Chapter I

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Luas mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia
Tenggara, atau sekitar 27% dari luas mangrove di dunia. Kekhasan ekosistem
mangrove Indonesia adalah memiliki keragaman jenis yang tertinggi di dunia.
Sebaran mangrove di Indonesia terutama di wilayah pesisir Sumatera, Kalimantan,
dan Papua (Dahuri, 2002 dalam Haroen, 2002).
Mangrove sebagai salah satu komponen ekosistem pesisir memegang
peranan yang cukup penting, baik dalam memelihara produktifitas perairan pesisir
maupun dalam menunjang kehidupan penduduk di wilayah pesisir. Bagi wilayah
pesisir, keberadaan hutan mangrove, terutama jalur hijau di sepanjang
pantai/pinggir muara sungai sangatlah penting untuk mensuplai kayu bakar, nener
ikan dan udang serta mempertahankan kualitas ekosistem pertanian, perikanan dan
pemukiman yang berada di belakangnya dari gangguan abrasi, intrusi air laut dan
angin laut yang kencang (Onrizal, 2002).
Ekosistem mangrove juga merupakan suatu kawasan ekosistem yang rumit,
karena terkait dengan ekosistem darat dan ekosistem lepas pantai diluarnya. Oleh
kerena itu hutan mangrove dapat dikatakan sebagai peralihan ekosistem, yang
menghubungkan daratan ke arah pedalaman serta pesisir muara. Banyak jenis
hewan dan jasad renik yang berasosiasi dengan hutan mangrove. Diantara jenis
hewan dan jasad renik, baik yang terdapat pada lantai hutan maupun yang
menempel pada tanaman, sebagian dari daur hidupnya membutuhkan lingkungan
mangrove. Sebagai daerah peralihan antara daratan dan lautan, ekosistem hutan
Universitas Sumatera Utara
mangrove mempunyai perbedaan sifat lingkungan yang tajam. Pasang surut air laut
menyebabkan terjadinya perubahan beberapa faktor lingkungan air laut yang besar
terutama suhu dan salinitas. Oleh karena itu hanya jenis tumbuhan dan binatang
yang memiliki toleransi yang besar terhadap pertumbuhan ekstrim faktor-faktor
fisik itu dapat bertahan dan berkembang di hutan mangrove (Haroen, 2002).
Kawasan hutan mangrove Desa Kayu Besar, Kecamatan Bandar Khalipah,
Kabupaten Serdang Bedagai telah banyak mengalami tekanan yang besar, namun
kondisi ekologisnya belum banyak diungkap. Oleh karena itu penelitian mengenai
karakteristik tapak hutan mangrove pada berbagai komunitas mangrove di Desa
Kayu Besar, Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai penting
untuk dilakukan. Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi struktur dan
komposisi jenis mangrove dan kaitannya dengan karakteristik tapaknya.
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi komposisi jenis dan keanekaragaman jenis tumbuhan
penyusun hutan mangrove pada hutan mangrove alami dan tanaman.
2. Menganalisa faktor-faktor tapak yang berperan dalam penyebaran jenis
tumbuhan penyusun hutan mangrove di Desa Kayu Besar, Kecamatan
Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi mengenai ekologi mangrove, khususnya struktur
hutan, dan komposisi jenis mangrove dan kaitannya dengan kondisi tapak
di Desa Kayu Besar Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang
Bedagai, pada berbagai tipe hutan.
2. Bermanfaat bagi dunia pendidikan, penelitian, serta sebagai bahan
informasi bagi masyarakat umum, instansi dan lembaga terkait dalam
pengelolaan ekosistem mangrove.
Universitas Sumatera Utara
Download