BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas (Tandelilin, 2007 dalam Setiyawan, 2014). Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum, perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitang dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek (Rusdin, 2008). Salah satu bentuk instrumen di pasar modal adalah efek, yaitu surat berharga yang salah satunya berupa saham. Saham adalah surat berhaga sebagai bukti penyetoran atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan (Ang, 1997). Perbandingan Saham dengan produk investasi lain dalam bentuk financial assets cenderung memiliki tingkat keuntungan atau return yang diperoleh oleh investor relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan, deposito, maupun obligasi. Investasi dalam bentuk saham mempunyai risiko yang sesuai dengan prinsip investasi yaitu high risk high return, low risk low return. Semakin tinggi potensi keuntungan dari suatu instrumen investasi, semakin tinggi pula kemungkinan risiko yang akan diderita investor, demikian pula sebaliknya. Potensi keuntungan dari investasi dalam bentuk saham relatif lebih besar dari investasi dalam bentuk finansial aset lainnya seperti instrumen pasar uang, obligasi, dan reksadana, oleh 1 2 karena itu risiko investasi dalam bentuk saham lebih besar dari pada investasi dalam bentuk finansial aset selain saham. Dalam berinvestasi saham, investor memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan berupa capital gain atau selisih dari harga beli saham dengan harga jual saham dan dividen tunai yang diperoleh dari perusahaan atas keuntungan perusahaan. Capital gain yang diperoleh investor dipengaruhi oleh laba perusahaan. Laba yang meningkat merupakan kabar baik (good news) bagi investor, sedangkan laba yang menurun merupakan kabar buruk (bad news) bagi investor (Wijayati, dkk, 2015 dalam Hapsari,2007). Perusahaan dengan laba yang meningkat, maka tingkat laba per lembar saham pun meningkat. Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001). Semakin tinggi nilai Earning Per Share tentu saja menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham. Laba yang meningkat akan meningkatkan kas perusahaan, sehingga ukuran perusahaan meningkat. Ukuran perusahaan menggambarkan ukuran sebenarnya suatu perusahaan. (Nazir et.al, 2010 dalam Anastassia(2014). Besarnya ukuran perusahaan menunjukkan perusahaan yang likuid, sehingga kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen semakin besar. Kebijakan pembagian dividen yang dilakukan perusahaan berdasarkan keputusan Dewan Direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (Rusdin, 2008). 3 Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan akan mengurangi kas perusahaan sehingga akan menurunkan likuiditas perusahaan. Dengan adanya hal tersebut perusahaan terdorong dalam memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan sehingga akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan. Signaling Theory adalah motivasi manajemen menyajikan informasi keuangan diharapkan dapat memberikan signal kemakmuran kepada pemilik ataupun pemegang saham. Publikasi laporan keuangan dapat memberikan signal perkembangan harga saham perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi. Menurut Jogiyanto (2000) dalam Marundha (2014), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Pada saat informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan 4 menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Jika pengumuman informasi tersebut sebagai signal baik bagi investor, maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham. Fenomena yang terjadi pada perusahaan manufaktur adalah harga saham yang fluktuatif dan penurunan harga saham, sehingga berdampak pada motivasi investor dalam menananamkan modalnya pada perusahaan. Pada akhir tahun penutupan seringkali perusahaan ingin menampilkan kinerja perusahaan yang terlihat baik . Sehingga bagi investor perlu menganalisis laporan keuangan terkait harga saham yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk likuiditas, profitabilitas, kebijakan dividen, dan ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini memilih obyek yang berbeda dengan periode penelitian yang lebih baru, sehingga diharapkan dapat mencermikan kondisi saat ini. Penelitian mengkaji kembali faktor- faktor yang mempengaruhi harga saham. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang likuiditas, profitabilitas, dividen dan ukuran perusahaan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur. Alasan peneliti menggunakan faktor tersebut adalah ketika laba meningkat maka keuntungan yang diperoleh perusahaan meningkat. Keuntungan yang meningkat akan berdampak pada laba per saham yang meningkat, sehingga mengindikasikan terjadi kenaikan penjualan. Penjualan yang meningkat akan menambah kas perusahaan, sehingga perusahaan semakin besar, ukuran perusahaan meningkat. 5 Kas merupakan bagian dari aset lancar, sehingga perusahaan semakin kuat dalam likuiditasnya. Diindikasikan pada kondisi tersebut menunjukkan perusahaan mampu menghadapi persaingan dalam industri. Dengan aset yang dimiki semakin likuid, perusahaan dapat membagikan sebagian keutungannya untuk investor sebagai dividen. Sehingga menarik investor untuk menanamkan modalnya pada emiten. Hal tersebut berdampak pada permintaan pasar yang semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan harga saham. Untuk memperjelas dan menganalisis adanya permasalahan harga saham dalam perusahaan manufaktur, maka berikut ini adalah data empiris yang dapat disajikan: Tabel 1.1 Rata-Rata Harga Saham (Clossing Price) Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015 No Tahun Rata-Rata Harga Saham 1 2010 8.459,93 2 2011 11.251,00 3 2012 14.192,33 4 2013 13.437,67 5 2014 16.164,33 6 2015 15.966,00 Sumber : Data sekunder yang diolah 6 Berdasarkan tabel 1.1, dapat terlihat rata-rata harga saham pada perusahan manufaktur periode 2010 hingga 2015 mengalami fluktuasi dimana pada tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan, kemudian terjadi penurunan ditahun 2013. Terjadi peningkatan kembali tahun 2014 dan kemudian menurun kembali pada tahun 2015. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi harga saham. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, harga saham dapat dipengaruhi oleh Likuiditas (Setiyawan, 2014), profitabilitas (Rusliati, 2011; Cherliana, 2015; Puspita, 2016), dividen (Rusliati, 2011), ukuran perusahaan (Puspita, 2016). Likuiditas merupakan kemampuan untuk menjual sebuah aset guna mendapatkan kas pada waktu singkat (Brealey, et.al. ,2008). Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo (Fred Waston dalam Kasmir 2010). Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan (Kasmir, 2010). Profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya profitabilitas menunjukkan efisiensi perusahaan. Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui dalam Rapat Umum Pemegang saham (Rusdin, 2008). 7 Ukuran perusahaan dapat diukur melalui ukuran aktiva, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar. Dalam memenuhi kebutuhan informasi bagi para krediturnya, perusahaan yang tumbuh besar memiliki kewajiban lebih besar dari pada yang lain. Hal ini dapar dilihat melalui laporan tahunan yang lebih terinci (Subiyantoro, 1997 dalam Setiyono, 2016). Semakin besar total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar, maka semakin besar pula ukuran perusahaan. Tabel 1.2 Research Gap Penelitian Terdahulu Var. Independen Likuiditas Profitabilitas Dividen Ukuran Perusahaan Var. Dependen Harga Saham Meythi, et.al (2011) Rusliati (2011) TB TB Sa’adah & Kadarus man (2014) B B TB Setyawan & Pardiman (2014) Cherliana & Sugiyono (2015) Puspita & Subardjo (2016) B TB B TB B TB B Sumber : Disarikan dari berbagai jurnal Keterangan : B = Berpengaruh TB = Tidak Berpengaruh Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham cenderung tidak konsisten atau berbeda antara peneliti yang satu dengan peneliti yang lain. Dengan adanya hal tersebut maka peneliti tertarik untuk mengujinya kembali. Penelitian ini merupakan replikasi dari Puspita dan Subardjo (2016) yang membahas tentang pengaruh likuiditas, profitabilitas, dividen dan ukuran perusahaan terhadap harga saham dengan pertumbuhan laba sebagai variabel 8 moderating. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh likuiditas, profitabilitas, dividen dan ukuran perusahaan terhadap harga saham. Objek penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2015. Pada penelitian sebelumnya menggunakan sampel perusahaan food and baverages yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Periode 2010-2015 dipilih karena diharapkan dapat memberikan gambaran terkini keuangan dari sebuah perusahaan. Berdasarkan uraian permasalahan dan adanya perbedaan hasil penelitian tersebut mendorong peneliti untuk menyusun skripsi dengan judul “PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DIVIDEN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2015)”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini akan menguji kembali pengaruh likuiditas, profitabilitas, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan terhadap harga saham pada manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2010 hingga 2015. Hasil penelitian terdahulu oleh Meythi et.al (2011), Rusliati (2011), Sa’adah(2014), Setiyawan (2014), Cherliana(2015), beserta Puspita(2016) harga saham dipengaruhi beberapa faktor diantaranya likuiditas, profitabilitas, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan. Berhubungan dengan hal tersebut, masih terdapat inkonsistensi hasil penelitian. Untuk itu, perlu 9 dilakukannya pembuktian lebih lanjut apakah likuiditas, profitabilitas, dividen, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian, penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah Likuiditas(CR) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015? 2. Apakah Profitabilitas (EPS) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015? 3. Apakah Dividen (DPS) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015? 4. Apakah ukuran perusahaan (Size) mempunyai pengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 20102015? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Menemukan bukti empiris pengaruh Likuiditas (CR) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015. 2. Menemukan bukti empiris pengaruh Profitabilitas (EPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015. 3. Menemukan bukti empiris pengaruh Dividen (DPS) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015. 4. Menemukan bukti empiris pengaruh ukuran perusahaan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015. 10 1.3.2. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bagi berbagai pihak sebagai berikut : 1.3.2.1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapakan dapat membawa manfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan maupun sebagai referensi dalam penelitian-penelitian dengan topik yang sama yang mungkin akan dilakukan. 1.3.2.2. Manfaat Praktis 1. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan solusi terkait dengan permasalahan mengenai likuiditas, profitabilitas, kebijakan dividen, ukuran perusahaan, pertumbuhan laba, dan harga saham. 2. Bagi Investor, penelitian ini dapat dijadikan sebagai input informasi terkait dengan pengambilan keputusan di dalam investasi sehingga investor dapat mengambil keputusan secara efektif dan efesien dalam memilih emiten. 3. Sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan pengetahuan akademik maupun pihak lain. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel terikat/ dependen (diberi simbol Y) dan variabel bebas / independen (diberi simbol X). Indentifikasi masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : 3.1.1.1 Variabel Dependen Variabel dependen adalah variabel yang memberikan reaksi / respon jika dihubungkan dengan variabel yang lain. Atau dengan kata lain, variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Harga Saham. 3.1.1.2 Variabel Independen Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel bebas yang di gunakan addalah Likuiditas (CR), Profitabilitas (EPS), Dividen(DPS), dan Ukuran Perusahaan. 3.1.2 Definisi operasional 3.1.2.1 Variabel Dependen 3.1.2.1.1 Harga Saham Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Harga Saham. Harga saham dalam penelitian ini adalah harga saham yang terjadi di bursa pada saat penutupan 42 43 (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan saham. Harga Penutupan (Close atau Clossing Price), harga penutupan suatu saham yang merupakan harga terakhir transaksi (last tride).(Fakhrudin, 2008) 3.1.4.2 Variabel Independen 3.1.4.2.1 Likuiditas Fred Waston dalam Kasmir (2010) menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Ang (1997) menyatakan bahwa rasio likuiditas dibagi atas tiga jenis, yaitu: Rasio Lancar (Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Net Working Capital. Current Ratio menunjukkan bagaimana perusahaan dapat menutupi utang jangka pendeknya dimana semakin besar aktiva lancar makan akan semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Variabel Rasio Lancar (Current Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut (Kasmir, 2009 dalam Puspita, 2016) : Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Asset) Utang Lancar (Current Liabilities) 44 3.1.4.2.2 Profitabilitas Hanafi dan Halim (2007) Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilakan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Dalam penggunaan rasio profitabilitas tidak terlepas dari rasio earning per share (EPS) dimana menunjukkan tingkat maksimal laba yang diperoleh dari suatu emiten dari pendapatan bersih setelah pajak. Rasio EPS berperan penting dalam kaitannya dengan pendapatan laba. Earning Per Share menunjukkan seberapa besar keuntungan yang didapatkan investor untuk setiap saham yang dimiki. Variabel rasio Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai berikut (Hanafi, 2007) : Laba Per Lembar Saham = Laba Bersih Setelah Pajak Saham yang beredar 3.1.4.2.3 Dividend Per Share Menurut Ang (1997) Dividen merupakan nilai pendapatan bersih setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba yaitu laba ditahan, atau atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor (Kieso dan Weygant, 2008). Dalam penelitian ini data yang diambil adalah pada pasca pembagian dividen tunai diumumkan yaitu dengan melihat perubahan DPS (Dividen Per Share). Dividen Per Share menunjukkan seberapa besar pendapatan 45 dividen yang didapatkan setiap saham yang dimiliki. Variabel Dividend Per Share dapat dirumuskan sebagai berikut (Puspita, 2016) : DPS (Dividen Per Share) = Dividen tunai Saham yang beredar 3.1.4.2.4 Ukuran Perusahaan Secara umum ukuran perusahaan (size) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasi dan investasi yang menguntungkan sehingga semakin besar sebuah perusahaan maka akan semakin besar penjualan dan berdampak pada laba perusahaan. Tetapi bisa jadi semakin besar perusahaan maka semakin mungkin perusahaan tersebut berinvestasi pada investasi yang beresiko, atau semakin besar perusahaan justru memungkinkan perusahaan tersebut sudah tidak dapat berkembang lagi (sudah pada titik jenuh) sehingga kemungkinan perusahaan tersebut akan mengalami penurunan seperti pendapat Watt & Zimmerman (1986) dalam Santosa (2009) perusahaan berskala kecil justru menghasilkan return yang lebih tinggi dari perusahaan besar. Variabel Ukuran Perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut (Setiyono, 2014) : Ukuran Perusahaan = Ln Total Assets 46 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No Nama Variabel 1 Harga Saham (Y) Likuiditas 2 (X1) 3 Profitabili tas (X2) 4 5 Dividen (X3) Ukuran Perusahaa n (X4) Definisi Variabel Indikator Harga Penutupan (Close atau Clossing Price), harga penutupan suatu saham yang merupakan harga terakhir transaksi (last tride) Harga Penutupan/Clossing Price dalam statistik IDX Rasio Likuiditas, Fred Waston, menyebutkan bahwa rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilakan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat penjualan,aset,dan modal saham yang tertentu. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya kekayaan yang dimiliki perusahaan. Current Ratio = Current Asset Current Liabilities EPS = NIAT Saham yang beredar Sumber Fakhrudin (2008) Kasmir (2010) Hanafi dan Halim (2007) DPS= Dividend Total saham yang diterbitkan UP = Ln Total Assets Ang (1997) Setiyono (2014) 3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Sampel 3.2.1 Objek Penelitian dan Unit Sampel Objek dalam penelitian ini adalah pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menyediakan laporan keuangan pada periode 2010 – 2015. Alasan mengenai dipilihnya obyek penelitian ini karena perusahaan manufaktur mencakup lebih luas akan kondisi pasar dan diharapkan dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya daripada penelitian sebelumnya. Data kuantitatif yang diperlukan dalam pengolahan data di obyek penelitian ini adalah 47 data sekunder. Unit sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa laporan keuangan yang telah diaudit periode tahun 2010– 2015 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI). 3.2.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu dari tahun 2010-2015. Dari populasi tersebut diambil sejumlah sampel untuk digunakan dalam penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi yang harus memiliki karakteristik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2015 dengan kriteria sebagai berikut: 1) Semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2015. 2) Perusahaan yang konsisten melaporkan Laporan Keuangan dari tahun 20102015. 3) Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam rupiah selama periode pengamatan. 4) Perusahaan yang mengalami laba. 48 5) Perusahaan yang membagikan dividen. 6) Perusahaan yang tidak melakukan stocksplit. 3.3 Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data Menurut Sugiyono (2010), Data berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang dijadikan berbentuk angka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder eksternal, yaitu data yang tidak langsung diperoleh dari sumbernya, tetapi diperoleh dalam bentuk jadi yang dikumpulkan, diolah, dan dipublikasikan oleh pihak lain di luar perusahaan yang bersangkutan yaitu berupa laporan keuangan auditan setiap perusahaan sampel yang dilaporkan ke BEI selama tahun penelitian dari tahun 2010-2015. 3.3.2 Sumber Data Adapun sumber data dari penelitian ini adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia website Indonesia Stock Exchage (www.idx.co.id). 3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data yang tersedia pada obyek penelitian yaitu data sekunder yang berupa laporan keuangan semua perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh BEI melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) untuk periode tahun 2010- 49 2015. Sedangkan studi pustaka yaitu berasal dari literatur-literatur yang berhubungan dengan permasalahan dalam penulisan penelitian. 3.5 Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif, yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 20. 3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan alat statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum dari data tersebut. Statistik deskriptif memberikan gambaran tentang variabel-variabel dalam penelitian ini yang dilihat dari rata-rata (mean), nilai maksimum dan minimum, jumlah data, dan standar deviasi. 3.5.2 Uji Asumsi Klasik Asumsi klasik adalah suatu pengujian hipotesis yang digunakan dalam suatu penelitian yang menunjukkan bahwa model regresi tersebut layak atau tidak untuk dilakukan ke pengujian selanjutnya (Ghozali, 2011). Adapun penyimpangan asumsi klasik ada empat : uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas. 50 3.5.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat memiliki distribusi normal. Metode regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011). Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen dan varikabel moderating atau ketiganya mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini pengujian normalitas dilakukan dengan uji statistik non parametik One Kolmogorov Smirnov. Pedoman untuk pengambilan keputusan didasarkan pada : 1. Apabila nilai probabilitas > 0,05 atau 5 persen, maka distribusi data normal. 2. Apabila nilai probabilitas < 0,05 atau 5 persen, maka distribusi data tidak normal. 3.5.2.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui keberadaan korelasi antar variabel bebas (independen) dalam sebuah model regresi. Model regresi yang baik seharusnya memiliki variabel independen yang tidak saling berkolerasi. Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada dalam metode berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan masing-masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap multikolinearitas dapat dideteksi dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Jika 51 nilai tolerance value >0.10 dan VIF <10, maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2011). 3.5.2.3.1 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan dirinya sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya maupun nilai sesudahnya. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena ada observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (times series). Cara pendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin–Watson (DW test). Uji Durbin–Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Petunjuk dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan melihat besarnya Durbin–Watson(Ghozali, 2011) yaitu : 52 Hipotesis nol Keputusan jika Tdk ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tdk ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tdk ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tdk ada autokorelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak diTolak du < d <4-du Tdk ada autokorelasi positif atau negatif 3.5.2.4 Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas adalah satu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak kontras untuk semua nilai variabel bebas (Suprapto, 1989 dalam Puspita, 2016). Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini ada atau tidaknya heteroskedastisitas di uji dengan uji gletser. Gletser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujrati, 2003 dalam Ghozali,2011). Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam uji gletser dengan melihat dari nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi diatas tingkat kepercayaan 5% atau lebih dari 0,05 diindikasikan model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika nilai probabilitas signifikansi dibawah tingkat kepercayaan 5% atau kurang dari 0,05 diindikasikan model regresi mengandung heteroskedastisitas. 53 3.5.3 Analisi Regresi Berganda Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Secara umum, analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan atau memprediksi ratarata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Gujarati, 2003) dalam Ghozali (2011). Jadi regresi merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dirumuskan dengan persamaan berikut : Persamaan Regresi Y = α + β₁X1 + β₂X2 + β₃X3 + β₄X4 +e ..............................(1) Keterangan : Y = Harga saham = Konstanta β₁, β₂, β₃, β₄, = Koefisien Regresi X1 = Current Ratio X2 = Earning Per Share X3 = Dividen X4 = Ukuran Perusahaan e = error 3.5.4 Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dilakukan pengujian secara parsial dan pengujian secara simultan serta analisis koefisien determinasi (R 2) (Ghozali, 2011). 54 3.5.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05 (Ghozali, 2011). Cara pengujiannya adalah sebagai berikut : 1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima atau H1 ditolak. Ini berarti bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh individual terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen. 3.5.4.2 Uji Kesesuaian Model (Uji F) Uji kesesuaian model (uji F) dalam Ghozali (2011) bertujuan untuk mengukur apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk mengetahui seluruh variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05 yaitu sebagai berikut : 1. Nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Ini berarti bahwa semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 55 2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Ini berarti bahwa semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 3.5.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Bila terdapat nilai adjusted R2 bernilai negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol (0). Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R-square maupun adjusted R-square cukup tinggi (diatas 0,5). Pada umumnya memiliki R-square maupun adjusted R-square cukup rendah (dibawah 0,5) (Bhuono, 2005, dalam Puspita, 2016).