pendahuluan - IPB Repository

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dikenal memiliki kekayaan sumberdaya perikanan yang cukup
besar, terutama dalam perbendaharaan jenis-jenis ikan. Diperkirakan sekitar 16 %
spesies ikan yang ada di dunia hidup di perairan Indonesia. Menurut data, total
jumlah jenis ikan yang terdapat di perairan Indonesia mencapai 7000 spesies.
Hampir 2000 spesies di antaranya merupakan jenis ikan air tawar (Khairuman dan
Amri 2011). Budidaya ikan hias di Indonesia sampai saat ini masih mengalami
kendala baik dalam hal pemeliharaan maupun pemasarannya. Masalah umum
yang ada pada dunia ikan hias adalah ketidakmampuan memenuhi permintaan
pasar yang cukup besar baik dari kuantitas maupun kualitas (Satyani 2003).
Dibandingkan dengan ikan konsumsi, peranan pemerintah dalam pengembangan
usaha budidaya ikan hias masih terbatas. Berdasarkan survei yang dilakukan,
kegiatan budidaya ikan hias masih terkonsentrasi di kota-kota besar dan
didominasi tangkapan dari alam (Gustiano et al. 2008).
Keberadaan ikan hias saat ini tidak lagi sebagai hiburan atau hobi semata
tetapi telah berkembang menjadi objek yang dimanfaatkan bagi kepentingan dunia
pendidikan, penelitian, medis maupun keperluan konservasi alam. Sampai saat ini
ikan hias air tawar merupakan salah satu jenis komoditas ekspor nonmigas bidang
perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup besar (Gustiano
et al. 2008). Usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha yang
memberikan alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan pendapatan
petani/pengusaha ikan hias. Peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan
hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dengan pola
pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi ,
budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar. Harga ikan
hias yang memiliki bentuk, warna, corak yang indah akan berharga cukup mahal.
Hasil budidaya ikan hias lebih menekankan kualitas sehingga bisa dilakukan di
lahan sempit dan bisa dilakukan sebagai usaha sampingan (Tinangon 2010).
Begitu banyak agen penyakit yang menyerang spesies ikan hias di
Indonesia. Beragam jenis penyakit pada ikan tersebut disebabkan oleh jamur,
bakteri, protozoa maupun virus. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh
protozoa antara lain: Ichtyophthirius multifilis, Trichodina heterodentata,
Tetrahymena sp, dan Cryptocaryon, sedangkan beberapa penyakit yang
disebabkan oleh cacing antara lain: Lernaea sp., Argulus sp., Gyrodactylus sp.,
dan Dactylogyrus sp. (Alifuddin et al. 2002). Penyakit yang disebabkan cendawan
adalah Saprolegnia sp., Achlya sp.. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yaitu
Aeromonas sp., Pseudomonas sp., Mycobacteria sp., Columnaris sp., Flexibacter
sp., Myxobacteria sp., dan Edwardsiella sp.. Penyakit yang disebabkan oleh virus
adalah Infectious pancreatic necrosis, Channel catfish virus, Viral hemorrhagic
septicemia, Swim bladder inflammation, dan Koi Herpes Virus (Kordi & Ghufran
2004).
Menurut Supriyadi dan Hardjamulia (1986) untuk negara Indonesia masalah
penyakit ikan hanya terbatas menyerang ikan air tawar dan ikan hias, baik
penyakit parasit maupun non parasit. Penyakit ikan yang begitu banyak dan perlu
penanganan lebih lanjut serta dibutuhkannya tenaga yang ahli di bidangnya
2
termasuk dokter hewan yang memiliki peranan yang besar untuk mengatasi
penyakit-penyakit tersebut. Dalam mendukung semuanya itu perlu diterapkannya
ilmu patologi untuk dapat mengetahui lebih lanjut penyakitnya serta tata cara
penanganan penyakit tersebut. Pemeriksaan patologi pada ikan hias bertujuan
untuk mempelajari perubahan patologi anatomi dan histopatologi organ yang
dapat disebabkan oleh gangguan infeksius dan non infeksius. Manfaat dari
pemeriksaan patologi ini adalah dapat diperoleh informasi mengenai perubahan
patologi pada organ-organ ikan hias serta penyebabnya sehingga dapat digunakan
untuk strategi penanggulangan penyakit-penyakit pada ikan hias baik yang
bersifat infeksius maupun non infeksius.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari kasus infeksi protozoa
Tetrahymena spp. yang ditemukan, dengan mempelajari morfologi parasit dalam
irisan jaringan ikan Guppy (Poecilia reticulata) serta melakukan analisa
patogenesa penyakit berdasarkan lesi histopatologi yang ditemukan.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah diperoleh data mengenai
kasus kejadian penyakit yang terjadi pada ikan Guppy (Poecilia reticulata). Selain
itu, tulisan ini diharapkan dapat memberikan masukkan untuk berbagai pihak yang
berkaitan dengan kesehatan ikan hias untuk mendukung manajemen pengelolaan
budidaya ikan hias
TINJAUAN PUSTAKA
Guppy (Poecilia reticulata)
Ikan Guppy (Poecilia reticulata) merupakan salah satu jenis ikan hias air
tawar yang paling populer dan diperdagangkan secara luas di seluruh dunia.
Berdasarkan klasifikasi biologi dari Peters (1859), Guppy termasuk dalam kelas
Actinopterygii, ordo Cyprinodontiformes, famili Poeciliidae, dan subfamili
Poeciliinae. Ikan ini termasuk dalam genus Poecilia dan berasal dari Barbados,
Trinidad, Venezuela dan Brazil (Amerika Selatan dan Tengah). Suhu air untuk
pemeliharaan ikan Guppy berkisar antara 25-27 O C dan pH yang sesuai untuk
ikan ini berkisar 7.0 - 8.0. Ikan Guppy dapat diberi pakan alami seperti cacing dan
kutu air serta pakan buatan. Ikan Guppy memiliki daya adaptasi yang tinggi
sehingga ikan Guppy mudah untuk dibudidayakan (Aryanto 1997; Jeffri 2010;
Anonim 2012).
Download