potensi dan strategi pengembangan ekowisata puncak suroloyo

advertisement
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA PUNCAK
SUROLOYO DESA GERBOSARI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN
KULON PROGO
THE POTENTIAL AND DEVELOPMENT STRATEGY ECOTOURISM SUROLOYO
PEAK IN GERBOSARI VILLAGE, SAMIGALUH DISTRICT, KULON PROGO
Oleh: Erwin Yosenawan, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta,
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kondisi fisik kawasan Puncak Suroloyo dan sekitarnya. 2)
Kondisi non fisik kawasan Puncak Suroloyo dan sekitarnya. 3) Faktor pendukung dan penghambat pariwisata di
kawasan Puncak Suroloyo. 4) Potensi kawasan Puncak Suroloyo untuk ekowisata. 5) Strategi pengembangan
kawasan Puncak Suroloyo yang layak di masa mendatang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kelingkungan.Teknik pengumpulan data yaitu data primer meliputi data observasi, angket, dan
wawancara, serta data sekunder meliputi data fisik daerah penelitian, peta administrasi, data monografi, data curah
hujan, dan gambar-gambar yang menunjang penelitian.Teknik pengolahan data dengan pemeriksaan data,
pemberian kode, dan tabulasi.Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis
SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kondisi fisik kawasan Puncak Suroloyo dan sekitarnya;
ketinggian obyek wisata 1.019 mdpl, kemiringan lereng 40-50%, tipe curah hujan B, suhu 20,08°C, merupakan
zona plato selatan yang terkikis hebat dengan lereng-lereng erosi, mata air ditemukan di tekuk-tekuk lereng,
penggunaan lahan umumnya untuk tegalan/ladang, aksesbilitas cukup sulit. 2) Kondisi non fisik; Penduduk; obyek
wisata menambah pendapatan responden (9,00%). Wisatawan; responden berasal dari luar Provinsi DIY (47,00%),
responden memperoleh informasi dari teman (61,00%), lama kunjungan antara 1 – 3 jam, sarana dan prasarana
kurang lengkap (71,00%), layanan informasi kurang lengkap (57,00%), responden menyatakan puas selama
berwisata (62,00%). Pedagang; pendapatan per bulan Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00.Pengelola; tingkat
pendidikan responden SMP/SLTP (70%). 3) Faktor pendukung; panorama alam masih alami, kuantitas SDM
tinggi, keragaman atraksi budaya. Faktor penghambat; kurangnya SDM profesional di bidang kepariwisataan dan
keterbatasan dana. 4) Potensi ekowisata: keindahan alam masih alami, adanya wisata edukasi, adanya atraksi
budaya lokal, adanya peninggalan sejarah, keterlibatan masyarakat sekitar tinggi. 5) Strategi pengembangan obyek
wisata: memanfaatkan peluang kerjasama dari pemerintah untuk mengelola sumber daya yang ada, meningkatkan
kualitas SDM, dan menggencarkan promosi.
Kata kunci:Puncak Suroloyo, ekowisata, strategi pengembangan
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
ABSTRACT
This study aims to: 1) The physical condition and the surrounding area of Suroloyo Peak. 2) Non-physical
condition Suroloyo Peak and surrounding area. 3) Enabling and inhibiting factors of tourism in Suroloyo Peak. 4)
Area’s of Suroloyo Peak potential for ecotourism and 5) Suroloyo Peak of development strategy viable in the
future.This research is descriptive with enviromental approach. Data collection techniques are the primary data
includes data observations, questionnaire, and interviews, as well as secondary data research areas include
physical data, administrative maps, monographs, rainfall data, and pictures that support research. Data
processing techniques that do are checking the data or editing code, coding, and tabulation. Data analysis
techniques use to quantitative descriptive and SWOT analysis.The results showed that: 1) Suroloyo peak physical
condition and the surrounding region; tourist attraction an altitude of 1,019 meters above sea level, 40-50% slope,
precipitation type B, temperature of 20.08 ° C, the southern plateau zone with a great eroded slopes, the springs
are found in the bend-buckling slope, land use generally to moor, where the road is quite difficult accessibility
heaving. 2) Non-physical conditions; Population; tourist attraction add income respondents (9.00%). Traveler; the
respondents came from outside the province of DIY (47.00%), respondents obtained information from friends
(61.00%), long visit between 1-3 hours, the complete lack of facilities and infrastructure (71.00%), incomplete
information services (57.00%), respondents said they were satisfied during the tour (62.00%). Traders; revenue
every month Rp. 100.000,00 - Rp. 500,000.00.Manager; respondents' education level junior / secondary schools
(70%). 3) Supporting factors; landscape of nature unspoiled, high quantity of human resources, diversity of
cultural attractions.Obstacle factor; lack of professional human resources in the field of tourism, lack of funding.
4) Ecotourism potential: unspoiled natural beauty, the educational tour, their local cultural attractions, their
historical heritage, community involvement around the high. 5) Tourism development strategy: take advantage of
the opportunities for cooperation of government to manage existing resources, improving the quality of human
resources, improve or build facilities and infrastructure are inadequate, and to intensify promotion.
Keywords: Suroloyo peak, ecotourism, tourism development strategy
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
peningkatankesadaran global terhadap aspek-
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan
aspek
lingkungan.
Pemahaman
tersebut
kekayaan alam melimpah dan potensi wisata
mengungkap makna penting perihal nilai-nilai
yang menakjubkan. Pengembangan pariwisata
budaya
memiliki nilai strategis karena mendayagunakan
pengelolaan lingkungan. Nilai-nilai lokal secara
potensi
ekologi telah terbukti sebagai komponen penting
kepariwisataan
menjadi
kegiatan
ekonomi yang berperan dalam menciptakan
pada
meningkatnya
dan
hubungannya
dengan
upaya konservasi keanekaragaman hayati.
lapangan pekerjaan. Dampak yang ditimbulkan
yaitu
lokal
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
(DIY)
kesejahteraan
merupakan salah satu tempat tujuan wisatawan
masyarakat. Industri pariwisata kini berlomba-
di Pulau Jawa.Keindahan alam serta budaya
lomba
yang
leluhur masih sangat kental dengan adat –
bervariasi menyangkut pelestarian obyek wisata
istiadat serta kesenian yang ada. DIY dibagi
dan mengenalkan keindahan alam serta adat
menjadi empat kabupaten dan satu kota yaitu,
istiadat.
Kabupaten
menciptakan
produk
wisata
Ekowisata pada saat ini menjadi aktivitas
ekonomi
yang
kesempatan
penting
yang
kepada
memberikan
wisatawan
Kulon
Progo,
Bantul,
Sleman,
Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Setiap
kabupaten memiliki wisata andalan masing-
untuk
masing yang dapat menarik wisatawan domestik
mendapatkan pengalaman mengenai alam dan
maupun wisatawan mancanegara seperti halnya
budaya untuk dipelajari dan dipahami betapa
Kabupaten
pentingnya konservasi keanekaragaman hayati
merupakan salah satu kabupaten yang secara
dan budaya lokal.Ekowisata berbeda dari wisata
administratif masuk ke
alam yang berbasis alam, mencakup setiap jenis
Istimewa Yogyakarta. Kulon Progo terdiri atas
wisata-wisata
12 kecamatan, Kecamatan Samigaluh, Temon,
massal,
dan
wisata
Kulon
ini
dalamwilayah Daerah
pertualangan.Ekowisata memanfaatkan sumber
Wates,
daya alam dalam bentuk yang masih alami,
Pengasih, Kokap, Girimulyo, Nanggulan, dan
termasuk spesies, habitat, bentangan alam,
Kalibawang. Secara topografis Kabupaten Kulon
pemandangan dan kehidupan air laut dan air
Progo berada pada wilayah strategis karena
tawar.Ekowisata dapat memberikan generating
terbagi atas tiga bagian, yaitu dataran tinggi,
income
perbukitan
untuk
kegiatan
konservasi
dan
keuntungan ekonomi pada masyarakat yang
pemahamannya
kemajuan
pengetahuan
pembangunan
dan
berjalan
mengikuti
ekonomi,
teknologi,
ilmu
dan
dan
Galur,
dataran
Lendah,
rendah
Sentolo,
berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia.
tingal di sekitar lokasi ekowisata.Ekowisata
dalam
Panjatan,
Progo.Kabupaten
Kecamatan Samigaluh memiliki udara
yang sejuk, pemandangan alam yang indah, serta
berada
pada
wilayah
perbukitan
sehingga
merupakan tempat tujuan wisata yang potensial
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
di
Kabupaten
Kulon
dimaksimalkan
Daerah
Progo
dan
pengelolaanya.
merupakan
harian wisatawan di obyek wisata ini tidak
Pemerintah
menentu. Kunjungan harian wisatawan yang
dari
tidak menentu ini sangat disayangkan warga
dalam
masyarakat di sekitar obyek wisata terutama para
menciptakan berbagai pendapatandaerah dan
pedagang yang berdagang di lokasi wisata yang
harus
dan
berharap banyak terhadap obyek wisata Puncak
meningkatkan berbagai potensi daerah di setiap
Suroloyo. Penyebab kunjungan harian wisatawan
sektor tidak terkecuali pengelolaan pariwisata di
yang tidak menentu diantaranya yaitu obyek
Kabupaten Kulon Progo ini. Menurut laman
wisata Puncak Suroloyo ini kurangadanya
berita situs www.harianjogja.com tanggal 10
pengelolaan dan pengembangan yang maksimal,
Desember 2013, ketua DPRD Kulonprogo
khususnya dari segi sarana dan prasarana yang
Ponimin Budi Hartono mengatakan sektor
ada. Sarana dan prasarana masih terdapat
pariwisata di wilayah Kulon Progo sangat
kekurangan-kekurangan terlihat dari kondisi
terpuruk dan tidak mampu menyumbangkan
kamar mandi (MCK) yang belum memadai dan
pendapatan
secara
belum terjaga kebersihannya, minimnya warung
pendukung
makan, kurang terjaganya keindahan tempat
dilakukan secara parsial dan terkesan monoton.
karena masih terdapat coretan-coretan di area
Sebagai akibatnya, obyek wisata kurang diminati
Puncak Suroloyo, dan minimnya penginapan
pengunjung seperti halnya obyek wisata Gua
yang tersedia di lokasi wisata. Aksesbilitas
Kiskendo dan Puncak Suroloyo.
menuju obyek wisata masih kurang memadai
implementasi
ujung
perlu
otonomi
mampu
asli
daerah
mempertahankan
daerah
maksimal.Pembangunan
Kecamatan
tombak
(PAD)
fasilitas
merupakan
karena lokasinya berada di daerah yang berbukit-
penyumbang pendapatan daerah dari sektor
bukit sehingga akses jalan sulit, seperti jalan
pariwisata, hal ini dikarenakan adanya obyek
masih sempit, banyak tikungan, dan curam
wisata Puncak Suroloyo. Obyek wisata Puncak
walaupun sudah beraspal. Kendaraan pribadi
Suroloyo terletak di Desa Gerbosari Kecamatan
seperti sepeda motor, mobil, dan bus kecil dapat
Samigaluh. Puncak Suroloyo banyak dikunjungi
masuk ke kawasan Puncak Suroloyo tersebut,
wisatawan pada hari minggu dan pada hari –hari
sedangkan untuk bus-bus tidak bisa melewati
libur nasional, terutama pada malam tanggal 1
jalan tersebut.
Suro
atau
yang
Potensi yang ada di obyek wisata Puncak
berkunjung ke Puncak Suroloyo dari tahun ke
Suroloyo perludikenalkan kepada masyarakat
tahun
luas untuk pengembangan agar lebih baik
terus
1
Samigaluh
Muharam.
mengalami
Wisatawan
peningkatan,
yang
berimbas pada peningkatan pendapatan daerah
dengan
caramemanfaatkan
seluruh
potensi
melalui retribusi obyek wisata, namun demikian
wisata yang ada agar bisa dinikmatiwisatawan
berdasarkan hasil observasi penulis kunjungan
lokal maupun luar daerah. Kawasan obyek
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
wisata Puncak Suroloyo ini juga diharapkan
responden dengan teknik insidental sampling
menjadi pendukung bagi obyek-obyek wisata
quota, pedagang berjumlah 12 responden dengan
lain yang belum berkembang di Kabupaten
sampel jenuh, dan pengelola obyek wisata
Kulon Progo. Informasi awal sangat dibutuhkan
dengan sampel 10 responden menggunakan
pihak-pihak
mengembangkan
purposive sampling. Teknik pengumpulan data
kawasan obyek wisata Puncak Suroloyo di
yaitu data primer meliputi data observasi, angket
Kecamatan Samigaluh yang berazaskan kepada
(kuesioner), dan wawancara, serta data sekunder
konservasi lingkungan, dan mengikutsertakan
meliputi data fisik daerah penelitian, peta
masyarakat dalam pengelolaan lokasi-lokasi
administrasi, data monografi, data curah hujan,
yang layak dikembangkan sebagai ekowisata.
dan gambar-gambar yang menunjang penelitian.
Pengembangan
dapat
Teknik pengolahan data yang dilakukan yaitu
dan
pemeriksaan data (editing code), pemberian kode
pendapatanmasyarakat dari kegiatan pariwisata
(coding), dan tabulasi.Teknik analisis data
serta menjadikan lokasi ekowisata Puncak
dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif
Suroloyo
dan analisis SWOT.Penelitian ini dilaksanakan
terkait
meningkatkan
guna
obyek
wisata
pendapatan
sebagai
asli
media
daerah
pengenalan
dan
konservasi lingkungan bagi masyarakat dan
di
wisatawan baik dalam negeri maupun wisatawan
Kabupaten
mancanegara.
Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan waktu
Berdasarkan uraian tersebut,
penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
Desa
Gerbosari
Kulon
Kecamatan
Progo,
Samigaluh
Provinsi
Daerah
pelaksanaan pada bulan November 2015 –
Februari 2016.
judul: “Potensi dan Strategi Pengembangan
Ekowisata Puncak Suroloyo Desa Gerbosari
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kecamatan
A. Deskripsi Daerah Penelitian
Samigaluh
Kabupaten Kulon
1. Letak,
Progo.”
Luas,
dan
Batas
Daerah
Penelitian
Desa Gerbosari merupakan salah
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kelingkungan.
Kondisi fisik penelitian yaitu wilayah di sekitar
obyek wisata Puncak Suroloyo, sedangkan
kondisi
non
fisik
terdiri
atas
tanggapan
penduduk Desa Gerbosari dengan sampel 93
responden
menggunakan
sampling,
wisatawan
teknik
dengan
purposive
sampel
100
satu desa di Kecamatan Samigaluh yang
terletak di bagian utara, berjarak 0,5 km
dari ibukota kecamatan, dengan luas
desa 1.076,61 ha atau 15,54% dari total
luas
Kecamatan
Samigaluh.
Batas
wilayah Desa Gerbosari sebelah utara
berbatasan
dengan
Kabupaten
Magelang,sebelah selatan berbatasan
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
dengan Desa Banjarsari,sebelah barat
sedikit
berbatasan
terjal khas perbukitan.Daerah disekitar
dengan
Desa
timur
berbatasan
Ngargosari,sebelah
dengan Desa Sidoharjo.
obyek
wisata
wilayah
merupakan
yang
daerah
perbukitan yang digunakan sebagai
Berdasarkan data dasar profil
Desa/Kelurahan
dibandingkan
tahun
2015,desa
Gerbosariini dibagi menjadi 19 dusun
kawasan
sawah,
tegalan,
maupun
perkebunan oleh masyarakat sekitar.
3. Kondisi Iklim
yaitu Dusun Jetis,Karang,Kemiri Ombo,
Berdasarkan data dari BMKG
Jeruk, Pengos A, Pengos B, Manggis,
DIY, dapat diketahui bahwa Kabupaten
Ketaon, Ngroto, Clumprit, Jati, Tlogo,
Samigaluh memiliki rata-rata curah
Dukuh, Sumbo, Sendat, Kayugede,
hujan tahunan selama 30 tahun terakhir
Menggermalang
Keceme.Obyek
adalah 2712 mm/tahun. Rata-rata curah
wisata Puncak Suroloyo berada di
hujan tertinggi yaitu 390 mm, pada
Dusun
Gerbosari,
bulan Desember.Rata-rata curah hujan
memiliki ketinggian 1.019 mdpl. Lokasi
terendah yaitu 30 mm, pada bulan
absolutnya
berdasarkan
garis
Agustus.Data 30 tahun terakhir dari
astronomis
dengan koordinat
GPS:
tahun 1981-2010 rata-rata bulan basah
S7°38’50.2″
E110°10’48.1″.
Batas
2, rata-rata bulan lembab 1 dan dengan
dan
Keceme,
wilayah
dengan
sebelah
bukit
Desa
timur
Watu
berbatasan
batas
Berdasarkan data curah hujan
selatan berbatasan
diatas dapat diketahui jumlah rata-rata
dengan Gunung Urung-Urung, dan
bulan basah, jumlah rata-rata bulan
batas wilayah bagian barat dan utara
kering dan bulan basah selama 30 tahun
berbatasan dengan tebing-tebing curam
terakhir, sehingga dapat dipergunakan
(sebagian masuk wilayah Magelang).
untuk mengetahui curah hujan rata-rata
wilayah sebelah
Kendil,
rata-rata bulan kering 8.
2. Kondisi Topografi
Desa
dalam 30 tahun terakhir. Tipe curah
memiliki
hujan Kecamatan Samigaluh digunakan
mdpal.Luas
nilai Q, menurut Schmidth yaitu jumlah
bentang lahan berupa daratan 966.3465
rata-rata bulan kering dibagi rata-rata
ha, sedangkan perbukitan/pegunungan
bulan basah. Semakin besar nilai Q
966.3465 ha.Keadaan topografi sekitar
maka semakin kering suatu daerah, dan
kawasan
Suroloyo,
sebaliknya semakin kecil nilai Q maka
mempunyai kemiringan lereng40 – 59
semakin basah suatu daerah.Nilai Q
ketinggian
Gerbosari
tempat
wisata
740
Puncak
%.Bentang lahan yang datar relatif
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
740
100
untuk wilayah Kecamatan Samigaluh
= 26,3 ℃ − 0,61 ℃ .
dapat dihitung sebagai berikut:
= 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . 7,4
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝑄=
𝑥100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
= 26,3℃ − 4,514℃
= 21,79℃
2
𝑄 = 𝑥100%
h = 1.019m
8
𝑇 ° = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ .
𝑄 = 25%
Menurut tipe curah hujan dari
ℎ
100
= 26,3 ℃ − 0,61 ℃ .
klasifikasi Schimdth dan Ferguson,
= 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . 10,19
= 26,3℃ − 6,216℃
= 20,08 ℃
Kecamatan Samigaluh jumlah rata-rata
bulan
kering
jumlahrata-rata
2
mm/tahun
bulan
basah
dan
8
mm/tahun, hasil yang diperoleh dari
perhitungan di atas, dapat diketahui
bahwa nilai Q yang diperoleh adalah
sebesar
25%,
dengan
demikian
Kecamatan Samigaluh memiliki tipe
curah hujan B yang berarti basah.
Berdasarkan
tinggi suatu tempat dari permukaan laut
maka suhunya akan semakin rendah,
untuk menentukan suhu suatu tempat
dapat menggunakan rumus Braak (Ance
Gunarsih Kartasapoetra, 2006: 10).
ℎ
𝑇 ° = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ .
100
diperkenankan oleh Braak diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa suhu rata-rata
Desa Gerbosari pada ketinggian 740 m
adalah 21,79o C dan 20,08 oC pada
ketinggian 1.019 m.
4. Kondisi Geologis
Daerah Gerbosari mempunyai
wilayah yang tersusun atas tiga satuan
batuan berupa satuan batuan breksi
andesit, satuan lava andesit, dan satuan
batu
andesit
gamping.
Keberadaan
menjelaskan
bahwa
breksi
terjadi
proses vulkanisme pada kala Miosen
Awal – Miosen Tengah, sehingga
material-material
Keterangan :
T = Temperatur rata-rata harian (oC)
26,3oC = Rata-rata temperatur di atas permukaan
laut (dpal) tropis
0,61o C = Angka gradient temperatur
tiap naik 100 m dpal
h
= ketinggian tempat (m)
perhitungan suhu
dengan menggunakan rumus yang yang
Suhu suatu tempat dipengaruhi
oleh ketinggian suatu tempat. Semakin
1.019
100
breksi
andesit
vulkanik
terbentuk
seperti
dan
terendapkan di daerah ini.
5. Kondisi Geomorfologis
Secara
umum
kondisi
geomorfologisDesa Gerbosari, menurut
Sehingga dengan rumus tersebut dapat
A. J. Pannekoek dalam Peta Fisiografi
dihitung :
Jawa, merupakan zona plato selatan
h = 740m
𝑇 ° = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ .
ℎ
100
yang terkikis hebat dengan lerenglereng erosi. Lereng-lereng tersebut
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
sebagian tidak bisa digunakan untuk
kecamatan, jaraknya dengan Ibukota
tempat tinggal dan wilayah tersebut
Kecamatan kurang lebih hanya 500m.
merupakan daerah pegunungan yang
Sementara jarak antar dusundi desa
pada
dengan
Gerbosari dapat dikatakan cukup jauh
bencana tanah longsor.Jalan-jalan yang
dikarenakanmengikutikondisi topografis
melintasi dusun-dusun berkelok-kelok
dimana jalan yang naik-turun dan
dan naik turun mengikuti pola topografi
berkelok-kelok mengikuti kontur dari
wilayah di sini.
desa tersebut. Jalan di Desa Gerbosari
musim
hujan
rawan
6. Kondisi Hidrologis
Kondisi
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
Desa
a. Jalan utama yang menghubungkan
mengikuti
Desa Gerbosari dengan desa-desa
geomorfologi dan geologinya.Wilayah
lainnya. Kondisi jalan ini paling
tengah dan utara memiliki potensi air
baik bila dibandingkan jalan-jalan
tanah yang rendah karena kemiringan
lainnya.
Gerbosari
hidrologi
bervariasi
di
lereng yang terjal menyebabkan air
b. Jalan
antar
dusun
yang
jalan
utama
hujan yang diterima permukaan tanah
menghubungkan
cepat mengumpul di saluran-saluran
dengan akses ke dusun-dusun di
sungai dan mengalir di daerah hilir.
Desa Gerbosari.
7. Penggunaan Lahan
c. Jalan
Menurut Daftar Isian Data Dasar
di
dalam
menghubungkan
dusun
antar
yang
rumah
Profil Desa/Kelurahan Tahun 2015,
didalam satu dusun. Jalan ini
penggunaan lahan di Desa Gerbosari
memiliki kondisi yang berbeda di
diantaranya sebagai Kebun campuran,
setiap dusunnya.
sawah irigasi, sawah tadah hujan,
permukiman,
semak
belukar,
9. Kondisi Demografis
dan
Desa Gerbosari terdiri atas 19
tegalan. Penggunaan lahan lain yaitu
dusun pada tahun 2015 total penduduk
berada di lereng-lereng, lereng-lereng
sejumlah 5.325 jiwa. Jumlah penduduk
ini biasanya ditanami dengan tanaman
laki-laki 2.622 jiwa, sedangkan jumlah
perkebunan atau tanaman kehutanan,
penduduk
juga tanaman jangka panjang, seperti
jiwa.Jumlah penduduk perempuan lebih
cengkeh, kopi, dan kakao.
banyak dibandingkan penduduk laki-
8. Aksesbilitas
lokasinya
2.703
laki.Penduduk paling banyak mayoritas
Desa Gerbosari merupakan desa
yang
perempuan
dekat
dengan
berumur 26 – 35 tahun sebanyak 821
jiwa.
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
Rasio jenis kelamin Desa Gerbosari
KP =
dihitung menggunakan perbandingan
jumlah
penduduk
laki-laki
KP = 494, 43 km²
dengan
Berdasarkan rumus Kepadatan
jumlah penduduk perempuan. Rumus
rasio jenis kelamin dalam Ida Bagoes
Mantra
(2010:66)
adalah
sebagai
5.325 jiwa
10,77 km²
Penduduk(KP)penduduk
Desa
Gerbosari adalah 494,43 orang per km².
Tingkat pendidikan penduduk
berikut:
yang tinggal di Desa Gerbosari ini dapat
M
SR = x k
F
dikategorikan kurang baik. Berdasarkan
Keterangan:
data dasar profil kelurahan bahwa
SR :Sex ratio
mayoritas
M : Jumlah penduduk laki-laki
merupakan tamatan sekolah jenjang SD
F : Jumlah penduduk perempuan
atau SMP, hanya sedikit sajayang
K : konstanta (100)
merupakan
penduduk
Gerbosari
tamatan
Berdasarkan rumus sex ratio penduduk
sarjana.Keterbatasan ekonomi menjadi
Desa Gerbosari dapat dihitung sebagai
penghambat pendudukGerbosari untuk
berikut:
mengenyam pendidikan yang tinggi.
𝑆𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Implikasi dari keterbatasan ekonomi ini
Jumlah penduduk laki −laki
Jumlah penduduk perempuan
adalah anak-anak yang tidak bersekolah
x 100
atau putus sekolah, karena diminta
2.622
𝑆𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 2.703 x 100
untuk membantu pekerjaan orangtua
mereka di sawah dan ladang.
𝑆𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 97
Mayoritas penduduk di Desa
Sex ratioDesa Gerbosari adalah 97 yang
Gerbosari memiliki mata pencaharian
berarti setiap 100 penduduk perempuan
sebagai petani kecil dengan kepemilikan
terdapat 97 orang laki-laki.
sawah seluas setengah hektar kebawah
Kepadatan Penduduk (KP) adalah
jumlah
penduduk
per
satuan
unit
(satu patok atau tiga ratus meter). Jenisjenis
pertanian
yang
terdapat
di
wilayah.Kepadatan Penduduk di Desa
Gerbosari antara lain petani pangan,
Gerbosari dihitung menggunakan rumus
kebun, perikanan, peternakan, dan lain-
kepadatan penduduk dalam Ida Bagoes
lain.
Mantra
mempunyai tanaman yang beragam
(2010:74)
adalah
sebagai
berikut:
Jumlah penduduk suatu wilayah
KP =
Luas Wilayah (km2 /ha)
Petani
di
Desa
Gerbosari
seperti padi, kakao, palawija, cengkeh,
dan poh-pohan, dan sebagainya. Mata
pencaharian penduduk
sebagaipetani
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
juga
dilakukan
sebagai
pekerjaan
dikunjungi
wisatawan.Puncak
sampingan, karena semakin banyak
Suroloyo memiliki kaitan sejarah
warga Desa Gerbosari yang memiliki
dengan Kerajaan Mataram Islam.
perkerjaan utama sebagai pedagang
b. Aksesbilitas
maupun tukang bangunan.
Kondisi jalan menuju objek
B. Temuan Sasaran Penelitian
1. Deskripsi
Umum
Lingkungan
Kondisi
Sekitar
Obyek
Fisik
Wisata
Puncak Suroloyo
Puncak
wisata Puncak Suroloyo
untuk
pengembangan
perlu
ditingkatkan,
masih
karena
banyaknya
jalan yang rusak, masih kurangnya
di
sarana marka jalan, serta talut
Gerbosari
jalan.Kendaraan yang bisa naik ke
Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon
obyek wisata Puncak Suroloyo
Progo.Puncak
memiliki
diantaranya yaitu sepeda, sepeda
Lokasi
motor, mobil, truk, dan bus ukuran
GPS:
sedang.Bus besar belum bisa naik
Batas
ke obyek wisata ini dikarenakan
Dusun
Suroloyo
Keceme
Desa
Suroloyo
ketinggian
1.019
absolutnya
dengan
S7°38’50.2″
wilayah
terletak
mdpl.
koordinat
E110°10’48.1″.
sebelah
dengan
bukit
wilayah
sebelah
timur
Watu
berbatasan
Kendil,
selatan
batas
berbatasan
jalan
bagian
barat
dan
utara
terjal,
sempit
dan
berkelok-kelok.
c. Jenis Vegetasi
dengan Gunung Urung-Urung, dan batas
wilayah
yang
Vegetasi yang tumbuh di
sekitar
obyek
wisata
Puncak
berbatasan dengan tebing-tebing curam
Suroloyo
(sebagian masuk wilayah Magelang).
diantaranya yaitu kopi, teh, sengon,
a. Mitos Puncak Suroloyo
palawija, empon-empon, dan lain-
Puncak Suroloyo diyakini
sebagai
kiblat
pancering
bermacam-macam,
bumi
lain
yang
kebanyakan
merupakan
tanaman
itu
pertanian
(pusat dari empat penjuru) di tanah
warga dusun Keceme.Terdapat juga
Jawa.Masyarakat setempat percaya
jenis bunga-bunga seperti bunga
bahwa puncak ini adalah pertemuan
dahlia,
dua garis yang ditarik dari utara ke
kaliandra
selatan dan dari arah barat ke timur
pemandangan
Pulau Jawa.Mitos, sejarah, beserta
wisata.
pemandangan alamnya, menjadikan
d. Jenis Fauna
tempat ini sangat tepat untuk
mawar,
yang
di
bugenvile,
dan
mempercantik
lokasi
obyek
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
Fauna yang berada di obyek
wisata Puncak Suroloyo yang bisa
dijumpai wisatawan
diantaranya
mie ayam, soto, bakso, nasi
rames, dan sebagainya.
b) Pendopo
adalah ayam hutan, tupai, kupu-
Obyek
kupu, capung, kera, elang jawa,
Suroloyo
burung-burung lain, rusa dan lain-
bangunan pendopo-pendopo
lain.Ayam
yang
hutan kerap terlihat
wisata
Puncak
memiliki
difungsikan
untuk
berkeliaran di sekitar lokasi obyek
acara-acara
wisata seperti yang dilihat peneliti
tempat
ketika melintas di jalan menuju
beristirahat.Pendopo-
obyek
pendopo
wisata
Puncak
penting
dan
tersebut
Suroloyo.Hewan tupai bisa dilihat
kondisinya masih baik dan
menggunakan
terawat, sayang belum ada
teropong
yang
dibawa oleh wisatawan. Elang jawa
tikar
untuk
kadang terbang di atas ketinggian
yang
disediakan
dan bisa dilihat wisatawan, selain
cuma-cuma diletakkan di
itu ada spesis burung yang lain
pendopo-pendopo tersebut.
banyak berterbangan dan suaranya
juga
merdu.
Sedangkan
ada
pengunjung
secara
c) Patung Punokawan
Patung
Punokawan
beberapa rusa dipelihara oleh warga
kondisinya
dusun Keceme, dan kera sangat
warna
jarang
karena
bagus.Lokasi patung berada
merupakan kera-kera liar dan takut
di dekat tempat parkir, dan
dengan manusia.
dekat
sekali
terlihat
e. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
1) Sarana dan Prasarana
a) Warung
cat
masih
baik,
juga
masih
dengan
warung di obyek wisata
sehingga begitu pengunjung
makanan
dan
datang Patung Punokawan
minuman
sudah
Warung yang ada di objek
pengunjung
wisata
langsung berfoto.
Puncak
Suroloyoberjumlah12
warung
makan
warung-
bisa
dilihat
dan
biasanya
d) Gazebo
dan
Gazebo di obyek wisata
minuman, warung makan
berjumlah empat buah yang
menjual makanan seperti
terletak di dekat area parkir
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
ke
dua
bagian
Wisatawan
selatan.
Sarana ibadah yang
sudah
dimiliki oleh obyek wisata
yang
pernah mengunjungi obyek
Puncak
wisata
ini
musholla.Musholla
gazebo
sehingga
mudah
mempunyai
untuk
mencari
tempat
dengan
hafal
lokasi
Suroloyoberupa
dua
pintu
ini
ruangan
masing-
beristirahat namun sayang
masing dan masing-masing
bagi wisatawan baru akan
ruangan muat kurang lebih
kesulitan mencari karena
sebanyak
kebanyakan wisatawan yang
orang.Kondisi
baru
bersih
pertama
berkunjung
kali
memarkirkan
kendaraannya di parkiran
pertama
atau
parkiran
bagian utara obyek wisata.
e) Sarana Parkir
empat
dengan
musholla
lantai
keramik dan suasana tenang
untuk beribadah.
g) Taman Rekreasi
Taman ini tidak begitu luas,
lokasinya berada tidak jauh
Sarana
parkir
diobyek
dari gardu pandang, pada
wisata
Puncak
Suroloyo
saat cuaca terik tidak ada
yang disediakan untuk para
pilihan lain bagi wisatawan
pengunjung
empat
selain berteduh di bawah
tempat, yaitu area parkir
pohon agar terlindung dari
satu
berdekatan
panas matahari. Bagi anak-
dengan patung ponokawan,
anak kecil masih belum
khusus
begitu menikmati
ada
yang
untuk
parkir
karena
kendaraan roda dua dan
tidak adanya taman bermain
roda empat.Area parkir dua
di tempat ini.
dan tiga ada pada bagian
h) Gardu Pandang
selatan jalan menuju Puncak
Obyek
Suroloyo.Area parkir empat
Suroloyo memiliki dua buah
berada
jalan
gardu pandang yang cukup
menuju tempat parkir roda
tinggi sangat mendukung
dua dan roda empat yaitu di
bagi wisatawan yang ingin
dekat SDN Suroloyo.
secara
dibawah
f) Sarana Ibadah
wisata
santai
pemandangan
Puncak
melihat
dengan
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
berdiri
maupun
duduk-
duduk.
berada di jalan utama dusun
Keceme.
i) Penginapan (Homestay)
Obyek
wisata
k) Toilet dan Kamar Mandi
Puncak
Suroloyo
memiliki
Fasilitas toilet ini masih
kurang
untuk
memenuhi
homestay yang difungsikan
kebutuhan wisatawan yang
untuk menginap wisatawan,
kunjung
namun
Suroloyo,
penginapan
yang
di
Puncak
selain
karena
terdapat di lokasi wisata
kurangnya sarana air bersih
kini
tidak
untuk memenuhi kebutuhan
dengan
di objek wisata, lebih sulit
semestinya
lagi ketika musim kemarau,
sehingga banyak kerusakan
karena masih mengandalkan
yang
sumber
kondisinya
terawat
sebagaimana
belum
air
di
Dusun
yang
juga
diperbaiki.Pengelola
Keceme
mengalihkan wisatawan bila
digunakan
mau menginap, diarahkan
untuk
ke rumah – rumah warga di
kebutuhannya.
dusun
Keceme
berfungsi
juga
yang
sebagai
masyarakat
memenuhi
l) Panggung
Obyek
wisata
Puncak
homestay.Rumah – rumah
Suroloyo mempunyai satu
warga
panggung yang digunakan
yang
homestay
menjadi
berjumlah
10
untuk berbagai keperluan.
rumah dan bisa ditambah
Panggung ini baru berdiri
sesuai keinginan menurut
pada tahun 2014 dengan
situasi
kondisi
kondisi yang baik, setiap
banyaknya
saat bisa digunakan baik
dan
tergantung
wisatawan yang menginap.
j) Pos Retribusi
untuk pentas maupun acaraacara yang lain.
Pos retribusi yang dimiliki
m) Tangga Obyek Wisata
oleh objek wisata Puncak
Obyek
Suroloyoberada pada satu
Suroloyo dilengkapi tangga
tempat
menuju
saja.Pos
retribusi
wisata
puncak
kemiringan
Puncak
tingkat
cukup
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
terjal.Tangga
tersebut
acara
tertentu
mempunyai dua jalur dan
menyambut
semuanya bisa dilalui.
obyek
n) Situs Budaya
Kawasan
pengunjung
wisata.Upacara
jamasan pusaka diadakan di
obyek
wisata
Suroloyo, Dusun Keceme,
Suroloyo
Desa Gerbosari, Kecamatan
situs-situs
Samigaluh setiap tanggal 1
Puncak
mempunyai
budaya
untuk
yaitu
lokasi
Suro
tahun
baru
pertapaan ada tiga yaitu
jawa.Pusaka yang dijamasi
pertapaan
adalah
mintorogo,
Tombak
Kyai
pertapaan kedalisodo, dan
Manggala
pertapaan indrakila.Sendang
Songsong Kyai Manggolo
ada
Dewo.Pusaka ini merupakan
dua
yaitu
sendang
Murti
kawidodaren dan sendang
pemberian
kadewan.
Kasultanan Yogyakarta.
o) Camping Gruond
Obyek
wisata
dari
dan
Kraton
b) Wisata Edukasi
Puncak
Kawasan Puncak Suroloyo
tanah
menjadi tempat produksi teh
lapang yang cukup luas
dan kopi ini menjadi tempat
yang bisa digunakan untuk
belajar bagi wisatawan yang
outbond dan camping.
ingin
Suroloyo
2) Atraksi
memiliki
Wisata
Puncak
memperdalam
ilmunya khususnya untuk
Suroloyo
membuat teh dan membuat
a) Atraksi Budaya
kopi yang mana ilmu ini
Kesenian
jathilan
tidak bisa didapat di sekolah
merupakan kesenian yang
maupun tempat lain. Jadi,
paling
di
wisatawan berwisata sambil
yang
belajar sekaligus memupuk
sering
tampil
acara-acara
diselenggarakan oleh obyek
kecintaan
wisata
lingkungan alam sehingga
Suroloyo.Misalnya
Puncak
pada
acara kirab dan jamasan
terhadap
termotivasi merawat alam.
c) Wisata Minat Khusus
pusaka 1 suro, acara tujuh
Obyek
belasan, tahun baru, dan
Suroloyo
wisata
Puncak
menyediakan
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
wisata minat khusus berupa
Kelompok
umur
tracking, kegiatan ini siap
responden:
dilayani dengan peserta dua
responden (35%) berumur 50 -
sampai dua puluh peserta
59 tahun, lainnya umur 60-69
membentuk
suatu
tahun (22%), umur 40 – 49
rombongan. Ada tour guide
(22%), umur 30 – 39 (11%), dan
yang
disediakan
umur 20 – 29 (10%). Tingkat
pengelola untuk memandu
pendidikan responden: (38%)
wisatawan.
responden
sudah
Jalurnya
dari
Suroloyo
–
Kemiriombo
(Jateng)
–
Gosoro
jenjang
diperoleh
data
berpendidikan
SMP/SLTP.
Jenjang
–
SMA/SLTA (29%), SD (27%),
Kalitengah. Finish disana.
Perguruan Tinggi (5), dan tidak
Wisatawan
sekolah
dijemput
kemudian
dengan
mobil
(1%).Pekerjaan
responden:
(51%)
responden
antar jemput dari pengelola
bekerja sebagai petani. Adapun
maupun
itu
pekerjaan
itu
(14%), wiraswasta (3%), PNS
dari
tamu
sendiri.Setelah
sebagai
karyawan
wisatawan diantar menuju
(2%),
Candi Borobudur.
pensiunan (1%), dan lain-lain
3) Obyek Wisata Terdekat
TNI/Polisi
(1%),
(12%).Pendapatan
pokok
Obyek wisata Puncak Suroloyo
responden: sebagian besar (78%)
mempunyai kedekatan dengan
dari
obyek wisata yang lain baik di
Rp.1.250.000,00
ada
Desa Gerbosari maupun di desa
responden
didominasi
– desa sekitarnya. Obyek wisata
dengan
tersebut
adalah
Curug
pedagang,
Sidoharjo,
Curug
Meranti,
Rp.250.000,00
yang
pekerjaan
21
petani,
karyawan,
wiraswasta.
-
dan
Pendapatan
Curug Siluwak, Kebun Bunga
Rp.1.250.001,00
Krisan, Kebun Teh Nglinggo,
Rp.2.250.000,00
Embung
responden (20%), Pendapatan
Banjaroya,
Sendangsono.
2. Kondisi Non-Fisik
a. Tanggapan Penduduk Sekitar
1) Karakteristik Responden
dan
ada
19
Rp.2.250.001,00Rp.3.250.000,00
ada
dua
responden (2%).Pengaruh obyek
wisata
terhadap
pendapatan
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
responden:
(91%)
berpendapat
responden
dengan
adanya
4) Dukungan Penduduk terhadap
Obyek Wisata
obyek wisata Puncak Suroloyo
Penduduk sekitar obyek wisata
tidak mempengaruhi pendapatan
Puncak Suroloyo, terutama di
mereka. Responden sebanyak
dusun
(9%) berpendapat bahwa obyek
pengembangan
wisata
dengan
Puncak
Suroloyo
menambah pendapatan mereka.
2) Tanggapan terhadap Lingkungan
Keceme
mendukung
obyek
wisata
berpartisipasi
mengadakan
kerja
bakti
di
lingkungan obyek wisata pada
Sekitar Obyek Wisata
saat-saat tertentu. Penduduk yang
Responden sangat mengapresiasi
berada
lingkungan
penyangga
di
sekitar
obyek
di
dusun-dusun
juga
mendukung
wisata Puncak Suroloyo tetap
pengembangan
terjaga
dengan cara membuat jalan yang
hingga
sebagian
kini,
juga
adanya
namun
berpendapat
pembangunan
bagus
obyek
agar
bisa
wisata
dilewati
dan
wisatawan dengan aman. Mereka
penjualan tanah ke pihak swasta
mewakili dusun-dusun di Desa
menjadikan
Gerbosari yang berjumlah 19
lingkungan
sehingga
rusak
mengurangi
kenyamanan berwisata.
3) Tanggapan
terhadap
(sembilan
belas),
berpartisipasi
Rencana
ikut
menampilkan
kesenian dalam kirab budaya dan
Pengembangan Ekowisata
jamasan pusaka tanggal satu suro
Responden (100 %) menyetujui
yang
jika ada rencana pengembangan
tahunnya.
ekowisata di Puncak Suroloyo.
Penduduk menyatakan demikian
rutin
diadakan
setiap
b. Tanggapan Wisatawan
1) Profil Wisatawan
karena prihatin dengan kondisi
Umur
obyek
responden berumur20-24 tahun,
wisata
yang
kurang
responden:
terawat dan banyak kerusakan
umur
sehingga
ekowisata
berumur 25-29tahun(11%).Jenis
diharapkan obyek wisata Puncak
kelamin responden: laki – laki
Suroloyo akan semakin maju
sebanyak (51%) dan perempuan
tanpa merusak lingkungan.
sebanyak
(49%).Daerah asal
responden:
berasal
dengan
15-19
(43%)
tahun
(30%),
dari
luar
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
Kabupaten Kulon Progo tetapi
sebanyak tiga kali (4%) dan
masih Provinsi Daerah Istimewa
lebih dari tiga kali sebanyak
Yogyakarta (DIY) (36%), luar
(13%). Lama kunjungan: paling
Provinsi
dan
banyak waktu yang dihabiskan
terendah dari dalam Kabupaten
antara satu jam sampai tiga jam.
Kulon Progo (17%).
Alat
DIY
(47%),
2) Kondisi Sosial Ekonomi
Pekerjaan
digunakan:
responden:
sebagai
transportasi
(89%)
yang
wisatawan
(59%)
menggunakan alat transportasi
pelajar/mahasiswa,
berupa sepeda motor yang dirasa
kemudian
bekerjasebagai
lebih
praktis
dan
cocok
karyawan swasta (25%), bekerja
digunakan di wilayah perbukitan
sebagai pengusaha(4%), sebagai
dengan jalan yang berkelok-
PNS
(2%), TNI/Polisi (1%),
kelok dan sempit, ada juga
serta lain-lain (9%). Tingkat
wisatawan yang menggunakan
pendidikan
mobil pribadi (7%) biasanya
responden:
wisatawan (43%) berpendidikan
datang
Perguruan
keluarga,
Tinggi,
diikuti
dengan
rombongan
dan
wisatawan
SMA/SLTA (37%), SMP/SLTP
menggunakan sepeda (4%) yang
(13 %), berpendidikan SD (5 %),
memanfaatkan hari libur untuk
dan yang paling sedikit adalah
bersepeda
tidak sekolah (2%).
Puncak Suroloyo dengan jalur
3) Profil Psikografis
Cara
yang
responden
ke
obyek
menantang.
wisata
Jenis
memperoleh
kunjungan: (83 %) wisatawan
informasi wisata: sebagian besar
yang berkunjung ke objek wisata
informasi berasal dari teman
bersama
(61%),
lainnya
internet
lainnya
(33%),
(6%).
dan
Jumlah
kunjungan: (69%) mengunjungi
teman,
berkunjung
4) Tanggapan Wisatawan Terhadap
Aksesbiltas,
sebanyak satu kali. sedangkan
Sarana Obyek Wisata.
(14%)
Aksesbilitas
Puncak
yangkedua
mengunjungi
Suroloyountuk
kalinya.
Jumlah
kunjungan wisatawan lain yaitu
dengan
keluarga (17%).
objek wisata Puncak Suroloyo
sudah
sedangkan
Prasarana,
mencapai
dan
obyek
wisata: (47%) menyatakan baik,
(8%) menyatakan sangat baik,
adapun
wisatawan
(38%)
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
menyatakan jelek, dan sangat
layanan
jelek
dan
lengkap. Kondisi vegetasi: baik
sarana: sebagian besar (71%)
(59%), kurang baik (37%) dan
respondenmenyatakankurang
mengkhawatirkan
(4%).
lengkap,
Keramahtamahan
masyarakat
(7%).
Prasarana
menyatakan
cukup
informasi
lengkap (26 %) dan sisanya (3
setempat:
%) menyatakan sangat lengkap.
kurang
5) Tanggapan Wisatawan tentang
Potensi
Ekowisata
Puncak
Suroloyo
Daya
wisatawan
(89%)
responden
kurang
memuaskan
(38%).Pengeluaran:
berkunjung
karena
siatas Rp. 30.000,00.
panorama
teman/keluarga
(29%),
selama
berwisata: memuaskan (62%),
(60%)
dengan
dan
(11%).Tingkat
wisata:
daya tarik panorama alamnya,
berlibur
ramah
kepuasan
dan
tarik
ramah
kurang
umumnya
c. Tanggapan Pedangang di Obyek
Wisata
1) Profil Responden
wisatawan juga tertarik pada
Umur responden: 20-29 tahun
atraksi budaya (3 %) , dan lainya
(42%), lainnya berumur 30-39
(8 %).Tingkat kebersihan: kotor
tahun (25%), umur 50-59 tahun
(48%), bersih (43%),
sangat
(25%), dan umur 40-49 tahun
kotor (48%), dan sangat bersih
(8%). Jenis kelamin: perempuan
(2%).Tingkat keamanan: aman
67 persen dan laki-laki 33
(63%), kurang aman (29%), tidak
persen.
aman (5%), dan sangat aman
responden: lulusan SMP/SLTP
(3%). Tingkat kesejukan: sejuk
yaitu mencapai 58%. Lulusan
(62%), sangat sejuk (36%), dan
SD mencapai 25%, dan lulusan
kurang
SMA/SLTA mencapai 17%.
sejuk
(2%).
Tingkat
keindahan: indah (68%),sangat
Tingkat
pendidikan
2) Kondisi Sosial Ekonomi
indah (18%), dan kurang indah
Pendapatan: semua responden
(14%).Kelengkapan
layanan
(100 %) pendapatan perbulannya
informasi: (5%) responden saja
adalah Rp. 100.000,- sampai Rp.
yang
lauyanan
500.000,- per bulan.Biaya sewa
informasi sangat lengkap, (38%)
kios: satu ruangan kios biaya
berpendapat layanan informasi
sewa
lengkap, dan (57%) berpendapat
sedangkan untuk dua ruangan
berpendapat
sebesar
Rp.
300.000,-
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
kios biaya sewanya sebesar Rp.
600.000,- per tahun.
3) Tanggapan
d. Tanggapan Pengelola
Jumlah
terhadap
Pengembangan
pengelola
yang
diambil
Rencana
sebagai responden berjumlah 10
Ekowisata
orang yang terdiri atas ketua, wakil,
Puncak Suroloyo
sekretaris,
Sebanyak (100%) mendukung
publikasi
rencana
retribusi,
pengembangan
bendahara,
dan
divisi
pemasaran,
divisi
divisi
parkir,
divisi
ekowisata puncak suroloyo dan
kebersihan, dan yang lainnya sebagai
siap
anggota.
Berdasarkan
penelitian
respoden
mengikuti
arahan
dari
hasil
punyuluh
dan
pihak-pihak
terkait.
Para
pedagang
berjenis kelamin laki-laki, berumur
dengan
antara 17 – 56 tahun dan bertempat
berkembanganya ekowisata akan
tinggal di Dusun Keceme.Pendidikan
menambah pemasukan mereka
terakhir responden sebagian besar
sekaligus obyek wisata Puncak
adalah
Suroloyo akan tetap terpelihara
sisanya SMA/SLTA (30 %) dengan
kelestariannya di masa yang akan
mata pencaharian di luar obyek
datang.Responden menginginkan
wisata sebagai petani, karyawan
penghasilan mereka meningkat,
swasta,
namun
harian
Berdasarkan hasil penelitian, semua
wisata
responden
merasa
terbantu
dan
Puncak Suroloyo yang menurut
meningkat
kesejahteraannya
oleh
mereka
berpandangan
kunjungan
wisatawan
di
obyek
SMP/SLTP
semuanya
(70%)
dan
dan
wiraswasta.
belum
konsisten
karena pengembangan obyek wisata
para
pedagang
Puncak
membuat
Suroloyo
mereka
berpenghasilan pas-pasan.Saran
mempunyai pendapatan antara Rp
pengembangan
pedagang
250.000,00 – Rp 1.000.000,00 per
yaitu kepada pengelola untuk
bulan.Selama ini pengelolaan obyek
menggencarkan promosi obyek
wisata
wisata agar banyak wisatawan
tergolong baik, buktinya wisatawan
yang
selalu
dari
berkunjung
Puncak
Puncak
Suroloyo
sehingga
dapat
pengelola menyadari masih banyak
menambah
penghasilan
para
kekurangan yang perlu untuk segera
yang
obyek wisata.
berjualan
di
setiap
sudah
ke
pedagang
ada
Suroloyo
diatasi.Ada kendala
hari.Namun,
yang utama
dalam pengembangan obyek wisata
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
ini
yaitu
kendala
keuangan.Kurangnya modal untuk
pembangunan sarana dan prasarana
sekaligus mengadakan acara budaya
sehingga selama ini masih jarang
adanya
perbaikan
dan
jarang
terhadap pengembangan pariwisata
Puncak Suroloyo.
d. Keamanan terjamin karena didukung
oleh masyarakat sekitar.
e. Kuantitas
sumber
daya
manusia
tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya
diadakannya pentas budaya. Kalau
orang
kendala keuangan sudah teratasi
pengelolaan
pengelola berpendapat
secara langsung maupun secara tidak
wisatawan
yang berkunjung ke obyek wisata
yang
terlibat
obyek
dalam
wisata
baik
langsung.
akan semakin banyak dan obyek
f. Terbukanya peluang kerjasama yang
wisata Puncak Suroloyo ini kedepan
tinggi antara pengelola obyek wisata
akan semakin maju tidak kalah
dengan
dengan obyek wisata yang lain di
Kabupaten Kulon Progo sehingga
Kabupaten Kulon Progo.
lebih
C. Faktor-Faktor
Pendukung
dan
DINBUDPARPORA
mudah
permasalahan
mengatasi
yang
segala
ada
dan
Penghambat
mempermudah upaya pengembangan
1. Faktor-Faktor Pendukung
obyek wisata Puncak Suroloyo.
Berdasarkan
diperoleh
hasil
penelitian,
faktor-faktor
dapat
pendukung
2. Faktor-Faktor Penghambat
Berdasarkan
hasil
penelitian,
obyek wisata Puncak Suroloyo sebagai
diperoleh
berikut:
obyek wisata Puncak Suroloyo sebagai
a. Panorama alam di Puncak Suroloyo
berikut:
masih
alami
dan
faktor-faktor
dapat
penghambat
didukung
a. Lingkungan objek wisata kurang
pemandangan yang indah dari Candi
terpelihara dengan baik, hal ini
Borobudur, Gunung Merapi, Gunung
terlihat dari lokasi
Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung
banyak sampah berserakan, coret-
Sumbing, Kota Yogyakarta, serta
coretan pada dinding dan tangga naik
Samudera Hindia di sisi selatan.
obyek wisata yang mengganggu
b. Keragaman atraksi budaya
yang masih
yang
keindahan, genting pendopo yang
tinggi di dusun-dusun penyangga
mlorot, aspal jalan yang mengelupas,
sekitar obyek wisata.
kebun teh khas pegunungan yang
c. Aparat
desa
dan
masyarakat
memberikan dukungan yang tinggi
dulunya
bagus
kini
sudah
beraturan, dan sebagainya.
tak
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
b. Sarana dan prasarana perhubungan
g. Pembangunan sumber daya manusia
untuk mencapai obyek wisata kurang
di lingkungan wisata masih belum
memadai menyebabkan wisatawan
memadai, hal ini berkaitan langsung
mengalami
transportasi
dengan pelayanan yang diberikan
umum. Penerangan jalan juga dirasa
masyarakat sekitar kepada wisatawan
kurang, saat malam hari cuaca
terutama
berkabut
sekitar
kesulitan
cukup
membahayakan
kesadaran
perlu
masyarakat
dibangun
sehingga
apabila melalui jalan menuju obyek
berpotensi meningkatkan kunjungan
wisata Puncak Suroloyo. Informasi
wisatawan ke obyek wisata Puncak
jalan berupa papan-papan penunjuk
Suroloyo.
jalan juga jumlahnya masih terbatas.
c. Sarana dan prasarana masih kurang,
seperti
restoran,
toko
h. Keterbatasan dana yang ada dalam
pengembangan obyek wisata, sampai
souvenir,
saat ini belum ada masyarakat lokal
penginapan, bank, ATM, dan alat
yang menanamkan modalnya untuk
komunikasi yang terbatas.
kemajuan obyek wisata.
d. Belum adanya tempat yang menjadi
pusat informasi untuk wisatawan,
berdasarkan
pengamatan
informasi
yang
pengelola
obyek
penulis
disediakan
wisata
oleh
masih
kurang karena tidak adanya tempat
D. Strategi pengembangan Obyek Wisata
Puncak Suroloyo di masa yang akan
datang.
1. Identifikasi faktor-faktor internal
a) Faktor-faktor internal
dan petugas khusus yang sedia setiap
Faktor internal dibagi atas kekuatan
saat memberikan informasi.
dan
e. Jumlah biro perjalanan kurang dan
masih
terbatas,
sebatas
yang
kelemahan.Kekuatan-kekuatan
yang dimiliki obyek wisata Puncak
Suroloyo sebagai berikut: potensi
disediakan pengelola saja, belum ada
sumber
biro luar, hal ini terlihat dari
mengesankan, potensi budaya tinggi,
pengamatan penulis tidak adanya
adanya dukungan masyarakat sekitar,
penawaran biro perjalanan untuk
penguasaan teknologi informasi oleh
berwisata di Puncak Suroloyo.
sebagian
f. Kurangnya sumber daya manusia
yang
profesional
kepariwisataan.
di
bidang
berada
kawasan
daya
SDM,
di
alam
lokasi
wilayah
obyek
yang
strategis
perbukitan,
wisata
bisa
digunakan untuk wisata pendidikan
dan
penelitian.Kelemahan-
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
kelemahan
yang
dimiliki
obyek
kerjasama
dengan
dusun-dusun
wisata Puncak Suroloyo sebagai
penyangga di sekitar obyek wisata,
berikut:
kualitas
daya
pembangunan sumber daya manusia
manusia
yang
rendah,
di lingkungan wisata masih belum
sumber
relatif
keterbatasan dana, beberapa potensi
memadai,
kerusakan
belum
kawasan
obyek
tergarap
mestinya,
sebagaimana
sarana
dan
prasarana
lingkungan,
wisata
rawan
longsor.
obyek wisata yang masih terbatas,
2. Alternatif strategi pengembangan Obyek
belum adanya pihak swasta yang ikut
Wisata Puncak Suroloyo di masa yang
berperan
akan datang.
dalam
pengembangan
obyek wisata.
Berdasar analisis matrik SWOT, maka
b) Faktor-faktor eksternal
dapat
diketahui
alternatif
strategi
Faktor eksternal terdiri atas peluang
pengembangan pariwisata di Puncak
dan ancaman. Peluang yang terdapat
Suroloyo di masa yang akan datang
pada pariwisata di Puncak Suroloyo
yang berupa: a) Memanfaatkan peluang
adalah: kawasan Puncak Suroloyo
kerjasama
sesuai untuk kegiatan ekowisata,
mengelola sumber daya yang ada. b)
kerjasama
yang
tinggi
antara
Meningkatkan
pengelola
obyek
wisata
dengan
DINBUDPARPORA
tinggi
dari
pemerintah
kualitas
untuk
daya
untuk
SDM
saing
yang
dalam
Kabupaten
mengembangkan obyek wisata Puncak
Kulon Progo, adanya peran serta
Suroloyo. c) Menggencarkan promosi
masyarakat
untuk
dalam
pelestarian
menarik
wisatawan.
d)
budaya, adanya perubahan trend
Menggarap potensi yang ada sesuai
pariwisata
dengan
darimass
tourism
ke
permintaan
tren
pariwisata
quality tourism,kebijakan pemerintah
quality tourism terutama untuk kegiatan
dalam
Puncak
ekowisata. e) Memperbaiki maupun
tujuan
membangun sarana dan prasarana yang
Suroloyo
pengembangan
sebagai
daerah
wisata alam. Ancaman yang terdapat
belum
pada pariwisata di Puncak Suroloyo
pendidikan
adalah:sebagian area di obyek wisata
masyarakat sekitar obyek wisata. g)
merupakan hak milik perorangan,
Membangun
perilaku wisatawan yang merusak
dengan
lingkungan,
Meningkatkan
obyek
daya
wisata
saing
lain,
dengan
kurangnya
memadai.
f)
Memberikan
kepariwisataan
hubungan
pihak-pihak
pengelolaan
kerjasama
swasta.
pengawasan
kawasan
untuk
objek
h)
dalam
wisata
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
Puncak Suroloyo. i) Meningkatkan
pedagang menaruh harapan besar pada
keterlibatan masyarakat sekitar dalam
kemajuan obyek wisata, dan pengelolaan
memaksimalkan
obyek wisata perlu ditingkatkan.
kepariwisataan
di
obyek wisata Puncak Suroloyo.
3. Faktor
Pendukung
dan
Penghambat
Kepariwisataan Puncak Suroloyo.
Faktor-faktor internal yang mendukung
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
pengembangan pariwisata yaitu potensi
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
sumber daya alam, potensi budaya, adanya
telah diuraikan sebelumnya, maka simpulan
dukungan masyarakat sekitar, penguasaan
terhadap pengembangan kawasan wisata Puncak
teknologi informasi oleh sebagian SDM,
Suroloyo adalah sebagai berikut:
lokasi strategis, dan kawasan obyek wisata
1. Kondisi fisik lingkungan di sekitar obyek
dapat digunakan untuk wisata pendidikan
wisata Puncak Suroloyo adalah reliefnya
dan penelitian. Faktor-faktor eksternal yang
berupa perbukitan dengan udara yang sejuk,
mendukung
panoramanya indah, curah hujan tinggi,
adalah kawasan Puncak Suroloyo sesuai
mata air banyak ditemukan di tekuk-tekuk
untuk
lereng,
kerjasama antara pengelola dengan dinas,
aksesbilitas
penggunaan
lahan
tidak
mudah,
terbanyak
untuk
adanya
pengembangan
kegiatan
peran
pariwisata
ekowisata,
serta
peluang
masyarakat
dalam
ladang/tegalan, tanahnya subur, kondisi
pelestarian budaya, adanya perubahan trend
vegetasi baik, flora dan fauna perlu dijaga
pariwisata dari mass tourism ke quality
dan dilestarikan, sarana prasarana perlu
tourism, dan Puncak Suroloyo sebagai
dilengkapi, dan kebersihan lingkungan perlu
daerah tujuan wisata alam.
ditingkatkan.
Faktor-faktor internal yang menghambat
2. Kondisi non fisik lingkungan di kawasan
pengembangan
pariwisata
yaitukualitas
obyek wisata Puncak Suroloyo adalah Desa
sumber daya manusia yang relatif rendah,
Gerbosari terdiri atas 19 dusun, jumlah
keterbatasan dana, beberapa potensi belum
penduduk Desa Gerbosari tahun 2015
tergarap, sarana dan prasarana obyek wisata
sebanyak 5.325 jiwa, 1.268 KK, tingkat
terbatas, dan belum adanya pihak swasta
pendidikan
berperan
rendah,
penduduk
mata
tergolong
pencaharian
relatif
penduduk
wisata.
dalam
pengembangan
Faktor-faktor
eksternal
pengembangan
obyek
yang
mayoritas sebagai petani, tingkat keramahan
menghambat
masyarakat sekitar tinggi, layanan informasi
Puncak Suroloyo adalah sebagian area di
perlu dilengkapi, wisatawan menyatakan
obyek
puas berkunjung ke obyek wisata, para
perorangan,
wisata
merupakan
perilaku
pariwisata
hak
milik
wisatawan
yang
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
merusak lingkungan, daya saing dengan
menggarap potensi yang ada terutama untuk
obyek lain, kurangnya kerjasama dengan
kegiatan ekowisata, memperbaiki maupun
dusun-dusun
wisata,
membangun
pembangunan sumber daya manusia di
memberikan
lingkungan
memadai,
untuk masyarakat sekitar obyek wisata,
kerusakan lingkungan, dan obyek wisata
membangun hubungan dengan pihak swasta,
rawan longsor.
meningkatkan
penyangga
wisata
obyek
belum
4. Potensi ekowisata di Puncak Suroloyo yaitu
sarana
dan
pendidikan
prasarana,
kepariwisataan
pengawasan
dalam
pengelolaan kawasan obyek wisata, dan
keindahan alam yang masih alami khas
meningkatkan
perbukitan, suhu dan kelembaban udara
sekitar.
keterlibatan
masyarakat
yang nyaman, aksesbilitas cukup memadai,
Saran
flora dan fauna beragam, peluang untuk
Sehubungan dengan pembahasan sebelumnya,
lintas alam seperti trekking dan pendakian,
maka saran-saran yang perlu disampaikan adalah
wisata edukasi, adanya tempat warisan atau
sebagai berikut:
peninggalan sejarah, adanya atraksi budaya
1. Meningkatkan pengembangan obyek wisata
lokal, ketersediaan atraksi alam lain di
baik oleh pengelolakawasan wisata, dinas
sekitar obyek wisata, peluang kerja dan
terkait, pemerintah maupun masyarakat,
penghasilan
bagi
sekitar,
dengan melengkapi rambu-rambu jalan, talut
keterlibatan
masyarakat
dalam
jalan, serta fasilitas untuk wisatawan yang
kegiatan-kegiatan di obyek wsiata, adanya
masih kurang seperti tempat penginapan,
dukungan dusun-dusun penyangga terhadap
lampu penerangan jalan, perluasan tempat
obyek wisata, kegiatan wisata memberikan
parkir,
keuntungan
macapai objek wisata, perbaikan tangga
masyarakat
finansial
sekitar
bagi
keperluan
perbaikan
pelebaran
menuju
wisatawan,
sampah, serta taman bermain dan tempat
bantuan
dan
perawatan medis, dan komitmen pengelola
mengurangi
dampak
negatif
penambahan
jalan
konservasi, adanya jaminan keamanan bagi
tersedianya
puncak,
dan
tempat
beristirahat yang nyaman.
berupa
2. Obyek wisata Puncak Suroloyo dijadikan
kerusakan lingkungan serta budaya lokal
ikon wisata sekaligus pusat informasi di
akibat kegiatan wisata.
Desa Gerbosari yang memfasilitasi segala
5. Strategi pengembangan berdasarkan SWOT
adalah
memanfaatkan
peluang
dari
potensi yang dimiliki semua dusun di Desa
Gerbosari terutama di dusun-dusun sekitar
pemerintah untuk mengelola sumber daya
obyek wisata
yang ada, meningkatkan kualitas sumber
penyangga.
daya manusia, menggencarkan promosi,
yang merupakan daerah
Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)
Download