Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979

advertisement
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Materi Suku Banyak Pada Siswa
Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman Melalui Penerapan Metode Index
Card Match
Oleh :
Abdul Manan, S.Pd.
Email : [email protected]
SMP Negeri 1 Kasreman
ABSTRAK
Masalah utama dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas VIII-D
adalah rendahnya aktivitas belajar yang berakibat pada rendahnya tingkat
ketuntasan siswa dalam belajar. Oleh karena itu penelitian ini dilaksanakan
dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar matematika materi Suku Banyak
pada siswa kelas VIII-D SMP Negeri 1 Kasreman melalui penerapan metode
Index Card Match
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kasreman. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014 yang berjumlah 28 siswa. Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yang
dimulai bulan November 2013 sampai Desember 2013
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Index Card Match
telah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Indikator peningkatan tersebut
jika siklus I rata-rata aktivitas belajar berkriteria cukup maka pada siklus II
meningkat kriteria tinggi sekali. Dengan hasil ini maka metode Index Card Match
sangat efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa. Selain itu, penerapan
metode Index Card Match telah mampu meningkatkan prestasi belajar siswa yang
diindikasikan angka ketuntasan mengalami kenaikan dan angka ketidaktuntasan
mengalami penurunan serta rata-raka kelas mengalami kenaikan yang signifikan
Kata kunci: peningkatan prestasi, metode index card match
PENDAHULUAN
dan
ilmu yang harus dipelajari disetiap
metodologi yang digunakan guru.
Matematika adalah salah satu
jenjang pendidikan. Objek matematika
membosankan.
disebabkan
karena
Hal
ini
bisa
ketidaktepatan
Dalam kegiatan belajar mengajar,
bersifat abstrak. Banyak para siswa
peristiwa yang sering terjadi adalah
mempelajari matematika, karena sifat
pasi,kurang terlibat dan tidak punya
yang tidak senang dan bergairah untuk
nya
abstrak,
matematika
adalah
pelajaran yang dianggap sangat sulit
siswa kurang aktif, kurang berpartisi
inisiatif. Pertanyaan,gagasan maupun
pendapat sering tidak muncal.Guru
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
1
bersifat otoriter, penyampaian ilmu
peneliti tertarik untuk mengadakan
sebagai
Matematika
secara
searah,
menganggap murid
penerima,
pencatat
pengingat saja.
dan
Sebagai upaya meningkatkan
peran aktif siswa dalam pembelajaran,
maka perlu dikembangkan metode dan
media yang tepat yang dapat mengopti
malkan kemampuan siswa. Memberi
kan kesempatan pada siswa untuk
bertukar
pemikiran
pendapat,
siswa
menanggapi
yang
lain,
penelitian
tentang
dengan
prestasi
belajar
menggunakan
metode Index Card Match. Dengan
model pembelajaran ini diharapkan
peserta didik dapat belajar dengan
senang, aktif, penuh semangat, berani
mengungkapkan ide, gagasan, luapan
pikiran/ aktivitas, tidak merasa bosan
sehingga prestasi belajar Matematika
menjadi lebih baik.
Kenyataan di lapangan masih
menggunakan media yang ada, akan
banyak ditemukan keingintahuan anak
suatu fakta, prosedur, definisi dan teori
suatu kondisi yang dapat memberikan
dapat mengingat lebih lama mengenai
dalam matematika dan memberikan
pengalaman belajar yang tidak sematamata
hanya
pengalaman
belajar
matematika. Untuk itu disini peneliti
akan mencoba menggunakan media
realia
dengan
metode
kooperatif,
mempunyai
semangat
dengan harapan siswa lebih aktif dalam
belajar
dan
belajar yang tinggi.
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan memberikan keleluasaan
kepada guru untuk memanajemen kelas
termasuk dalam menerapkan model
pembelajaran dengan menggunakan
metode
yang
disesuaikan
dengan
situasi dan kondisi sekolah. Untuk itu
yang tinggi itu tidak didukung oleh
kesempatan
kepada
mereka
untuk
dapat lebih berkembang. Masih banyak
guru mengajar hanya menggunakan
metode konvensional. Guru merupakan
satu-satunya sumber utama pengetahu
an. Pembelajaran cenderung text book
oriented dan tidak terkait dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Siswa
kesulitan untuk memahami konsep
akademik
yang
Konsep-konsep
telah
tersebut
diajarkan.
diajarkan
menggunakan cara-cara yang abstrak
dan metode konvensional, padahal
mereka sangat memerlukan pemaham
an konsep-konsep yang berhubungan
dengan lingkungan kehidupan sehari-
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
2
hari. Akibatnya, motivasi belajar siswa
yakni
mereka
Suku Banyak pada siswa kelas VIII-D
sulit ditumbuhkan dan pola belajar
cenderung
mekanistik.
menghafal
dan
Secara realitas, prestasi belajar
Matematika siswa SMP Negeri 1
Kasreman sampai saat masih rendah.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan
peneliti tampak bahwa sebagian besar
siswa kurang aktif dalam pembelajar
an. Khusus kelas VIII-D selain secara
umum
siswa kurang aktif dalam
bagaimanakah
peningkatan
prestasi belajar matematika materi
SMP Negeri 1 Kasreman melalui
penerapan Metode Index Card Match?.
Tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian tindakan kelas ini meningkat
kan prestasi belajar matematika materi
Suku Banyak pada siswa kelas VIII-D
SMP Negeri 1 Kasreman melalui
penerapan metode Index Card Match
Adapun manfaat yang dapat
pembelajaran juga prestasinya sangat
diambil dari penelitian ini di antaranya
materi Suku Banyak
pengalaman praktis bagi guru dalam
rendah. Dari 28 siswa yang ada, pada
siswa
yang
dinyatakan tuntas atau memperoleh
nilai ≥ 70 hanya berjumlah 17 atau
61%
sedangkan
11
atau
39%
dinyatakan belum tuntas atau belum
mencapai standar ketuntasan minimal
(SKM).
Untuk itulah, peneliti bermak
sud mengatasi masalah tersebut dengan
melaksanakan
kelas
dengan
penelitian
judul
tindakan
“Peningkatan
Prestasi Belajar Matematika materi
Suku Banyak pada Siswa Kelas VIII-D
SMP Negeri 1 Kasreman melalui
Penerapan Metode Index Card Match
Mendasar pada judul penelitian
ini maka masalah dapat dirumuskan
sebagai tambahan pengetahuan dan
melaksanakan
pembelajaran
serta
merupakan pengalaman nyata dalam
menyusun strategi pembelajaran di
sekolah
dan
titik
awal
untuk
mengembangkan model pembelajaran
yang lain. Selain itu, bagi siswa,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
meningkatkan kompetensi siswa dalam
mata
pelajaran
Matematika
dan
menumbuhkan aktivitas belajar siswa.
Sedangkan bagi peneliti lain, hasil
penelian ini dapat dijadikan satu
perbandingan guna mengembangkan
penelitian
sejenis
dengan
subjek,
objek, dan sasaran penelitian yang
lebih luas.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
3
KAJIAN TEORI
Pembelajaran Matematika di SMP
Matematika berasal dari bahasa
latin manthanein atau mathema yang
berarti
‘belajar
dipelajari’,
sedang
atau
hal
dalam
yang
Bahasa
Belanda disebut wiskunde atau ilmu
pasti,
dengan
yang
kesemuanya
penalaran.
Unsur
berkaitan
utama
pekerjaan matematika adalah penalaran
deduktif
yang bekerja atas dasar
asumsi, yaitu kebenaran suatu konsep
atau pernyataan diperoleh sebagai
akibat
logis
dari
sebelumnya,
sehingga
kebenaran
kaitan
antarkonsep atau pernyataan dalam
matematika bersifat konsisten. Namun
demikian,
materi
matematika
dan
penalaran matematika merupakan dua
hal yang tak dapat dipisahkan, yaitu:
materi matematika dipahami melalui
penalaran dan penalaran dipahami dan
dilatihkan
melalui
belajar
materi
pembelajaran
sebuah
matematika (Depdiknas, 2005:1)
Dalam
konsep
sering
pengalaman
atau
muncul
intuisi,
sebagai
atau
pengalaman peristiwa nyata (yaitu
pemahaman konsep sering diawali
secara induktif). Penalaran induktif
didasarkan fakta dan gejala yang
muncul untuk sampai pada perkiraan
tertentu. Tetapi perkiraan ini tetap
harus
dibuktikan
secara
deduktif
dengan argumen yang konsisten.
Metode Index Card Match
Metode mengajar ialah cara yang
digunakan
oleh
menyampaikan
guru
pelajaran
pelajar.
Karena
metode
mengajar
untuk
kepada
penyampaian
itu
berlangsung dalam interaksi edukatif,
dapat
diartikan
sebagai cara yang dipergunakan oleh
guru dalam mengadakan hubungan
dengan
pelajar
pada
saat
berlangsungnya pengajaran. Dengan
demikian, metode mengajar merupakan
alat untuk menciptakan proses belajar
mengajar
Metode
mengajar
bersifat
fleksibel dan sangat tergantung dengan
berbagai faktor:
1. Faktor tujuan pembelajaran yang
dicapai;
2. Faktor anak didik, yang perlu
mendapat perhatian adalah pada
bakat, minat, intelegensi, tingkat
kematangan, usia dan jumlah murid
per kelas;
3. Faktor situasi yang mencakup
tempat belajar dan waktu belajar
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
4
serta lama belajar.
mengadakan hubungan dengan siswa
mengajar. Materi dilihat dari aspek
Oleh karena itu, peranan metode
4. Faktor materi dan fasilitas belajarafektif,
kognitif,
psikomotorik,
fasilitas dilihat dari segi jenis,
kualitas dan kuantitas.
5. Faktor kepribadian guru berkaitan
dengan
kemampuan
guru,
kemampuan
profesional
senioritas dan pengalaman
personal,
pada saat pengajaran berlangsung.
pengajaran
menciptakan
metode
adalah
yang
PBM.
alat
Ada
digunakan
untuk
banyak
dalam
pembelajaran, di antaranya dan salah
satunya adalah metode index card
match.
Pengertian Index Card Match
Sebagai teknik dalam mengajar maka
adalah mencari jodoh kartu tanya
kecakapan pendidik dalam menyampai
an. Istilah metode berasal dari bahasa
metode
membutuhkan
keahlian/
kan materi yang mudah. Metode
sebagai seni dalam mentransfer ilmu
pengetahuan/materi pelajaran kepada
peserta didik dianggap lebih signifikan
dibanding dengan materi. Ini terbukti
bahwa penyampaian yang komunikatif
lebih disenangi oleh peserta didik
walaupun sebenarnya materi
disampaikan
terlalu
sesungguhnya
menarik
dan
yang
tidak
sebaliknya
penyampaian yang tidak komunikatif
tidak disenangi oleh peserta didik,
jawab yang dilakukan secara berpasang
Yunani yaitu ”metha” dan ”hodos”.
Metha adalah melalui, hodos adalah
jalan atau cara, jadi metode adalah
jalan atau cara yang dilalui untuk
mencapai tujuan (Ismail SM, 2008:7)
Adapun tujuan metode index card
match adalah untuk melatih peserta
didik agar lebih cermat dan lebih kuat
pemahamannya terhadap suatu materi
pokok. Adapun ciri-ciri metode index
card match di antaranya
adalah:
meskipun materi yang disampaikan
1. Metode ini menggunakan kartu
diharapkan terjadi interaksi antara
satu pertanyaan dan satu untuk
menarik. Maka dalam proses mengajar
guru, peserta didik dan lingkungannya.
Jadi, metode mengajar adalah salah
satu cara yang digunakan guru untuk
2. Kartu di bagi menjadi dua berisi
jawaban
3. Metode ini dilakukan dengan cara
berpasangan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
5
4. Setiap
pasangan
membacakan
pertanyaan dan jawaban
Fungsi penerapan metode index
card match dalam kegiatan pembelajar
an di antaranya sebagai berikut.
1. agar anak-anak lebih cermat dalam
pembelajaran.
2. anak akan lebih mudah dalam
memahami suatu materi.
3. tidak merasakan kejenuhan dalam
pembelajaran.
Langkah-langkah penerapan index
card match sebagai berikut:
1. Membuat potong-potongan kertas
sejumlah peserta dalam kelas dan
kertas tersebut dibagi menjadi 2
kelompok.
2. Menulis pertanyaan tentang materi
yang telah diberikan sebelumnya
pada
potongan-potongan
yang telah disiapkan
3. Kertas
tulisan
kertas
pertanyaan
dan
jawaban
dan
jawaban tersebut dikocok sehingga
dicampur
pertanyaan.
antara
4. Setiap peserta dibagi satu kertas,
aktifitas ini dilakukan berpasangan,
sebagian
peserta
diberi
kertas
jawaban dan yang lainnya kertas
pertanyaan.
5. Setelah itu peserta mencari pasang
annya dan duduk berdekatan.
6. Setelah peserta menemukan pasang
annya dan duduk berdekatan, setiap
pasangan bergantian membacakan
soal yang diperoleh dengan suara
keras.
7. Kemudian
kesimpulan.
klarifikasi
dan
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian
ini
menggunakan
rancangan penelitian tindakan kelas
(PTK). Rancangan PTK digunakan
karena
beberapa
alasan.
Pertama,
masalah yang akan dicarikan solusinya
adalah meningkatkan prestasi belajar
dengan
menggunakan
pendekatan
metode Index Card Match. Meteri yang
akan diajarkan adalah Suku Banyak.
Penerapan pendekatan kooperatif dan
intervensi yang dilakukan adalah untuk
memperbaiki pembelajaran, meningkat
kan hasil belajar, dan menemukan
alternatif
penggunaan
pembelajajaran.
Kedua,
metode
adanya
kolaborasi antara peneliti dan guru
dalam hal perencanaan, pelaksanaan,
dan pengambilan kesimpulan terhadap
pembelajaran Matematika pada materi
Suku Banyak Ketiga, refleksi terhadap
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
6
proses pembelajaran dengan metode
Penetapan Target Penelitian
secara berkelanjutan.
ini
Index Card Match yang dilakukan
Penelitian tindakan kelas ini
di
SMP
Negeri
1
Kasreman. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas VIII-D semester ganjil
tahun
pelajaran
2013/2014
yang
berjumlah 28 siswa. Penelitian dilaksa
nakan selama 2 bulan yang dimulai
bulan
November
Desember 2013.
2013
sampai
penelitian
tindakan
kelas meliputi kegiatan pengidenti fikasi masalah yang terdapat di kelas,
masalah,
tingkat
pemilihan
keseriusan
masalah
yang
dipecahkan, dan penetapan kriteria
keberhasilan pemecahan masalah yang
dipilih. Dengan demikian, penelitian
tindakan kelas senantiasaa diawali
dengan penelitian awal (preleminary
studies). Pada penelitian ini tindakan
awal
dilakukan
secara
kolaboratif
dengan praktisi diawal perencanaan
tindakan.
prestasi
maupun
secara
klasikal.
Secara
individu dikatakan tuntas jika anak
memperoleh nilai sesuai SKM pada
materi Suku Banyak sebesar 70. dan
secara
klasikal
ketuntasan
siswa
mencapai
target
minimal 80% oleh karena itu jika
penelitian
belum
tersebut maka akan diulang sampai
anak mencapai ketuntasan.
Pelaksanaan tindakan berlang
Persiapan Penelitian
penganalisaan
meningkatnya
Pelaksanaan Penelitian
Prosedur Penelitian
Persiapan
adalah
belajar siswa baik secara individu
Seting dan Subjek Penelitian
dilaksanakan
Target penelitian tindakan kelas
sung dalam 2 siklus dan dalam setiap
siklus
dibagi
atas
4
jam.
Satu
pertemuan menggunakan waktu dua
jam pelajaran (2 x 40 menit). Fokus
tindakan
setiap
siklus
berupa
implementasi pendekatan kooperatif
dalam pembelajaran Matematika pada
siswa di dalam kelas VIII-D pada
Materi Suku Banyak.
Pelaksanaan penelitian tindakan
direncanakan melalui beberapa tahap
yang berlangsung dalam bentuk siklus,
yang
dikembangkan
berdasarkan
desain PTK model Kemmis dan Mc
Taggart. Model ini pada hakekatnya
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
7
berupa perangkat atau untaian-untaian
dengan pelaksanaan tindakan yang
empat komponen, yaitu perencanaan,
yang
dengan satu perangkat terdiri dari
tindakan, pengamatan, dan refleksi
(Depdikbud,
1992:21).
Empat
komponen tersebut merupakan kegiat
an yang dilaksanakan dalam satu
siklus.
Observasi
Observasi
telah dilakukan, (3) kendala-kendala
ditemui
dalam
pelaksanaan
pembelajaran dan mencari solusinya,
dan
(4)
melakukan
interprestasi,
pelaksanaan dan penyimpulan data
yang diperoleh.
Teknik Analis Data
dilakukan
selama
pembelajaran berlangsung. Pada pelak
sanaan tindakan, peneliti berkedudukan
sebagai pengamat untuk memantau
secara kritis dan objektif pelaksanaan
pembelajaran serta untuk mengetahui
kesesuaian antara perencanaan dengan
pelaksanaan yang dilakukan oleh guru.
Untuk mendapatkan hasil pengamatan
yang komprehensif, peneliti mengguna
kan instrumen pengumpul data yang
telah dibuat sebelumnya.
Refleksi
Refleski dilaksnakan pada setiap
akhir penerapan tindakan dengan cara
mendiskusikan pelaksanaan pembelajar
an yang dilaksanakan. Hal-hal yang
dibahas dan didiskusikan, yaitu (1)
tindakan yang telah dilakukan, (2)
perbedaan antara perencanaan tindakan
Secara umum teknik analisa
data dalam PTK berbeda dengan
penelitian jenis kuantitatif. Teknik
analisa
data
dalam
PTK
biasa
dilakukan berdasarkan tahapan analisa
model mengalir yang dikemukakan
Miles
dan
Huberman
(1992:18).
Kegiatan analisis tersebut ada tiga
tahapan yakni (1) tahap reduksi data,
(2) tahap penyajian data, dan (3) tahap
pena-rikan kesimpulan. Analisis data
dapat dilakukan selama dan sesudah
penelitian
dengan
bertumpu
proses dan hasil belajar.
pada
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pratindakan
Dari studi pendahuluan yang
dilakukan
peneliti
tampak
bahwa
sebagian besar siswa merasa kurang
beraktivitas
Belajar
Khusus kelas VIII-D,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
Matematika.
selain secara
8
umum siswa kurang beraktivitas juga
prestasinya sangat rendah. Dari 28
siswa yang ada, pada materi Suku
Banyak siswa yang dinyatakan tuntas
atau memperoleh nilai ≥ 70 hanya
berjumlah 17 atau 61% sedangkan 11
atau 39% dinayatakan belum tuntas
atau
belum
mencapai
ketuntasan minimal (SKM).
Prestasi
belajar
standar
siswa
pratindakan selengkapnya sebagaimana
dalam grafik di bawah ini.
dilakukan
tindakan
sebagaimana siklus 1 yang dalam
pelaksanaanya
memerlukan 4
jam
pelajaran akhirnya diperoleh hasil yang
berupa tingkat aktivitas dan prestasi
belajar.
selama
Aktivitas
siswa
pelaksanaan
diperoleh
pembelajaran
dikumpulkan kolaborator sedangkan
nilai atau prestasi diperoleh setelah
Aktivitas belajar siswa yang
dipeoleh selama pembelajaran berlang
12
sung sebagaimana hasil pengamatan
10
8
kolaborator bahwa dari 28 siswa
6
4
2
50-59
60-69
70-79
Nilai
80-89
90-100
Berdasar grafik di atas dapat
dijelaskan
Setelah
tersebut dibarakan sebagai berikut.
14
0
Hasil Penelitian Siklus I
siswa mengikuti tes siklus I. Hasil
Grafik 1: Prestasi Belajar Pratindakan
Frekwensi
penelitian siklus I dilaksanakan.
bahwa
dari
studi
pendahuluan diketahui bahwa siswa
kelas VIII-D penguasaan materi masih
sangat rendah. Dari 28 siswa (a) siswa
yang dinyatakan tuntas sebanyak 17
atau 61% siswa, (b) siswa yang
dinyatakan belum tuntas sebanyak 11
atau 39%, dan (c) nilai rata-rata siklus I
sebesar 63. Dengan hasil ini maka
tampak 54% siswa memperhati kan
dan mencatat penjelasan guru secara
serius, 61% berusaha menerapkan
metode Index Card Match untuk
memahami mati, 61% mendiskusikan
hasil bekerja berpasang an dengan
teman, 61% berani bertanya baik pada
guru maupun teman dan 46% bersikap
kritis atas jawaban yang diberikan oleh
guru maupun teman. Dari data tersebut
jika dirata-rata aktivitas siswa secara
klasikal sebesar 56% atau kurang aktif
Dan setelah mengikuti tes siklus I
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
9
pada pertemuan kedua diperoleh hasil
sebagaimana siklus II yang dalam
bawah ini.
pelajaran akhirnya diperoleh hasil yang
belajar sebagaimana dalam grafik di
Grafik 2: Prestasi Belajar Siklus I
12
10
Jumlah
6
memerlukan 4
jam
berupa tingkat aktivitas dan prestasi
belajar.
Aktivitas
selama
8
siswa
pelaksanaan
diperoleh
pembelajaran
dikumpulkan kolaborator sedangkan
4
2
0
pelaksanaanya
50-59 60-69 70-79 80-89
Nilai
90100
Beradasar grafik di atas dapat
nilai atau prestasi diperoleh setelah
siswa mengikuti tes siklus II. Hasil
tersebut dibarakan sebagai berikut.
Aktivitas belajar siswa yang
dijelaskan bahwa setelah penerapan
dipeoleh
sudah sangat bagus dibanding dengan
pengamatan kolaborator bahwa dari 28
siklus I tingkat penguasaan materi
refleksi awal. Dari 28 siswa (a) siswa
yang dinyatakan tuntas sebanyak 21
atau 75% siswa, (b) siswa yang
dinyatakan belum tuntas sebanyak 7
atau 25%, dan (c) nilai rata-rata siklus I
sebesar 72. Dengan hasil ini meskipun
hasilnya mengalami peningkatan akan
tetapi belum sesuai dengan target
penelitian. Dengan hasil ini maka perlu
dilanjutkan pada siklus II dengan
catatan masih menggunakan metode
Index Card Match namun dengan
beberapa perubahan sehingga hasilnya
bisa maksimal.
Hasil Penelitian Siklus II
Setelah dilakukan tindakan
berlangsung
selama
pembelajaran
sebagaimana
hasil
siswa tampak 86% siswa memperhati
kan dan mencatat penjelasan guru
secara serius, 82% berusaha menerap
kan metode Index Card Match untuk
memahami mati, 86% mendiskusikan
hasil
bekerja
berpasangan
dengan
teman, 96% berani bertanya baik pada
guru maupun teman dan 86% bersikap
kritis atas jawaban yang diberikan oleh
guru maupun teman. Dari data tersebut
jika dirata-rata aktivitas siswa secara
klasikal sebesar 87% atau aktif
Dan setelah mengikuti tes siklus
II pada pertemuan kedua diperoleh
hasil belajar sebagaimana dalam grafik
di bawah ini.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
10
setiap
Grafik 3: Prestasi Belajar Siklus II
18
16
14
12
10
Jumlah
8
6
4
2
0
siklusnya
tampak
adanya
peningkatan yang cukup. Pembelajaran
yang biasa berpusat pada guru berubah
pada siswa. Aktivitas siswa dalam
pembelajaran
50-59 60-69 70-79 80-89
Nilai
nuansa
90100
baru
cukup
dalam
memberikan
pembelajaran.
Kekurangan setiap siklusnya selalu
Berdasar grafik di atas dapat
dijelaskan bahwa setelah penerapan
diperbaiki sehingga meskipun kecil
selalu ada peningkatan.
Aktivitas belajar dapat mening
siklus II tingkat penguasaan materi
kat seiring dengan penerapan metode
siklus I. Dari 28 siswa (a) siswa yang
tersebut tersurat jika siklus I rata-rata
sudah sangat bagus dibanding dengan
dinyatakan tuntas sebanyak 27 atau
96% siswa, (b) siswa yang dinyatakan
belum tuntas sebanyak 1 atau 4%, dan
(c) nilai rata-rata siklus II sebesar 75.
Dengan hasil ini tampak bahwa target
penelitian telah tercapai. Dengan hasil
Index
Card
Match.
Peningakatan
aktivitas belajar siswa sebesar 56%
maka pada siklus II meningkat menjadi
87%. Dengan hasil ini maka metode
Index Card Match sangat efektif dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Dilihat dari hasil tes setiap
perlu
siklusnya juga dapat diidentifikasi
karena telah target aktivitas belajar
Match juga mampu meningkatkan
ini
maka
penelitian
tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya
tinggi dan ketuntasan secara klasikal
sebesar 80% telah tercapai.
Pembalajaran dengan mengguna
metode
Index
Card
Match
tampaknya membawa dampak yang
signifikan
bekerjasama.
pada
Dari
siswa
hasil
prestasi belajar siswa. Peningkatan
tersebut ditunjukkan dalam tabel di
bawah ini.
Pembahasan Hasil Penelitian
kan
bahwa penerapan metode Index Card
dalam
observasi
Grafik 4: Peningkatan Prestasi Belajar
18
16
14
12
10
Jumlah
8
6
4
2
0
Ref. Awal
Sikus I
Siklus II
50-59
60-69
70-79
Nilai
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
80-89
90-100
11
dapat
Berdasarkan grafik 4 di atas
dijelaskan
bahwa
dengan
penerapan metode Index Card Match
telah mampu meningkatkan prestasi
belajar siswa yang diindikasikan (1)
angka ketuntasan mengalami kenaikan
yakni jika refleksi awal sebesar 61%
meningkat menjadi 75% pada siklus I
dan pada siklus II meningkat menjadi
96%,
(2)
mengalami
angka
ketidaktuntasan
penurunan
yakni
jika
refleksi awal sebesar 39% menurun
menjadi 25% pada siklus I dan
menurun menjadi 4% pada siklus II,
(3) rata-raka kelas mengalami kenaikan
dari 63 pada refleksi awal meningkat
menjadi
72
pada
siklus
I
dan
meningkat menjadi 75 pada siklus II.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan
dan analisis data pada dua siklus yang
metode
Index
Card
Match
telah
mampu meningkatkan prestasi belajar
siswa
yang
diindikasikan
angka
ketidaktuntasan
angka
ketuntasan mengalami kenaikan dan
penurunan
serta
mengalami
rata-raka
kelas
mengalami kenaikan yang signifikan.
SARAN
Hasil ini membuktikan tingkat
efektivitas
sebuah
pendekatan
kooperatif, oleh karenanya guru baik
matematka
hendaknya
atau
mau
guru
yang
mencoba
lain
dan
menerapkan pendekatan tersebut dalam
pembelajaran. Selain itu, kepada siswa
diharapkan bisa menggunakan metode
tersebut dalam pembelajaran di kelas
maupun di luar kelas.
DAFTAR PUSTAKA
tersaji pada bab IV maka disimpulkan
Azhar Atsyad, 2003. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada..
aktivitas siswa yakni jika siklus I rata-
Arends R. 1997, Classrom Intruction
and Management
maka pada siklus II meningkat kriteria
Arikunto, Suharsini 1988, Dasar
Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta
Bina Aksara
2006,
Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta Bina Aksara
bahwa
telah
terjadi
peningkatan
rata aktivitas belajar berkriteria cukup
tinggi sekali. Dengan hasil ini maka
metode Index Card Match sangat
efektif dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Selain itu, penerapan
Depdiknas
2005,
Pendidikan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
Kurikulum
Matematika,
12
Jakarta: Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah
Djamaludin Darwis, 2000. Strategi
Belajar Mengajar. Semarang:
Pustaka Pelajar.
Hamalik
2003,
Perencanaan
Pengajaran
Berdasarkan
Standart Kompetensi Guru,
Bandung Remaja Rosdakarya
IKIP
PGRI Madiun. Pedoman
Penulisan Skripsi. Madiun
Pusat Penerbit Kampus
Ibrahim, dkk, Proses Belajar dan
Mengajar. Universitas Negeri
Surabaya
Ismail SM, 2008. Strategi
Pembelajaran Agama Islam
Berbasis PAIKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan), Semarang:
Rasail Media Group.
Nurhadi Dr 2004, Pertanyaan dan
Jawaban. Gramedia Widya
Sarana Indonesia
Nasution
S
2001,
Berbagai
Pendekatan dalam Proses
Belajar Mengajar. Jakarta Bina
Aksara
Slameto 2003, Belajar dan faktor
faktor yang mempengaruhinya.
Jakarta Rineka Cipta
Sujana
Nana
2005,
Tuntunan
Penyusunan Karya Ilmiah.
Bandung Sinar baru
Sukirin 1984, Proses Belajar dan
Mengajar Penerbit. Penerbit
Bumi Aksara
Winkel 1989, Psikologi Pengajaran.
Gramedia Jakarta
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2016 /ISSN 1979 - 9225
13
Download