BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia anak-anak merupakan dunia yang sangat menyenangkan dan penuh dengan perhatian, karena itu-lah anak-anak dianggap sangat spesial sebagai individu. Perbedaan ini pun menuntut berbagai macam fasilitas maupun jasa untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kebutuhan tersebut antara lain adalah mainan, lagu-lagu, tontonan, bacaan, makanan, sampai dengan action figure. Dalam proses perkembangannya, anak-anak banyak belajar di dalam rumah bersama keluarga. Daya serap dan rasa ingin tahu yang tinggi membuat anak-anak cepat mengingat hal yang pertama kali mereka lihat dan mereka dengar. Dan bukannya tidak mungkin anak-anak dapat menyerap hal-hal yang negatif dalam proses pembelajarannya di dalam rumah. Orang tua merupakan figur yang bertanggung jawab dalam proses perkembangan anak. Dalam perkembangan anak, orang tua selalu berusaha menyediakan berbagai fasilitas untuk memenuhi segala kebutuhannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain adalah kebutuhan akan kesehatan, kebutuhan akan pendidikan dan kebutuhan akan sarana bermain. Orang tua cenderung me-nomor satu-kan kebutuhan akan kesehatan dibandingkan kebutuhan yang lainnya. Namun sangat disayangkan, terkadang orang tua melakukan kesalahan dan ketidak-sengajaan yang sangat fatal dimana berdampak pada mental sang anak dan membuat anak secara naluriah cenderung menjauhi kebutuhan paling penting tersebut. Kesalahan fatal tersebut salah satunya adalah memaksa anak melakukan sesuatu dengan cara menakut-nakuti ber alibi “Dokter”. Pernahkan anda mendengar kata-kata orang tua kepada anaknya seperti “Kalau tidak mau makan, besok di bawa ke dokter gigi!” atau “Kalau tidak mau belajar nanti disuntik dokter!” dan sejenisnya? Hal tersebut hanya akan menimbulkan bayangan-bayangan yang mengerikan akan figur “Dokter”. Diantara segala macam dokter-dokter spesialis yang menangani anakanak, salah satu jenis dokter yang paling ditakuti anak-anak adalah dokter gigi. Dokter gigi spesialis anak merupakan dokter gigi yang memiliki banyak sekali tantangan dalam pekerjaannya. Tanpa adanya faktor didikan orang tua yang menyimpang pun dokter gigi anak telah memiliki masalahnya sendiri. Contoh permasalahan dokter gigi spesialis anak antara lain adalah bayangan anak-anak yang masih merasa asing terhadap dunia dokter gigi, alat-alat perawatan yang membuat anak-anak takut, tindakan-tindakan perawatan yang menimbulkan rasa sakit, dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi seorang dokter gigi spesialis anak, karena sekali anak tidak mau membuka 1 2 mulutnya, itu berarti “kartu mati” bagi sang dokter. Adalah tidak mungkin seorang dokter gigi anak melakukan paksaan kepada anak agar membuka mulutnya untuk diperiksa. Hal tersebut justru hanya akan membuat sang anak meronta-ronta dan semakin “paranoid” setelahnya. Oleh karena itu, dapatdisimpulkan bahwa hal terpenting bagi seorang dokter gigi spesialis anak adalah membangkitkan kepercayaan untuk membangun keberanian kepada “si pasien kecil” ini. 1.2 Lingkup Tugas Akhir Strategi desain yang penulis angkat dari permasalahan tersebut merupakan pembuatan campaign berupa film pendek animasi untuk anak-anak agar anakanak lebih termotivasi dan berani ke dokter gigi untuk periksa gigi. Campaign yang berupa film pendek animasi ini merupakan campaign yang akan disampaikan melalui media televisi di ruang tunggu tempat praktek dokter gigi, dimana ruang tunggu ini merupakan tempat dimana kepanikan dan kegelisahan anak-anak mulai timbul. Selain itu film pendek ini akan disampaikan melalui CD yang dibagikan gratis ke orang tua si anak sebelum melakukan perawatan gigi, sehingga anak-anak dapat mendapatkan gambaran sebelum ia pergi ke dokter gigi. Campaign film pendek animasi ini diharapkan mampu mengatasi rasa takut anak-anak dan mengubah rasa takut tersebut menjadi kepercayaan yang kemudian akan membangkitkan keberanian dimana tujuannya adalah untuk membuat anakanak berani untuk melakukan kunjungan ke dokter gigi dan berifat kooperatif selama perawatan gigi.