Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)

advertisement
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
WANITA DALAM PANDANGAN ISLAM MODERAT (Bag.2/2)
Peran Sosial Politik Wanita
Secara tegas Islam mendeklarasikan persamaan antara kaum lelaki dan wanita, Allah
berfirman dalam QS. an-Nahl [16]:97, yang artinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan“.
Jelaslah bahwa Allah tidak pernah dan tidak akan pernah pilih kasih antara umat manusia
siapa saja yang beramal shalih maka akan memperoleh pahala yang tidak ada aniaya
sedikitpun, firman Allah SWT:
”Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
(QS. Al Hujurat [49]:13
FirmanNya: ”inna akramakum 'indallahi atqakum, yang artinya: sesungguhnya yang paling
mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa, terdapat sebuah penegasan bahwa Allah
SWT sama sekali tidak pilih kasih dalam hal pahala dan ganjaran. Allah juga tidak pilih kasih
dalam hal dosa. Demikian pula persamaan dalam kewajiban-kewajibannya sebagai hamba
termasuk pula kewajiban-kewajiban terhadap agamanya. Semua itu dilakukan dalam rangka
menyiapkan wanita muslimah untuk mengemban peran besar dalam kehidupan sosial politik
umat
[26] .
Dengan demikian Islam sangat mengakomodir peran-peran strategis dalam kehidupan sosial
dan politik; peran dalam rumah tangga, peran di mesjid, memberantas buta aksara, peran
arahan dan bimbingan masyarakat, pendidikan dan pengajaran, peran dalam amar makruf nahi
munkar, peran memberdayakan sesama kaum perempuan, peran mengembangkan ilmu
pengetahuan dan dakwah kepada kebajikan, peran-peran wanita dalam bidang kesehatan dsb.
Islam bahkan menganjurkan dan memerintahkan wanita-wanita muslimah untuk berperan
aktif dalam rumah tangga, masyarakat, negara dan pemerintahan tanpa mengorbankan
kewajiban-kewajibannya yang lain sebagai istri, ibu rumah tangga; karena semua hal tersebut
dilakukan secara seimbang, moderat dan adil antara hak dan kewajiban, dengan tetap menjaga
harga diri dan kehormatannya selaku makhluk Allah yang dimuliakan dan dihormati.
1 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
Dalam catatan sejarah Islam seorang wanita Ummu Salamah ra, istri Nabi saw ikut berunding
dengan para shahabat Rasulullah saw dalam peristiwa politik Perjanjian Hudaibiyah. Ummu
Salamah ra memberikan saran-saran politik kepada Rasulullah saw untuk mengambil
langkah-langkah efektif dalam menenangkan emosi yang timbul di kalangan para sahabat ra,
yang hampir berputus asa dalam memecahkah masalah yang terjadi saat itu [27] .
Diantara bentuk partisipasi politik wanita dalam Islam pemberian komitmen dan kesetiaan
(baca: Bai’at) untuk pembelaan terhadap Islam. Di zaman Rasulullah saw seorang wanita
bernama Ummu Hani binti Abi Thalib pernah berperan sosial dengan membangun rumah sakit.
Bahkan beliau berperan dalam aktifitas politik dengan melakukan perlindungan terhadap
keluarga besarnya saat kaum muslimin memasuki kota Mekkah pada peristiwa Fathu Mekkah.
Ada seorang wanita yang berperan dalam menggunakan hak berpendapat pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab ra; setelah Umar r.a melaksanakan khutbah di masjid, beliau
berpendapat pembatasan batas nilai mahar. Selesai beliau berkhutbah, wanita tersebut berdiri
seraya berkata: "Siapakah anda, sehingga memberi batasan atas apa yang Allah swt dan
Rasul-Nya tidak membatasinya ?" serta merta Umar r.a mengomentari: "Wanita ini
benar, dan Umar-lah yang salah.
Peran wanita dalam ranah politik, khususnya dalam kesertaan di parlemen suatu negara,
maka hal itu dibolehkan selama ada kemaslahatan. Kalimat dibolehkan disini tidak berarti
keharusan dan kewajiban, tetapi diboleh dalam batas kemaslahtan dan kemudharatan. Kecuali
posisi kepala negara, maka hal tersebut diserahkan kepada lelaki, karena bagi wanita secara
umum amanat kepala negara merupakan suatu yang berat dan di luar kemampuan wanita
dalam menghadapi persoalan negara yang sangat kompleks dan pelik. Kata-kata secara umum
di sini berarti adanya sebahagian wanita yang memiliki kemampuan untuk mengemban amanat
berat tersebut seperti halnya Ratu Bilqis di jaman dahulu; tetapi perlu diingat bahwa penetapan
hukum dalam Islam berlandaskan pada sesuatu yang lebih global dan keumuman bukan
sesuatu yang jarang, bahkan ulama Islam mengatakan: ”an-Nadir laa Hukma Lahu” sesuatu
yang jarang tidak memiliki hukum (tidak menjadi dasar hukum)” [28] .
Sangat nampak jelas bahwa peran wanita di ranah sosial politik merupakan peran yang tidak
boleh dikebiri dan dipasung. Wanita bahkan sejatinya memainkan perannya dalam ranah ini
sesuai dengan adab dan etika Islam, tanpa mengorbankan kehormatan dan kemuliaan dirinya
sebagaimana diberikan penghargaan tersebut oleh Islam.
2 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
Dintara etika wanita yang berpartisipasi dalam ranah sosial politk adalah menjaga
kehormatan dirinya dengan tidak melakukan tabarruj (bersolek yang mengundang fitnah),
menghindari sedapat mungkin ikhtilath apalagi khalwat [29] , melakukan komunikasi sesuai
keperluannya dan pada batas-batas logis.
Diantara cara menjaga kehormatan wanita, Allah SWT memberikan cara yang efektif, yaitu
menutup aurat wanita, sebagaimana firmanNya: "Katakanlah kepada wanita yang
beriman
... ... ... ... hendaklah mereka
menutupkan kerudung kepalanya sampai ke dadanya"... ... . QS. An-Nur: 31.
Dan selanjutnya juga diperkuat dengan firmanNya yang lain: "Hai Nabi, katakanlah
kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, supaya mereka
menutup kepala dan badan mereka dengan jilbabnya supaya mereka dapat dikenal orang
(sebagai muslimah), maka tentulah mereka tidak diganggu (disakiti) oleh laki-laki yang jahat.
Allah Maha Pengampun lagi Maha Pengasih" (QS. Al-Ahzab: 59).
Perintah Allah diatas merupakan kewajiban bagi wanita muslimah sebagaimana
perintah-perintah lain dalam surat an-Nur: "Inilah satu surah yang Kami turunkan kepada
rasul dan Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum syariat yang tersebut di dalamnya. Dan
Kami turunkan pula di dalamnya keterangan-keterangan yang jelas, semoga kamu dapat
mengingatnya".
Perintah Allah di atas ditegaskan juga oleh Nabi Muhammad saw dalam hadist beliau yang
artinya: "Wahai Asma! Sesungguhnya seorang perempuan apabila sudah cukup umur,
tidak boleh dilihat seluruh anggota tubuhnya, kecuali ini dan ini, sambil Rasulullah menunjuk
muka dan kedua telapak tangannya".
Ummul Mukminin Aisyah r.a berkata: ”Semoga Allah memberi rahmat kepada
perempuan-perempuan Muhajirin; di waktu Allah menurunkan ayat kerudung itu, mereka koyak
kain-kain berlukis mereka yang belum dijahit, lalu mereka jadikan kerudung". Allah yang
menciptakan makhluknya, tentunya Dialah yang paling memahami kebutuhan dan solusi terbaik
untuk makhlukNya.
3 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
Wanita & Ilmu Pengetahuan
Islam tidak membedakan antara pria dan wanita dalam kewajiban mencari ilmu dan
melakukan pendalaman serta pengembangan ilmu pengetahuan; karena kewajiban menuntut
ilmu dalam Islam berlaku untuk semua, sebagaimana sabda Nabi saw:
"‫&ﻣﺴﻠﻢ ﻛﻞ ﻋﻠﻰ ﻓرﻴﻀﺔ اﻠﻌﻠﻢ ﻃﻠﺐ‬quot;
[30] “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim” setiap muslim dalam hadits ini
mencakup wanita dan pria, karenanya ada riwayat yang mengatakan “faridhotun ‘ala kulli
muslim wa muslimah” meskipun makna riwayatnya benar, tetapi lafazhnya tidak didapat dalam
periwayatan yang shahih
[31] .
Untuk memahami peran dan partisipasi wanita dalam mempelajari dan pengembangan ilmu
pengetahuan cukup dengan mengutip beberapa riwayat-riwayat hadits dan atsar serta peristiwa
sejarah, antara lain:
ü ‫ ذﻬﺐ اﻠرﺠاﻞ ﺑﺤدﻴﺜﻚ ﻓاﺠﻌﻞ ﻟﻨﺎ ﻣﻦ‬،‫ ﻳﺎ رﺴوﻞ اﻠﻠﻪ‬:‫ﺟاءﺖ اﻤرأﺔ إﻠﻰ رﺴوﻞ اﻠﻠﻪ ﻓﻘاﻠﺖ‬
.‫;اﺠﺘﻤﻌﻦ ﻓﻲ ﻳوﻢ ﻛذﺎ ﻓﻲ ﻣﻜاﻦ ﻛذﺎ‬quot& :‫ ﻓﻘاﻞ‬.‫ﻧﻔﺴﻚ ﻳوﻤﺎ ﻧأﺘﻴﻚ ﻓﻴﻪ ﺗﻌﻠﻤﻨﺎ ﻣﻤﺎ ﻋﻠﻤﻚ اﻠﻠﻪ‬
.(‫ﻓأﺘاﻬﻦ ﻓﻌﻠﻤﻬﻦ ﻣﻤﺎ ﻋﻠﻤﻪ اﻠﻠﻪ“ )رواﻪ اﻠﺒﺨارﻲ وﻤﺴﻠﻢ واﻠﻠﻔﻆ ﻟﻠﺒﺨارﻲ‬
Datang seorang wanita kepada Rasulullah saw seraya berkata: Wahai Rasulullah,
orangorang lelaki pergi (mendengarkan) pelajaranmu, maka buatlah untuk kami satu hari kami
dapat mendatangimu mengajarkan kami apa yang Allah ajarkan kepadamu. Rasulullah saw
4 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
menjawab: ”berkumpullah pada suatu hari tertentu” , Maka Rasulullah pun bertemu dengan
wanita-wanita (shahabat) dan mengajarkan mereka” (HR. Bukhari Muslim).
ü :‫ ﻗاﻞ‬.‫ ﻳﺎ رﺴوﻞ اﻠﻠﻪ إﺤداﻨﺎ ﻟاﻴﻜوﻦ ﻟﻬﺎ ﺟﻠﺒاﺐ‬:‫ﻋﻦ أﻢ ﻋﻄﻴﺔ اﻠأﻨﺼارﻴﺔ رﻀﻲ اﻠﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ‬
.(‫ﻟﺘﻠﺒﺴﻬﺎ أﺨﺘﻬﺎ ﻣﻦ ﺟﻠﺒاﺒﻬﺎ )ﻣﺘﻔﻖ ﻋﻠﻴﻪ‬
Dari Ummu ’Athiyyah al-Anshariyah r.a berkata: wahai Rasulullah seseorang dari kami
(wanita muslimah) tidak memiliki jilbab. Nabi berkata: hendaklah saudaranya memakaikannya
jilbabnya” (memberikan pinjaman jilbab). Muttafaq ’alaihi.
ü Rasulullah saw pernah meminta asy-Syifa al-’Adawiyah mengajarkan istrinya Hafshah
menulis indah. Hal ini menggambarkan spirit aktivitas wanita dalam aspek pengetahuan.
ü ‫ ﻧﻌﻢ اﻠﻨﺴاء ﻧﺴاء اﻠأﻨﺼاﺮ ﻟﻢ ﻳﻤﻨﻌﻬﻦ اﻠﺤﻴاء أﻦ ﻳﺘﻔﻘﻬﻦ‬:‫ﻋﻦ ﻋاﺌﺸﺔ رﻀﻲ اﻠﻠﻪ ﻋﻨﻬﺎ ﻗاﻠﺖ‬
.(‫ﻓﻲ اﻠدﻴﻦ )رواﻪ اﻠﺒﺨارﻲ‬
ü Dari Aisyah r.a berkata: Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar yang tidak
segan-segan memperdalam agama” (Bukhari).
ü ‫ وﻘاﻞ‬.‫ ﻟﻮ ﺟﻤﻊ ﻋﻠﻢ ﻋاﺌﺸﺔ ﺑﻌﻠﻢ اﻠﻨﺴاء ﺟﻤﻴﻌﺎ ﻟﻜاﻦ ﻋﻠﻢ ﻋاﺌﺸﺔ أﻔﻀﻞ‬:‫ﻗاﻞ اﻠإﻤاﻢ اﻠزﻬرﻲ‬
‫ ﻋﻠﻢ اﻠﻔﻘﻪ وﻌﻠﻢ‬:‫ أﻨﻬﺎ ﻛاﻨﺖ وﺤﻴدﺔ ﻋﺼرﻬﺎ ﻓﻲ ﺛﻠاﺜﺔ ﻋﻠوﻢ‬:‫أﺒﻮ ﻋﻤﺮ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻠﺒﺮ رﺤﻤﻪ اﻠﻠﻪ‬
‫اﻠﻄﺐ وﻌﻠﻢ اﻠﺸﻌﺮ‬
Imam Zuhri berkata: kalau ilmu Aisyah r.a dihimpun dengan ilmu wanita-wanita semuanya,
niscaya ilmu Aisyah lebih baik. Dan Abu Umar bin Abdul Barr r.a berkata: sesungguhnya Aisyah
satu-satu wanita pada masanya yang memiliki 3 ilmu: fiqh, prinsip-prinsip medis dan syair”.
5 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
Peran keilmuan kaum wanita setelah masa Nabi Muhammad saw juga sangat nampak dari
peran-peran yang dimainkan wanita-wanita di masa tabi’in dan tabi’ tabi’in, seperti putrinya
Imam Sa’id al-Musayyib yang mengatakan kepada suaminya yang juga murid ayahnya: ”Ijlis
U’allimuka ’Ilma Sa’id” (duduklah padaku aku ajarkan ilmu-ilmunya ayahku Sa’id).
Demikian pula putri kesayangannya Imam Malik, yang senantiasa ikut serta dalam majlis
ayahnya; jika ia mendengar kesalahan murid ayahnya dalam majlis ilmu dalam membaca kitab
al-Muwatho’, ia meralat bacaan mereka dengan cara mengetukkan pintu, lalu Imam Malik pun
mengatakan kepada muridnya yang melakukan kesalahan (atas ralat putrinya tersebut): ” ’Irji’
fal-gholath ma’ak (kembalilah karena kamu melakukan kesalahan).
Demikian banyak wanita-wanita muslimah yang memainkan perannya dalam ilmu
pengetahuan di masyarakat antara lain bisa disebutkan disini :
- Ummu Khoir al-Hijaziyah mempunyai halaqah ilmiah di mesjid Jami’ Amr bin ’Ash pada abad
IV H.
- Al-Khatmah istri Abu Muhammad selalu membacakan kitab suaminya dan menalar kitan
Ar-Risalah karangan Syeikh Abu Muhammad bin Abu Zaid setengah sebagian dari kitab
Al-Muwatho’
- Fatimah binti Alauddin As-Samarqandi -Pengarang Tuhfatul-Fuqoha- menikah dengan
Abu-Bakar Al-Kasani “Malikul-Ulama” -Pengarang Kitab Al-Ba’i’ Syarh kitab Tuhfatul-Fuqaha
dengan mahar Qira’at Kitab Al-Badai’. Yang sempat membuat sebahagian alim ulama
menyebutnya sebagai orang yang:
"‫&اﺒﻨﺘﻪ وﺘزوﺞ ﺗﺤﻔﺘﻪ ﺷرﺢ‬quot;
(mensyarah kitab
Tuhfahnya dan menikahi istrinya).
Sehingga fatwa-fatwanyapun bernilai plus, karena mendapat legalisir ayah dan suaminya.
- Para perawi hadits dari kalangan wanita pun tidak sedikit, seperti: Abu Muslim Al-Farahidi
Al-Muhaddits menulis sebanyak 70 wanita perawi hadits. Istri AlHafidh Al-Haitsami, anak
wanita dari Syeikhnya bernama Al-Hafidh Al-Iraqi. Karimah binti Mahmud bin Hatim
Al-Marwaziyah “Sayyidatul-Wuzara” adalah salah seorang perawi hadits-hadits Bukhari.
Demikian pula Aisyah binti Hamad bin Abdul Hadi bin Abdul Hamid bin Abdul Hadi bin Yusuf bin
Muhammad Al-Maqdisy yang membidangi spesialisasi hadits.
6 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
- Ibnu Hajar berkata: Saya belajar kepada Zainab binti Abdullah bin Abdul Halim bin Taimiyah
Al-Hanbali ( saudara kandung Imam Ahmad Ibn Taimiyah rahimahullah). Diantara murid-murid
Zainab adalah: Imam Al-Hafidh Muhammad bin Nasiruddin Al-Maqdisi Asy-Syafi’i.
- Masih banyak lagi sederetan wanita Berkwalitas tinggi dalam berbagai ilmu-ilmu agama,
seperti: Sayyidah Nafisah binti Muhammad, Zainab binti Al-Kamal (yang mempunyai murid
bernama: Imam Muhammad bin Hamzah Al-Husaini),
Wazirah binti Umar Al-Mayya (
mempunyai murid bernama Imam Muhammad bin siwar As-Subki), Zainab binti Makki (guru
wanita Imam Ahmad bin Bakkar An-Nablusi dan Abdullah bin Muhid serta Umar bin Habib),
Zaenab binti Abil-Qasim (yang telah diberi ijazah oleh ulama terkenal Abul-Qosim Mahmud bin
Umar Az-Zamakhsyari -pengarang kitab Al-Kasysyaf- dan oleh Muarrikh Syihabuddin bin
Khulkan), Ummu Abdul-Wahid ( ahli fiqh madzhab Syafi’i, disamping mempelajari ilmu-ilmu
yang lain),
Fatimah binti Jauhar (salah seorang guru Imam Ibnu Qoyyim),
Zubaidah (istri Harun Ar-Rasyid adalah ahli Fiqh)
[32]
.
Al-Hafidh Jalaluddin As-Suyuthi menyelesaikan qiro’at kitab “Bughyatul-Wu’at kepada
beberapa ulama wanita pada zamannya: Ummu Hani binti Hasan Al-Hawrini, Hajar binti
Muhammad Al-Misriyah, Ashilah Nasywan binti Abdullah Al-Kanani, Kamaliyah binti
Muhammad bin Abu-Bakar Al-Jurjani, Amatul-Khaliq binti Abdul-Latif Al-Uqba, Amatul-Aziz binti
Muhammad Al-Anbasi, Fatimah binti Ali bin Yasir, Khadijah binti Abil-Hasan bin Al-Mulaqqon.
Penutup.
Melihat posisi wanita dalam Islam karena kemuliaan dan penghargaan dirinya yang diberikan
oleh Allah SWT dalam al-Qur’an dan juga oleh Nabi Muhammad saw Rasul Penutup dan
Penyempurna, maka sangat benar perkataan seorang penyair Islam:
7 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
‫اﻠأﻢ ﻣدرﺴﺔ إذﺎ أﻌددﺘﻬﺎ أﻌددﺖ ﺷﻌﺒﺎ ﻃﻴﺐ اﻠأﻌراﻖ‬
Ibu (wanita) ibarat madrasah (lembaga belajar dan mendidik), jika kamu mempersiapkannya
(dengan baik) berarti kamu telah dan sedang mempersiapkan bangsa yang baik budayanya.
Karenanya pula Nabi Muhammad saw di banyak haditsnya memperhatikan peran-peran
wanita dan menghimbau para pendidik khususnya para ayah dan suami agar melakukan proses
pendidikan terhadap kaum wanita sebagai asset bangsa dan Negara yang mampu dan ikut
serta berjuang bersama kaum pria.
8 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
Referensi :
1. Persatuan Ulama Islam Sedunia, 25 Prinsip Islam Moderat, cet.I 1429H/2008, SCC
Jakarta.
2. Salim al-Bahnasawi, Makanatul Mar'ah Bainal Islam wal Qowanin al-'Alamiyah, Darul
Qolam, 1406H/1986M.
3. Imam al-Qurthubi, al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an.
4. Fi Zhilal al-Qur’an, Sayyid Qutub, Dar-Asy-Syuruq
5. Fathul-Qodir, Asy-Syaukani.
1.
Nuzhatul-Muttaqin Syarh Riyadhush-Sholihin, Dr Musthofa Sa’id Al-Khin dkk, 1/280,
hadits no: 275, cet: 15 (1408H/1988M), Mu’assasah Ar-Risalah Beirut.
7. 1.
Al-Mar’ah fi Al-Qur’an Wa As-Sunnah, Mohammad Izzat Daruzah, cet: 1
9 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
(1387H-1967M), Al-Maktabah Al-Ashriyah Beirut.
2.
Nuzhatul-Muttaqin Syarh Riyadhush-Sholihin, Dr Musthofa Sa’id Al-Khin dkk, cet: 15
(1408H/1988M), Mu’assasah Ar-Risalah Beirut.
10. Al-Asas Fi At-Tafsir, Sa’id Hawa, cet: 2 (1409H/1989M) Darus-Salam
1.
Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir, Mohammad Ath-Thohir bin Asyur.
12. Qomus Al-Qur’an aw Ishlah Al-Wujuh wa An-Nadho’ir fi Al-Qur’an al-Karim, Al-Faqih
Al-Mufassir, Al-Jami’ Al-Husein Mohammad Ad-Damighon, Darul-Ilmi lil Malayin Beirut, cet: 3
(1980).
13. Tarikh ath-Thabari.
14. Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam
15. al-Khilafah Baina at-Tanzhir wa ath-Thathbiq, Mahmud al-Mardawai, cet. 1
1403H/1983M, tanpa penerbit.
16. “Audatul Hijab”, Muhammad Ahmad Ismail al-Muqoddam, Dar Thoyyibah Riyadh, tanpa
tahun penerbitan.
17. Qodhoya al-Mar’ah fi Suroti an-Nisa’, Dr. Muhammad Yusuf Abd, cet 1 tahun
1405H/1985M.. Darud- Da’wah Kuwait.
18. Buku-buku Hadits Nabi seperti: Musnad Imam Ahmad, al-Mustadrak alHakim, Shahih
Bukhari dan Imam Muslim dan Syarahnya dll.
10 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
19. Daurul Mar’ah Fil Mujtama’ al-Islami, Dr. Ali Wahbah, cet. Ke 5 tahun 1403H/1983M.
Darul Liwa’ Riyadh KSA.
20. Malamih al-Mujtama’ al-Muslim alladzi Nansyuduhu, Yusuf al-Qaradhawi, Hal: 360-361,
cet. 1 tahun 1417H/1996M, Muassasah ar-Risalah Beirut.
21. al-Mar’ah al-Muslimah wa Fiqhu ad-Da’wah, Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Darul Wafa
Mesir, tanpa nomor cetakan dan tahun terbitan.
22. Ya Nisa’ad-Du’at Lastunna Kakulli an-Nisa’, Zubeir Fadhl Madhawi, hal: 27, Syarikat
Maktabah al-Khadamat al-Haditsah, tanpa tahun penerbitan.
23. al-Marja’iyyatul ‘Ulya fil- Islam Lil-Qur’an was-Sunnah, Yusuf al-Qaradhawi, Hal 197-198,
cet.1 tahun 1414H/1993M, Muassasah ar-Risalah Beirut.
24. Ar-Rasul wal-‘ilm, Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Hal: 91, Maktabah Wahabah Kairo, tanpa
tahun penerbitan.
25. Nisa’ Haula ar-Rasul, war-Rodd ‘ala Muftaroyat al-Mustasyriqin, Mahmud Mahdi
al-Istanbuli dan Musthofa Abun-Nashr asy-Syalabi, cet. 3 tahun 1411H/1991M, Maktabah
as-Sawadi Jeddah.
26. al-Muntakhob Min A’lam an-Nisa’, Abbas Muhammad Hasan yusuf, cet. 1 tahun
1410H/1990M, Darul Bayan Kuwait.
11 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
[1] Persatuan Ulama Islam Sedunia, 25 Prinsip Islam Moderat, hal 93, cet.I 1429H/2008,
SCC Jakarta.
[2] Dikutip dari Wil Durant dari bukunya Hadharatush-Shin dan buku Hayatul Yunan,
terjemahan Mohammad Badran, hal: 17, 114-273. (lihat: Salim al-Bahnasawi,
Makanatul Mar'ah Bainal Islam wal Qowanin al-'Alamiyah
, hal: 13, Darul Qolam, 1406H/1986M.
[3] Dikutip dari Wil Durant dalam Tarikhul 'alam, hal: 394, Wizarotul Ma'arif Mesir. Lihat : alBahnasawi
, op.cit. hal: 14.
[4] Wil Durant, opcit. Hal 179. lihat: al-Bahnasawi, opcit. Hal: 14.
[5] Opcit.
[6] Al-Bahnasawi, opcit. Hal 15. Lihat pula buku: al-Mar’ah al-Muslimah wa Fiqhu
ad-Da’wah
, Dr. Ali Abdul Halim Mahmud,
Darul Wafa Mesir, tanpa nomor cetakan dan tahun terbitan.
[7] Perhimpunan Ulama se-Dunia, 25 Prinsip Islam Moderat, hal: 90
[8] Lihat: Perhimpunan Ulama se-Dunia, opcit, hal: 91
[9] HR. Imam Ahmad 6/322. Abu Ya’la 6959, ath-Thabari dalam Tafsirnya 5/46-47,
12 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
ath-Thabrani dalam al-Kabir 23/280, al-Hakim berkata (2/335): Hadits shahih sanadnya, jika
Mujahid mendengar dari Ummu Salamah”.
[10] Imam al-Qurthubi, al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an, 3/125.
[11] Lihat: Fi Zhilal al-Qur’an, Sayyid Qutub, 3/1411-1412, Dar-Asy-Syuruq
[12] Fathul-Qodir, Asy-Syaukani, 1/418.
[13] Imam Bukhori, kitab Fi An-Nikah, bab Al-Mudarot ma’an-Nisa’, Imam Muslim kitab Fi
Ar-Rodho’, bab Al-Washiyat bin-Nisa’.
[14] Al-Mar’ah fi Al-Qur’an Wa As-Sunnah, Mohammad Izzat Daruzah, hal: 47< cet: 1
(1387H-1967M)< Al-Maktabah Al-Ashriyah Beirut. Lihat hadits dalam kitab Nuzhatul-Muttaqin
Syarh Riyadhush-Sholihin, Dr Musthofa Sa’id Al-Khin dkk, 1/280, hadits no: 275, cet: 15
(1408H/1988M), Mu’assasah Ar-Risalah Beirut.
Lihat juga: Al-Asas Fi At-Tafsir, Sa’id Hawa, 2/986-987, cet: 2 (1409H/1989M)
Darus-Salam
[15] Lihat: Tafsir At-Tahrir Wa At-Tanwir, Mohammad Ath-Thohir bin Asyur, 1/428.
Lihat: Qomus Al-Qur’an aw Ishlah Al-Wujuh wa An-Nadho’ir fi Al-Qur’an al-Karim,
Al-Faqih Al-Mufassir, Al-Jami’ Al-Husein Mohammad Ad-Damighon, 219-220< Darul-Ilmi lil
Malayin Beirut, cet: 3 (1980).
13 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
[16] Shahih Bukhari 5096, Muslim dalam Kitab adz-Dzikr (2740), dari Usamah bin Zaid
dengan lafal “Adhorro ‘alar-Rijal Minan-Nisa”
[17] Shahih Muslim (2742), kitab ad-Dzikr, dari Abu Sa’id al-Khudri r.a
[18] Tarikh ath-Thabari 1/472 .
[19] Baca: Siroh Nabawiyah Ibnu Hisyam 3/314, Imam Baihaqi dalam as-sunan al-Kubro
200/9. Imam al-Baihaqi mengatakan, bahwa Imam asy-Syafe’i meriwayatkan dari Abi
Abdur-Rahman al-Bagdadi: “para ahli sejarah seperti Ibnu Ishaq, Musa bin Uqbah dan ulama
lainnya yang meriwayatkan bahwa Bani Qoinuqo’ membuat perjanjian dengan Rasulullah saw,
ketika itu datanglah seorang wanita Anshar kepada seorang ahli sepuh perhiasan emas, Yahudi
dan Anshar terdapat konflik, ketika wanita tersebut duduk di sisi ahli sepuh tadi, seseorang
Yahudi mengikatkan tali di besi ke bagian pakaian si wanita Anshar tanpa diketahuinya, saat si
wanita itu berdiri maka tersingkaplah pakaian si wanita itu dan orang-orang yang melihat di
pasar tertawa mengejek. Kabar itu sampai kepada Rasulullah saw, beliaupun memperingati
mereka dan menganggap peristiwa ini sebagai pelanggaran perjanjian”.
[20] Lihat: Daurul Mar’ah Fil Mujtama’ al-Islami, Dr. Ali Wahbah, hal: 16, cet. Ke 5 tahun
1403H/1983M. Darul Liwa’ Riyadh KSA.
[21] Lihat: al-Marja’iyyatul ‘Ulya fil- Islam Lil-Qur’an was-Sunnah, Yusuf al-Qaradhawi, Hal
197-198, cet.1 tahun 1414H/1993M, Muassasah ar-Risalah Beirut.
[22] Qodhoya al-Mar’ah fi Suroti an-Nisa’, op.cit. Hal 241-243 , [23] Shahih Bukhari, Bab al-Maghazi (4425)
14 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
[24] Musnad Ahmad (5/45), demikian Imam ath-Thabrani meriwayatkan dalam kitab
al-Awsath (425) dan dishahihkan oleh al-Hakim (7789), tetapi dalam sanadnya terdapat Abu
Bakrah Bakkar bin Abdul Aziz bin Abi Bakrah yang diperbincangkan ( lihat Silsilah Hadits-hadits
Lemah (436)
[25] Lihat: Bahasan khilafiyah dalam hadits nabi tsb dalam buku al-Khilafah Baina
at-Tanzhir wa ath-Thathbiq, Mahmud al-Mardawai,
buku al-Khilafah hal 123,
cet. 1 1403H/1983M, tanpa penerbit
[26] Qodhoya al-Mar’ah fi Suroti an-Nisa’, Dr. Muhammad Yusuf Abd, hal 34-35, cet 1 tahun
1405H/1985M.. Darud- Da’wah Kuwait.
[27] Lihat: Ya Nisa’ad-Du’at Lastunna Kakulli an-Nisa’, Zubeir Fadhl Madhawi, hal: 27,
Syarikat Maktabah al-Khadamat al-Haditsah, tanpa tahun penerbitan.
[28] Malamih al-Mujtama’ al-Muslim alladzi Nansyuduhu, Yusuf al-Qaradhawi, Hal: 360-361,
cet. 1 tahun 1417H/1996M, Muassasah ar-Risalah Beirut.
[29] Daurul Mar’ah fil Mujtama’ al-Islami, op.cot. hal: 208-209.
[30] HR Ibnu Majah dalam al-Muqoddimah (224), Ibnu Abdil Barr dalam bab al-Ilmu, Imam
Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari Hadits Anas, Imam Thabrani meriwayatkan dalam kitab
al-Kabir dari Ibnu Mas’ud, dan dalam al-Awsath dari Ibnu abbas. As-Sakhowi berkata, riwayat
ini memiliki syahid pada Ibnu Syahin dengan sanad yang para perawinya tsiqot dari anas . Lihat
al-Jami’ ash-Shogir hadits-hadits no 5264, 5267, dan juga tanggapan al-Munawi terhadap
hadits ini dalam Faidhul Qodir 4/267-268.
[31] Ar-Rasul wal-‘ilm, Dr. Yusuf al-Qaradhawi, Hal: 91, Maktabah Wahabah Kairo, tanpa
tahun penerbitan.
15 / 16
Wanita Dalam Pandangan Islam Moderat (bag.2/2)
Written by Admin
Jumat, 22 Januari 2010
[32] Lihat secara rinci tentang peran para wanita dalam buku “Audatul Hijab”, Muhammad
Ahmad Ismail al-Muqoddam, Dar Thoyyibah Riyadh, tanpa tahun penerbitan.
Lihat juga buku: Nisa’ Haula ar-Rasul, war-Rodd ‘ala Muftaroyat al-Mustasyriqin, Mahmud
Mahdi al-Istanbuli dan Musthofa Abun-Nashr asy-Syalabi, cet. 3 tahun 1411H/1991M, Maktabah
as-Sawadi Jeddah. Juga buku: al-Muntakhob Min A’lam an-Nisa’, Abbas Muhammad Hasan
yusuf, cet. 1 tahun 1410H/1990M, Darul Bayan Kuwait.
16 / 16
Download