BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam sebuah penelitian data yang diperlukan harus dikumpulkan dan dianalisis untuk sampai pada solusi. Umumnya dalam melaksanakan kegiatan penelitian, biasanya dilakukan metode penelitian yang didasarkan dengan cara ilmiah. Metode penelitian bisnis dapat diartikan sebagai cara ilmah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah pada bidang bisnis (Sugiyono, 2005, p4). Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah jenis penelitian deskriptif, dengan tujuan penelitian untuk evaluasi dan pengendalian proyek. Jenis data penelitian yaitu kuantitatif, menggunakan data yang dinyatakan dalam bentuk angka dan menggunakan time horizon yaitu cross sectional di mana data dikumpulkan dalam sekali periode bulan yakni bulan Oktober–Desember dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian. Unit analisis pada penelitian ialah organisasi dengan cara pendekatan pada penelitian ini ialah studi kasus, yaitu merupakan penelitian yang detail mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Studi kasus penelitian ini adalah pembangunan gedung Cyber II yang terletak di Kuningan, Jakarta. Pembangunan gedung cyber II dimulai dari Oktober 2008 – April 2009, yang akan dibangun sebanyak 32 lantai. 40 Gedung cyber II 50 selanjutanya akan menjadi standar pelaksanaan pada proyek yang bersangkutan. Pemantauan akan dilakukan selama masa pelaksanaan proyek untuk mengetahui prestasi dan kemajuan yang telah dicapai. Informasi ini berguna sebagai bahan evaluasi performa yang telah dicapai pada saat pelaporan. Evaluasi dilakukan dengan cara membandingkan kemajuan yang dicapai berdasarkan hasil pemantauan dengan standar yang telah dibuat berdasarkan perencanaan. Hasil evaluasi berguna untuk pengambilan tindakan yang akurat terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul selama masa pelaksanaan. Berdasarkan hasil evaluasi ini pula tindak lanjut pelaksanaan pekerjaan dapat diputuskan dengan tepat (Wulfram I.Ervianto 2007,p2). 41 dibangun untuk tujuan bisnis dengan menyewakannya kepada perusahaanperusahaan yang berminat. Tabel 3.1 Desain penelitian Tujuan Jenis Time Penelitian penelitian Horison T-1 T-2 T-3 Deskrptif Deskrptif Deskriptif Unit Analisis Cross Perusahaan section Studi Kasus Cross Perusahaan section Studi Kasus Cross Perusahaan section Studi Kasus PT. DGI Proyek Pembangunan Gedung Cyber II PT. DGI Proyek Pembangunan Gedung Cyber II PT. DGI Proyek Pembangunan Gedung Cyber II Sumber : Data diolah, 2008 Penelitian ini menjadi hal yang penting untuk dilakukan karena akan memberikan informasi peluang proyek dapat selesai tepat waktu dan metode yang digunakan adalah model optimasi untuk mengevaluasi pelaksanaan proyek. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukkan selama proses pembangunan sampai selesainya proyek ini. 42 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel waktu untuk diteliti lebih lanjut. Di mana waktu telah di jadwalakan, direncanakan, dan dibuat laporan aktualnya penjadwalan untuk pengendalian selama proyek berlangsung. Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel penelitian No 1 Variabel Metode PERT Indikator Early Start Definisi indikator Yaitu waktu mulai paling awal untuk sesuatu kegiatan (Earliest Start Time). Bila waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal kegiatan dimulai (Iman Soeharto, 1999). 2 Metode PERT Early Finish Yaitu waktu selesai paling awal sesuatu kegiatan (Earliest Finish Time). Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu meruoakan ES kegiatan berikutnya (Iman Soeharto, 1999). 3 Metode PERT Latest Start Yaitu waktu paling akhir suatu kegiatan dimulai (Latest Allowable Start Time), yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek keseluruhan (Iman Soeharto, 1999) secara 43 4 Metode PERT Latest Finish Yaitu waktu paling akhir suatu kegiatan boleh selesai (Latest Allowable Finish Time), tanpa memperlambat proyek secara keseluruhan (Iman Soeharto, 1999) 5 Metode CPM Jalur kritis Yaitu merupakan memerlukan jalur perhatian kegiatan yang maksimal dari pengelola proyek, terutama pada periode perencanaan dan implementasi pekerjaan yang bersangkutan, misalnya diberikan prioritas utama dalam alokasi sumber daya yang dapat berupa tenaga kerja, peralatan dan penyelia (Iman Soeharto, 1999). 6 Crashing Waktu dan biaya Waktu crash didefinisikan sebagai jangka crashing waktu terpendek yang dibutuhkan untuk menyelesaiakan sebah kegiatan. Misalnya dapat memendekkan waktu dengan menambah SDM, maka sangat logis bila biaya crash sebuah kegiatan lebih mahal dari biaya normalnya (Jay Heizer dan Barry Render,2006). Sumber : Data diolah, 2008 44 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah jenis data sekunder dan primer. Untuk sumber data pada penelitian ini berasala dari dalam perusahaan (internal). Tabel 3.3 Jenis data dan sumber data Digunakan untuk tujuan Jenis Data Primer penelitian Sumber Data T-1 T-2 T-3 √ √ √ Data primer didapat melalui observasi langsung, wawancara kepada pihakpihak dalam perusahaan. Sekunder Pengambilan data langsung √ √ dari perusahaan. Sumber : Data diolah, 2008 Keterangan : • T-1 : Mengetahui analisa penjadwalan proyek pembanguann gedung cyber II pada tahap I – tahap V yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengendalian proyek pembangunan gedung cyber II. • T-2 : Mengetahui aktivitas yang bermasalah yang menyebabkan proyek tidak sesuai rencanan 45 • T-3 : Meramalkan persentase penyelesaian proyek sampai bulan April 2009 yang dapat digunakan sebagai bahan pengendalian proyek pembangunan gedung cyber II. 3.3.1 Sumber Data Primer Data primer didapat dari sumber pertama baik itu individu maupun perseorangan, yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan, yaitu melakukan kunjungan langsung ke perusahaan. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti melakukan : Wawancara Melakukan tanya jawab lebih mendalam dengan pihak-pihak dalam perusahaan, dan pada bagian yang bersangkutan di perusahaan tersebut. Pada penelitian ini dilakukan wawancara dengan pihak monitoring dan reporting proyek (lampiran 2). Observasi Meninjau atau mengamati langsung terhadap kegiatan pembangunan proyek cyber II. 3.3.2 Sumber Data Sekunder Data sekunder adalah data primer yang diolah dan disajikan dengan baik oleh pihak pengumpul data terkait. Dalam hal ini adalah data dalam bentuk tabel (data perencanaan penjadwalan proyek pembangunan cyber II), dalam bentuk gambar (Kurva s proyek cyber II), dan literatur (buku-buku mengenai manajemen proyek, seperti Operation Management, Manajemen proyek, sains manajemen, dan artikelartikel dari internet). 46 3.4 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini digunakan dua macam cara dalam pengumpulan data, sebagai berikut : 1. Studi Lapangan (Field Study) Studi Lapangan dilakukan melalui cara tinjauan langsung kepada pihak perusahaan dari sumber pertama baik itu individu maupun perseorangan, yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan, yaitu melakukan kunjungan langsung ke area proyek perusahaan. Untuk mendapatkan data tersebut peneliti melakukan : a. Wawancara Melakukan tanya jawab kepada pihak–pihak terkait, dan berkepentingan perusahaan di dalam penelitian ini, yakni : kepada bagian monitoring dan reporting proyek cyber II (lampiran 2). b. Observasi Meninjau atau mengamati langsung terhadap kegiatan proyek pembanguanan cyber II, dengan tujuan mengetahui langsung situasi dan proses yang terjadi pada setiap situasi pengamatan . 2. Studi Kepustakaan (Library Study) Studi Kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan di perpustakaan dengan cara membaca, mengumpulkan dan mencatat serta mempelajari buku-buku, literatur-literatur serta sumber data lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Studi Kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga penelitian mempunyai landsan yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah, dan 47 bukannya hanya sekedar coba-coba (Trial Error). Pada penelitian ini studi kepustakaan dilakukan di perpustakaan Universitas Bina Nusantara. 3.5 Metode Analisis Penulisan laporan ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang mencari fakta dengan interpretasi yang tepat, dengan cara mendeskripsikan secara sistematis objek yang diteliti. Teknik analsisi data yang digunakan adalah : • Metode Analisis CPM dan PERT CPM (Critical Path Method) adalah suatu metode analisis jaringan kerja yang dimaksudkan untuk mengasumsikan waktu dan biaya pada setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan dengan pasti. Perbedaan utama metode jalur kritis (CPM) dengan PERT (Program Evaluation and Review Technique) adalah bahwa CPM lebih menekankan pada faktor biaya dalam perencanaan. Sedangkan PERT lebih menekankan pada faktor waktu. Apabila waktu pengerjaan bisa ditaksir dengan cukup akurat dan apabila biaya bisa diperkirakan sebelumnya dengan cukup tepat. Sebaliknya apabila ada ketidakpuasan yang cukup besar dalam menaksir waktu, maka PERT lebih baik dipergunakan daripada CPM. Jalur kritis (Critical Path) adalah jalur yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi jalur kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis yang dimulai dari kegiatan pertama sampai pada kegiatan terakhir proyek. Kadang-kadang dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja. 48 • Crashing Proses di mana kita ingin memperpendek jangka waktu suatu proyek dengan biaya paling rendah disebut sebagai crashing proyek. Seberapa banyak sebuah kegiatan bisa diperpendek (perbedaan antara waktu normal dan waktu crash) bergantung pada kegiatan dalam pertanyaan, mungkin juga terdapat kegiatan yang tidak dapat diperpendek sama sekali. Percepatan waktu proyek seringkali bertujuan untuk memperoleh biaya total yang minimum atau terkadang bertujuan untuk mengejar suatu momen tertentu (Eddy Herjanto,2007,p374). langkah crashing sebuah proyek sebagai berikut : Langkah 1 : Hitung biaya crash per minggu (atau satuan waktu lain) untuk setiap kegiatan dalam jaringan. Jika biaya crash linear menurut waktu, maka rumus berikut dapat digunakan : Biaya crash per periode = ( biaya crash – biaya normal) / (waktu normal – waktu crash) Langkah 2 : Dengan menggunakan waktu kegiatan sekarang temukan jalur kritis pada jaringan proyek. Kenali kegiatan kritis Langkah 3 : Jika hanya ada satu jalur kritis,pilihlah kegiatan jalur kritis yang (a) masih bisa dilakukan crash dan (b) mempunyai biaya crash terkecil per periode. Jika terdapat lebih dari satu jalur kritis , maka pilih satu kegiatan dari setiap jalur kritis sedemikian rupa sehingga (a) setiap kegiatan yang dipilih masih bisa dilakukan crash dan (b) biaya crash total per periode dari semua kegiatan yang dipilih 49 merupakan yan terkecil. Crash setiap kegiatan dengan satu periode. Lanhkah 4 : Perbaharui semua waktu kegiatan. Jika waktu kegiatan yang diinginkan telah tercapai berhenti. Jika tidak, kembali ke langkah 2. Tahap pengendalian proyek merupakan tahap yang penting . sepanjang daur hidup proyek hanya sekitar 20% kegiatan manajemen proyek berupa perencanaan ,selebihnya adalah kegiatan pengendalian. Ketika proyek telah dimulai maka fungsi manajemen didominasi oleh kegiatan pegendalian. Penerapan pegendalian dengan melakukan perbandingan antara perencanaan terhadap parameter proyek (Wulfram I.Ervianto 2007,p2). Pengendalian tidak lepas dari kegaiatan updating, yaitu kegiatan yang menyesuaiakan urutan kegaitan dengan alat pengendalian (schedule). Pada umunya kegiatan ini dudukung oleh piranti kompter karena proses yang cukup rumit dan membutuhkan keteltian serta kesinambungan secra berkala. Jika prestasi yang telah dicapai tidak sesuai dengan rencana kegaitan yang mengembalikan menyebabkan menjadi sesuai penundaan rencana pekerjaan, dibutuhkan maka revisi untuk schedule (rescedulling) (Wulfram I.Ervianto 2007,p6) Proses pengendalian berjalan sepanjang daur hidup proyek guna mewujudkan performa yang baik di dalam setiap tahap. Perencanaan dibuat sebagai bahan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan. Bahan acuan tersebut