1. pendahuluan - IPB Repository

advertisement
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kondisi lingkungan baik tanah, udara dan air saat ini cenderung mengalami
penurunan akibat semakin meningkatnya kegiatan antropogenik. Air sebagai
sumberdaya terbarukan menjadi salah satu lingkungan yang mengalami
penurunan kualitas cukup serius dan perlu mendapatkan perhatian dari segenap
elemen masyarakat, karena air merupakan unsur yang sangat vital dalam
menunjang kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup termasuk didalamnya
manusia.
Penurunan kualitas sumberdaya air dari beberapa penelitian diketahui
cenderung tidak sesuai lagi peruntukkannya akibat masuknya bahan pencemar
yang berasal dari kegiatan antropogenik baik industri maupun domestik yang
semakin meningkat. Bahan pencemar yang masuk ke perairan pada umumnya
mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan terhadap sifat-sifat fisika, kimia
maupun biologi seperti mengandung zat-zat yang bersifat racun dan menyebabkan
deoksigenasi, naiknya temperatur, serta meningkatnya padatan tersuspensi dan
terlarut serta partikulat bahan organik. Masuknya limbah ke dalam perairan akan
mengubah kondisi ekologi perairan dan komunitas di dalamnya (Stoddard et al.
2003; Bledsoe
et al. 2004; Tuvikene et al. 2005). Selain itu bahan polutan
yang masuk ke perairan mengakibatkan berkurangnya jumlah keragaman dan
kepadatan biota serta hilangnya spesies sensitif (Timm et al. 2001; Chakrabarty &
Das 2006). Sedangkan secara tidak langsung akan berefek pada perubahan
interaksi spesies dan penurunan kualitas makanan (Courtney & Clements 2002).
Penilaian kualitas perairan yang umum digunakan adalah penilaian
berdasarkan sifat fisika dan kimia perairan, karena mudah dibandingkan dan dapat
ditentukan secara langsung. Akan tetapi penilaian ini memberikan hasil
interpretasi yang cenderung bias dan kurang akurat, karena air memiliki sifat
sebagai pelarut yang umum bagi beberapa konsentrasi bahan pencemar, selain itu
juga akibat pengaruh fluktuasi musiman dan harian serta adanya kemampuan
pulih diri (self purification) perairan. Untuk melengkapi penilaian kualitas
lingkungan perairan agar lebih menggambarkan kondisi lingkungan yang
2
sebenarnya maka dilakukan juga upaya untuk mengetahui perubahan yang terjadi
pada biota akuatik yang berinteraksi langsung dengan faktor fisika dan kimia yang
terdapat pada ekosistem perairan dari waktu ke waktu. Penilaian dengan
menggunakan biota akuatik ini dikenal dengan istilah ”Bioindikator”.
Penggunaan komunitas biologi untuk indikator penilaian kualitas perairan
telah banyak dikembangkan untuk memperbaiki serta memahami hubungan
kualitas air dengan kesatuan komunitas biologi (integrity biological communities)
(Karr et al. 1986; Hughes et al. 1991; Dixit et al. 1992). Menurut Dziock et al.
(2006) biota yang digunakan sebagai indikator biologi (bioindicator) adalah
organisme yang mampu beradaptasi terhadap fluktuasi kondisi lingkungan dalam
periode waktu cukup lama dan meresponnya atau merekam informasi yang
ditimbulkannya. Sedangkan Norris dan Thoms (1999) menyebutkan keterlibatan
penggunaan materi biologi sebagai indikator biologi sangat penting dalam
pengelolaan perairan, karena pengaruh kerusakan lingkungan akibat pencemaran
biasanya berdampak negatif bagi kelangsungan hidup biota akuatik sebagai titik
akhirnya.
1.2. Perumusan Masalah
Sungai Ciliwung sebagai salah satu sungai besar di Jawa Barat memiliki
peranan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya. Kondisi
lingkungan perairan Sungai Ciliwung saat ini banyak mengalami penurunan
akibat meningkatnya kegiatan antropogenik yang berada di sepanjang DAS nya.
Salah satu permasalahan yang timbul adalah terjadinya pencemaran air Sungai
Ciliwung akibat masuknya bahan organik, sehingga kualitas airnya tidak sesuai
lagi dengan peruntukkannya yang ditandai dengan adanya perubahan terhadap
beberapa paremeter fisika-kimia perairan seperti penurunan konsentrasi oksigen
terlarut, meningkatnya unsur hara N dan P dan naiknya konsentrasi total
suspended solid (TSS). Menurut Kido et al. (2009) aktivitas antropogenik yang
berupa limbah baik rumah tangga, pertanian/sawah, peternakan, dan industri
merupakan sumber pencemar yang berpotensi menurunkan kualitas air Sungai
Ciliwung.
3
Pemantauan kualitas perairan Sungai Ciliwung yang umum dilakukan
adalah parameter fisika, kimia maupun biologi dan masih bersifat parsial sehingga
hasilnya masih belum mencerminkan kondisi kualitas perairan yang sebenarnya.
Guna memperoleh data informasi kualitas perairan Sungai Ciliwung yang
mendekati kondisi sebenarnya, maka data kualitas air dari parameter fisika, kimia
dan biologi tersebut dianalisis secara terintegrasi yang saat ini banyak
dikembangkan dengan menggunakan konsep multimetrik. Tahapan penelitian
penggunaan konsep multimetrik seperti terlihat pada Gambar 1.
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masuknya unsur hara
N dan P ke perairan Sungai Ciliwung serta kaitannya dengan perubahan biomassa
dan struktur komunitas perifiton serta penilaian kondisi ekologis sungai
berdasarkan konsep multimetrik.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam membantu
mengambil kebijakan pengelolaan Sungai Ciliwung akibat gangguan ekologi yang
berasal dari masuknya unsur hara maupun perubahan lingkungan akibat dari
aktivitas antropogenik.
1.5. Hipotesis
Keberadaan bahan pencemar khususnya unsur hara N dan P yang masuk ke
perairan Sungai Ciliwung akan berpengaruh terhadap kondisi kualitas perairan
sehingga struktur dan kelimpahan perifiton juga mengalami perubahan.
4
Kualitas fisik dan
kimia perairan
sungai: arus, pH,
DO, suhu,
konduktivitas
Hidromorfologi
S. Ciliwung
Perifiton
Habitat
Hidrodinamika
perairan Sungai
Ciliwung
Indeks
kualitas air
Sungai
Ciliwung
Evaluasi kandidat metrik dalam PIBI:
- Kekayaan taksa dan komposisi
- Atribut populasi
- Toleransi dan sensivitas
- Diaknostik lingkungan
Indeks Habitat
Analisa
korelasi
CCA
Sensifitas
metrik
PIBI
Tidak
Ya
Gambar 1. Diagram alir perumusan masalah penelitian
Karakterisasi
perifiton: alga
dan diatom
Konsep
multimetrik
Kondisi perifiton
untuk Sungai
Ciliwung
Kebijakan
pengelolaan kualitas
perairan Sungai
Ciliwung
Download