SEHAT #1 | NOVEMBER 2011 | HALAMAN 10 TAK ADA WAKTU UNTUK RASA NYERI Gigi yang ngilu bisa menyebabkan kerusakan gigi, gusi, bahkan masalah rahang. artini, 43 tahun, sebenarnya punya jajaran gigi yang cukup rapi dengan warna putih yang ideal. Tapi akhir-akhir ini perempuan yang berwiraswasta itu sering terganggu oleh gigi gerahamnya, yang kerap terasa nyeri saat mengunyah makanan tertentu. “Nyeri banget, apalagi kalau kena makanan dingin, manis, atau asam. Jadi sangat mengganggu. Karena kesibukan, saya kan tidak bisa selalu memilih-milih makanan,” katanya. Bisa jadi yang dirasakan Kartini adalah gigi hipersensitif. Menurut dokter spesialis rahang dan gigi, Yuniarti Soeroso, gigi hipersensitif adalah gigi yang sering merasakan rasa nyeri yang pendek dan tajam. Itu terjadi karena terbukanya dentin di permukaan gigi. Dentin biasanya terbuka karena abrasi atau pengikisan di permukaan gigi. Abrasi bisa terjadi akibat kesalahan dalam cara menyikat gigi, erosi menggerus enamel gigi, dan kebiasaan menggeretakkan gigi saat tidur, sehingga menyebabkan enamel tergerus. Pada dentin, ada cairan yang bergerak, dengan permukaan yang melebar dan mengkerut untuk mengaktifkan saraf-saraf yang mengirim sinyal rasa ke otak. Namun, pada gigi hipersensitif, cairan ini bergerak dengan sangat cepat sehingga menimbulkan rasa nyeri yang muncul sangat cepat. “Umumnya gigi hipersensitif muncul oleh tekanan termal atau suhu yang berbeda. Akibatnya, muncul rasa ngilu yang intens dan menusuk,” kata Yuniarti. Rasa nyeri juga bisa muncul pada udara dingin, tekanan udara dingin, makanan dan minuman dingin, panas, manis, asam, atau tekanan pada gigi. Dentin berada di bawah enamel gigi. Dentin dipenuhi banyak pori dengan jutaan saluran kecil mengarah ke saraf bagian tengah. K WWW.CT.GOV Kondisi gigi hipersensitif semestinya mendapat perawatan dokter. Tapi, dalam kondisi darurat, bisa dirawat sendiri dengan menggunakan pasta gigi. Misalnya dengan pasta gigi yang mengandung strontium acetate. Selain bisa digunakan untuk menyikat gigi secara teratur, bisa dioleskan langsung ke gigi yang terasa nyeri. Hanya dalam hitungan detik, rasa nyeri akan hilang dan tak perlu lagi merasakan nyeri saat menjajal makanan yang biasanya menjadi penyebab munculnya rasa nyeri itu. “Pasta gigi dengan kandungan strontium acetate ini adalah inovasi terbaru dan varian baru untuk gigi sensitif yang ditujukan bagi mereka yang sibuk untuk mengatasi rasa nyeri dengan cepat,” kata GlaxoSmithKline Senior Brand Manager Oral Care, Lody Lukmanto. Strontium acetate bekerja dengan menyumbat atau mengoklusi dan jadi penghalang, bahkan untuk asam sekalipun. Langkah kedua bahan aktif ini akan mendepolarisasi atau menghalangi perangsangan sinyal saraf di gigi. Namun bahan aktif ini hanya diperuntukkan bagi orang dewasa atau mereka yang sudah berusia di atas 12 tahun, kecuali disarankan oleh dokter. Sayangnya, banyak orang masih menganggap sepele masalah gigi sensitif. Padahal, kalau didiamkan, juga tidak bijaksana. “Sebenarnya para pengidap gigi hipersensitif ini sangat menderita. Jangankan untuk makan, kadang terkena bulu sikat gigi yang paling lembut saja bisa kambuh,” kata Yuniarti, yang juga Ketua Ikatan Periodonsia Indonesia. Dokter Yuniarti merasa tidak heran jika mereka yang mengidap gigi hipersensitif biasanya juga mengidap masalah gigi lain. Mereka cenderung mengabaikan masalah gigi hipersensitif dan menganggap tak perlu ditanggapi serius, apalagi oleh ahli gigi profesional. Sering kali alasannya karena tak sempat atau jadwal keseharian tak sesuai dan sulit mencari kecocokan dengan jadwal praktek dokter gigi. “Lalu karena nyeri saat sikat gigi, ada yang memilih menghindar. Akhirnya karang gigi atau plak berkumpul. Bahkan ada juga yang mengalami radang gusi, gigi goyah, sampai rusaknya tulang rahang,” ucap Yuniarti. Akibat sakit gigi, banyak kegiatan yang tertunda. Karena itu, perhatikan kesehatan gigimu. Abaikan lagu Meggy Z. (almarhum), “Lebih baik sakit hati daripada sakit gigi....” ● UTAMI WIDOWATI WWW.BRENTWOODSMILE.COM