BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain maupun dengan diri sendiri sendiri (komunikasi intra pribadi) adalah sebuah kegiatan yang tak pernah luput dari aktifitas manusia sehari-hari. Padahal pengertian dari komunikasi adalah sangatlah beragam, karena ada yang bersifat luas atau umum maupun bersifat dari pemikiran seseorang. Kata komunikasi atau communications dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, commucatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).1 Dengan berkomunikasi maka manusia dapat saling berinteraksi, di dalam berinteraksi tersebut maka dapat terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan serta pengalaman antara komunikator dan komunikan. Sehingga dengan kata lain manusia tidak mungkin menghindari dari kegiatan komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari jadi komunikasi dalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan. 1 Ocong Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi: Teori dan praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2006. Hal. 4 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 2.1.1 Definisi Komunikasi Komunikasi erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, sebagai fungsinya yaitu komunikatif, informatif, dan edukatif maka pertukaran pesan, ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pendidikan, persuasi, informasi dilakukan dengan komunikasi. Berikut ini definisi dan beberapa ahli tentang komunikasi : Menurut Laswell komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.2 Deddy Mulyana mendefinisikannya dengan lebih rinci, komunikasii adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikator).3 Dengan kata lain komunikasi adalah suatu proses individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk non verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Dari berbagai definis komunikasi yang berbeda – beda maka dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan suatu pesan yang berlangsung kepada satu sumber atau lebih penerima untuk mencapai pengertian bersama sehingga mampu mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku 2 Onong Uchyana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2006. Hal 10 3 Deddy Mulyana : Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2007. Hal 68 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2.1.2 Fungsi dan Tujuan Komunikasi Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2005: 5), fungsi komunikasi terbagi atas empat, yaitu:4 1. Komunikasi sosial, artinya komunikasi penting dalam membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. 2. Komunikasi Ekspresif, artinya komunikasi ini tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen atau alat untuk menyampaikan perasaanperasaan atau emosi. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. 3. Komunikasi Ritual, erat kaitannya dengan komunikasi eksprsif, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage seperti upacara 4 Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi Sebagai Suatu Pengantar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan dan sebagainya. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau menampilkan perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi, atau agama mereka. 4. Komunikasi Instrumental, komunikasi ini memiliki beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Bila diringkas, maka semua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataannya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang untuk menghibur (to entertain) puntidak secara langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Dapat dilihat bahwa komunikasi memiliki banyak fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan bahwa komunikasi merupakan kebutuhan dasar setiap individu. Pada dasarnya komunikasi adalah sebagai media penghubung artinya komunikasi merupakan media untuk saling memberikan informasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Sifat komunikasi tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung, maksudnya adalah komunikasi dapat disampaikan secara langsung kepada objek yang dituju tanpa melalui perantara dan komunikasi yang dapat disampaikan melalui perantara atau media disebut komunikasi tidak langsung. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi akan dapat berhasil apabila timbul saling pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, pengirim dan penerima informasi dapat memahaminya. Komunikasi juga merupakan pernyataan antarmanusia, pernyataan tersebut dapat dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun secara lisan, dapat dilakukan juga dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.5 2.1.3 Pola Komunikasi Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Pola diartikan sebagai bentuk (struktur) yang tetap sedangkan komunikasi adalah proses penciptaan arti atau ide 5 Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi Sebagai Suatu Pengantar http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 yang disampaikan. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak. Dengan demikian, pola komunikasi disini dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.6 Pola komunikasi berasal dari dua kata yaitu pola dan komunikasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pola bisa diartikan sebagai model atau bentuk (struktur) yang tetap, sedangkan komunikasi dapat diartikan sebagai pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Jika kedua kata tersebut dihubungan menjadi pola komunikasi, secara ringkas dapat diartikan sebagai bentuk atau struktur penyampaian pesan.7 Pola komunikasi terdiri dari berbagai macam : 1. Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa adanya umpan balik dari komunikan. 6 Penelitian Skripsi Pola Komunikasi Pada Komunitas Senayan Vespa, Wisnu WIcaksana, 2015. hal: 28 7 Departemen Pendidikan Nasional, KBBI Edisi Ketiga, 2005, Jakarta, Balai Pustaka, hlm.885 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 2. Pola komunikasi dua arah atau timbal balik (two way traffic communication) yaitu komunikator dan komunikan menjadi saling tukar fungsi mereka. Komunikator pada terhadap pertama menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya saling bergantian fungsi. Namun pada hakekatnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama, komunikator utama memiliki tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut, prosesnya dianalogi, serta diumpan balik terjadi secara langsung. 3. Pola komunikasi multiarah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialogis dan terus menerus. Pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsunganya. Guna memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis untuk memampukan menggeneralisasikan kasus yang belum teramati.8 Dengan demikian, pola komunikasi disini dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. 9 Pola komunikasi ini merupakan interaksi yang tujuannya menciptakan hubungan yang Rohim Syaiful, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Bandung, Rineka Cipta. 2008. Hal. 12 9 Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, 2004,Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga,Jakarta, PT Rineka Cipta, hlm.1 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 harmonis guru BK dan siswa. Untuk itu, agar kerjasama tersebut dapat tercipta dengan baik maka pola komunikasi guru BK harus dibangun dengan baik pula. Ada empat pola komunikasi, yaitu komunikasi pola roda, pola rantai, pola lingkaran, dan pola bintang10. Keempat pola tersebut dapatdilihat pada gambar berikut: 1. Pola roda, seseorang berkomunikasi pada banyak orang, yaitu: B, C, D, dan E 10 Prof. Drs. H.A.W. Widjaja, 2000,Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, PT Rineka Cipta, Jakarta,hlm.102 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 2. Pola rantai, seseorang (A) berkomunikasi pada seseorang yang lain (B), dan seterusnya ke (C), ke (D), dan ke (E). 3. Pola lingkaran, hampir sama pada pola rantai, namun orang terakhir (E) berkomunikasi pula kepada orang pertama (A). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 4. Pola bintang, semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota. Perlu digaris bawahi pola komunikasi kegiatan belajar mengajar tidak hanya melalui presentasi di depan kelas saja tetapi juga dapat melalui contact hours. Dalam saat-saat semacarn itu dapat dikembangkan komunikasi dua arah. Guru dapat menanyakan kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam sekolah. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi yang humanistik. Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa. Berhasil dalarn arti tidak sekedar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam ujian, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 tetapi akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang intrinsik. 2.2 Guru Guru bermakna sebagai pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu.11 2.3 Murid Murid atau istilah lainnya siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis. 11 Sudarwan Danim dan Khairil, 2011, Profesi Kependidikan,Alfabeta, Bandung,hlm.44 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 1. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. siswa perlu disiapkan agar pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, siswa melakukan interaksi dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat ditanamkan secara bertahap melalui proses pembelajaran dan pengalaman langsung. 2. Pendekatan Psikologis, siswa adalah suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang. siswa memiliki berbagai potensi manusiawi, seperti: bakat, inat, kebutuhan, social-emosional-personal, dan kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi perkembangan secara menyeluruh menjadi manusia seutuhnya. Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi, dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling berhubungan satu dengan lainnya. 3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan siswa sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.12 2.4 Komunikasi Interpersonal Dean C. Barnlund (1968) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi selalu dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur. Menurut Rogers dalam Depari (1988) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Juga Tan (1981) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih.13 Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu kepada perubahan dan tindakan yang berlangsung secara terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran 12 http://www.rpp-silabus.com/2012/06/pengertian-siswa-dan-istilahnya.html Dasrun Hidayat. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian Orang Tua Karir dan Anak Remaja. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2012. Hal 42 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Sementara makna merupakan sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi. Dalam hal ini pesan, penyampaiannya tidak hanya ditentukan oleh pesan verbal atau yang diucapkan tetapi diikuti dengan pesan non verbal (gerak gerik, intonasi, dan lainnya), pesan non verbal lebih ditekankan pada gerakan tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi wajah, kedekatan jarak, dan sentuhan atau dapat juga dikatakan pesan yang disampaikan tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan karena pesan non verbal mendukung pesan verbal. Hal ini berarti pesan yang disampaikan tidak cukup dilihat dari pesan verbal saja tetapi akan terlihat kebenarannya dari pesan non verbal pada saat komunikasi berlangsung. Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan dikalangan komunikasi oleh Waulawick, Beavin, dan Jackson (1967) dengan buku mereka Pragmatics of Human Communication. Mereka melahirkan istilah baru untuk menunjukkan aspek hubungan dari pesan komunikasi ini, metakomunikasi. Perlahan studi komunikasi interpersonal bergeser dari isi pesan pada aspek relasional. Ada yang menyebutkan fokus ini sebagai paradigma baru dalam penelitian komunikasi. Gerarld R. Miller dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 kata pengantar yang dituliskan untuk buku Explorations in Interpersonal Communications menyatakan : (Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut pemahaman hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan relasional: Komunikasi memengaruhi perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak – pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut).14 Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi mengemukakan sifat-sifat komunikasi antarpribadi yang terangkum dalam pendapat Readon, Porter dan Samovar sebagai berikut:15 1. Komunikasi antarpribadi selalu menampakkan perilaku verbal maupun non verbal. Hal ini merupakan penegasan dari ciri komunikasi antarpribadi memberikan kemungkinan yang luas dalam penggunaan media komunikasi verbal ataupun non verbal. 2. Komunikasi antarpribadi melibatkan perilaku spontan, scripted dan contrived. Perilaku spontan adalah tindakan seketika yang merupakan luapan emosi atas adanya rangsangan baik dari dalam maupun dari luar dirinya tanpa dipikirkan atau direncanakan terlebih dahulu. Perilaku scriptedadalah 14 15 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal.117 Liliweri Alo. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1997. Hal 28. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 perilaku yang terjadi karena kebiasaan apakah itu dalam bentuk verbal maupun non verbal. Perilaku contrived adalah perilaku yang didasari pertimbangan rasional. 3. Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses yang hidup. Di sana diartikan bahwa komunikasi antarpribadi tidak bersifat statis tetapi selalu memberikan cakrawala baru bagi mereka yang terlibat dalam komunikasi tersebut. 4. Komunikasi antarpribadi selalu mempunyai interaksi yang memberikan umpan balik dan mempunyai koherensi. Interaksi antara komunikator dengan komunikan menunjukkan adanya keterlibatan dan keterpengaruhan antara keduanya. Dengan adanya interaksi yang baik antara komunikator dengan komunikan selalu akan terjadi umpan balik bergantian antara keduanya. Umpan balikyang dinamis inilah yang selalu merupakan bahan untukmenjadikan peserta komunikasi belumlah cukup karena komunikasi antarpribadi juga melibatkan beberapa tingkat interaksi antara peserta komunikasi. Umpan balik sulit terjadi bila tidak ada interaksi atau aktifitas tindakan yang menyertainya. Hasil komunikasi antarpribadi lainnya adalah koherensi yang berarti adanya benang merah yang menjalin pesan-pesan sebelumnya dengan baru saja diungkapkan. Koherensi mencegah kesalahpahaman antara anggota komunikasi antarpribadi yang terlibat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 5. Komunikasi antarpribadi biasanya berpegang pada tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik dimaksudkan adalah suatu standar dari perilaku yang dikembangkan oleh seseorang sebagai pedoman bagaimana mereka melaksanakan komunikasi. Sedangkan ekstrinsik adalah standar atau tata aturan yang timbul karena adanya pengaruh pihak ketiga atau pengaruh situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi harus diperbaiki atau malah dihentikan. 6. Komunikasi antarpribadi mendorong suatu tindakan-tindakan yang dilakukan merupakan buah hasil dari komunikasi antarpribadi. 7. Sifat persuasif mempunyai salah satu sifat komunikasi antarpribadi. Hal ini nampak pada kecenderungan yang ada pada komunikasi antarpribadi dalam mempengaruhi antara komunikator dan komunikan. 2.4.1 Pengaruh Faktor – Faktor Personal pada Persepsi Interpersonal Secara umum, factor factor personal yang memengaruhi persepsi telah dibicarakan pada Bab 3. Ini masih berlaku untuk persepsi interpersonal. Di sini, perhatian kita akan dipusatkan pada faktor faktor personal yang secara langsung memengaruhi kecermatan persepsi, bukan proses persepsi itu sendiri. Bila ada ciri ciri khusus penanggap yang cermat, tentuk kita tertarik untuk meningkatkan kemampuan persepsi kita. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya, bukan saja http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Oleh karena itu , kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita. 1. Pengalaman Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang kita hadapi. Inilah yang menyebabkan seorang ibu segera meilhat hal yang tidak beres pada wajah anaknya atau pada petunjuk kinesik lainnya. Ibu lebih berpengalaman memersepsi anaknya daripada bapaknya. Ini juga sebabnya mengapa anda lebih sukar berdusta didepan orang yang paling dekat dengan anda (kecuali bila anda pendusta professional) 2. Motivasi Di muka sudah disebutkan tentang proses konstruktif yang mewarnai persepsi interpersonal. Proses konstruktif sangat banyak melibatkan unsur – unsur motivasi. Seperti dijelaskan di muka juga, upaya untuk mendeteksi pengaruh motivasi social terhadap persepsi telah menjadi tanda aliran New Look pada tahun 1950. All port (1955) telah menghimpun berbagai penelitian New Look dan mengkritiknya. Di antara motivasi yang pernah di teliti, antara lain motif biologis, gaanjaran, dan hukuman, karakteristik kepribadian dan perasaan terancam karena persona stimuli. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Yang terakhir ini disebut Perceptual Defence (pembelaan persepsi). Bila anda dihadapkan kepada stimuli yang mengancam anda, anda akan bereaksi begitu rupa sehingga mungkin tidak anda akan menyadari bahwa stimulus itu ada. Di sini, berlaku dalil komunikasi anda hanya mendengar apa yang mau anda dengar, dan anda tidak akan mendengar apa yang tidak ingin anda dengar.16 2.4.2 Faktor – Faktor yang menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam Komunikasi Interpersonal Pola – pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan. Akan tetapi, bagaimana komunikasi itu dilakukan. Bila natara anda dengan saya berkembang sikap curiga, makin sering anda berkomunikasi dengan saya makin jauh jarak kita. Lalu, apa saja faktor – faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik? Seperti telah disebutkan di muka, di sini kita akan menyebutkan tiga hal: percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka. 16 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal.88 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 1. Percaya (Trust) Di antara berbagai faktor yang memengaruhi komunikasi interpersonal, faktor percaya adalah yang paling penting. Bila saya percaya kepada anda, bila perilaku anda dapat saya duga, bila saya yakin anda tidak akan mengkhianati atau merugikan saya, maka saya akan lebih banyak membuka diri saya kepada anda. Sejak tahap yang pertama dalam hubungan interpersonal (tahap perkenalan==), sampai pada tahap kedua (tahap peneguhan), “percaya” menentukan efektivitas komunikasi. Secara ilmiah, “percaya” didefinisikan sebagai “mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh risiko”. 2. Sikap Suportif Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Orang bersikap defensive bila ia tidak menerima, tidak jujur dan tidak empatis. Sudah jelas, dengan sikap defensive komunikasi interpersonal akan gagal karena orang defensive akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi ketimbang memahami pesan orang lain. Komunikasi defensive dapat terjadi karena faktor – faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensive, dan sebagainya) atau faktor – faktor situasional. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 3. Sikap Terbuka Sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatism, sehingga untuk memahami sikap terbuka, kita harus mengidentifikasikan lebih dahulu karena karakteristik orang dogmatis.17 2.5 Pendekatan Sosiologi terhadap Kelompok – Kelompok Sosial Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok social yang dinamakan keluarga. Walaupun anggota – anggota keluarga tadi selalu menyebar, pada waktu – waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul, misalnya pada makan pagi bersama, siang dan malam. Setiap anggota mempunya pengalaman - pengalaman masing – masing dalam hubungannya dengan kelompok social lainnya di luar rumah. Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar menukar pengalaman di antara mereka. Pada saat – saat demikian, yang terjadi bukanlah pertukaran pengalaman semata, tetapi para anggota keluarga tersebut mungkin telah mengalami perubahan – perubahan, walaupun sama sekali tidak disadari. Saling tukar menukar pengalaman tersebut oleh Bogardus (1945:4) disebut sebagai social experiences didalam kehidupan berkelompok, mempunyai pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian orang – orang yang 17 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal.133 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 bersangkutan. Penelitian terhadap social experiences tersebut sangat penting untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu dan bagaimana reaksi kelompok dan bagaimana pula reaksi individu terhadap pengaruh tadi dalam proses pembentukan pribadi. Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa berhubungan dengan sesamanya. Hubungan yang sinambung tersebut menghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan pandangan – pandangan mengenai kebaikan dan keburukan. Pandangan – pandangan tersebut merupakan nilai – nilai manusia, yang kemudian sangat berpengaruh terhadap cara dan pola berpikirnya. Kalau misalnya seseorag memberikan tekanan yang kuat kepada kepada faktor kebendaan, maka pola berpikirnya cenderung bersifat materialistik.18 18 Basrowi, Pengantar Sosiologi, 2005, Ghalia Indonesia, Bogor, Hal.49 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/