perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI EKSISTENSI DIRI (Studi Deskriptif Kualitatif Penggunaan Media Sosial Untuk Eksistensi Diri pada Mahasiswa FISIP UNS Tahun Ajaran 2015/2016) SKRIPSI Disusun Oleh : Alboin Leonard PS D1213004 Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2015 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BA I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perkembangan media sosial yang semakin hari semakin pesat terjadi, telah membawa manusia pada titik dimana tidak bisa lepas dari penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi pun saat ini telah memberikan kemudahan bagi setiap manusia untuk tetap selalu terhubung kepada setiap orang diberbagai belahan dunia. Kemudahan dalam berkomunikasi saat ini semakin terasa kental di kalangan remaja. Facebook, twitter, BBM, dan lain sebagainya seperti sudah menjadi trend tersendiri dikalangan para remaja. Berbagai macam media sosial tersebutseolah tidak lagi bisa dipisahkan dari diri remaja itu sendiri. Dalam menggunakan media sosial, seseorang dapat terpengaruh oleh berbagai kalangan seperti keluarga, lingkungan, dan karakteristik individu mereka sendiri. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang memberikan banyak pengaruh terhadap perkembangan seseorang didalam berbagai hal. Seseorang yang memiliki latar belakang ekonomi menengah ke atas dapat dengan mudah mengakses media sosial dengan menggunakan smartphone ataupun menggunakan fasilitas internet dirumah maupun warung internet yang saat ini banyak berdiri diberbagai daerah, bahkan di pedesaan. Saat ini setiap orang dapat dengan mudah commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menggunakan internet karena ketersediaan fasilitas yang semakin mendukung seseorang untuk menggunakan media sosial. Menurut Baran dalam Tamburaka (2013: 14) bahwa teori masyarakat massa pertama kali muncul pada abad ke-19 ketika berbagai elit sosial tradisional berjuang memahami makna dari konsekuensi yang bersifat merusak dari modernisasi. Sebagian (yaitu para aristokrat tanah, penjaga toko di kota-kota kecil, guru sekolah pemuka agama, politisi kelas dua) kehilangan kekuasaan mereka atau sangat lelah dalam usaha mereka menghadapi masalah sosial. Bagi mereka media massa yaitu yellow journalism adalah simbol dari semua kesalahan yang terjadi dalam masyarakat modern. Penggunaan media sosial dalam hubungan antar manusia memang memiliki berbagai manfaat serta kemudahan yang ditawarkan bagi manusia. Dengan menggunakan media sosial, kita tak perlu bertatap muka langsung dengan teman kita untuk sekedar bersapa. Dengan menggunakan media sosial pula kita dapat membangun hubungan dengan orang yang tinggal di daerah terpisah. Maka tidak mengherankan apabila perkembangan media sosial saat ini terjadi sangat cepat. Begitu banyak aplikasi yang tersedia guna melakukan interaksi dengan orang lain melalui media sosial. Facebook, Twitter, Instagram, Path, BBM, Skype adalah contoh dari aplikasi media sosial yang saat ini sedang gemar dilakukan oleh masyarakat, terutama kaum remaja. commit to user 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pesatnya perkembangan media sosial karena semua orang dari berbagai kalangan mampu memiliki media untuk tersambung ke media sosial. Bahkan seseorang dapat yang tidak memiliki media berupa smartphone dan fasilitas internet dirumahnya dapat terhubung di warnet. Hal ini berbeda dengan media tradisional seperti televise maupun radio yang membutuhkan biaya yang cukup besar Pengguna media sosial dengan bebas melalui media dapat mengedit, menambahkan berbagai gambar, foto, suara dan berbagai efek grafis lainnya melalui media sosial yang mereka miliki. Dalam penggunaan media sosial, tentu seseorang memiliki berbagai motivasi. Untuk sekedar berkomunikasi dengan orang lain, untuk mencari tahu perkembangan sesuatu, untuk berbagi informasi maupun salah satu yang menjadi trend saat ini adalah penggunaan media sebagai bentuk eksistensi diri. Bagi orang-orang yang hanya ingin menggunakan media sosial sebagai sarana menjaga silaturhami biasanya akan memilih media social yang bersifat privat saja semisal Line, Blackberry Messenger, WhatsUp, Path atau yang lainnya. Kalaupun dia masuk ke media yang terbuka seperti facebook dan twitter maka mereka hanya akan menjadi penonton dan pembaca yang baik dan melihat perkembangan terbaru yang ada di media sosial. Sedangkan orang-orang yang ingin eksistensinya diakui masyarakat luas melalui media sosial biasanya akan banyak menggunakan commit to user media sosial yang sifatnya lebih terbuka seperti facebook atau twitter. 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Karena disinilah tempat kita bisa bersinteraksi secara bebas dan terbuka. Sehingga banyaknya update status serta tweet yang kita miliki adalah salah satu bentuk jika kita ingin dikenal secara luas. Kita dikenal sebagai apa dan siapa itu kita yang memutuskan. Karena apa yang kita tuliskan melalui media sosial akan menjadi gambaran diri kita bagaimana kita memposisikan diri dimata masyarakat luas. Maka, saat ini banyak himbauan dan peringatan bagi para pengguna media sosial untuk berhatihati dalam membuat status maupun tweet melalui media sosial. Karena setiap orang dapat melihat apa yang kita tulis tersebut. Banyak orang yang saat ini memanfaatkan media sosial sebagai ajang untuk menunjukkan keberadaan dirinya kepada dunia luar. Setiap orang berlomba-lomba untuk menampilkan dan membuat branding tentang dirinya kepada dunia luar. Melalui berbagai foto, video, pernyataan yang ada di media sosial, seseorang ingin mengungkapkan kepada orang lain bahwa inilah dirinya. Tidak jarang pula bahkan seseorang bisa bertindak berlebihan untuk sekedar menunjukan eksistensi dirinya kepada orang lain. Seperti yang disebutkan dalam konsep Dramaturgi karya Erving Goffman bahwa Individu akan berlomba-lomba menampilkan dirinya sebaik mungkin. Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain. Upaya ini disebut sebagai pengelolaan kesan (impression management), yaitu teknik yang digunakan aktor untuk commit to user memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tujuan tertentu (Mulyana, 2006:112). Dalam konsep dramaturgi, kehidupan sosial manusia dimaknai sama seperti pertunjukkan drama dimana terdapat aktor yang memainkan perannya. Melihat teori dramaturgi diatas maka kita dapat menyimpulkan bahwa setiap orang memiliki hasrat untuk menjadi titik perhatian pusat bagi orang lain. Setiap orang memiliki keinginan untuk menunjukkan yang terbaik dari yang mereka miliki untuk sekedar mendapakan pengakuan dari orang lain. Kemampuan media sosial menyediakan fasilitas untuk menjawab kebutuhan manusia akan aktualisasi diri menjadikan jejaring sosial ini tidak hanya sebagai media berbagi informasi, tetapi juga sebagai media yang tepat untuk menunjukkan eksistensi penggunanya. Karena media sosial membantu seseorang untuk mampu terhubung dengan lingkungan dunia maya yang lebih luas dibanding lingkungan asli. Media sosial menjadi salah satu cara dalam membentuk suatu identitas seseorang. Kemudahan yang didapat dan juga kenyataan sesungguhnya yang mungkin saja dapat ditutupi melalui media sosial membuat orang selalu ingin mengekspresikan dirinya sesuai dengan apa yang diinginkannya. Bahkan mungkin sampai sosok dirinya yang sebenarnya tidak dapat diketahui. Setidaknya hal tersebut dapat dilihat dari kegiatan serta berbagai barang yang dibagikan pengguna melalui media sosial yang mereka miliki. Pengguna tidak membagikan semua kegiatan serta semua barang atau commit to user tempat yang telah dikunjunginya kedalam media sosial. Hanya tempat 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tertentu yang memang sudah memiliki nilai prestise maupun nilai tertentu bagi para pengguna media sosial, misalnya restoranl, cafe yang sedang hits, barang-barang yang sedang menjadi tren di kalangan masyarakatdan berbagai kegiatan lain yang seakan ingin menampilkan kelas-kelas sosial tertentu. Media sosial digunakan oleh seseorang untuk menggambarkan kepada orang lain bahwa beginilah kehidupan yang mereka miliki atau sekedar beginilah kehidupan yang ingin mereka miliki. Berdasarkan hasil riset Yahoo di Indonesia yang bekerja sama dengan Taylor Nelson Sofres (Nurfian, 2013) pada tahun 2009, pengguna terbesar internet adalah usia 15-19 tahun, sebesar 64 persen. Riset itu dilakukan melalui survey terhadap 2000 responden. Sebanyak 53 persen dari kalangan remaja itu mengakses internetmelalui warung internet (warnet), sementara sebanyak 19 persen mengakses viatelepon seluler. Sebagai gambaran, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada 2009 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia diperkirakan mencapai 25 juta. Pertumbuhannya setiap tahun rata-rata 25 persen. Riset Nielsen juga mengungkapkan. Pengguna Facebook pada 2009 di Indonesia meningkat 700 persen dibanding pada tahun 2008. Sementara pada periode tahun yang sama pengguna twitter tahun 2009 meningkat 37 persen. Sebagian pengguna berusia 15-39 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa memang benar adanya pengguna situs jejaring sosial adalah dari kalangan remaja usia sekolah. commit to user 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dari data diatas dapat kita lihat bagaimana perkembangan media sosial terjadi sangat pesat, bahkan Facebook mengalami peningkatan pengguna pada tahun 2009 sebanyak 700 %. Hal ini dapat menggambarkan bagaimana masyarakat memiliki minat yang amat besar terhadap media sosial. Selain itu, data yang dapat kita lihat adalah pengguna media sosial yang sebagian besar adalah usia remaja. Pengguna dari kelompok usia ini mendominasi penggunaan media sosial begitu besar. Sehingga dapat kita lihat bahwa sebagai pengguna terbesar. Berkaitan dengan permasalahan yang dijabarkan sebelumnya tentang media sosial dan juga penggunaannya bagi masyarakat. Terutama penggunaan media sosial dalam membentuk eksistensi diri bagi seseorang. Maka disini penulis ingin melakukan penelitian yang mengangkat permasalahan tentang penggunaan media sosial sebagai eksistensi diri. Dalam penelitian ini peneliti memilih subjek penelitian yakni mahasiswa FISIP UNS angkatan 2015/2016. 2. Rumusan Masalah Peneliti telah merumuskan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimanakah motif penggunaan media sosial oleh mahasiswa FISIP UNS angkatan 2015/2016 dalam hal eksistensi diri? commit to user 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motif penggunaan media sosial oleh mahasiswa FISIP UNS angkatan 2015/2016 dalam hal eksistensi diri. 4. Landasan Teori a. Komunikasi Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan dengan komunikasi. Setiap saat dan dimanapun berada, manusia selalu melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Komunikasis sekedar untuk berbasa-basi dan berbincang dengan orang lain merupakan salah satu jalan dalam mempererat hubungan sosial. Melalui komunikasi, manusia bisa saling bertukar informasi atau ide serta pengalaman yang pernah dialaminya selama hidup. Adanya komunikasi yang baik diantara setiap individu dalam suatu kelompok akan membawa pada suatu hubungan yang lebih baik. Komunikasi merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia, karena tanpa komunikasi maka manusia akan mengalami masalah psikis. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Komunikasi juga merupakan bentuk usaha manusia dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap commit to user 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id masyarakat manusia, baik yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu – individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup (Rakhmat, 2005:1). Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasl dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2006 : 4). Begitu banyak pengertian komunikasi yang coba ditawarkan oleh beberapa ahli. beberapa diantaranya adalah Para ahli di Amerika Serikat yang menaruh minat kepada perkembangan komunikasi, adalah Carl I. Hovlan, yang pertama kali dalam karyanya Social Communication mengetengahkan definisi mengenai ilmu komunikasi. Menurut Carl I. Hovland, “science of communication” adalah :“a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which informationis transmitted and opinion and attitude are formed” (upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar commit to user 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id asas-asas penyampaian Informasi serta pembentukan opini dan sikap) (Effendi, 2003: 2). Komunikasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan Communication, berasal dari kata latinCommunicatio, dan bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Effendi, 2003: 11). Jadi titik utama dalam komunikasi adalah untuk menciptakan kesamaan pengertian atau persepsi mengenai suatu hal. Tanpa terjadinya kesamaan pengertian atau persepsi antara komunikator dengan komunikan, maka komunikasi tersebut dapat dianggap gagal. Karena komunikasi merupakan kesamaan pengertian, maka terdapat hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan komunikasi. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah tentang proses komunikasi itu sendiri, unsurunsur apa sajakah yang terdapat dalam komunikasi. Unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi antara lain adalah, sumber (komunikator), pesan (message), saluran (channel) dan penerima (komunikan) serta efek (effect) yang ditimbulkannya. Berbagai unsur yang ada didalam komunikasi memiliki perannya masing-masing dalam membangun komunikasi yang baik. Tanpa salah satu unsure yang ada dalam komunikasi tersebut, tentunya komunikasi akan mengalami permasalahan. Jika salah satu komponen tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka komunikasi juga akan commit to user 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengalami permasalahan. Salah satu contoh apabila seorang komunikator tidak dapat menyampaikan informasi dengan benar, maka informasi yang akan diterima oleh komunikan akan berbeda dengan apa yang diharapkan oleh komunikator. Komunikasi pada hakikatnya adalah sebuah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Menurut Onong Uchjana Effendi (2003), pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message) lalu kedua, lambang (symbol). Tujuan dari komunikasi itu sendiri yaitu, mengubah sikap, mengubah opini, mengubah perilaku, dan mengubah masyarakat. Dalam perkembangannya, komunikasi juga memiliki fungsi tersendiri yaitu to inform, to educate, to entertain, dan to influence. Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society dalam Effendy (2005: 10), mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What in Which Channel To Whom With What Effect? Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: - Komunikator ( communicator, source, sender ) - Pesan ( message ) - Media ( channel, media ) commit to user - Komunikan ( communicant, communicatee, receiver, recipient ) 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Efek (effect, impact, influence) Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Apabila proses komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas, tidak hanya sebagai pertukaran berita atau pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok. Maka komunikasi memiliki berbagai fungsi dalam sistem sosial, seperti yang dikemukakan Widjaja dalam Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (2008: 9-10), sebagai berikut: 1. Informasi: pengumpulan, penyimpanan, pemorsesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi: menunjuk pada upaya pendidikan, dimana adanya penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagaimana anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif didalam masyarakat. 3. Motivasi: menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan commit to user 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pilihan dan keinginannya, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan, mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan diskusi: menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah public, menyediakan bukti-bukti relavan yang diperlukan utuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama. 5. Pendidikan: pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan kebudayaan: menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang serta membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetikanya. 7. Hiburan: memberikan hiburan kepada masyarakat, lewat penyebarluasan signal, simbol, suara dan imajinasi dari drama, tari, kesenian, kesusatraan, music, olahraga, kesenangan, kelompok dan individu, melalui media masa, eltronik dsb, commit to user 13 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sehingga masyarakat dapat menikmati hiburan, dan melarikan diri dri kesulitan hidup sehari-hari, dan lain-lain. 8. Integrasi: menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain. Berbagai fungsi yang dimiliki komunikasi dalam proses sosial manusia memiliki peran penting didalam masyarakat. Komunikasi tidak hanya dianggap sebagai sebuah kegiatan yang sekedar untuk bersilaturahmi dan membangun hubungan saja. Namun komunikasi memiliki fungsi yang lebih luas sebagai sebuah proses sosial diantara setiap individu. Hiburan, pendidikan, integrasi, penyatuan, sosialisasi, musyawarah atau diskusi merupakan bentuk-bentuk fungsi komunikasi. b. Komunikasi Massa Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dirumuskan oleh Bitner sebagai berikut “mass communication is message communicated through mass medium to a large number of people. Dapat diartikan disini bahwa komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. (Rakhmat, 2005: 188) commit to user 14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Defenisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Bittner yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar”. Sedangkan defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yakni Gerbner “kommunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004:4). Komunikasi massa merupakan salah satu bentuk komunikasi yang membutuhkan media sebagai alat untuk menyampaikan informasi dari komunikator kepada komunikan. Media dalam komunikasi massa adalah media massa seperti radio, televisi, majalah, koran, film, maupun melalui media internet. Komunikasi massa memiliki kelebihan dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak luas. Salah satu kelebihan komunikasi massa apabila dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya adalah kemampuan komunikasi massa dalam menyampaikan informasi kepada khalayak yang luas. Maksudnya adalah melalui media massa yang dapat menjangkau khalayak yang luas. Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C (Nurudin, 2008 : 12) disebutkan bahwa komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesanpesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen. commit to user 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berdasarkan pengertian tentang komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa seperti radio, televise, koran, majalah maupun media internet. Penggunaan media tersebut adalah bertujuan untuk informasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak (komunikan). Komunikan dalam komunikasi massa adalah heterogen yakni berbeda-beda secara golongan, kelompok maupun sosial dan khalayak anonim sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak. Dengan menggunakan media massa yang mampu menjangkau khalayak luas maka keserentakan pesan dapat diterima, terlebih apabila menggunakan media internet. Dalam komunikasi massa menurut Winarni dapat dipusatkan pada komponen-komponen komunikasi massa, yaitu variabel yang dikandung dalam setiap tindak komunikasi dan bagaimana variabel ini bekerja pada media massa, kelima komponen tersebut adalah: 1. Sumber. Komunikasi massa adalah suatu organisasi kompleks yang mengeluarkan biaya besar untuk menyusun dan mengirimkan pesan. 2. Khalayak. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, yaitu khalayak yang jumlahnya besar yang bersifat heterogen dan anonim. commit to user 16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Pesan. Pesan dalam komunikasi massa bersifat umum, maksudnya adalah setiap orang bisa mengetahui pesan-pesan komunikasi dari media massa. 4. Proses. Ada dua proses dalam komunikasi massa yaitu: Komunikasi massa merupakan proses satu arah. Komunikasi ini berjalan dari sumber ke penrima dan tidak secara langsung dikembalikan kecuali dalam bentuk umpan balik tertunda. Komunikasi massa merupakan proses dua arah (Prosesseleksi). Baik media ataupun khalayak melakukan seleksi. Media menyeleksi khalayak sasaran atau penerima menyeleksi dari semua media yang ada, pesan manakah yang mereka ikuti. 5. Konteks komunikasi massa berlangsung dalam suatu konteks sosial. Media mempengaruhi konteks sosial masyarakat, dan konteks sosial masyarakat mempengaruhi media massa. (Winarni, 2003 : 4-5) Komunikasi massa, seperti bentuk komunikasi lainnya, memiliki ciriciri tersendiri. Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa (2008 : 19), menjelaskan ciri komunikasi massa sebagai berikut: 1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga commit to user 17 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja sama satu sama lain dalam sebuah lembaga. 2. Komunikasi dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, komunikan terdiri dari beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, jabatan yang beragam, dan memiliki agama atau kepercayaan ynag berbeda pula. 3. Pesannya Bersifat Umum. Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan kepada khalayak yang plural. 4. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Pada media massa, komunikasi hanya berjalan satu arah. Kita tidak bias langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). 5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Salah satu ciri komunikasi massa selanjutnya adalah adanya keserempakan dalam proses penyebaran pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis commit to user 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Sebagai suatu proses komunikasi, komunikasi massa juga memiliki efek yang diterima oleh khalayaknya. Menurut Liliweri, (2004:39), secara umum terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu: 1. Efek kognitif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. 2. Efek afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap suatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio atau menonton televisi. 3. Efek konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku. c. Media Sosial commit to user 19 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Internet menjadi salah satu bentuk komunikasi massa yang saat ini berkembang dengan cepat. Media massa dengan menggunakan internet adalah bentuk media baru yang tercipta karena ditemukannya jaringan internet. Manusia saat ini dapat terhubung dengan orang lain yang berlainan tempat tinggal bahkan terpisah jauh. Melalui internet seseorang juga dapat melakukan interaksi dengan orang lain melalui sebuah media yang terhubung dengan internet. Masalah komunikasi yang dulunya seputar keterbatasan ruang dan waktu saat ini dapat teratasi karena adanya internet. Sebagai contoh dengan menggunakan aplikasi media sosial kita dapat berhubungan dan berinteraksi secara tatap muka dengan perantara internet. Skype merupakan contoh aplikasi yang dapat digunakan. Internet yang selain memungkinkan untuk transformasi elektronik, yang disebut dengan new media, juga dapat menghubungkan manusia diseluruh dunia, yaitu dalam proses interaksi. Itu sebabnya, proses interaksi melalui teknologi dengan media internet disebut dengan intetactive media. Hal tersebut juga menjadikan perkembangan bagi proses komunikasi yang memungkinkan proses tersebut tidak selalu melalui tatap muka. Kegunaan utama internet seperti halnya ARPANET, yaitu mengirim pesan email dalam bahasa „sesungguhnya‟ antara seseorang dengan lainnya (Burke, 2000: 380). commit to user 20 perpustakaan.uns.ac.id Internet digilib.uns.ac.id (interconnection networking) merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan suatu komputer atau jaringan komputer dengan jaringan komputer lain, sehingga dapat berkomunikasi atau berbagi data tanpa melihat jenis komputer itu sendiri. Seperti yang diketahui internet merupakan bentuk konvergensi dari beberapa teknologi penting terdahulu, seperti komputer, televisi, radio, dan telepon (Bungin, 2006 : 135). Media sosial merupakan salah satu bentuk perkembangan dari adanya internet. Melalui media sosial, seseorang dapat saling terhubung dengan setiap orang yang tergabung dalam media sosial yang sama untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Media sosial memiliki sifat yang lebih interaktif apabila dibandingkan dengan bentuk media tradisional seperti radio maupun televise. Melalui media sosial, kita dapat secara langsung berinteraksi dengan orang lain, baik melalui komentar dalam media sosial maupun dengan sekedar memberikan tanda like pada setiap postingan seseorang. Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideology dan teknologi web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial. Media sosial ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network, forum internet, weblogs, social blogs, commit to user 21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video, ratting, dan bookmark sosial (Weber dalam Lesmana, 2012:10) Sebuah studi University of Georgia menunjukkan bahwa situs jaringan sosial online seperti Facebook mungkin menjadi alat yang berguna untuk mendeteksi apakah seseorang adalah seorang narsisis. "Penemuan bahwa orang yang narsis menggunakan Facebook dalam mempromosikan diri dengan cara yang dapat diidentifikasi oleh orang lain," kata penulis utama Laura Buffardi, mahasiswa program doktor dalam bidang psikologi yang turut menulis penelitian dengan associate professor W. Keith Campbell. (selengkapnya: esciencenews.com/ articles/2008 /09/22/study.facebook.profiles.can.be) Komunikasi menggunakan media sosial berarti seseorang telah terhubung dengan jaringan besar yang terhubung satu sama lainnya melalui jaringan internet. Media sosial memiliki kemampuan untuk menghapus batasan-batasan dalam bersosialisasi yang selama ini menjadi permasalahan dalam berkomunikasi. Dalam media sosial tidak ada batasan ruang dan waktu, mereka dapat berkomunikasi kapanpun dan dimanapun mereka berada. Tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang. Dengan menggunakan media sosial, seseorang dapat menjalin hubungan dengan orang lain yang bahkan mungkin belum pernah bertemu sebelumnya. commit to user 22 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Saat ini perkembangan media sosial dapat terlihat dari banyaknya bentuk aplikasi media sosial yang digunakan masyarakat. Semakin banyaknya pengguna media sosial juga dikarenakan setiap orang bisa memiliki media sosial mereka sendiri sendiri. Jika media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan biaya dan tenaga yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial. Media sosial dapat diakses dengan biaya yang murah dan juga tidak membutuhkan tenaga yang banyak untuk mengaksesnya. Sangat mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama bagi seseorang dalam membuat akun di media sosial. Bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja, media sosial telah menjadi hal yang tidak dapat terpisahkan dalam sehari-hari. Media sosial terbesar yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja antara lain; Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Kaskus, LINE, Whatsapp, Blackberry Messenger. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki. Berbagai bentuk media sosial yang ada saat ini juga menjadi sarana bagi remaja dalam mengekspresikan diri mereka. Maksudnya adalah, melalui media sosial, para remaja dapat membagikan apa yang mereka fikirkan, kerjakan ataupun dimana mereka berada kepada orang lain melalui media sosial. Sehingga dengan hal begitu remaja ingin untuk mendapatkan pengakuan serta bukti keberadaannya di media sosial kepada orang lain. commit to user 23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menurut Dube (http://socialnetworking.lovetoknow.com/ characteristics_of_social_networks), terdapat lima karakteristik dasar yang membedakan jaringan media sosial dari situs web biasa. Karakteristik tersebut adalah: 1. User-based : Jaringan sosial online dibangun dan diarahkan oleh pengguna sendiri. Tanpa pengguna, jaringan akan menjadi ruang kosong diisi dengan forum kosong. Pengguna media sosial mengisi jaringan dengan percakapan dan konten. Arah konten ditentukan oleh user yang terlibat dalam diskusi. Inilah yang membuat jaringan sosial jauh lebih menarik dan dinamis bagi pengguna internet. 2. Interactive : Karakteristik lain dari jaringan sosial modern adalah kenyataan bahwa mereka begitu interaktif. Ini berarti bahwa jaringan sosial bukan hanya sekedar berbentuk forum, namun lebih spesifik seperti berbagi foto maupun video. Jaringan sosial ini dengan cepat menjadi hobi karena lebih dari sekedar hiburan. 3. Community-driven : Jaringan sosial yang dibangun dan berkembang dari konsep-konsep komunitas. Memiliki arti bahwa anggota media sosial memiliki kesamaan. commit to user 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Relationships : Tidak seperti website terdahulu, media sosial berkembang pesat dengan menitikberatkan pada relationship. Hubungan yang lebih kuat terjadi dalam jaringan media sosial. 5. Emotion over content : Karakteristik lain yang unik dari jaringan sosial adalah faktor emosional. Sementara website dari masa lalu difokuskan terutama pada penyediaan informasi kepada pengunjung, jaringan sosial benar-benar membuat pengguna terlibat secara emosional. d. Eksistensi Diri Salah satu fungsi komunikasi adalah untuk sarana dalam aktualisasi diri seseorang. Dari proses komunikasi, seseorang ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain bahwa dia ada dan menjadi seseorang yang harus dianggap. Maksudnya adalah dengan menggunakan komunikasi, saat kita berinteraksi dengan orang lain, maka kita ingin apa yang kita sampaikan diperhatikan oleh orang lain. Selain itu dengan komunikasi, kita juga dapat menyampaikan apa yang menjadi pemikiran kita. Dengan begitu orang lain akan memperhatikan dan menghargai kita. Kata eksistensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai hal berada; keberadaan. Jika diaplikasikan dalam eksistensi diri yang digunakan dalam diri remaja untuk menggunakan media sosial sebagai cara untuk menunjukkan eksistensi diri. Eksistensi commit to user diri diartikan sebagai usaha individu dalam mendapatkan pengakuan oleh 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id orang lain tentang keberadaan dirinya. Dengan menggunakan media sosial, setiap individu berusaha untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain tentang eksistensi dirinya. Banyak cara yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain. Secara etimologi, eksistensialisme berasal dari kata eksistensi, eksistens berasal dari bahasa Inggris yaitu excitence; dari bahasa latinexistere yang berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Dari kata ex berarti keluar dan sistere yang berarti muncul atau timbul. Beberapa pengertian secara terminologi, yaitu pertama, apa yang ada, kedua, apa yang memiliki aktualitas (ada), dan ketiga adalah segala sesuatu (apa saja) yang di dalam menekankan bahwa sesuatu itu ada. Berbeda dengan esensi yang menekankan kealpaan sesuatu (apa sebenarnya sesuatu itu seseuatu dengan kodrat inherennya) (Lorens, 2005: 183). Salah satu cara untuk memenuhi keinginan kita agar dapat diperhitungkan atau dianggap oleh orang lain adalah dengan menggunakan media sosial. Melalui media sosial kita dapat menyampaikan apa yang kita fikirkan, apa yang kita lakukan dan orang lain dapat membaca maupun melihat aktifitas kita melalui media sosial. Media sosial yang menjadi jaringan luas dengan orang lain dapat kita jadikan sarana dalam berbagi hal-hal tertentu. Pemenuhan keinginan kita sebagai manusia adalah untuk selalu menjadi yang terbaik, dan menampilkan apa yang terbaik dari diri commit to user kita. Hal tersebut menjadi latar belakang penggunaan media sosial yang 26 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id semakin gencar dilakukan. Disinilah konsep eksistensi diri seringkali terbentuk dalam penggunaan media social. Dimana saat ini, semakin banyaknya ragam media social. Sementara itu dalam menggunakan media social, seseorang memiliki motif atau latar belakang yang menyebabkan dia menggunakan media social. Teori komunikasi yang membahas mengenai motif seseorang dalam menggunakan media adalah teori uses and gratification. Teori Uses and Gratifications dikenalkan tahun 1974 dalam buku The Uses on Mass Communications : Current Perspective on Gratification Research. Teori Uses and Gratifications milik Blumer dan Katz yang mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya. Artinya, Teori Uses and Gratifications mengasumsikan bahwa pengguna mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya. (Nurudin, 2008: 192) Teori uses and gratification dapat kita gunakan dalam mempelajari penggunaan media untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini, peneliti memusatkan permasalahan tentang penggunaan media sosial dalam memenuhi keinginan eksistensi dari pengguna media sosial. Karena tidak dapat dipungkiri, media sosial saat ini banyak digunakan untuk tampil commit to user eksis di media sosial. Saat ini semua orang berlomba-lomba agar dapat 27 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menampilkan yang terbaik dari dirinya. Eksistensi pada dasaraya adalah keinginan seseorang untuk dapat diakui atau ingin dianggap ada oleh lingkungan sekitar, atau paling tidak oleh pengguna media sosial yang lain. Bahkan tidak jarang seseorang melakukan pemalsuan jati diri agar dapat dianggap eksis oleh orang lain. Seperti yang disebutkan dalam konsep Dramaturgi karya Erving Goffman bahwa Individu akan berlomba-lomba menampilkan dirinya sebaik mungkin. Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang lain. Upaya ini disebut sebagai pengelolaan kesan (impression management), yaitu teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyana, 2006:112). Dalam konsep dramaturgi, kehidupan sosial manusia dimaknai sama seperti pertunjukkan drama dimana terdapat aktor yang memainkan perannya. Berdasarkan konsep tentang eksistensi serta konsep dramaturgi serta dengan berlandaskan pada teori uses and gratification tersebut, peneliti ingin melihat penggunaan media sosial dalam melakukan eksistensi diri. Hubungan dari konsep tentang eksistensi dengan teori uses an yakni adalah pengguna media social memiliki motif yang mendasari dia menggunakan media social adalah untuk menunjukkan eksistensinya. Sedangkan teori dramaturgi menjadi acuan untuk mengamati seseorang commit to user dalam perilakunya untuk menunjukkan keberadaannya dilingkungan 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sosialnya. Sementara itu, dikalangan remaja, eksistensi diri seakan menjadi hal yang paling penting dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Peneliti akan melakukan penelitian ini terhadap mahasiswa FISIP UNS yakni pada angkatan 2015/2016. Kenapa peneliti menjadikan mahasiswa sebagai sample adalah karena mahasiswa merupakan umur remaja dewasa. Tentu umur ini berbeda dengan remaja yang masih duduk di bangku SMP maupun SMA. 5. Metode Penelitian a. Tipe Penelitian Dalam skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan penelitiankualitatif-deskriptif, yang mana penelitian dilakukan dengan carapengamatan langsung terhadap objek penelitian dan kemudiandilanjutkan dengan melakukan wawancara mendalam dengan informanmenggunakan pedoman wawancara yang telah disesuaikan dengan fokuspenelitian. Dalam cakupan definisi, menurut Bungin (2006:68) bahwapenelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat studi kasus yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagaisituasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dalam masyarakatyang menjadi objek penelitian yang berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, ataugambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena to user tertentu.Sedangkan metodecommit penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong 29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (Sudarto, 1995: 63-64) berdasarkan pada pondasi penelitian, paradigma penelitian, perumusan masalah, tahap-tahap penelitian, teknik penelitian, kriteria dan teknik pemeriksaan data dan analisis dan penafsiran data. Sedangkan pengertian deskriptifkualitatif adalah peneltian yang mempelajari masalah-masalah yang ada serta tata cara kerja yangberlaku. Penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan apaapa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Dengan kata lain penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk memperoleh informasiinformasi mengenai keadaan yang ada. (Mardalis, 1999:26) b. Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan metode survey untuk menjalankan penelitian. Penelitian survey merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk mengukur variabel-variabel, berhubungan diantara variabel yang ada, serta dapat berupa pengalaman dan pendapat dari responden. Dalam suvey, informasi disampaikan dari responden dengan commit to user menggunakan kuisioner. Umumnya pengertian survey dibatasi pada 30 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok. (Singarimbun dalam Zuldafrial, 2012: 4) Data hasil penelitian disajikan secara menyeluruh berdasarkan data sekunder yang didapat melalui observasi dilapangan. Umumnya data yang berkaitan dengan diskripsi daerah penelitian. Selanjutnya menjurus kepada data objek atau subjek yang diteliti yang didapat melalui alat pengumpul data berupa kuesioner yang telah diolah dengan teknik analisis data statistic sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian. (Zuldafrial, 2012: 5) c. Objek Penelitian dan Unit Analisis Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pola penggunaan media sosial untuk keperluan eksistensi pada mahasiswa. Objek penelitian menjadi hal yang akan diperhatikan atau indikator yang akan dicari dalam penelitian ini. Sementara itu unit analisis adalah unit-unit yang akan menjadi subjek penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa FISIP UNS angkatan 2015. commit to user 31 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. Definisi Operasional Untuk membatasi penjabaran penelitian, maka peneliti memberikan definisi operasional. 1. Komunikasi komunikator adalah proses penyampaian kepada komunikan melalui pesan oleh media yang menimbulkan efek tertentu. 2. Media sosial Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di atas dasar ideology dan teknologi web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content. Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial. Media sosial ada dalam berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network, forum internet, weblogs, social blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video, ratting, dan bookmark sosial (Weber dalam Lesmana, 2012:10) 3. Eksistensi Diri. Kata eksistensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai hal berada; keberadaan. Jika diaplikasikan dalam eksistensi diri yang digunakan dalam diri remaja untuk menggunakan media sosial sebagai cara untuk menunjukkan eksistensi diri. 4. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar commit to user 32 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Penelitian kualitatif menurut Bungin (2006:68) bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat studi kasus yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian yang berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu. 6. Penelitian survey merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur yang sama pada setiap orang, kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan terstruktur disebut kuesioner. 7. Kuesioner adalah alat pengumpul data penelitian yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada responden untuk mengukur variabel-variabel, berhubungan diantara variabel yang ada, serta dapat berupa pengalaman dan pendapat dari responden. 8. Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau cendekiawan muda dalam suatu lapisan masyarakat yang sering kali syarat dengan berbagai predikat. commit to user 33 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 9. Universitas Sebelas Maret Surakarta, biasa disingkat sebagai UNS, atau Universitas Sebelas Maret adalah salah satu universitas negeri di Indonesia yang berada di Kota Surakarta. Universitas yang giat membangun ini, menyediakan berbagai paket pendidikan diploma, sarjana, pasca sarjana dan doctoral. e. Populasi dan Sampel Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi pada dasarnya adalah sumber data yang nantinya masih akan dipilih menjadi unit-unit kecil yang merupakan sampel dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP UNS angkatan 2015/2016. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel yang akan diambil dari commit to user populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili. 34 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Dalam menentukan sampel, tentunya terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan. Pada dasarnya terdapat dua cara penentuan sampel, yakni probability sampling dan juga non probability sampling. Probability sampling adalah suatu teknik sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan non probability sampling adalah teknik yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Namun yang menjadi teknik sampling dalam penelitian ini adalah Proportionate stratified random sampling: salah satu teknik yang digunakan jika populasi mempunyai anggota atau unsur yang tidak homogen serta berstrata secara proporsional. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa FISIP UNS tahun 2015 yang diambil tiap jurusan 5 mahasiswa yang mewakili tiap kelas. Di FISIP UNS terdapat 8 jurusan, yakni Ilmu Komunikasi, Sosiologi, Administrasi Negara, Hubungan Internasional, Broadcasting, Advertising, Public Relation dan Perpustakaan. Dari berbagai jurusan tersebut diasumsikan sebagai kelompok yang homogen untuk setiap jurusan. Sehingga jika setiap jurusan diambil 5 mahasiswa, maka jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 mahasiswa. commit to user 35 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id f. Sumber Data Terdapat dua macam sumber data dalam penelitian ini. Kedua sumber data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Data Primer: adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Jadi data primer adalah data baru yang ditemukan setelah melakukan pengumpulan data dalam penelitian. Sehingga dengan begitu data primer hanya dapat didapatkan setelah peneliti melakukan analisis data. Sedangkan yang menjadi data primer dalam penelitian ini adalah berbentuk hasil kuisioner yang telah diisi oleh sampel penelitian. 2. Data Sekunder: merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. Data sekunder dapat dicari melalui berbagai sumber seperti buku, jurnal maupun bentuk sumber data kedua yang dapat digunakan sebagai tambahan data. Kita juga dapat menggunakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang kita lakukan. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai buku, jurnal serta penelitian yang dilakukan sebelumnya. g. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan seorang peneliti dalam mengumpulkan data penelitiann yang diperlukan selama commit to user 36 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id penelitian.Dengan menggungakan metode pengumpulan data yang tepat degan memperhatikan objek penelitian, maka akan memungkinkan tercapainya pencapaian data yang valid serta terpercaya. Terdapat beberapa bentuk teknik pengumpulan data yang dapat digunakan dalam penelitian. Wawancara, observasi, maupun survey merupakan beberapa bentuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan menyusun kuisioner yang bertujuan untuk mencari tahu penggunaan media sosial dalam tujuan eksistensi oleh mahasiswa. Kuisioner ini nantinya akan dibagikan kepada sampel penelitian yang nantinya diminta untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang ada didalam kuisioner tersebut. h. Teknik Analisis Data Mengingat penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka dalamproses analisisnya penelitian ini akan sangat relevan jika menggunakanmodel analisis deskriptif, untuk itu kemudian dikonstruksikan tahapan analisis dengan diawali pengumpulan data, setelah itu dilakukankategorisasi dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan setiap isu denganmelakukan reduksi data (pengambilan data). Data yang diperolehselanjutnya diklasifikasikan menurut proporsi commit to userberusaha menggambarkan serta kebutuhan penelitian,artinya penulis 37 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menjelaskan tentangpenggunaan media sosialdalam tujuannya untuk melakukan eksistensi diri oleh para mahasiswa FISIP UNS tahun angkatan 2015/2016. Lebih ringkasnya dapat penulis jelaskan tahapan analisis data yang penulis lakukan dalam mengetahui penggunaan media sosial dalam melakukan eksistensi diri oleh mahasiswa FISIP UNS 2015/2016 adalah sebagai berikut : 1. Setelah data berbentuk kuisioner yang telah dijawab oleh sampel kemudian dikumpulkan. 2. Kemudian akan dikelompokkan berbagai data yang ada didalam kuisioner. 3. Setelah dikategorikan, langkah selanjutnya adalah peneliti fokus kepada motif penggunaan media sosial. 4. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil data yang telah dianalisa. commit to user 38