Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA PUNCAK SUROLOYO DESA GERBOSARI KECAMATAN SAMIGALUH KABUPATEN KULON PROGO THE POTENTIAL AND DEVELOPMENT STRATEGY ECOTOURISM SUROLOYO PEAK IN GERBOSARI VILLAGE, SAMIGALUH DISTRICT, KULON PROGO Oleh: Erwin Yosenawan, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta, [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kondisi fisik kawasan Puncak Suroloyo dan sekitarnya. 2) Kondisi non fisik kawasan Puncak Suroloyo dan sekitarnya. 3) Faktor pendukung dan penghambat pariwisata di kawasan Puncak Suroloyo. 4) Potensi kawasan Puncak Suroloyo untuk ekowisata. 5) Strategi pengembangan kawasan Puncak Suroloyo yang layak di masa mendatang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kelingkungan.Teknik pengumpulan data yaitu data primer meliputi data observasi, angket, dan wawancara, serta data sekunder meliputi data fisik daerah penelitian, peta administrasi, data monografi, data curah hujan, dan gambar-gambar yang menunjang penelitian.Teknik pengolahan data dengan pemeriksaan data, pemberian kode, dan tabulasi.Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kondisi fisik kawasan Puncak Suroloyo dan sekitarnya; ketinggian obyek wisata 1.019 mdpl, kemiringan lereng 40-50%, tipe curah hujan B, suhu 20,08°C, merupakan zona plato selatan yang terkikis hebat dengan lereng-lereng erosi, mata air ditemukan di tekuk-tekuk lereng, penggunaan lahan umumnya untuk tegalan/ladang, aksesbilitas cukup sulit. 2) Kondisi non fisik; Penduduk; obyek wisata menambah pendapatan responden (9,00%). Wisatawan; responden berasal dari luar Provinsi DIY (47,00%), responden memperoleh informasi dari teman (61,00%), lama kunjungan antara 1 – 3 jam, sarana dan prasarana kurang lengkap (71,00%), layanan informasi kurang lengkap (57,00%), responden menyatakan puas selama berwisata (62,00%). Pedagang; pendapatan per bulan Rp. 100.000,00 – Rp. 500.000,00.Pengelola; tingkat pendidikan responden SMP/SLTP (70%). 3) Faktor pendukung; panorama alam masih alami, kuantitas SDM tinggi, keragaman atraksi budaya. Faktor penghambat; kurangnya SDM profesional di bidang kepariwisataan dan keterbatasan dana. 4) Potensi ekowisata: keindahan alam masih alami, adanya wisata edukasi, adanya atraksi budaya lokal, adanya peninggalan sejarah, keterlibatan masyarakat sekitar tinggi. 5) Strategi pengembangan obyek wisata: memanfaatkan peluang kerjasama dari pemerintah untuk mengelola sumber daya yang ada, meningkatkan kualitas SDM, dan menggencarkan promosi. Kata kunci:Puncak Suroloyo, ekowisata, strategi pengembangan Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) ABSTRACT This study aims to: 1) The physical condition and the surrounding area of Suroloyo Peak. 2) Non-physical condition Suroloyo Peak and surrounding area. 3) Enabling and inhibiting factors of tourism in Suroloyo Peak. 4) Area’s of Suroloyo Peak potential for ecotourism and 5) Suroloyo Peak of development strategy viable in the future.This research is descriptive with enviromental approach. Data collection techniques are the primary data includes data observations, questionnaire, and interviews, as well as secondary data research areas include physical data, administrative maps, monographs, rainfall data, and pictures that support research. Data processing techniques that do are checking the data or editing code, coding, and tabulation. Data analysis techniques use to quantitative descriptive and SWOT analysis.The results showed that: 1) Suroloyo peak physical condition and the surrounding region; tourist attraction an altitude of 1,019 meters above sea level, 40-50% slope, precipitation type B, temperature of 20.08 ° C, the southern plateau zone with a great eroded slopes, the springs are found in the bend-buckling slope, land use generally to moor, where the road is quite difficult accessibility heaving. 2) Non-physical conditions; Population; tourist attraction add income respondents (9.00%). Traveler; the respondents came from outside the province of DIY (47.00%), respondents obtained information from friends (61.00%), long visit between 1-3 hours, the complete lack of facilities and infrastructure (71.00%), incomplete information services (57.00%), respondents said they were satisfied during the tour (62.00%). Traders; revenue every month Rp. 100.000,00 - Rp. 500,000.00.Manager; respondents' education level junior / secondary schools (70%). 3) Supporting factors; landscape of nature unspoiled, high quantity of human resources, diversity of cultural attractions.Obstacle factor; lack of professional human resources in the field of tourism, lack of funding. 4) Ecotourism potential: unspoiled natural beauty, the educational tour, their local cultural attractions, their historical heritage, community involvement around the high. 5) Tourism development strategy: take advantage of the opportunities for cooperation of government to manage existing resources, improving the quality of human resources, improve or build facilities and infrastructure are inadequate, and to intensify promotion. Keywords: Suroloyo peak, ecotourism, tourism development strategy Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) peningkatankesadaran global terhadap aspek- PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan aspek lingkungan. Pemahaman tersebut kekayaan alam melimpah dan potensi wisata mengungkap makna penting perihal nilai-nilai yang menakjubkan. Pengembangan pariwisata budaya memiliki nilai strategis karena mendayagunakan pengelolaan lingkungan. Nilai-nilai lokal secara potensi ekologi telah terbukti sebagai komponen penting kepariwisataan menjadi kegiatan ekonomi yang berperan dalam menciptakan pada meningkatnya dan hubungannya dengan upaya konservasi keanekaragaman hayati. lapangan pekerjaan. Dampak yang ditimbulkan yaitu lokal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kesejahteraan merupakan salah satu tempat tujuan wisatawan masyarakat. Industri pariwisata kini berlomba- di Pulau Jawa.Keindahan alam serta budaya lomba yang leluhur masih sangat kental dengan adat – bervariasi menyangkut pelestarian obyek wisata istiadat serta kesenian yang ada. DIY dibagi dan mengenalkan keindahan alam serta adat menjadi empat kabupaten dan satu kota yaitu, istiadat. Kabupaten menciptakan produk wisata Ekowisata pada saat ini menjadi aktivitas ekonomi yang kesempatan penting yang kepada memberikan wisatawan Kulon Progo, Bantul, Sleman, Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta. Setiap kabupaten memiliki wisata andalan masing- untuk masing yang dapat menarik wisatawan domestik mendapatkan pengalaman mengenai alam dan maupun wisatawan mancanegara seperti halnya budaya untuk dipelajari dan dipahami betapa Kabupaten pentingnya konservasi keanekaragaman hayati merupakan salah satu kabupaten yang secara dan budaya lokal.Ekowisata berbeda dari wisata administratif masuk ke alam yang berbasis alam, mencakup setiap jenis Istimewa Yogyakarta. Kulon Progo terdiri atas wisata-wisata 12 kecamatan, Kecamatan Samigaluh, Temon, massal, dan wisata Kulon ini dalamwilayah Daerah pertualangan.Ekowisata memanfaatkan sumber Wates, daya alam dalam bentuk yang masih alami, Pengasih, Kokap, Girimulyo, Nanggulan, dan termasuk spesies, habitat, bentangan alam, Kalibawang. Secara topografis Kabupaten Kulon pemandangan dan kehidupan air laut dan air Progo berada pada wilayah strategis karena tawar.Ekowisata dapat memberikan generating terbagi atas tiga bagian, yaitu dataran tinggi, income perbukitan untuk kegiatan konservasi dan keuntungan ekonomi pada masyarakat yang pemahamannya kemajuan pengetahuan pembangunan dan berjalan mengikuti ekonomi, teknologi, ilmu dan dan Galur, dataran Lendah, rendah Sentolo, berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. tingal di sekitar lokasi ekowisata.Ekowisata dalam Panjatan, Progo.Kabupaten Kecamatan Samigaluh memiliki udara yang sejuk, pemandangan alam yang indah, serta berada pada wilayah perbukitan sehingga merupakan tempat tujuan wisata yang potensial Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) di Kabupaten Kulon dimaksimalkan Daerah Progo dan pengelolaanya. merupakan harian wisatawan di obyek wisata ini tidak Pemerintah menentu. Kunjungan harian wisatawan yang dari tidak menentu ini sangat disayangkan warga dalam masyarakat di sekitar obyek wisata terutama para menciptakan berbagai pendapatandaerah dan pedagang yang berdagang di lokasi wisata yang harus dan berharap banyak terhadap obyek wisata Puncak meningkatkan berbagai potensi daerah di setiap Suroloyo. Penyebab kunjungan harian wisatawan sektor tidak terkecuali pengelolaan pariwisata di yang tidak menentu diantaranya yaitu obyek Kabupaten Kulon Progo ini. Menurut laman wisata Puncak Suroloyo ini kurangadanya berita situs www.harianjogja.com tanggal 10 pengelolaan dan pengembangan yang maksimal, Desember 2013, ketua DPRD Kulonprogo khususnya dari segi sarana dan prasarana yang Ponimin Budi Hartono mengatakan sektor ada. Sarana dan prasarana masih terdapat pariwisata di wilayah Kulon Progo sangat kekurangan-kekurangan terlihat dari kondisi terpuruk dan tidak mampu menyumbangkan kamar mandi (MCK) yang belum memadai dan pendapatan secara belum terjaga kebersihannya, minimnya warung pendukung makan, kurang terjaganya keindahan tempat dilakukan secara parsial dan terkesan monoton. karena masih terdapat coretan-coretan di area Sebagai akibatnya, obyek wisata kurang diminati Puncak Suroloyo, dan minimnya penginapan pengunjung seperti halnya obyek wisata Gua yang tersedia di lokasi wisata. Aksesbilitas Kiskendo dan Puncak Suroloyo. menuju obyek wisata masih kurang memadai implementasi ujung perlu otonomi mampu asli daerah mempertahankan daerah maksimal.Pembangunan Kecamatan tombak (PAD) fasilitas merupakan karena lokasinya berada di daerah yang berbukit- penyumbang pendapatan daerah dari sektor bukit sehingga akses jalan sulit, seperti jalan pariwisata, hal ini dikarenakan adanya obyek masih sempit, banyak tikungan, dan curam wisata Puncak Suroloyo. Obyek wisata Puncak walaupun sudah beraspal. Kendaraan pribadi Suroloyo terletak di Desa Gerbosari Kecamatan seperti sepeda motor, mobil, dan bus kecil dapat Samigaluh. Puncak Suroloyo banyak dikunjungi masuk ke kawasan Puncak Suroloyo tersebut, wisatawan pada hari minggu dan pada hari –hari sedangkan untuk bus-bus tidak bisa melewati libur nasional, terutama pada malam tanggal 1 jalan tersebut. Suro atau yang Potensi yang ada di obyek wisata Puncak berkunjung ke Puncak Suroloyo dari tahun ke Suroloyo perludikenalkan kepada masyarakat tahun luas untuk pengembangan agar lebih baik terus 1 Samigaluh Muharam. mengalami Wisatawan peningkatan, yang berimbas pada peningkatan pendapatan daerah dengan caramemanfaatkan seluruh potensi melalui retribusi obyek wisata, namun demikian wisata yang ada agar bisa dinikmatiwisatawan berdasarkan hasil observasi penulis kunjungan lokal maupun luar daerah. Kawasan obyek Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) wisata Puncak Suroloyo ini juga diharapkan responden dengan teknik insidental sampling menjadi pendukung bagi obyek-obyek wisata quota, pedagang berjumlah 12 responden dengan lain yang belum berkembang di Kabupaten sampel jenuh, dan pengelola obyek wisata Kulon Progo. Informasi awal sangat dibutuhkan dengan sampel 10 responden menggunakan pihak-pihak mengembangkan purposive sampling. Teknik pengumpulan data kawasan obyek wisata Puncak Suroloyo di yaitu data primer meliputi data observasi, angket Kecamatan Samigaluh yang berazaskan kepada (kuesioner), dan wawancara, serta data sekunder konservasi lingkungan, dan mengikutsertakan meliputi data fisik daerah penelitian, peta masyarakat dalam pengelolaan lokasi-lokasi administrasi, data monografi, data curah hujan, yang layak dikembangkan sebagai ekowisata. dan gambar-gambar yang menunjang penelitian. Pengembangan dapat Teknik pengolahan data yang dilakukan yaitu dan pemeriksaan data (editing code), pemberian kode pendapatanmasyarakat dari kegiatan pariwisata (coding), dan tabulasi.Teknik analisis data serta menjadikan lokasi ekowisata Puncak dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif Suroloyo dan analisis SWOT.Penelitian ini dilaksanakan terkait meningkatkan guna obyek wisata pendapatan sebagai asli media daerah pengenalan dan konservasi lingkungan bagi masyarakat dan di wisatawan baik dalam negeri maupun wisatawan Kabupaten mancanegara. Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan waktu Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan Desa Gerbosari Kulon Kecamatan Progo, Samigaluh Provinsi Daerah pelaksanaan pada bulan November 2015 – Februari 2016. judul: “Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata Puncak Suroloyo Desa Gerbosari HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kecamatan A. Deskripsi Daerah Penelitian Samigaluh Kabupaten Kulon 1. Letak, Progo.” Luas, dan Batas Daerah Penelitian Desa Gerbosari merupakan salah METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kelingkungan. Kondisi fisik penelitian yaitu wilayah di sekitar obyek wisata Puncak Suroloyo, sedangkan kondisi non fisik terdiri atas tanggapan penduduk Desa Gerbosari dengan sampel 93 responden menggunakan sampling, wisatawan teknik dengan purposive sampel 100 satu desa di Kecamatan Samigaluh yang terletak di bagian utara, berjarak 0,5 km dari ibukota kecamatan, dengan luas desa 1.076,61 ha atau 15,54% dari total luas Kecamatan Samigaluh. Batas wilayah Desa Gerbosari sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang,sebelah selatan berbatasan Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) dengan Desa Banjarsari,sebelah barat sedikit berbatasan terjal khas perbukitan.Daerah disekitar dengan Desa timur berbatasan Ngargosari,sebelah dengan Desa Sidoharjo. obyek wisata wilayah merupakan yang daerah perbukitan yang digunakan sebagai Berdasarkan data dasar profil Desa/Kelurahan dibandingkan tahun 2015,desa Gerbosariini dibagi menjadi 19 dusun kawasan sawah, tegalan, maupun perkebunan oleh masyarakat sekitar. 3. Kondisi Iklim yaitu Dusun Jetis,Karang,Kemiri Ombo, Berdasarkan data dari BMKG Jeruk, Pengos A, Pengos B, Manggis, DIY, dapat diketahui bahwa Kabupaten Ketaon, Ngroto, Clumprit, Jati, Tlogo, Samigaluh memiliki rata-rata curah Dukuh, Sumbo, Sendat, Kayugede, hujan tahunan selama 30 tahun terakhir Menggermalang Keceme.Obyek adalah 2712 mm/tahun. Rata-rata curah wisata Puncak Suroloyo berada di hujan tertinggi yaitu 390 mm, pada Dusun Gerbosari, bulan Desember.Rata-rata curah hujan memiliki ketinggian 1.019 mdpl. Lokasi terendah yaitu 30 mm, pada bulan absolutnya berdasarkan garis Agustus.Data 30 tahun terakhir dari astronomis dengan koordinat GPS: tahun 1981-2010 rata-rata bulan basah S7°38’50.2″ E110°10’48.1″. Batas 2, rata-rata bulan lembab 1 dan dengan dan Keceme, wilayah dengan sebelah bukit Desa timur Watu berbatasan batas Berdasarkan data curah hujan selatan berbatasan diatas dapat diketahui jumlah rata-rata dengan Gunung Urung-Urung, dan bulan basah, jumlah rata-rata bulan batas wilayah bagian barat dan utara kering dan bulan basah selama 30 tahun berbatasan dengan tebing-tebing curam terakhir, sehingga dapat dipergunakan (sebagian masuk wilayah Magelang). untuk mengetahui curah hujan rata-rata wilayah sebelah Kendil, rata-rata bulan kering 8. 2. Kondisi Topografi Desa dalam 30 tahun terakhir. Tipe curah memiliki hujan Kecamatan Samigaluh digunakan mdpal.Luas nilai Q, menurut Schmidth yaitu jumlah bentang lahan berupa daratan 966.3465 rata-rata bulan kering dibagi rata-rata ha, sedangkan perbukitan/pegunungan bulan basah. Semakin besar nilai Q 966.3465 ha.Keadaan topografi sekitar maka semakin kering suatu daerah, dan kawasan Suroloyo, sebaliknya semakin kecil nilai Q maka mempunyai kemiringan lereng40 – 59 semakin basah suatu daerah.Nilai Q ketinggian Gerbosari tempat wisata 740 Puncak %.Bentang lahan yang datar relatif Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) 740 100 untuk wilayah Kecamatan Samigaluh = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . dapat dihitung sebagai berikut: = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . 7,4 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑄= 𝑥100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ = 26,3℃ − 4,514℃ = 21,79℃ 2 𝑄 = 𝑥100% h = 1.019m 8 𝑇 ° = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . 𝑄 = 25% Menurut tipe curah hujan dari ℎ 100 = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . klasifikasi Schimdth dan Ferguson, = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . 10,19 = 26,3℃ − 6,216℃ = 20,08 ℃ Kecamatan Samigaluh jumlah rata-rata bulan kering jumlahrata-rata 2 mm/tahun bulan basah dan 8 mm/tahun, hasil yang diperoleh dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai Q yang diperoleh adalah sebesar 25%, dengan demikian Kecamatan Samigaluh memiliki tipe curah hujan B yang berarti basah. Berdasarkan tinggi suatu tempat dari permukaan laut maka suhunya akan semakin rendah, untuk menentukan suhu suatu tempat dapat menggunakan rumus Braak (Ance Gunarsih Kartasapoetra, 2006: 10). ℎ 𝑇 ° = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . 100 diperkenankan oleh Braak diatas, maka dapat disimpulkan bahwa suhu rata-rata Desa Gerbosari pada ketinggian 740 m adalah 21,79o C dan 20,08 oC pada ketinggian 1.019 m. 4. Kondisi Geologis Daerah Gerbosari mempunyai wilayah yang tersusun atas tiga satuan batuan berupa satuan batuan breksi andesit, satuan lava andesit, dan satuan batu andesit gamping. Keberadaan menjelaskan bahwa breksi terjadi proses vulkanisme pada kala Miosen Awal – Miosen Tengah, sehingga material-material Keterangan : T = Temperatur rata-rata harian (oC) 26,3oC = Rata-rata temperatur di atas permukaan laut (dpal) tropis 0,61o C = Angka gradient temperatur tiap naik 100 m dpal h = ketinggian tempat (m) perhitungan suhu dengan menggunakan rumus yang yang Suhu suatu tempat dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat. Semakin 1.019 100 breksi andesit vulkanik terbentuk seperti dan terendapkan di daerah ini. 5. Kondisi Geomorfologis Secara umum kondisi geomorfologisDesa Gerbosari, menurut Sehingga dengan rumus tersebut dapat A. J. Pannekoek dalam Peta Fisiografi dihitung : Jawa, merupakan zona plato selatan h = 740m 𝑇 ° = 26,3 ℃ − 0,61 ℃ . ℎ 100 yang terkikis hebat dengan lerenglereng erosi. Lereng-lereng tersebut Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) sebagian tidak bisa digunakan untuk kecamatan, jaraknya dengan Ibukota tempat tinggal dan wilayah tersebut Kecamatan kurang lebih hanya 500m. merupakan daerah pegunungan yang Sementara jarak antar dusundi desa pada dengan Gerbosari dapat dikatakan cukup jauh bencana tanah longsor.Jalan-jalan yang dikarenakanmengikutikondisi topografis melintasi dusun-dusun berkelok-kelok dimana jalan yang naik-turun dan dan naik turun mengikuti pola topografi berkelok-kelok mengikuti kontur dari wilayah di sini. desa tersebut. Jalan di Desa Gerbosari musim hujan rawan 6. Kondisi Hidrologis Kondisi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: Desa a. Jalan utama yang menghubungkan mengikuti Desa Gerbosari dengan desa-desa geomorfologi dan geologinya.Wilayah lainnya. Kondisi jalan ini paling tengah dan utara memiliki potensi air baik bila dibandingkan jalan-jalan tanah yang rendah karena kemiringan lainnya. Gerbosari hidrologi bervariasi di lereng yang terjal menyebabkan air b. Jalan antar dusun yang jalan utama hujan yang diterima permukaan tanah menghubungkan cepat mengumpul di saluran-saluran dengan akses ke dusun-dusun di sungai dan mengalir di daerah hilir. Desa Gerbosari. 7. Penggunaan Lahan c. Jalan Menurut Daftar Isian Data Dasar di dalam menghubungkan dusun antar yang rumah Profil Desa/Kelurahan Tahun 2015, didalam satu dusun. Jalan ini penggunaan lahan di Desa Gerbosari memiliki kondisi yang berbeda di diantaranya sebagai Kebun campuran, setiap dusunnya. sawah irigasi, sawah tadah hujan, permukiman, semak belukar, 9. Kondisi Demografis dan Desa Gerbosari terdiri atas 19 tegalan. Penggunaan lahan lain yaitu dusun pada tahun 2015 total penduduk berada di lereng-lereng, lereng-lereng sejumlah 5.325 jiwa. Jumlah penduduk ini biasanya ditanami dengan tanaman laki-laki 2.622 jiwa, sedangkan jumlah perkebunan atau tanaman kehutanan, penduduk juga tanaman jangka panjang, seperti jiwa.Jumlah penduduk perempuan lebih cengkeh, kopi, dan kakao. banyak dibandingkan penduduk laki- 8. Aksesbilitas lokasinya 2.703 laki.Penduduk paling banyak mayoritas Desa Gerbosari merupakan desa yang perempuan dekat dengan berumur 26 – 35 tahun sebanyak 821 jiwa. Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) Rasio jenis kelamin Desa Gerbosari KP = dihitung menggunakan perbandingan jumlah penduduk laki-laki KP = 494, 43 km² dengan Berdasarkan rumus Kepadatan jumlah penduduk perempuan. Rumus rasio jenis kelamin dalam Ida Bagoes Mantra (2010:66) adalah sebagai 5.325 jiwa 10,77 km² Penduduk(KP)penduduk Desa Gerbosari adalah 494,43 orang per km². Tingkat pendidikan penduduk berikut: yang tinggal di Desa Gerbosari ini dapat M SR = x k F dikategorikan kurang baik. Berdasarkan Keterangan: data dasar profil kelurahan bahwa SR :Sex ratio mayoritas M : Jumlah penduduk laki-laki merupakan tamatan sekolah jenjang SD F : Jumlah penduduk perempuan atau SMP, hanya sedikit sajayang K : konstanta (100) merupakan penduduk Gerbosari tamatan Berdasarkan rumus sex ratio penduduk sarjana.Keterbatasan ekonomi menjadi Desa Gerbosari dapat dihitung sebagai penghambat pendudukGerbosari untuk berikut: mengenyam pendidikan yang tinggi. 𝑆𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = Implikasi dari keterbatasan ekonomi ini Jumlah penduduk laki −laki Jumlah penduduk perempuan adalah anak-anak yang tidak bersekolah x 100 atau putus sekolah, karena diminta 2.622 𝑆𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 2.703 x 100 untuk membantu pekerjaan orangtua mereka di sawah dan ladang. 𝑆𝑒𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 = 97 Mayoritas penduduk di Desa Sex ratioDesa Gerbosari adalah 97 yang Gerbosari memiliki mata pencaharian berarti setiap 100 penduduk perempuan sebagai petani kecil dengan kepemilikan terdapat 97 orang laki-laki. sawah seluas setengah hektar kebawah Kepadatan Penduduk (KP) adalah jumlah penduduk per satuan unit (satu patok atau tiga ratus meter). Jenisjenis pertanian yang terdapat di wilayah.Kepadatan Penduduk di Desa Gerbosari antara lain petani pangan, Gerbosari dihitung menggunakan rumus kebun, perikanan, peternakan, dan lain- kepadatan penduduk dalam Ida Bagoes lain. Mantra mempunyai tanaman yang beragam (2010:74) adalah sebagai berikut: Jumlah penduduk suatu wilayah KP = Luas Wilayah (km2 /ha) Petani di Desa Gerbosari seperti padi, kakao, palawija, cengkeh, dan poh-pohan, dan sebagainya. Mata pencaharian penduduk sebagaipetani Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) juga dilakukan sebagai pekerjaan dikunjungi wisatawan.Puncak sampingan, karena semakin banyak Suroloyo memiliki kaitan sejarah warga Desa Gerbosari yang memiliki dengan Kerajaan Mataram Islam. perkerjaan utama sebagai pedagang b. Aksesbilitas maupun tukang bangunan. Kondisi jalan menuju objek B. Temuan Sasaran Penelitian 1. Deskripsi Umum Lingkungan Kondisi Sekitar Obyek Fisik Wisata Puncak Suroloyo Puncak wisata Puncak Suroloyo untuk pengembangan perlu ditingkatkan, masih karena banyaknya jalan yang rusak, masih kurangnya di sarana marka jalan, serta talut Gerbosari jalan.Kendaraan yang bisa naik ke Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon obyek wisata Puncak Suroloyo Progo.Puncak memiliki diantaranya yaitu sepeda, sepeda Lokasi motor, mobil, truk, dan bus ukuran GPS: sedang.Bus besar belum bisa naik Batas ke obyek wisata ini dikarenakan Dusun Suroloyo Keceme Desa Suroloyo ketinggian 1.019 absolutnya dengan S7°38’50.2″ wilayah terletak mdpl. koordinat E110°10’48.1″. sebelah dengan bukit wilayah sebelah timur Watu berbatasan Kendil, selatan batas berbatasan jalan bagian barat dan utara terjal, sempit dan berkelok-kelok. c. Jenis Vegetasi dengan Gunung Urung-Urung, dan batas wilayah yang Vegetasi yang tumbuh di sekitar obyek wisata Puncak berbatasan dengan tebing-tebing curam Suroloyo (sebagian masuk wilayah Magelang). diantaranya yaitu kopi, teh, sengon, a. Mitos Puncak Suroloyo palawija, empon-empon, dan lain- Puncak Suroloyo diyakini sebagai kiblat pancering bermacam-macam, bumi lain yang kebanyakan merupakan tanaman itu pertanian (pusat dari empat penjuru) di tanah warga dusun Keceme.Terdapat juga Jawa.Masyarakat setempat percaya jenis bunga-bunga seperti bunga bahwa puncak ini adalah pertemuan dahlia, dua garis yang ditarik dari utara ke kaliandra selatan dan dari arah barat ke timur pemandangan Pulau Jawa.Mitos, sejarah, beserta wisata. pemandangan alamnya, menjadikan d. Jenis Fauna tempat ini sangat tepat untuk mawar, yang di bugenvile, dan mempercantik lokasi obyek Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) Fauna yang berada di obyek wisata Puncak Suroloyo yang bisa dijumpai wisatawan diantaranya mie ayam, soto, bakso, nasi rames, dan sebagainya. b) Pendopo adalah ayam hutan, tupai, kupu- Obyek kupu, capung, kera, elang jawa, Suroloyo burung-burung lain, rusa dan lain- bangunan pendopo-pendopo lain.Ayam yang hutan kerap terlihat wisata Puncak memiliki difungsikan untuk berkeliaran di sekitar lokasi obyek acara-acara wisata seperti yang dilihat peneliti tempat ketika melintas di jalan menuju beristirahat.Pendopo- obyek pendopo wisata Puncak penting dan tersebut Suroloyo.Hewan tupai bisa dilihat kondisinya masih baik dan menggunakan terawat, sayang belum ada teropong yang dibawa oleh wisatawan. Elang jawa tikar untuk kadang terbang di atas ketinggian yang disediakan dan bisa dilihat wisatawan, selain cuma-cuma diletakkan di itu ada spesis burung yang lain pendopo-pendopo tersebut. banyak berterbangan dan suaranya juga merdu. Sedangkan ada pengunjung secara c) Patung Punokawan Patung Punokawan beberapa rusa dipelihara oleh warga kondisinya dusun Keceme, dan kera sangat warna jarang karena bagus.Lokasi patung berada merupakan kera-kera liar dan takut di dekat tempat parkir, dan dengan manusia. dekat sekali terlihat e. Ketersediaan Sarana dan Prasarana 1) Sarana dan Prasarana a) Warung cat masih baik, juga masih dengan warung di obyek wisata sehingga begitu pengunjung makanan dan datang Patung Punokawan minuman sudah Warung yang ada di objek pengunjung wisata langsung berfoto. Puncak Suroloyoberjumlah12 warung makan warung- bisa dilihat dan biasanya d) Gazebo dan Gazebo di obyek wisata minuman, warung makan berjumlah empat buah yang menjual makanan seperti terletak di dekat area parkir Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) ke dua bagian Wisatawan selatan. Sarana ibadah yang sudah dimiliki oleh obyek wisata yang pernah mengunjungi obyek Puncak wisata ini musholla.Musholla gazebo sehingga mudah mempunyai untuk mencari tempat dengan hafal lokasi Suroloyoberupa dua pintu ini ruangan masing- beristirahat namun sayang masing dan masing-masing bagi wisatawan baru akan ruangan muat kurang lebih kesulitan mencari karena sebanyak kebanyakan wisatawan yang orang.Kondisi baru bersih pertama berkunjung kali memarkirkan kendaraannya di parkiran pertama atau parkiran bagian utara obyek wisata. e) Sarana Parkir empat dengan musholla lantai keramik dan suasana tenang untuk beribadah. g) Taman Rekreasi Taman ini tidak begitu luas, lokasinya berada tidak jauh Sarana parkir diobyek dari gardu pandang, pada wisata Puncak Suroloyo saat cuaca terik tidak ada yang disediakan untuk para pilihan lain bagi wisatawan pengunjung empat selain berteduh di bawah tempat, yaitu area parkir pohon agar terlindung dari satu berdekatan panas matahari. Bagi anak- dengan patung ponokawan, anak kecil masih belum khusus begitu menikmati ada yang untuk parkir karena kendaraan roda dua dan tidak adanya taman bermain roda empat.Area parkir dua di tempat ini. dan tiga ada pada bagian h) Gardu Pandang selatan jalan menuju Puncak Obyek Suroloyo.Area parkir empat Suroloyo memiliki dua buah berada jalan gardu pandang yang cukup menuju tempat parkir roda tinggi sangat mendukung dua dan roda empat yaitu di bagi wisatawan yang ingin dekat SDN Suroloyo. secara dibawah f) Sarana Ibadah wisata santai pemandangan Puncak melihat dengan Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) berdiri maupun duduk- duduk. berada di jalan utama dusun Keceme. i) Penginapan (Homestay) Obyek wisata k) Toilet dan Kamar Mandi Puncak Suroloyo memiliki Fasilitas toilet ini masih kurang untuk memenuhi homestay yang difungsikan kebutuhan wisatawan yang untuk menginap wisatawan, kunjung namun Suroloyo, penginapan yang di Puncak selain karena terdapat di lokasi wisata kurangnya sarana air bersih kini tidak untuk memenuhi kebutuhan dengan di objek wisata, lebih sulit semestinya lagi ketika musim kemarau, sehingga banyak kerusakan karena masih mengandalkan yang sumber kondisinya terawat sebagaimana belum air di Dusun yang juga diperbaiki.Pengelola Keceme mengalihkan wisatawan bila digunakan mau menginap, diarahkan untuk ke rumah – rumah warga di kebutuhannya. dusun Keceme berfungsi juga yang sebagai masyarakat memenuhi l) Panggung Obyek wisata Puncak homestay.Rumah – rumah Suroloyo mempunyai satu warga panggung yang digunakan yang homestay menjadi berjumlah 10 untuk berbagai keperluan. rumah dan bisa ditambah Panggung ini baru berdiri sesuai keinginan menurut pada tahun 2014 dengan situasi kondisi kondisi yang baik, setiap banyaknya saat bisa digunakan baik dan tergantung wisatawan yang menginap. j) Pos Retribusi untuk pentas maupun acaraacara yang lain. Pos retribusi yang dimiliki m) Tangga Obyek Wisata oleh objek wisata Puncak Obyek Suroloyoberada pada satu Suroloyo dilengkapi tangga tempat menuju saja.Pos retribusi wisata puncak kemiringan Puncak tingkat cukup Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) terjal.Tangga tersebut acara tertentu mempunyai dua jalur dan menyambut semuanya bisa dilalui. obyek n) Situs Budaya Kawasan pengunjung wisata.Upacara jamasan pusaka diadakan di obyek wisata Suroloyo, Dusun Keceme, Suroloyo Desa Gerbosari, Kecamatan situs-situs Samigaluh setiap tanggal 1 Puncak mempunyai budaya untuk yaitu lokasi Suro tahun baru pertapaan ada tiga yaitu jawa.Pusaka yang dijamasi pertapaan adalah mintorogo, Tombak Kyai pertapaan kedalisodo, dan Manggala pertapaan indrakila.Sendang Songsong Kyai Manggolo ada Dewo.Pusaka ini merupakan dua yaitu sendang Murti kawidodaren dan sendang pemberian kadewan. Kasultanan Yogyakarta. o) Camping Gruond Obyek wisata dari dan Kraton b) Wisata Edukasi Puncak Kawasan Puncak Suroloyo tanah menjadi tempat produksi teh lapang yang cukup luas dan kopi ini menjadi tempat yang bisa digunakan untuk belajar bagi wisatawan yang outbond dan camping. ingin Suroloyo 2) Atraksi memiliki Wisata Puncak memperdalam ilmunya khususnya untuk Suroloyo membuat teh dan membuat a) Atraksi Budaya kopi yang mana ilmu ini Kesenian jathilan tidak bisa didapat di sekolah merupakan kesenian yang maupun tempat lain. Jadi, paling di wisatawan berwisata sambil yang belajar sekaligus memupuk sering tampil acara-acara diselenggarakan oleh obyek kecintaan wisata lingkungan alam sehingga Suroloyo.Misalnya Puncak pada acara kirab dan jamasan terhadap termotivasi merawat alam. c) Wisata Minat Khusus pusaka 1 suro, acara tujuh Obyek belasan, tahun baru, dan Suroloyo wisata Puncak menyediakan Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) wisata minat khusus berupa Kelompok umur tracking, kegiatan ini siap responden: dilayani dengan peserta dua responden (35%) berumur 50 - sampai dua puluh peserta 59 tahun, lainnya umur 60-69 membentuk suatu tahun (22%), umur 40 – 49 rombongan. Ada tour guide (22%), umur 30 – 39 (11%), dan yang disediakan umur 20 – 29 (10%). Tingkat pengelola untuk memandu pendidikan responden: (38%) wisatawan. responden sudah Jalurnya dari Suroloyo – Kemiriombo (Jateng) – Gosoro jenjang diperoleh data berpendidikan SMP/SLTP. Jenjang – SMA/SLTA (29%), SD (27%), Kalitengah. Finish disana. Perguruan Tinggi (5), dan tidak Wisatawan sekolah dijemput kemudian dengan mobil (1%).Pekerjaan responden: (51%) responden antar jemput dari pengelola bekerja sebagai petani. Adapun maupun itu pekerjaan itu (14%), wiraswasta (3%), PNS dari tamu sendiri.Setelah sebagai karyawan wisatawan diantar menuju (2%), Candi Borobudur. pensiunan (1%), dan lain-lain 3) Obyek Wisata Terdekat TNI/Polisi (1%), (12%).Pendapatan pokok Obyek wisata Puncak Suroloyo responden: sebagian besar (78%) mempunyai kedekatan dengan dari obyek wisata yang lain baik di Rp.1.250.000,00 ada Desa Gerbosari maupun di desa responden didominasi – desa sekitarnya. Obyek wisata dengan tersebut adalah Curug pedagang, Sidoharjo, Curug Meranti, Rp.250.000,00 yang pekerjaan 21 petani, karyawan, wiraswasta. - dan Pendapatan Curug Siluwak, Kebun Bunga Rp.1.250.001,00 Krisan, Kebun Teh Nglinggo, Rp.2.250.000,00 Embung responden (20%), Pendapatan Banjaroya, Sendangsono. 2. Kondisi Non-Fisik a. Tanggapan Penduduk Sekitar 1) Karakteristik Responden dan ada 19 Rp.2.250.001,00Rp.3.250.000,00 ada dua responden (2%).Pengaruh obyek wisata terhadap pendapatan Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) responden: (91%) berpendapat responden dengan adanya 4) Dukungan Penduduk terhadap Obyek Wisata obyek wisata Puncak Suroloyo Penduduk sekitar obyek wisata tidak mempengaruhi pendapatan Puncak Suroloyo, terutama di mereka. Responden sebanyak dusun (9%) berpendapat bahwa obyek pengembangan wisata dengan Puncak Suroloyo menambah pendapatan mereka. 2) Tanggapan terhadap Lingkungan Keceme mendukung obyek wisata berpartisipasi mengadakan kerja bakti di lingkungan obyek wisata pada Sekitar Obyek Wisata saat-saat tertentu. Penduduk yang Responden sangat mengapresiasi berada lingkungan penyangga di sekitar obyek di dusun-dusun juga mendukung wisata Puncak Suroloyo tetap pengembangan terjaga dengan cara membuat jalan yang hingga sebagian kini, juga adanya namun berpendapat pembangunan bagus obyek agar bisa wisata dilewati dan wisatawan dengan aman. Mereka penjualan tanah ke pihak swasta mewakili dusun-dusun di Desa menjadikan Gerbosari yang berjumlah 19 lingkungan sehingga rusak mengurangi kenyamanan berwisata. 3) Tanggapan terhadap (sembilan belas), berpartisipasi Rencana ikut menampilkan kesenian dalam kirab budaya dan Pengembangan Ekowisata jamasan pusaka tanggal satu suro Responden (100 %) menyetujui yang jika ada rencana pengembangan tahunnya. ekowisata di Puncak Suroloyo. Penduduk menyatakan demikian rutin diadakan setiap b. Tanggapan Wisatawan 1) Profil Wisatawan karena prihatin dengan kondisi Umur obyek responden berumur20-24 tahun, wisata yang kurang responden: terawat dan banyak kerusakan umur sehingga ekowisata berumur 25-29tahun(11%).Jenis diharapkan obyek wisata Puncak kelamin responden: laki – laki Suroloyo akan semakin maju sebanyak (51%) dan perempuan tanpa merusak lingkungan. sebanyak (49%).Daerah asal responden: berasal dengan 15-19 (43%) tahun (30%), dari luar Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) Kabupaten Kulon Progo tetapi sebanyak tiga kali (4%) dan masih Provinsi Daerah Istimewa lebih dari tiga kali sebanyak Yogyakarta (DIY) (36%), luar (13%). Lama kunjungan: paling Provinsi dan banyak waktu yang dihabiskan terendah dari dalam Kabupaten antara satu jam sampai tiga jam. Kulon Progo (17%). Alat DIY (47%), 2) Kondisi Sosial Ekonomi Pekerjaan digunakan: responden: sebagai transportasi (89%) yang wisatawan (59%) menggunakan alat transportasi pelajar/mahasiswa, berupa sepeda motor yang dirasa kemudian bekerjasebagai lebih praktis dan cocok karyawan swasta (25%), bekerja digunakan di wilayah perbukitan sebagai pengusaha(4%), sebagai dengan jalan yang berkelok- PNS (2%), TNI/Polisi (1%), kelok dan sempit, ada juga serta lain-lain (9%). Tingkat wisatawan yang menggunakan pendidikan mobil pribadi (7%) biasanya responden: wisatawan (43%) berpendidikan datang Perguruan keluarga, Tinggi, diikuti dengan rombongan dan wisatawan SMA/SLTA (37%), SMP/SLTP menggunakan sepeda (4%) yang (13 %), berpendidikan SD (5 %), memanfaatkan hari libur untuk dan yang paling sedikit adalah bersepeda tidak sekolah (2%). Puncak Suroloyo dengan jalur 3) Profil Psikografis Cara yang responden ke obyek menantang. wisata Jenis memperoleh kunjungan: (83 %) wisatawan informasi wisata: sebagian besar yang berkunjung ke objek wisata informasi berasal dari teman bersama (61%), lainnya internet lainnya (33%), (6%). dan Jumlah kunjungan: (69%) mengunjungi teman, berkunjung 4) Tanggapan Wisatawan Terhadap Aksesbiltas, sebanyak satu kali. sedangkan Sarana Obyek Wisata. (14%) Aksesbilitas Puncak yangkedua mengunjungi Suroloyountuk kalinya. Jumlah kunjungan wisatawan lain yaitu dengan keluarga (17%). objek wisata Puncak Suroloyo sudah sedangkan Prasarana, mencapai dan obyek wisata: (47%) menyatakan baik, (8%) menyatakan sangat baik, adapun wisatawan (38%) Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) menyatakan jelek, dan sangat layanan jelek dan lengkap. Kondisi vegetasi: baik sarana: sebagian besar (71%) (59%), kurang baik (37%) dan respondenmenyatakankurang mengkhawatirkan (4%). lengkap, Keramahtamahan masyarakat (7%). Prasarana menyatakan cukup informasi lengkap (26 %) dan sisanya (3 setempat: %) menyatakan sangat lengkap. kurang 5) Tanggapan Wisatawan tentang Potensi Ekowisata Puncak Suroloyo Daya wisatawan (89%) responden kurang memuaskan (38%).Pengeluaran: berkunjung karena siatas Rp. 30.000,00. panorama teman/keluarga (29%), selama berwisata: memuaskan (62%), (60%) dengan dan (11%).Tingkat wisata: daya tarik panorama alamnya, berlibur ramah kepuasan dan tarik ramah kurang umumnya c. Tanggapan Pedangang di Obyek Wisata 1) Profil Responden wisatawan juga tertarik pada Umur responden: 20-29 tahun atraksi budaya (3 %) , dan lainya (42%), lainnya berumur 30-39 (8 %).Tingkat kebersihan: kotor tahun (25%), umur 50-59 tahun (48%), bersih (43%), sangat (25%), dan umur 40-49 tahun kotor (48%), dan sangat bersih (8%). Jenis kelamin: perempuan (2%).Tingkat keamanan: aman 67 persen dan laki-laki 33 (63%), kurang aman (29%), tidak persen. aman (5%), dan sangat aman responden: lulusan SMP/SLTP (3%). Tingkat kesejukan: sejuk yaitu mencapai 58%. Lulusan (62%), sangat sejuk (36%), dan SD mencapai 25%, dan lulusan kurang SMA/SLTA mencapai 17%. sejuk (2%). Tingkat keindahan: indah (68%),sangat Tingkat pendidikan 2) Kondisi Sosial Ekonomi indah (18%), dan kurang indah Pendapatan: semua responden (14%).Kelengkapan layanan (100 %) pendapatan perbulannya informasi: (5%) responden saja adalah Rp. 100.000,- sampai Rp. yang lauyanan 500.000,- per bulan.Biaya sewa informasi sangat lengkap, (38%) kios: satu ruangan kios biaya berpendapat layanan informasi sewa lengkap, dan (57%) berpendapat sedangkan untuk dua ruangan berpendapat sebesar Rp. 300.000,- Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) kios biaya sewanya sebesar Rp. 600.000,- per tahun. 3) Tanggapan d. Tanggapan Pengelola Jumlah terhadap Pengembangan pengelola yang diambil Rencana sebagai responden berjumlah 10 Ekowisata orang yang terdiri atas ketua, wakil, Puncak Suroloyo sekretaris, Sebanyak (100%) mendukung publikasi rencana retribusi, pengembangan bendahara, dan divisi pemasaran, divisi divisi parkir, divisi ekowisata puncak suroloyo dan kebersihan, dan yang lainnya sebagai siap anggota. Berdasarkan penelitian respoden mengikuti arahan dari hasil punyuluh dan pihak-pihak terkait. Para pedagang berjenis kelamin laki-laki, berumur dengan antara 17 – 56 tahun dan bertempat berkembanganya ekowisata akan tinggal di Dusun Keceme.Pendidikan menambah pemasukan mereka terakhir responden sebagian besar sekaligus obyek wisata Puncak adalah Suroloyo akan tetap terpelihara sisanya SMA/SLTA (30 %) dengan kelestariannya di masa yang akan mata pencaharian di luar obyek datang.Responden menginginkan wisata sebagai petani, karyawan penghasilan mereka meningkat, swasta, namun harian Berdasarkan hasil penelitian, semua wisata responden merasa terbantu dan Puncak Suroloyo yang menurut meningkat kesejahteraannya oleh mereka berpandangan kunjungan wisatawan di obyek SMP/SLTP semuanya (70%) dan dan wiraswasta. belum konsisten karena pengembangan obyek wisata para pedagang Puncak membuat Suroloyo mereka berpenghasilan pas-pasan.Saran mempunyai pendapatan antara Rp pengembangan pedagang 250.000,00 – Rp 1.000.000,00 per yaitu kepada pengelola untuk bulan.Selama ini pengelolaan obyek menggencarkan promosi obyek wisata wisata agar banyak wisatawan tergolong baik, buktinya wisatawan yang selalu dari berkunjung Puncak Puncak Suroloyo sehingga dapat pengelola menyadari masih banyak menambah penghasilan para kekurangan yang perlu untuk segera yang obyek wisata. berjualan di setiap sudah ke pedagang ada Suroloyo diatasi.Ada kendala hari.Namun, yang utama dalam pengembangan obyek wisata Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) ini yaitu kendala keuangan.Kurangnya modal untuk pembangunan sarana dan prasarana sekaligus mengadakan acara budaya sehingga selama ini masih jarang adanya perbaikan dan jarang terhadap pengembangan pariwisata Puncak Suroloyo. d. Keamanan terjamin karena didukung oleh masyarakat sekitar. e. Kuantitas sumber daya manusia tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya diadakannya pentas budaya. Kalau orang kendala keuangan sudah teratasi pengelolaan pengelola berpendapat secara langsung maupun secara tidak wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata yang terlibat obyek dalam wisata baik langsung. akan semakin banyak dan obyek f. Terbukanya peluang kerjasama yang wisata Puncak Suroloyo ini kedepan tinggi antara pengelola obyek wisata akan semakin maju tidak kalah dengan dengan obyek wisata yang lain di Kabupaten Kulon Progo sehingga Kabupaten Kulon Progo. lebih C. Faktor-Faktor Pendukung dan DINBUDPARPORA mudah permasalahan mengatasi yang segala ada dan Penghambat mempermudah upaya pengembangan 1. Faktor-Faktor Pendukung obyek wisata Puncak Suroloyo. Berdasarkan diperoleh hasil penelitian, faktor-faktor dapat pendukung 2. Faktor-Faktor Penghambat Berdasarkan hasil penelitian, obyek wisata Puncak Suroloyo sebagai diperoleh berikut: obyek wisata Puncak Suroloyo sebagai a. Panorama alam di Puncak Suroloyo berikut: masih alami dan faktor-faktor dapat penghambat didukung a. Lingkungan objek wisata kurang pemandangan yang indah dari Candi terpelihara dengan baik, hal ini Borobudur, Gunung Merapi, Gunung terlihat dari lokasi Merbabu, Gunung Sindoro, Gunung banyak sampah berserakan, coret- Sumbing, Kota Yogyakarta, serta coretan pada dinding dan tangga naik Samudera Hindia di sisi selatan. obyek wisata yang mengganggu b. Keragaman atraksi budaya yang masih yang keindahan, genting pendopo yang tinggi di dusun-dusun penyangga mlorot, aspal jalan yang mengelupas, sekitar obyek wisata. kebun teh khas pegunungan yang c. Aparat desa dan masyarakat memberikan dukungan yang tinggi dulunya bagus kini sudah beraturan, dan sebagainya. tak Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) b. Sarana dan prasarana perhubungan g. Pembangunan sumber daya manusia untuk mencapai obyek wisata kurang di lingkungan wisata masih belum memadai menyebabkan wisatawan memadai, hal ini berkaitan langsung mengalami transportasi dengan pelayanan yang diberikan umum. Penerangan jalan juga dirasa masyarakat sekitar kepada wisatawan kurang, saat malam hari cuaca terutama berkabut sekitar kesulitan cukup membahayakan kesadaran perlu masyarakat dibangun sehingga apabila melalui jalan menuju obyek berpotensi meningkatkan kunjungan wisata Puncak Suroloyo. Informasi wisatawan ke obyek wisata Puncak jalan berupa papan-papan penunjuk Suroloyo. jalan juga jumlahnya masih terbatas. c. Sarana dan prasarana masih kurang, seperti restoran, toko h. Keterbatasan dana yang ada dalam pengembangan obyek wisata, sampai souvenir, saat ini belum ada masyarakat lokal penginapan, bank, ATM, dan alat yang menanamkan modalnya untuk komunikasi yang terbatas. kemajuan obyek wisata. d. Belum adanya tempat yang menjadi pusat informasi untuk wisatawan, berdasarkan pengamatan informasi yang pengelola obyek penulis disediakan wisata oleh masih kurang karena tidak adanya tempat D. Strategi pengembangan Obyek Wisata Puncak Suroloyo di masa yang akan datang. 1. Identifikasi faktor-faktor internal a) Faktor-faktor internal dan petugas khusus yang sedia setiap Faktor internal dibagi atas kekuatan saat memberikan informasi. dan e. Jumlah biro perjalanan kurang dan masih terbatas, sebatas yang kelemahan.Kekuatan-kekuatan yang dimiliki obyek wisata Puncak Suroloyo sebagai berikut: potensi disediakan pengelola saja, belum ada sumber biro luar, hal ini terlihat dari mengesankan, potensi budaya tinggi, pengamatan penulis tidak adanya adanya dukungan masyarakat sekitar, penawaran biro perjalanan untuk penguasaan teknologi informasi oleh berwisata di Puncak Suroloyo. sebagian f. Kurangnya sumber daya manusia yang profesional kepariwisataan. di bidang berada kawasan daya SDM, di alam lokasi wilayah obyek yang strategis perbukitan, wisata bisa digunakan untuk wisata pendidikan dan penelitian.Kelemahan- Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) kelemahan yang dimiliki obyek kerjasama dengan dusun-dusun wisata Puncak Suroloyo sebagai penyangga di sekitar obyek wisata, berikut: kualitas daya pembangunan sumber daya manusia manusia yang rendah, di lingkungan wisata masih belum sumber relatif keterbatasan dana, beberapa potensi memadai, kerusakan belum kawasan obyek tergarap mestinya, sebagaimana sarana dan prasarana lingkungan, wisata rawan longsor. obyek wisata yang masih terbatas, 2. Alternatif strategi pengembangan Obyek belum adanya pihak swasta yang ikut Wisata Puncak Suroloyo di masa yang berperan akan datang. dalam pengembangan obyek wisata. Berdasar analisis matrik SWOT, maka b) Faktor-faktor eksternal dapat diketahui alternatif strategi Faktor eksternal terdiri atas peluang pengembangan pariwisata di Puncak dan ancaman. Peluang yang terdapat Suroloyo di masa yang akan datang pada pariwisata di Puncak Suroloyo yang berupa: a) Memanfaatkan peluang adalah: kawasan Puncak Suroloyo kerjasama sesuai untuk kegiatan ekowisata, mengelola sumber daya yang ada. b) kerjasama yang tinggi antara Meningkatkan pengelola obyek wisata dengan DINBUDPARPORA tinggi dari pemerintah kualitas untuk daya untuk SDM saing yang dalam Kabupaten mengembangkan obyek wisata Puncak Kulon Progo, adanya peran serta Suroloyo. c) Menggencarkan promosi masyarakat untuk dalam pelestarian menarik wisatawan. d) budaya, adanya perubahan trend Menggarap potensi yang ada sesuai pariwisata dengan darimass tourism ke permintaan tren pariwisata quality tourism,kebijakan pemerintah quality tourism terutama untuk kegiatan dalam Puncak ekowisata. e) Memperbaiki maupun tujuan membangun sarana dan prasarana yang Suroloyo pengembangan sebagai daerah wisata alam. Ancaman yang terdapat belum pada pariwisata di Puncak Suroloyo pendidikan adalah:sebagian area di obyek wisata masyarakat sekitar obyek wisata. g) merupakan hak milik perorangan, Membangun perilaku wisatawan yang merusak dengan lingkungan, Meningkatkan obyek daya wisata saing lain, dengan kurangnya memadai. f) Memberikan kepariwisataan hubungan pihak-pihak pengelolaan kerjasama swasta. pengawasan kawasan untuk objek h) dalam wisata Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) Puncak Suroloyo. i) Meningkatkan pedagang menaruh harapan besar pada keterlibatan masyarakat sekitar dalam kemajuan obyek wisata, dan pengelolaan memaksimalkan obyek wisata perlu ditingkatkan. kepariwisataan di obyek wisata Puncak Suroloyo. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kepariwisataan Puncak Suroloyo. Faktor-faktor internal yang mendukung KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan pengembangan pariwisata yaitu potensi Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sumber daya alam, potensi budaya, adanya telah diuraikan sebelumnya, maka simpulan dukungan masyarakat sekitar, penguasaan terhadap pengembangan kawasan wisata Puncak teknologi informasi oleh sebagian SDM, Suroloyo adalah sebagai berikut: lokasi strategis, dan kawasan obyek wisata 1. Kondisi fisik lingkungan di sekitar obyek dapat digunakan untuk wisata pendidikan wisata Puncak Suroloyo adalah reliefnya dan penelitian. Faktor-faktor eksternal yang berupa perbukitan dengan udara yang sejuk, mendukung panoramanya indah, curah hujan tinggi, adalah kawasan Puncak Suroloyo sesuai mata air banyak ditemukan di tekuk-tekuk untuk lereng, kerjasama antara pengelola dengan dinas, aksesbilitas penggunaan lahan tidak mudah, terbanyak untuk adanya pengembangan kegiatan peran pariwisata ekowisata, serta peluang masyarakat dalam ladang/tegalan, tanahnya subur, kondisi pelestarian budaya, adanya perubahan trend vegetasi baik, flora dan fauna perlu dijaga pariwisata dari mass tourism ke quality dan dilestarikan, sarana prasarana perlu tourism, dan Puncak Suroloyo sebagai dilengkapi, dan kebersihan lingkungan perlu daerah tujuan wisata alam. ditingkatkan. Faktor-faktor internal yang menghambat 2. Kondisi non fisik lingkungan di kawasan pengembangan pariwisata yaitukualitas obyek wisata Puncak Suroloyo adalah Desa sumber daya manusia yang relatif rendah, Gerbosari terdiri atas 19 dusun, jumlah keterbatasan dana, beberapa potensi belum penduduk Desa Gerbosari tahun 2015 tergarap, sarana dan prasarana obyek wisata sebanyak 5.325 jiwa, 1.268 KK, tingkat terbatas, dan belum adanya pihak swasta pendidikan berperan rendah, penduduk mata tergolong pencaharian relatif penduduk wisata. dalam pengembangan Faktor-faktor eksternal pengembangan obyek yang mayoritas sebagai petani, tingkat keramahan menghambat masyarakat sekitar tinggi, layanan informasi Puncak Suroloyo adalah sebagian area di perlu dilengkapi, wisatawan menyatakan obyek puas berkunjung ke obyek wisata, para perorangan, wisata merupakan perilaku pariwisata hak milik wisatawan yang Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan) merusak lingkungan, daya saing dengan menggarap potensi yang ada terutama untuk obyek lain, kurangnya kerjasama dengan kegiatan ekowisata, memperbaiki maupun dusun-dusun wisata, membangun pembangunan sumber daya manusia di memberikan lingkungan memadai, untuk masyarakat sekitar obyek wisata, kerusakan lingkungan, dan obyek wisata membangun hubungan dengan pihak swasta, rawan longsor. meningkatkan penyangga wisata obyek belum 4. Potensi ekowisata di Puncak Suroloyo yaitu sarana dan pendidikan prasarana, kepariwisataan pengawasan dalam pengelolaan kawasan obyek wisata, dan keindahan alam yang masih alami khas meningkatkan perbukitan, suhu dan kelembaban udara sekitar. keterlibatan masyarakat yang nyaman, aksesbilitas cukup memadai, Saran flora dan fauna beragam, peluang untuk Sehubungan dengan pembahasan sebelumnya, lintas alam seperti trekking dan pendakian, maka saran-saran yang perlu disampaikan adalah wisata edukasi, adanya tempat warisan atau sebagai berikut: peninggalan sejarah, adanya atraksi budaya 1. Meningkatkan pengembangan obyek wisata lokal, ketersediaan atraksi alam lain di baik oleh pengelolakawasan wisata, dinas sekitar obyek wisata, peluang kerja dan terkait, pemerintah maupun masyarakat, penghasilan bagi sekitar, dengan melengkapi rambu-rambu jalan, talut keterlibatan masyarakat dalam jalan, serta fasilitas untuk wisatawan yang kegiatan-kegiatan di obyek wsiata, adanya masih kurang seperti tempat penginapan, dukungan dusun-dusun penyangga terhadap lampu penerangan jalan, perluasan tempat obyek wisata, kegiatan wisata memberikan parkir, keuntungan macapai objek wisata, perbaikan tangga masyarakat finansial sekitar bagi keperluan perbaikan pelebaran menuju wisatawan, sampah, serta taman bermain dan tempat bantuan dan perawatan medis, dan komitmen pengelola mengurangi dampak negatif penambahan jalan konservasi, adanya jaminan keamanan bagi tersedianya puncak, dan tempat beristirahat yang nyaman. berupa 2. Obyek wisata Puncak Suroloyo dijadikan kerusakan lingkungan serta budaya lokal ikon wisata sekaligus pusat informasi di akibat kegiatan wisata. Desa Gerbosari yang memfasilitasi segala 5. Strategi pengembangan berdasarkan SWOT adalah memanfaatkan peluang dari potensi yang dimiliki semua dusun di Desa Gerbosari terutama di dusun-dusun sekitar pemerintah untuk mengelola sumber daya obyek wisata yang ada, meningkatkan kualitas sumber penyangga. daya manusia, menggencarkan promosi, yang merupakan daerah Potensi dan Strategi Pengembangan…(Erwin Yosenawan)