Potret Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok di

advertisement
1
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Gambaran umum wilayah penelitian diperoleh dari monografi wilayah
Kecamatan. Gambaran umum penelitian dicantumkan agar mengetahui hubungan
potensial penelitian yang dilakukan dengan keadaan wilayah setempat.
Secara administratif Kecamatan Tuntang mempunyai batas-batas wilayah
sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Kecamatan Bawen
Sebelah Selatan
: Kota Salatiga dan Kecamatan Getasan
Sebelah Barat
: Kecamatan Bawen dan Rawa Pening
Sebelah Timur
: Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Bringin
4.2. Profil Key Informant Kerajinan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang
Dalam penelitian ini diambil sebanyak 2 orang Key informant, diperoleh
berdasarkan rekomendasi dari Dinas UMKM di kecamatan Tuntang.
Tabel 4.1. Profil Key Informant Kerajinan Eceng Gondok di Kecamatan Tuntang
No
Nama
Keterangan
1
Ibu Putik Mirwati
Pengusaha kerajinan tangan dan petani eceng gondok
2
Pak Bas
Staf di Dinas Perindustrian Kabupaten Semarang
Sumber : Data Primer 2012
1.3. Karakteristik Pengusaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok.
Kerajinan eceng gondok merupakan produk kerajinan tangan yang berasal
dari tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes). Produk kerajinan ini
mempunyai ciri khas bentuk baik dari warna, tekstur, dan penampilan. Karena
perolehan
bahan baku yang spesifik lokasi yaitu di Rawa Pening sehingga
membuat produk kerajinan ini menjadi ciri khas untuk kerajinan di masyarakat
setempat.
Tabel 4.2. Profil Pengusaha Kerajinan tangan Eceng Gondok di Kecamatan
Tuntang
1.
2.
3.
Nama
Pengusaha
Kadarini Zunnyuraini
Kuncoro H
Sri Wahyuni
Usia
(Tahun)
54
32
43
Nama Usaha
Suryani Arts
Kuncoro Arts
Abi Citra Kusuma
Lokasi Usaha
Jl.Fatmawati no 181
Jl Fatmawati no 179
Krajan RT 02/ RW 03
Lama Usaha
(Tahun)
20
14
8
2
Sumber : Data Primer 2012
Tabel 4.3. Karakteristik Pengusaha Kerajinan Tangan
No
Nama
Karakteristik pengusaha
Alasan Membuka Usaha
Penjualan Produk
1
Kadarini
Sebagai pemasok bahan baku,
Promosi dan
Zunnyuraini
kemudian mempunyai ide dan
pemasaran produk kerajinan
keinginan untuk membuka usaha.
2
Kuncoro H
Sebagai pengrajin (karyawan Ibu
Promosi dan
Aryani) , dan membuka usaha sendri
pemasaran produk kerajinan
karena melihat peluang bisnis
11
3
Sri Wahyuni
Ketertaritan dengan dunia kerajinan
Promosi dan
tangan dan saran dari Ibu Aryani
pemasaran produk kerajinan
Sumber : Data Primer 2012
Perkembangan usaha kerajinan tangan eceng gondok mempunyai prospek
pasar yang sangat bagus, awal munculnya ide bisnis ketika pengusaha melirik
adanya peluang bisnis, seperti yang dialami oleh Ibu Kadarini: awalnya hanya
sebangai pemasok dari bahan baku kerajinan tangan eceng gondok ke berbangai
daerah dipulau Jawa, yang pada akhirnya melirik usaha kerajinan tangan eceng
gondok yang dikelolanya sendiri, bahkan sukses dalam membangun karir usaha
kerjinan tangan. Dari sebuah peluang bisnis yang cemerlang, usaha kerajinan
tangan tersebut
menjadi inspirasi bagi pengusaha lainnya untuk membangun
usaha kerajinan tangan dari bahan eceng gondok.
Dari tabel 4.3 karakteristik pengusaha dapat dilihat bahwa, membuka
usaha dikarenakan ketertarikan dengan dunia kerajinan tangan dan peluang bisnis.
Selain memang menjadi impian para pengusaha, kerajinan tangan banyak sekali
mendatangkan keuntungan yang bisa didapatkan dari segi membuka usaha. Selain
bisa menjadi manager dari diri sendiri, jam kerja bisa diatur dengan fleksibel, juga
potensi penghasilan yang bisa lebih besar dibandingkan bekerja sebagai
karyawan. Dari sisi pengusaha sendiri, dengan membuka usaha sendiri pengusaha
tidak hanya membantu diri para pengusaha itu sendiri, disisi lain juga membantu
orang lain dengan memberi kesempatan bekerja. Seiring dengan Winardi (2003),
produktivitas adalah menciptakan kekayaan melalui penciptaan penerapan
pengetahuan, hingga dapat disediakan produk-produk serta jasa-jasa yang
memenuhi kebutuhan para pemakai. Berikut pendapat Ibu Kadarini Zunnyuraini
alasan membuka usaha kerajinan tangan eceng gondok :
”Awalnya saya hanyalah sebangai pemasok bahan baku ke daerah di pulau Jawa dan Bali,
setelah saya melihat peluang bisnis yang menjanjikan dari eceng gondok tersebut saya
Pendidikan
SMA
SMA
SMA
3
memberanikan diri untuk membuka usaha. Ya zaman sekarang ini mau kerja apa lagi mas,
kalau tidak pintar berusaha sendiri.”
Promosi sangat dibutuhkan para pengusaha kerajinan tangan dalam
memasarkan produk yang dihasilkan. Pemasaran merupakan kegiatan terpenting
yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan
kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen untuk membeli produk
yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, para pengusaha harus
dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar
dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Menurut Basu Swastha dan Irawan
dalam Angipora (1999), promosi merupakan insentif jangka pendek untuk
mendorong pembelian atau penjualan dari suatu produk atau jasa. Pemasaran
produk kerajinan tangan, para pengusaha menggunakan beberapa media yang bisa
digunakan untuk menjualan produk misalnya melalui brosur, internet, dan
pameran. Berikut pendapat Mas Kuncoro selaku pengusaha tentang promosi dan
pemasaran produk kerajinan tangan :
”Ya...untuk promosi saat ini saya sudah mengunakan beberapa cara untuk memperkenalkan
produk kerajinan tangan ke pada pelanggan, misalnya saya membuat brosur. Kalau
pemasarannya untuk saat ini saya kadang menjual langsung di sini ada juga distributor
dibeberapa daerah, ya tergantung pesanan juga.”
Berikut pendapat Ibu Putik selaku key informant menambahkan :
“Kalau promosi dan pemasaran produk kerajinan tangan eceng gondok, para pengusaha
sudah melakukan beberapa cara contohnya, dari segi promosi para pengusaha sudah
mempromosikan produk lewat brosur dan internet. Dari segi pemasaran itu sendiri, para
pengusaha suda memiliki distributor dibeberapa daerah didaratan Jawa.”
Pak Bas selaku key informant menambahkan :
“Untuk saat ini kami dari Dinas Perindustrian Semarang sudah melakukan beberapa
program untuk mempromosikan usaha kerajinan tangan, contohnya dari tahun 2001 sampai
saat ini Dinas perindustrian sudah melakukan pameran atau bazar kerajinan tangan.
Promosi dilakukan pengusaha bertujuan untuk menginformasikan pasar
tentang produk, perubahan harga, memperbaiki kesan yang salah, dan
membangun citra produk kerajinan tangan agar konsumen lebih tertarik dengan
produk dari bahan eceng gondok. Dengan promosi yang baik, diharapkan adanya
hubungan timbal balik dari konsumen yaitu adanya pembelian dan kepuasan yang
tinggi dari konsumen.
4
Salah satu faktor yang menentukan kesuksesan suatu usaha kerajinan
tangan adalah lokasi penjualan. Lokasi penjual produk yang berada diantara jalur
transportasi Jogja – Solo – Salatiga – Semarang (Joglosemar) sangat
menguntungkan para pengusaha dalam memasarkan produk kerajinan. Ketepatan
pemilihan lokasi merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh
pengusaha kerajinan tangan sebelum membuka usahanya. Hal ini terjadi karena
pemilihan lokasi yang tepat seringkali menentukan kesuksesan suatu usaha.
Seiring dengan Indarti (2004), pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu
keputusan bisnis yang harus dibuat secara hati – hati dan lokasi usaha
berhubungan dengan kesuksesan usaha tersebut. Berikut pendapat Ibu Sri
Wahyuni tentang lokasi penjulan produk :
”Awalnya lokasi usaha saya di sekitar beringin, karena lokasi penjualan yang kurang
strategis, tahun 2009 awal saya pindah jl Krajan, ya saya lihat konsumen juga biar produk
saya bisa dibeli, kalau lokasi sangat menentukan mas.”
Berikut pendapat Ibu Putik selaku key informant :
“Kalau lokasi penjualan sangat penting bagi seorang pedagang. Bisa lihat perbadingan
misalnya, pengusaha disekitar Rawa pening sama disekitar jalan Fatmawati, kebanyakan
pembeli itu didaerah Fatmawati. Ya karena lokasinya dekat dengan jalan umum.”
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa, tingkat pendidikan pengusaha kerajinan
tangan rata – rata SMA, tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor
pendukung bagi seorang pengusaha kerajinan tangan dalam merintis usaha. Dalam
dunia usaha kerajinan tangan pendidikan sangatlah berguna bagi pengusaha dalam
hal proses pemasaran, produk yang dihasilkan, dan manajemen. Berikut kutipan
Mas Kuncoro tentang pendidikan :
”Ya...gini mas pendidikan saya lumayan, tapi saya masih merasa kurang, sampai sekarang
saya masi perlu belajar contohnya untuk penjualan yang baik ke pembeli sama manajemen
biar usaha ini lebih ideal lagi.”
Pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan pengusaha, dimana dalam
melakukan kegiatan usahanya bukan dilakukan secara amatir tetapi harus
dilakukan secara profesional, yang terkait dengan cara berfikir dan logika yang
benar. Geoffrey (2002), wirausahawan yang memiliki tingkat pendidikan yang
lebih tinggi, memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memahami dan
menerapkan teknologi produktif, sehingga produktivitasnya menjadi tinggi. Selain
5
itu juga dengan pendidikan akan menambah kemampuan diri wirausahawan untuk
dapat mengambil keputusan, mengatasi masalah-masalah yang terjadi.
1.3. Karakteristik Konsumen Kerajinan Tangan Eceng Gondok.
Adapun gambaran untuk segmentasi demografi bisa dilihat pada tabel 4.4.
Dari hasil observasi dan wawancara didapatkan, bahwa sebagian responden
berstatus sudah menikah atau sudah memiliki rumah tangga. Selanjutnya untuk
tingkat pendidikan didapatkan rata – rata tingkat pendidikan diatas SMA.
No
1
2
3
4
5
6
Tabel 4.4. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Umur dan
Pendidikan Terakhir
Nama
Variabel Yang Diteliti
Umur (thn)
Pendidikan terakhir
Nurwahid
45
S1
Nur
39
D3
Beti
27
SMA
Sugi
46
SMA
Feri Harianto
29
D3
Sulis
34
SMA
Sumber : Data Primer 2012
Penentuan gambaran umum dalam hal ini memberikan penjelasan bagi
pengusaha kepada siapa produk ini ditawarkan. Dari hasil yang didapat
keberadaan produk lebih banyak disukai oleh kalangan usia 25 tahun keatas dan
sudah memiliki rumah tangga sendiri, dikarenakan produk yang dihasilkan cocok
dengan kebutuhan konsumen. Dalam hal membeli konsumen kerajinan tangan
terlebih dahulu mengetahui fungsi atau kegunaan dari produk yang dibeli. Kotler
(1996) menyatakan para konsumen amat beraneka ragam menurut usia,
pendapatan, tingkat pendidikan, pola perpindahan tempat dan selera. Adalah
bermanfaat bagi para pemasar untuk membeda – bedakan kelompok konsumen
yang memang berbeda, dan mengembangkan produk yang disesuaikan dengan
kebutuhan konsumen. Adapun produk kerajinan cocok untuk kebutuhan rumah
tangga dipakai dalam mendekorasi ruangan, sehingga menarik minat konsumen
yang sudah berumah tangga untuk mengoleksi produk kerajinan eceng gondok.
Disisi lain produk yang dibeli konsumen mempunyai nilai kepuasan
tersendiri saat memiliki produk tersebut, dikarenakan bentuk dan tampilannya
yang minimalis dan unik produk berbahan baku eceng gondok ini dibandingkan
produk yang berbahan kayu atau plastik. Seperti yang dikatakan Kotler (2000),
keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
6
masyarakat, salah satu contoh yang paling dominan adalah keterlibatan suami –
istri dalam proses pembelian. Berikut pendapat Ibu Nur tentang produk yang
dibeli:
“Kalau hasil kerajinan tangan yang saya beli selama karena saya lihat kebanyakan
keluarga zaman sekarang kembali ke pola hidup back to nature, ya ini yang membuat
saya untuk membeli produk kerajinan tangan.”
Berikut kutipan Ibu Aryani selaku pengusaha tentang konsumen:
Untuk produk eceng gondok banyak disukai konsumen, mereka tertarik karena terbuat
dari eceng gondok, selain itu produk – produk dari eceng gondok lebih natural bila
dibandingkan dengan produk yang terbuat dari plastik. Yang saya lihat selama ini
kebanyakan rumah tanggga modern lebih menyukai produk yang unik.”
Dari perilaku konsumen membeli produk dari eceng gondok, pada dasarnya
konsumen tertarik dengan pola produk yang alami, artinya konsumen dalam
kehidupan hari – harinya dalam mengkonsumsi barang, konsumen lebih tertarik
dengan produk – produk yang natural untuk digunakan dalam rumah tangga.
Faktor lain yang diteliti terhadap konsumen yang adalah kota asal dan
wilayah pembelian produk eceng gondok. Data faktor geografi yang diteliti dapat
dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Kota Asal
dan Daerah Pembelian Produk
No
Nama
1
Nurwahid
2
Nur
3
Beti
4
Sugi
5
Feri Harianto
6
Sulis
Sumber : Data Primer 2012
Kota asal
Klaten
Salatiga
Semarang
Salatiga
Semarang
Boyolali
Variabel yang Diteliti
Daerah asal pembelian produk
Kecamatan Tuntang dan Jogja
Kecamatan Tuntang
Kecamatan Tuntang
Kecamatan Tuntang
Kecamatan Tuntang
Kecamatan Tuntang
Untuk wilayah pembelian produk eceng gondok, didapatkan bahwa semua
membeli produk eceng gondok di wilayah Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang (100%), akan tetapi ada satu responden yang membeli juga di wilayah
Jogja. Bapak Nurwahid salah satunya yang membeli produk di wilayah Malioboro
Jogja dikarenakan lokasi penjualan sebenarnya lebih dekat dengan kota asal
Pentingnya mengetahui kota asal konsumen agar pesan promosi dapat
ditujukan kepada kota atau wilayah yang paling menikmati produk kerajinan
eceng gondok. Kotler (2002), menyatakan bahwa asal geografis produsen
kerajinan tangan menentukan dalam memilih lokasi pemasarannya. Dari hasil
7
observasi dan wawancara didapatkan wilayah asal responden konsumen berasal
dari Jawa Tengah, yaitu Semarang, Salatiga, Klaten, dan Boyolali. Pembelian
lebih banyak dilakukan diwilayah Tuntang karena dekat dengan lokasi atau
tempat tinggal konsumen. Selain dekat dengan lokasi pembelian produk,
konsumen juga lebih tertarik dengan produk – produk dari wilayah Tuntang
karena mempunyai ciri khas baik dari segi bentuk, ukuran, model, dan tekstur
(warna).
Dari tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa produk kerajinan eceng gondok
selama waktu penelitian diminati oleh konsumen yang berdomisili dekat wilayah
pengusaha seperti Salatiga, Semarang, Boyolali, dan Klaten (Jawa Tengah).
Sementara pembelian kerajinan eceng gondok pada proses penelitian banyak
dilakukan diwilayah pengusaha itu sendiri yaitu di Kecamatan Tuntang.
Variabel lain yang diteliti adalah tujuan pembelian produk, jenis barang
yang dibeli, bentuk interaksi dengan produsen, dan pesanan barang khusus dari
konsumen. Berikut menurut bapak Nurwahid mengenai daerah pembelian produk
kerajinan tangan eceng gondok.
“Saya membeli barang kerajinan tangan dari bahan eceng gondok ini sering di daerah sini
kadang juga diwilayah Jogja, ya karena sudah terbiasa jadi langganan, bagusnya lagi, selain
itu juga saya sering memesan barang dengan desain yang saya buat sendiri,.”
Ibu Sugi juga menambahkan:
” Kalau barang kerajinan eceng gondok beda sama produk – produk yang lain, dari nilainya,
keunikannya dan tahan lama, saya lebih suka mengoleksi perabotan rumah dari barang
kerajinan eceng gondok, karena dari toko usahanya sendiri ada biaya servisnya kalau
barangnya nanti rusak.”
Ibu Sri Wahyuni selaku pengusaha menambahkan :
”Untuk saat ini pembeli membeli banyak membeli barang kerajinan tangan disini, mungkin
ada juga ditempat lain, setau saya ya disini tempat penjulan yang besar dan lengkap. Untuk
pembeli sendiri kebanyakan dari Jogja, Solo, Salatiga, Semarang, bahkan ada juga dari luar
Jawa Tengah.”
Dalam penelitian ini didapat bahwa alasan pembelian produk adalah karena
desainnya yang unik, natural karena dibuat dari tanaman eceng gondok,
produksinya berkualitas sehingga mampu bertahan lama.
Tujuan konsumen dalam pembelian produk lebih banyak untuk digunakan
sendiri dan menjadi koleksi pribadi. Biasanya produk yang telah dibeli akan
8
dipakai pada dekorasi rumah tangga. Untuk jenis barang yang sering dibeli oleh
konsumen melalui proses wawancara selama proses penelitian adalah hiasan meja
seperti lampu minimalis, kursi, dan meja makan dari bahan baku eceng gondok.
Beberapa konsumen yang setia membeli produk berbahan baku eceng
gondok juga mempunyai pesanan khusus kepada pengusaha. Biasanya pesanan
khusus ini berupa perabotan furniture yang telah didesain oleh konsumen sendiri
dan disesuaikan dengan kebutuhan yang diinginkan konsumen tetap. Adapun
gambaran bisa dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Tujuan
Membeli, Jenis Barang, Bentuk interaksi, dan Pesanan Khusus
No
Nama
Variable yang Diteliti
Jenis Barang yang
Dibeli
Lampu hias
1
Nurwahid
2
3
Nur
Beti
Tujuan
Membeli
Koleksi pribadi
dan diberikan
kepada sahabat
Koleksi pribadi
Koleksi pribadi
4
Sugi
Koleksi pribadi
5
Feri
Harianto
Koleksi pribadi
Hiasan bebek, kursi, dan
meja
Kursi eceng gondok
6
Sulis
Koleksi pribadi
Kursi eceng gondok
Kursi eceng gondok
Meja eceng gondok
Bentuk Interaksi
Pelanggan tetap
Pesanan
Khusus
Ada
Pelanggan tetap
Bukan pelanggan
tetap
Pelanggan tetap
Ada
Ada
Bukan pelanggan
tetap
Ada
Bukan pelanggan
tetap
Ada
Ada
Sumber : Data Primer 2012
Selanjutnya dari tabel 4.6 didapat bahwa responden yang diwawancara
sebagian adalah pelanggan tetap (50%) dan sebagian tidak pelanggan tetap (50%).
Pola interaksi antara produsen dan konsumen sangat interaktif dikarenakan data
konsumen dicatat oleh pihak penjual dan diinfokan jika ada produk baru yang
akan dijual. Dirasakan pola interaksi seperti ini sangat membantu dalam menjaga
hubungan produsen dan konsumen.
Dari hasil yang dapat disimpulkan bahwa gaya hidup konsumen adalah
kembali ke produk kerajinan berbahan baku alami. Selain itu dari segi
kepribadian, konsumen sebagian adalah pelanggan tetap dari pengusaha kerajinan
eceng gondok.
Dari perilaku konsumen yang diteliti adalah sumber mengetahui keberadaan
produk, masalah produk, dan perbedaan produk dengan barang lain. Penentuan ini
9
dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan dan proses evaluasi
keberadaan produk kerajinan eceng gondok di wilayah Kecamatan Tuntang.
Dari hasil wawancara kepada responden semua mengetahui keberadaan
produk dari teman konsumen sendiri. Proses promosi dari mulut - kemulut dinilai
lebih efektif untuk produk kerajinan eceng gondok, dikarenakan rasa percaya
kepada kualitas produk yang dijual yang diceritakan. Selain itu penjualan melalui
media teknologi internet lebih banyak efektif untuk menjangkau konsumen yang
berada di wilayah luar pulau Jawa atau luar Indonesia. Adapun gambaran untuk
segmentasi psikografi bisa dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7. Distribusi Responden Konsumen Berdasarkan Variabel Perilaku
No
1
2
3
4
5
6
Nama
Nurwahid
Nur
Beti
Sugi
Feri Harianto
Sulis
Variabel Perilaku
Sumber info tempat Masalah dengan
penjualan produk Produk yang Dibeli
Perbedaan dengan Barang lain
Dari teman
Dari teman
Dari teman
Dari teman
Dari teman, brosur
Dari teman, brosur
Lebih bagus, dan tahan lama
Produknya unik
Desainnya rapih dan unik
Desainnya unik
Produknya unik
Lebih alami dan unik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Sumber : Data Primer 2012
Produk yang dibeli hampir tidak mengalami permasalahan selama ditangan
konsumen, bahkan konsumen menyukai dengan bentuk dan jenis produk yang
unik dan berciri khas. Berikut ini pendapat pak Nurwahid tentang produk
kerajinan yang dibeli :
“Untuk barang yang saya beli selama ini tidak ada masalah, untuk waktu produksi agak telat
satu atau dua hari untuk barang pesanan khusus mas, ya maklum mereka buat dengan
tangan.”
Mas Kuncoro selaku pengusaha berpendapat :
“Syukurlah mas untuk saat ini belum ada masalah dengan produk yang saya jual. Paling
sering itu keterlambatan proses. Susahnya kalau ada pesanan khusus dan dibutuh cepat. Ya
kadang saya kewalahan, untungnya kalau pas lagi ada stok bahan baku saya langsung
proses.”
Konsumen kerajinan tangan merupakan konsumen yang loyal dalam
membeli produk eceng gondok. Dalam kebiasaan konsumen, didapatkan bahwa
pembelian produk eceng gondok mempunyai keunggulan baik dari segi
penampilan, dan kualitas produk. Hanya kelemahan yang dikeluhkan jika terkena
hujan terus menerus adalah warna dari produk eceng gondok yang memudar dari
10
tampilan warna sebelumnya. Selain itu hampir tidak ada permasalahan produk
selama ditangan konsumen dikarenakan kualitas produk yang unik dan tahan lama
jika dibandingkan dengan kerajinan berbahan baku lain.
4.4. Perkembangan Usaha Kerajinan Tangan Eceng Gondok Di Kecamatan
Tuntang
4.4.1. Pertambahan Jumlah Modal Usaha
Perkembangan kerajinan tangan eceng gondok di Kecamatan Tuntang,
sudah menjadi salah satu usaha yang sangat berkembang pesat juga bermanfaat
bagi para penikmat kerajinan tangan atau wisatawan. Kerjasama dengan pihak
lain seperti Bank dalam peminjaman modal, juga menjadi dukungan keberadaan
pengusaha kerajinan eceng gondok. Bagi pelaku usaha kecil seperti usaha
kerajinan tangan dari eceng gondok, memang tidak mudah dalam meminjam dana
ke Bank.
Dengan proses pemasaran yang baik, maka pertambahan modal usaha
akan bertambah sejalan dengan berkembangnya usaha kerajinan tangan eceng
gondok. Hal tersebut dibuktikan dengan pernyataan dari Ibu Kadarini Zunnyuraini
selaku pengusaha kerajinan tangan eceng gondok. :
”Untuk sementara usaha kerajinan tangan yang saya jalankan tidak mengalami kesulitan
dalam hal modal, jika dibandingkan dulu awal mula saya berusaha menjual dengan
keuntungan yang pas-pasan skarang saya bisa membuka pasar yang lebih luas lagi.
Sekarang sudah lumanyan mas, ada sedikit bantuan pinjaman dari pihak Bank maupun dari
Dinas Perindustrian. ”
Dari sisi jumlah modal usaha Ibu Sri Wahyuni juga menambahkan :
“Untuk modal usaha saya sendiri merasa masih kurang, disisi lain permintaan barang banyak
sedangkan modal yang saya minim, ya saya juga harus membeli bahan bakunya sama
banyar pekerja. Untuk saat ini sudah ada tempat pinjam modal meskipun harus ada jaminan.
Lumanyan buat menambah modal usaha. “
Pas Bas selaku key informant menambahkan :
“Ya kalau dari sisi modal usaha, dari Dinas Perindustrian kami sudah memberikan bantuan
modal usaha berupa uang tunai, ya kami juga melihat perkembangan usahanya seperti apa
mas, disamping itu kami juga sering melakukan control terhadap para pengusaha yang telah
kami berikan modal usaha agar modal yang diberikan bisa digunakan sebaik mingkin. Kami
berharap dengan modal usaha yang diberikan bisa memajukan usaha kerajinan tangan.”
Untuk memperluas atau menambah usaha kerajinan tangan eceng gondok,
para pengusaha berusaha mencari pinjaman modal yang bisa digunakan untuk
11
membantu modal usaha. Adapun pinjaman modal yang diberikan langsung dari
Dinas Perindustrian kepada pengusaha untuk menambah jumlah modal usaha.
Dengan bertambahnya modal usaha, para pengusaha akan menerima permintaan
pasar konsumen kerajinan tangan eceng gondok.
4.4.2. Pertambahan Jumlah Tenaga Kerja
Tenaga kerja pada industri kerajinan tangan biasanya terdiri dari dua
kategori, yaitu tenaga kerja keluarga (family worker) dan tenaga kerja di luar
keluarga. Tenaga kerja keluarga biasanya tidak diupah, sementara tenaga kerja
bukan keluarga bisa berasal dari tetangga lingkungan terdekat atau dari daerah
sekitarnya, tenaga kerja ini sengaja direkrut dan mendapat upah. Perubahan
sumber-sumber atau faktor produksi ekonomi yang berupa bahan baku dan modal
menjadi berguna karena pertolongan kerja manusia yang dibantu dengan
teknologi produksi (Maryanto, 2007). Adapun gambaran untuk tenaga kerja bisa
dilihat pada grafik 4.1.
Grafik 4.1. Distribusi Tenaga Kerja Kerajinan Tangan Eceng gondok
Sumber : Data Primer 2012
Dari grafik 4.1 dapat dilihat, dunia usaha kerajinan tangan eceng gondok
sangat membutuhkan tenaga kerja, bahkan jumlah tenaga kerja setiap tahunnya
semakin bertambah. Peningkatan jumlah tenaga kerja disebabkan permintaan
pasar konsumen kerajinan tangan eceng gondok yang semakin bertambah. Tenaga
kerja sebagai salah satu faktor produksi yang besar sekali peranannya terhadap
kelancaran produksi kerajinan tangan
Dengan banyaknya permintaan pasar kerajinan tangan eceng gondok, para
pengusaha hendaknya memperhatikan kualitas dari produk yang dihasilkan.
Berikut pendapat mas Kuncoro tentang tenaga kerja produksi :
12
“Kalau tenaga kerja saya sangat butuh mas, ya pas kalau pesanan lagi banyak saya harus
mencari tenaga kerja untuk mempercepat proses produksi. Kalau disini ada dua mas,
tenaga kerja tetap itu ya mereka yang telah saya rekrut selamanya untuk bekerja di sini,
beda dengan tenaga kerja tidak tetap. Kalau yang tidak tetap mereka saya butuhkan pada
saat permintaan pasar banyak untuk membantu (memintal dan membersikan).”
Ibu Kadarini Zunnyuraini berpendapat :
“Untuk sekarang saya lagi ingin tambah tenaga terampil yang ulet dalam menghasilkan
barang kerajinan yang bagus dan rapih. Sekarang permintaan lagi banyak, sedangkan
tenaga terampil yang saya punya masih sedikit, yang paling susah itu kalau ada konsumen
yang ingin produknya unik ya saya kadang kewalahan membuatnya.”
Ibu Sri Wahyuni menambahkan :
“Ya kadang kewalahan mas jika ada konsumen yang memesan bentuk yang unik,
sedangkan ketrampilan yang dimiliki karyawan saya kadang bisa kadang tidak. Makanya
dari segi upah juga beragan antara tenaga terampil, karyawan tetap dan tidak tetap. Untuk
sekarang saya masih ingin memperluas usaha dan menambah pekerja. “
Dari ketiga pengusaha yang diwawancarai, mereka sangat membutuhkan
tenaga kerja untuk memperlancar produksi. Dibutuhkan tenaga kerja yang
terampil untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan unik, hal ini
dikarenakan adanya pesanan khusus yang didesain sendiri oleh konsumen.
4.4.3. Perkembangan Jenis Produksi
Produk kerajinan eceng gondok terkesan mempunyai ciri khas dan
berbeda dengan produk yang lainnya, dikarenakan dibuat melalui tangan-tangan
terampil pengrajin tanpa menggunakan mesin. Hal ini yang membuat beberapa
produk kerajinan tidak sama disetiap akhirnya, sehingga menciptakan ciri khas
produk kerajinan itu sendiri. Berikut perkembangan usaha kerajinan tangan eceng
gondok dapat di lihat pada grafik 4. 2.
Grafik 4.2 . Distribusi Perkembangan Jenis Produk
Sumber : Data Primer 2012.
13
Permintaan pasar kerajinan tangan yang makin hari beragam disertai
dengan selera konsumen yang bervariasi, membuat para pengusaha kerajinan
tangan selalu menciptakan produk – produk baru sesuai dengan selera konsumen.
Dari ke tiga pengusaha yang diamati setiap tahunnya mengalami perkembangan
atau pertambahan jenis produk yang dihasilkan.
Dari grafik 4.2, perkembangan jenis produk yang dihasilkan setiap
tahunnya meningkat. Hal ini disebabkan adanya inovasi – inovasi baru oleh
pengusaha kerajinan tangan eceng gondok guna menarik perhatian dari konsumen.
Semakin banyaknya permintaan konsumen kerajinan tangan eceng gondok, para
pengusaha kerajinan tangan membutuhkan produk – produk baru yang berbeda
dengan yang lainya. Berbagai bentuk, ukuran, dan model kerajinan tangan eceng
gondok yang unik didesain sedemikian rupa untuk menarik minat konsumen
untuk membeli. Pertambahan jenis produksi kerajinan tangan eceng gondok setiap
bulan, bahkan setiap tahun semakin beragam. Seperti yang dikatakan Hantoro
(2005), rahasia entrepreneur dalam menciptakan nilai di pasar adalah berupa
penerapan kreativitas dan inovasi dalam upaya memecahkan masalah-masalah dan
mengeksploitasi
peluang-peluang
yang dihadapi
setiap hari. Kreativitas
didefinisikannya merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
menemukan cara-cara baru untuk memandang masalah-masalah serta peluangpeluang. Keinovasian menurut Hantoro (2005) diartikan sebagai kemampuan
untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan
peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Berikut pendapat Ibu
Kadarini Zunnyuraini mengenai pertambahan jenis produksi :
”Awalnya saya berbisnis hanya membuat tas, hiasan lampu, tikar, tempat mike up, pot
bunga, ya peralatan kecil – kecil . Sekarang saya bisa memproduksi mebel contohnya kursi,
meja, lemari, hiasan rumah berbagai macam. Kalau pembuatan produk barunya sendiri saya
sering membuat pola – pola baru, ya saya lihat konsumen juga maunya seperti apa, tapi kalau
pelatihan jarang ada.”
Penambahan jenis produk atau produk baru berasal dari hasil kreatif para
pengusaha itu sendiri, ide – ide kreatif ini muncul gunanya untuk
mempertahankan strategi pasar kerajinan tangan eceng gondok. Adapun
penambahan jenis produk dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2 .
14
4.4.4. Jangkauan Pemasaran Yang Lebih Luas
Berikut jangkauan pemasaran kerajinan tangan eceng gondok dari ke tiga
pengusaha dapat di lihat pada tabel 4. 8.
Tabel 4.8. Distribusi Jangkauan Pemasaran
No
Nama dagang
Media promosi
Brosur, Pameran , Situs website
“ARYANI ART”, Langsung kepada
konsumen, JCC (Jakarta Convention
Center), Masuk nominasi penggagas
“Pemberdayaan lingkungan” disalah
satu media televisi swasta tahun 2011,
Media elektronik.
Brosur, Langsung kepada konsumen,
Basar kerajinan tangan, Media
elektronik.
Pameran, Brosur, Langsung kepada
konsumen, Media elektronik.
1
Kadarini
Zunnyuraini
Suryani Arts
2
Kuncoro
Kuncoro Arts
3
Sri Wahyuni
Abi Citra Kusuma
Daerah
distributor
Solo
Jogja
Surabaya
Bogor
Bali
Jogja
Bandung
Semarang
Semarang
Cikampek
Sumber : Data Primer 2012
Permasalahan mendasar yang sering dihadapi pemilik usaha kecil
adalah lemahnya pasar dan kurang luasnya jangkauan wilayah pemasaran.
Sangatlah dibutuhkan strategi pemasaran yang bagus untuk memasarkan produk
kerajinan tangan eceng gondok.
Dalam proses pemasaran wilayah Kecamatan Tuntang memiliki potensi
peluang usaha kerajinan tangan yang cukup besar dikarenakan lokasi yang
strategis diantara jalan raya Jogja – Solo –
Salatiga – Semarang . Hal ini
membuat proses pemasaran dapat dilakukan secara langsung kepada konsumen
yang melewati wilayah usaha tersebut.
Jangkauan pemasaran pengusaha untuk memasarkan produk sudah
menggunakan beberapa media untuk memasarkan produk kerajinan tangan eceng
gondok. Selain proses pemasaran secara langsung, dilakukan juga proses promosi
produk menggunakan brosur. Hal ini dinilai paling efektif menurut pengusaha
dikarenakan dapat tersebar luas dan konsumen dapat melihat contoh barang
kerajinan yang dihasilkan didalam brosur. Selain itu penggunaan media teknologi
elektronik seperti internet juga digunakan. Pembuatan situs website sendiri juga
dapat memudahkan konsumen diluar wilayah usaha untuk dapat memesan
kerajinan dari bahan baku eceng gondok. Strategi pemasaran berkaitan dengan
15
bagaimana cara meyakinkan pembeli atau pelanggan terhadap produk yang akan
dijual. Untuk dapat meyakinkan pembeli si penjual harus memiliki keyakinan
bahwa produk yang dijual memang patut dibeli. Kotler (2007) menyatakan bahwa
pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Berikut ringkasan wawancara dengan Ibu Kadarini Zunnyuraini selaku
pengusaha berpendapat mengenai proses promosi usaha yang dilakukannya :
“Untuk promosi saya sudah mempunyai situs website sendiri nanti di cek saja di ARYANI
ART, ya buat promosi barang. Tahun 2011 bulan juni saya pernah mengikuti festival di
Jakarta temanya Jakarta Convention Center (JCC) ini atas bantuan langganan saya
kebetulan dia memfasilitasi saya untuk menggikuti festival.
Pak Bas selaku key informant menambahkan :
“Kami dari Dinas Perindustrian sendiri telah melakukan beberapa terobosan untuk
mempromosikan produk kerajinan tangan, yang kami lakukan selama ini sudah sangat
membantu para pengusaha dalam memasarkan produk. Dari Dinas Perindustian sendiri
juga sering mengadakan pelatihan – pelatihan tentang bangaimana mengolah eceng
gondok menjadi suatu barang yang mempunyai nilai yang baik. Ya kami berharap para
pengusaha bisa mempertahankan kualitas produk – produk yang dihasilkan agar bisa
bersaing dengan produk lain.”
Selain dilakukan proses pemasaran secara langsung dari pengusaha, juga
memiliki distributor di beberapa wilayah seperti Solo dan Yogyakarta, Bogor,
Semarang, Bandung, dan Surabaya. Harga yang didapat untuk distributor jauh
agak murah dibandingkan konsumen langsung, hal ini karena produk akan dijual
lagi di wilayah distributor. Masalah yang dihadapi adalah konsumen yang berasal
dari luar pulau Jawa dikarenakan jarak lokasi yang masih jauh dan masih sulit
untuk menjaga kepercayaan penjualan produk kepada konsumen yang baru
dikenal. Selain itu ketersediaan bahan baku yang tidak bisa dipasok sewaktuwaktu dikarenakan sumber bahan baku yang berasal dari Rawa Pening.
Download