PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI Per 31 Desember 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 ASET Kas dan Setara Kas Piutang Usaha - setelah dikurangi cadangan penyisihan piutang ragu - ragu nihil untuk tahun 2010 dan 2009 Piutang Lain-Lain Persediaan Barang - setelah di kurangi cadangan penurunan nilai nihil untuk tahun 2010 dan 2009 Uang Muka Pembelian Biaya Dibayar dimuka Pajak Dibayar dimuka Aset Pajak tangguhan Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 69,500,175,361,- dan Rp.55.964,429,197,masing- masing pada tahun 2010 dan 2009 Aset Lain-Lain 2c, 3 3,560,306,067 4,440,799,884 2d, 4,5 2d, 8 26,771,933,873 624,250,606 31,027,298,056 337,100,000 6 2k, 7 2j, 9 2l, 10 2l, 10 38,904,029,808 9,915,476,273 365,806,255 4,796,523,055 51,869,996,778 12,561,052,864 305,916,000 81,356,545 4,878,181,993 2f, 11,12 224,659,641,870 204,385,376,754 193,916,000 421,157,450 309,791,883,807 310,308,236,324 13 JUMLAH ASET 1 Catatan atas laporan Keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 1 PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI Per 31 DESEMBER 2010 dan 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2010 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang Bank Hutang Usaha Hutang Sewa Guna Usaha jatuh tempo < 1 Tahun Biaya Yang Masih Harus Dibayar Hutang Pajak Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Hutang Lain-lain 15 16 14 17 2l, 10 26 18 62,476,077,901 1,564,291,582 1,004,943,485 110,154,800 920,366,584 2,641,995,782 148,745,220 44,759,520,191 21,584,724,264 1,193,643,250 221,548,420 17,653,124 2,223,621,465 241,027,510 68,866,575,355 70,241,738,224 2,204,993,000 2,887,714,899 71,071,568,355 73,129,453,123 980,080,490 108,383,648,878 1,037,732,284 108,132,357,067 Modal Saham 21 107,746,000,000 Modal dasar 21.000.000 saham seri A, nilai nominal Rp. 4000, 80.000.000 saham seri B sebesar Rp. 80.000.000.000,2.669.840.000 saham seri C nilai nominal Rp. 100. Modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar 10.774.000 saham seri A dan 64.647.600 saham seri B 107,746,000,000 JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR Hutang Sewa Guna Usaha jatuh tempo > 1 Tahun 14 Jumlah Kewajiban Pendapatan Ditangguhkan Hak Minoritas Pemegang Saham 2i, 19 20 EKUITAS Agio Saham 22 Saldo Laba Total Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 154,920,000 154,920,000 21,455,666,084 20,107,773,850 129,356,586,084 128,008,693,850 309,791,883,807 (1) 310,308,236,324 Catatan atas laporan Keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 2 PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain ) Catatan 2010 2009 PENDAPATAN USAHA Penjualan Bersih 2i, 23 113,353,335,858 124,735,230,390 Beban Pokok Penjualan LABA KOTOR 2i, 24 98,470,268,159 14,883,067,699 106,826,582,917 17,908,647,473 Beban Usaha Laba Bersih Usaha 2i, 25 13,373,170,555 1,509,897,143 13,527,762,588 4,380,884,885 Pendapatan ( Beban ) Lain-lain -Bunga deposito, jasa giro dan bunga -Laba ( Rugi ) selisih kurs -Pendapatan ( beban ) lain-lain- bersih -Realisasi pendapatan ditangguhkan 280,409,241 105,836,385 389,413,338 57,651,794 20,732,924 (55,148,538) (1,782,459,790) 57,651,794 Pendapatan ( Beban ) Lain-lain -bersih 833,310,758 (1,759,223,610) Laba Bersih Sebelum Pajak Penghasilan 2,343,207,901 2,621,661,275 2l, 10 2l, 10 (842,498,771) 98,474,915 1,599,184,045 (400,853,600) 95,812,227 2,316,619,902 21 (251,291,810) (231,781,867) Manfaat ( Beban ) Pajak Penghasilan Kini Manfaat ( Beban ) Pajak Penghasilan Tangguhan Laba ( Rugi ) sebelum hak minoritas Hak minoritas Laba Sesudah Hak Minoritas Laba usaha per saham Laba bersih per saham 1,347,892,235 2,084,838,035 20 18 58 28 Catatan atas laporan Keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 3 PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Saldo 31 Desember 2008 Modal Disetor Jumlah Ekuitas 154,920,000 18,022,935,815 125,923,855,815 - - 2,084,838,035 2,084,838,035 107,746,000,000 154,920,000 20,107,773,850 128,008,693,850 - - 1,347,892,235 1,347,892,235 107,746,000,000 154,920,000 21,455,666,084 129,356,586,084 Laba bersih 2010 Saldo 31 Desember 2010 Saldo Laba (Rugi) 107,746,000,000 Laba bersih 2009 Saldo 31 Desember 2009 Agio Saham Catatan atas laporan Keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 4 PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 (disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 2009 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari Pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada pihak ketiga dan karyawan Penerimaan (pembayaran) operasional lainnya Penerimaan (pembayaran) non operasional Pembayaran pajak Jumlah Penurunan (kenaikan) dalam aset operasi 113,353,335,858 (98,470,268,159) (13,373,170,555) 12,773,939,625 833,310,758 95,812,227 15,212,959,753 124,735,230,390 (106,826,582,917) (13,759,544,455) 24,492,939,010 (1,759,223,610) 95,812,227 26,978,630,645 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan (pengurangan) aset tetap (33,810,011,280) (30,732,315,600) Kas Bersih diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Investasi (33,810,011,280) (30,732,315,600) Penerimaan dari Pinjaman 17,716,557,710 3,107,238,222 Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Pendanaan 17,716,557,710 3,107,238,222 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Kenaikan (Penurunan) Kas dan Setara Kas Saldo Kas Dan Setara Kas Awal Tahun Saldo Kas Dan Setara Kas Akhir Periode (880,493,817) 4,440,799,884 3,560,306,067 Catatan atas laporan Keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi 5 (646,446,733) 5,087,246,617 4,440,799,884 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. INFORMASI UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Nusantara Inti Corpora, Tbk ( dahulu bernama PT United Capital Indonesia, Tbk ) ( "Perusahaan ") didirikan berdasarkan akta Notaris No. 166 tanggal 30 Mei 1988 dari Mohamad Said Tadjoedin, S.H. Notaris di Jakarta dengan nama PT. Aneka Keloladana dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C2-5501 HT.01.01. Th. 1988 tertanggal 30 Juni 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 11 Desember 1990 Tambahan No. 5045. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 10 tanggal 29 Juni 2009 dari Eko Putranto, SH., Notaris di Jakarta, dalam rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta tersebut mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-36886.AH.01.02.Tahun 2009. Perusahaan berdomisili di Mayapada Tower lantai 10 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 26 Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun1992. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris : Komisaris Utama Komisaris Independen : Triadi Pramita Abadi : Haswanto Pramita Abadi Dewan Direksi : Direktur Utama Direktur : Prianto Paseru, SH : David Panggabean, SH b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 28 Maret 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-614/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum atas 96.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 210 per saham kepada masyarakat. Waran seri I tersebut diberikan sebagai insentif bagi para pemegang saham baru dimana setiap pemegang saham yang memiliki 19 saham baru dan tercatat namanya sebagai pemegang saham pada tanggal 26 mei 2000 akan mendapatkan 13 waran seri I yang memberikan hak untuk setiap pemegang waran seri I untuk melakukan pembelian saham baru perusahaan dengan nilai nominal Rp. 200 per saham pada harga Rp. 210. Waran seri I tersebut memiliki jangka waktu selama 3 tahun dan telah berakhir pada tanggal 18 april 2005. Pada tanggal 18 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan surat No. S-1873/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham perusahaan untuk membeli saham perusahaan. Pada tanggal 16 april 2004, Perusahaan melakukan perubahan dan peningkatan Modal Dasar Perseroan dari Rp. 84.000.000.000 menjadi Rp. 164.000.000.000, melakukan penerbitan saham baru yang diklasifikasikan sebagai saham seri B dan melakukan perubahan nilai nominal saham ("Reverse Stock") dari Rp. 200 per saham menjadi Rp. 400 per saham dan waran seri I dengan rasio perbandingan 2 waran seri I yang lama akan mendapatkan 1 waren seri I yang baru yang dapat digunakan untuk membeli saham seri A dengan nilai nominal Rp. 400 pada harga Rp. 420 per saham. 6 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. INFORMASI UMUM-(lanjutan) b. Penawaran Umum Efek Perusahaan-(lanjutan) Perusahaan melakukan penawaran umum terbatas I pada tanggal 18 Juni 2004 dengan melakukan penawaran sebanyak-banyaknya 780.000.000 lembar hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang dapat melakukan pembelian saham biasa seri B atas nama dengan nilai nominal Rp. 100 per saham. Dalam penawaran terbatas ini telah diambil bagian oleh para pemegang saham sebanyak 64.647.600 lembar saham seri B. Perubahan modal perseroan karena adanya peningkatan modal dasar dan nilai nominal saham dilakukan pada tanggal 6 mei 2005, dimana modal dasar perseroan ditingkatkan dari Rp. 164.000.000.000,- (Seratus enam puluh empat milyar) menjadi Rp. 430.984.000.000,- (Empat ratus tiga puluh milyar sembilan ratus delapan puluh empat juta rupiah), dengan melakukan peningkatan nilai nominal saham seri A dari Rp. 400 per saham menjadi Rp. 4.000,- dan nilai nominal saham seri B dari Rp. 100,- menjadi Rp. 1.000,serta menerbitkan saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp. 100,- yang dikategorikan sebagai saham seri C. Perubahan modal perseroan karena adanya peningkatan modal dasar dan nilai nominal saham dilakukan pada tanggal 6 Mei 2005, dimana Modal dasar perseroan ditingkatkan dari Rp. 164.000.000.000,- (Seratus enam puluh empat milyar) menjadi Rp. 430.984.000.000,- (Empat ratus tiga puluh milyar sembilan ratus delapan puluh empat juta Rupiah), dengan melakukan peningkatan nilai nominal saham seri A dari Rp. 400 per saham menjadi Rp. 4.000,- dan nilai nominal saham seri B dari Rp. 100,- menjadi Rp.1.000,serta menerbitkan saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp. 100,- yang dikategorikan sebagai saham seri C. c. Anak perusahaan Pada tahun 2007, perusahaan memiliki saham anak perusahaan yang bergerak dalam industri spinning (pemintalan benang) yaitu : Anak Perusahaan Domisili Persentase Pemilikan PT. Delta Nusantara Yogyakarta 51.90% Tahun Operasi Komersial 1989 Total Aset 31 Desember 2010 286,934,456,074 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi) tentang Penyajian Laporan Keuangan. Perusahaan menetapkan kebijakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 42 tentang "Akuntansi Perusahaan Efek" yang berlaku efektif 1 Januari 1998, serta prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun berdasarkan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Penyusunan laporan laba rugi konsolidasi dilakukan dengan menggunakan metode Netto dengan tujuan agar dapat mencerminkan hasil usaha konsolidasi sesungguhnya karena pendapatan dan beban perusahaan yang diakusisi digabungkan sejak tanggal akusisi sampai dengan tanggal laporan keuangan. Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 dan 55 yang berlaku efektif 1 Januari 2010 : 7 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-(lanjutan) b. Instrumen Keuangan Perusahaan mengakui aset keuangan atau kewajiban keuangan pada neraca, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. 8 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-(lanjutan) b. Instrumen Keuangan-(lanjutan) Penentuan Nilai Wajar-(lanjutan) Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value ), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models ), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal pertukaran dimana pembelian atau penjualan suatu investasi diatur dalam kontrak yang mempersyaratkan penyerahan pelepasan investasi dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan dan diukur pertama kali menggunakan nilai wajar, termasuk biaya transaksi kecuali untuk aset-aset keuangan yang diklasifikasikan menggunakan nilai wajar melalui laporan laba atau rugi, yang diukur pertama kali menggunakan nilai wajar. Investasi dalam kelompok diperdagangkan Investasi yang diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajar, dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi. Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual Investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diukur sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai, bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar atas aset moneter yang diakui langsung dalam laporan laba rugi. Pada saat investasi dihentikan atau ditetapkan mengalami penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas dimasukkan dalam laporan laba rugi pada periode berjalan. Dividen atas instrumen ekuitas yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi ketika hak Perusahaan untuk menerima pembayaran telah ditetapkan. Nilai wajar dari aset moneter yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang didenominasi dalam mata uang asing ditentukan dalam mata uang asing tersebut dan dijabarkan sesuai dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan. Keuntungan dan kerugian kurs mata uang asing yang diakui dalam laporan laba rugi ditentukan berdasarkan biaya perolehan diamortisasi aset moneter tersebut. Keuntungan dan kerugian kurs mata uang asing lainnya diakui dalam ekuitas. Apabila tidak terdapat nilai wajar yang dapat diandalkan atas investasi jangka panjang yang diklasifikasi sebagai investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual, maka aset tersebut dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai, jika ada. Pinjaman dan piutang Piutang usaha dan piutang lainnya yang mempunyai jangka waktu pembayaran yang tetap dan yang tidak diperdagangkan dalam pasar aktif diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini. Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti yang objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari investasi. 9 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-(lanjutan) b. Instrumen Keuangan-(lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan-(lanjutan) Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, penurunan nilai yang diakui adalah sebesar perbedaan antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan tingkat bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset keuangan diturunkan secara langsung melalui kerugian penurunan nilai untuk seluruh aset keuangan, kecuali untuk piutang usaha dan piutang lain-lain dimana nilai tercatat diturunkan melalui akun penyisihan. Bila piutang usaha atau piutang lain-lain tidak tertagih, piutang dihapuskan terhadap akun penyisihan. Pemulihan di kemudian hari dari jumlah yang dihapuskan sebelumnya, dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan diakui dalam laporan laba rugi. Ketika aset keuangan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, maka akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi tahun berjalan. Pengecualian untuk instrumen ekuitas yang diklasifikasi dalam kelompok tersedia untuk dijual, jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya dipulihkan melalui laporan laba rugi. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Aset keuangan dihentikan pengakuannya hanya bila hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset tersebut berakhir, atau Perusahaan menyerahkan secara substantial aset keuangan dan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset tersebut kepada entitas lain. Kewajiban Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi Sebagai Hutang atau Ekuitas Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasikan sesuai substansi perjanjian kontrak dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang membuktikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil yang diterima, setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan (termasuk hutang bank atau pinjaman lain, hutang usaha dan hutang lainnya) pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya dinilai berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan beban bunga diakui berdasarkan suku bunga efektif. Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya jika, dan hanya jika, kewajiban Perusahaan telah dibebaskan, dibatalkan atau berakhir. 10 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-(lanjutan) b. Instrumen Keuangan-(lanjutan) Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan-(lanjutan) Derivatif awalnya diakui sebesar nilai wajar pada tanggal kontrak derivatif dibuat dan kemudian diukur kembali sebesar nilai wajarnya pada setiap tanggal pelaporan. Semua derivatif dicatat sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, jika sebaliknya, derivatif dicatat sebagai kewajiban. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya, karena instrumen derivatif tidak memenuhi syarat untuk akuntansi lindung nilai. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreements ), aset dan kewajiban yang terkait tidak dapat disajikan saling hapus dalam neraca. c. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan. d. Piutang Piutang dinyatakan sebesar nilai nominal jumlah tagihan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing akun piutang pada akhir tahun. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. e. Penyertaan Saham Penyertaan dalam bentuk modal saham yang dimiliki kurang dari 20% dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya), sedangkan penyertaan saham dengan pemilikan 20% sampai dengan 50% baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi sejak perolehan sesuai dengan persentase kepemilikan dan dikurangi dengan dividen yang diterima (metode ekuitas), kecuali penyertaan tersebut hanya bersifat sementara dinyatakan sebesar biaya perolehan. f. Aset Tetap dan Penyusutannya Aset tetap dinyatakan berdasarkan harga perolehan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap. Taksiran masa manfaat setiap jenis aset adalah sebagai berikut : Jenis Aset - Masa manfaat Bangunan dan Prasarana Kendaraan Mesin dan Peralatan Peralatan Kantor Komputer Renovasi Kantor 20 tahun 10 tahun 5 dan 8 tahun 5 dan 8 tahun 4 tahun 20 tahun 11 % 5% 10% 12,5%-20% 12,5%-25% 25% 5% PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-(lanjutan) f. Aset Tetap dan Penyusutannya-(lanjutan) Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah terpulihkan maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah terpulihkan, yang ditentukan sebagai nilai teringgi antara harga jual neto dan nilai pakai. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi periode yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dicatat sebesar harga perolehan, akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan dalam aset tetap yang bersangkutan bila pengerjaan aset tersebut telah selesai dan aset tersebut siap untuk digunakan. g. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing Pembukuan perusahaan diselenggarakan dalam satuan Rupiah. Transaksi dalam mata uang asing yang terjadi sepanjang tahun dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke Rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia. Laba atau rugi nilai tukar akibat penjabaran dilaporkan dalam laporan laba (rugi) periode berjalan. h. Transaksi Dengan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubunga istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 7, pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa digambarkan sebagai berikut : a.) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediarie), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries); b.) Perusahaan asosiasi (associated company); c.) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); d.) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan e.) Perusahaan di mana suatu kepentingan substantial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam ( c ) dan ( d ), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan atau tidak dengan tingkat harga, kondisi persyaratan yang sama dengan pihak kedua telah diungkapkan. 12 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-(lanjutan) i Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat barang dan jasa diserahkan dan kepemilikan telah berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada periode yang bersangkutan (accrual basis). Pendapatan komisi perantara perdagangan efek diakui pada saat tanggal transaksi. Pendapatan jasa penasehat keuangan dan investasi diakui pada saat jasa diberikan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak. Laba (rugi) dari perdagangan efek meliputi laba (rugi) yang timbul dari penjualan efek dan laba (rugi) akibat kenaikan (penurunan harga pasar portofolio efek). Jasa penjaminan emisi diakui pada saat aktivitas penjaminan emisi secara substansi telah selesai dan jumlah pendapatan telah dapat ditentukan. Pendapatan dividen dari portofolio efek diakui pada saat emiten mengumumkan pembayaran deviden. Beban yang timbul sehubungan dengan proses penjaminan emisi diakumulasikan dan dibebankan pada saat pendapatan emisi diakui. Dalam kegiatan penjaminan emisi tidak diselesaikan dan emisi efek dibatalkan, maka biaya penjaminan emisi tersebut dibebankan pada tahun berjalan. Beban yang terjadi sehubungan dengan kegiatan penasehat keuangan dan investasi dibebankan pada saat terjadinya. Beban lainnya diakui sesuai dengan manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). j. Biaya Dibayar Dimuka Biaya yang telah dibayar dan pembebanannya baru akan dilakukan pada periode yang akan datang. k. Uang Muka Pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka perolehan suatu barang. l. Taksiran Pajak Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa akan datang. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. m. Biaya Emisi Saham Ditangguhkan Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan rencana Perusahaan dalam rangka penawaran umum sahamnya kepada masyarakat dicatat dalam akun biaya emisi saham ditangguhkan sebagai bagian dari aset keuangan lainnya. 13 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-(lanjutan) m. Biaya Emisi Saham Ditangguhkan-( lanjutan ) Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan rencana Perusahaan dalam rangka penawaran umum sahamnya kepada masyarakat dicatat dalam akun biaya emisi saham ditangguhkan sebagai bagian dari aktiva keuangan lainnya. Setelah penawaran umum perdana saham perusahaan dijalankan dan menjadi efektif, pencatatan akun ini akan disesuaikan dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 maret 2000 mengenai Perubahan Peraturan No. VIII.G. tentang pedoman penyajian Laporan Keuangan, dimana biaya-biaya tersebut akan disajikan sebagai pengurang tambahan modal disetor agio saham. n. Program Manfaat Penghargaan Masa Kerja Karyawan Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian akturial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian akturial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui. o. Laba per Saham Pada tanggal 10 Desember 1999, IAI mengeluarkan PSAK No. 56 "Laba Per Saham" yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang berakhir pada atau setelah tanggal 31 Desember 2000. Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. p. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapkan aktiva dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi. 14 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari : Kas : Kas Kantor Pusat Kas Pabrik Jumlah Bank : IDR : PT Bank Capital Indonesia, Tbk PT Bank Panin, Tbk PT Bank Victoria, Tbk PT Bank Bumi Putra, Tbk PT CIMB Niaga, Tbk PT Bank Central Asia, Tbk USD : PT CIMB Niaga, Tbk PT Bank Panin, Tbk 2010 2009 155,102,180 870,388,509 1,025,490,689 7,000,000 1,018,490,690 1,025,490,690 2,395,613,319 11,218,191 420,570 1,671,421 54,677,881 17,514,350 2,481,115,731 358,651,062 9,409,687 1,207,276 1,653,452 17,039,516 1,692,218 389,653,210 33,581,385 20,118,262 53,699,647 12,914,566 12,741,418 25,655,984 Deposito : PT Bank Capital Indonesia, Tbk - Jumlah 3,560,306,067 Deposito tersebut merupakan penempatan pada PT Bank Capital Indonesia, Tbk dengan nilai nominal sebesar dengan jangka waktu selama 1 bulan, tingkat bunga sebesar 7 % dan otomatis perpanjang. 4. PIUTANG USAHA 2010 3,000,000,000 4,440,799,884 Rp. 3.000.000.000,- 2009 Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang, terdiri dari : Rupiah Dollar Amerika Serikat 24,837,759,960 1,934,173,913 9,733,132,908 21,294,165,148 Jumlah 26,771,933,873 31,027,298,056 15 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. PIUTANG USAHA-(lanjutan) 2010 Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan, terdiri dari : Piutang usaha PT Tristate Indonesia PT Surya Kebatex PT Holly Garment PT Omkar Surya Rejeki PT Loji Kanatama Textile Tn Toni PT Istana Baladewa PT Tarumatex PT Buana Harimau Textile PT Unggul Rejo Wasono Tn Edy PT Behaestex PT Bumi Angkasa Textile Industri Tn Dandy PT Murni Rajut Ny Lany Ny Nini Lain-lain < Rp 500.000.000 Jumlah 7,843,094,537 1,468,999,696 1,412,454,555 1,246,131,317 989,888,950 978,544,141 963,554,990 956,555,800 952,000,000 874,961,102 858,000,000 819,000,000 785,462,000 664,784,100 654,747,220 565,414,111 550,000,000 4,188,341,354 26,771,933,873 Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang, terdiri dari : Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo : 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 90 hari Jumlah 2009 31,027,298,056 31,027,298,056 6,914,722,916 - 4,955,230,685 3,250,349,956 1,119,609,062 10,532,021,254 26,771,933,873 - Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang kepada pihak ketiga masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa piutang dapat tertagih semua, sehingga tidak diadakan penyisihan piutang ragu - ragu. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 piutang usaha dijadikan jaminan atas fasilitas hutang Bank Capital Indonesia (Lihat catatan 15) 6. PERSEDIAAN BARANG 2010 Barang Jadi Barang Dalam Proses Bahan Baku Sukucadang dan bahan penolong Jumlah 18,846,574,835 1,761,405,245 14,414,941,233 3,881,108,495 38,904,029,808 2009 22,780,017,926 2,068,548,864 23,554,665,979 3,466,764,009 51,869,996,778 Berdasarkan hasil pengkajian ulang keadaan fisik persediaan tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan dapat seluruhnya dipulihkan sehingga tidak diperlukan cadangan penurunan nilai aset. Persediaan barang jadi diasuransikan pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dengan jumlah pertanggungan Rp. 7.500.000.000,pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 piutang usaha dijadikan jaminan atas fasilitas hutang Bank Capital Indonesia (Lihat catatan 15) 16 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. UANG MUKA PEMBELIAN Akun ini merupakan uang muka atas pembelian bahan baku , dimana saldo per 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp. 9.915.476.273,- dan Rp. 12.561.052.864,8. PIUTANG LAIN-LAIN 2010 2009 Piutang Karyawan Piutang Lain - lain 310,000,000 314,250,606 212,100,000 125,000,000 Jumlah 624,250,606 337,100,000 9. BIAYA DIBAYAR DIMUKA 2010 2009 Beban asuransi Beban lain-lain 365,806,255 93,000,000 212,916,000 Jumlah 365,806,255 305,916,000 10. PERPAJAKAN 2010 2009 a. Pajak Dibayar Dimuka PPN Masukan Piutang Pajak Di Tangguhkan 4,796,523,055 81,356,545 - Jumlah 4,796,523,055 81,356,545 b. Hutang Pajak 2010 Pajak Kini PPh pasal 21 PPh pasal 23 PPN PPh pasal 29 1,286,404 400,000 582,316,819 336,363,361 920,366,584 2009 2,582,234 1,224,490 13,846,400 17,653,124 c. Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba ( rugi ) sebelum taksiran pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba-rugi dengan taksiran penghasilan kena pajak perusahaan adalah sebagai berikut : Laba ( Rugi ) sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba-rugi konsolidasi Anak Perusahaan Laba ( Rugi ) sebelum taksiran pajak Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Penyusutan aktiva tetap Cadangan pesangon Jumlah Perbedaan temporer 17 2010 2,343,207,901 (1,058,863,196) 1,284,344,705 2009 2,621,661,275 (971,295,207) 1,650,366,068 85,972,308 66,472,304 7,901,119 85,972,308 74,373,423 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10..PERPAJAKAN-(lanjutan) c. Pajak Penghasilan Badan-(lanjutan) 2010 Perbedaan Permanen Bunga deposito dan jasa giro ( sifat final ) Beban pajak Asuransi Penyusutan Handphone & Mobil Mewah & Kendaraan (KEP-220/PJ./2002) Entertainment Bensin, parkir, dan tol Beban lain lain (242,613,829) 4,000,000 67,500,000 2009 (3,703,863) 26,844 67,500,000 3,756,900 21,327,000 962,000 1,339,750 492,082,669 (146,029,929) 558,207,400 (60,057,621) 1,224,287,084 1,224,287,084 632,580,823 2,282,946,891 (851,326,422) 1,431,620,469 306,071,771 400,853,600 306,071,771 400,853,600 (262,620,268) (387,007,200) Taksiran pajak penghasilan badan - Induk Perusahaan Taksiran pajak penghasilan badan - Anak Perusahaan 43,451,503 336,363,361 13,846,400 - Jumlah Pajak Penghasilan 379,814,864 13,846,400 Jumlah Perbedaan Permanen Jumlah koreksi fiskal Laba ( Rugi ) Fiskal Kompensasi rugi tahun sebelumnya Penghasilan kena pajak Taksiran pajak penghasilan : Jumlah taksiran pajak penghasilan Dikurangi : PPh Pasal 25 18 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PERPAJAKAN-(lanjutan) d. Pajak Tangguhan Perhitungan taksiran pajak penghasilan tangguhan dengan menggunakan tarif pajak maksimum adalah sebagai berikut : 2010 Penyusutan aktiva tetap Kesejahteraan karyawan Pajak tangguhan anak perusahaan Jumlah 2009 21,493,077 76,981,838 98,474,915 16,618,076 2,212,313 76,981,838 95,812,227 Saldo aset (kewajiban) pajak tangguhan tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut : 2010 Saldo awal aset (kewajiban) pajak tangguhan Pemulihan pajak tangguhan Pajak tangguhan tahun berjalan Saldo awal aset (kewajiban) pajak tangguhan 2009 4,878,181,993 (180,133,853) 98,474,915 4,796,523,055 4,782,369,766 95,812,227 4,878,181,993 11..ASET TETAP 31 DESEMBER 2010 Penambahan Pengurangan Awal Akhir Harga Perolehan - Kepemilikan langsung Tanah Bangunan dan Prasarana Kendaraan Mesin dan Peralatan Peralatan kantor Komputer Renovasi Kantor Jumlah 35,215,484,000 80,897,051,014 2,387,970,130 129,745,262,813 3,007,695,265 1,882,491,854 973,850,875 8,307,120,000 4,037,316,169 21,455,083,111 10,492,000 - - 43,522,604,000 84,934,367,183 2,387,970,130 151,200,345,924 3,018,187,265 1,882,491,854 973,850,875 254,109,805,951 33,810,011,280 - 287,919,817,231 19 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. ASET TETAP-(lanjutan) Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Prasarana Kendaraan Mesin dan Peralatan Peralatan kantor Komputer Renovasi Kantor Jumlah Nilai Buku 16,261,383,988 1,108,937,914 34,476,302,589 1,038,491,723 1,724,316,104 687,913,379 3,975,452,521 284,609,081 8,060,265,979 663,484,898 52,725,252 98,958,333 - 20,236,836,509 1,393,546,995 42,536,568,568 1,701,976,621 1,777,041,356 786,871,712 55,297,345,697 13,135,496,064 - 68,432,841,761 198,812,460,254 219,486,975,470 31 DESEMBER 2009 Penambahan Pengurangan Awal Akhir Harga Perolehan - Kepemilikan langsung Tanah Bangunan dan Prasarana Kendaraan Mesin dan Peralatan Peralatan kantor Komputer Renovasi Kantor Jumlah 25,000,000,000 65,375,566,814 2,007,970,130 125,149,540,413 2,988,070,265 1,882,491,854 973,850,875 10,215,484,000 15,521,484,200 380,000,000 4,595,722,400 19,625,000 - - 35,215,484,000 80,897,051,014 2,387,970,130 129,745,262,813 3,007,695,265 1,882,491,854 973,850,875 223,377,490,351 30,732,315,600 - 254,109,805,951 12,992,605,647 832,245,499 26,442,120,876 365,686,292 1,528,873,508 581,663,375 3,268,778,341 276,692,415 8,034,181,713 672,805,431 195,442,596 106,250,004 - 16,261,383,988 1,108,937,914 34,476,302,589 1,038,491,723 1,724,316,104 687,913,379 42,743,195,197 12,554,150,500 - 55,297,345,697 Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Prasarana Kendaraan Mesin dan Peralatan Peralatan kantor Komputer Renovasi Kantor Jumlah Nilai Buku 180,634,295,154 198,812,460,254 12. ASET TETAP SEWA GUNA 31 Desember 2010 Penambahan Pengurangan Awal Harga Perolehan Mesin Jumlah 6,240,000,000 6,240,000,000 - Akhir - 6,240,000,000 6,240,000,000 - 1,067,333,600 1,067,333,600 5,172,666,400 Akumulasi Penyusutan Mesin Jumlah Nilai Buku 667,083,500 667,083,500 5,572,916,500 400,250,100 400,250,100 20 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. ASET TETAP SEWA GUNA- (lanjutan) 31 Desember 2009 Awal Penambahan Pengurangan Harga Perolehan Mesin Jumlah 6,240,000,000 6,240,000,000 - Akhir - 6,240,000,000 6,240,000,000 - 667,083,500 667,083,500 5,572,916,500 Akumulasi Penyusutan Mesin Jumlah Nilai Buku 266,833,400 266,833,400 5,973,166,600 400,250,100 400,250,100 2010 287,919,817,231 6,240,000,000 (69,500,175,361) 224,659,641,870 Harga Perolehan - Kepemilikan langsung Harga Perolehan - Sewa Guna Usaha Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap 2009 254,109,805,951 6,240,000,000 (55,964,429,197) 204,385,376,754 Beban penyusutan aset tetap dialokasikan sebagai berikut : 2010 Dibebankan : Biaya produksi tidak langsung Biaya umum dan administrasi Jumlah 12,697,191,208 838,554,956 13,535,746,164 2009 11,049,454,486 1,904,946,114 12,954,400,600 Anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Sleman, Yogyakarta dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) berjangka waktu 30 tahun. Seluruh aset tetap, kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 dengan jumlah pertanggungan Rp. 52.500.000.000. Manajemen anak perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 tanah dan bangunan serta sebagian mesin anak perusahaan dijaminkan atas fasilitas hutang Bank Panin (lihat catatan 15) 13. ASET LAIN LAIN 2010 Uang Jaminan : Sewa Gedung Telepon Air minum Jumlah uang jaminan 2009 68,289,450 68,289,450 136,578,900 90,000,000 385,000 226,963,900 Lain-lain 125,626,550 194,193,550 Jumlah 193,916,000 421,157,450 21 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. HUTANG SEWA GUNA USAHA 2010 2009 Kewajiban yang berasal dari sewa guna usaha pembiayaan adalah sebagai berikut : Rencana pembayaran minimum : Kurang dari 1 tahun Antara 1 - 2 tahun Antara 2 - 5 tahun Dikurangi beban bunga belum jatuh tempo Nilai tunai sewa guna usaha pembiayaan 147,333,333 3,535,999,992 589,333,342 -1,062,730,182 3,209,936,485 883,999,998 2,651,999,994 2,504,666,675 (1,959,308,518) 4,081,358,149 Disajikan di neraca sebagai : Kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar Jumlah 1,004,943,485 2,204,993,000 3,209,936,485 1,193,643,250 2,887,714,899 4,081,358,149 Hutang sewa guna usaha dibayar setiap bulan dan dijamin dengan aset yang dibiayai dengan hutang sewa guna usaha tersebut. 15. HUTANG BANK 2010 Bank Panin, Tbk. Pinjaman Rekening Koran Pinjaman Berulang 1 Pinjaman Berulang 2 Bank Capital Jumlah 2009 14,989,685,191 15,000,000,000 23,334,642,621 9,151,750,089 15,000,000,000 15,000,000,000 14,759,520,191 - 62,476,077,901 44,759,520,191 Perseroan memperoleh fasilitas kredit dari Bank Capital Indonesia yang dipergunakan untuk modal kerja sebesar Rp. 10.000.000.000,dengan tingkat bunga sebesar 15 % Fasilitas pinjaman ini dijaminkan dengan piutang usaha dan persediaan barang (lihat catatan 5 dan 6) Anak perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT. Bank Panin Tbk a. Pinjaman Rekening Koran Perusahaan memperoleh fasilitas kredit pinjaman rekening koran untuk modal kerja dengan plafond sebesar Rp. 15.000.000.000,tingkat bunga pada tanggal 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 masing masing sebesar 14% dan 15%. b. Pinjaman Berulang 1 Perusahaan memperoleh fasilitas kredit berulang 1 untuk modal kerja dengan plafond sebesar Rp 15.000.000.000,- , tingkat bunga pada tanggal 31 Desember 2010 dan 31 Desember 2009 masing-masing 14% dan 15%. c. Pinjaman Berulang 2 Perusahaan memperoleh fasilitas kredit berulang 2 sehubungan dengan import bahan baku berupa kapas, polyster dan rayon dengan plafond sebesar USD 2.000.000 atau setara dengan Rp 18.000.000.000,- , tingkat bunga pada tanggal 31 Desember 2008 dan 31 Desember 2007 masing-masing 14% dan 15%. Pinjaman ini dijaminkan dengan aset tetap. 22 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. HUTANG USAHA 2010 Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang, terdiri dari : Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah Rincian hutang usaha berdasarkan pelanggan, terdiri dari : Hutang usaha Jaya Textile < 500 juta Jumlah Rincian hutang usaha berdasarkan umur hutang, terdiri dari : Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo : 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 90 hari Jumlah 17. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2009 458,754,106 1,105,537,476 18,605,342,873 2,979,381,391 1,564,291,582 21,584,724,264 646,234,776 918,056,806 1,564,291,582 21,584,724,264 21,584,724,264 - 696,537,688 257,612,002 485,577,892 122,000,000 2,564,000 1,564,291,582 2010 2009 Beban Komisi 110,154,800 221,548,420 Jumlah 110,154,800 221,548,420 18. HUTANG LAIN-LAIN 2010 2009 Hutang pada pihak ketiga 148,745,220 49,816,170 Jumlah 148,745,220 49,816,170 23 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 19. PENDAPATAN DITANGGUHKAN 2010 2009 Pendapatan ditangguhkan 980,080,490 1,037,732,284 Jumlah 980,080,490 1,037,732,284 Akun ini merupakan goodwill dengan saldo kredit yang terjadi pada saat perusahaan melakukan akuisisi PT Delta Nusantara pada tanggal 1 Juli 2007 dengan perincian sebagai berikut : Jumlah aset bersih PT Delta Nusantara per 30 Juni 2007 : Modal Saham Laba ditahan Jumlah Nilai buku saham 221,597,443,000 2,204,167,541 223,801,610,541 Kepemilikkan saham PT Nusantara Inti Corpora 51,90% 116,153,035,871 107,648,574,670 223,801,610,541 Kepemilikkan saham minoritas 48.10%% Jumlah kepemilikkan saham Perhitungan goodwill : 2010 2009 Pembelian saham PT Delta Nusantara dicatat dengan metode pembelian dengan harga sebesar, 116,153,035,871 115,000,000,000 1,153,035,871 172,955,381 980,080,490 Pembayaran tunai saat kepemilikkan Goodwill ( Saldo kredit ) Amortisasi goodwill diakui sebagai pendapatan Saldo Pendapatan ditangguhkan 116,153,035,871 115,000,000,000 1,153,035,871 115,303,587 1,037,732,284 Berdasarkan PSAK 22 bahwa goodwill dengan saldo kredit harus dicatat dalam akun " Pendapatan Ditangguhkan " dan akun ini dikapitalisasi selama 20 tahun dengan metode garis lurus. 20. HAK MINORITAS Akun ini merupakan hak minoritas atas aset bersih dan laba bersih anak perusahaan dengan perincian sebagai berikut: 2010 Perhitungan hak minoritas Posisi ekuitas anak perusahaan : Modal saham disetor Laba ditahan 221,597,443,000 3,047,398,576 224,644,841,576 522,436,196 225,167,277,772 108,383,648,877 Laba tahun berjalan Jumlah ekuitas Hak minoritas 48,1% 24 2009 221,597,443,000 2,565,523,592 224,162,966,592 481,874,984 224,644,841,576 108,132,357,068 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. MODAL SAHAM Berdasarkan Akta Notaris No. 10 tanggal 29 Juni 2009 dihadapan Notaris Eko Putranto, SH., telah disetujui dari modal dasar telah diambil bagian dan disetor penuh sebesar 10.774.000 saham seri A dengan Nilai Nominal Rp 43.098.400.000, dan 64.647.600 saham seri B dengan Nilai Nominal Rp. 64.647.600.000, dengan susunan pemegang saham per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut : Pemegang Saham Jumlah Saham ( lembar ) Bloom International Ltd Lenovo Worldwide Corporation Masyarakat pemilik saham seri A Masyarakat pemilik saham seri B Jumlah 14,250,000 27,073,425 10,774,600 23,324,175 75,422,200 Kepemilikkan ( % ) 13 25 40 22 100 Nilai Nominal ( Rp ) 14,250,000,000 27,073,425,000 43,098,400,000 23,324,175,000 107,746,000,000 Berdasarkan Akta Notaris No. 10 tanggal 29 Juni 2009 dihadapan Notaris Eko Putranto, SH., telah disetujui dari modal dasar telah diambil bagian dan disetor penuh sebesar 10.774.000 saham seri A dengan Nilai Nominal Rp 43.098.400.000, dan 64.647.600 saham seri B dengan Nilai Nominal Rp. 64.647.600.000, dengan susunan pemegang saham per 31 Desember 2009 adalah sebagai berikut : Pemegang Saham Jumlah Saham ( lembar ) Bloom International Ltd Lenovo Worldwide Corporation Asset Frontier (Intl) Limited Masyarakat pemilik saham seri A Masyarakat pemilik saham seri B Jumlah 14,250,000 14,558,425 12,515,000 10,774,600 23,324,175 75,422,200 Kepemilikkan ( % ) 13 14 12 40 22 100 Nilai Nominal ( Rp ) 14,250,000,000 14,558,425,000 12,515,000,000 43,098,400,000 23,324,175,000 107,746,000,000 22. TAMBAHAN MODAL DISETOR Tambahan modal disetor timbul atas agio saham penawaran umum perdana yang masing-masing adalah pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 Rp 154.920.000,- 23. PENJUALAN Penjualan Benang Penjualan Kapas Penjualan lain-lain Jumlah 74,950,875,215 36,980,912,531 1,421,548,112 113,353,335,858 25 76,323,677,540 46,493,272,355 1,918,280,495 124,735,230,390 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 24. BEBAN POKOK PENJUALAN 2010 Bahan baku yang digunakan Pembelian Upah langsung Biaya produksi tidak langsung Jumlah biaya produksi Persediaan barang Dalam Proses Awal tahun Akhir tahun Jumlah biaya pokok produksi Barang jadi Awal tahun Akhir tahun Jumlah beban pokok penjualan 25. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Biaya penjualan Biaya gaji dan tunjangan Biaya penyusutan dan amortisasi Imbalan Pasca Kerja Pemeliharaan peralatan kantor dan kendaraan Biaya konsultan Biaya sewa kantor Jasa Layanan KSEI Makan dan Minum Biaya listrik, air dan telepon Biaya entertainment Biaya transportasi dan perjalanan dinas Biaya bahan bakar Biaya perijinan Biaya bunga dan administrasi kantor Biaya iklan dan promosi Biaya emisi Denda pajak Biaya administrasi bank Biaya perlengkapan kantor Biaya materai dan benda pos Biaya asuransi Biaya lain-lain Jumlah 2009 41,729,359,246 31,341,870,490 1,803,246,848 24,416,902,393 99,291,378,977 48,591,913,330 33,679,815,230 1,829,850,519 12,687,889,180 96,789,468,259 2,068,548,864 (1,761,405,245) 99,598,522,596 2,478,918,027 (2,068,548,864) 97,199,837,422 17,718,320,398 (18,846,574,835) 20,584,972,916 (17,718,320,398) 98,470,268,159 100,066,489,939 2010 2009 1,686,220,912 1,503,969,313 838,554,956 366,490,853 78,606,380 157,500,000 49,878,442 64,000,000 57,254,060 59,432,144 33,479,360 10,314,651 59,710,384 32,200,000 7,644,638,316 21,327,000 6,828,000 4,000,000 564,827,529 1,641,000 24,439,578 107,857,677 2,859,600,108 1,331,388,304 1,904,946,114 217,977,972 128,845,891 87,224,490 124,954,400 64,000,000 59,830,650 31,364,673 69,804,205 62,320,426 838,017,203 117,129,370 8,047,127,055 599,808,800 16,347,000 1,804,749,528 903,928,763 101,162,500 26,844 917,301,269 13,373,170,555 20,287,855,565 26. PENDAPATAN (BEBAN) LAIN - LAIN Jumlah pendapatan (beban) lain-lain - bersih untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp.833.310.758,- dan (Rp. 1.7592.223.610) 26 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. IMBALAN PASCA KERJA Beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut : 2010 Biaya jasa kini Biaya bunga Nilai kini kewajiban yang tidak didanai Keuntungan aktuarial yang belum diakui Kewajiban bersih 2009 175,296,829 243,077,488 418,374,317 97,387,127 120,590,845 217,977,972 2,067,596,081 156,025,384 2,223,621,465 2,067,596,081 156,025,384 2,223,621,464 2010 2009 2,223,621,465 418,374,317 2,641,995,782 2,005,643,493 217,977,972 2,223,621,465 Mutasi kewajiban bersih di neraca adalah sebagai berikut : Saldo awal Beban tahun berjalan Jumlah Jumlah penyisihan untuk pesangon, penghargaan masa kerja dan penggantian hak sebagaimana disebutkan di atas diperoleh dari perhitungan aktuaris yang dibuat oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, dengan menggunakan metode “projected unit credit” pada tanggal 3 Maret 2010. Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat kematian per tahun : : : 2010 2009 10% 5% CSO - 1980 10% 5% CSO - 1980 28. AKUISISI ANAK PERUSAHAAN Sebagaimana dijelaskan dalam catatan 15 dan 16, pada bulan Juli 2007 perusahaan mengakuisisi sebanyak 230.000.000 saham PT Delta Nusantara dengan biaya perolehan Rp 115.000.000.000,-. Akuisisi dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aktiva bersih PT Delta Nusantara pada tanggal 30 Juni 2007 : Nilai wajar aktiva bersih diperoleh Goodwill Jumlah biaya perolehan Penyelesaian biaya perolehan dibayar tunai 116,156,611,266 (1,156,611,266) 115,000,000,000 115,000,000,000 29. INFORMASI SEGMEN USAHA Segmen usaha Untuk tujuan pelaporan manajemen, segmen usaha Perusahaan dibagi menjadi pendanaan portofolio dan manufaktur. Klasifikasi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen. 27 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. Laporan Laba rugi Pendanaan portofolio 2010 Pendanaan Manufaktur Jumlah Pendapatan Keuntungan (kerugian) atas perdagangan efekbelum terealisasi Penjualan Bersih Jumlah Pendapatan Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan Beban Operasi Laba Bersih Usaha Jumlah Pendapatan (Beban ) Lain-lain Rugi Sebelum Manfaat ( Beban ) Pajak Penghasilan - 113,353,335,858 113,353,335,858 113,353,335,858 113,353,335,858 - 98,470,268,159 14,883,067,699 13,373,170,555 1,509,897,143 833,310,758 98,470,268,159 14,883,067,699 13,373,170,555 1,509,897,143 833,310,758 - Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Laba (Rugi) Bersih Hak Minoritas Laba (Rugi ) Bersih Pendanaan portofolio 2,343,207,901 (744,023,856) 1,599,184,045 251,291,810 1,347,892,235 2009 Pendanaan Manufaktur 2,343,207,901 (744,023,856) 3,087,231,758 251,291,810 2,835,939,948 Jumlah Pendapatan Keuntungan (kerugian) atas perdagangan efekbelum terealisasi Penjualan Bersih Jumlah Pendapatan Beban Pokok Penjualan Laba Kotor Penjualan Beban Operasi Laba Bersih Usaha Jumlah Pendapatan (Beban ) Lain-lain Rugi Sebelum Manfaat ( Beban ) Pajak Penghasilan Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Laba (Rugi) Bersih Hak Minoritas Laba (Rugi ) Bersih 28. INFORMASI SEGMEN USAHA-(lanjutan) 28 3,006,522,350 (3,006,522,350) (119,081,710) 124,735,230,390 124,735,230,390 106,826,582,917 17,908,647,473 10,521,240,238 7,387,407,235 (1,640,141,900) (3,125,604,060) 305,041,373 (3,430,645,433) 231,781,867 (3,662,427,300) 5,747,265,335 5,747,265,335 5,747,265,335 124,735,230,390 124,735,230,390 106,826,582,917 17,908,647,473 13,527,762,588 4,380,884,885 (1,759,223,610) 2,621,661,275 305,041,373 2,316,619,902 231,781,867 2,084,838,035 2. Neraca PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2010 Pendanaan Pendanaan Manufaktur Portofolio Jumlah Aset Aset segmen - 309,791,883,807 309,791,883,807 Jumlah Aset - 309,791,883,807 309,791,883,807 Kewajiban segmen - 71,071,568,355 71,071,568,355 Jumlah Kewajiban - 71,071,568,355 71,071,568,355 Kewajiban Pendanaan Portofolio 2009 Pendanaan Manufaktur Aset segmen 152,133,507,558 279,499,607,676 431,633,115,234 Jumlah Aset 152,133,507,558 279,499,607,676 431,633,115,234 Kewajiban segmen 24,920,642,311 54,854,766,100 79,775,408,411 Jumlah Kewajiban 24,920,642,311 54,854,766,100 79,775,408,411 Jumlah Aset Kewajiban 30. INSTRUMEN KEUANGAN, RISIKO KEUANGAN, DAN MANAJEMEN RISIKO MODAL a. Manajemen Risiko Modal Perusahaan mengelola modalnya untuk memastikan mereka dapat mempertahankan kelangsungan usaha disamping memaksimalkan pengembalian kepada pemegang saham melalui optimalisasi saldo hutang dan ekuitas. b. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi. i. Manajemen Risiko Mata Uang Asing Eksposur mata uang asing Perusahaan sebagian besar timbul dari fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat atas hutang dan pinjaman, namun ekposur ini dieliminasi dengan kas dan setara kas yang sebagian besar didenominasi dalam Dollar Amerika Serikat. Oleh karena itu, risiko fluktuasi mata uang asing masih dapat diatur oleh Perusahaan. ii. Manajemen Risiko Tingkat Suku Bunga Perusahaan melakukan pengawasan terhadap dampak pergerakan tingkat suku bunga untuk meminimalisasi dampak negatif terdahap Perusahaan. 30. INSTRUMEN KEUANGAN, RISIKO KEUANGAN, DAN MANAJEMEN RISIKO MODAL-(lanjutan) 29 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) b. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan-(lanjutan) iii. Manajemen Risiko Kredit Perusahaan memiliki kebijakan kredit untuk menetapkan batas kredit nasabah dan memantau saldonya secara berkelanjutan. Kualitas kredit dinilai setelah mempertimbangkan posisi keuangan dan pengalaman masa lalu pelanggan. Perusahaan akan membentuk suatu penyisihan yang merupakan estimasi kerugian yang terjadi dalam akun piutang asuransi dan piutang lain-lain. Penyisihan digunakan untuk mencatat kerugian atas penurunan nilai suatu akun kecuali, jika Perusahaan merasa yakin bahwa tidak ada pemulihan yang mungkin terjadi terhadap tagihan tersebut. Pada saat itu, aset keuangan dianggap tidak tertagih dan beban penyisihannya dihapuskan atas nilai tercatat dari aset keuangan. iv. Manajemen Risiko Likuiditas Risiko likuiditas timbul jika Perusahaan mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan. Manajemen Risiko likuiditas berarti menjaga kecukupan saldo kas dan setara kas. Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara terus menerus serta pengawasan tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan. c. Nilai Wajar Instrumen Keuangan Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset keuangan dan kewajiban keuangan dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya, karena pada umumnya bersifat jangka pendek. Tabel dibawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan. 2010 Nilai Tercatat Nilai Wajar Aset Keuangan a. Kas dan Setara Kas b. Piutang Usaha - setelah dikurangi cadangan c. Piutang Lain-Lain d. Aset Lain-Lain 3,560,306,067 26,771,933,873 624,250,606 193,916,000 3,560,306,067 26,771,933,873 624,250,606 193,916,000 1,564,291,582 62,476,077,901 1,004,943,485 148745220 1,564,291,582 62,476,077,901 1,004,943,485 148,745,220 Kewajiban Keuangan a. Hutang Usaha b. Hutang Bank c. Hutang Sewa Guna Usaha d. Hutang Lain-lain 30. INSTRUMEN KEUANGAN, RISIKO KEUANGAN, DAN MANAJEMEN RISIKO MODAL-(lanjutan) 30 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Kewajiban Keuangan-(lanjutan) Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar: a. Kas dan setara kas, nilai wajar diukur menggunakan nilai nominal b. Piutang usaha, piutang lain-lain dan aset lain-lain, nilai wajar diukur menggunakan nilai nominal, manajemen berpendapat bahwa nilai tersebut mendekati nilai wajarnya dikarenakan jangka waktu jatuh tempo yang singkat. Kewajiban Keuangan Nilai wajar hutang usaha, hutang bank, hutang sewa guna usaha dan hutang lain-lain mendekati nilai tercatat karena tingkat suku bunganya dinilai ulang secara berkala, serta jangka waktu jatuh temponya yang singkat. 31. STANDAR AKUNTANSI BARU Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: a. PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. b. PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas” memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode. c. PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi” informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. d. PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan” menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi dan koreksi kesalahan. e. PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui. f. PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. g. PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan” bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan. Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari PSAK revisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan. 32. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 29 Maret 2011. 31 PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 Dengan angka perbandingan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32