BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rasio Profitabilitas Profitabilitas

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
perusahaan. Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan. Profitabilitas merupakan faktor yang seharusnya
mendapat perhatian penting karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu
perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Tanpa
adanya keuntungan (profit), maka akan sulit bagi perusahaan untuk menarik
modal dari luar. Dalam melakukan analisis perusahaan, di samping melihat
laopran keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis
rasio keuangan. Van Horne, Wachowics (2005:222), menjelaskan rasio
profitabilitas adalah “ rasio keuangan yang menghubungkan laba dengan
penjualan investasi pada perusaahaan “. Rasio profitabilitas terbagi lagi menjadi
dua jenis rasio, yaitu :
-
rasio profitabilitas yang terkait dengan penjualan,
-
rasio yang berkaitan dengan investasi.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
(operating asset).
Universitas Sumatera Utara
Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan
aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh
penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan.
Gibson (2001:303), profitability is the ability of a firm to generate earnings. It
is measured relative to a number of bases, such as assets, sales, and investment”.
Gibson mengartikan profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk
meningkatkan laba perusahaan, profitabilitas ini diukur dengan membandingkan
laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak
ukur keberhasilan perusahaan seperti aktiva perusahaan, penjualan dan investasi.
Sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh
perusahaan.
Penggunaan rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan
perbandingan antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan keuangan,
terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat
dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat
perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau
kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.
Kasmir (2008:197) menjelaskan bahwa “ hasil pengukuran dapat dijadikan
sebagai alat evaluasi kinerja manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja
secara efektif atau tidak. Kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai
bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk
menggantikan manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama
mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio profitabilitas ini sering disebut
sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang dipakai hanya yang terkait dengan investasi yaitu
Return On Asset (ROA). Return On Asset merupakan rasio antara saldo laba bersih
setelah pajak dengan jumlah asset perusahaan secara keseluruhan
1. Pengertian Return On Asset (ROA)
Munawir (2002:269), “Return On Asset merefleksikan seberapa banyak
perusahaan telah memperoleh hasil atas sumber daya keungan yang
ditanamkan oleh perusahaan”.
Rasio ROA ini sering dipakai manajemen untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dan menilai kinerja operasional dalam memanfaatkan
sumber daya yang dimiliki perusahaan, disamping perlu mempertimbangkan
masalah pembiayaan terhadap aktiva tersebut. Nilai ROA yang semakin
mendekati 1, berarti semakin baik profitabilitas perusahaan karena setiap
aktiva yang ada dapat menghasilkan laba. Dengan kata lain semakin tinggi
nilai ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio
keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.
ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula
atau rugi, hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan
secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba.
Universitas Sumatera Utara
2. Keunggulan ROA (Return On Asset)
ROA menggambarkan sejauhmana tingkat pengembalian dari seluruh asset
yang dimiliki perusahaan.ROA digunakan oleh manjemen perusahaan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Pengukuran
kinerja keuangan perusahaan dengan ROA memiliki keuntungan yaitu ROA
merupakan
pengukuran
yang
komprehensif
dimana
seluruhnya
mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini. Laporan
keuangan yang dimaksud adalah laporan laba rugi dan neraca. Keunggulan
lain yang didapat dari pengukuran kinerja dengan ROA adalah perhitungan
ROA sangat mudah dihitung dan dipahami. ROA juga merupakan
denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang
bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. Dalam pengukuran
kinerja keuangan perusahaan, setiap unit organisasi yang ada dalam
perusahaan dapat menggunakan ROA untuk mengetahui profitabilitas dari
setiap unit usaha.
3. Kelemahan ROA (Return On Asset)
Dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan ROA juga memiliki
kelemahan disamping memiliki keunggulan yaitu dalam mengukur kinerja
dengan ROA manajemen cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka
pendek dan bukan tujuan jangka panjang. Sebuah project dalam pengukutran
kinerja dengan ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project
tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang berupa
Universitas Sumatera Utara
pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan
pengguanaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas
produk dalam jangka panjang. Oleh karena itu, manajer divisi memiliki
kecenderungan untuk melewatkan proyek-proyek jangka panjang, meskipun
pada kenyataannya proyek-proyek tersebut dapat meninngkatkan tingkat
keuntungan perusahaan secara keseluruhan.
B. Economic Value Added (EVA)
1. Pengertian Economic Value Added (EVA)
EVA merupakan suatu konsep pengukuran kinerja keuangan perusahaan
yang mulai dikembangkan oleh Stern & Co, suatu perusahaan konsultan
manajemen keuangan.sejak itu banyak perusahaan besar menerapkan EVA
sebagai alat ukur keberhasilan manajemen dan penciptaan nilai perusahaan.
Menurut Rudianto (2006:340), “EVA adalah suatu sistem manajemen
keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang
menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercapai jika perusahaan
mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal
(cost of capital). Hansen (2005:829) menyatakan bahwa “nilai tambah
ekonomi (EVA) merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya
modal”.
Young, O’Byrne (2001:17), “EVA merupakan pengukuran yang
didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis (residual income), dimana
kekayaan hanya bisa diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya
Universitas Sumatera Utara
operasi dan biaya modal. EVA memiliki kaitan dengan penciptaan nilai
perusahaan, dan nilai perusahaan sekarang mencerminkan total penciptaan
nilai selama umur perusahaan tersebut.
Young, O’Byrne, (2001: 5) menjelaskan “ EVA mengukur perbedaan,
dalam pengertian keuangan, antara pengembalian atas modal perusahaan dan
biaya modal. Itu serupa dengan pengukuran keuntungan dalam akuntansi
konvensional, tetapi dengan satu perbedaan penting, EVA mengukur biaya
seluruh modal. Angka nilai bersih dalam Laporan Laba Rugi hanya
mempertimbangkan jenis biaya modal yang mudah dilihat dan sementara
mengabaikan biaya ekuitas.
Ide dasar di balik EVA bukanlah baru. Esensi dari EVA adalah
pengemasan ulang dari manajemen keuangan yang dapat dipercaya dan
prinsip keuangan yang sudah lama ada. Namun, EVA merupakan inovasi
terpenting karena EVA membuat teori keuangan modern dan implikasi
manajerial. Teori ini lebih mudah diakses oleh manajer perusahaan yang tidak
terlatih dengan baik dalam keuangan atau tidak pernah memikirkannya. EVA
membantu para manajer untuk lebih memahami tujuan keuangan, dan dengan
demikian membantu mereka untuk mencapai tujuan.
Nilai perusahaan dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari total modal
yang diinvestasikan ditambah dengan nilai sekarang dari total EVA
perusahaan di masa yang akan datang. Semakin tinggi EVA berarti semakin
tinggi kinerja perusahaan dan sebaliknya semakin rendah EVA berarti
semakin rendah kinerja perusahaan.
EVA dapat diartikan sebagai suatu estimasi terhadap keuantungan
ekonomis perusahaan selama periode tertentu dan secara substansial berbeda
dengan laba akuntansi, hal ini disebabkan oleh adanya elemen biaya modal
Universitas Sumatera Utara
yang diperhitungkan dalam EVA yang tidak diperhitungkan dalam laba
akuntansi tradisional dan faktor-faktor lainnya yang berkaitan dengan
adjustments, seperti adjustments, inventory valuations.
Sesuai dengan pengertian EVA oleh Bringham, Houston (2001:73), EVA is
the difference between after tax operating profit and total cost of capital,
including the cost of equity capital. EVA is an estimate of the value createdf
by management during the year and it differs substantuially from accounting
profit because no charge for the use of equity capital is reflected in
accounting profit”.
Brigham dan Houston memandang EVA sebagai pengukuran terhadap
nilai manajemen perusahaan yang paling tepat karena dalam perhitungannya
EVA memperhitungkan biaya modal baik biaya modal dari ekuitas saham
maupun dari biaya hutang, konsep perhitungan laba akuntansi pada
umumnya, dimana dalam akuntansi tidak memperhitungkan biaya modal.
EVA memiliki kaitan dengan penciptaan nilai perusahaan, dan nilai
perusahaan sekarang mencerminkan total penciptaan nilai selama umur
perusahaan tersebut.
Dari penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa EVA
merupakan suatu alat ukur atas keuntungan sebenarnya dari hasil operasi
perusahaan dengan memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan
biaya-biaya modal baik dari pinjaman maupun ekuitas pemegang saham yang
dihitung secara tertimbang. Selain itu, EVA juga merupakan alat komunikasi
yang efektif bagi pencviptaan nilai perusahaan dan pengukur kinerja
perusahaan yang berkaitan dengan pengimplementasian nilai investasi di
pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
2. Elemen Economic Value Added (EVA)
Elemen-elemen Economic Value Added (EVA) adalah sebagai berikut :
1. NOPAT (Net Operating After Tax)
Net Operating After Tax ( NOPAT) merupakan laba yang diperoleh
dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan (Sartono,
2001:100).
Peak, Milton (2001 :6), menjelaskan NOPAT sebagai Net
Operating Income (NOI), “ NOI is the amount of money generated
exclusively from operations”. Peak dan Milton menejelaskan bahwa
Net Operating Income adalah sejumlah uang yang diperoleh hanya dari
operasional perusahaan, tanpa ada penambahan keuntungan lainnya
yang sifatnya tidak rutin.
NOPAT = Laba (Rugi) Usaha − Pajak
Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current
operating yang merupakan laba sebelum bunga. Pajak yang digunakan
dalam perhitungan EVA adalah pengorbanan yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam penciptaan nilai tersebut.
2. Invested Capital
Invested capital merupakan hasil reorganisasi neraca untuk melihat
besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditor
dan pemodal (Sartono, 2001:101). Dilihat dari segi investasi, jumlah
modal yang ditanamkan mengindikasikan besarnya nilai yang ditanam
oleh investor di dalam perusahaan melalui pembelian surat berharga
Universitas Sumatera Utara
yang diterbitkan oleh perusahaan emiten. Semakin besar jumlah yang
diinvestasikan maka semakin besar pula tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh investor.
Invested Capital = Total Hutang dan Ekuitas− Pinjaman J angka
pendek tanpa bunga.
3. WACC ( Weighted Average Cost of Capital)
Biaya modal tertimbang merupakan biaya yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan sebagai akibat dai penggunaan dana untuk pembelian
barang modal kerja. WACC ini dijadikan sebagai dasar untuk
menghitung penngembalian yang diharapkan oleh pemegang saham
atas dana yang telah diinvestasikan pada tingkat resiko tertentu.
Tujuan pokok menghitung biaya modal rata-rata tertimbang adalah
untuk digunakan dalam mengambil keputusan tentang investasi modal
baru yang dinilai berdasarkan standar pengembalian yang cukup
memadai untuk mengkompensasikan semua penyedia modal.
WACC adalah tingkat return minimum berdasarkan porsi masingmasing instrument pembiayaan dalam struktur modal perusahaan yang
harus dihasilkan oleh perusahaan untuk memenuhi ekspektasi dari
kreditur dan pemegang saham selaku penyedia modal. Pembobotan
dilakukan berdasarkan jenis pembiayaan dalam perusaahaan karena
setiap pembiayaan memiliki resiko yang berbeda beda bagian setiap
investor. Umumnya pembiayaan perusahaan terdiri dari dua kelompok
yaitu, hutang dan ekuitas.
Universitas Sumatera Utara
WACC = [( D × rd) ( 1 − Tax) + ( E × re)]
D
= tingkat modal
Rd = cost of debt
E
= tingkat modal dan ekuitas
Re = cost of equity
Tax = tingkat pajak
4. Struktur Modal
Struktur modal merupakan perimbangan antara sumber dana
jangka panjang berupa hutang jangka panjang maupun ekuitas, tanpa
sumber pendanaan dari hutang jangka pendek. Struktur modal ini
menunjukkan
proporsi
pendanaan
dalam
perusahaan
untuk
menjalankan perusahaan.
Menurut Warsono (2003:236), faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
laju pertumbuhan dan kemantapan penjualan di masa yang
akan datang,
2.
struktur kompetitif dalam industri,
3.
struktur asset dari perusahaan sendiri,
4.
risiko bisnis yang dihadapi perusahaan,
5.
status kendali dari para pemilik dan manajemen,
6.
sikap para kreditor modal terhadap industri dan perusahaan,
7.
8.
posisi pajak perusahaan,
fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menerbitkan
modal dalam kondisi yang tidak baik,
9.
konservatisme dan agresivitas manajerial.
Universitas Sumatera Utara
5. Capital Charge
Capital charge adalah biaya modal yang memperhitungkan biaya
kewajiban yang harus dibayarkan kepada para kreditor, serta biaya
ekuitas yang seharusnya dibayarkan kepada para pemegang saham.
Selama ini dalam akuntansi konvensional, biaya ekuitas ini tidak
tercermin dalam perhitungannya. Jika capital charge lebih kecil dari
NOPAT maka terdapat nilai tambah ekonomis EVA. Perhitungannya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Capital Charge = WACC x Invested Capital
Sekilas tentang invested capital adalah penjabaran dari modal,
sebagai
modal
yang
diinvestasikan
yakni
seluruh
keuangan
perusahaan yang sudah terlepas dari kewajiban jangka pendek yang
tidak menanggung bunga (non interest bearing current liabilities,
NIBCLs), seperti utang usaha, upah yang akan jatuh tempo (accrued
wages), pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes) dan seluruh
utang jangka pendek maupun jangka panjang yang menanggung
bunga serta kewajiban jangka panjang lainnya (Young & O’Byrne,
2001).
6. Biaya Modal (Cost of Capital)
Young dan O’byrne (2001;148) menjelaskan biaya sebagai berikut:
- biaya modal berdasarkan pengembalian yang diharapkan, bukan
pada pengembalian historis,
Universitas Sumatera Utara
- biaya modal adalah biaya kesempatan yang mencerminkan
pengembalian yang diharapkan investor dari investor lainnya
dengan resiko yang sempurna.
Menurut Keown (2000:444), “biaya modal merupakan opportunity
cost dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam suatu proyek”.
Biaya modal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kondisi
perekonomian secara umum, kondisi pasar, keputusan operasi dan
keuangan dari perusahaan serta jumlah pembiayaan perusahaan.
Dalam perhitungan EVA, biaya modal turut diperhitungkan selain
biaya operasi untuk mensyaratkan laba ekonomis suatu perusahaan.
Adapun komponen dari biaya modal antara lain :
1. Biaya modal hutang (cost of debt)
Biaya modal hutang menunjukkan berapa besar biaya yang
harus
ditanggung
oleh
perusahaan,
karena
perusahaan
menggunakan dana yang berasal dari pinjaman. Biaya hutang ini
didasari pada tingkat bunga yang harus dibayar kepada kreditur.
Biaya hutang (cost of debt) adalah tingkat pengembalian yang
dikehendaki karena adanya resiko kredit (credit risk), yaitu resiko
perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan
pokok hutang.
Gallangher dan Andrew (2003:239) menjelaskan bahwa,
“setiap pinjaman uang terdapat biaya hutang yang harus
ditanggung oleh perusahaan debitur baik tingkat bunga maupun
resiko yang dihadapi, baik pinjaman dalam bentuk obligasi
ataupun pinjaman bentuk uang dari suatu institusi keuangan
maupun perorangan”.
Universitas Sumatera Utara
Cost of Debt (rd)
Cara
lain
=
yang
digunakan
adalah,
jika
perusahaan
mengeluarkan obligasi sebagai pembiayaannya maka untuk
menghitung cost of debt dengan melihat yield to maturity (tingkat
keuntungan yang diperoleh selama obligasi dipegang sampai jatuh
tempo) dan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan atau apabila
obligasi perusahaan memiliki rating maka kita dapat memakai
perkiraan tingkat suku bunga yang diberikan oleh perusahaan lain
dengan rating yang sejenis.
2. Biaya modal saham (cost of equity)
Pada dasarnya, modal saham inilah yang menjadi modal dasar
perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya dari pemilik
perusahaan. Biaya modal berkaitan dengan trade off resiko dan
imbalan yang terllibat dalam investasi, artinya suatu perusahaan
harus mengkompensasikan pemegang saham dengan pengembalian
ekonomi
dalam peramalan di masa yang akan datang, yang
mungkin berbeda dengan masa lalu. Cost of equity lebih abstrak
karena ia bukan merupakan cash to cash yield yang mudah diamati
atau pada tingkat yang paling sederhana.
Cost of equity (re) =
Universitas Sumatera Utara
Young dan O’Byrne (2001:161) memberikan gambaran bahwa
karena investasi ekuitas adalah lebih beresiko bagi seorang investor
dibandingkan bila ia meminjamkannya kepada perusahaan yang
sama maka biaya ekuitas sepatutnya mencakup suatu premi resiko
di atas yang dibayarkan kepada pemberi pinjamannya
3. Tolak Ukur EVA
Menurut Rudianto (2006:348) penilaian EVA dapat dinyatakan :
a. apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah
terjadi proses nilai tambah pada perusahaan,
b. apabila EVA = 0 menunjukkan posisisi impas atau Break Event
Point. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi juga tidak
mengalami kemajuan secara ekonomi,
c. apabila EVA <0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak
terjadi proses nilai tambah.
TABEL 2.1
TOLAK UKUR EVA
Nilai EVA
EVA > 0
Pengertian
Laba Perusahaan
Ada nilai ekonomis lebih, setelah Positif
perusahaan
membayarkan
semua
kewajiban pada para penyandang dana
atau kreditur sesuai ekspektasinya.
EVA =0
Tidak ada nilai ekonomis lebih, tetapi
perusahaan mampu membayarkan semua
kewajibannya pada para penyandang
dana atau kreditur sesuai ekspektasinya.
Perusahaan tidak mampu membayarkan
kewajiban pada para penyandang dana
atau kreditur sebagimana nilai yang
diharapkan ekspektasi rate of return tidak
dapat tercapai.
EVA < 0
Positif
Tidak dapat
ditentukan,
namun jika pun
ada laba, tidak
sesuai dengan
yang diharapkan.
Sumber : Rudianto (2006)
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian singkat diatas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada dasarnya
pendekatan EVA (Economic Value Added) berfungsi sebagai indikator tentang
adanya penciptaan nilai dari sebuah investasi, indikator kinerja sebuah
perusahaan dalam setiap kegiatan operasional ekonomisnya, dan pendekatan
baru dalam pengukuran kinerja perusahaan dengan memperhatikan secara adil
para penyandang dana atau pemegang saham.
4. Keunggulan EVA (Economic Value Added)
EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari
kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan
sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi
keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan
nilai pasar sebuah perusahaan. EVA juga memfokuskan penilaiannya pada
nilai tambah dengan memperhatikan beban biaya modal sebagai konsekuensi
investasi. Dengan diperhitungkannya biaya modal maka dapat diketahui
apakah perusahaan dapat menciptakan nilai tambah atau tidak. Kelebihan
EVA yang lain adalah dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data
pembanding.
5. Kelemahan EVA (Economic Value Added)
Kelemahan EVA yaitu dalam perhitungan biaya modalnya EVA relatif
sulit karena memerlukan data yang lebih banyak dan dianalisa secara lebih
mendalam. Biaya modal yang besar mengindikasikan harapan pengembalian
Universitas Sumatera Utara
yang besar pula, sebaliknya investasi yang sedikit berisiko menunjukkan
tingkat pengembalian rata-rata. Perusahaan yang menerapakan EVA tentu
akan memilih investasi dengan modal besar dengan tingkat resiko yang besar,
tindakan ini dianggap membahayakan keberlangsungan perusahaan. Selain itu,
perhitungan EVA juga termasuk rumit karena pelaksanaan harus memahami
pendapatan akuntansi dan ekuitas perusahaan serta elemen EVA dalam
formulasinya. Dengan demikian, secara tidak langsung hal ini mendorong para
eksekutif untuk berfikir dan bertindak seperti para pemegang saham, yaitu
memilih
tingkat
investasi
yang
meningkatkan
tingkat
return
dan
meminimumkan tingkat biaya modal (cost of capital) sehingga nilai
perusahaan dapat maksimum.
C. Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja atau performance seringkali dikaitkan dengan kondisi
keuangan perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh
setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan
hasil yang diharapkan.
Universitas Sumatera Utara
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial
sumber
daya
ekonomi
yang
mungkin
dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi
kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada
dan juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas
perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. (IAI, 2001).
Kinerja perusahaan dibagi dalam tiga kategori yaitu, antara lain :
a. earning Measure, yang mendasarkan pada Accounting Profit,
seperti Earning Per Share (EPS), Return On Investment (ROI),
Return On Net Asset (RONA), Return On Capital On Capital
Employed (ROCE), dan Return On Equity,
b. cash Flow Measures, yang mendasarkan pada kinerja arus kas
operasi, seperti Free Cash Flow, Cash Flow Return On Investment
(CFROI),
c. value Measures, yang mendasarkan kinerja berdasarkan nilai
(Value Based Management), seperti Economic Value Added (EVA)
dan Market Value Added (MVA).
2. Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran
kinerja
perusahaan
meliputi
proses
perencanaan,
pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas,
fund manager, eksekutif perusahaan, pemilik, pelaku bursa, kreditur serta
stakeholder lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk
menyusun sistem imbalan dalam perusahaan, yang dapat mempengaruhi
perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut pandang
yang diambil dan tujuan analisis. Untuk itu, manajemen perusahaan perlu
menyesuaikan kondisi perusahaan dengan alat ukur penilaian kinerja serta
tujuan dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan itu sendiri.. Adapun
tujuan umum penilaian kinerja perusahaan adalah untuk mengevaluasi
perubahan-perubahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan. Selain itu,
adapun kriteria yang digunakan perusahaan dalam menilai kinerja sebaiknya
dipahami dan disepakati dengan baik oleh seluruh anggota organisasi yang
terlibat.
3. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan
Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja
keuangan perusahaan adalah :
a) mengetahui tingkat likuiditas,
Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segeradiselesaikan pada saat ditagih.
Perusahaan yang mampu memenuhi kewajibannya pada saat ditagih
berarti perusahaan tersebut berada dalam likuid. Sebaliknya apabila
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat ditagih
berarti perusahaan tersebut dikatakan dalam keadaan unlikuid.
Perusahaan dikatakan dapat memenuhi kewajiban keuangan tepat pada
waktunya apabila perusahaan mempunyai aktiva lancer lebih besar
daripada hutang lancarnya.
Universitas Sumatera Utara
b) mengetahui tingkat solvabilitas,
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mememnuhi
kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik
keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
c) mengetahui tingkat rentabilitas,
Rentabilitas atau sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan
kesuksesan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam
menggunakan aktivanya secara produktif.
d) mengetahui tingkat stabilitas.
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya
dengan stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta membayar beban
bunga atas hutang-hutangnya tepat pada waktunya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja keuangan
memberikan penilaian atas pengelolaan asset perusahaan oleh manajemen dan
manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi dan tindakan
perbaikan atas kinerja perusahaan yang tidak sehat.
4. Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja
Perusahaan
Laporan
keuangan
adalah
suatu
alat
yang
digunakan
untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatankegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut.
Pengertian laporan keuangan menurut IAI (2007:1)
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara
misalnya sebagai arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan
yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga.
Universitas Sumatera Utara
Dari laporan keuangan tersebut manajemen memperoleh informasiinformasi
yang
digunakan
untuk
merumuskan,
melaksanakan
dan
mengadakan penelitian terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap
perlu,mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau
aktivitas dalam perusahaan, merencanakan dan mengendalikan aktifitas
sehari-hari dalam perusahaan, mempelajari aspek tahap-tahap kegiatan
tertentu dalam perusahaan dan menilai keadaan atau posisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan.
Adapun tujuan laporan keuangan seperti yang tertulis dalam Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia
adalah (SAK, 2007) :
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut Mulyadi (2001:415), penilaian kinerja dimanfaatkan oleh
manajemen untuk:
a. mengelola organisasi secara efektif dan efisien melalui memotivasi
karyawan secara maksimal,
b. membantu pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
karyawan seperti promosi, transfer, dan pemberhentian,
c. mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan
serta untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program
pelatihan karyawan,
d. menyediakan umpan balik bagi karyawan bagaimana atasan menilai
kinerja mereka,
e. menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Universitas Sumatera Utara
Kegunaan lain dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi
kinerja perusahaan terutama profitabiliats yang diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumberdaya ekonomi yang mungkin dikendalikan.
Informasi tersebut menyangkut posisi keuangan perusahaan, informasi
kinerja, dan perubahan posisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
D. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1.
Hakim (2006)
Penelitian yang dilakukan oleh Rahman hakim berjudul Perbandingan
Kinerja keuangan Perusahaan Dengan metode EVA, ROA, dan Pengaruhnya
Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ 45
Di Bursa Efek Jakarta. Variabel independennya adalah EVA dan ROA sedangkan
variabel dependennya adalah return saham. Sampel dalam penelitian ini adalah
perusahaan yang termasuk dalam indeks LQ 45 yang eksis sejak tahun 2002
sampai dengan tahun 2004, yang berjumlah 26 perusahaan. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan regresi dan korelasi,Uji t dan uji F.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh secara
signifikan kinerja keuangan yang diukur dengan metode relative EVA
terhadap return saham, terdapat pengaruh secara signifikan kinerja keuangan
yang diukur dengan metode ROA terhadap return saham dan secara simultan
terdapat metode EVA dan ROA berpengaruh secara signifikan terhadap return
saham.
Universitas Sumatera Utara
2.
Leman (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Leman (2008) berjudul Pengaruh EVA
dan rasio profitabilitas terhadap harga saham perusahaan Infrastruktur di
Bursa Efek Jakarta. Variabel independennya adalah EVA dan ROA, ROE, ROI,
dan EPS sedangkan variabel dependennya adalah harga saham . Sampel dalam
penelitian ini adalah perusahaan infrastruktur, yang berjumlah 11 perusahaan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan regresi linear berganda dan dilakukan uji
asumsi klasik terlebih dahulu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel EVA, ROA dan EPS
secara simultan berpengaruh cukup signifikan terhadap harga saham.
Pengujian parsial menunjukkan harga EVA dan EPS yang berpengaruh
signifikan terhadap harga saham sedangkan ROA tidak berpengaruh
signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2
TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU
No
1
2
Peneliti/Tahun J udul Penelitian
Penelitian
Elvira Leman
Pengaruh EVA dan rasio
(2008)
profitabilitas
terhadap
harga saham perusahaan
Infrastruktur di Bursa
Efek Jakarta
Variabel
Penelitian
Variabel
Independen :
EVA, ROA,
ROE, EPS
Variabel
Dependen :
Harga Saham
Hasil Penelitian
Rahman Hakim Perbandingan
Kinerja
(2006)
Keuangan
perusahaan
dengan metode EVA,
ROA dan pengaruhnya
terhadap return saham
pada perusahaan yang
tergabung dalam LQ45 di
Bursa Efek Jakarta.
Variabel
Independen :
EVA
dan
ROA
Variabel
Dependen :
Return Saham
- Tidak terdapat pengaruh
secara signifikan kinerja
keuangan yang diukur
dengan
metode
relative
EVA
terhadap return saham
- Terdapat pengaruh secara
signifikan
kinerja
keuangan yang diukur
dengan
metode ROA terhadap
return saham
- Secara Simultan metode
EVA
dan
ROA
berpengaruh
secara
signifikan terhadap return
saham. Namun secara
parsial hanya ROA saja
yang berpengaruh secara
signifikan terhadap return
saham, sedangkan EVA
tidak berpengaruh secara
signifikan.
Secara parsial, penelitian
ini menunjukkan adanya
pengaruh EVA dan EPS
terhadap harga saham
perusahaan
Infrastruktur
sedangkan untuk variabel
ROA tidak ada pengaruh
yang signifikan terhadap
harga saham perusahaan
infrastruktur.
Secara
simultan
menunjukkan
adanya pengaruh EVA,
ROA, EPS terhadap harga
saham.
Sumber : Hasil Olahan Penulis (2010)
Universitas Sumatera Utara
E. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Kerangka koseptual merupakan sintesis dari tinjauan teori dan penelitian
terdahulu yang mncerminkan keterkaitan variabel yang ditelitiu. Kerangka
konseptual juga merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian
serta merumuskan hipotesis.
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi
perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan
perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Pengukuran kinerja dilakukan dengan menganalisis rasiorasio keuangan yang informasinya diperoleh dari laporan keuangan
perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio
keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan.
Economic Value Added (EVA) merupakan konsep penilaian kinerja
perusahaan dengan mengurangi laba operasi setelah pajak dengan biaya
modal. Suatu perusahaan dapat dikatakan menciptakan nilai tambah apabila
laba yang dihasilkan lebih besar daripada biaya modal. Selain itu, EVA juga
merupakan penciptaan nilai perusahaan dan pengukur kinerja perusahaan yang
berkaitan dengan pengimplementasian nilai investasi di pasar modal.
Universitas Sumatera Utara
Return On Asset dan Economic Value Added
adalah mempunyai
hubungan dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Rasio Profitabilitas
-Return On Asset (ROA)
Economic Value
Added (EVA)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian oleh karena jawaban yang diberikan masih berdasar pada teori yang
relevan belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Sugiono, 2003 : 51). Dari tinjauan teoritis dan kerangka
konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti memperoleh
hipotesis sebagai berikut :
Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja keuangan yang diukur
dengan rasio Return On Asset (ROA) dengan Economic Value Added (EVA)
dalam pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Download