BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Pemasaran 1. Pengertian Komunikasi Pemasaran Komunikasi pada hakekatnya merupakan hal yang memiliki peranan penting di dalam kehidupan manusia.Hal ini dikarenakan komunikasi digunakan oleh manusia setiap saat.Dalam komunikasi pada suatu perusahaan, selain hubungan komunikasi antara atasan dengan bawahan, hubungan komunikasi pemasaran dengan kepercayaan nasabah juga memegang peranan yang sangat penting dan merupakan salah satu kajian dalam organisasi. Komunikasi mengacu pada tindakan oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan, terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik (DeVito, 2007). Melalui komunikasi kelompok kecil dan organisasi anda berinteraksi dengan orang lain. Anda memcahkan masalah, mengembangan gagasan baru dan berbagai pengetahuann dan pengalaman.Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindakan komunikasi. 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Perusahaan modern mengelola sistem komunikasi pemasaran yang kompleks.Perusahaan berkomunikasi dengan perantaranya konsumen dan masyarakat dari berbagi tingkatan sosial. Hermawan (2012), menjelaskan bahwa ada delapan langkah dalam mengembangkan program komunikasi dan promosi total yang effektif. Komunikasi pemasaran harus: 1. Mengidentifikasi khalayak yang dituju 2. Menentukan tujuan komunikasi tersebut 3. Merancang pesan 4. Memilih saluran komunikasi 5. Menentukan total anggaran komunikasi 6. Membuat keputusan atas bauran promosi 7. Mengukur hasil promosi tersebut 8. Mengelola dan mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi. Komunikasi pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada konsumen, (machfoedz, 2010. Komunikasi pemasaran (marketing communication) dalam implementasi program strategi pemasaran merupakan tahapan proses atau langkah-langkah yang dirancang sesuai dengan kondisi dan posisi persaingan industrinya suatu produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 Konsumen dapat mempelajari tentang produk apa, siapa yang memproduksi, mereknya apa, cocok dikonsumsi oleh siapa, apa keunggulannya, dapat diperoleh di mana, dan bagaimana caranya memperoleh produk itu. Dengan demikian komunikasi pemasaran memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produk yang dipasarkan kepada pasar sasaran secara lebih luas, bahkan dapat berkontribusi terhadap ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra (images) merek, serta mendorong penjualan dan memperluas pasar. Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Alma, 2007). Dalam bauran pemasaran terdapat seperangkat alat pemasaran yang dikenal dalam istilah 4P, yaitu Product (produk), price (harga), place (tempat atau saluran distribusi) dan promotion (promosi), sedangkan dalam pemasaran jasa memiliki beberapa alat pemasaran tambahan seperti people (orang), physical evidence (fasilitas fisik), dan process (proses), sehingga dikenal dengan istilah 7P maka dapat disimpulkan bauran pemasaran jasa yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence, and process. Adapun pengertian 7P menurut Kotler dan Amstrong (2012). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 1. Produk Produk (product), adalah mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa yang ada dengan menambah dan mengambil tindakan yang lain yang mempengaruhi bremacam-macam produl atau jasa. 2. Harga Harga (price), adalah suatu system manajemen perusahaan yang akan menentukan harga dasar yang tepat bagi produk atau jasa dan harus menentukan strategi yang menyangkut potongan harga, pembayaran ongkos angkut dan berbagai variabel yang bersangkutan. 3. Distribusi Distribusi (place), yakni memilih dan mengelola saluran perdangan yang dipakai untuk menyalurkan produk atau jasa dan juga untuk melayani pasar sasaran, serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan perniagaan produk secara fisik. 4. Promosi Promosi (promotion), adalah suatu unsure yang digunakan untuk memberitahukan dan membujuk pasar tentang produk atau jasa yang baru pada perusahaan melalui iklan, penjualan pribadi, promosi penjualan maupun publikasi. 5. Sarana fisik http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Sarana fisik (physical evidence), merupakan hal nyata yang turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan.Unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain lingkunagn atau bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnya. 6. Orang Oaring (people), adalah semua pelaku yang memainkan peranan penting dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen dari orang adalah pegawai perusahaan, konsumen, dan konsumen lain. Semua sikap dan tindakan karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan penyampaian jasa. 7. Proses Proses (process), adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Elemen proses ini memiliki arti sesuatu untuk menyampaikan jasa. Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran jasa seperti pelanggan jasa akan senang merasakan system penyerahan jasa sebagai bagian jasa itu sendiri. Berdasarkan penjelasan tersebut mengenai bauran pemasaran, maka dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki elemen-elemen yang sangat berpengaruh dalam penjualan karena elamen tersebut dapat mempengaruhi minat konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 2. Dimensi dan Indikator Komunikasi Pemasaran Menurut Machfoedz (2010), keseluruhan program komunikasi pemasaran perusahaan, yang disebut bauran promosi, terdiri atas bauran khusus antara periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat (public relations). Definisi keempat sarana promosi utama tersebut adalah sebagai berikut: a. Periklanan : setiap presentasi yang dikemukakan secara tidak langsung (tanpa personil) dan promosi ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu. b. Personal selling : presentasi langsung yang dilakukan oleh personil wiraniaga perusahaan dengan tujuan menjual dan menjalin hubungan dengan konsumen. c. Promosi penjual : motivasi jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. d. Hubungan masyarakat : membangun hubungan baik dengan berbagai public perusahaan dengan tujuan mendapatkan publisitas yang luas, membangun citra positif perusahaan, danmengatasi gossip, laporan serta berbagai event yang dapat merugikan perusahaan. B. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna karena orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan, seperti kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan, kecocokan untuk pemakaian perbaikan berkelanjutan, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 bebas dari kerusakan atau cacat, pemenuhan kebutuhan pelanggan, melakukan segala sesuatu yang membahagiakan. Dalam perspektif TQM (Total QualityManagement) kualitas dipandang secara luas, yaitu tidak hanya aspek hasil yang ditekankan, tetapi juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 744), kualitas didefinisikan sebagai “tingkat baik buruknya sesuatu”. Kualitas dapat pula di definisikan sebagai tingkat keunggulan, sehingga kualitas merupakanukuran relatif kebaikan. Menurut American Society for Quality Control (Kotler, 2007) kualitas jasa adalah keseluruhan ciri serta sifat dari suatup roduk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Pelayanan merupakan faktor yang amat penting khususnya bagi perusahaan yang bergerak dibidang jasa. Dimana hal ini fisik produk biasanya ditunjang dengan berbagai macam inisial produk. Adapun inti produk yang dimaksud biasanya merupakan jasa tertentu. Oleh karena itu pentingnya mengetahui secara teoritis tentang batasan, pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi dari pada pelayanan itu sendiri. a. Perspektif Terhadap Kualitas Pelayanan Perspektif terhadap kualitas dapat menjelaskan mengapa kualitas bisa diartikan beraneka ragam oleh orang yang berbeda dalam situasi yang berlainan. Terdapat beberapa perspektif kualitas menurut Tjiptono dan Chandra (2011), yaitu mengemukakan 5 macam perspektif kualitas yang sedang berkembang yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 1) Pendekatan transedental (Transcendental Approach). Kualitas dipandang sebagai sesuatu yang bisa dirasakan atau diketahui, namun sukar didefinisikan, dirumuskan, ataupun diukur. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia seni, misalnya seni musik, seni drama, seni tari, dan seni rupa. Dalam konteks organisasi pemasaran, perspektif ini sulit digunakan sebagai dasar manajemen kualitas. 2) Pendekatan berbasis produk (Product-based Approach). Kualitas merupakan karakteristik atau atribut obyektif yang dapat diukur. Perspektif ini sangat obyektif sehingga memiliki kelemahan yaitu tidak bisa digunakan untuk menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi individual. 3) Pendekatan penggunaan produk (User-Product Approach). Kualitas bergantung pada orang yang menilainya sehingga produk yang paling memuaskan preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Perspektif ini bersifat subyektif dan menyatakan bahwa setiap pelanggan memiliki kebutuhan dan keinginan masing-masing yang berbeda satu sama lain, sehingga penilaian tentang kualitas dari masing-masing orang berbeda-beda jika suatu produk dinilai berkualitas baik oleh suatu individu belum tentu dinilai sama oleh orang lain. 4) Pendekatan berbasis manufaktur (Manufacturing-Based Approach). Perspektif ini menekankan penyesuaian spesifikasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 produksi dan operasi yang disusun secara internal, yang sering kali dipicu oleh keinginan untuk meningkatkan produktivitas dan menekan biaya. Dalam perspektif ini standar-standar kualitas ditentukan oleh perusahaan dan bukan konsumen. 5) Pendekatan berdasarkan nilai (Value Based Approach). Perspektif ini memandang kualitas dari aspek nilai dan harga. Kualitas dalam perspektif ini bersifat relatif sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk yang paling bernilai karena produk yang paling bernilai adalah produk yang paling tepat untuk dibeli. Pemahaman akan adanya perbedaan pandangan terhadap kualitas sebagaimana diuraikan di atas dapat bermanfaat dalam mengatasi konflik-konflik yang kadangkala timbul di antara para manajer dalam departemen fungsional yang berbeda. Cara yang terbaik bagi setiap perusahaan adalah menggunakan perpaduan antara beberpa perspektif kualitas dan secara aktif menyesuaikan setiap saat dengan kondisi yang dihadapi. Pentingnya memberikan pelayanan yang berkualitas disebabkan pelayanan (service) tidak hanya sebatas mengantarkan atau melayani. Service berarti mengerti, memahami, dan merasakan sehingga penyampainnya pun akan mengenai heart share konsumen dan pada akhirnya memperkokoh posisi dalam mind share konsumen. Dengan adanya heart share dan mind share yang tertanam, loyalitas seorang konsumen pada produk atau perusahaan tidak akan diragukan. 2. Dimensi dan Indikator Kualitas Pelayanan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Pada penelitian awal, Parasuraman tahun 1985 dalam Tjiptono (2011), telah berhasil mengidentifikasikan sepuluh faktoratau dimensi utama yang menentukan kualitas jasa, antara lain: 1. Reliabilitas (Reliability), merupakan kemampuan memberikanjasa yang dijanjikan secara akurat dan andal. 2. Daya tanggap (Responsiveness), merupakan kesediaan untuk membantu para pelanggan dan menyampaikan jasa secara cepat. 3. Kompetensi (Competence), merupakan penguasaanketerampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapatmemberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan. 4. Akses (Acces), merupakan kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. 5. Kesopanan (Courtesy), merupakan sikap santun, respek, perhatian, dan keramahan para staf lini depan. 6. Komunikasi (Communication), merupakan memberikan informasi kepada para pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan mereka. 7. Kredibilitas (Credibility), merupakan sifat jujur dan dapat dipercaya. 8. Keamanan (Security), merupakan babas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 9. Kemampuan memahami pelanggan (Understanding know the customer), yaitu berupaya memahami pelanggan dan kebutuhan mereka. 10. Bukti fisik (Tangible) merupakan penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil, dan bahan komunikasi. Namun pada penelitian berikutnya tahun 1988, Parasuraman dalam Tjiptono (2011) menyempurnakan dan merangkum sepuluh dimensi tersebut menjadi lima dimensi kualitas jasa.“Kompetensi, kesopanan, kredibilitas, dan keamanan disatukan menjadi jaminan (assurance), sedangkan akses, komunikasi, dan kemampuan memahami pelanggan dikategorikan sebagai empati (empathy)”. Dengandemikian, terdapat lima dimensi utama kualitas jasa, diantaranya: 1. Reliabilitas (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan memuaskan. 2. Daya tanggap (responseveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 3. Jaminan (assurance), yakni mencangkup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat diercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. 4. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan para pelanggan. 5. Bukti Langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 C. Kepercayaan 1. Pengertian Kepercayaan Banyak ahli yang telah mendefinisikan pengertian kepercayaan (trust). Dalam konteks busines to business marketing, Anderson dan Narus,1990 (dalam Rusdin, 2007) mendefinisikan kepercayaan sebagai berikut: Trust as a belief that another company will perform actions that will result in positive outcomes for the firm while not taking actions that would result in negative outcomes. Berdasarkan definisi di atas kepercayaan merupakan keyakinan suatu perusahaan lainnya bahwa perusahaan lain tersebut akan memberikan outcome yang positif bagi perusahaan. Sementara itu, Moorman et al ,1999 (dalam Rusdin, 2007) mengemukakan definisi tentang kepercayaan yang tidak jauh berbeda dengan definisi di atas serta menjelaskan adanya pernyataan antara kedua belah pihak yang terlibat dalam suatu hubungan. Salah satu pihak dianggap berperan sebagai controlling assets (memiliki sumber-sumber, pengetahuan) sementara pihak lainnya menilai bahwa berbagi penggunaan sumber-sumber tersebut dalam suatu ikatan akan memberikan manfaat. Keyakinan pihak yang satu terhadap pihak yang lain akan menimbulkan perilaku interaktif yang akan memperkuat hubungan dan membantu mempertahankan hubungan tersebut. Perilaku tersebut akan meningkatkan lamanya hubungan dengan memperkuat komitmen di dalam hubungan. Pada akhirnya, kepercayaan akan menjadi komponen yang bernilai untuk menciptakan hubungan yang sukses. Kepercayaan tersebut juga mengurangsi risiko dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 bermitra dan membangun hubungan jangka panjang serta meningkatkan komitmen dalam berhubungan. Kepercayaan adalah elemen dasar pembangunan model relationship quality. Kepercayaan adalah keyakinan bahwa pasangan dalam sebuah hubungan akan melakukan yang terbaik untuk apa yang diinginkan pasangannya. Kepercayaan merupakan kunci dari relationship quality karena mendorong pemasar untuk: a) Bekerja dengan lebih menekankan investasi pada menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan mitra mereka. b) Menolak alternatif jangka pendek yang menarik dengan menekankan pada manfaat jangka panjang dengan adanya hubungan yang baik dengan konsumen. c) Melihat kegiatan yang beresiko tinggi dengan lebih bijaksana karena percaya bahwa mitranya tidak akan bertindak secara oportunis. Menurut Ganesan dan Shankar dalam Jasfar (2009) menjelaskan bahwa kepercayaan itu merupakan refleksi dari dua komponen, yaitu: 1) Credibility, yang didasarkan pada besarnya kepercayaan kemitraan dengan organisasi lain dan membutuhkan keahlian untuk menghasilkan efektifitas dan kehandalan pekerjaan. 2) Benevolence, yang didasarkan pada besarnya kepercayaan kemitraan yang memiliki tujuan dan motivasi yang menjadi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 kelebihan untuk organisasi lain pada saat kondisi yang baru muncul, yaitu kondisi dimana komitmen tidak terbentuk. 2. Dimensi dan Indokator Kepercayaan Menurut Etta dan Sopiah dalam bukunya Perilaku Konsumen (2013), kepercayaan yang kita katakan mewakili asosiasi yang konsumen bentuk di antara objek, atribut, dan manfaat didasarkan atas proses pembelajaran kognitif. Seseorang membentuk tiga jenis kepercayaan, antara lain : 1. Kepercayaan objek-atribut Pengetahuan bahwa sebuah objek memilki atribut khusus disebut kepercayaan object-attribute. Kepercayaan objek-atribut menghubungkan objek, seperti seorang, barang, atau jasa, dengan atribut.Jadi, kepercayaan bahwa sebuah kendaraan roda empat dikendarai di jalan pedesaan merupakan kepercayaan objek-atribut. Melalui kepercayaan objek-atribut, konsumen menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu dalam hal variasi atributnya. 2. Kepercayaan atribut-manfaat Kepercayaan ini merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu. Seseorang mencari produk dan jasa yang akan menyelesaikan masalah-masalah dan menemui kebutuhan mereka, atau dengan kata lain, memiliki atribut yang akan memberikan manfaat yang dapat dikenal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 3. Kepercayaan objek-manfaat Kepercayaan objek manfaat merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu akan memberikan manfaat tertentu. Pada kendaraan sport serba guna, kepercayaan objek-manfaat akan timbul karena dengan membeli sebuah Ford Explorer atau Jeep Cherokee, konsumen akan pandangan yang sangat baik tentang jalan. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepercayaan adalah rasa aman dalam interaksinya terhadap sesuatu yang diinginkan dan diharapkan sehingga akan memberikan hasil yang positif bagi konsumen. 3. Nasabah Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank syariah dan atau Unit Usaha Syariah. Nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk simpanan berdasarkan akad antara bank syariah atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah investor adalah nasabah yang menempatkan dananya di Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dalam bentuk investasi berdasarkan akad antara Bank Syariah dan atau Unit Usaha Syariah dan nasabah yang bersangkutan. Nasabah penerima fasilitas adalah nasabah yang memperoleh fasilitas dana atau yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan prinsip syariah. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Sementara itu Undang-Undang No. 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan mengenal pengertian nasabah sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yaitu : 1) Nasabah penyimpan, yaitu nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. 2) Nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Bank sebagai lembaga keuangan yang tugasnya memberikan jasa keuangan melalui penitipan uang (simpanan), peminjaman uang (kredit) serta jasa-jasa keuangan lainnya.Untuk itu, bank harus dapat menjaga kepercayaan yang diberikan oleh nasabahnya. Kepercayaan sangat penting dan tinggi nilainya, karena tanpa kepercayaan masyarakat mustahil bank dapat hidup dan berkembang. D. Penelitian Terdahulu No. Judul 1. Pengaruh komunikasi pemasaran terhadap kepercayaan nasabah PT danareksa investment management di Jakarta 2. Kepercayaan terhadap Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Hasil Sarmila (skirpsi Komunikasi pemasaran Universitas berpengaruh positif terhadap Mercubuana) kepercayaan Salaman Jumaili Hasil penelitian ini dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 teknologi system informasi baru dalam evaluasi kinerja individual (jurnal Universitas Jambi) 3. Analisis pengaruh kualitas produk, kualitas pelayanan dan kepercayaan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan PT. Nusantara Sakti Demak Ropinov Saputra (skripsi Universitas Diponegoro) 4. Analisis pengaruh kepercayaan untuk mencapai hubungan jangka panjang Nursatyo Heri Bowo, MM (jurnal Sains Pemasaran Indonesia) 5. Pengaruh kepercayaan dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada Hotel Griptha Kudus 6. Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Dan menjadi pertimbangan bagi organisasi/perusahaan bahwa penerapan teknologi sistem informasi baru beserta adanya kepercayaan dari pemakai terhadap sistem informai baru dapat meningkatkan kinerja individu pemakai sehingga output yang dihasilkan bisa optimal bagi organisasi/perusahaan Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas produk, kepercayaan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan Dari masalah penelitian mengenai bagaimana suatu kepercayaan dibangun diperoleh bukti bahwa kepercayaan dapat dibangun melalui tiga faktor, yaitu komunikasi, kepuasan terhadap pelayanan, dan komitmen. Panca Secara parsial kepercayaan Winahyuningsih dan kualitas pelayanan , (Jurnal terbukti memiliki pengaruh Universitas positif dan signifikan Muria Kudus) terhadap kepuasan konsumen Dibyo Iskandar Kualitas variabel Customer (Jurnal AUB Service Satisfaction Surakarta) berpengaruh signifikan. Kualitas Variabel Layanan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Kepercayaan Nasabah Sebagai Variabel Intervening 7. Pengaruh kepercayaan konsumen pada merek terhadap loyalitas merek M Rafiq (Jurnal Unisma) 8. Analisis keputusan nasabah menabung: pendekatan komponen dan model logistik studi pada bank syariah di Malang Ghozali Maski (Jurnal Universitas Brawijaya) 9. Implikasi Shariah Governance terhadap Reputasi dan Kepercayaan Bank Syariah Siti Maria Mardayati (Jurnal UIN Walisongo Semarang) 10. Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepercayaan dan loyalitas nasabah bank mandiri cabang veteran Denpasar Bali I Gede Yogi Pramana ( Jurnal Univ. Udayana Bali) berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan nasabah. Kepuasan berpengaruh signifikan variabel pada Loyalitas Pelanggan. variabel kepercayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen pada merek dapat dikategorikan menjadi tiga karakteristik, yaitu karakteristik merek, karakteristik perusahaan, dan karakteristik konsumenmerek penelitian ini menemukan bahwa keputusan konsumen untuk memilih perbankan syariah dipengaruhi oleh variabel karakteristik perbankan syariah, jasa dan variabel kepercayaan, variabel pengetahuan, dan fisik variabel Bank Imple-mentasi shariah governance memiliki pengaruh yang signifikan pada reputasi dan kepercayaan pelanggan terhadap perbankan syariah. semakin baik kualitas pelayanan maka kepercayaan nasabah semakin tumbuh, sehingga kepercayaan nasabah maka akan semakin baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 E. Kerangka Konseptual Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu komunikasi pemasaran dan kualitas pelayanan. Serta satu variabel dapandennya yaitu kepercayaan nasabah. Untuk kerangka pemikiran teoritis dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Komunikasi Pemasaran (X1) Kepercayaan Nasabah Kualitas Pelayanan (Y) (X2) Gambar 2.1 Model Penelitian F. Hipotesis Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric (Sugiyono, 2009).Sedangkan Lind dalam Suharyadi dan Purwanto (2009) menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan mengenai nilai suatu parameter populasi yang dimaksudkan adalah untuk pengujian dan berguna untuk pengambilan keputusan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapar ditarik kesimpulan untuk hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : H1 : Komunikasi Pemasaran Berpengaruh Terhadap Kepercayaan Nasabah PT BCA Syariah Di Jakarta H2 : Kualitas Pelayanan Berpengaruh Terhadap Kepercayaan Nasabah PT BCA Syariah Di Jakarta http://digilib.mercubuana.ac.id/