pengukuran kinerja bank perkreditan rakyat di kota malang

advertisement
PENGUKURAN KINERJA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KOTA
MALANG BERDASARKAN PENDEKATAN EFISIENSI DENGAN
METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)
Abd. Rahman Ali
213.08.2.0102
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang
Jl. Mayjend. Haryono 193 Malang 65144
Telp. (0341) 551932, 551822 Fax. (0341) 552249, HP. 085790962557
Email: [email protected]
Abstraksi
The aim of this research is to determine the level of efficiency of BPR
(conventional) in Malang city and know which BPR which always reaches the
maximum score in the city of Malang during the period 2014-2016. The data
which is used in this research is secondary data collected from the fourth quarter
IV report of all BPRs in Malang city issued by the Financial Services Authority.
The sampling technique used in this research is purposive sampling with
taking 6 sample of BPR in Malang. Efficiency measurements in this research
using the method of Data Envelopment Analysis (DEA) with the Costan Return
Scale (CRS) assumption. Input variable used in the research are asset. Third
party funds and Operational expenses. While the output variable are total credit
and operating income.
The results of this study show that of the 6 samples of banks studied. Banks
that reached 100 percent efficiency level during the period 2014-2016 namely
BPR Putera Dana, BPR Armindo Kencana, BPR Tugu Artha Malang and BPR
Trikarya Waranugraha with the achievement of average efficiency level of 92.4%.
While the BPR always achieve maximum efficiency score for three successive
periods namely BPR Armindo Kencana and BPR Trikarya Waranugraha with
average efficiency score of 100%.
Keywords : Efficiency. Data Envelopment Analysis. CRS. Bank Perkreditan
Rakyat (Conventional).
1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Didalam
perkembangan
industri
keuangan,
industri
perbankan
mempunyai peran yang sangat vital bagi seluruh kegiatan perekonomian
Negara. Industri perbankan mempunyai dua peran yaitu sebagai transmisi dan
sebagai lembaga perantara, sebagaimana yang kita ketahui bahwasanya
lembaga perbankan memiliki fungsi sebagai lembaga yang menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali untuk membiayai sektor –
sektor produktif.
Pertumbuhan ekonomi yang begitu stabil akan memiliki dampak yang
begitu besar bagi berbagai sektor yang ada dibawahnya khususnya lembaga
keuangan. Bank Perkreditan Rakyat sebagai salah satu lembaga keuangan
harus segera menanggapi isu tersebut. Sebagai salah satu lembaga yang ikut
mempunyai peran penting dalam pembangunan ekonomi tentu tidak akan
tinggal diam terhadap perubahan yang terjadi apakah dengan cara
meningkatkan kinerja pelayanan atau dengan cara membuat suatu sistem baru
untuk menunjang produktifitas kinerja lembaga tersebut.
Kinerja keuangan industri BPR secara nasional selama triwulan III-2016
juga masih terjaga. Hal ini tercermin dari peningkatan total aset, DPK, dan
kredit pada BPR masing-masing sebesar 2,90% , 3,58%, dan 0,40%.
Permodalan BPR juga memadai dengan CAR sebesar 22,45%, ROA sebesar
2,58%, NPL sebesar 6,58%, serta BOPO sebesar 82,04% (LPIP,2016).
Salah satu pengukuran yang digunakan di dalan menilai kinerja perbankan
adalah salah satunya menggunakan pendekatan efisiensi. Efisiensi merupakan
salah satu parameter kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah organisasi.
Kemampuan menghasilkan output
yang maksimal dengan input yang ada
merupakan ukuran kinerja yang sangat diharapkan. Pada saat pengukuran
efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaiman mendapatkan
tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan
tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan
diidentifikasikanya alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk
melihat penyebab ketidakefisiensian. Alat analisis yang digunakan didalam
pengukur kinerja perbankan dengan pendekatan efisiensi di dalam penelitian
ini ialah Data Envelopment Analysis.
Keunggulan dari metode DEA ialah dapat menangani banyak input dan
outpot, tidak perlu asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan
output, UKE (Unit Kegiatan Ekonomi) dibandingkan secara langsung dengan
sesamannya, Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang
berbeda.
Sedangkan kekurangan penggunaan analisa Data Envelopment
Analysis adalah Bersifat simple spesifik, Merupakan extreme point technique,
di mana kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal, DEA sangat bagus
untuk estimasi efisiensi relatif UKE tetapi sangat lambat untuk mengukur
efisiensi absolute dengan kata lain bias membandingkan sesama UKE tetapi
bukan membandingkan maksimasi teori, Uji hipotesis secara statistik atas
hasil DEA sulit dilakukan (Rusydiana, 2013).
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah tingkat efisiensi pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
di Kota Malang tahun 2014 - 2016 dengan Metode Data Envelopment
Analysis (DEA) ?
2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) manakah di Kota Malang yang selalu
mengalami efisiensi sempurna selama tahun 2014 – 2016 dengan
Metode Data Envelopment Analysis (DEA) ?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) di Kota Malang tahun 2014 - 2016 dengan Metode Data
Envelopment Analysis (DEA).
2. Untuk mengetahui Bank Perkreditan Rakyat (BPR) manakah di Kota
Malang yang selalu mengalami efisieni sempurna selama tahun 2014
– 2016 dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA).
1.4.Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan, referensi, maupun
sumber informasi untuk penelitian selanjutnya yang ingin melakukan
penelitian lebih dalam tentang pengukuran efisiensi menggunakan
metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan indikator-indikator
variabel yang lebih variasi sehingga pengukuran efisiensi bisa dilihat
dari berbagai faktor.
2. Bagi peneliti, dapat mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk
menganalisis dengan fakta yang ada dan dapat ditarik kesimpulan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
3. Bagi pihak perbankan, penelitian ini dapat memberikan sumbangsih
pemikiran dalam mengevaluasi kinerja perbankan khususnya Bank
Perkreditan Rakyat yang ada di Kota Malang dalam mengatasi
permasalahan efisiensi.
4. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan
dan pengetahuan di bidang perbankan, khususnya yang berkaitan
dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
2. TINJAUN TEORI
2.1. Perbankan
Pengertian Bank Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan juga menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau juga bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal
sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masuarakat yang
membutuhkannya. Di samping itu, ban juga dikenal sebagai tempat
untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam
bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air,
pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainya (Kasmir, 2014:24).
Bank umum menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 3
secara tegas disebutkan bahwa Bank umum ialah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran . sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat
memberikan seluruh jasa yang ada. Begitu pula dengan wilayah
operasionalnya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank umum sering
disebut bank komersil (commercial bank).
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut UU Nomor 10 Tahun
1998 Pasal 1 Ayat 4 secara tegas disebutkan bahwa BPR adalah bank
yang
melaksanakan
kegiatan
usaha
sacara
konvensional
atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak membuka jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha BPR terutama ditujukan
untuk melayani usaha – usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.
Bentuk hukum BPR dapat berupa perseroan terbatas, perusahaan daerah,
atau koperasi. Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
2.2. Kinerja Perbankan
Terdapat bermacam cara untuk menilai kinerja dalam suatu
organisasi apakah dikatakan baik atau buruk untuk suatu ukuran periode
yang telah ditentukan. Idealnya, sistem pengukuran penilaian kinerja
seharusnya mampu memberikan penilain yang akurat tentang seberapa
bagus/baik suatu organisasi (berdasarkan pada parameter penilain
tertentu), disamping itu juga menyediakan informasi tentang bagaimana
sistem operasional pada suatu perusahaan dapat dikembangkan.
Informasi tersebut dapat berupa bagaimana input (sumber daya)
dihubungkan dengan hasil output (produk dan jasa) yang dapat berguna
dalam rangka mengidentifikasi apa yang seharusnya dihasilkan.
Menurut Adilho (2014) menjelaskan efisiensi merupakan salah satu
parameter kinerja yang secara teoritis mendasari seluruh kinerja sebuah
organisasi dengan mengacu pada filosofi “kemampuan menghasilkan
output yang optimal dengan input-nya yang ada, adalah merupakan
ukuran kinerja yang diharapkan.
Menurut Silkman (dalam Iqbal, 2011), berpendapat bahwa efisiensi
adalah kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan benar, dalam
pandangan matematika didefinisikan sebagai rasio output (keluaran) dan
input (masukan) atau jumlah output yang diihasilkan dari suatu input
yang digunakan. Sama halnya perusahaan, efisiensi dalam perbankan
juga merupakan tolak ukur dalam kinerja bank, dimana efisiensi
merupakan jawaban atas kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuranukuran kinerja seperti tingkat alokasi, teknis, maupun total efisensi.
Di dalam penulisan karya ilmiah ini kami mencoba untuk
menggunakan salah satu alat analisis pengukuran kinerja Perbankan
dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Bank
adalah sebuah organisasi yang mempunyai sumber daya (input) yang
digunakan mencapai sasaran-sasaran tertentu (output). Kemampuan
menghasilkan output yang semaksimal mungkin dengan menggunakan
sumber daya (input) yang ada, merupakan hal yang diharapkan. Kinerja
sebuah bank dapat dilihat dari kemampuan bank tersebut dalam
menggunakan
sumber
daya
(input)
yang
dimilikinya
untuk
menghasilkan target (output) yang semaksimal mungkin. Hal ini
menjadi dasar pemikiran dari pengukuran kinerja dengan metode Data
Envelopment Analysis (DEA). DEA merupakan metode pengukuran
kinerja yang saat ini secara internasional sudah banyak digunakan oleh
para akademisi dan praktisi untuk melakukan pengukuran kinerja
institusi perbankan baik secara eksternal (perbankan secara luas) maupun
secara internal (untuk masing-masing bank). Adapun bank-bank yang
diukur dengan metode DEA ini disebut decision making unit (DMU).
2.3. Data Envelopment Analysis (DEA)
Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi yaitu
metode Data Envelopment Analysis (DEA), DEA merupakan sebuah
metode optimasi program matematika yang mengukur efisiensi teknik
suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE), dan membandingkan secara relatif
terhadap UKE yang lain (Charnes et, al. 1978; Banker et, al. 1984 dalam
Sutawijaya dan Lestari 2009). Muharam dan Pusvitasri (2007)
menjelaskan Data Envelopment Analysis merupakan prosedur yang
dirancang khusus untuk mengukur efisiensi relatif suatu Unit Kegiatan
Ekonomi (UKE) yang menggunakan banyak input dan banyak output,
dimana penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin
dilakukan. Efisiensi relatif suatu UKE adalah efisiensi suatu UKE
dibandingkan dengan UKE lain dalam sampel (sekelompok UKE yang
saling dibandingkan) dengan menggunakan jenis input dan output yang
sama.
2.4. Kerangka Konseptual
3. METODE PENELEITIAN
3.1.Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian Deskriptif Kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada BPR
di Kota Malang. Waktu yang digunakan dalam peneletian ini dilakukan
mulai bulan September 2016 sampai Mei 2017.
3.2.Populasi dan Sampel
Populasi dalam hal penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah metode purposive sampling. Adapun kriteria sampel
dalam penelitian ini adalah:
1. Bank Perkreditan Rakyat Konvensional di Kota Malang yang terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Bank Perkreditan Rakyat Konvensional di Kota Malang yang
mempublikasikan laporan keuangan tahun 2014 – 2016.
3.3.Variabel Penelitian
Variabel input dalam penelitian ini adalah Total Aset, Dana Pihak
Ketiga dan Beban Operasional. Variabel output dalam penelitian ini
adalah Total Kredit dan Pendapatan Operasional.
3.4.Definisi Operasional Variabel
Total Aset
Tingkat Aset adalah sumber daya yang dikuasai BPR sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan diharapkan menjadi sumber perolehan
manfaat ekonomi di masa depan.
Dana Pihak Ketiga
Dana Pihak Ketiga adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
(di luar bank umum atau BPR lain) kepada BPR berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana.
Beban Operasional
Beban operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas
kegiatan yang lazim sebagai usaha BPR
Total Kredit
Total kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan
dengan
itu,
berdasarkan
persetujuan
atau
kesepakatan pinjam – meminjam antara BPR dan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.(Pedoman akuntansi
BPR : 2010).
Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang berasal
dari kegiatan
utama
BPR. Pendapatan
operasional terdiri dari
pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya.
3.5.Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa Laporan Triwulan Ke IV BPR di kota Malang yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan di akses melalui situs www.ojk.go.id periode
2014 – 2016. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode dokumentasi, yaitu metode dengan
mengumpulkan dan mempelajari dasar teori, buku, jurnal, dokumendokumen atau data lain yang berhubungan dengan penelitian yang
digunakan sebagai acuan penelitian. Dalam hal ini data yang dimaksud
adalah data berupa Laporan Triwulan BPR.
3.6.Metode Analisis Data
1. Data Envelopment Analysis (DEA)
Penelitian ini menggunakan bantuan softwere WinDEA versi 1.03.
Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam melakukan proses analisis
perhitungan menggunakan softwere WinDEA versi 1.03:
1) Mengumpulkan dan memeriksa data/sampel penelitian (Variabel
input dan output) untuk seluruh DMU.
2) Memastikan bahwa data yang terdapat yang terdapat pada variabel
input dan output tersedia untuk keseluruhan DMU.
3) Memastikan datanya telah memenuhi asumsi – asumsi, yakni
memiliki nilai positif dan bukan nol bagi keseluruhan objek yang
diteliti (DMU).
4) Memasukkan data yang telah dipilih tersebut (untuk setiap DMU)
kedalam Excel Workbook.
5) Dari file Excel tersebut di copy kedalam notepad dan kemudian di
save dalam bentuk notepad.txt.
6) Melakukan proses perhitungan nilai efisiensi dengan menggunakan
softwere WinDEA versi 1.03 dengan cara membuka file notepad.txt
yang telah disimpan tadi kedalam softwere.
7) Melakukan proses analisis dari hasil output softwere WinDEA versi
1.03.
Efisiensi bank diukur sebagai berikut
∑
∑
Dimana:
hs = efisiensi bank s (DMU)
m = output bank s yang diamati
n
= input bank s yang diamati
yis = jumlah output i yang diproduksi oleh bank s
xjs = jumlah input j yang digunakan oleh bank s
ui = bobot output i yang dihasilkan oleh bank s
vj = bobot input j yang diberikan oleh bank s dan i dihitung dari 1 ke m
serta j hitung dari 1 ke n
Penggunaan satu variabel input dan satu output ditunjukkan dalam
persamaan di atas. Rasio efisiensi (hs). kemudian dimaksimumkan
dengan kendala sebagai berikut :
∑
∑
r = 1......n.
ui dan vj ≥ 0
Persamaan kedua menyebutkan bahwa N mewakili jumlah bank dalam
sampel dan r merupakan jenis bank yang dijadikan sampel dalam penelitian.
Pertidaksamaan tersebut menjelaskan bahwa adanya rasio untuk UKE lain
tidak lebih dari 1. sementara pertidaksamaan kedua berbobot non-negatif
(positif). Angka rasio akan bervariasi antara 0 sampai dengan 1. Bank
dikatakan efisien. apabila memiliki angka rasio mendekati 1 atau 100
persen. sebaliknya apabila mendekati 0 menunjukkan efisiensi bank yang
semakin rendah. Pada DEA. setiap bank dapat menentukan bobotnya
masing-masing dan menjamin bahwa pembobotnya yang dipilih akan
menghasilkan ukuran kinerja yang terbaik. (Sutawijaya dan Lestari,2009).
Metode analisis pada persamaan satu dan dua juga dapat dijelaskan
bahwa efisiensi sejumlah bank sebagai UKE (n). Setiap bank menggunakan
n jenis input untuk menghasilkan m jenis output. apabila xjs merupakan
jumlah input j yang digunakan oleh bank sedangkan yis > 0 merupakan
jumlah output i yang dihasilkan oleh bank. Variabel keputusan
(decision variable) dari penjelasan tersebut adalah bobot yang harus
diberikan pada setiap input dan output bank. Vj merupakan bobot yang
diberikan pada input j oleh bank dan ui merupakan bobot yang diberikan
pada output i oleh bank. sehingga vj dan ui merupakan variabel keputusan.
(Ekoningrum, 2011).
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Sampel Penelitian
No
Nama Perusahaan
1
BPR Putera Dana
2
BPR Armindo Kencana
3
BPR Gunung Arjuna
4
BPR Tugu Artha Malang
5
BPR Sumber Arto
6
BPR Trikarya Waranugraha
Hasil Analisis Metode Data Envelopment Analysis
DMU
PT BPR Putera Dana
PT BPR Armindo Kencana
PT BPR Gunung Arjuna
PD BPR Tugu Artha Malang
PT BPR Sumber Arto
PT BPR Trikarya Waranugraha
2014
2015
2016
78,05% 100,00%
92,04%
100,00% 100,00% 100,00%
89,46%
62,23%
66,82%
100,00%
98,17%
89,75%
99,96%
97,69%
89,75%
100,00% 100,00% 100,00%
Rata - rata Efisiensi
94,58%
93,02%
89,73%
Efisiensi minimal
78,05%
62,23%
66,82%
100%
100%
100%
Jumlah BPR Efisien
3
3
2
Jumlah BPR Belum Efisien
3
3
4
Efisiensi maxsimal
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2014 terdapat 3 bank
yang mencapai tingkat efisiensi teknik 100 persen (efisien). BPR yang
efisien tahun ini yaitu BPR Armindo Kencana, BPR Tugu Artha Malang,
dan BPR Trikarya Waranugraha. Pencapain rara – rata skor efisiensi
berkisar hanya 94,58% tidak mampu mencapai angka skor efisiensi 100%.
Pada tahun 2015 terjadi tidak terjadi kenaikan jumlah BPR yang efisien
yakni tetap ada 3 bank yang mencapai skor efesiensi 100%..yakni BPR
Putera Dana, BPR Armindo Kencana dan BPR trikarya Waranugraha.
Lalu pada tahun 2016, terjadi penurunan umlah bank yang efisien manjadi
2
bank
saja yakni BPR Armindo Kencana dan BPR Trikarya
Waranugraha. Pada kedua periode tersebut masing – masing memperoleh
skor efisiensi rata sebesar 93,02% dan 89,73%.
Pencapain skor rata – rata efisiensi pada 3 tahun terakhir ini
disebabkan oleh masih banyaknya jumlah BPR yang belum mencapai
skor efisiensi maksimal yakni 100%. ketidakefisienan terjadi pada
beberapa bank perkreditan rakyat setiap tahunnya selama tahun
pengamatan 2014-2016. Ketidakefisienan pada bank perkreditan rakyat
tersebut terjadi pada tiga variabel input (asset dpk dan beban operasional)
dan variabel outputnya (Total kredit dan pendapatan operasional).
Ketidakefisienan input asset, dpk dan beban operasional hampir dialami
oleh setiap bank yang mengalami inefisiensi. Pada sisi output,
ketidakefisienan total kredit dan pendapatan terjadi pada semua bank.
4.2.Pembahasan
Ketidakefisienan pada bank perkreditan rakyat tersebut terjadi pada tiga
variabel input (asset dpk dan beban operasional) dan variabel outputnya
(Total kredit dan pendapatan operasional). Ketidakefisienan input asset,
dpk dan beban operasional
hampir dialami oleh setiap bank yang
mengalami inefisiensi. Pada sisi output, ketidakefisienan total kredit dan
pendapatan terjadi pada semua bank.
Pertama, ketidakefisienan input aset terjadi karena penggunaan jumlah
aset melebihi target yang dibutuhkan. Solusi yang dapat dilakukan adalah
dengan menambah porsi pembiayaan yang merupakan bagian dari aset
total itu sendiri. Meningkatnya jumlah pembiayaan akan memperlancar
proses intermediasi pada bank perkreditan rakyat dan menambah
pendapatan operasional terutama yang berasal dari penyaluran dana.
Sedangkan aset tetap yang telah dimiliki oleh bank tidak perlu dikurangi,
hanya saja harus digunakan secara maksimal agar tidak terjadi inefisiensi.
Pembelian aset tetap seyogyanya harus sejalan dengan penggunaannya
secara maksimal sehingga berpengaruh positif terhadap pendapatan bank.
Kedua, ketidakefisienan penggunaan input dana pihak ketiga oleh BPR
– BPR disebabkan jumlah input yang masih lebih besar dibandingkan
targetnya. Hal ini menandakan perannya sebagai input yang tidak
maksimal untuk menghasilkan output. Upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan mengalokasikan kelebihan input dana pihak ketiga ke
bagian input aset total khususnya aset yang bersifat produktif. Cara ini
dapat dilakukan oleh BPR dengan peningkatan jumlah penyaluran
dana/total pemberian kredit kepada masyarakat. Hal ini berarti dana yang
terkumpul dari masyarakat dapat disalurkan kembali ke masyarakat
melalui total kredit. Adapun cara lainnya adalah kenaikan biaya
administrasi pada dana simpanan, sehingga pendapatan operasional bank
perkreditan rakyat dapat diperbaiki. Sejalan dengan kenaikan biaya
administrasi, bank perkreditan rakyat juga memerlukan peningkatan
kualitas jasa pelayanan sehingga bank perkreditan rakyat tetap dapat
bersaing.
Ketiga, Ketidakefisienan beban operasional pada BPR disebabkan
tingkat beban operasional yang meningkat dari tahun ke tahun, sehingga
belum
mencapai
skala
yang ekonomis
merupakan
akibat
dari
pengembangan usaha dari perbankan, dan hal tersebut wajar. Maka yang
perlu bagi BPR adalah dengan kenaikan biaya operasional perlunya
diiringi pula dengan peningkatan kualitas jasa pelayanan sehingga BPR
tetap dapat bersaing dan memberikan kontribusi yang lebih baik dan
efektif bagi perekonomian masyarakat.
Ketidakefisienan output terjadi pada total kredit dan pendapatan
operasional. Pertama, ketidakefisienan total kredit disebabkan jumlah
kredit yang diberikan masih lebih kecil dibandingkan target yang
ditentukan pada bank-bank perkreditan yang mengalami inefisiensi. Hal
ini disebabkan adanya prinsip kehati-hatian yang diberlakukan oleh
bank-bank tersebut, namun kelebihan proporsi penerapan prinsipnya akan
menghambat target jumlah kredit yang diberikan yang seharusnya
dilakukan. Solusi dari permasalahan ini adalah penerapan prinsip kehatihatian yang ada tidak menjadikan jumlah kredit yang diberikan
terhambat, namun perlunya pengawasan yang lebih ketat, sehingga
output total kredit dapat lebih optimal. Di sisi lain, variasi bentuk
produk total kredit yang diinginkan masyarakat perlu ditambah dengan
tidak melanggar prinsip-prinsip BPR yang ada.
Kedua, ketidak efisiensian Pendapatan opeasional disebabkan jumlah
pendapatan operasional masih jauh dari potensinya. Perbaikan ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, peningkatan jumlah pemberian
kredit (inovasi produk) dan biaya pelayanan jasa yang terkait dengan
input dana pihak ketiga. Kedua, perbesar porsi jumlah aset produktif
dari total aset yang dimiliki untuk penambahan jumlah pemberian kredit
kepada masyarakat, dan aktiva tetap (perbaikan kuantitas dan kualitas
pelayanan jasa), berdampak positif yaitu penambahan pendapatan
operasional yang terdiri dari pendapatan penyaluran dana dan operasional
lainnya. Ketiga, perbaikan kualitas SDM untuk peningkatan pendapatan
operasional, karena ini berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dalam
mengelola input yang ada (tertentu) untuk menghasilkan ouput yang
maksimal.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan DEA, sebagian dari bank-bank
Perkreditan Rakyat masih mengalami inefisiensi. Pada periode 2014 –
2016 seluruh BPR yang diteliti mencapai tingkat efiensi rata – rata
sebesar 92,4% dikarenakan masih banyak BPR yang belum mampu
mencapa tingkat efisiensi sebesar 100%. Pada periode 2014 terdapat 3
BPR yang telah mencapai nilai efisiensi sempurna yakni 100%. kemudian
pada periode 2015 kembali ada 3 BPR yang mampu mencapai efisiensi
makasimal kemudian pada periode 2016 jumlah BPR yang mengalami
efisiensi kembali menurun yang semula hanya 3 turun jumlah hanya
menjadi 2 BPR yang menglami efisiensi Maksimal.
Dari 6 bank yang menjadi sampel penelitian hanya terdapat 2 BPR
yang selalu mencapai tingkat efisiensi teknik secara berturut – turut
yakni 100
persen
selama periode 2014-2016, yaitu BPR Armindo
Kencana dan BPR Trikarya Waranugraha. Dari hasil penelitian terdapat 3
BPR yang mengalami kondisi efisiensi yang fluktuatif, yaitu BPR Putera
Dana, BPR Tugu Artha Malang, dan BPR Sumber Arto, sedangkan
sisanya belum sama mampu mencapai nilai efisiesi maksimal setiap
tahunnya yaitu BPR Gunung Arjuna.
5.2 Saran
Saran yang diberikan berdasarkan hasil analisis, pembahasan, dan
simpulan adalah:
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya waktu, tempat, dan lokasi
penelitian lebih diperluas guna memperoleh nilai efisiensi yang lebih
luas terhadap suatu Unit Kegiata Ekonomi.
2. Bagi peneliti yang ingin mengetahui tingkat efisiensi BPR di kota
Malang dengan metode DEA diharapkan juga meneliti BPR yang
berbasis Syariah.
3. Pada Penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan tingkat efisiensi
perbankan
menggunakan
metode
Data
Envelopment
Analysis
seyogyannya di cari juga faktor – faktor yang dapat mempengaruhi
efisiensi suatu perbankan.
4. Bagi peneliti yang hendak mengadakan penelitian sejenis, sebaiknya
mencoba menggunakan analisis efisiensi DEA dengan asumsi VRS
(Variabel Return to scale).
DAFTAR PUSTAKA
Adilho, N., 2013. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah Dan Bank
Konvensional Dengan Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis
(DEA)”. http://eprints.ums.ac.id/29172/ .01 Januari 2017
Ekoningrum, Yohana Dyah. 2013. “Analisis Efisiensi Tehnik Perbankan Syariah Di
Indonesia Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Studi Pada 6 Bank
Syariah Tahun 2011)” .http;//eprints.ums.ac.id/23895 30September.2016
Gunawan, Firman Aji. 2013. “Analisis Tingkat Efisiensi Bank BUMN dengan pendekatan
Data Envelopment Analysis(DEA)”. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No.
8 STIESIA.
Iqbal, Ahmad. 2011.”Perbandingan Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) dengan Bank
Umum Konvensioanal (BUK) di Indonesia dengan Stochastic Frontier Aproach
(SFA) Periode 2006-2009”. http;//eprints.undip.ac.id/29376/ 12 Februari 2017
Kasmir. 2014. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Edisi Revisi. Cetakan Ke Dua
Belas. Jakarta: Rajawali Pers.
Lestari, Intan Sri. 2016. “Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Menggunakan
Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Pada Bank Mega Syariah,
Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syariah dan Bank Syariah Mandiri pada
tahun 2013 – 2014)”. http://eprints.ums.ac.id/43975/ . 10 November 2016
Muharam, Harjum., Pusvitasari, Rizki. 2007. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank
Syariah di Indonesia dengan Metode Data Envelopment Analysis”. Fakultas
Ekonomi UNDIP. Vol II, No. 3, Desember 2007
Otoritas
Jasa Keuangan. 2016. “Laporan
http://www.ojk.go.id. 25 september 2016
Profil
Industri
Perbankan”.
Rusydiana, Selamet Aam, dkk. 2013. “Mengukur Tingkat Efisiensi dengan Data
Envelopment Analysis”. Bogor: SMART Publishing
Sutawijaya, A. dan Lestari, E. P. 2009. “Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia
Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA”.
Jurnal Ekonomi Pembangunan. Volume 10 Nomor 1
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
www.ojk.go.id
Download