APLIKASI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILISTIK PADA PROYEK DERMAGA LAMONGAN Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing : Bimo Wiharyo : 3108 100 609 : Teknik Sipil FTSP-ITS : Yusronia Eka Putri,ST,MT Farida Rahmawati,ST,MT sulit, perlu adanya tenaga teknis dengan skill yang lebih dan berpengalaman; sedangkan untuk faktor resiko kerusakan alat dan perlengkapan proyek perlu adanya pengecekan rutin, terutama sebelum didatangkan ke lapangan Kata kunci : Resiko, dermaga, penjadwalan probabilistik. Abstrak Metode penjadwalan yang digunakan pada Proyek Dermaga Lamongan menggunakan cara deterministic yaitu CPM (Critical Path Method). Metode CPM yang digunakan, mempekirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan secara deterministic yaitu menganggap satu angka yang mencerminkan adanya kepastian. Namun pada kenyataannya di dalam penyelesaian suatu proyek khususnya proyek dermaga sering di temukan adanya unsur ketidakpastian / uncertainty. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka di gunakan metode penjadwalan secara probabilistik yaitu PERT (Program Evalution Review Technique) Permasalahan yang di bahas dalam tugas akhir ini adalah resiko – resiko apa saja yang berpengaruh terhadap waktu pada Proyek Dermaga Lamongan dan dermaga yang lainnya, serta bagaimana mengaplikasikan metode penjadwalan secara probabilistic pada proyek ini, dan bagaimana strategi penanganan untuk aktivitas- aktivitas dengan critical index tinggi diatas 10%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan pengumpulan data, studi literature atau interview untuk mencari resiko – resiko apa saja yang berpengaruh terhadap waktu pada Proyek Dermaga pada umumunya, membuat penjadwalan secara probabilistik, dan menentukan strategi penanganan untuk aktivitas dengan critical index diatas 10% Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan 16 factor resiko pada proyek dermaga pada umumnya. Untuk pengolahan data melaui simulasi monte carlo didapatkan total durasi minimum 267,23 hari,durasi maksimum 526,5 hari, dan durasi rata – rata 356,736 hari. Stategi penanganan untuk aktivitas dengan critical index tinggi adalah Untuk pekerjaan yang berkesinambungan dapat menyusun jadwal material, alat berat, dan tenaga dengan lebih detail; untuk faktor resiko seperti kondisi lokasi dan site yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lima tahun lagi, Pelabuhan Tanjung Perak diprediksi overload. Aktivitas bongkar muat tak mungkin lagi hanya mengandalkan pelabuhan tersebut. Solusinya adalah membangun pelabuhan baru di kabupaten paciran Lamongan. “Pelabuhan Teluk Lamong bakal membuat jarak tempuh kapal dari Asia Timur, Eropa, bahkan Amerika, menjadi lebih dekat. Di Samudera Pasifik, kapal dapat langsung memasuki perairan Indonesia dan berlabuh di Teluk Lamong” (Rishmarini 2009). Metode penjadwalan yang digunakan pada proyek dermaga Lamongan adalah CPM (Critical Path Method). CPM adalah suatu metode perencanaan dan pengendalian proyekproyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Metode CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti. Dapat di simpulkan bahwa metode CPM memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan pendekatan secara deterministik yaitu satu angka yang mencerminkan adanya kepastian Namun pada kenyataannya di dalam penyelesaian suatu proyek banyak ditemukan unsur ketidakpastian (uncertainty). Untuk mengantisipasi hal itu digunakan metode PERT (Program Evaluation Review Technique). PERT digunakan untuk menghadapi situasi dengan 1 kadar ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan. Metode yang digunakan pada tugas akhir ini selain PERT adalah metode simulasi Monte Carlo. Metode simulasi Monte Carlo ini dapat memperbaiki masalah identifikasi jalur kritis, dengan melakukan iterasi ribuan kali didapatkan kemungkinan berapa kali suatu aktivitas terletak pada jalur kritis dan memiliki critical index besar. 1.2. 1.4. Tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah : 1.5. Dari penulisan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diangkat adalah : 1.3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identifikasi Risiko Identifikasi risiko dilakukan melalui studi literatur dan wawancara dengan menyebarkan kuisioner survey pendahuluan pada responden yang sudah terpilih dengan memilih jawaban iya dan tidak. Kuisioner yang disebarkan berisi variabel – variabel resiko sebagai berikut : Tabel 2.1 Variabel Resiko No Variabel Resiko 1 2 3 4 5 6 7 2 1. Mengetahui risiko – risiko apa saja yang mempengaruhi terhadap waktu pada Proyek Dermaga pada umunya 2. Mengetahui estimasi total durasi proyek secara probabilistik pada Proyek Dermaga Lamongan. 3. Membuat strategi pelaksanaan konstruksi untuk aktivitas – aktivitas dengan critical index yang tinggi Manfaat Penyusunan Tugas Akhir ini diharapkan mampu mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut, yaitu : 1. Dengan melakukan penjadwalan secara probabilistik diharapkan diperoleh gambaran penjadwalan proyek yang lebih realistis karena mengandung unsur ketidakpastian. 2. Dapat menjadi referensi bagi penelitian sejenis selanjutnya. Perumusan Masalah 1. Bagaimana mengidentifikasi resikorisiko yang berpengaruh terhadap waktu pada Proyek Dermaga pada umumnya 2. Berapa estimasi total durasi proyek secara probabilistik pada Proyek Dermaga Lamongan? 3. Bagaimana membuat strategi pelaksanaan konstruksi untuk aktivitas – aktivitas dengan critical index yang tinggi? Pembatasan Masalah Di dalam membuat penjadwalan secara probabilistik yang ada didalamnya nanti akan cukup luas dan kompleks. Agar pembahasan dalam penulisan nanti bisa lebih terarah dan sistematis, maka pembahasan penulisan dibatasi sebagai berikut : 1. Identifikasi risiko dilakukan untuk mengetahui risiko – resiko apa saja yang berpengaruh terhadap waktu pada masing – masing Proyek Dermaga 2. Simulasi menggunakan Simulasi Monte Carlo pada program @Risk for Project. 3. Pada penjadwalan probabilistik hanya membahas produktivitas 4. Pada tugas akhir ini tidak membahas metode pelaksanaan Proyek Dermaga Lamongan dan proyek dermaga pembanding. Tujuan Force Majeure Gempa bumi Angin topan Tersambar petir Cuaca Material dan Peralatan Ketersediaan material Kerusakan atau kehilangan material Kerusakan peralatan dan perlengkapan proyek Referensi CAR CAR CAR Soemarno,2007 PMI Soemarno,2007 Soemarno,2007 No Variabel Resiko 8 Keterlambatan pengiriman material 9 Kenaikan harga material 10 Kekurangan tempat penyimpanan material Sumber Daya Manusia 11 Kecelakaan dan Keselamatan Kerja 12 Stress pada tenaga kerja 13 Pemogokan tenaga kerja 14 Kesehatan tenaga kerja yang buruk 15 Perselisihan tenaga kerja 16 Tenaga kerja yang tidak terampil 17 Ketidakpuasan pekerja yang menyebabkan pemogokan Metode Konstruksi 18 Kesalahan desain 19 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan 20 Tidak ada sistem kontrol dilokasi kegiatan 21 Kurang tepatnya perencanaan biaya, jadwal, dan mutu 22 Kurang tepatnya pengadaan material dan peralatan (volume, jadwal, harga, dan kualitas) 23 Perubahan lingkup pekerjaan 24 Perubahan konstruksi yang telah jadi 25 Kondisi lokasi dan site yang sulit 26 Koordinasi pelaksana yang buruk 27 Kegagalan Pengecoran 28 Keruntuhan struktur (collapse) 29 Keterlambatan dari jadwal Lain – Lain 30 Perusakan dan sabotase 31 Dampak lingkungan (gangguan dari warga sekitar) 32 Keterlambatan pembayaran dari pihak owner 33 Perubahan spesifikasi 34 Risiko selama massa pemeliharaan 35 Biaya tambahan untuk kerja lembur 2.2.1 Referensi Soemarno,2007 diambil resiko yang lebih dominan pada skala 100%. Soemarno,2007 Soemarno,2007 2.3 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soeharto,2001 Soeharto,2001 Soemarno,2007 Soemarno,2007 Soeharto,2001 Soeharto,2001 CAR CAR PMI PMI PMI Soeharto,2001 Soeharto,2001 CAR CAR Analisa Risiko Analisa risiko dilakukan dengan cara mengambil prosentase 60% jawaban iya dari total koresponden karena Metode Penjadwalan Secara umum teknik penjadwalan proyek dibedakan menjadi 2, yaitu pendekatan secara deterministic dan secara probabilistic. Pendekatan secara deterministik yaitu satu angka yang mencerminkan adanya kepastian biasa disebut dengan CPM (Critical Path Method), sedangkan pendekatan secara probabilistic bermaksud untuk mengkaji dan mengukur ketidakpastian (uncertainty) biasa disebut dengan PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan Simulasi Metode Monte Carlo. 2.3.1 PERT (Program Evaluation and Review Technique) PERT dikembangkan pada tahun 1958 oleh US Navy dalam proyek pengembangan Polaris Missile System. PERT memakai 3 angka estimasi yang mewakili waktu optimis (a), waktu paling mungkin (m) dan waktu pesimis (b) (Soeharto 2001). Waktu optimis dan pesimis diasumsikan berpeluang terjadi sekali dalam seratus kejadian yang hampir sama dan waktu paling mungkin merupakan waktu yang paling sering terjadi. Teknik penjadwalan dengan PERT memiliki urutan langkah sebagai berikut: 1. Membuat daftar item kegiatan dan urutan kegiatan 2. Membuat diagram jaringan kerja 3. Estimasi waktu 4. Menentukan lintasan kritis. PERT mengasumsikan distribusi beta untuk memodelkan durasi aktivitas. Karena itu waktu yang diharapkan untuk setiap aktivitas dirumuskan sebagai berikut: 3 2.4 2.4.1 4 2.5 Pemodelan Distribusi Aktivitas Untuk pemilihan distribusi yang paling sesuai/ Distribution Fitting dipakai program Best Fit yang terdapat dalam paket software @Risk for Project. Dengan sejumlah sampel data akan dapat diperkirakan distribusi probabilitas apa yang dapat mewakili karakter dat tersebut. Pritsker (1995) mendifinisikan distribusi probabilitas sebagai sebuah aturan yang memberikan suatu probabilitas pada setiap nilai yang mungkin dari vaiabel random. Beberapa karakteristik probabilitas kontinyu yang dipakai dalam penelitian ini antara lain: 1. Distribusi Normal 2. Distribusi Beta 3. Distribusi Lognormal 4. Distribusi Uniform 5. Distribusi Triangular 2.6 @Risk for Project @Risk for Project adalah sebuah software add-in yang memasukkan analisis resiko dalam Microsoft Project. Faktor ketidakpastian dapat ikut disertakan dalam model proyek. @Risk for Project menyediakan semua fungsi distribusi di dalam Microsoft Project. @Risk for Project memakai teknik simulasi untuk mengkombinasikan semua ketidakpastian yang teridentifikasi pada aktivitas proyek. @Risk for Project mempunyai kemampuan yang dalam menjalankan simulasi pada model proyek. Output yang memungkinkan dari distribusi probabilitas akan dihasilkan dari rentang aktivitas dalam model proyek. Urutan proses pengerjaan di dalam @Risk for Project antara lain: 1. Mendefinisikan aktivitas-aktivitas proyek yang memiliki resiko/ketidakpastian 2. Memasukkan fungsi distribusi yang mencerminkan ketidakpastian dari setiap aktivitas yang beresiko 3. Memilih output yang ingin ditampilkan 4. Menjalankan simulasi Hasil simulasi dalam @Risk for Project berupa grafik dan speadsheet statistik. Simulasi Simulasi merupakan salah satu cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi di dunia nyata. Simulasi sering dipakai karena dapat diaplikasikan pada berbagai macam permasalahan dan dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah yang mengandung ketidakpastian dan kemungkinan jangka panjang yang tidak dapat diperhitungkan dengan seksama oleh proses analitik. Teknik ini memakai pendekatan dengan permodelan untuk menganalisis permasalahn yang probabilistik (Kakiay 2004:1). Simulasi tidak mengahsilkan sebuah solusi namun menyediakan sejumlah informasi yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan. Simulasi Monte Carlo Kata Monte Carlo diambil dari sebuah kota di Monaco, dimana terdapat banyak tempat hiburan berupa casino dengan permainan yang menerapkan teori probabilitas dan memperlihatkan perilaku acak (random behaviour), seperti roda Roulette, lempar dadu, coin. Perilaku acak dari permainan tersebut serupa dengan bagaimana simulasi Monte Carlo memilih nilai-nilai variabel acak untuk mensimulasikan sebuah model. Ketika sebuah dadu dilemparkan dapat diketahui bahwa salah satu dari angka 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 akan muncul, tetapi kita tidak mengetahui secara pasti angka yang akan keluar pada lemparan tertentu. Monte Carlo adalah men-generate angka acak dari distribusi probabilitas yang telah ditentukan. Ketika jumlah pengacakan sampel semakin banyak, hasil yang diperoleh akan semakin mendekati perilaku sistem yang sesungguhnya dan menunjukkan kestabilan nilai. oleh PT. MODERN SURYA JAYA BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Umum 3.2.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data a. Survey data Proyek Dermaga Lamongan dari Kontraktor PT Perkasa Jaya Inti Persada (PT PJIP) didapatkan data berupa : Time Schedule, metode pelaksanaan, sedangkan untuk proyek data pembanding dari KontraktorPT. TRIPERKASA AMININDAH dan PT. MODERN SURYA JAYA didapatkan data berupa : Time Schedule b. Melakukan kuisioner dengan para staff Kontraktor PT Perkasa Jaya Inti Persada (PT PJIP) untuk mengetahui risiko – resiko yang biasa terjadi pada proyek dermaga c. Studi dokumen atau konsultasi dengan staff kontraktor PT Perkasa Jaya Inti Persada (PT PJIP) untuk mengetahui atau menentukan hubungan antar aktivitas. Metodologi dalam penulisan tugas akhir ini adalah cara dan urutan kerja pada suatu penjadwalan secara probabilistik dimana digunakan untuk mendapatkan total durasi penyelesaian proyek. 3.2 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data. Data yang dipakai dalam tugas akhir ini diambil dari Proyek Dermaga Lamongan. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data yang dipergunakan adalah sebagai berikut : 3.2.1 Jenis Data a. Data Primer Yaitu data-data berupa sejumlah keterangan melalui teknik interview dengan site manajer dan staf teknik kontraktor atau fakta yang penulis peroleh langsung dari tempat proyek. b. Data Sekunder Yaitu data-data yang diperoleh secara tidak langsung, antara lain berupa data-data dokumentasi dari kontraktor yang berupa fotofoto lapangan, time schedule, metode pelaksanaan, dan lain-lain. Proses pengumpulan data dilakukan langsung dengan staff teknik : 1. Proyek Dermaga Paciran Lamongan TA 2008 dan 2007 oleh PT Perkasa Jaya Inti Persada (PT PJIP) 2. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga Kota Probolinggo oleh PT. TRIPERKASA AMININDAH 3. Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan Kamal Jawa Timur Tahun 2007 3.3 Tahapan Penelitian Metode penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini memerlukan tahapan penyelesaian yang jelas dan bersinambungan yang diuraikan sebagai berikut : 1. Merumuskan latar belakang yang mendasari penulisan tugas akhir ini 2. Merumuskan permasalahan dan tujuan dari penulisan tugas akhir 3. Studi litelatur / mempelajari tinjauan pustaka yang berkaitan dengan masalah penjadwalan proyek secara probabilistik 4. Melakukan pengumpulan data proyek, antara lain sebagai berikut : a. Kondisi lokasi pekerjaan Proyek Dermaga Lamongan. b. Rencana pelaksanaan pekerjaan / Time Schedule Proyek Dermaga Lamongan. 5. Melakukan kuisioner dengan staff teknik PT Perkasa Jaya Inti 5 Persada mengenai risiko – risiko apa saja yang mungkin mempengaruhi terhadap waktu pada Proyek Dermaga. 6. Menentukan hubungan antar aktivitas. Dari data time schedule yang diperoleh, ternyata belum dibuat hubungan ketergantungan antar aktivitas. Langkah yang dilakukan adalah penyusunan hubungan tiap aktivitas dengan hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lain sehingga dapat disusun network diagram. Untuk mendapatkannya dilakukan dengan mempelajari dokumen proyek dan konsultasi dengan kontraktor. 7. Estimasi durasi aktivitas Waktu penyelesaian suatu aktivitas tidak dapat diketahui dengan pasti, namun dapat diberikan sutu rentang waktu penyelesaian. Untuk penyelesaian rentang waktu ini diperlukan data-data historis proyek dermaga yang pernah dikerjakan yaitu produktivitas pekerjaan harian. Dengan data produktivitas dan volume pekerjaan akan diperoleh estimasi durasi pekerjaan. 8. Melakukan simulasi Simulasi dilakukan dengan metode Monte Carlo yang terdapat dalam program @Risk for Project dan diiterasi sampai seribu kali. Urutan proses pengerjaan di dalam @Risk for Project antara lain: 1. Mendefinisikan aktivitasaktivitas proyek yang memiliki ketidakpastian durasi aktivitas. 2. Memasukkan fungsi distribusi yang mencerminkan ketidakpastian durasi dari setiap aktivitas. Fungsi distribusi sebagai pemodelan ketidakpastian durasi aktivitas bersumber dari estimasi durasi masingmasing aktivitas yang telah 6 didapatkan. Pemilihan fungsi distribusi dilakukan dengan bantuan Best Fit yang terdapat dalam software @Risk for Project. 3. Memilih output yang ingin ditampilkan. 4. Menjalankan simulasi 9. Analisa hasil simulasi Setelah dilakukan simulasi akan diperoleh hasil simulasi berupa grafik probabilitas waktu penyelesaian proyek dan spread sheet data statistik berupa nilai mínimum, máximum, mean ,median, dan lain - lain . Setelah itu dilakukan identifikasi aktivitas-aktivitas yang memiliki Critical Index besar pada aktivitas-aktivitas tersebut dan aktivitas dengan sensitivitas tinggi. 10. Strategi pelaksanaan konstruksi Pada aktivitas yang memiiki Critical Index besar dan sensitivitas tinggi direkomendasikan tindakan penanganan 11. Kesimpulan dan saran Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat diprediksi dengan tingkat keyakinan tertentu proyek dapat diselesaikan dan dapat memberikan tindakan antisipasi pada aktivitas-aktivitas iritis yang beresiko yang dapat menyebabkan keterlambatan proyek. 3.4 Analisa Data 3.4.1 Identifikasi Resiko Identifikasi resiko dapat dilakukan dengan cara meberikan kuisioner dengan staff teknik PT. Perkasa Jaya Inti Persada (PJIP), atau melalui studi litelatur untuk mendapatkan data atau variabel – variabel resiko – resiko apa saja yang berpengaruh terhadap waktu penyelesaian pada Proyek Dermaga. Data atau variabel – variabel tersebut di gunakan sebagai acuan atau referensi untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang menyebabkan perbedaan produktivitas pada masing – masing proyek dermaga, yang berdampak langsung pada waktu penyelesaian masing – masing proyek dermaga 3.4.2 Metode Penjadwalan Probalisitik Dalam penyusunan penjadwalan yang menggunakan metode probabilistik atau PERT (Program Evalution Review Technique) dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Mencari proyek pembanding, tiga atau empat proyek yang sama atau sejenis proyek dermaga dengan aktivitas dan volume pekerjaan yang sama. 2. Menentukan atau mencari tiga angka estimasi yaitu, kurun waktu optimistik (a), kurun waktu paling mungkin (m), dan kurun waktu pesimistik (b) berdasarkan data durasi proyek – proyek pembanding. 3. Membuat network diagram dengan bantuan program Microsoft Project dan semua pemodelan distribusi aktivitas merupakan distribusi Triangular 4. Output dari program @Risk Project di peroleh total durasi penyelesaian proyek secara probabilistik, nilai statistik, critical index, dan lain – lain 3.4.3 Strategi Pelaksanaan Konstruksi Setelah mendapatkan critical index langkah selanjutnya membuat strategi pelaksanaan konstruksi agar tidak menggangu waktu penyelesaian proyek, dapat dilakukan melalui interview dengan Site Manager atau studi literature Pendahuluan Tinjauan Pustaka Indentifikasi Resiko: 1. Kuisioner 2. Analisa Resiko PERT : 1. Mencari nilai a,m,b 2. Simulasi 3. Identifikasi Critical Index Strategi Pelaksanaan Konstruksi untuk aktivitas dengan critical index tinggi Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 : Bagan Alir Metode Penelitian BAB IV DATA DAN ANALISA 4. 1. Gambaran Umum Proyek 4.1.1. Deskripsi Proyek Kegiatan perdagangan di Surabaya semakin berkembang pesat hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan bongkar – muat barang baik ekspor maupun impor di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. ''Pada awal tahun 2009 kapasitas kargo bongkarmuat di Pelabuhan Tanjung Perak telah mencapai 30 juta ton per tahun, akibat kapasitas muatan yang berlebih waktu bongkar-muat kapal barang menjadi lebih lama yang mestinya hanya membutuhkan waktu satu sampai dua hari menjadi empat hari'' (Wahyudi 2009) 7 Salah satu solusi yang diberikan guna mengurangi kepadatan bongkar – muat kapal barang adalah membangun dermaga di Paciran. Dari sisi geografis, Surabaya berada di jalur strategis karena menjadi shortcut jalur pelayaran internasional. Dermaga Paciran Lamongan bakal menjadi shortcut jalur pelayaran antara Surabaya dan Singapura, sebab kedalaman laut Surabaya tidak memungkinkan kapal besar bisa langsung masuk. ''Barang-barang dari kapal besar dipindah ke kapal lebih kecil. Baru dibawa ke Surabaya” (Rismaharini 2009) Pembangunan Dermaga Lamongan ini dikerjakan dalam 5 tahapan dan dimulai pada tahun 2005. Data yang digunakan dalam tugas akhir ini penjadwalan probabilistik data pada pembangunan dermaga tahap 4 (tahun 2008) dan yang digunakan sebagai data pembanding data pada pembangunan dermaga tahap 3 (tahun 2007). Nantinya dermaga ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan kegiatan bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan pertumbuhan ekonomi di Surabaya dan daerah – daerah sekitar nya semakin pesat 4.1.2. Data Umum dan Teknis Proyek 4.1.2.1 Data Umum Nama Pekerjaan : Pembangunan Dermaga Tahap 4 Lokasi : Paciran,Lamongan Pemberi Tugas : Dinas Perhubungan Kota Surabaya Konsultan Pengawas :PT. Pancang Persada Kontraktor Pelaksana : PT. Perkasa Jaya Inti Persada (PT. PJIP) Dana : APBN 2008 Kabupaten Lamongan Nilai Kontrak : Rp 40.289.178.000, 4.1.2.2 Data Teknis Nama Pekerjaan: Pembangunan Dermaga Tahap 4 Item Pekerjaan: - Pekerjaan Persiapan 8 - Pembangunan Trestle tahap III (upper structure) - Pembangunan Plat Form Dermaga/Terminal tahap II - Pembangunan Plencengan Utama - Pembangunan Moriing Dholphin (1 Unit) - Pekerjaan Catwalk Durasi Awal : 271 hari 4.2. Indentifikasi Resiko Identifikasi resiko dilakukan untuk mencari variabel – variabel resiko apa saja yang dapat menyebabkan produktivitas antara proyek dan aktivitas yang sejenis berbeda – beda yang berpengaruh langsung terhadap waktu penyelesaian suatu proyek. 4.2.1. Analisa Resiko Indentifikasi resiko dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner pada staff Kontraktor PT.PJIP dan dilakukan secara random. Dari 20 kuisioner yang kembali 11 kuisioner Hasil kuisioner dari 35 variabel resiko prosentase untuk menjawab ya atau tidak diambil prosentase yang menjawab ya > 60 % karena diambil resiko yang lebih dominan pada skala 100%. Hasil prosentase untuk menjawab ya > 60 %, kemudian ditabelkan seperti d bawah ini : Tabel 4.1 : Prosentase > 60% untuk yang menjawab ya No J enis R esiko Force Majeure 1 Gempa bumi 2 Cuaca Ma terial dan Peralatan 3 Kerusak an atau kehilangan mat erial 4 Kerusak an peralatan dan perlengkapan p royek 5 Keterlamb at an pengiriman material 6 Kenaik an harg a m aterial Sumb er Daya M anus ia 7 Kecelakaan d an Keselamatan Kerj a Metode K on stru ksi 8 Perubahan j adwal pelaks anaan k egiatan 9 Perubahan lingkup pekerjaan 1 0 ko ndisi lo kasi d an sit e yang sulit 1 1 Ko ordin asi pelaksana yan g buruk 1 2 Kegag alan pengecoran 1 3 keruntu han s truktu r (collaps e) 1 4 Keterlamb at an dari jadwal Lain - L ain 1 5 Keterlamb at an pembayaran dari pihak ow ner 1 6 Perubahan s pesifikasi Hasil kuisioner diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel – variabel resiko pada tabel 4.1 dapat menyebabkan produktivitas antara proyek yang sejenis berbeda – beda yang berpengaruh langsung terhadap waktu penyelesaian suatu proyek. 4.3. Penjadwalan Proyek Probabilistik 4.3.1 Durasi Deterministik Dari data time schedule yang didapatkan dari kontraktor berupa Diagram Balok/Gant Bar Chart, ternyata belum terdapat hubungan ketergantungan antar aktivitas. Langkah yang dilakukan adalah menyusun network diagram yang menunjukkan hubungan yang logis antar aktivitas, agar dapat diolah menjadi CPM untuk mendapatkan lintasan kritis. Penyusunan hubungan ketergantungan antar aktivitas dan urutan kerja yang logis dapat dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut : 1. Menentukan predesessor dari masing – masing aktivitas. 2. Menentukan aktivitas – aktivitas apa saja yang dapat dilakukan bersama – sama. 3. Menentukan successor dari masing – masing aktivitas. Dari studi dokumen dan konsultasi dengan kontraktor diperoleh urutan kerja /hubungan ketergantungan antar aktivitas yang ditampilkan dalam tabel 4.3. Pada tabel ini hubungan antar aktivitas dinyatakan dengan adanya predessor. Tanda positif (+) pada hubungan antar aktivitas menyatakan lag/waktu penundaan, sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan waktu Lead/ waktu mendahului. Contoh : Beton bertulang untuk plat tepi+curb (215 kg/m3) Hubungan ketergantungan dengan predesessor dinyatakan dengan 10 SS + 14 days (Start to Start), yang berarti aktivitas ini dikerjakan secara bersamaan dengan aktivitas ID no 10 dengan waktu penundaan 14 hari dari aktivitas ID no 10. Tabel 4.3 : Hubungan Ketergantungan Antar Aktivitas ID 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Task Name PEKERJAAN PERSIAPAN Mobilisasi dan Demobilsasi Pengukuran dan Positioning Penerangan dan Keselamatan Kerja Dokumentasi/Administrai/As built drawing PEMB. TRESTLETHP III (UPPER STRUCTURE) Beton K-250 (7,25x170)m2 - Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) - Beton bertulang untuk plat topping (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk topping girder (245 kg/m3) - Beton bertulang untuk plat tepi +curb (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk diagfragma (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3) - Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3) Beton K-250 (7,25x47) - Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3) - Beton bertulang untuk pile cap(300kg/m3) - Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3) - Beton bertulang untuk plat (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3) Beton K.250 untuk elemen pracetak - Beton bertulang untukbalok/girder pracetak ( termasuk erection) 23 - Beton bertulang untukplat pracetak (termasuk erection) 24 25 26 27 28 29 Tiang Pancang - Plat penutup tiang t:9mm Bearing pad Baja siku L100.100.10 untuk delatasi Railing pipa GSP Ø21/2" Angker dudukan tiang lampu Predecessors 2SS+6days - 3 23 23 10SS+14d 22FS-7d 16;17 8SS 11FS-14d 16SS 16;17 16;17 13 8SS+7d; 14SS+7d 22SS+42d 16SS 22FF 11SS 27 8SS 9 ID 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 Task Name PEMB. PLAT FORMDERMAGA THP II Beton K-250 cor insitu - Beton bertulang untuk plat lantai (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3) - Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) - Betonbertulang pengisi tiang pancang(300 kg/m3) - Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3) Tiang Pancang - Pengadaan Tiang pancang Beton dia 60cm - Pemancangan tiang + transport ke titik pancang - Penyambungan tiang - Pemotongan tiang - Plat penutup tiang t:9mm Angker Dudukan tiang lampu Bollard Kap 70 ton Angker Dudukan Bollard kapasitas70 ton Fender Type Cell 800 Angker Fender type Cell 800 Frontal Frame Angker Frontal Frame Pelindung Fender (U-anchor) Railing pipa GSP Ø21/2" PEMB. PLECENGAN UTAMA Beton K-250 cor insitu - Beton bertulang untukplat lantai (215 kg/m3) - Beton bertulang untukbalok (245 kg/m3) - Beton bertulang untukpile cap (300 kg/m3) - Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3) - Beton bertulang untukselimut tiang pancang Tiang Pancang - Pengadaan Tiang pancang baja dia 609,6mm teb 12mm - Pengecatan tiang ( 12mbagian teratas) - Pemancangan tiang + transport ke titikpancang 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 - Penyambungan tiang - Pemotongan tiang - Plat penutup tiang t:9mm Angker Dudukan tiang lampu Angkur Fender Plencengan Utama Fender V500 H 2000L PEMB. MORIING DHOLPHIN 1 UNIT Beton K-250 cor insitu - Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) - Beton bertulang pengisi tiang pancang(300 kg/m3) - Beton bertulang selimut tiang pancang(300 kg/m3) Tiang Pancang - Pengadaan Tiang pancang Ø609 mm, t=12 mm - Pemancangan+ Transport tiang pancang - Pengecatan tiang ( 12m bagian teratas) - Penyambungan tiang - Pemotongan tiang - Plat penutup tiang t=9mm Baja untuk pengaku tiang Dudukan angker tiang lampu Bollard Kap 70 ton Dudukan angker Bollard PEKERJAAN CATWALK Pekerjaan Baja - Profil WF 450.200.9.14 - Profil WF 200.100.8.12 - Profil WF 150.75.5.7 ( tiang railling ) - Profil L 200.200.15 - Pagar ( Handrail ) Pipa Galvanis Ø2" - Plat Stiffner t=10 mm - Delatasi t=20 mm - Angker Ø19 mm Lantai Plat kayu t=5 cm Predecessors 33SS+14d 34SS+28d 42SS 42SS 32FS-7d 22SS+7d 38SS+7d 39SS 40FF 41SS+21d 45SS+7d 43SS 42FS-21d 44FS+7d 42SS+7d 46SS 47SS 46SS 54SS+14d 55SS+7d 64SS 64SS 63 74FS-7d 57FS+35d 59FS-7d 61SS 62 60FS+49d 64SS 65FS-7d 66FS+14d 72 72SS+7d 78 38SS+28d 74FS+7d 75SS 75SS 75SS 70SS 79FS-7d 80SS 83 80SS 53FF 86SS+7d 87SS 87SS 87SS 87SS 86SS 86SS 93 Setelah didapatkan hubungan ketergantungan antar aktivitas seperti pada tabel 4.3, maka langkah selanjutnya adalah 10 membuat jaringan kerja (Network Diagram) dengan menggunakan bantuan program MS Project 2007. Dimana durasi yang digunakan adalah durasi deterministik yang digunakan pada schedule proyek Dermaga Lamongan TA 2008. Hasil penting dari dari proses ini yaitu didapatkan lintasan kritis, yang terdiri dari aktivitas – aktivitas kritis sebagai penentu durasi total penyelesaian proyek.. Lintasan kritis yang terbentuk terdiri dari aktivitas – aktivitas pekerjaan sebagai berikut : Tabel 4.4 : Lintasan Kritis No Item Pekerjaan 1 a b c d 2 a b PEKERJAAN PERSIAPAN Mobilisasi dan Demobilisasi Pengukuran dan Positioning Penerangan dan Keselmatan Kerja Dokumentasi/Adminitrasi/As built drawing PEMB. TRESTLE TAHAP III (UPPER STRUCTURE) Beton K-250 (7,25 x 170) m2 - Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) - Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3) Beton K-250 untuk elemen pracetak - Beton bertulang untuk balok/girder pracetak 3 PEMB. PLAT FORM DERMAGA TAHAP II a Tiang Pancang - Pengadaan tiang pancang beton dia 60 cm 4 PEMB. PLENCENGAN UTAMA a Beton K-250 cor insitu - Beton bertulang untuk plat lantai (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3) - Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) - Beton bertulang untuk selimut tiang pancang b Tiang Pancang - Pengadaan tiang pancang beton dia 609,6 mm teb 12 mm - Pengecatan tiang (12 m bagian teratas) - Pemancangan tiang + tranport ke titik pancang - Penyambungan tiang - Pemotongan tiang - Plat penutup tiang t:9 mm 5 PEMB. MORIING DHOLPHIN 1 UNIT a Tiang Pancang - Pengadaan tiang pancang beton Ø 609,6 mm teb 12 mm (setara KHI) 6 PEKERJAAN CATWALK a Pekerjaan Baja - Profil Baja WF 450.200.9.14 - Angker Ø 19 mm b Lantai Plat Kayu t : 5 cm 4.3.2. Estimasi Durasi Probabilistik Dalam penjadwalan proyek secara probabilistik tidak dipakai angka estimasi pasti untuk setiap aktivitas. Waktu penyelesaian suatu aktivitas untuk volume yang sama dapat dibentuk suatu range/rentang waktu kemungkian penyelesaian proyek. Analisa penjadwalan secara probabilistik diawali dengan memperhitungkan tiga eleman waktu yaitu waktu optimis (a), waktu paling mungkin (m), dan waktu pesimis (b). Untuk mendapatkan ketiga waktu tersebut digunakan data dari beberapa proyek yang aktivitas pekerjaannya hampir sama pada proyek Dermaga Lamongan. Dalam tugas akhir ini sumber ketidakpastian yang digunakan sebagai dasar penyusunan penjadwalan secara probabilistik adalah produktivitas pekerjaan. Dengan keterbatasan waktu dan data, pengumpulan data dilakukan pada tiga proyek Dermaga yaitu sebagai berikut : 1. Pembangunan Fasiitas Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga, Probolinggo. 2. Proyek Dermaga Paciran, Lamongan Tahun Angggaran 2007. 3. Proyek Dermaga Penyebrangan Kamal, Jawa Timur. Untuk mengolah data dari beberapa proyek tersebut digunakan metode/cara perhitungan sebagai berikut : Volume pekerjaan Produktivitas = Durasi Sebagai contoh : Proyek Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga, Probolinggo Pekerjaan Beton K-300 cor insitu Beton bertulang beton pile cap (200 kg/m3) Volume Pekerjaan = 391,4 m3 Durasi = 70 hari Produktivias = Volume Pekerjaan Durasi = 391,4 m3 70 hari = 5,59143 m3/hari Untuk pekerjaan beton bertulang untuk beton pile cap pada Proyek Dermaga Paciran, Lamongan Tahun Anggaran 2008 dengan volume 139,9 m3 maka dengan ukuran produktivitas Proyek Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Tanjung Tembaga, Probolinggo, didapat waktu (t2) adalah sebagai berikut : t2 = 139,9 m3 5,59143 m3/hari = 25,02 hari = 26 hari Perhitungan yang sama juga dilakukan terhadap proyek pembanding lainnya, sehingga akan didapatkan waktu t2,t3,t4. Tidak semua aktivitas terdiri dari 4 data estimasi durasi. Untuk aktivitas yang hanya memiliki 2 data estimasi durasi, pada aktivitas tersebut perlu di buat perhitungan regresi linear Contoh : Beton bertulang untuk balok/girder pracetak (termasuk erection) Terdapat 2 data estimasi durasi yaitu 56 hari dan 76 hari 1. Dengan cara regresi linear didapat persamaan : y = 20x+36 Masukkan nilai x antara 1,1 s/d 1,9, misal 1,1 ; 1,2 ; 1,3 ;.......... ; 1,9 dimana nilai y dihasilkan antara 56 s/d 76, nilai y yang di hasilkan 58,60,62,64,66,68,70,72,74 Cari nilai rata – rata = 58+60+62+64+66+68+70+72+74 9 = 66 2. Dengan cara mean = 56+76 = 66 2 Begitupun seterusnya untuk aktivitas – aktivitas yang terdiri dari 2 data estimasi durasi, perhitungan ini langsung dimasukkan kedalam perhitungan waktu a,m,b. Setelah didapat estimasi durasi tiap aktivitas, kemudian dicari nilai optimis (a), nilai paling mungkin (m), nilai pesimis (b). Nilai waktu paling optimis diambil dari nilai terkecil (minimum) pada estimasi durasi, nilai waktu paling mungkin diambil dari nilai yang mendekati waktu paling optimis pada 11 estimasi durasi, sedangkan untuk nilai waktu paling pesimis diambil dari nilai terbesar (maksimum) pada estimasi durasi. Contoh : Pembangunan Trestle Tahap III (Upper Structure) Beton K-250 (7,25x170) m2 Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) Terdapat 4 data estimasi durasi = 42 , 26 , 65 , 75 Maka Nilai waktu paling optimis = 26 hari Nilai waktu paling mungkin = 42 hari Nilai waktu paling pesimis = 75 hari 4.3.3. Simulasi Monte Carlo Simulasi bertujuan untuk memperoleh durasi hasil simulasi network. Setiap iterasi akan membentuk network, didapatkan durasi, serta dari simulasi akan didapatkan aktivitas – aktivitas mana saja yang selalu menjadi lintasan kritis. Untuk melakukan penjadwalan secara probabilstik digunakan simulasi. Simulasi dilakukan dengan metode Monte Carlo yang terdapat dalam program @Risk for Project. 4.3.3.1. Pemodelan Distribusi Durasi Semua aktivitas dimodelkan dengan sebuah fungsi distribusi probabilitas yang bersumber pada data historis yang diperoleh. Dari data - data laporan produktivitas masing – masing pekerjaan dapat dibuat pemodelan durasi yang mencerminkan ketidakpastinnya melalui suatu distribusi probabilitas. Untuk mendapatkan distribusi probabilitas yang sesuai digunakan bantuan software Best Fit dalam @Risk for Project. Semakin banyak data sampel yang dimasukkan tentunya hasil yang diperoleh akan semakin baik. Setelah memasukkan data masukan lalu mengatur parameter data masukan dan 12 dijalankan. Ketika proses selesai akan didapatkan hasil berupa beberapa grafik distribusi probabilitas yang dapat mewakili data sampel dan kumpulan parameter statistik yang akan menjadi dasar evaluasi hasil dan pilihan terbaik untuk model. @Risk for Project akan merangking semua distribusi probabilitas yang cocok dengan parameter – parameter statistik. Dalam tugas akhir ini durasi seluruh aktivitas dimodelkan sebagai Distribusi Triangular, karena keterbatasan data pada kontraktor dan waktu yang tersedia. Dimana input data yang digunakan terdiri dari 3 variabel waktu yaitu, optimistic duration (a), most likely duration (m), dan pessimistic duration (b). Pemodelan durasi seluruh aktivitas dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 : Pemodelan Durasi Akivitas dengan Distribusi Triangular ID Task Name 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 PEKERJAAN PERSIAPAN Mobilisasi dan Demobilsasi Pengukuran dan Positioning Penerangan dan Keselamatan Kerja Dokumentasi/Administrai/As built drawing PEMB. TRESTLE THP III (UPPER STRUCTURE) Beton K-250 (7,25x170)m2 - Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) - Beton bertulang untuk plat topping (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk topping girder (245 kg/m3) - Beton bertulang untuk plat tepi + curb (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk diagfragma (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3) - Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3) Beton K-250 (7,25x47) - Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3) - Beton bertulang untuk pile cap(300kg/m3) 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 - Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3) - Beton bertulang untuk plat (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3) Beton K.250 untuk elemen pracetak - Beton bertulang untuk balok/girder pracetak ( termasuk erection) - Beton bertulang untuk plat pracetak (termasuk erection) Tiang Pancang - Plat penutup tiang t:9mm Bearing pad Baja siku L100.100.10 untuk delatasi Railing pipa GSP Ø 21/2" Angker dudukan tiang lampu PEMB. PLAT FORM DERMAGA THP II Beton K-250 cor insitu - Beton bertulang untuk plat lantai (215 kg/m3) - Beton bertulang untuk balok (245 kg/m3) - Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) - Beton bertulang pengisi tiang pancang(300 kg/m3) - Beton bertulang untuk tiang railling (330 kg/m3) Distribusi Durasi Duration=RiskTRIANG(21; 33; 42) Duration=RiskTRIANG(14; 14; 21) Duration=RiskTRIANG(140; 168; 271) Duration=RiskTRIANG(140; 182; 399) Duration=RiskTRIANG(26; 42; 75) Duration=RiskTRIANG(32; 37; 42) Duration=RiskTRIANG(5; 38; 42) Duration=RiskTRIANG(24; 29; 42) Duration=RiskTRIANG(4; 21; 22) Duration=RiskTRIANG(11; 14; 17) Duration=RiskTRIANG(37; 42; 57) Duration=RiskTRIANG(12; 14; 19) Duration=RiskTRIANG(6; 14; 17) Duration=RiskTRIANG(14; 15; 15) Duration=RiskTRIANG(21; 28; 33) Duration=RiskTRIANG(4; 6; 7) Duration=RiskTRIANG(56; 66; 76) Duration=RiskTRIANG(42; 68; 94) Duration=RiskTRIANG(14; 22; 30) Duration=RiskTRIANG(5; 10; 14) Duration=RiskTRIANG(14; 16; 17) Duration=RiskTRIANG(35; 47; 59) Duration=RiskTRIANG(42; 53; 63) Duration=RiskTRIANG(84; 161; 191) Duration=RiskTRIANG(70; 139; 140) Duration=RiskTRIANG(70; 71; 210) Duration=RiskTRIANG(37; 57; 70) Duration=RiskTRIANG(9; 13; 28) ID TaskName 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 TiangPancang - Pengadaan TiangpancangBetondia60cm - Pemancangantiang+transport ketitikpancang - Penyambungantiang - Pemotongantiang - Plat penutuptiangt:9mm Angker Dudukantianglampu BollardKap70ton AngkerDudukanBollardkapasitas 70ton Fender TypeCell 800 Angker Fender typeCell 800 Frontal Frame Angker Frontal FramePelindungFender (U-anchor) RailingpipaGSPØ21/2" PEMB. PLECENGANUTAMA BetonK-250cor insitu - Betonbertulanguntukplat lantai (215kg/m3) - Betonbertulanguntukbalok(245kg/m3) - Betonbertulanguntukpilecap(300kg/m3) - Betonbertulangpengisi tiangpancang(300kg/m3) - Betonbertulanguntukselimut tiangpancang TiangPancang -Pengadaan Tiangpancangbajadia609,6mm teb12mm -Pengecatantiang( 12mbagianteratas) - Pemancangantiang+transport ketitikpancang - Penyambungan tiang - PemotonganTiang - Plat penutuptiangt:9mm AngkerDudukantianglampu AngkerFender PlencenganUtama FenderV500H2000L PEMB. MORIINGDHOLPHIN1UNIT BetonK-250cor insitu - Betonbertulanguntukpilecap(300kg/m3) - Betonbertulangpengisi tiangpancang(300kg/m3) - Betonbertulangselimut tiangpancang(300kg/m3) TiangPancang - PengadaantiangpancangØ609,6mmt:12mm - Pemancangan+transport tiangpancang - Pengecatantiang( 12mbagianteratas) - Penyambungan tiang - PemotonganTiang - Plat penutuptiangt:9mm Bajapengakutiang 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 Dudukanangker tiang lampu BollardKap 70 ton Dudukan angker Bollard PEKERJAAN CATWALK PekerjaanBaja - Profil WF 450.200.9.14 - Profil WF 200.100.8.12 - Profil WF 150.75.5.7 ( tiang railling ) - Profil L200.200.15 - Pagar ( Handrail ) Pipa Galvanis Ø2" - Plat Stiffner t=10 mm - Delatasi t=20mm - Angker Ø19 mm Lantai Plat kayu t=5 cm DistribusiDurasi Duration=RiskTRIANG(60; 65; 70) Duration=RiskTRIANG(63; 98; 192) Duration=RiskTRIANG(63; 98; 192) Duration=RiskTRIANG(35; 98; 112) Duration=RiskTRIANG(49; 70; 103) Duration=RiskTRIANG(28; 84; 140) Duration=RiskTRIANG(10; 42; 168) Duration=RiskTRIANG(42; 105; 168) Duration=RiskTRIANG(21; 27; 32) Duration=RiskTRIANG(63; 221; 378) Duration=RiskTRIANG(21; 25; 28) Duration=RiskTRIANG(63; 95; 126) Duration=RiskTRIANG(28; 42; 56) Duration=RiskTRIANG(5; 19; 21) Duration=RiskTRIANG(9; 9; 21) Duration=RiskTRIANG(8; 20; 23) Duration=RiskTRIANG(12; 14; 19) Duration=RiskTRIANG(14; 16; 25) Duration=RiskTRIANG(10; 24; 28) Duration=RiskTRIANG(2; 3; 7) Duration=RiskTRIANG(7; 105; 203) Duration=RiskTRIANG(7; 9; 19) Duration=RiskTRIANG(7; 9; 11) Duration=RiskTRIANG(5; 7; 14) Duration=RiskTRIANG(21; 32; 42) Duration=RiskTRIANG(7; 32; 56) Duration=RiskTRIANG(7; 11;14) Duration=RiskTRIANG(10; 21; 29) Duration=RiskTRIANG(6; 10; 21) Duration=RiskTRIANG(9; 14; 21) Duration=RiskTRIANG(12; 26; 28) Duration=RiskTRIANG(5; 7; 11) Duration=RiskTRIANG(7; 15; 28) Duration=RiskTRIANG(5; 7; 10) Duration=RiskTRIANG(5; 6; 7) Duration=RiskTRIANG(3; 4; 21) Duration=RiskTRIANG(2; 7; 28) Duration=RiskTRIANG(7; 18; 29) Duration=RiskTRIANG(28; 58; 87) Duration=RiskTRIANG(28; 58; 87) Duration=RiskTRIANG(28; 58; 87) Duration=RiskTRIANG(2; 8; 14) Duration=RiskTRIANG(9; 12; 14) Duration=RiskTRIANG(14; 30; 45) Duration=RiskTRIANG(8; 11; 14) Duration=RiskTRIANG(14; 46; 77) Duration=RiskTRIANG(14; 20; 26) Duration=RiskTRIANG(1; 8; 14) Duration=RiskTRIANG(4; 13; 21) serta aktivitas kritis, dimana proses simulasi dilakukan sekali. Penjadwalan proyek akan dijalankan secara berubah – ubah sampai 1000 kali sehingga dapat diamati terjadinya perubahan – perubahan nilai durasi pada proyek. 4.3.3.3. Simulasi Setelah pengaturan/setting pilihan dilakukan maka dijalankan simulasi sesuai pengaturan yang dilakukan. Selama simulasi akan dilakukan perhitungan ulang atas jadwal proyek sesuai jumlah iterasinya. Pada setiap iterasi akan dilakukan proses sebagai berikut : 1. Pengambilan sampel semua distribusi yang ada. 2. Nilai sampel diletakkan sesuai dengan distribusi waktu aktivitasnya. 3. Jadwal proyek dihitung ulang. 4. Pengumpulan nilai output proyek dan penyimpanannya. Hasil yang didapat berupa grafik distribusi probabilitas, nilai statistik, dan critical index. 4.3.3. Hasil dan Pembahasan Setelah simulasi dijalankan akan diperoleh sejumlah hasil. Hasil yang didapat berupa grafik distribusi probabilitas, nilai statistik, dan critical index. 4.3.3.1. Distribusi Probabilitas Penyelesaian Proyek Salah satu output atau hasil simulasi yang dapat diperoleh yaitu deskripsi mengenai distribusi penyelesaian proyek. 4.3.3.2. Setting Simulasi Simulasi yang dijalankan adalah simulasi Monte Carlo dimana proses simulasi yang dijalankan terdiri dari 1000 iterasi, dan masing – masing iterasi akan dikumpulkan data input dan output 13 Simulation Results for Proyek Dermaga Lamongan/Duration Summary Information Distribution for Proyek Dermaga Lamongan/Duration Project Name 1 Number of Iterations Mean=356,7363 1000 Number of Inputs 8 Values in 10^ -3 Proyek Dermaga Lamongan Number of Simulations 10 9 77 Number of Outputs 7 1 Sampling Type 6 5 @RISK Trial Version Simulation Start Time 02/12/2010 22:01 Simulation Stop Time 02/12/2010 22:02 4 3 2 Simulation Duration 00:00:56 Random Seed 35241338 1 250 350 450 550 Summary Statistics Value %tile Value 267,230 5% 297,640 Maximum 526,500 10% 303,550 Mean 356,736 15% 308,050 Std Dev 47,57656513 20% 313,450 Variance 2263,529549 25% 319,950 Skewness 0,836730485 30% 325,430 Kurtosis 3,295971026 35% 330,260 Median 347,780 40% 336,030 Mode 338,490 45% 341,620 Left X 297,640 50% 347,780 @RISK Trial Version Left P 5% 55% 353,650 For Evaluation Purposes Only Right X 447,420 60% 360,110 367,120 90% 297,64 5% 447,42 Distribution for Proyek Dermaga Lamongan/Duration 1,000 Mean=356,7363 0,800 0,400 Statistic Minimum 5% 0,600 Monte Carlo For Evaluation Purposes Only 0 Right P 0,200 95% 65% Diff X 149,7799988 70% 375,520 Diff P 90% 75% 383,940 0 #Errors 0,000 250 350 5% 450 90% 297,64 550 5% 447,42 80% 396,690 Filter Min 85% 411,400 Filter Max 90% 422,990 95% 447,420 #Filtered 0 Gambar 4.1 : Grafik Distribusi Probabilitas Penyelesaian Proyek Durasi eksisting Proyek Dermaga Lamongan 271 hari, dari hasil simulasi diperoleh hasil distribusi penyelesaian proyek sebagai berikut : a. Nilai minimum dari total durasi proyek adalah 267,23 hari b. Nilai maksimum dari total durasi proyek adalah 526,5 hari c. Nilai mean dari total durasi proyek adalah 356,736 hari d. Median dari total durasi adalah 347,78 Merupakan nilai tengah dari populasi total durasi proyek jika datanya diurut dari yang kecil ke yang besar atau juga bisa disebut nilai persentil ke 50. e. Mode dari total durasi adalah 338,49 Merupakan nilai yang paling sering muncul dari populasi 14 total durasi proyek atau nilai yang frekuensinya terbesar. f. Persentil. Merupakan pembagian 100 kedudukan data yang terurut dalam distribusi. P 5% = 297,64 hari, artinya total durasi penyelesaian proyek yang jatuh pada 297,64 hari atau kurang dari itu sebesar 5% dari semua sedangkan 95% nya jatuh lebih dari 297,64 hari P 95% = 447,42 hari, artinya total durasi penyelesaian proyek yang jatuh pada 447,42 hari atau kurang dari itu sebesar 95% dari semua sedangkan 5% nya jatuh lebih dari 447,42 hari 4.3.3.2. Critical Index Critical index adalah seberapa sering aktivitas – aktivitas yang berada pada lintasan kritis, sehingga semakin sering suatu aktivitas berada pada lintasan kritis maka nilai critical indexnya juga semakin besar rentang nilainya berkisar dari 0–100%. Berdasarkan simulai didapat 13 aktivitas yang memiliki critical index lebih besar dari 10%. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 : Critical Index No Item Pekerjaan 1 PEKERJAAN PERSIAPAN a b Mobilisasi dan Demobilsasi Pengukuran dan Positioning 2 PEMB. TRESTLE THP III (UPPER STRUCTURE) a Beton K-250 (7,25x170)m2 - Beton bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) - Beton bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3) 3 PEMB. PLAT FORM DERMAGA THP II Tiang Pancang - Pengadaan Tiang pancang Beton dia 60cm 4 PEMB. PLECENGAN UTAMA a a b a Beton K-250 cor insitu - Beton bertulang untuk selimut tiang pancang Tiang Pancang - Pengadaan Tiang pancang baja dia 609,6mm teb 12mm - Pengecatan tiang ( 12m bagian teratas) - Pemancangan tiang + transport ke titik pancang - Penyambungan tiang - Pemotongan tiang - Plat penutup tiang t:9mm 5 PEMB. MORIING DHOLPHIN 1 UNIT Tiang Pancang - Pengadaan Tiang pancang Ø609 mm, t=12 mm (setara KHI) Critical Index % 92,6 92,6 92,6 92,6 91,8 15,8 15,8 15,8 15,8 15,8 15,8 15,8 15,8 4.4. Strategi Penanganan untuk Aktivitas – Aktivitas dengan Critical Index Tinggi. Aktivitas – aktivitas yang memiliki critical index tinggi memerlukan perencanaan yang matang karena merupakan kelompok aktivitas kritis yang memberikan pengaruh besar terhadap total durasi proyek. Keterlambatan ataupun gangguan pada salah satu aktivitas akan memberikan dampak yang terasa pada total durasi proyek. Cara untuk mengoptimalkan waktu penyelesaian total proyek adalah dengan mengidentifikasi resiko – resiko dan bagaimana cara menanganinya untuk aktivitas – aktivitas yang memiliki critical index tinggi. Melalui interview dengan staff teknik didapatkan beberapa resiko dan bagaimana cara menangani untuk aktivitas – aktivitas dengan critical index tinggi. Faktor – faktor resiko yang teridentifikasi dan disesuaikan dengan survei resiko antara lain : 1. Pekerjaan Persiapan a. Mobilisasi dan Demobilisasi - Keterlambatan pengiriman material -Kerusakan peralatan dan perlengkapan proyek b. Pengukuran dan Positioning - Kondisi lokasi dan site yang sulit 2. Pemb. Trestle tahap III (upper stucture) a. Beton K-250 (7,25x170)m2 Beton Bertulang untuk pile cap (300 kg/m3) dan Beton Bertulang pengisi tiang pancang (300 kg/m3) - Cuaca -Keterlambatan pengiriman material - Kondisi lokasi dan site yang sulit 3. Pemb. Plat Form Dermaga tahap III a. Tiang Pancang Pengadaan Tiang Pancang Beton dia 60 cm - Keterlambatan pengiriman material 4. Pemb. Plencengan Utama a. Beton K-250 cor insitu Beton Bertulang untuk selimut tiang pancang - Cuaca b. Tiang Pancang Pengadaan Tiang Pancang dia 609,6mm teb 12mm - Keterlambatan pengiriman material Pengecatan tiang (12m bagian teratas), Pemancangan tiang+transport ke titik pancang, Penyambungan tiang, Pemotongan tiang, dan Plat penutup tiang t:9mm - Cuaca - Kerusakan atau kehilangan material - Kerusakan peralatan dan perlengkapan proyek - Keterlambatan pengiriman material - Koordinasi pelaksana yang buruk 5. Pemb. Mooring Dholphin 1 unit a. Tiang Pancang Pengadaan Tiang Pancang dia 609,6mm teb 12mm - Keterlambatan pengiriman material BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa dan uraian pada Bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil kuisioner diperoleh faktor – faktor resiko yang dapat menyebabkan keterlambatan total durasi proyek sebgai berikut : 15 yang banyak sehingga hasilnya akan lebih akurat, selain itu pemilihan data sebaiknya lebih efektif sesuai kondisi pekerjaan. 2. Hasil distribusi penyelesaian proyek secara probabilistik sebagai berikut: a. Nilai minimum dari total durasi penyelesaian proyek adalah 267,23 hari b. Nilai maksimum dari total durasi penyelesaian proyek adalah 526,5 hari. c. Nilai mean dari total durasi penyelesaian proyek adalah 356,736 hari. 3. DAFTAR PUSTAKA Ahuja, Dozzi, and Abourizk. 1995. “FittingBeta Distribution Based on Sample Data”. Journal of Contruction Enginering and Management 120 (2). Haga, W.A & O’Keefe, T. 2001. “Crashing PERT Networks: A Simulation Approach”. Paper presented at the 4th International conference of the Academy of Business and Administrative Sciences Conference Quebec City, Canada Kerzner, H.D.1998 Project Management : A Sytem Approach to Planning, Schedulling and Controlling. Edisi ke 6. New York : Jhon Wiley and Sons Kakiay, T.J.2004. Pengantar Sistem Simulasi. Yogyakarta : Andi Offset Rismaharini,T. 2009. Pelabuhan Teluk Lamong Mulai di Garap <URL:http://www.jawapos.co.id/metropolis/ index.php?act=detail&nid=82101l> Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai Operasional) Jilid I. Jakarta : Erlangga. Soemarno, M.S, 2007, Risiko Pengunaan Lahan dan Analisisnya Laboratorium PPJP Jurusan Tanah. FPUB, Malang. Touran, A., Paul J.B., dan Scott W. T., 1994. Risk Assesment In Fixed Guideway Transit SystemConstruction.<URL:http://www.google. com>. Wahyudi. 2009. Pelabuhan Teluk Lamong Mulai di Garap. <URL:http://www.jawapos.co.id/metropolis/ index.php?act=detail&nid=82101l> 5.2 Saran Dalam pengerjaan tugas akhir ini tentu masih banyak kekurangan, oleh karena itu perlu diberikan saran antara lain sebagai berikut : 1. Penjadawalan secara probabilistik akan lebih baik jika menggunakan data historis yang lengkap dan data 16 Wideman, R max, and Fellow, 1992. Project and Program Risk Management, A guide ToManaging Project risk and Opportunities, Project Management Institute, <URL:http://www.pmi.org>. Van Slyke, R. M. (1963). “Monte Carlo methods and the PERT problem”. Operations Research, 13, 141-143.