BAB I PENDAHULUAN Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, cairan mata, lensa, badan kaca, dan panjangnya bola mata. Kornea dengan kelengkungannya merupakan tempat pembiasan sinar terkuat pada mata. Lensa mempunyai daya bias lensa langsung pada retina. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah macula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh. Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Kornea mempunyai daya pembiasan sinar terkuat disbanding bagian mata lainnya. Lensa memegang peranan membiaskan sinar terutama pada saat melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang (lebih panjang, lebih pendek) bola mata, maka sinar normal tidak dapat terfokus pada macula, sehingga rangsangan yang diteruskan ke otak menjadi kabur. Keadaan ini disebut sebagai ametropia yang dapat berupa myopia, hipermetropia, atau astigmat. Usaha – usaha yang dapat dilakukan untuk mengkoreksi kelainan refraksi (ametropia) antara lain dengan penggunaan kacamata, lensa kontak atau operasi (bedah refraksi kornea). Masing – masing koreksi mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri. Bedah refraksi mata adalah suatu prosedur pembedahan untuk merubah cara mata untuk merefraksikan cahaya. Selama bedah refraksi, bentuk kornea anda akan dimanipulasi, agar menjadi lebih datar atau melengkung tergantung dari kelainan 1 yang ada. Macam – macam bedah refraksi kornea yaitu Radial Keratotomy, Keratomileusis, Keratofaki, Fotorefraktif keratektomi (Excimer Laser), Laser Assisted in Situ Keratomileusis (LASIK). LASIK merupakan prosedur bedah refraksi mata yang paling umum untuk saat ini untuk mengkoreksi kelainan myopia atau hipermetropia, dengan atau tanpa adanya astigmat. Lasik merupakan perpaduan antara bedah konvensional dengan bedah laser yang digunakan sejak tahun 1989 hingga sekarang dan terus berkembang. US. Food and Drug Administration (FDA) menyetujui LASIK sebagai metode yang aman dan efektif untuk memperbaiki beberapa kondisi mata (myopia, hipermetropia, astigmatism). LASIK akan menggunakan sinar laser yang terprogram untuk memindahkan sejumlah jaringan pada kornea. Laser ini memudahkan untuk memipihkan atau mencembungkan kornea anda. Teknik ini memungkinkan untuk memperbaiki keadaan kornea secara tepat. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Definisi Menurut catatan dari Gading Laser Sight Centre, Jakarta Lasik (Laser Assisted in Situ Keratomileusis) adalah salah satu teknik tindakan bedah refraksi yang menggunakan laser sebagai alat bantu koreksi kelainan refraksi (pembiasan) pada miopia, hipermetropia, dan astigmatis. Menurut Rico Hallen Lasik (Laser Assisted Insitu Keratosmileusis) adalah prosedur yang mengubah bentuk kornea secara permanen, mencakup hingga bagian depan mata dengan menggunakan excimer laser. 2.2.Sejarah Perkembangan Lasik Teknik Lasik diperkenalkan pertama kali oleh Ophthalmologist bernama Jose Barraque, pada tahun 1950. Jose mengembangkan teknik mikrokeratome dan teknik memotong flap tipis pada kornea dan mengubah bentuknya. Prosedur ini Jose sebut sebagai Keratomileusis. Dan laser yang digunakan saat itu diciptakan oleh Theodore H. Maiman. Kemudian perkembangan teknis dan prosedural termasuk RK (radial keratotomi), yang dikembangkan di Rusia pada 1970-an oleh Svyatoslav Fyodorov, dan PRK (photorefractive keratectomy), yang dikembangkan pada tahun 1983 di Columbia University oleh Dr Steven Trokel. Selain menerbitkan sebuah artikel di Amerika Journal of Opthalmology, beliau juga menjabarkan manfaat potensial menggunakan laser Excimer yang dipatenkan pada tahun 1973 oleh Lal Mani Bhaumik dalam operasi refraktif. Pada tahun 1968, Pusat Teknologi dan Riset du Northrup dari Universitas California (Mani Lal Bhaumik) dan suatu kelompok ilmuwan mengembangkan suatu karbon dioksida laser yang akan dikembangkan menjadi Excimer laser. Jenis laser ini akan menjadi landasan untuk operasi mata refraktif 3 Pada tahun 1980, Srinivasan menemukan bahwa ultraviolet excimer laser dapat digunakan pada jaringan tanpa meninggalkan kerusakan thermal pada daerah sekitarnya. Srinivasan menyebutnya sebagai fenomena Ablative Photo Decomposition (ADP). Penggunaan excimer laser pada proses ablasi jaringan kornea untuk mengkoreksi kesealahan refraksi, seperti myopia, hypermiopia dan astigmatisma, pertama kali dicetuskan oleh Stephen Trokel, MD. Dan bersama Dr. Charles Munnerlyn dan Tery Clapham menemukan VISX. Untuk pertama kalinya sistem laser VISX digunakan pada mata manusia oleh Dr. Marguerite B. MacDonald, MD pada tahun 1989. Percobaan Excimer Laser pertama U.S. Food and Drug Administration (FDA) dimulai pada tahun 1989. Penggunaan laser untuk mengubah bentuk permukaan kornea awalnya dikenal sebagai Photorefractive Keratotomy. Konsep lasik diperkenalkan oleh Dr. Pallikaris pada tahun 1992. Dr. Pallikaris mengemukakan teori keuntungan menggunakan Photorefractive Keratotomy setelah dibuat suatu lapisan permukaan penutup (flap). Gabungan dari PRK dan adanya Flap kemudian dikenal sebagai LASIK. 2.3.Kelainan Refraksi (Refractive Error) Mata Normal Mata normal (Emetropia) adalah mata tanpa adanya kelainan refraksi, pembiasan sinar dalam mata berfungsi normal. Mata emetropia akan mempunyai penglihatan normal, 6/6 atau 100%. Pada mata dengan emetropia dapat disimpulkan : • Sinar jauh difokuskan sempurna di daerah macula lutea tanpa bantuan akomodasi. • Mata emetropia tidak mempunyai cacat refraksi. • Bayangan objek difokuskan pada bintik kuning selaput jala yang akan memberikan penglihatan jernih (mrh). 4 Jika suatu berkas sinar berjalan dari satu medium melalui medium lain yang berbeda kepadatannya, maka sinar tersebut akan berubah arahnya. Perubahan arah ini yang disebut sebagai refraksi. Kelainan refraksi adalah keadaan dimana bayangan tegastidak dibentuk pada retina (macula lutea atau bintik kuning). Pada kelainan refraksi terjadi ketidak seimbangan sistem optic pada mata sehingga menghasilkan bayangan yang kabur (mrh). Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata. Bila terdapat kelainan pembiasan sinar oleh kornea (mendatar, mencembung) atau adanya perubahan panjang bola mata (lebih panjang, lebih pendek) maka sinar normal tidak dapat terfolus pada macula. Kelainan refraksi ada beberapa macam, diantaranya adalah myopia, hypermetropia dan astigmatism (mrh). Miopia Miopia adalah suatu kelainan refraksi, dimana sinar – sinar sejajar garins pandang, oleh mata tanpa akomodasi, dibias di depan Retina. Miopia disebut sebagai rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat jauh akan tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. Miopia disebabkan karena terlalu kuat pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola mata akibat: • Kornea terlalu cembung. • Daya pembiasan mata terlalu kuat (Miopi refraktif). • Sumbu mata terlalu panjang (Miopi Axial). • Lensa terlalu cembung (seperti pada katarak imatur). Secara fisiologik sinar yang difokuskan pada retina terlalu kuat sehingga membentuk bayangan kabur atau tidak tegas pada macula lutea. Titik focus sinar yang dating dari benda yang jauh terletak di depan retina. Akibatnya orang akan sulit melihat benda jauh karena terlihat blur. 5 Klasifikasi beratnya miopia: • Miopia ringan : - 3.00 dioptri • Miopia sedang : - 3.00 hingga -6.00 dioptri • Miopia berat : - 6.00 hingga -9.00 dioptri • Miopia sangat berat › - 9.00 dioptri Hypermetropia Hypermetropia adalah suatu kelainan refraksi, dimana sinar – sinar atau garis pandang oleh mata tanpa akomodasi di bias di belakang retina. Hypermetropia juga dikenal dengan istilah hyperopia atau rabun dekat. Pasien dengan hipermetropia mendapat kesukaran untuk melihat dekat akibat sukarnya berakomodasi. Hopermetropia merupakan keadaan dimana kekuatan pembiasan sinar pada mata tidak cukup kuat untuk memfokuskan sinar pada bintik kuning (macula lutea), sehingga mata memfokuskan sinar di belakang bintik kuning atau macula lutea retina. Sebab atau jenis hipermetropia: • Hipemetropia sumbu atau hipermetropia axial merupakan kelainan refraksi akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek. • Hipermetropia kurvatur, dimana kelengkungan kornea atau lensa kurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina. • Hipermetropia index relative, dimana terdapat index bias yang kurang pada sistem optic mata, misalnya pada usia lanjt, lensa mempunya index refraksi lensa yang berkurang. 6 Astigmatism Adalah suatu bentuk kelainan refraksi, dimana mata menghasilkan suatu bayangan dengan titik atau garis focus multiple. Yang dimaksud dengan astigmat atau silinder adalah terdapatnya variasi kurvatur atau kelengkungan kornea atau lensa pada meridian yang berbeda yang akan mengakibatkan sinar tidak terfokus pada satu titik. Astigmat regular Adalah astigmat yang memperlihatkan kekuatan pembiasan bertambah atau berkurang perlahan – lahan secara teratur dari satu meridian ke meridian berikutnya. Bayangan yang terjadi pada astigmat regular dengan bentuk yang teratur dapat berbentuk garis, lonjong atau lingkaran. Astigmat ireguler Adalah astigmat yang tidak mempunyai 2 meridian yang saling tegak lurus. Astigmat ireguler dapat terjadi akibat perbedaan kelengkungan kornea pada meridian yang sama sehingga bayangan menjadi ireguler. Astigmat ireguler terjadi akibat infeksi kornea, trauma dan distrofi, atau akibat kelainan pembiasan. LASIK (Laser Assisted Insitu Keratomileusis) adalah suatu prosedur atau tindakan dengan tujuan memperbaiki kelainan refraksi pada mata sehingga setelah dilakukannya tindakan ini, penderita kelainan refraksi diharapkan dapat terbebas dari penggunaan kacamata atau lensa kontak (contact lens). Kelainan refraksi mata yang dapat dilakukan tindakan koreksi dengan LASIK adalah Myopia ,Hypermetropia dan 7 Astigmatism. Akan tetapi bedah refraksi tidak dapat memperbaiki atau mencegah presbiopia, suatu kelainan refraksi yang terjadi seiring bertambahnya usia. Kebanyakan orang berusia 40 tahun keatas akan memiliki kelainan ini. Semasa remaja, lensa alami mempunyai kemampuan untuk merubah bentuk dan kekuatan. Ini mengizinkan kita untuk fokus pada benda-benda dekat melalui suatu proses perubahan kekuatan lensa yang disebut akomodasi. Ketika menua, lensa alami menjadi lebih kaku dan kehilangan kemampuannya untuk merubah bentuk. Ini yang dinamakan presbiopi. Presbiopi adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia, dimana akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan – lahan berkurang. Presbiopi terjadi akibat lensa makin keras, sehingga elastistasnya berkurang. Demikian pula dengan akomodasinya, daya kontraksinya berkurang sehingga tidak terdapat pengenduran zonula Zinn yang sempurna. Untuk membantu kekurangan daya akomodasi pada presbiopi mata maka dapat dipergunakan lensa positif untuk menambah kekuatan lensa yang berkurang sesuai usia. 2.4.Sinar Laser pada Lasik Lasik menggunakan laser pada alat yang disebut ultraviolet excimer laser. Alat ini menggunakan panjang gelombang (λ) 193 nm dalam pembedahan lasik. Sehingga energi yang di emisikan sebesar : E = hf = hc/λ (ppt). Laser pada lasik merupakan laser dingin yang tidak membangkitkan panas, yang memungkinkan melepas jaringan tanpa efek panas pada jaringan sekitar. Sinar ini sangat sempurna untuk dipakai sebagai pengupas kornea dengan memakai gelombang sinar bertenaga tinggi. Dengan cara ini permukaan kornea dapat dibuat lebih cembung atau cekung sesuai dengan kelainan refraksi yang akan dikoreksi. 8 Ketepatan kerja sinar laser excimer ini dapat dilihat dari kemampuannya mengupas 0,25 mikron jaringan dengan satu kali tembakan penyinaran, yaitu 1/200 tebal rambut manusia atau satu per 39 juta inci hanya dalam waktu satu per 12 miliun detik (mrh). Kerapatan energy dapat diatur pada workpiece. Dengan frekuensi dan energy tertentu, laser digunakan untuk memindahkan sejumlah jaringan pada kornea mata. Banyaknya jaringan yang dipindahkan tergantung dari tingkat kerusakan sitem refraksi mata pada miopi, hipermetropi atau astigmatis. Konfigurasi untuk mesin laser pada alat excimer laser 9 UV Excimer laser • Panjang gelombanng à193nm • Pulsa/frekuensi à 10 / 250 Hz Ada suatu keanekaragaman dari tipe-tipe laser yang berbeda yang digunakan dalam ilmu pengobatan mata (ophthalmology). Semua prosedur-prosedur LASIK dilaksanakan dengan suatu tipe laser yang spesifik (excimer laser), jadi dalam satu arti, semua prosedur-prosedur LASIK adalah serupa. Bagaimanapun, ada suatu keanekaragaman dari pabrikan-pabrikan laser yang berbeda, termasuk Visx, Wavelight, Alcon, Bausch & Lomb, dan Nidek, diantara lain-lain, yang semuanya telah menciptakan laser-laser excimer yang spesifik. Lebih jauh, ada tipe-tipe yang berbeda dari laser ablations (penghancuran jaringan dengan laser) yang dapat dilaksanakan (lihat bawah), termasuk perawatan-perawatan laser konvensional, perawatan-perawatan wavefront-optimized, dan perawatan-perawatan wavefrontguided. Akhirnya, suatu tipe laser yang sama sekali berbeda (femtosecond laser) dapat digunakan sebagai ganti dari suatu microkeratome mekanis untuk menciptakan penutup (kornea) LASIK. Lasik Konvensional Lasik konvensional adalah pola ablasi (penghancuran jaringan) yang tersedia pada kebanyakan laser-laser yang merawat secara langsung berdasarkan resep kacamata-kacamata pasien, dengan parameter-parameter perawatan yang telah ditentukan untuk setiap pasien.Tipe perawatan ini adalah efektif untuk kebanyakan pasien-pasien namun dapat berakibat pada lebih banyak penyimpangan- penyimpangan penglihatan sepeti cahaya yang menyilaukan, lingkaran-lingkaran cahaya, dan persoalan-persoalan penglihatan malam daripada bentuk-betuk perawatan laser lainnya. 10 Wavefront-Optimized LASIK Wavefront-optimized LASIK adalah tipe perawatan laser yang tersedia pada laser Wavelight. Perawatan ini juga berdasarkan resep kacamata-kacamata pasien, namun juga mempertimbangkan lengkungan dan ketebalan kornea, dan mengaplikasikan tenaga laser dalam suatu cara yang unik pada keliling kornea. Laser ini telah ditemukan mengurangi komplikasi-komplikasi tersebut diatas seperti cahaya yang menyilaukan , lingkaran-lingkaran cahaya, dan penyimpangan-penyimpangan penglihatan malam lainnya yang adakalanya dapat terjadi dengan perawatanperawatan konvensional. Wavefront-Guided LASIK Wavefront-guided LASIK, juga dirujuk sebagai custom LASIK atau wavefront LASIK, adalah serupa LASIK konvensional, kecuali bahwa sebagai tambahan pada perawatan suatu refractive error dasar seorang pasien, perubahanperubahan spesifik pada mata pasien (penyimpangan-penyimpangan yang tinggi) dapat juga dirawat. Pada wavefront-guided LASIK, pemetaan khusus dilaksanakan sebelum operasi untuk mengidentifikasi ketidakaturan-ketidakaturan kecil mana saja pada sistim optik pasien. Ketika ketidakaturan-ketidakaturan ini parah/berat, mereka dapat mempengaruhi kwalitas penglihatan, kepekaan kontras, dan penglihatan malam. Jika ketidakaturan-ketidakaturan yang signifikan ditemukan pada pemetaan wafefront seorang pasien, wavefront-guided LASIK dapat digunakan, dan perawatan akan berdasarkan pada peta-wavefront yang dihasilkan. 2.5.Syarat untuk dilakukan Lasik Lasik hanya dapat dilakukan pada keadaan di bawah ini: • Umur telah lebih dari 18 tahun. • Ukuran kacamata masih dalam jangkauan kemampuan mesin o Myopia (minus) : Sph. -0,50 s/d -14,00 D dengan/ tanpa Cyl -0,50 s/d -5,00 D o Hypermetropia (plus) : Sph +0,50 s/d +5,00 D dengan/ tanpa Cyl +0,50 s/d +3,00 D. • Tidak mempunyai riwayat penyakit auto imun, karena Penyakitpenyakit autoimun tertentu yang telah lanjut, seperti lupus dan rheumatoid arthritis, mungkin mempengaruhi penyembuhan setelah operasi. 11 • Tidak sedang menyusui atau sedang hamil. • Kacamata telah stabil ukurannya. Keadaan yang memenuhi syarat untuk dapat dilakukan lasik : • Kornea cukup tebal untuk dapat dilaser setebal yang diperlukan untuk lasik. • Mempunyai kelainan refraksi. • Tidak menderita penyakit yang berhubungan dengan penglihatan. Pada mata dengan kelainan dibawah ini tidak dianjurkan untuk mendapat pengobatan lasik : • Mata yang sedang mengalami infeksi. • Selaput bening atau kornea yang terlalu tipis. • Mata kering atau dry eyes. • Menderita glaucoma. • Kelainan retina akibat diabetes mellitus. Mata yang tidak dapat dilakukan laser : • Kornea tipis. Karena semua operasi laser excimer (LASIK dan surface ablation) memerlukan pengangkatan jumlah-jumlah kecil dari jaringan kornea, Pasien-pasien yang mempunyai kornea-kornea yang sangat tipis berisiko untuk pelemahan kornea yang berlebihan setelah operasi dan mungkin bukan calon-calon yang baik untuk LASIK. Pada kasus-kasus ini, surface ablation atau prosedur-prosedur lain mungkin lebih tepat. • Keratoconus (Keratoconus adalah suatu penyakit kornea yang berakibat dari kekuatan kornea yang berkurang yang dapat dideteksi sebagai suatu lengkungan yang abnormal pada pengujian. kornea terlalu cembung). • Herpetic keratitis. • Progressive myopia. • Kornea sakit. • Glaukoma berat. • Katarak. • Kornea memarut, membentuk jaringan parut aktif. 12 • Dry eye (mata kering). Pasien-pasien dengan gejala-gejala mata kering, seperti terbakar, kemerahan, dan keluar air mata mungkin mempunyai gejala-gejala yang paling buruk setelah operasi LASIK. Ini terjadi karena syarafsyaraf kornea terpotong sewaktu prosedur ini, dan syaraf-syaraf ini sebagian bertanggung jawab untuk stimulasi pengeluaran air mata. Kebanyakan pasien-pasien mempunyai suatu pengembalian balik secara penuh pada keadaan garis dasar mereka setelah operasi.Bagaimanapun, pasien-pasien dengan mata kering yang signifikan sebelum operasi mungkin bukan calon-calon operasi yang tepat. • Blefaritis. • Operasi refraktif sebelumnya. Lasik kontra indikasi pada keadaan umum tubuh seperti : • Penyakit cardiovascular tidak terkontrol. • Penyakit autoimun. • Hamil. • Riwayat koloid. • Diabetes mellitus. Penyulit tindakan lasik : • Flep yang tipis. • Kerusakan retina dan papil saraf optic. • Infeksi. • Ektasi kornea. 2.6.Prosedur Preoperasi Sebelum prosedur operasi, pasien akan memerlukan suatu pemeriksaan mata yang penuh. Proses ini akan membantu menentukan apakah ada faktor-faktor risiko tertentu untuk dilakukannya lasik. Jika pasien memakai lensa-lensa kontak, pasien harus tidak memakainya untuk beberapa hari sebelum pemeriksaan dan menggunakan kacamata. Ini penting karena lensa-lensa kontak akan merubah bentuk kornea dan jika kornea tidak mempunyai cukup waktu tanpa lensa-lensa kontak, maka pengukuranpengukuran yang diambil sebelum operasi mungkin tidak akurat. 13 Selama pemeriksaan awal perlu ditanyakan riwayat tentang kondisi-kondisi mata dan medis pada masa lalu dan sekarang, termasuk operasi mata atau luka (trauma) manapun sebelumnya, riwayat obat-obat yang diminum, termasuk obat-obat bebas resep (over the counter), karena ini adakalanya dapat mempengaruhi penglihatan atau operasi. Juga pastikan untuk menanyakan alergi-alergi obat apa saja yang di punya. Pada hari operasi, pasien dianjurkan untuk menghindari menggunakan semua lotion-lotion, cream-cream, makeup, dan minyak-minyak wangi. Beberapa dari itemitem ini mengumpul pada bulu-bulu mata dan mungkin meningkatkan risiko infeksi, dimana yang lain-lain (lotion dan minyak wangi) dapat mempengaruhi fungsi laser. Pemeriksaan yang diperlukan sebelum tindakan lasik 1. Pemeriksan tear film. Untuk uji mata kering atau dry eye dapat dilakukan dengan tearscope atau ferning test. 2. Lebar pupil. Untuk mengurangkan keluhan halo dan glare akibat laser, perlu diperhitungkan apakah di tempat gelap atau pupil lebar fisiologik tepi cekungan laser akan terletak dalam pupil sehinga menimbulkan glare, silau atau halo. Untuk menghindari maka dapat diperhtungkan untuk membuat gambaran kecekungan khusus. 3. Topografi kornea. Komputer akan memberikan warna tertentu pada permukaan kornea yang berbeda. Gambaran topografi dapat memberikan gambaran tidak normal permukaan kornea seperti astigmat, keratokonus, dan permukaan yang tipis lainnya. Gambaran ini kadang – kadang memberikan informasi tidak mungkinnya dilakukan lasik seperti yang dikehendaki. 14 4. Pachimetri. Dengan pachimetri dapat diketahui tebalnya kornea. Hasil dari pachimetri menetukan sedalam apa dapat dilakukan pengangkatan permukaan kornea. Sebelum pembedahan, perlu diketahui tebal kornea supaya tidak terjadi penetrasi dan tidak menembus terlalu dalam. 5. Uji papan placido. Uji plasido digunakan untuk melihat kelengkungan kornea. Dipakai papan plasido dengan gambaran lingkaran konsentris putih hitam yang menghadap pada sumber cahaya atau jendela, sedang pasien sendiri membelakangi jendela. 6. Pemeriksaan fundus okuli. Pemeriksaan fundus dilakukan untuk melihat adanya kelemahan retina pada myopia yang mungkin perlu diatasi terlebih dahulu dengan koagulasi laser retina perifer. 7. Adanya glaucoma. Pada mata dengan glaucoma akan dapat terjadi ektasi dari bagian sentral yang dikupas. Sebaiknya mata glaucoma tidak dilakukan lasik untuk myopia nya. 2.7.Prosedur Operasi Lasik Operasi dilakukan dengan pasien terjaga dan mobile, namun kadang-kadang pasien ringan diberi obat penenang (seperti Valium) dan anestesi tetes mata. Operasi mata LASIK biasanya memakan waktu kurang dari 30 menit untuk melaksanakan operasi pada kedua mata-mata. Lasik dilakukan dalam beberapa langkah. Langkah Pertama Setelah anestesi obat tetes mata diletakkan pada mata, sebuah cincin pengisap berpusat di atas kornea mata. Cincin ini merupakan cincin suction yang berfungsi untuk menstabilkan posisi mata dan meningkatkan tekanan ke tingkat yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik microkeratome. Panduan trek pada cincin suction ini 15 digunakan untuk menyediakan jalur yang tepat untuk microkeratome. Langkah kedua Microkeratome merupakan alat yang sangat tepat dan "batu kunci" dalam prosedur LASIK. Perangkat ini adalah alat cukur mekanis yang berisi pisau tajam yang bergerak maju mundur dengan kecepatan tinggi. Alat cukur ini ditempatkan di trek panduan dari cincin isap dan maju di kornea menggunakan roda pada kecepatan yang terkontrol. Proses ini menciptakan sebuah penutup parsial dalam seragam ketebalan kornea. Flap dibuat dengan meninggalkan sebagian kornea yang belum dipotong untuk menyediakan sebuah engsel. Langkah ketiga Setelah cincin dan microkeratome suction telah diambil, maka flap kornea dilipat kembali pada engsel untuk mengekspos bagian tengah kornea. Segala kelembaban yang berlebihan pada jaringan akan dikeringkan, dan ketebalan kornea yang terletak dibawahnya akan diukur. 16 Langkah keempat Excimer laser yang kemudian digunakan untuk menghapus jaringan dan membentuk kembali pusat kornea. Jumlah jaringan yang dikeluarkan tergantung pada tingkat dekat-sightedness yang sedang diperbaiki. Ini bagian dari prosedur LASIK hampir identik dengan prosedur PRK, kecuali dalam PRK permukaan kornea diperlakukan tanpa pembentukan flap kornea. Langkah kelima Pada langkah terakhir, yang berengsel flap dilipat kembali ke posisi semula. Permukaan depan mata sekarang datar sejak flap sesuai dengan permukaan yang mendasari. Akibatnya, perubahan yang dibuat di tengah kornea diterjemahkan ke permukaan depan kornea. 2.8.Perawatan Pascaoperasi Segera setelah prosedur selesai, gejala yang mungkin akan dirasakan adalah mata terasa seperti teriritasi, terbakar, gatal, atau merasa seperti ada ssesuatu didalamnya. Mata akan seringkali berair atau keluar air mata secara berlebihan, dan penglihatan akan menjadi sedikit banyaknya kabur. Hal yang paling penting untuk dihindari selama waktu ini adalah menggosok mata, karena menggosok mata dapat 17 memindahkan atau menggeser penutup kornea. Menggunakan air mata tiruan yang berlimpah dan istirahat dengan mata tertutup akan paling efektif meredakan sensasisensasi ini. Pada beberapa kejadian-kejadian, mungkin ada ketidaknyamanan yang menigkat atau bahkan suatu derajat nyeri yang ringan, untuk mana dapat diberikan obat penghilang nyeri. Pada kebanyakan kasus-kasus, obat-obat anti-peradangan nonsteroid, seperti ibuprofen, adalah cukup untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat diberikan obat tetes mata antibiotik dan tetes anti-peradangan (steroids) yang digunakan sampai berminggu-minggu setelah operasi. Gejala-gejala lain yang mungkin dirasakan segera setelah operasi termasuk kepekaan sinar, penglihatan berkabut, cahaya yang menyilaukan, melihat ledakanledakan bintang atau lingkaran-lingkaran cahaya disekeliling sinar-sinar, atau mata yang memerah. Semua gejala-gejala ini seharusnya membaik melalui beberapa hari pertama setelah operasi. Pasien juga dianjurkan untuk tidak memakai make up pada mata untuk beberapa minggu setelah operasi. Pasien harus secara memadai diberitahu oleh ahli bedah tentang pentingnya tepat perawatan pasca-operasi untuk memperkecil risiko komplikasi. Penglihatan akan stabil dalam minggu pertama atau kedua, namun itu mungkin terus menerus berubah melalui beberapa bulan-bulan pertama setelah operasi. Mungkin memakan waktu dari tiga sampai enam bulan untuk penglihatan stabil sepenuhnya. Gejala-gejala penglihatan lain, seperti cahaya yang menyilaukan, melihat lingkaran-lingkaran cahaya, dan kesulitan mengendarai mobil waktu malam hari, mungkin berlanjut selama periode stabilisasi ini. Perawatan-perawatan tambahan, atau perbaikan-perbaikan, mungkin diperlukan setelah operasi, namun stabilitas dari kornea akan perlu ditegakkan sebelum perawatan-perawatan apa saja yang diulang dilaksanakan. Sebelum perbaikan-perbaikan dipertimbangkan, Pasien harus telah mempunyai pengukuran-pengukuran mata yang konsisten pada dua kunjungan yang berurutan. 2.9.Komplikasi Lasik 1. Flaps kornea tipis dan tombol lubang : komplikasi ini umumnya disebabkan oleh tidak memadainya microkeratome, kualitas pisau microkeratome yang jelek kualitasnya, kornea yang curam atau kerusakan microkeratome. Pengobatan terbaik adalah dengan menghentikan prosedur, menggantikan flap 18 dan dalam tiga sampai empat bulan melakukan keratectomy baru menggunakan plat yang lebih tebal . 2. Under Correction – Over Correction : Disebabkan penyerapan energi yang tidak sempurna. Dapat diatasi dengan “enhancement” 3. Flap kornea yang terputus: kornea benar-benar terputus dari engsel yang dibuat. Kornea diganti setelah perawatan laser dan menjaga kelembaban kornea. Kelopak mata dibuat tertutup dan pasien diperiksa hari berikutnya. 4. Flap yang bergeser: Kadang kala setelah operasi lasik, terjadi kecelakaan atau menggosok mata yang terlalu keras, flap dapat bergeser. Tidak ada pembuluh darah di flap sehingga selama tiga tahun setelah LASIK, flap bergeser dapat terjadi. 5. Epitel tumbuh ke dalam secara berulang: lapisan atas kornea (epitel) dapat tumbuh di bawah flap. Biasanya self limited tetapi dapat tumbuh di bawah flap hingga ke pupil. Jika pertumbuhan epitel mengganggu penglihatan, flap dapat diangkat dan sel-sel epitel dihapus. Kondisi ini dapat terulang kembali. 6. Microbial keratitis: infeksi di bawah flap kornea sangat jarang terjadi. Faktor-faktor seperti infeksi, riwayat herpes mata, dan pemakaian steroid jangka panjang pada mata dapat meningkatkan risiko infeksi. Dapat terjadi infeksi bakteri atau jamur. Pencegahan adalah usaha yang terbaik dengan cara teknik bedah steril. Pengobatan dengan topikal antibiotic untuk membentengi mata dari infeksi. 7. Kornea yang meleleh: Flap dapat mencair yang disebabkan oleh penyakit sistemik seperti rheumatoid arthritis atau jika gangguan lokal kornea hadir. Steroid, pelumas kornea dan lensa kontak dapat membantu menyembuhkan permukaan kornea. 8. Diffuse lamellar keratitis (DLK): peradangan yang tidak biasa antara flap dan kornea. Penyebab terbanyak adalah debris di bawah flap dan bakteri endotoksin. Penatalaksanaan pada tahap awal adalah pemberian topikal kortikosteroid. Kemudian, flap diangkat dan pengobatan dengan steroid dan antibiotik digunakan. 9. Corneal ectasia: penipisan kornea dapat terjadi dalam beberapa minggu, bulan atau tahun setelah perawatan kornea. Penyebab komplikasi ini masih sulit dijelaskan. Satu faktor yang mungkin terlibat merupakan sisa ketebalan stroma. Setelah pengobatan “bed thickness” perlu setidaknya 250-300 mikron 19 tebal. Banyak ahli bedah tidak akan beroperasi pada kornea kurang dari 500 mikron. Beberapa ahli bedah menggunakan Advanced Surface Ablation untuk mencegah ektasia kornea. 10. Night glare and halos: Silau pada malam hari dan halos telah dikurangi dengan laser yang lebih baru Excimer zona perawatan yang meluas hingga 8 mm. Halos, starbursts, silau, dan masalah penglihatan umum lainnya dapat terjadi ketika flap kornea tidak mematuhi dengan benar ke mata setelah diganti, atau ketika pupil berdilatasi untuk ukuran yang lebih besar daripada zona perawatan. Beberapa pasien dengan ukuran pupil dalam gelap 8 milimeter atau lebih adalah calon pasien yang tidak baik untuk operasi laser. Ini komplikasi dari operasi LASIK paling sering menghilang dalam bulan pertama setelah prosedur LASIK, tetapi jika gejalanya menetap, penggunaan kacamata atau pengobatan tambahan biasanya dapat mengatasi masalah ini. 11. Dry Eyes : Salah satu komplikasi yang paling umum dari pembedahan LASIK kekeringan mata, yang dapat memanifestasikan dirinya dalam bentuk kemerahan, gatal, penglihatan kabur, pengerasan kulit, atau sensasi bahwa ada benda asing di mata. Untungnya, pasca LASIK, komplikasi mata kering biasanya hilang dalam waktu tiga bulan pertama setelah operasi, dan mudah lega dengan menggunakan pelumas bebas pengawet tetes. 12. Kehilangan sensitivitas kontras: Hilangnya sensitivitas kontras setelah operasi LASIK dapat mengganggu kemampuan pasien untuk melihat objek dengan jelas. Hal ini terutama terlihat pada kondisi cahaya rendah dan dapat mempengaruhi kemampuan mengemudi malam. Pasien biasanya menemukan bahwa kepekaan kontras kembali normal dalam waktu enam bulan. 2.1.0.Keuntungan dan kerugian dari lasik Keuntungan-Keuntungan Operasi LASIK Secara ringkas, meskipun risiko-risiko yang diuraikan secra singkat diatas, LASIK telah dibuktikan aman dan efektif untuk kebanyakan orang-orang. Dengan penyaringan dan pemilihan pasien secara hati-hati, harapan-harapan yang layak, dan dalam perawatan dari seorang ahli bedah yang berpengalaman, kebanyakan pasienpasien akan sangat senang dengan hasil-hasil mereka. Ini adalah beberapa dari keuntungan-keuntungan lain dari LASIK: 20 • LASIK mampu untuk mengkoreksi secara akurat kebanyakan tingkatantingkatan dari myopia (nearsightedness), hyperopia (farsightedness), dan astigmatism. • Prosedurnya cepat, biasanya berlangsung hanya lima sampai 10 menit, dan biasanya tidak sakit. • Karena lasernya dituntun oleh sebuah komputer, ia adalah sangat tepat dan hasil-hasilnya adalah sangat akurat. • Pada kebanyakan kasus-kasus, suatu perawatan tunggal akan mencapai hasil yang diinginkan; bagaimanapun, perbaikan-perbaikan adalah mungkin jika diperlukan, bahkan bertahun-tahun setelah operasi pertama/awal. Kerugian-Kerugian Operasi LASIK • Karena setiap pasien akan sembuh secara sedikit berbeda, hasil-hasil mungkin bervariasi dari pasien ke pasien. • LASIK dapat membuat beberapa aspek-aspek penglihatan anda lebih buruk, termasuk penglihatan malam dengan cahaya yang menyilaukan dan lingkaranlingkaran cahaya. • LASIK mungkin membuat gejala-gejala mata kering lebih buruk pada individu-individu tertentu. • Pada keadaan-keadaan yang jarang, LASIK dapat membuat penglihatan anda lebih buruk dan tidak dapat dikoreksi dengan kacamata-kacamata atau lensalensa kontak reguler (biasa). 2.1.1.Perbandingan teknik Lasik dengan bedah refraksi lainnya Jenis Bedah Refraksi Radial Keratotomi Teknik yang Digunakan DENGAN MELAKUKAN SAYATAN PADA KORNEA SEBANYAK 2, 4, 6 ATAU 8 DILUAR OPTICAL CLEAR ZONE ( MENGKOREKSI Keratomileusis 8 MM) BENTUK KORNEA DISESUAIKAN DENGAN IDEALNYA. • SEBAGIAN DARI KETEBALAN DIAMBIL (0,30-0,50) UNTUK DENGAN KORNEA MIKRO KERATOME • KORNEA PENIPISAN 21 YANG DIAMBIL SEHINGGA DILAKUKAN SESUAI DENGAN BENTUK KORNEA EMMETROPIA Keratofaki • DIJAHITKAN PADA BEKAS LUKA KORNEA • BISA AUTOLOGUS (KORNEA SENDIRI) ATAU • HOMONIMUS (KORNEA DONOR). MEMBUANG EPITEL KORNEA KEMUDIAN MEMBUAT RESIPIEN, SAYATAN PADA MEMBRANA BOWMAN • MEMASANG KORNEA DONOR YANG TELAH DIATUR KEKUATAN (KETEBALANNYA REFRAKSINYA SAMPAI MEMBRANA BOWMAN) • MENJAHIT KORNEA DONOR PADA KORNEA RESIPIEN Photo Refractive EPITEL KORNEA Keratektomi SEBAGIAN), DIKEROK KEMUDIAN (DIBUANG STROMA KORNEA DIABLASI DENGAN ARGON FLUORIDE (AF) DAN KRYPTON FLUORIDE (KrF), SEHINGGA KEKUATAN REFRAKSI KORNEA SESUAI YANG DIINGINKAN. Lasik MENCIPTAKAN SUATU PENUTUP PARSIAL DI DALAM KORNEA MATA. PENUTUP DIBUAT DENGAN MENINGGALKAN SEBAGIAN DARI KORNEA YANG BELUM DIPOTONG BERFUNGSI EXCIMER SEBAGAI LASER ENGSEL. YANG KEMUDIAN DIGUNAKAN UNTUK MEMINDAHKAN JARINGAN DAN MEMBENTUK Keratoplasty KEMBALI PUSAT DARI KORNEA MATA. • PENCANGKOKAN KORNEA • KORNEA RESIPIEN DIANGKAT SELURUH KETEBALANNYA, LALU DIGANTI DENGAN KORNEA DONOR 22 BAB III KESIMPULAN • Lasik (Laser Assisted Insitu Keratosmileusis) adalah prosedur yang mengubah bentuk kornea secara permanen, mencakup hingga bagian depan mata dengan menggunakan excimer laser. • Lasik sebagai alat bantu koreksi kelainan refraksi (pembiasan) pada miopia, hipermetropia, dan astigmatis. • Lasik menggunakan laser pada alat yang disebut ultraviolet excimer laser. Alat ini menggunakan panjang gelombang (λ) 193 nm dalam pembedahan lasik. • Lasik hanya dapat dilakukan pada keadaan di bawah ini: • Umur telah lebih dari 18 tahun. • Ukuran kacamata masih dalam jangkauan kemampuan mesin o Myopia (minus) : Sph. -0,50 s/d -14,00 D dengan/ tanpa Cyl -0,50 s/d -5,00 D o Hypermetropia (plus) : Sph +0,50 s/d +5,00 D dengan/ tanpa Cyl +0,50 s/d +3,00 D. • • Tidak mempunyai riwayat penyakit auto imun. • Tidak sedang menyusui atau sedang hamil. • Kacamata telah stabil ukurannya. Mata yang tidak dapat dilakukan laser : • Kornea tipis. • Keratoconus. • Herpetic keratitis. • Progressive myopia. • Kornea sakit. • Glaukoma berat. • Katarak. • Kornea memarut, membentuk jaringan parut aktif. 23 • • • Dry eye (mata kering). • Blefaritis. • Operasi refraktif sebelumnya. Pemeriksaan yang diperlukan sebelum tindakan lasik • Pemeriksan tear film. • Lebar pupil. • Topografi kornea. • Pachimetri. • Uji papan placido. • Pemeriksaan fundus okuli. • Adanya glaucoma. Langkah – langkah operasi Lasik: • Step 1 : Suatu cincin pengisapan memusat di atas kornea mata dari mata. • Step 2: Proses ini menghasikan suatu penutup parsial di dalam kornea mata dengan ketebalan yang sama. Penutup diciptakan dengan meninggalkan sebagian dari kornea mata belum dipangkas untuk menyediakan suatu engsel. • Step 3: Penutup cornea dibalik/dibuka sehingga bagian kornea mata dapat terlihat dengan jelas. • Step 4: Excimer laser kemudian digunakan untuk memindahkan jaringan dan membentuk kembali pusat dari kornea mata. • Step 5: Pada langkah terakhir, penutup dapat dikembalikan ke dalam posisi aslinya. • Komplikasi Lasik • Flaps kornea tipis dan tombol lubang • Flap kornea yang terputus • Flap yang bergeser • Epitel tumbuh ke dalam secara berulang • Microbial keratitis • Kornea yang meleleh • Diffuse lamellar keratitis (DLK 24 • Corneal ectasia • Night glare and halos • Dry Eyes • Kehilangan sensitivitas kontras • Keuntungan-Keuntungan Operasi LASIK • LASIK mampu untuk mengkoreksi secara akurat kebanyakan tingkatantingkatan dari myopia (nearsightedness), hyperopia (farsightedness), dan astigmatism. • Prosedurnya cepat, biasanya berlangsung hanya lima sampai 10 menit, dan biasanya tidak sakit. • Karena lasernya dituntun oleh sebuah komputer, ia adalah sangat tepat dan hasil-hasilnya adalah sangat akurat. • Pada kebanyakan kasus-kasus, suatu perawatan tunggal akan mencapai hasil yang diinginkan; bagaimanapun, perbaikan-perbaikan adalah mungkin jika diperlukan, bahkan bertahun-tahun setelah operasi pertama/awal. • Kerugian-Kerugian Operasi LASIK • Karena setiap pasien akan sembuh secara sedikit berbeda, hasil-hasil mungkin bervariasi dari pasien ke pasien. • LASIK dapat membuat beberapa aspek-aspek penglihatan anda lebih buruk, termasuk penglihatan malam dengan cahaya yang menyilaukan dan lingkaranlingkaran cahaya. • LASIK mungkin membuat gejala-gejala mata kering lebih buruk pada individu-individu tertentu. • Pada keadaan-keadaan yang jarang, LASIK dapat membuat penglihatan anda lebih buruk dan tidak dapat dikoreksi dengan kacamata-kacamata atau lensalensa kontak reguler (biasa). 25 DAFTAR PUSTAKA 1. Hampton Roy, M.D . LASIK and advanced surface ablation.http://www.medrounds.org/LASIK/2005/10/chapter-2-complicationsof-lasik.html. 2. H.Ilyas,Sidarta.Prof, dr, Sp.M. Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Jakarta. 3. H.Ilyas,Sidarta.Prof, dr, Sp.M. Kelainan Refraksi dan Kacamata edisi kedua. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. Jakarta. 4. Sidohutomo Armanto, dr.Sp.M. Diktat Kuliah : Bedah Refraksi Kornea. Fakultas Kedokteran Wijaya Kusuma Surabaya.2009.Surabaya. 5. Unknown. Laser Assisted in Situ Keratomileusis. www.wikipedia.com. 6. Unknown. Lasik and Side Effect. http://www.docshop.com/education/vision/refractive/lasik/side-effects/ 7. Unknown.Laser Asssisted in Situ Keratomilesusis. http://www.vision-andeyes.com/articles/lasik/types-of-lasik.php. 26