BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Berkomunikasi atau

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi
Berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain maupun dengan diri sendiri
sendiri (komunikasi intra pribadi) adalah sebuah kegiatan yang tak pernah luput dari
aktifitas manusia sehari-hari. Padahal pengertian dari komunikasi adalah sangatlah
beragam, karena ada yang bersifat luas atau umum maupun bersifat dari pemikiran
seseorang. Kata komunikasi atau communications dalam bahasa inggris berasal dari
kata latin communis yang berarti “sama”, communico, commucatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).1
Dengan berkomunikasi maka manusia dapat saling berinteraksi, di dalam
berinteraksi tersebut maka dapat terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan serta
pengalaman antara komunikator dan komunikan. Sehingga dengan kata lain manusia
tidak mungkin menghindari dari kegiatan komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari
jadi komunikasi dalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan.
1
Ocong Uchjana Effendy, Ilmu komunikasi: Teori dan praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
2006. Hal. 4
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.1.1
Definisi Komunikasi
Komunikasi erat kaitannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, sebagai
fungsinya yaitu komunikatif, informatif, dan edukatif maka pertukaran pesan, ilmu
pengetahuan, pengalaman, dan pendidikan, persuasi, informasi dilakukan dengan
komunikasi. Berikut ini definisi dan beberapa ahli tentang komunikasi : Menurut Laswell
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media yang menimbulkan efek tertentu.2
Deddy Mulyana mendefinisikannya dengan lebih rinci, komunikasii adalah
proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
(biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikator).3
Dengan kata lain komunikasi adalah suatu proses individu mengirim stimulus
yang biasanya dalam bentuk non verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Dari
berbagai definis komunikasi yang berbeda – beda maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan suatu pesan yang
berlangsung kepada satu sumber atau lebih penerima untuk mencapai pengertian bersama
sehingga mampu mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku
2
Onong Uchyana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
2006. Hal 10
3
Deddy Mulyana : Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 2007. Hal
68
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
2.1.2
Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar (2005: 5), fungsi komunikasi terbagi atas empat, yaitu:4
1. Komunikasi sosial, artinya komunikasi penting dalam membangun
konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan dengan orang lain.
2. Komunikasi Ekspresif, artinya komunikasi ini tidak otomatis bertujuan
mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi
tersebut menjadi instrumen atau alat untuk menyampaikan perasaanperasaan
atau
emosi.
Perasaan-perasaan
tersebut
terutama
dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang,
peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci
dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku
nonverbal.
3. Komunikasi Ritual, erat kaitannya dengan komunikasi eksprsif, yang
biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan
upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang
disebut para antropolog sebagai rites of passage seperti upacara
4
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi Sebagai Suatu Pengantar.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan dan
sebagainya. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau
menampilkan perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Mereka yang
berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan
kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa,
negara, ideologi, atau agama mereka.
4. Komunikasi Instrumental, komunikasi ini memiliki beberapa tujuan
umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap
dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan,
dan juga untuk menghibur. Bila diringkas, maka semua tujuan tersebut
dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang
berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung
muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan
pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang
disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Ketika seorang
dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataannya dapat
membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut.
Bahkan komunikasi yang untuk menghibur (to entertain) puntidak
secara langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan
hidup mereka.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Dapat dilihat bahwa komunikasi memiliki banyak fungsi dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini disebabkan bahwa komunikasi merupakan kebutuhan dasar
setiap individu. Pada dasarnya komunikasi adalah sebagai media penghubung
artinya komunikasi merupakan media untuk saling memberikan informasi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan.
Sifat komunikasi tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung,
maksudnya adalah komunikasi dapat disampaikan secara langsung kepada objek
yang dituju tanpa melalui perantara dan komunikasi yang dapat disampaikan
melalui perantara atau media disebut komunikasi tidak langsung. Secara garis
besar dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah penyampaian informasi dan
pengertian dari seseorang kepada orang lain.
Komunikasi akan dapat berhasil apabila timbul saling pengertian, yaitu
jika kedua belah pihak, pengirim dan penerima informasi dapat memahaminya.
Komunikasi juga merupakan pernyataan antarmanusia, pernyataan tersebut dapat
dilakukan dengan kata-kata tertulis ataupun secara lisan, dapat dilakukan juga
dengan isyarat-isyarat atau simbol-simbol.5
2.1.3 Pola Komunikasi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Pola diartikan sebagai bentuk
(struktur) yang tetap sedangkan komunikasi adalah proses penciptaan arti atau ide
5
Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi Sebagai Suatu Pengantar
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
yang disampaikan. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau
berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak. Dengan demikian, pola komunikasi
disini dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam
pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami.6
Pola komunikasi berasal dari dua kata yaitu pola dan komunikasi. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pola bisa diartikan sebagai model atau
bentuk (struktur) yang tetap, sedangkan komunikasi dapat diartikan sebagai
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Jika kedua kata tersebut
dihubungan menjadi pola komunikasi, secara ringkas dapat diartikan sebagai
bentuk atau struktur penyampaian pesan.7
Pola komunikasi terdiri dari berbagai macam :
1. Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa
media, tanpa adanya umpan balik dari komunikan.
6
Penelitian Skripsi Pola Komunikasi Pada Komunitas Senayan Vespa, Wisnu WIcaksana, 2015. hal:
28
7
Departemen Pendidikan Nasional, KBBI Edisi Ketiga, 2005, Jakarta, Balai Pustaka, hlm.885
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
2. Pola komunikasi dua arah atau timbal balik (two way traffic
communication) yaitu komunikator dan komunikan menjadi saling tukar
fungsi mereka. Komunikator pada terhadap pertama menjadi komunikan
dan pada tahap berikutnya saling bergantian fungsi. Namun pada
hakekatnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama,
komunikator utama memiliki tujuan tertentu melalui proses komunikasi
tersebut, prosesnya dianalogi, serta diumpan balik terjadi secara
langsung.
3. Pola komunikasi multiarah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu
kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan
saling bertukar pikiran secara dialogis dan terus menerus.
Pola komunikasi adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan
keterpautannya unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsunganya. Guna
memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis untuk memampukan
menggeneralisasikan kasus yang belum teramati.8
Dengan demikian, pola komunikasi disini dapat dipahami sebagai pola
hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan
dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. 9 Pola
komunikasi ini merupakan interaksi yang tujuannya menciptakan hubungan yang
Rohim Syaiful, Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Bandung, Rineka Cipta. 2008.
Hal. 12
9
Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag, 2004,Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam
Keluarga,Jakarta, PT Rineka Cipta, hlm.1
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
harmonis guru BK dan siswa. Untuk itu, agar kerjasama tersebut dapat tercipta
dengan baik maka pola komunikasi guru BK harus dibangun dengan baik pula.
Ada empat pola komunikasi, yaitu komunikasi pola roda, pola rantai, pola
lingkaran, dan pola bintang10. Keempat pola tersebut dapatdilihat pada gambar
berikut:
1. Pola roda, seseorang berkomunikasi pada banyak orang, yaitu: B, C, D,
dan E
10
Prof. Drs. H.A.W. Widjaja, 2000,Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, PT Rineka Cipta,
Jakarta,hlm.102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
2. Pola rantai, seseorang (A) berkomunikasi pada seseorang yang lain (B),
dan seterusnya ke (C), ke (D), dan ke (E).
3. Pola lingkaran, hampir sama pada pola rantai, namun orang terakhir (E)
berkomunikasi pula kepada orang pertama (A).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
4. Pola bintang, semua anggota berkomunikasi dengan semua anggota.
Perlu digaris bawahi pola komunikasi kegiatan belajar mengajar tidak
hanya melalui presentasi di depan kelas saja tetapi juga dapat melalui contact
hours. Dalam saat-saat semacarn itu dapat dikembangkan komunikasi dua arah.
Guru dapat menanyakan kesulitan apa yang dihadapi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar dalam sekolah. Terjadilah suatu proses interaksi dan komunikasi yang
humanistik.
Hal ini jelas akan sangat membantu keberhasilan studi para siswa.
Berhasil dalarn arti tidak sekedar tahu atau mendapatkan nilai baik dalam ujian,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
tetapi akan menyentuh pada soal sikap mental dan tingkah laku atau hal-hal yang
intrinsik.
2.2
Guru
Guru bermakna sebagai pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik,
mengajar,
membimbing,
mengarahkan,
melatih,
menilai
dan
mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan
efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari
kompetensi, kemahiran, kecakakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar
mutu atau norma etik tertentu.11
2.3
Murid
Murid atau istilah lainnya siswa adalah komponen masukan dalam sistem
pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga
menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai
pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan
pendekatan edukatif/pedagogis.
11
Sudarwan Danim dan Khairil, 2011, Profesi Kependidikan,Alfabeta, Bandung,hlm.44
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
1. Pendekatan sosial, siswa adalah anggota masyarakat yang sedang
disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang lebih baik. Sebagai
anggota masyarakat, dia berada dalam lingkungan keluarga, masyarakat
sekitarnya, dan masyarakat yang lebih luas. siswa perlu disiapkan agar
pada waktunya mampu melaksanakan perannya dalam dunia kerja dan
dapat menyesuaikan diri dari masyarakat. Kehidupan bermasyarakat itu
dimulai dari lingkungan keluarga dan dilanjutkan di dalam lingkungan
masyarakat sekolah. Dalam konteks inilah, siswa melakukan interaksi
dengan rekan sesamanya, guru-guru, dan masyarakat yang berhubungan
dengan sekolah. Dalam situasi inilah nilai-nilai social yang terbaik dapat
ditanamkan
secara
bertahap
melalui
proses
pembelajaran
dan
pengalaman langsung.
2. Pendekatan Psikologis, siswa adalah suatu organisme yang sedang
tumbuh dan berkembang. siswa memiliki berbagai potensi manusiawi,
seperti:
bakat,
inat,
kebutuhan,
social-emosional-personal,
dan
kemampuan jasmaniah. Potensi-potensi itu perlu dikembangkan melalui
proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, sehingga terjadi
perkembangan
secara
menyeluruh
menjadi
manusia
seutuhnya.
Perkembangan menggambarkan perubahan kualitas dan abilitas dalam
diri seseorang, yakni adanya perubahan dalam struktur, kapasitas, fungsi,
dan efisiensi. Perkembangan itu bersifat keseluruhan, misalnya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
perkembangan intelegensi, sosial, emosional, spiritual, yang saling
berhubungan satu dengan lainnya.
3. Pendekatan edukatif/paedagogis, pendekatan pendidikan menempatkan
siswa sebagai unsur penting, yang memiliki hak dan kewajiban dalam
rangka sistem pendidikan menyeluruh dan terpadu.12
2.4
Komunikasi Interpersonal
Dean C. Barnlund (1968) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi
selalu dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang atau
mungkin empat orang yang terjadi secara sangat spontan dan tidak berstruktur.
Menurut Rogers dalam Depari (1988) mengemukakan bahwa komunikasi antar
pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi
tatap muka antara beberapa pribadi. Juga Tan (1981) mengemukakan bahwa
komunikasi antar pribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau
lebih.13
Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu
proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.
Pengertian proses mengacu kepada perubahan dan tindakan yang berlangsung
secara terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran
12
http://www.rpp-silabus.com/2012/06/pengertian-siswa-dan-istilahnya.html
Dasrun Hidayat. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian Orang Tua Karir dan Anak
Remaja. Yogyakarta. Graha Ilmu. 2012. Hal 42
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik.
Sementara makna merupakan sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut
adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap
pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi.
Dalam hal ini pesan, penyampaiannya tidak hanya ditentukan oleh pesan
verbal atau yang diucapkan tetapi diikuti dengan pesan non verbal (gerak gerik,
intonasi, dan lainnya), pesan non verbal lebih ditekankan pada gerakan tubuh,
sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi wajah, kedekatan
jarak, dan sentuhan atau dapat juga dikatakan pesan yang disampaikan tidak
berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan karena pesan non verbal
mendukung pesan verbal. Hal ini berarti pesan yang disampaikan tidak cukup
dilihat dari pesan verbal saja tetapi akan terlihat kebenarannya dari pesan non
verbal pada saat komunikasi berlangsung.
Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal
telah dikemukakan Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini
dipopulerkan dikalangan komunikasi oleh Waulawick, Beavin, dan Jackson
(1967) dengan buku mereka Pragmatics of Human Communication. Mereka
melahirkan istilah baru untuk menunjukkan aspek hubungan dari pesan
komunikasi ini, metakomunikasi. Perlahan studi komunikasi interpersonal
bergeser dari isi pesan pada aspek relasional. Ada yang menyebutkan fokus ini
sebagai paradigma baru dalam penelitian komunikasi. Gerarld R. Miller dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
kata pengantar yang dituliskan untuk buku Explorations in Interpersonal
Communications menyatakan :
(Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut pemahaman
hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan relasional:
Komunikasi memengaruhi perkembangan relasional, dan pada gilirannya (secara
serentak), perkembangan relasional mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak
– pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut).14
Alo Liliweri dalam bukunya Komunikasi Antarpribadi mengemukakan
sifat-sifat komunikasi antarpribadi yang terangkum dalam pendapat Readon,
Porter dan Samovar sebagai berikut:15
1. Komunikasi antarpribadi selalu menampakkan perilaku verbal maupun non
verbal. Hal ini merupakan penegasan dari ciri komunikasi antarpribadi
memberikan kemungkinan yang luas dalam penggunaan media komunikasi
verbal ataupun non verbal.
2. Komunikasi antarpribadi melibatkan perilaku spontan, scripted dan
contrived. Perilaku spontan adalah tindakan seketika yang merupakan luapan
emosi atas adanya rangsangan baik dari dalam maupun dari luar dirinya
tanpa dipikirkan atau direncanakan terlebih dahulu. Perilaku scriptedadalah
14
15
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal.117
Liliweri Alo. Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 1997. Hal 28.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
perilaku yang terjadi karena kebiasaan apakah itu dalam bentuk verbal
maupun non verbal. Perilaku contrived adalah perilaku yang didasari
pertimbangan rasional.
3. Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses yang hidup. Di sana diartikan
bahwa komunikasi antarpribadi tidak bersifat statis tetapi selalu memberikan
cakrawala baru bagi mereka yang terlibat dalam komunikasi tersebut.
4. Komunikasi antarpribadi selalu mempunyai interaksi yang memberikan
umpan balik dan mempunyai koherensi. Interaksi antara komunikator
dengan komunikan menunjukkan adanya keterlibatan dan keterpengaruhan
antara keduanya. Dengan adanya interaksi yang baik antara komunikator
dengan komunikan selalu akan terjadi umpan balik bergantian antara
keduanya. Umpan balikyang dinamis inilah yang selalu merupakan bahan
untukmenjadikan peserta komunikasi belumlah cukup karena komunikasi
antarpribadi juga melibatkan beberapa tingkat interaksi antara peserta
komunikasi. Umpan balik sulit terjadi bila tidak ada interaksi atau aktifitas
tindakan yang menyertainya. Hasil komunikasi antarpribadi lainnya adalah
koherensi yang berarti adanya benang merah yang menjalin pesan-pesan
sebelumnya
dengan
baru
saja
diungkapkan.
Koherensi
mencegah
kesalahpahaman antara anggota komunikasi antarpribadi yang terlibat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
5. Komunikasi antarpribadi biasanya berpegang pada tata aturan yang bersifat
intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik dimaksudkan adalah suatu standar dari
perilaku yang dikembangkan oleh seseorang sebagai pedoman bagaimana
mereka melaksanakan komunikasi. Sedangkan ekstrinsik adalah standar atau
tata aturan yang timbul karena adanya pengaruh pihak ketiga atau pengaruh
situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi harus diperbaiki atau
malah dihentikan.
6. Komunikasi
antarpribadi
mendorong
suatu
tindakan-tindakan
yang
dilakukan merupakan buah hasil dari komunikasi antarpribadi.
7. Sifat persuasif mempunyai salah satu sifat komunikasi antarpribadi. Hal ini
nampak pada kecenderungan yang ada pada komunikasi antarpribadi dalam
mempengaruhi antara komunikator dan komunikan.
2.4.1 Pengaruh Faktor – Faktor Personal pada Persepsi Interpersonal
Secara umum, factor factor personal yang memengaruhi persepsi telah
dibicarakan pada Bab 3. Ini masih berlaku untuk persepsi interpersonal. Di sini,
perhatian kita akan dipusatkan pada faktor faktor personal yang secara langsung
memengaruhi kecermatan persepsi, bukan proses persepsi itu sendiri. Bila ada ciri
ciri khusus penanggap yang cermat, tentuk kita tertarik untuk meningkatkan
kemampuan persepsi kita. Persepsi interpersonal besar pengaruhnya, bukan saja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan interpersonal. Oleh
karena itu , kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk
meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal kita.
1. Pengalaman
Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita
bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang kita hadapi. Inilah yang
menyebabkan seorang ibu segera meilhat hal yang tidak beres pada wajah
anaknya atau pada petunjuk kinesik lainnya. Ibu lebih berpengalaman
memersepsi anaknya daripada bapaknya. Ini juga sebabnya mengapa anda
lebih sukar berdusta didepan orang yang paling dekat dengan anda (kecuali
bila anda pendusta professional)
2. Motivasi
Di muka sudah disebutkan tentang proses konstruktif yang mewarnai
persepsi interpersonal. Proses konstruktif sangat banyak melibatkan unsur –
unsur motivasi. Seperti dijelaskan di muka juga, upaya untuk mendeteksi
pengaruh motivasi social terhadap persepsi telah menjadi tanda aliran New
Look pada tahun 1950. All port
(1955) telah menghimpun berbagai
penelitian New Look dan mengkritiknya. Di antara motivasi yang pernah di
teliti, antara lain motif biologis, gaanjaran, dan hukuman, karakteristik
kepribadian dan perasaan terancam karena persona stimuli.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
Yang terakhir ini disebut Perceptual Defence (pembelaan persepsi). Bila
anda dihadapkan kepada stimuli yang mengancam anda, anda akan bereaksi
begitu rupa sehingga mungkin tidak anda akan menyadari bahwa stimulus
itu ada. Di sini, berlaku dalil komunikasi anda hanya mendengar apa yang
mau anda dengar, dan anda tidak akan mendengar apa yang tidak ingin anda
dengar.16
2.4.2 Faktor – Faktor yang menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam
Komunikasi Interpersonal
Pola – pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan
pada hubungan interpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa makin sering
melakukan komunikasi interpersonal dengan orang lain, makin baik hubungan
mereka. Yang menjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan. Akan
tetapi, bagaimana komunikasi itu dilakukan. Bila natara anda dengan saya
berkembang sikap curiga, makin sering anda berkomunikasi dengan saya makin
jauh jarak kita. Lalu, apa saja faktor – faktor yang menumbuhkan hubungan
interpersonal yang baik? Seperti telah disebutkan di muka, di sini kita akan
menyebutkan tiga hal: percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka.
16
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal.88
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
1. Percaya (Trust)
Di antara berbagai faktor yang memengaruhi komunikasi interpersonal,
faktor percaya adalah yang paling penting. Bila saya percaya kepada anda,
bila perilaku anda dapat saya duga, bila saya yakin anda tidak akan
mengkhianati atau merugikan saya, maka saya akan lebih banyak membuka
diri saya kepada anda. Sejak tahap yang pertama dalam hubungan
interpersonal (tahap perkenalan==),
sampai pada tahap kedua (tahap
peneguhan), “percaya” menentukan efektivitas komunikasi. Secara ilmiah,
“percaya” didefinisikan sebagai “mengandalkan perilaku orang untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan
dalam situasi yang penuh risiko”.
2. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensive dalam
komunikasi. Orang bersikap defensive bila ia tidak menerima, tidak jujur
dan tidak empatis. Sudah jelas, dengan sikap defensive komunikasi
interpersonal akan gagal karena orang defensive akan lebih banyak
melindungi diri dari ancaman yang ditanggapinya dalam situasi komunikasi
ketimbang memahami pesan orang lain. Komunikasi defensive dapat terjadi
karena faktor – faktor personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang
rendah, pengalaman defensive, dan sebagainya) atau faktor – faktor
situasional.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengaruhnya dalam
menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Lawan dari sikap
terbuka adalah dogmatism, sehingga untuk memahami sikap terbuka, kita
harus mengidentifikasikan lebih dahulu karena karakteristik orang
dogmatis.17
2.5
Pendekatan Sosiologi terhadap Kelompok – Kelompok Sosial
Hampir semua manusia pada awalnya merupakan anggota kelompok
social yang dinamakan keluarga. Walaupun anggota – anggota keluarga tadi
selalu menyebar, pada waktu – waktu tertentu mereka pasti akan berkumpul,
misalnya pada makan pagi bersama, siang dan malam. Setiap anggota mempunya
pengalaman - pengalaman masing – masing dalam hubungannya dengan
kelompok social lainnya di luar rumah. Bila mereka berkumpul, terjadilah tukar
menukar pengalaman di antara mereka. Pada saat – saat demikian, yang terjadi
bukanlah pertukaran pengalaman semata, tetapi para anggota keluarga tersebut
mungkin telah mengalami perubahan – perubahan, walaupun sama sekali tidak
disadari. Saling tukar menukar pengalaman tersebut oleh Bogardus (1945:4)
disebut sebagai social experiences didalam kehidupan berkelompok, mempunyai
pengaruh yang besar di dalam pembentukan kepribadian orang – orang yang
17
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal.133
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
bersangkutan. Penelitian terhadap social experiences tersebut sangat penting
untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh kelompok terhadap individu dan
bagaimana reaksi kelompok dan bagaimana pula reaksi individu terhadap
pengaruh tadi dalam proses pembentukan pribadi.
Manusia mempunyai naluri untuk senantiasa berhubungan dengan
sesamanya. Hubungan yang sinambung tersebut menghasilkan pola pergaulan
yang dinamakan pola interaksi sosial. Pergaulan tersebut menghasilkan
pandangan – pandangan mengenai kebaikan dan keburukan. Pandangan –
pandangan tersebut merupakan nilai – nilai manusia, yang kemudian sangat
berpengaruh terhadap cara dan pola berpikirnya. Kalau misalnya seseorag
memberikan tekanan yang kuat kepada kepada faktor kebendaan, maka pola
berpikirnya cenderung bersifat materialistik.18
18
Basrowi, Pengantar Sosiologi, 2005, Ghalia Indonesia, Bogor, Hal.49
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download