RM ROBERTUS BELLARMINUS RIYO MURSANTO, SJ HOMILI PADA ACARA MISA "GEMA SPIRITUAL PERSATUAN DAN PERDAMAIAN" (Bacaan I: Rom. Bacaan Injil: Lukas). Kita mendengar dari Vassula tadi suatu warta gembira dan kita mendengar dari bacaan Kitab Suci ini juga suatu warta gembira. Warta yang perlu kita terima, perlu kita cecap, kita renungkan, untuk kemudian kita jadikan bekal hidup. Kalau sekarang kita mengadakan perayaan Ekaristi, mari kita lihat, ada bagian-bagian dalam Ekaristi ini yang perlu mendapat perhatian secukupnya. 1. Bahwa Warta disampaikan 2. Bahwa kita berdoa bersama. 3. Bahwa nanti kita akan memecahkan roti, membagi-bagikannya sebagai suatu lambang kesatuan kita semua. 4. Dan sebagaimana lazimnya, Ekaristi akan ditutup dengan berkat dan suatu pesan: pergilah, wartakanlah kebaikan Tuhan kepada setiap orang. Kiranya empat hal inipun merupakan hal yang pokok bagi Gereja, dan itu menjadi bagian dari tugas Gereja. Dan kita semua, setiap orang beriman yang mengaku Yesus adalah Tuhan kita, ambil bagian dalam tugas perutusan gereja itu. Ada 4 hal yang dilakukan oleh Gereja 1. Gereja mengajak mewartakan. Apapun yang menjadi pesan, diwartakan. 2. Gereja menguduskan - kalau kita ikut ambil bagian di dalam kehidupan Sakramensakramen Gereja, berarti kita ikut ambil bagian dalam hidup Allah yang Mahakudus. 3. Gereja itu mempersatukan. Bersatu. 4. Gereja melayani. Bapak. Ibu, saudara2 sekalian. Bukankah hal itulah yang semestinya juga menjadi langkahlangkah kita. Ada 4: (1) Kita mencoba utk selalu mendengar pesan. (2) Kita mendoakan pesan itu - seperti tadi dipesankan: supaya berdoa tak hentihentinya. (3) Kita menyatakan kesatuan kita dengan siapapun yang juga menerima pesan itu, lalu (4) secara nyata, konkrit kita mau mewujudkan pesan itu di dalam tindakan. Mari kita ingat sejenak apa yang kita dengar dari pesan bacaan pertama. Bacaan itu mulai dan mengajak kita utk merenungkan: Kita mengasihi Allah karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Pesan itulah yang perlu kita wujudnyatakan. Sebab kasih bukan hanya di dalam kata-kata melainkan di dalam tindakan nyata. Jelas sekarang problimnya begini. Kita ini roh tertutup seandainya pesan itu tidak disampaikan oleh seseorang yang barangkali mempunyai nama, yang barangkali mempunyai kuasa, yang barangkali mempunyai harta. Godaan2 dunia itulah yang kerap menutup mata dan hati kita untuk mencoba mendengar pesan-pesan. Coba mari kita simak sebentar. Saya pernah mendengar pesan seorang si mbok-si mbok desa, Mbok Suli namanya. Dia mengatakan: "do uli to rukun, ojo do regejekan". Maksudnya: "Hiduplah rukun dan damai, jangan saling bertengkar". Itu pesan mbok Suli. Lain dengan pesan Vassula, yang hari ini kita terima. Barangkali karena seorang Vassula yang menyampaikan, nah, kemudian kita percaya. Atau bahkan kita lalu juga dengan kritis Homili Riyo Mursanto, SJ Hlm 1 bertanya: siapa Vassula itu? Apa yang dikatakan? Lalu semua kita terjebak di dalam pertanyaan: Siapa yang mengatakan, kita lupa apa pesannya. Maka, Bapa, Ibu, saudara sekalian, pesan yang disampaikan bagi kita secara jelas hari ini adalah bahwa Allah itu hadir dan kehadiran-Nya ada dimana-mana. Tinggal tugas kita satu: mencari dan menemukan kehadiran-Nya dan menghadirkan kasih-Nya. Itulah yang kita baca di dalam Injil hari ini. Kasih itu, seperti: membebaskan orang dari tawanan, membantu orang yang buta, menghibur yang sakit, dan macam -macam hal. Marilah, Bapak, Ibu, rahmat yang kita terima pada malam hari ini begitu banyak, mari kita wujudnyatakan. Ada 4 hal, langkah, yang perlu kita perhatikan. Semoga warta / sabda itu selalu kita cecap, kita jadikan bahan doa kita sehari-hari dan itulah yang akan mempersatukan kita satu sama lain, dengan demikian kita mampu untuk mewujudnyatakan pesan itu di dalam kasih yang nyata. Semoga pesan ini mempersatukan kita, mempersatukan gereja, karena hanya dengan itulah Allah dimuliakan. Ad Maiorem Dei Gloriam. Homili Riyo Mursanto, SJ Hlm 2