Trauma Kimia

advertisement
Presentasi Kasus
Uveitis Anterior Okuler Dextra
Moderator
Dr Nurbuanto SpM
Disusun Oleh Riki Nur Aji S
NRP 1010221043
Identitas Pasien
•
•
•
•
•
•
Nama
:
Jenis Kelamin :
Umur
:
Agama
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Gatot Soebroto
• Tanggal Pemeriksaan
• No CM
:
Nn A
Perempuan
23 tahun
Islam
Jl lapangan Pors 5 no 5
Perawat Gilut RSPAD
:
9 November 2012
108510
Anamnesa
• Keluhan Utama :
Mata kanan
merah sejak tujuh hari yang lalu disertai
dengan penglihatan yang berkabut
• Keluhan Tambahan
:
Silau bila
melihat sinar, berair dan pegal pada bola
mata
Riwayat Perjalanan Penyakit
• Pasien datang ke poli mata RSPAD Gatot Soebroto dengan
keluhan mata kanan merah sejak tujuh hari yang lalu, disertai
dengan penglihatan yang berkabut, pasien juga mengeluhkan
mata silau apabila melihat sinar dan pegal pada bola mata,
selama ini pasien telah mengobati penyakit matanya dengan
tetes mata tetapi tidak didapatkan tanda perbaikan pada mata.
Keluhan ini tidak disertai dengan adanya tahi mata, tidak ada
keluhan kelilipan sebelumnya, tidak demam, tidak ada keluhan
sakit kepala, tidak ada riwayat trauma sebelumnya. Pasien juga
mengatakan bahwa pasien tidak menggunakan kacamata
sebelumnya.
•
•
•
•
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ditemukan anggota keluarga yang
menderita sakit seperti yang diderita
pasien.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Kesadaran Umum
• Tanda Vital
• Tensi
• Nadi
• Suhu
• Respirasi
• Kepala
• Mulut
• THT
• Thorax
• Cor
• Pulmo
• Abdomen
• Ekstremitas
:
baik, compos mentis
:
:
:
:
:
:
:
90/60 mmHg
88 x/menit
afebris
20 x/menit
Mesocephal
Tidak diperiksa
Tidak diperiksa
:
:
:
:
Bj I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
supel, Bising Usus + normal
oedema -/-
• Status Oftamologis
• Visus AVOD :
6/30 uji pinhole tidak
maju
• Koreksi
:
(-)
• Addisi
:
(-)
• Visus AVOS :
6/6 emetrop
• Koreksi
:
(-)
• Addisi
:
(-)
Supersilia
OD
OS
Allopesia
Tidak ada
Tidak ada
Sikatrik
Tidak ada
Tidak ada
Kedudukan Bola Mata
Eksoftalmus
Enoftalmus
Deviasi
OD
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
OS
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Pergerakan Bola Mata
Nasal
Temporal
Atas
Bawah
Kiri Atas
Kiri Bawah
Kanan Atas
Kanan Bawah
Nistagmus
OD
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
OS
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Palpebral Superior dan Inferior
OD
OS
Oedem
Ada
Tidak ada
Nyeri tekan
Tidak ada
Tidak ada
Ekstropion
Tidak ada
Tidak ada
Blefarospasme
Tidak ada
Tidak ada
Trikiasis
Tidak ada
Tidak ada
Sikatrik
Tidak ada
Tidak ada
Punctum lakrimalis
Terbuka
Terbuka
Fissura palpebrae
10 mm
10 mm
Tes anel
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Konjungtiva Tarsalis Superior dan Inferior
OD
OS
Hiperemis
Tidak ada
Tidak ada
Folikel
Tidak ada
Tidak ada
Papil
Tidak ada
Tidak ada
Sikatrik
Tidak ada
Tidak ada
Hordeolum
Tidak ada
Tidak ada
Kalazion
Tidak ada
Tidak ada
Konjungtiva Bulbi
OD
OS
Sekret
Tidak ada
Tidak ada
Injeksi Konjungtiva
Ada
Tidak ada
Injeksi silier
Ada
Tidak ada
Perdarahan Subkonjungtiva
Tidak ada
Tidak ada
Pterigium
Tidak ada
Tidak ada
Sklera
OD
OS
Warna
Putih
Putih
Ikterik
Tidak ada
Tidak ada
Nyeri Tekan
Tidak ada
Tidak ada
Kornea
Kejernihan
Permukaan
Ukuran
Sensibilitas
Infiltrat
Keratik Presipitat
Sikatrik
Ulkus
Perorasi
Arcus Senilis
Oedem
Placido tes
OD
Keruh
Licin
11 mm
Baik
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
OS
Jernih
Licin
11 mm
Baik
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tekanan Intra Okuler
OD
OS
 Nyeri Tekan
Ada
Tidak ada
 Massa Tumor
Tidak ada
Tidak ada
 Tensi Okuli
Normal
Normal
Tonometri Schiotz
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Palpasi
Pemeriksaan Kamar Gelap
Kornea
OD
OS
Kejernihan
Keruh
Jernih
Nebula
Tidak ada
Tidak ada
Makula
Tidak ada
Tidak ada
Keratik Presipitat
Tidak ada
Tidak ada
Imbisisio
Tidak ada
Tidak ada
Infiltrat
Tidak ada
Tidak ada
Bilik Mata Depan
OD
OS
Kedalaman
Dalam
Dalam
Kejernihan
Jernih
Jernih
Hifema
Tidak ada
Tidak ada
Hipopion
Ada
Tidak ada
Efek Tyndal
Flare (+), sel (+) Flare (-), sel(-)
Iris
Warna
OD
OS
Suram
Coklat
Gambaran Radier Tidak nyata
Nyata
Eksudat
Tidak ada
Tidak ada
Sinekia Anterior
Tidak ada
Tidak ada
Sinekia Posterior
Ada
Tidak ada
Iris Tremulans
Tidak ada
Tidak ada
Atrofi
Tidak ada
Tidak ada
Iris bombae
Tidak ada
Tidak ada
Pupil
OD
OS
Isokoria
Anisokor
Isokor
Bentuk
Tidak Teratur
Bulat
Besar
Ɵ kurang dari 3mm
Ɵ 3mm
Regularitas
Ireguler
Reguler
Letak
Ditengah
Ditengah
Reflek cahaya langsung
Miosis (+)
Miosis (+)
tidak Miosis (+)
Miosis (+)
Tidak ada
Tidak ada
Oklusi
Ada
Tidak ada
Leukoria
Tidak ada
Tidak ada
Reflek
langsung
Seklusi
cahaya
Lensa
OD
OS
Kejernihan
Jernih
Jernih
Letak
Ditengah
Ditengah
Tes shadow
(-)
(-)
Resume
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pasien seorang wanita berusia 23 tahun datang dengan keluhan mata kanan
merah sejak tujuh hari yang lalu disertai dengan penglihatan yang berkabut,
ditemukan juga rasa pegal pada bola mata kanan, fotofobia dan lakrimasi yang
meningkat. Nyeri (+), rasa kelilipan (-), sakit bila menggerakkan bola mata (-),
sakit kepala (-), trauma (-) riwayat alergi (-) infeksi sitemik lain(-)
Pada pemeriksaan fisik ditemukan:
Status generalis dalam batas normal
Status oftamologis
Visus OD 6/30 uji pinhole tidak maju
Injeksi siliar (+) OD dan injeksi konjungtiva (+) OD
Efek Tyndal OD: flare (+)
Coa Dalam, hipopion (+) 1mm, sel (+)
Palpasi OD terdapat nyeri tekan
Iris Suram, gambaran radier yang tidak nyata pada OD
Pupil miosis, adanya sinekia posterior OD
Oklusi pupil
Diagnosa
• Uveitis Anterior OD
Diagnosa Banding
• Keratokonjungtivitis
• Glaukoma Akut
Anjuran Pemeriksaan
• Hitung jenis leukosit
• Autoimun marker
• Calcium
• Serum ACE level
• Kalsium urin 24 jam
• Kultur urin
• Serologi TORCH
• X-ray thorax, X-ray spinal, X-ray sacroiliaka, X-ray
Persendian, Foto tengkorak
• Skin test
• Penatalaksanaan
• Memperbaiki keadaan umum pasien, istirahat di
tempat tidur dan terlindung cahaya
• Sulfas Atropin 1% sebagai siklopegik
• Pemberian anti inflamasi berupa kortikosteroid local
dan sitemik
• Pemberian analgetik NSAID ponstan 3x500
• Prognosa
• Ad Vitam
:
Ad Bonam
• Ad Functionam
:
Ad Bonam
• Ad Sanationam
:
Dubia ad Bonam
Uveitis Anterior
Definisi
• Uveitis adalah peradangan yang terjadi
pada Traktus Uvea (Iris, badan siliar dan
koroid) dengan berbagai penyebab.
• Uveitis anterior merupakan peradangan
iris dan badan siliar yang dapat berjalan
akut maupun kronis
Etiologi
Autoimun
Infeksi
Keganasan
Penyebab Lain
Ankylosing
Syphilis
Retinoblastom
Idiopathic
Spondilitis
a
Syndrom reiter’s
Tuberculosis
Leukimia
Trauma
Penyakit crohn’s
Herpes Zooster
Lymphoma
Posner-Scholsman
Syndrom
Psoriasis
Herpes Simplex
Melanoma
Maligna
Sarcoidosis
Juvenil
Arthritis
Idiopathic
Leptospirosis
Anatomi dan Fisiologi
Secara anatomi uvea terdiri atas iris,
korpus siliaris dan koroid. Uvea terbagi
menjadi tiga bagian yaitu iris di bagian
anterior, korpus siliaris di bagian tengah
dan koroid di bagian posterior
Iris
Iris terdiri atas 3 lapisan yaitu:
• Lapisan anterior iris yang terdiri atas fibroblast,
melanosit dan kolagen
• Lapisan tengah iris (stroma) merupakan bagian paling
besar yang terdiri atas sel- sel berpigmen dan non
pigmen, matriks kolagen, mukopolisakarida,
pembuluh darah, saraf, otot sfingter pupil
• Bagian Posterior terdiri atas otot dilator pupil dan sel
berpigmen
Korpus Siliaris
•
Korpus siliaris terletak antara iris pada bagian anterior dan oraserata pada bagian
psoterior yang berbentu segitiga. Badan siliar terdiri atas dua bagian yaitu pars
korona pada bagian anterior yang bergerigi yang mempunyai panjang kira – kira
2mm dan pars plana pada bagian posterior yang tidak bergerigi dan mempunyai
panjang kira – kira 4mm . secara umum korpus siliaris berfungsi sebagai
pembentuk aquous humor. Pada bagian pars korona diliputi oleh 2 lapisan epitel
sebagai kelanjutan dari epitel iris. Bagian yang menonjol (processus ciliaris)
berwarna putih oleh karena tidak mengandung pigmen, sedangkan di
lekukannya yang berwarna hitam, karena mengandung pigmen. Didalam badan
siliaris terdapat 3 macam otot silier yang berjalan radier, sirkuler dan
longitudinal. Dari processus siliar keluar serat-serat zonula zinii yang merupakan
penggantung lensa. Fungsi otot siliar untuk akomodasi. kontraksi atau relaksasi
otot-otot ini mengakibatkan kontraksi dan relaksasi dari kapsula lentis, sehingga
lensa menjadi lebih atau kurang cembung yang berguna pada penglihatan dekat
atau jauh. Badan siliar banyak mengandung pembuluh darah dimana pembuluh
darah baliknya mengalirkan darah ke V.vortikosa. Pada bagian pars plana, terdiri
dari satu lapisan tipis jaringan otot dengan pembuluh darah diliputi epitel.
Koroid
• Koroid merupakan bagian posterior dari
uvea yang terletak dianatara retina dan
sklera. Terdapat tiga bagian vaskuler
koroid yaitu vaskuler besar, vaskuler
sedang, vaskuler kecil. Pada bagian
interna koroid dibatasi oleh membran
brunch
Patofisiologi
• Peradangan uvea biasanya bersifat unilateral,
dapat disebabkan oleh defek langsung suatu
infeksi atau merupakan fenomena alergi.
Infeksi piogenik biasanya mengikuti suatu
trauma tembus okuli, walaupun kadangkadang dapat juga terjadi sebagai reaksi
terhadap zat toksik yang diproduksi mikroba
yang menginfeksi jaringan tubuh di luar mata
• Peradangan yang terjadi pada iris dan badan siliar menyebabkan
rusaknya Blood Aqueous Barrrier sehingga terjadi peningkatan
protein, fibrin dan sel-sel radang dalam humor aquous yang
tampak pada slitlamp sebagai berkas sinar yang
disebut flare (aqueous flare). Fibrin yang terbentuk berfungsi
dalam menghambat gerakan kuman, akan tetapi justru
mengakibatkan perlekatan-perlekatan, misalnya perlekatan iris
pada permukaan lensa (sinekia posterior). Sel-sel radang yang
terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat membentuk
presipitat keratik yaitu sel-sel radang yang menempel pada
permukaan endotel kornea. Akumulasi sel-sel radang dapat pula
terjadi pada tepi pupil disebut koeppe nodules, bila dipermukaan
iris disebut busacca nodules, yang bisa ditemukan juga pada
permukaan lensa dan sudut bilik mata depan. Pada iridosiklitis
yang berat sel radang dapat sedemikian banyak sehingga
menimbulkan hipopion.
• Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena
radang, dan pupil akan miosis dan dengan adanya
timbunan fibrin serta sel-sel radang dapat terjadi
seklusio maupun oklusio pupil, sehingga cairan di
dalam kamera okuli posterior tidak dapat mengalir
sama sekali mengakibatkan tekanan dalam dalam
camera okuli posterior lebih besar dari tekanan dalam
camera okuli anterior sehingga iris tampak
menggelembung kedepan yang disebut iris bombe
(Bombans).
• Gangguan pada humor aquous terjadi akibat
hipofungsi badan siliar menyebabkan tekanan bola
mata turun. Adanya eksudat protein, fibrin dan sel-sel
radang dapat berkumpul di sudut camera okuli
anterior sehingga terjadi penutupan kanal schlemm
sehingga terjadi glukoma sekunder. Pada fase akut
terjadi glaukoma sekunder karena gumpalan –
gumpalan pada sudut bilik depan, sedang pada fase
lanjut glaukoma sekunder terjadi karena adanya
seklusio pupil. Naik turunnya bola mata disebutkan
pula sebagai peran asetilkolin dan prostaglandin.
Klasifikasi Uveitis Anterior
• Uveitis anterior granulomatosa
• Uveitis anterior non granulomatosa
Tabel perbedaan Uveitis Granulomatosa dan Non
Granulomatosa
Non Granulomatosa
Granulomatosa
Onset
Sakit
Akut
Nyata
Tersembunyi
Tidak ada atau ringan
Fotofobia
Penglihatan kabur
Nyata
Sedang
Ringan
Nyata
Merah sirkumkorneal
Nyata
Ringan
Keratik presipitat
Putih halus
Kelabu besar
Pupil
Kecil dan teratur
Kecil dan tidak teratur
Synechia Posterio
Kadang - kadang
Kadang – kadang
Nodul Iris
Tempat
Kadang – kadang
Uvea anterior
Perjalanan
Rekurensi
Akut
Sering
Kadang – kadang
Uvea
anterior
posterior
Menahun
Kadang – kadang
dan
Manifestasi Klinis
•
•
•
•
•
•
•
Mata Merah
Visus Turun secara mendadak
Fotofobia
Lakrimasi
Terdapat injeksi siliar dan konjungtiva
Kornea keruh
Terdapat keratik presipitat
Pemeriksaan Penunjang
• Hitung jenis leukosit
• Autoimun marker
• Calcium
• Serum ACE level
• Kalsium urin 24 jam
• Kultur urin
• Serologi TORCH
• X-ray thorax, X-ray spinal, X-ray sacroiliaka, X-ray
Persendian, Foto tengkorak
• Skin test
Diagnosis Banding
• Keratokonjungtivitis
• Glaukoma akut
Penatalaksanaan
• Pemberian Kortikosteroid baik topical
atau peroral
• Pemberian analgetik NSAID
• Pemberian Midriatic dan siklopegik
• Memperbaiki keadaan umum dengan
beristirahat
• Reevaluasi
• Prognosis
• Kebanyakan kasus uveitis anterior
berespon baik jika dapat didiagnosis
secara awal dan diberi pengobatan.
uveitis anterior mungkin berulang,
terutama jika ada penyebab
sistemiknya.
Download