
menunjukkan waktu Lead/
waktu mendahului.
Contoh :
Beton bertulang untuk plat
tepi+curb (215 kg/m3)
Hubungan
ketergantungan
dengan
predesessor
dinyatakan
dengan 10 SS + 14 days
(Start to Start), yang berarti
aktivitas ini dikerjakan secara
bersamaan dengan aktivitas
ID no 10 dengan waktu
penundaan 14 hari dari
aktivitas ID no 10.
Tabel 4.3 : Hubungan Ketergantungan Antar
Aktivitas
ID
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Task Name
PEKERJAAN PERSIAPAN
Mobilisasi dan Demobilsasi
Pengukuran dan Positioning
Penerangan dan Keselamatan Kerja
Dokumentasi/Administrai/As built drawing
PEMB. TRESTLETHP III (UPPER STRUCTURE)
Beton K-250 (7,25x170)m2
- Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3)
- Beton bertulang untuk plat topping (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk topping girder (245 kg/m3)
- Beton bertulang untuk plat tepi +curb (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk diagfragma (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3)
Beton K-250 (7,25x47)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3)
- Beton bertulang untuk pile cap(300kg/m3)
- Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3)
- Beton bertulang untuk plat (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3)
Beton K.250 untuk elemen pracetak
- Beton bertulang untukbalok/girder pracetak
( termasuk erection)
23
- Beton bertulang untukplat pracetak
(termasuk erection)
24
25
26
27
28
29
Tiang Pancang
- Plat penutup tiang t:9mm
Bearing pad
Baja siku L100.100.10 untuk delatasi
Railing pipa GSP Ø21/2"
Angker dudukan tiang lampu
Predecessors
2SS+6days
-
3
23
23
10SS+14d
22FS-7d
16;17
8SS
11FS-14d
16SS
16;17
16;17
13
8SS+7d;
14SS+7d
22SS+42d
16SS
22FF
11SS
27
8SS
9
ID
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
Task Name
PEMB. PLAT FORMDERMAGA THP II
Beton K-250 cor insitu
- Beton bertulang untuk plat lantai (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3)
- Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3)
- Betonbertulang pengisi tiang pancang(300 kg/m3)
- Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3)
Tiang Pancang
- Pengadaan Tiang pancang Beton dia 60cm
- Pemancangan tiang + transport ke titik pancang
- Penyambungan tiang
- Pemotongan tiang
- Plat penutup tiang t:9mm
Angker Dudukan tiang lampu
Bollard Kap 70 ton
Angker Dudukan Bollard kapasitas70 ton
Fender Type Cell 800
Angker Fender type Cell 800
Frontal Frame
Angker Frontal Frame Pelindung Fender (U-anchor)
Railing pipa GSP Ø21/2"
PEMB. PLECENGAN UTAMA
Beton K-250 cor insitu
- Beton bertulang untukplat lantai (215 kg/m3)
- Beton bertulang untukbalok (245 kg/m3)
- Beton bertulang untukpile cap (300 kg/m3)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3)
- Beton bertulang untukselimut tiang pancang
Tiang Pancang
- Pengadaan Tiang pancang baja dia 609,6mm
teb 12mm
- Pengecatan tiang ( 12mbagian teratas)
- Pemancangan tiang + transport ke titikpancang
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
- Penyambungan tiang
- Pemotongan tiang
- Plat penutup tiang t:9mm
Angker Dudukan tiang lampu
Angkur Fender Plencengan Utama
Fender V500 H 2000L
PEMB. MORIING DHOLPHIN 1 UNIT
Beton K-250 cor insitu
- Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang(300 kg/m3)
- Beton bertulang selimut tiang pancang(300 kg/m3)
Tiang Pancang
- Pengadaan Tiang pancang Ø609 mm, t=12 mm
- Pemancangan+ Transport tiang pancang
- Pengecatan tiang ( 12m bagian teratas)
- Penyambungan tiang
- Pemotongan tiang
- Plat penutup tiang t=9mm
Baja untuk pengaku tiang
Dudukan angker tiang lampu
Bollard Kap 70 ton
Dudukan angker Bollard
PEKERJAAN CATWALK
Pekerjaan Baja
- Profil WF 450.200.9.14
- Profil WF 200.100.8.12
- Profil WF 150.75.5.7 ( tiang railling )
- Profil L 200.200.15
- Pagar ( Handrail ) Pipa Galvanis Ø2"
- Plat Stiffner t=10 mm
- Delatasi t=20 mm
- Angker Ø19 mm
Lantai Plat kayu t=5 cm
Predecessors
33SS+14d
34SS+28d
42SS
42SS
32FS-7d
22SS+7d
38SS+7d
39SS
40FF
41SS+21d
45SS+7d
43SS
42FS-21d
44FS+7d
42SS+7d
46SS
47SS
46SS
54SS+14d
55SS+7d
64SS
64SS
63
74FS-7d
57FS+35d
59FS-7d
61SS
62
60FS+49d
64SS
65FS-7d
66FS+14d
72
72SS+7d
78
38SS+28d
74FS+7d
75SS
75SS
75SS
70SS
79FS-7d
80SS
83
80SS
53FF
86SS+7d
87SS
87SS
87SS
87SS
86SS
86SS
93
Setelah
didapatkan
hubungan
ketergantungan antar aktivitas seperti pada
tabel 4.3, maka langkah selanjutnya adalah
10
membuat jaringan kerja (Network Diagram)
dengan menggunakan bantuan program MS
Project 2007. Dimana durasi yang digunakan
adalah durasi deterministik yang digunakan
pada schedule proyek Dermaga Lamongan
TA 2008. Hasil penting dari dari proses ini
yaitu didapatkan lintasan kritis, yang terdiri
dari aktivitas – aktivitas kritis sebagai
penentu durasi total penyelesaian proyek..
Lintasan kritis yang terbentuk terdiri dari
aktivitas – aktivitas pekerjaan sebagai
berikut :
Tabel 4.4 : Lintasan Kritis
No
Item Pekerjaan
1
a
b
c
d
2
a
b
PEKERJAAN PERSIAPAN
Mobilisasi dan Demobilisasi
Pengukuran dan Positioning
Penerangan dan Keselmatan Kerja
Dokumentasi/Adminitrasi/As built drawing
PEMB. TRESTLE TAHAP III (UPPER STRUCTURE)
Beton K-250 (7,25 x 170) m2
- Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3)
Beton K-250 untuk elemen pracetak
- Beton bertulang untuk balok/girder pracetak
3
PEMB. PLAT FORM DERMAGA TAHAP II
a Tiang Pancang
- Pengadaan tiang pancang beton dia 60 cm
4
PEMB. PLENCENGAN UTAMA
a Beton K-250 cor insitu
- Beton bertulang untuk plat lantai (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3)
- Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3)
- Beton bertulang untuk selimut tiang pancang
b Tiang Pancang
- Pengadaan tiang pancang beton dia 609,6 mm teb 12 mm
- Pengecatan tiang (12 m bagian teratas)
- Pemancangan tiang + tranport ke titik pancang
- Penyambungan tiang
- Pemotongan tiang
- Plat penutup tiang t:9 mm
5
PEMB. MORIING DHOLPHIN 1 UNIT
a Tiang Pancang
- Pengadaan tiang pancang beton Ø 609,6 mm teb 12 mm
(setara KHI)
6
PEKERJAAN CATWALK
a Pekerjaan Baja
- Profil Baja WF 450.200.9.14
- Angker Ø 19 mm
b Lantai Plat Kayu t : 5 cm
4.3.2. Estimasi Durasi Probabilistik
Dalam penjadwalan proyek
secara probabilistik tidak dipakai
angka estimasi pasti untuk setiap
aktivitas. Waktu penyelesaian suatu
aktivitas untuk volume yang sama
dapat dibentuk suatu range/rentang
waktu kemungkian penyelesaian
proyek. Analisa penjadwalan secara
probabilistik
diawali
dengan
memperhitungkan tiga eleman waktu
yaitu waktu optimis (a), waktu paling
mungkin (m), dan waktu pesimis (b).
Untuk mendapatkan ketiga waktu
tersebut digunakan data dari beberapa
proyek yang aktivitas pekerjaannya
hampir sama pada proyek Dermaga
Lamongan.
Dalam tugas akhir ini
sumber
ketidakpastian
yang
digunakan sebagai dasar penyusunan
penjadwalan secara probabilistik
adalah
produktivitas
pekerjaan.
Dengan keterbatasan waktu dan data,
pengumpulan data dilakukan pada
tiga proyek Dermaga yaitu sebagai
berikut :
1. Pembangunan Fasiitas Pelabuhan
Laut
Tanjung
Tembaga,
Probolinggo.
2.
Proyek
Dermaga
Paciran,
Lamongan Tahun
Angggaran
2007.
3. Proyek Dermaga Penyebrangan
Kamal, Jawa Timur.
Untuk mengolah data dari
beberapa proyek tersebut digunakan
metode/cara perhitungan sebagai
berikut :
Volume pekerjaan
Produktivitas =
Durasi
Sebagai contoh :
Proyek
Pembangunan
Fasilitas
Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga,
Probolinggo
Pekerjaan Beton K-300 cor insitu
Beton bertulang beton pile cap (200
kg/m3)
Volume Pekerjaan = 391,4 m3
Durasi
= 70 hari
Produktivias
= Volume Pekerjaan
Durasi
= 391,4 m3
70 hari
= 5,59143 m3/hari
Untuk
pekerjaan
beton
bertulang untuk beton pile cap pada
Proyek Dermaga Paciran, Lamongan
Tahun Anggaran 2008 dengan volume
139,9 m3 maka dengan ukuran
produktivitas Proyek Pembangunan
Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung
Tembaga, Probolinggo, didapat waktu
(t2) adalah sebagai berikut :
t2 =
139,9 m3
5,59143 m3/hari
= 25,02 hari
= 26 hari
Perhitungan yang sama juga
dilakukan
terhadap
proyek
pembanding lainnya, sehingga akan
didapatkan waktu t2,t3,t4. Tidak
semua aktivitas terdiri dari 4 data
estimasi durasi. Untuk aktivitas yang
hanya memiliki 2 data estimasi durasi,
pada aktivitas tersebut perlu di buat
perhitungan regresi linear
Contoh :
Beton bertulang untuk balok/girder
pracetak (termasuk erection)
Terdapat 2 data estimasi durasi yaitu
56 hari dan 76 hari
1. Dengan cara regresi linear didapat
persamaan :
y = 20x+36
Masukkan nilai x antara 1,1 s/d 1,9,
misal 1,1 ; 1,2 ; 1,3 ;.......... ; 1,9
dimana nilai y dihasilkan antara 56
s/d 76, nilai y yang di hasilkan
58,60,62,64,66,68,70,72,74
Cari nilai rata – rata
= 58+60+62+64+66+68+70+72+74
9
= 66
2. Dengan cara mean
= 56+76 = 66
2
Begitupun seterusnya untuk
aktivitas – aktivitas yang terdiri dari 2
data estimasi durasi, perhitungan ini
langsung
dimasukkan
kedalam
perhitungan waktu a,m,b. Setelah
didapat estimasi durasi tiap aktivitas,
kemudian dicari nilai optimis (a), nilai
paling mungkin (m), nilai pesimis (b).
Nilai waktu paling optimis diambil
dari nilai terkecil (minimum) pada
estimasi durasi, nilai waktu paling
mungkin diambil dari nilai yang
mendekati waktu paling optimis pada
11
estimasi durasi, sedangkan untuk nilai
waktu paling pesimis diambil dari
nilai terbesar (maksimum) pada
estimasi durasi.
Contoh :
Pembangunan Trestle Tahap III
(Upper Structure)
Beton K-250 (7,25x170) m2
Beton bertulang untuk pile cap (300
kg/m3)
Terdapat 4 data estimasi durasi = 42 ,
26 , 65 , 75
Maka Nilai waktu paling optimis =
26 hari
Nilai waktu paling mungkin = 42
hari
Nilai waktu paling pesimis = 75 hari
4.3.3. Simulasi Monte Carlo
Simulasi bertujuan untuk
memperoleh durasi hasil simulasi
network.
Setiap
iterasi
akan
membentuk network, didapatkan
durasi, serta dari simulasi akan
didapatkan aktivitas – aktivitas mana
saja yang selalu menjadi lintasan
kritis. Untuk melakukan penjadwalan
secara
probabilstik
digunakan
simulasi. Simulasi dilakukan dengan
metode Monte Carlo yang terdapat
dalam program @Risk for Project.
4.3.3.1. Pemodelan Distribusi
Durasi
Semua aktivitas dimodelkan
dengan sebuah fungsi distribusi
probabilitas yang bersumber pada
data historis yang diperoleh. Dari
data - data laporan produktivitas
masing – masing pekerjaan dapat
dibuat pemodelan durasi yang
mencerminkan
ketidakpastinnya
melalui suatu distribusi probabilitas.
Untuk
mendapatkan
distribusi
probabilitas yang sesuai digunakan
bantuan software Best Fit dalam
@Risk for Project. Semakin banyak
data sampel yang dimasukkan
tentunya hasil yang diperoleh akan
semakin baik. Setelah memasukkan
data
masukan
lalu
mengatur
parameter data masukan dan
12
dijalankan. Ketika proses selesai
akan didapatkan hasil berupa
beberapa
grafik
distribusi
probabilitas yang dapat mewakili
data sampel dan kumpulan parameter
statistik yang akan menjadi dasar
evaluasi hasil dan pilihan terbaik
untuk model. @Risk for Project akan
merangking
semua
distribusi
probabilitas yang cocok dengan
parameter – parameter statistik.
Dalam tugas akhir ini durasi
seluruh aktivitas dimodelkan sebagai
Distribusi
Triangular,
karena
keterbatasan data pada kontraktor
dan waktu yang tersedia. Dimana
input data yang digunakan terdiri
dari 3
variabel waktu yaitu,
optimistic duration (a), most likely
duration (m), dan pessimistic
duration (b). Pemodelan durasi
seluruh aktivitas dapat dilihat pada
tabel 4.5.
Tabel 4.5 : Pemodelan Durasi Akivitas
dengan Distribusi Triangular
ID
Task Name
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
PEKERJAAN PERSIAPAN
Mobilisasi dan Demobilsasi
Pengukuran dan Positioning
Penerangan dan Keselamatan Kerja
Dokumentasi/Administrai/As built drawing
PEMB. TRESTLE THP III (UPPER STRUCTURE)
Beton K-250 (7,25x170)m2
- Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3)
- Beton bertulang untuk plat topping (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk topping girder (245 kg/m3)
- Beton bertulang untuk plat tepi + curb (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk diagfragma (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3)
Beton K-250 (7,25x47)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3)
- Beton bertulang untuk pile cap(300kg/m3)
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
- Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3)
- Beton bertulang untuk plat (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3)
Beton K.250 untuk elemen pracetak
- Beton bertulang untuk balok/girder pracetak
( termasuk erection)
- Beton bertulang untuk plat pracetak
(termasuk erection)
Tiang Pancang
- Plat penutup tiang t:9mm
Bearing pad
Baja siku L100.100.10 untuk delatasi
Railing pipa GSP Ø 21/2"
Angker dudukan tiang lampu
PEMB. PLAT FORM DERMAGA THP II
Beton K-250 cor insitu
- Beton bertulang untuk plat lantai (215 kg/m3)
- Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3)
- Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang(300 kg/m3)
- Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3)
Distribusi Durasi
Duration=RiskTRIANG(21; 33; 42)
Duration=RiskTRIANG(14; 14; 21)
Duration=RiskTRIANG(140; 168; 271)
Duration=RiskTRIANG(140; 182; 399)
Duration=RiskTRIANG(26; 42; 75)
Duration=RiskTRIANG(32; 37; 42)
Duration=RiskTRIANG(5; 38; 42)
Duration=RiskTRIANG(24; 29; 42)
Duration=RiskTRIANG(4; 21; 22)
Duration=RiskTRIANG(11; 14; 17)
Duration=RiskTRIANG(37; 42; 57)
Duration=RiskTRIANG(12; 14; 19)
Duration=RiskTRIANG(6; 14; 17)
Duration=RiskTRIANG(14; 15; 15)
Duration=RiskTRIANG(21; 28; 33)
Duration=RiskTRIANG(4; 6; 7)
Duration=RiskTRIANG(56; 66; 76)
Duration=RiskTRIANG(42; 68; 94)
Duration=RiskTRIANG(14; 22; 30)
Duration=RiskTRIANG(5; 10; 14)
Duration=RiskTRIANG(14; 16; 17)
Duration=RiskTRIANG(35; 47; 59)
Duration=RiskTRIANG(42; 53; 63)
Duration=RiskTRIANG(84; 161; 191)
Duration=RiskTRIANG(70; 139; 140)
Duration=RiskTRIANG(70; 71; 210)
Duration=RiskTRIANG(37; 57; 70)
Duration=RiskTRIANG(9; 13; 28)
ID
TaskName
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
TiangPancang
- Pengadaan TiangpancangBetondia60cm
- Pemancangantiang+transport ketitikpancang
- Penyambungantiang
- Pemotongantiang
- Plat penutuptiangt:9mm
Angker Dudukantianglampu
BollardKap70ton
AngkerDudukanBollardkapasitas 70ton
Fender TypeCell 800
Angker Fender typeCell 800
Frontal Frame
Angker Frontal FramePelindungFender (U-anchor)
RailingpipaGSPØ21/2"
PEMB. PLECENGANUTAMA
BetonK-250cor insitu
- Betonbertulanguntukplat lantai (215kg/m3)
- Betonbertulanguntukbalok(245kg/m3)
- Betonbertulanguntukpilecap(300kg/m3)
- Betonbertulangpengisi tiangpancang(300kg/m3)
- Betonbertulanguntukselimut tiangpancang
TiangPancang
-Pengadaan Tiangpancangbajadia609,6mm
teb12mm
-Pengecatantiang( 12mbagianteratas)
- Pemancangantiang+transport ketitikpancang
- Penyambungan tiang
- PemotonganTiang
- Plat penutuptiangt:9mm
AngkerDudukantianglampu
AngkerFender PlencenganUtama
FenderV500H2000L
PEMB. MORIINGDHOLPHIN1UNIT
BetonK-250cor insitu
- Betonbertulanguntukpilecap(300kg/m3)
- Betonbertulangpengisi tiangpancang(300kg/m3)
- Betonbertulangselimut tiangpancang(300kg/m3)
TiangPancang
- PengadaantiangpancangØ609,6mmt:12mm
- Pemancangan+transport tiangpancang
- Pengecatantiang( 12mbagianteratas)
- Penyambungan tiang
- PemotonganTiang
- Plat penutuptiangt:9mm
Bajapengakutiang
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
Dudukanangker tiang lampu
BollardKap 70 ton
Dudukan angker Bollard
PEKERJAAN CATWALK
PekerjaanBaja
- Profil WF 450.200.9.14
- Profil WF 200.100.8.12
- Profil WF 150.75.5.7 ( tiang railling )
- Profil L200.200.15
- Pagar ( Handrail ) Pipa Galvanis Ø2"
- Plat Stiffner t=10 mm
- Delatasi t=20mm
- Angker Ø19 mm
Lantai Plat kayu t=5 cm
DistribusiDurasi
Duration=RiskTRIANG(60; 65; 70)
Duration=RiskTRIANG(63; 98; 192)
Duration=RiskTRIANG(63; 98; 192)
Duration=RiskTRIANG(35; 98; 112)
Duration=RiskTRIANG(49; 70; 103)
Duration=RiskTRIANG(28; 84; 140)
Duration=RiskTRIANG(10; 42; 168)
Duration=RiskTRIANG(42; 105; 168)
Duration=RiskTRIANG(21; 27; 32)
Duration=RiskTRIANG(63; 221; 378)
Duration=RiskTRIANG(21; 25; 28)
Duration=RiskTRIANG(63; 95; 126)
Duration=RiskTRIANG(28; 42; 56)
Duration=RiskTRIANG(5; 19; 21)
Duration=RiskTRIANG(9; 9; 21)
Duration=RiskTRIANG(8; 20; 23)
Duration=RiskTRIANG(12; 14; 19)
Duration=RiskTRIANG(14; 16; 25)
Duration=RiskTRIANG(10; 24; 28)
Duration=RiskTRIANG(2; 3; 7)
Duration=RiskTRIANG(7; 105; 203)
Duration=RiskTRIANG(7; 9; 19)
Duration=RiskTRIANG(7; 9; 11)
Duration=RiskTRIANG(5; 7; 14)
Duration=RiskTRIANG(21; 32; 42)
Duration=RiskTRIANG(7; 32; 56)
Duration=RiskTRIANG(7; 11;14)
Duration=RiskTRIANG(10; 21; 29)
Duration=RiskTRIANG(6; 10; 21)
Duration=RiskTRIANG(9; 14; 21)
Duration=RiskTRIANG(12; 26; 28)
Duration=RiskTRIANG(5; 7; 11)
Duration=RiskTRIANG(7; 15; 28)
Duration=RiskTRIANG(5; 7; 10)
Duration=RiskTRIANG(5; 6; 7)
Duration=RiskTRIANG(3; 4; 21)
Duration=RiskTRIANG(2; 7; 28)
Duration=RiskTRIANG(7; 18; 29)
Duration=RiskTRIANG(28; 58; 87)
Duration=RiskTRIANG(28; 58; 87)
Duration=RiskTRIANG(28; 58; 87)
Duration=RiskTRIANG(2; 8; 14)
Duration=RiskTRIANG(9; 12; 14)
Duration=RiskTRIANG(14; 30; 45)
Duration=RiskTRIANG(8; 11; 14)
Duration=RiskTRIANG(14; 46; 77)
Duration=RiskTRIANG(14; 20; 26)
Duration=RiskTRIANG(1; 8; 14)
Duration=RiskTRIANG(4; 13; 21)
serta aktivitas kritis, dimana proses
simulasi
dilakukan
sekali.
Penjadwalan
proyek
akan
dijalankan secara berubah – ubah
sampai 1000 kali sehingga dapat
diamati terjadinya perubahan –
perubahan nilai durasi pada proyek.
4.3.3.3. Simulasi
Setelah pengaturan/setting
pilihan dilakukan maka dijalankan
simulasi sesuai pengaturan yang
dilakukan. Selama simulasi akan
dilakukan perhitungan ulang atas
jadwal proyek sesuai jumlah
iterasinya. Pada setiap iterasi akan
dilakukan proses sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel semua
distribusi yang ada.
2. Nilai sampel diletakkan sesuai
dengan
distribusi
waktu
aktivitasnya.
3. Jadwal proyek dihitung ulang.
4.
Pengumpulan nilai output
proyek dan penyimpanannya.
Hasil yang didapat berupa grafik
distribusi probabilitas, nilai
statistik, dan critical index.
4.3.3. Hasil dan Pembahasan
Setelah
simulasi
dijalankan akan diperoleh sejumlah
hasil. Hasil yang didapat berupa
grafik distribusi probabilitas, nilai
statistik, dan critical index.
4.3.3.1. Distribusi Probabilitas
Penyelesaian Proyek
Salah satu output atau hasil
simulasi yang dapat diperoleh yaitu
deskripsi
mengenai distribusi
penyelesaian proyek.
4.3.3.2. Setting Simulasi
Simulasi yang dijalankan
adalah simulasi Monte Carlo
dimana proses simulasi yang
dijalankan terdiri dari 1000 iterasi,
dan masing – masing iterasi akan
dikumpulkan data input dan output
13
Simulation Results for
Proyek Dermaga Lamongan/Duration
Summary Information
Distribution for Proyek Dermaga
Lamongan/Duration
Project Name
1
Number of Iterations
Mean=356,7363
1000
Number of Inputs
8
Values in 10^ -3
Proyek Dermaga Lamongan
Number of Simulations
10
9
77
Number of Outputs
7
1
Sampling Type
6
5
@RISK Trial Version
Simulation Start Time
02/12/2010 22:01
Simulation Stop Time
02/12/2010 22:02
4
3
2
Simulation Duration
00:00:56
Random Seed
35241338
1
250
350
450
550
Summary Statistics
Value
%tile
Value
267,230
5%
297,640
Maximum
526,500
10%
303,550
Mean
356,736
15%
308,050
Std Dev
47,57656513
20%
313,450
Variance
2263,529549
25%
319,950
Skewness
0,836730485
30%
325,430
Kurtosis
3,295971026
35%
330,260
Median
347,780
40%
336,030
Mode
338,490
45%
341,620
Left X
297,640
50%
347,780
@RISK Trial Version
Left P
5%
55%
353,650
For Evaluation Purposes Only
Right X
447,420
60%
360,110
367,120
90%
297,64
5%
447,42
Distribution for Proyek Dermaga
Lamongan/Duration
1,000
Mean=356,7363
0,800
0,400
Statistic
Minimum
5%
0,600
Monte Carlo
For Evaluation Purposes Only
0
Right P
0,200
95%
65%
Diff X
149,7799988
70%
375,520
Diff P
90%
75%
383,940
0
#Errors
0,000
250
350
5%
450
90%
297,64
550
5%
447,42
80%
396,690
Filter Min
85%
411,400
Filter Max
90%
422,990
95%
447,420
#Filtered
0
Gambar 4.1 : Grafik Distribusi Probabilitas
Penyelesaian Proyek
Durasi eksisting Proyek
Dermaga Lamongan 271 hari, dari
hasil simulasi diperoleh hasil
distribusi penyelesaian proyek
sebagai berikut :
a. Nilai minimum dari total durasi
proyek adalah 267,23 hari
b. Nilai maksimum dari total durasi
proyek adalah 526,5 hari
c. Nilai mean dari total durasi
proyek adalah 356,736 hari
d. Median dari total durasi adalah
347,78
Merupakan nilai tengah dari
populasi total durasi proyek
jika datanya diurut dari yang
kecil ke yang besar atau juga
bisa disebut nilai persentil ke
50.
e.
Mode dari total durasi adalah
338,49
Merupakan nilai yang paling
sering muncul dari populasi
14
total durasi proyek atau nilai
yang frekuensinya terbesar.
f. Persentil.
Merupakan pembagian 100
kedudukan data yang terurut
dalam distribusi.
P 5% = 297,64 hari, artinya
total
durasi penyelesaian
proyek yang jatuh pada 297,64
hari atau kurang dari itu sebesar
5% dari semua sedangkan 95%
nya jatuh lebih dari 297,64 hari
P 95% = 447,42 hari, artinya
total
durasi penyelesaian
proyek yang jatuh pada 447,42
hari atau kurang dari itu sebesar
95% dari semua sedangkan 5%
nya jatuh lebih dari 447,42 hari
4.3.3.2. Critical Index
Critical index adalah
seberapa sering aktivitas –
aktivitas yang berada pada
lintasan
kritis,
sehingga
semakin sering suatu aktivitas
berada pada lintasan kritis
maka nilai critical indexnya
juga semakin besar rentang
nilainya berkisar dari 0–100%.
Berdasarkan simulai didapat 13
aktivitas yang memiliki critical
index lebih besar dari 10%.
Hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.6
Tabel 4.6 : Critical Index
No
Item Pekerjaan
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
a
b
Mobilisasi dan Demobilsasi
Pengukuran dan Positioning
2 PEMB. TRESTLE THP III (UPPER STRUCTURE)
a
Beton K-250 (7,25x170)m2
- Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3)
- Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3)
3 PEMB. PLAT FORM DERMAGA THP II
Tiang Pancang
- Pengadaan Tiang pancang Beton dia 60cm
4 PEMB. PLECENGAN UTAMA
a
a
b
a
Beton K-250 cor insitu
- Beton bertulang untuk selimut tiang pancang
Tiang Pancang
- Pengadaan Tiang pancang baja dia 609,6mm teb 12mm
- Pengecatan tiang ( 12m bagian teratas)
- Pemancangan tiang + transport ke titik pancang
- Penyambungan tiang
- Pemotongan tiang
- Plat penutup tiang t:9mm
5 PEMB. MORIING DHOLPHIN 1 UNIT
Tiang Pancang
- Pengadaan Tiang pancang Ø609 mm, t=12 mm (setara KHI)
Critical Index
%
92,6
92,6
92,6
92,6
91,8
15,8
15,8
15,8
15,8
15,8
15,8
15,8
15,8
4.4.
Strategi Penanganan untuk
Aktivitas – Aktivitas dengan
Critical Index Tinggi.
Aktivitas – aktivitas yang
memiliki critical index tinggi
memerlukan
perencanaan
yang
matang karena merupakan kelompok
aktivitas kritis yang memberikan
pengaruh besar terhadap total durasi
proyek.
Keterlambatan
ataupun
gangguan pada salah satu aktivitas
akan memberikan dampak yang
terasa pada total durasi proyek. Cara
untuk
mengoptimalkan
waktu
penyelesaian total proyek adalah
dengan mengidentifikasi resiko –
resiko
dan
bagaimana
cara
menanganinya untuk aktivitas –
aktivitas yang memiliki critical index
tinggi. Melalui interview dengan
staff teknik didapatkan beberapa
resiko
dan
bagaimana
cara
menangani untuk aktivitas – aktivitas
dengan critical index tinggi.
Faktor – faktor resiko yang
teridentifikasi
dan
disesuaikan
dengan survei resiko antara lain :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi dan Demobilisasi
- Keterlambatan pengiriman material
-Kerusakan
peralatan
dan
perlengkapan proyek
b. Pengukuran dan Positioning
- Kondisi lokasi dan site yang sulit
2. Pemb. Trestle tahap III (upper
stucture)
a. Beton K-250 (7,25x170)m2
Beton Bertulang untuk pile cap
(300 kg/m3) dan
Beton
Bertulang pengisi tiang pancang
(300 kg/m3)
- Cuaca
-Keterlambatan pengiriman material
- Kondisi lokasi dan site yang sulit
3. Pemb. Plat Form Dermaga tahap III
a. Tiang Pancang
Pengadaan
Tiang
Pancang
Beton dia 60 cm
- Keterlambatan pengiriman material
4. Pemb. Plencengan Utama
a. Beton K-250 cor insitu
Beton Bertulang untuk selimut
tiang pancang
- Cuaca
b. Tiang Pancang
Pengadaan Tiang Pancang dia
609,6mm teb 12mm
- Keterlambatan pengiriman
material
Pengecatan tiang (12m bagian
teratas),
Pemancangan
tiang+transport ke titik pancang,
Penyambungan
tiang,
Pemotongan tiang, dan Plat
penutup tiang t:9mm
- Cuaca
- Kerusakan atau kehilangan
material
- Kerusakan peralatan dan perlengkapan
proyek
- Keterlambatan pengiriman material
- Koordinasi pelaksana yang buruk
5. Pemb. Mooring Dholphin 1 unit
a. Tiang Pancang
Pengadaan
Tiang
Pancang
dia
609,6mm teb 12mm
- Keterlambatan pengiriman material
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan uraian
pada Bab IV, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan
hasil
kuisioner
diperoleh faktor – faktor resiko yang
dapat menyebabkan keterlambatan
total durasi proyek sebgai berikut :
15
yang banyak sehingga hasilnya akan
lebih akurat, selain itu pemilihan data
sebaiknya lebih efektif sesuai kondisi
pekerjaan.
2. Hasil distribusi penyelesaian proyek
secara probabilistik sebagai berikut:
a. Nilai minimum dari total durasi
penyelesaian
proyek
adalah
267,23 hari
b. Nilai maksimum dari total durasi
penyelesaian proyek adalah 526,5
hari.
c. Nilai mean dari total durasi
penyelesaian
proyek
adalah
356,736 hari.
3.
DAFTAR PUSTAKA
Ahuja, Dozzi, and Abourizk. 1995.
“FittingBeta Distribution Based on Sample
Data”. Journal of Contruction Enginering
and Management 120 (2).
Haga, W.A & O’Keefe, T. 2001. “Crashing
PERT Networks: A Simulation Approach”.
Paper presented at the 4th International
conference of the Academy of Business and
Administrative
Sciences
Conference
Quebec City, Canada
Kerzner, H.D.1998 Project Management :
A
Sytem
Approach
to
Planning,
Schedulling and Controlling. Edisi ke 6.
New York : Jhon Wiley and Sons
Kakiay, T.J.2004. Pengantar Sistem
Simulasi. Yogyakarta : Andi Offset
Rismaharini,T. 2009. Pelabuhan Teluk
Lamong
Mulai
di
Garap
<URL:http://www.jawapos.co.id/metropolis/
index.php?act=detail&nid=82101l>
Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek (Dari
Konseptual Sampai Operasional) Jilid I.
Jakarta : Erlangga.
Soemarno, M.S, 2007, Risiko Pengunaan
Lahan dan Analisisnya Laboratorium PPJP
Jurusan Tanah. FPUB, Malang.
Touran, A., Paul J.B., dan Scott W. T., 1994.
Risk Assesment In Fixed Guideway Transit
SystemConstruction.<URL:http://www.google.
com>.
Wahyudi. 2009. Pelabuhan Teluk Lamong
Mulai
di
Garap.
<URL:http://www.jawapos.co.id/metropolis/
index.php?act=detail&nid=82101l>
5.2 Saran
Dalam pengerjaan tugas akhir ini
tentu masih banyak kekurangan, oleh
karena itu perlu diberikan saran antara
lain
sebagai berikut :
1. Penjadawalan secara probabilistik
akan lebih baik jika menggunakan
data historis yang lengkap dan data
16
Wideman, R max, and Fellow, 1992. Project
and Program Risk Management, A guide
ToManaging Project risk and Opportunities,
Project
Management
Institute,
<URL:http://www.pmi.org>.
Van Slyke, R. M. (1963). “Monte Carlo
methods and the PERT problem”.
Operations Research, 13, 141-143.
Download