presentation name

advertisement
SEHAT DAN BUGAR DI USIA LANJUT
Dr. Fatmah, SKM, MSc
CAS –UI
Perubahan
Anatomik/
Fisiologik
Psiko
Sosial
Gizi
Penyakit/
Patologik
Healthy
Aging
Sakit
Disabilitas
KELUHAN KESEHATAN
PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA
TAHUN 2005, 2007 DAN 2009
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
54.39 54.13 54.25
54.67 54.49 54.57
2007
2009
49.09 48.8 48.94
2005
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki & Perempuan
Sumber : BPS RI Susenas 2005,2007 dan 2009 dalam Profil Penduduk Lanjut Usia, 2009
ANGKA KESAKITAN PENDUDUK LANSIA
MENURUT TIPE DAERAH
TAHUN 2005, 2007 DAN 2009
40
35
30
31.32
27.83
33.35
29.28
27.42
32.96
31.11
30.46
27.2
25
20
15
10
5
0
2005
PERKOTAAN
2007
PEDESAAN
2009
PERKOTAAN +PEDESAAN
Sumber : BPS RI Susenas 2005,2007 dan 2009 dalam Profil Penduduk Lanjut Usia, 2009
PILAR KEBIJAKAN
Mencapai Healthy Aging...
• Pola hidup sehat sejak dini
• Pemenuhan kebutuhan fisik dan sosial
• Skreening pemeriksaan kesehatan dan gizi
secara teratur
• Intervensi segera (penggunaan alat bantu,
pengendalian penyakit)
• Perawatan kesehatan terpadu dan
komprehensif dengan memakai pendekatan
multidisiplin ilmu.
Makan merupakan aktifitas sensasional yang melibatkan
rasa, saraf penciuman, dan mata.
Indera perasa dan pembau dapat membuat kita memilih
atau menghindari makanan untuk memenuhi kebutuhan
gizi yang dipengaruhi kebutuhan fisiologis
Rasa lapar dan haus pada lansia cenderung menurun
menyebabkan selera makan menurun
Membasahi mulut dan memulai proses pencernaan
(Amylase KH).
Membantu enamel gigi tetap bersih
Saliva mengental, pekat/lengket berkurang karena
penyakit gingivitis periodontal
Menimbulkan sakit saat makan, selera berkurang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NAFSU
MAKAN PADA LANSIA
PENGARUH
METABOLIK
PENGARUH
LINGKUNGAN
PENGARUH
PENYAKIT
PENGARUH
PENGARUH
FARMAKOLOGI
SOSIAL
PREFERENSI
NAFSU
MAKAN
FAKTOR
HEDONIK
Jurnal Of Gerontology, April 2001; Proquest Pg M200
Penguat Rasa Makanan dalam Peningkatan
Asupan Makan dan Status Gizi pada Lansia
yang dirawat dirumah
(Marie Francoise A.M, et al, Netherlands)
Bertujuan untuk menetukan apakah penambahan penguat rasa pada pemasakan
makanan untuk lansia yang dirawat dirumah dapat meningkatkan asupan dan
menguntungkan dari sisi status gizi.
• Metode : 16 minggu 2 kelompok di intervensi secara pararel. Kelompok perlakuan
(n=36) diberi makanan dengan penambahan sprinkle penguat rasa dan kelompok 2
(n=31) sebagai kontrol Pengukuran asupan makan yang diberi tambahan dilakukakan
sebelum dan sesudah minggu ke 8 dan ke 16 waktu intervensi. Dilakukan pengkajian
selera makan, asupan harian dan antropometry sebelum dan sesudah intervensi.
Secara rata-rata, BB pada kelompok yang diberi penguat meningkat (+1,1±1,3 kg)
dibandingkan kelompok kontrol. Asupan harian makanan menurun pada kelompok
kontrol. Pada kelompok perlakuan terjadi peningkatan asupan makanan yang disajikan
dengan penguat raa dan mengalami peningkatan rasa lapar.
• Penambahan Penguat rasa terhadap masakan merupan suatu cara yang
efektif untuk meningkatkan asupan makanan harian dan berat badan pada
lansia yang dirawat dirumah
PENDEKATAN POLA GIZI SEIMBANG
1. Variasi makanan
2. Pola hidup bersih
3. Aktivitas fisik
4. Pemantauan berat badan ideal
VARIASI MAKANAN
• Batasi:
a. Garam, makanan berlemak dan mengandung
tepung-tepungan.
b. Makanan peningkat kadar asam urat (jeroan,
ikan, seafood, jamur, kacang-kacangan,
emping, bayam, kangkung, dan durian).
• Perbanyak makan buah dan sayuran segar (serat
20-30 gram/hari)
• Minum air putih yang cukup 1-1,5 liter/hari
• Pilih tekstur & citarasa makanan/minuman yang
netral
POLA HIDUP BERSIH
• Cuci tangan sebelum dan setelah makan.
• Mandi dengan air bersih dan sabun.
• Minimalisir berada di wilayah dengan tingkat
pencemaran tinggi
POLA HIDUP BERSIH
• Cuci tangan sebelum dan setelah makan.
• Mandi dengan air bersih dan sabun.
• Minimalisir berada di wilayah dengan tingkat
pencemaran tinggi
AKTIVITAS FISIK
•
•
•
•
•
Jalan kaki di pagi hari
Bersepeda, berkebun
Senam lansia, senam jantung sehat, yoga.
Lakukan 2 x 30 menit/hari minimal 3 kali/minggu
Jumlah jam tidur 6 jam / hari
PANTAU BB IDEAL
•
•
•
•
Kendalikan BB dengan menimbang teratur.
Atur pola makan gizi seimbang
Cukup beraktivitas fisik
Pertahankan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT)
antara 18,5 – 24,9 dari:
IMT = BB (kg) / TB2 (m)
KESIMPULAN
Biasakan pola hidup GIZI SEIMBANG melalui
pengaturan variasi makanan, pola hidup bersih,
dan beraktivitas fisik serta NILAI STATUS GIZI
sendiri dengan menimbang berat badan secara
rutin agar tubuh menjadi sehat dan bugar .
Download