LINGKAR PINGGANG: Barometer Kesehatan Anda

advertisement
LINGKAR PINGGANG: Barometer Kesehatan Anda
Dr. Gatut semiardji SpPD-KEMD
Obesitas
kini menjadi epidemi, bahkan sejak umur balita. Dan itu menjadi masalah, karena berat
badan berlebih berarti menyimpan bom waktu untuk meledaknya sejumlah penyakit di kemudian hari.
Sebenarnya, Hipocrates (460-359 SM) yang lebih dikenal sebagai bapak ilmu pengetahuan, sejak
jauh hari telah menyatakan bahwa orang gemuk lebih cepat meninggal.
Selain tidak enak dipandang, obesitas juga menyimpan banyak sisi negatif. Tubuh jadi cepat lelah,
pernapasan terganggu, bahkan henti napas waktu tidur. Dan yang lebih seram lagi, kelewat gemuk
bikin tubuh rawan dihinggapi penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi,
penyakit jantung, serta radang sendi. Obesitas tidak hanya dihubungkan dengan penyakit fisik,
namun juga dengan masalah kejiwaan, terutama kecemasan. Masalah psikososial juga dialami oleh
anak-anak yang obese.
Penyebab Obesitas
Secara sederhana, obesitas berarti keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di jaringan adiposa.
Keadaan ini timbul akibat pengaturan makan yang tidak baik, gaya hidup kurang gerak, dan
faktor keturunan (genetik).
Kelebihan energi makanan yang kita konsumsi secara kumulatif akan ditimbun sebagai cadangan
energi berupa lemak tubuh. Ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dan yang digunakan
tubuh membuat berat badan bertambah.
Peranan genetik dalam kejadian obesitas terbukti dari adanya risiko obesitas sekitar 2 -3 kali lebih
tinggi pada individu dengan riwayat keluarga obesitas
Bagaimana mengukur obesitas?
Untuk mengukur obesitas digunakan ukuran indeks massa tubuh (IMT). IMT dihitung dari: Berat
badan (Kg) dibagi Tinggi badan kuadrat (M2)
Berat-badan (Kg)
Tinggi-badan2 (M2)
Kisaran normal IMT Asia-Pasifik 18,5-22,9 kg/m².Lebih dari itu masuk kelompok berisiko, dan bila
IMT di atas 25 kg/m² disebut sebagai obesitas.
Contoh: Bila tinggi badan 160 cm dan berat badan 70 kg. Maka IMT=
70 kg
(1,6 X 1,6) m2
=
70 kg
2,56 m2
=
27,4 kg/m2
IMT 27,4 berarti dalam keadaan obesitas dan dianjurkan menurunkan berat badan dalam kisaran 49 60 kg agar mencapai IMT 18,5 – 22,9
Sayang IMT tidak mencerminkan distribusi timbunan lemak di dalam tubuh. Untuk menilai
timbunan lemak perut dapat digunakan rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur
lingkar pinggang (LP) saja karena lebih praktis. Cara ini mudah, dengan menggunakan pita meteran
(seperti yang digunakan oleh penjahit) diukur bagian-bagian tubuh untuk mengetahui banyaknya
lemak tubuh.
Gemuk pada pria umumnya seperti apel (android), lemak banyak disimpan di pinggang dan rongga
perut. Sedangkan wanita menyerupai pir (gynecoid), penumpukan lemak terjadi di bagian bawah,
seperti pinggul, pantat dan paha.
Gemuk bentuk ‘apel’ lebih berbahaya dibandingkan gemuk bentuk ‘pir’. Yang berbahaya adalah
timbunan lemak di dalam rongga perut, yang disebut sebagai obesitas sentral.
Mengingat obesitas sentral sering dihubungkan dengan komplikasi metabolik dan pembuluh darah
(kardiovaskuler), tampaknya pengukuran LP lebih memberi arti dibandingkan IMT. Adanya timbunan
lemak di perut tercermin dari meningkatnya LP.
Dr Xavier Jouven dkk, peneliti dari Prancis, melakukan penelitian terhadap 7.000 polisi Prancis yang
meninggal antara tahun 1967 - 1984 dengan sebab serangan jantung. Mereka mengukur LP dan IMT.
Pria-pria berperut buncit memiliki kemungkinan meninggal lebih cepat. Kesimpulannya: "Risiko
meninggal mendadak itu meningkat karena kepadatan lemak di perut,"
Selain itu, penelitian tersebut juga mendapati bahwa ternyata orang-orang dengan IMT yang tinggi
tidak berisiko meninggal dini kecuali mereka yang memiliki lingkar pinggang besar.
Sebagai patokan, pinggang berukuran ≥ 90 cm merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk
wanita risiko tersebut meningkat bila lingkar pinggang berukuran ≥ 80 cm.
"Jangan hanya menghitung tinggi badan, berat badan dan IMT saja, lebih baik jika disertai
dengan mengukur lingkar pinggang”
Panjang Ikat Pinggang Mencerminkan Kadar Kolesterol..!
Salah satu faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner adalah karena terjadinya dislipidemia.
Manifestasi dislipidaemia adalah tingginya kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida,
serta rendahnya kolesterol HDL.
Selama ini dokter melakukan pemeriksaan kolesterol, tekanan darah dan tingkat kegemukan
untuk mengukur risiko penyakit jantung. Kolesterol LDL lebih dikenal sebagai kolesterol jahat,
karena dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh koroner. Oleh karena itu, usahakan
untuk selalu rendah kadar kolesterol LDL anda (<130) dan rendah kolesterol total (<200 mg/dl).
Sebaliknya jenis kolesterol HDL dikenal sebagai kolesterol baik, karena bersifat proteksi terhadap
terjadinya penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, usahakan selalu tinggi kadar kolesterol HDL
anda (> 45 mg/dl).
Semakin banyak timbunan lemak di rongga perut akan diikuti dengan tingginya kolesterol LDL dan
kolesterol total. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar kolesterol LDL
semakin panjang ikat pinggang orang tersebut.
Untuk menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL, selain diet dan obat-obatan, adalah
dengan menurunkan berat badan. Sedangkan untuk kolesterol HDL, semakin besar lingkar
pinggang (semakin banyak timbunan lemak di perut) akan diikuti dengan merendahnya kadar
kolesterol HDL. Jadi, semakin panjang ikat pinggang seseorang, maka akan semakin rendah
kadar kolesterol HDLnya.
Untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL, selain obat-obatan, adalah dengan meningkatkan aktifitas
fisik dan menurunkan berat badan.
Suatu penelitian membuktikan bahwa dengan melakukan senam aerobik yang membakar 6 kilokalori
per menit selama satu jam, 3-4 kali /minggu dalam kurun waktu 6 bulan, dapat meningkatkan
kolesterol HDL sebesar 33%.
Lingkar Pinggang sebagai Indikator Risiko Diabetes
Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang banyak diderita orang dengan berbagai komplikasinya.
Berat badan yang berlebih hingga kegemukan membuat seseorang berisiko terkena diabetes.
Seorang peneliti dari Swedia menemukan bahwa lingkar pinggang dapat digunakan untuk
mengukur resistensi insulin, dan dapat menjadi indikator yang baik untuk melihat apakah seseorang
berisiko untuk terkena diabetes.
Resistensi insulin merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin
secara baik. Bila dilakukan pemeriksaan darah, dapat ditemukan kadar gula darah yang lebih tinggi
dari normal tetapi belum sampai menjadi diabetes. Keadaaan ini disebut sebagai pra-diabetes.
SINDROM METABOLIK atau “SINDROM PERUT BUNCIT”
Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala, yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, diabetes, dll.
Kumpulan gejala pada Sindrom Metabolik
(menurut IDF 2005) :
Obesitas ( LP wanita > 80 cm, pria > 90 cm) ditambah 2 dari 4 Faktor berikut ini :
1. Trigliserida
≥ 150 mg/dl
2. Kolesterol HDL < 40 mg/dl (pria), < 50 mg/dl (wanita)
3. Hipertensi
Tekanan darah sistolik ≥130 mmHg
Tekanan darah diastolik ≥ 85 mmHg
4. Glukosa darah puasa ≥ 100 mg/dl
Oleh karena itu, untuk mendeteksi Sindrom metabolik perlu dilakukan:
•
Pemeriksaan Fisik : Lingkar Pinggang dan Tekanan Darah
•
Pemeriksaan Laboratorium : Glukosa Darah, Kolesterol HDL, Trigliserida, Adiponektin
Secara ringkas, agar Sindrom Metabolik tidak berkembang menjadi penyakit berbahaya, perlu
dilakukan berbagai upaya, yaitu:
a.
b.
c.
d.
Menurunkan berat badan
Mendeteksi kelainan (lingkar pinggang, tekanan darah, data laboratorium )
Intervensi terhadap kelainan yang ditemukan (diet, olahraga, obat-obatan)
Evaluasi & pemantauan secara berkala (pemeriksaan fisik dan laboratorium)
Memerangi Obesitas
Apa alasan anda ingin turun berat badan ?
- Ingin tampil ideal di acara khusus (kawinan)
- Ingin lebih percaya diri
- Karena pasangan Anda !!
- Tuntutan profesi – harus berat badan ideal
- Disuruh dokter !!!
- Mengganggu kesehatan !
Seberapa serius kah ? …..
Kini banyak orang mulai berlomba-lomba mengurangi bobot tubuhnya, meskipun banyak yang
melakukannya dengan cara keliru, bahkan ingin langsing dengan cara instant. Sayang bukannya
langsing yang didapat, tapi ujung-ujungnya malah masuk rumah sakit.
Mengusir gemuk bisa dibilang gampang-gampang susah. Seringkali berat badan naik kembali setelah
berhasil diturunkan. Hal inilah yang disebut sebagai “Efek Yo-Yo”, yaitu berat badan naik-turun
seperti gerakan mainan yo-yo.
Apakah anda termasuk obese?
Jika tidak tergolong obese, pertahankan pola hidup sehat agar tidak terjadi obesitasJika tergolong
obese, jangan anggap remeh, lakukan tindakan segera agar tidak muncul berbagai penyakit yang
terkait obesitas
Bagaimana mencegah Obesitas ?




Pola makan seimbang
Pola hidup seimbang (olahraga / aktivitas fisik)
Pola pikir positif (menghindari / mengelola stress)
Memantau kesehatan berkala (PENTING, tetapi sering dilupakan)
Yang perlu dilakukan jika anda OBESE
1. Menurunkan berat badan :



Intervensi Pola Makan
Intervensi Pola Aktivitas
Pola Hidup Sehat (tidak merokok, tidak stress)
2. Deteksi Sindrom Metabolik : melalui pemeriksaan fisik & laboratorium
3. Tambahan terapi sesuai dengan kondisi Sindrom Metabolik
Saat ini beragam cara memerangi obesitas banyak kita jumpai, mulai cara konvensional seperti
mengatur pola makan, hidup teratur, berolahraga, sampai menggunakan alat bantu misalnya obat
pelangsing, akupuntur, sedot lemak, dll.
Tips Panduan Makan Pintar















Makan 3 kali sehari, jangan menghindari sarapan lalu makan berlebihan di siang harinya.
Konsumsi lebih banyak buah, sayur, padi-padian, dan sereal.
Kurangi camilan tinggi lemak dan makanan cepat saji misalnya keripik kentang, hot dog, dll.
Jangan makan terburu-buru
Biasakan makan teratur pada waktunya
Minumlah segelas air sebelum mulai makan.
Mulailah hidangan anda dengan sup rendah lemak atau salad
Perhatikan ukuran, gunakan piring yang lebih kecil.
Bereskan meja segera setelah makan (hindari godaan menghabiskan makanan yang tersisa).
Baca label, pilih makanan yang mengandung < 10 gram lemak per 100 gram makanan.
Jika menggunakan mentega/margarin, oleskan tipis-tipis saja.
Pilih alternatif rendah lemak, misalnya susu rendah lemak
Batasi konsumsi daging berlemak
Buang semua lemak pada daging, sisihkan kulit ayam
Pilih cara memasak dengan dibakar / dipanggang
Obat Pelangsing
Obat yang sering dijumpai di pasaran adalah orlistat, yang bekerja menghambat penyerapan 30%
lemak dari makanan di usus besar. Efek buangan minyak yang dihasilkan, bukanlah efek samping,
melainkan efek kerja orlistat yang berkaitan erat dengan pola makan pasien yang tinggi lemak.
Walaupun ada penurunan kadar A, D, E, K, tetapi tidak signifikan dan kadar vitamin masih dalam
batasan yang diperbolehkan. Karena profil keamanannya, sampai saat ini, hanya orlistat yang
disetujui oleh FDA untuk diresepkan pada anak remaja mulai 12 tahun. Orlistat terbukti menurunkan
berat badan 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan pengaturan makan dan olah raga saja.
Jenis obat lainnya berasal dari keluarga amfetamin, yang cara kerjanya menekan nafsu makan.
Amfetamin bisa menimbulkan efek samping seperti insomnia, gelisah, gemetar, sakit kepala, dan
hipertensi.
Sementara itu pengusir gemuk dari golongan furosemid lebih bersifat diuretika atau memaksa tubuh
mengeluarkan banyak cairan melalui urin. Jika tubuh dipaksa melakukan hal ini, bukan tak mungkin
akan terjadi dehidrasi.
Cara lain yang mulai trend digunakan adalah akupunktur. Tusuk jarum ini dapat mengurangi lapar
dan nafsu makan, sehingga mengurangi kalori yang masuk ke dalam tubuh.
KESIMPULAN :

Pola hidup sehat, penting untuk mencegah / mengatasi obesitas dan risiko penyakit yang


ditimbulkannya
Lingkar perut adalah barometer kesehatan anda. Bila bagian pinggang dari pakaian anda
terasa sempit, waspadai adanya Sindrom Metabolik
Sindrom Metabolik, bagaikan Alert System. Walau tidak menimbulkan rasa sakit, harus dicari
permasalahan yang tersembunyi dan selanjutnya dilakukan intervensi agar tidak berkembang
menjadi penyakit yang lebih berbahaya.
Memang tubuh langsing dan sehat selalu jadi idaman semua orang namun bukan berarti kita
sembarangan 'menyiksa' tubuh kita bukan?
Jadi, hati-hati jika ingin langsing, lebih baik mulai dengan membiasakan diri hidup sehat dan
berolah raga teratur.
Tubuh langsing, badanpun sehat.
Download