BAB KONSEP TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep teori yang memuat Konsep Lansia , Konsep dan Asuhan Keperawatan Klien Dengan Fraktur. . Konsep Teori Lansia .. Definisi Menua menjadi tua aging adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas termasuk infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita Darmojo, Menurut pasal ayat , , UU no tahun dikutip dari Maryam tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari tahun. Lansia masa dimana proses produktifitas berfikir berakhir, mengingat, menangkap dan merespon sesuatu sudah mulai mengalami penurunan secara berkala Muhamad. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia menurut Keliat dikutip dari Maryam . .. Batasan Lansia Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, lanjut usia meliputi Usia pertengahan middle age ialah kelompok usia sampai Lanjut usia elderly antara tahun Lanjut usia tua old antara tahun Usia sangat tua very old di atas tahun Pada hakekatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua Nugroho, . Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemuduran secara fisik maupun psikis. Kemunduran fisik ditandai dengan kulit yang mengendor, rambut memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan tahun. .. Proses Menua lambat, kelainan berbagai fungsi organ vital, sensitivitas emosional meningkat dan kurang gairah. MeskIpun secara alamiah terjadi penurunan fungsi berbagai organ, tetapi tidak harus menimbulkan penyakit oleh karenanya usia lanjut harus sehat. Sehat dalam hal ini diartikan Bebas dari penyakit fisik, mental dan sosial, Mampu melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, Mendapat dukungan secara sosial dari keluarga dan masyarakat Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan perubahan yang menuntut dirinya untuk menyesuakan diri secara terus menerus. Apabila proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulah berbagai masalah. Hurlock seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto menyebutkan masalah masalah yang menyertai lansia yaitu Ketidakberdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah Mengembangkan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang Belajar memperlakukan anak anak yang telah tumbuh dewasa. orang lain, pola hidupnya, meninggal atau pindah, bertambah banyak dan Berkaitan dengan perubahan fisk, Hurlock mengemukakan bahwa perubahan fisik yang mendasar adalah perubahan gerak. Lanjut usia juga mengalami perubahan dalam minat. Pertama minat terhadap diri makin bertambah. Kedua minat terhadap penampilan semakin berkurang. Ketiga minat terhadap uang semakin meningkat, terakhir minta terhadap kegiatan kegiatan rekreasi tak berubah hanya cenderung menyempit. Untuk itu diperlukan motivasi yang tinggi pada diri usia lanjut untuk selalu menjaga kebugaran fisiknya agar tetap sehat secara fisik. Motivasi tersebut diperlukan untuk melakukan latihan fisik secara benar dan teratur untuk meningkatkan kebugaran fisiknya. Berkaitan dengan perubahan, kemudian Hurlock mengatakan bahwa perubahan yang dialami oleh setiap orang akan mempengaruhi minatnya terhadap perubahan tersebut dan akhirnya mempengaruhi pola Rahardjo, hidupnya. Bagaimana sikap yang ditunjukkan apakah memuaskan atau tidak memuaskan, hal ini tergantung dari pengaruh perubahan terhadap peran dan pengalaman pribadinya. Perubahan ynag diminati oleh para lanjut usia adalah perubahan yang berkaitan dengan masalah peningkatan kesehatan, ekonomi/pendapatan dan peran sosial Goldstein, Dalam menghadapi perubahan tersebut diperlukan penyesuaian. Ciri ciri penyesuaian yang tidak baik dari lansia Hurlock, , Munandar, adalah Minat sempit terhadap kejadian di lingkungannya. Penarikan diri ke dalam dunia fantasi Selalu mengingat kembali masa lalu Selalu khawatir karena pengangguran, Kurang ada motivasi, Rasa kesendirian karena hubungan dengan keluarga kurang baik, dan Tempat tinggal yang tidak diinginkan. Di lain pihak ciri penyesuaian diri lanjut usia yang baik antara lain adalah minat yang kuat, ketidaktergantungan secara ekonomi, kontak sosial luas, menikmati kerja dan hasil kerja, menikmati kegiatan yang dilkukan saat ini dan memiliki kekhawatiran minimla trehadap diri dan orang lain. .. Teori Proses Menua Teori Teori Biologi a Hayflick Limit Teori Biological Clock Genetic Theory Tiap spesies di dalam inti sel mempunyai suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi Jam ini menghitung mitosis dan menghentikan replikasi. Jadi menurut konsep ini kita akan meninggal dunia meskipun tidak disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit Teori ini didukung oleh kenyataan mengapa beberapa spesies mempunyai perbedaan umur harapan hidup yang nyata. Secara teoritis dapat dimungkinkan kita memutar jam ini lagi meski hanya beberapa waktu dengan pengaruh pengaruh dari luar berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dll. b The Error Theory Terjadi mutasi progresif pada DNA sel somatic, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan sel. Error Catastophe adalah menua disebabkan oleh kesalahan kesalahan beruntun dalam waktu yang lama, Celluler Aging terjadai kesalahan dalam proses transkripsi DNA RNA maupun dalam proses translasi RNA protein/ enzim. Walaupun dalam batas tertentu kesalahan dapat diperbaiki, namun kemampuan untuk memperbaiki sifatnya terbatas pada kesalahan dalam proses transkripsi pembentukan RNA yang tentu menyebabkan kesalahan sintesis protein atau enzim yang dapat menghasilkan zat berbahaya. c Wear And Tear Theory Menurut teori ini meninggal adalah suatu hasil penggunaan jaringan yang berlebihan karena mereka tidak dapat meremajakan kembali karena pemakaian secara terus nmenerus dan tak ada habis habisnya. Teori ini mewakili kepercayaan bahwa suatu organ atau jaringan mempunyai program jumlah energi untuk mereka. Menua dapat dipandang sebagai suatu proses fisiologi yang ditentukan oleh jumlah pemakaian dan kerusakan yang seorang telah digunakan. d Free Radical Theory Radikal bebas bersifat merusak karena sangat reaktif, sehingga data bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tak jenuh seperti dalam membran sel. Radikal bebas dihasilkan sebagai zat antara oleh proses respirasi mengubah bahan bakar menjadi ATP yang melibatkan oksigen. Zat tersebut adalah superoksida, peroksida, hidrogen dan radikal hidroksil. Walaupun tubuh mempunyai zat penangkal yaitu superoksida dismutase SOD, enzim katalase yang berunsur Fe dalam bentuk Haem, enzim glutation peroksidase. Rasikal bebas juga dapat dinetralkan menggunakan senyawa nonenzymatic seperti vitamin C, provitamin A beta karoten, Vitamin E. Ada sebagian masih tetap lolos dan makin lanjut usia makin bertambah banyak sehingga proses pengrusakan terjadi, kerusakan makin lama makin banyak dan akhirnya sel mati. e Immunity Theory Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri self recognition. Mutasi menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel mengalami perubahan sebagai sel asing dan menghancurkannya. Pada lansia terjadi penurunan efisiensi sistem imun pertahanan tubuh untuk mengankat agen rantai silang. Fiber yang baru terbentuk kemudian ditangkap fiber yang tua membentuk rantai silang. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia b Kepribadian berlanjut continuity theory Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini menjelaskan penyebab utama arteriosklerosis. yakni . daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun sehingga sel kanker leluasa membelah. Teori ini menyatakan bahwa usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial. c Teori pembebasan disengagement theory Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia. Terutama adalah kolagen yang relatif panjang dan lamban dihasilkan oleh fibroblast.Dipihak lain imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua. Hasil akhir rantai silang adalah peningkatan kepadatan molekul kolagen yang menyebabkan penurunan kapasitas untuk transport nutrisi dan untuk mengangkut produk sisa dari sel. penurunan sistem imun dan penurunan elastisitas pada usia lanjut. Hal ini menyebabkan penurunan dari fungsi struktur. f Cross Linkage Theory Yang memisahkan struktur molekuler adalah loncatan bersama reaksi kimia. baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan ganda triple loss. seseorang secara berangsurangsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Teori Sosiologi a Aktivitas atau kegiatan activity theory Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Ukuran optimum pola hidup dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimiliki. sehingga menyebabkan rantai silang. Setelah agen menyerang seharusnya mitosis terjadi tetapi dalam hal ini tidak. . Lansia mempengaruhi mungkin mengalami penurunan untuk kemampuan yang dengan kemampuannya berhubungan lingkungannya. Lingkungan juga menjadi lebih mengancam dan mungkin tidak mempunyai kemampuan lagi untuk berhubungan dengan lingkungan. kepribadian sering dimulai perubahan dari luar difokuskan dan perhatian kemandirian dirinya dimasyarakat ke yang lebih dalam seperti individu mencari jawaban dari dalam diri. kepercayaan. dan harapan. . ketika seseorang telah memenuhi kebutuhan dasar maka akan mancapai kebutuhan yang lebih tinggi. kesehatan biologis individu. Perjalanan proses menua. kehilangan peran hambatan kontak sosial berkurangnya kontak komitmen Teori ini menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara d Person Environment Fit Theory kemampuan suatu kelompok dalam masyarakat dan lingkungan sosial mereka. b Jungs Theory of Individualism Teori ini menjelaskan bahwa kepribadian seseorang digambarkan tidak hanya berorientasi pada dunia luar Extroved tetapi juga pengalaman pribadi introved keseimbangan antar keduanya merupakan faktor yang penting untuk kesehatan mental. pada situasi sekarang sering menghasilkan beberapa respon karena lansia adalah individual. Jika mereka memberikan reaksi terhadap stres. Kebutuhan dasar digambarkan dalam segitiga. .. kognitif dan sensori persepsi. Seseorang yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan yang paling tinggi aktualisasi diri. tantangan atau ketakutan untuk melepaskan diri dari interaksi. Demikian juga jika menderita penyakit maka kemampuan akan terbatas. Respon lansia dari sekarang didasarkan pada kehidupan yang telah dialami. Kebutuhan individu mempunyai prioritas yang berbeda. tingkat ketrampilan motorik. Setiap orang meliputi kekuatan ego. responnya harus dihormati Teori Psikologi a Maslows Hierarchy of Human Needs Theory Menurut teori ini tiap individu mempunyai hirarki kebutuhan dan semua individu berusaha untuk memenuhinya. Tugas perkembangan khusus beberapa sumber yaitu Kematangan fisik Pengharapan budaya masyarakat Nilai dan aspirasi individual Tugas perkembangan lansia meliputi Pengaturan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan Pengaturan dari pengunduran diri dan penurunan penghasilan Pengaturan meninggalnya suami / istri Mendirikan masyarakat Membuat perencanaan kehidupan fisik yang memuaskan . Individu dapat menerima prestasi dan ketrebatsannya. mengevaluasi apakah mempunyai atau tidak prestasi dan sering mulai merubah tujuan hidup rencana untuk selanjutnya Fase Terakhir Usia lanjut merupakan waktu untuk menghentikan mencapai cita cita tujuan hidup d Developmental Theory Setiap individu harus belajar tugas perkembangan yang khusus pada berbagai tingkat kehidupan.. adaptasi tugas . Stereotipe Psikologik Orang Lanjut Usai perkumpulan kelompok umur. Lima fase perkembangan itu yaitu Masa Kanak kanak tidak mempunyai tujuan hidup yang realistis digambarkan waktu tidak jelas Remaja dan dewasa muda mulai mempunyai konsep yang spesifik mengenai tujuan hidup Usia tahun mulai lebih konkret tentang tujuan hidup dan aktif bekerja untuk mencapainya Usia pertengahan melihat kebelakang kehidupannya. pencapaian tugas perkembangan memberi kontribusi kebahagian dan perasaan sukses individu.Menua dikatakan sukses ketika seseorang melihat ke dalam dan menilai dirinya lebih dari kehilangan atau pembatasan fisiknya. c Course of Human Life Theory Fokus pada teori ini adalah mengidentifikasi dan pencapaian tujuan kehidupan seseorang menurut lima fase perkembangan. Kunci dari perkembangan kesehatan adalah pemenuhan kebutuhan diri. senang mengadu untung pada pekerjaan pekerjaan aktif untuk menghindari masa yang sulit / buruk. Tipe Ketergantungan Dependent Orang lansia ini masih dapat diterima di tengah masyarakat. takut mati. Menjadi tua dianggapnya tidak ada hal hal yang baik. bersifat agresif. tak mempunyai inisiatif dan bertindak tidak praktis. masih tahu diri. mempunyai sedikit hobby. iri hati pada orang yang muda.Biasanya sifst sifat stereotipe para lansia ini sesuai dengan pembawaannya pada waktu muda. bersifat selalu menolak bantuan.. Anehnya mereka takut menghadapi menjadai tua dan tak menyenangi masa pensiun. tidak iri hati pada orang yang berusia muda. malahan biasanya banyak makan dan minum. tak berambisi. Biasanya orang ini dikuasai oleh istrinya. mengalami masa pensiun dengan tenang. Tipe Defensif Orang ini biasanya dulunya mempunyai pekerjaan / jabatan tak stabil. Biasanya sifat sifat ini dibawanya sejak muda. merasa menjadi korban dari keadaan. Tipe Membenci / Menyalahkan Diri Sendiri Selfhaters Orang ini bersifat kritis terhadap dan menyalahkan diri sendiri.. mereka sudah cukup mempunyai apa yang ada. tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur. bnamun mereka menerima fakta pada proses menua. dan tahu diri. Statistik kasus bunuh diri menunjukkan angka yang lebih . tetapi selalu pasif. Mereka dapat menerima fakta fakta proses menua. Biasanya pekerjaan waktu dulunya tidak stabil. Mereka menganggap kematian sebagai suatu kejadian yang membebaskannya dari penderitaanya. Biasanya mempunyai perkawinan yang tak bahagia. fleksibel luwes. curiga. Tipe Bermusuhan Hostility Memreka mengannggap orang lain penyebab kegagalannya. bersifat kompulsif aktif. mempunyai toleransi tinggi. sering kali emosinya tak dapat dikontrol.. mengalami penurunan kondisi sosio ekonomi. selalu mengeluh. dapat menikmati hidupnya. Ia senang mengalami pensiun. tak mempunyai ambisi. Beberapa tipe dikenal adalah sebagai berikut Tipe Konstruktif Orang ini mempunyai integritas baik. juga dalam menghadapi masa akhir. memegang teguh pada pada kebiasaannya. humoristik. Rendahnya produktifitas kerja lansia.. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat individualistik. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu kesehatan fisik lansia . Permasalahan khusus Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik.. Casel basa . Keadaan Patologis Entropin. Perubahan Perubahan Pada Lansia Perubahan Fisik Berbagai perubahan anatomik / fisiologik akibat proses menua dan akibat patologiknya Sistem/Organ Panca Indra Mata Perubahan morfologik Lemak per orbital hilang Perubahan Fungsional Mata tampak cekung. . Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian kesejahteraan lanjut usia. dihargai dan dihormati. Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lansia. Masih rendahnya kuantitas dan kulaitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia. terlantar dan cacat. Faktor faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan Hereditas atau ketuaan genetik Nutrisi atau makanan Status kesehatan Pengalaman hidup Lingkungan Stres . Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan . Berkurangnya integrasi sosial lanjut usia. ektropin Trikiasis.. Banyaknya lansia yang miskin. kelopak mata melengkung. apalagi pada mereka yang hidup sendirian.tinggi persentasenya pada golongan lansia ini. mental maupun sosial. antara lain Permasalahan umum Makin besar jumlah lansia yang berada dibawah garis kemiskinan. Lahirnya kelompok masyarakat industri. kornea keruh Perubahan degeneratif di otot okomodasi. Sudut terbuka kronis Presbiopia Pupil mengecil. Persepsi terutama bila ada latar Tuli konduksi belakang bising . curiga. dan absorbsi Produksi asam basal turun . Deskriminasi suara di korteks Gangguan refleks kontrol postural Ketidakpastian dan Sindroma menieres ketidakpercayaan bergerak dalam gelap Gangguan ras mengecap Risiko keracunan gas/ dan membau makanan meningkat. iris. malnutrisi. anoreksia Hilangnya tanggapan terhadap refleks batuk dan menelan Lipatan suara menghilang. ulkus kornea penurunan visilambat Katarak Sudut filtrasi mengurang Glaukoma Tekanan intra okuler . viterus. motilitas. refluks esofagitis. avitaminosis Varikosis sublingual dan hemorhagi Ca Larings pria dan post cricoid wanita Sisa karies tertinggal. nada meninggi. gigi dan rahang Karies dentis da resesi ginggiva Perubahan atrofik rahang Esofagus sampai Anus Atrofi mukosa. suara gemetar. kekuatan dan jangkuan turun Kesulitan adaptasi gigi palsu dan kesesuian gigi untuk menggigit Tersedak. otot okoler intrinsik dan ekstrinsik Telinga Hidung. Tenggorokan dan Lidah Degenerasi organ korti hilangnya sel rambut Hilangnya neuron di kokhlea sel gangglion dan korteks temporal. meningkat Penutupan sudut akut .abses lakrimalis Sklerokeratitis nekrotikans. aklorhidria meningkat setelah th Disfagia pseudobulber. kelenjar dan otot intestinal Aliran darah dan aktivitas Gastritis atrofikans Perubahan nafsu makan Perubahan asimtomatik sekresi. Sensitivitas nada frekuensi tinggi . Lakrimalis Deposit lipid dikornea Konjungtiva sika Ruang depan mendangkal Hilangnya elastisitas dan sklerosis nukleus di lensa Perubahan Fungsional Ptosis senilis Epifora Arkus senilis Air mata menurun. retina dan koroid Degenerasi neuron kortikal yang berhubungan dengan penglihatan lob. Lokalisasi suara . karsinoma Gastrointestinal . risiko parotitis. depresi . Vibrasi membran basiler terpengaruh oleh gangguan elastisitas Akumulasi serumen berlebihan Atrofi strie vaskularis produksi endolimfe terganggu Degenerasi sel rambut si kanal semi sirkularis Perubahan atrofik dimukosa.mendadak Penurunan lapang pandang Retina lepas Pandangan atas warna Penyakit vaskuler oklusif rusak a/v pusat retina Adaptasi gelap melambat a serebaral posterior Muscae voluntes obyek mengambang dilapangan pandang Persepsi visuo spatial dan diskriminasi kurang akurat Keadaan konfusio karena Gangguam akomodasi penurunan sensori Lihat keatas terbatas Presbiakusis menyebabkan Efek psikologik ketulian gangguan isolasi. refleks melambat Degenerasi makuler Gangguan ketepatan visual penurunan visi . sepsis dental Fisura angularis. Artritis temporomandibularis Ulkus peptikum menurun Anoreksia.okspital.Sistem/Organ Perubahan morfologik Stenosis kel. degeneratif neuronal penthol pengecap lt pada usia tahun Atrofi dan hilangnya elastisitas otot dan tulang rawan larings Keadaan Patologis Dakriosistitis. ulkus oral. Sistem/Organ Perubahan morfologik enzim di usus dan hati menurun Perubahan Fungsional Stimulasi histamin menurun Produksi faktor instrinsik menurun Sindroma malabsorbsi menurun Keadaan Patologis Sindroma malabsorbsi menurun Implikasi fekal Divertikulitis Frekuensi anemia pernisiosa dan anemia gisi meningkat Intoksikasi obat dan makanan meningkat IHD/IHSS/Dekom. tunika media kaku dan fibrotik Degenerasi katup jantung. karsinoma. Fungsi baroreseptor menurun Katup kaku timbulkan bising Sistolik di A. Atrofi dan fibrosis tunika media.M meningkat Kardiovaskuler Arteri termasuk aorta memanjang dan berkelok Penebalan intima arteri meningkat. fibrosis dan amiloidosis miokardial. regurgitasi di M. Sensitivitas dan efisiensi mekanisme self cleansing menurun. sklerosis bronkhi dan jaringan penunjang Degenerasi epitel dan kelenjar bronkhi Osteoporosis toraks. hiperplasia tunika intima a. Kifosis dan peningkatan kekakuan dinding dada Kapasitas cadangan fungsional pernapasan IHD merupakan penyebab utama gagal jantung pada usia lanjut Sistem Respirasi Elastisitas alveoli / aktivitas silia / daya rekoil elastin menurun Alveoli koalesen. kalau ada kaku/ distrosi karena kiposkiliosis. klasifikasi / sklerosis yang kadang sampai septum interventrikulis Perubahan miokardial ddeposit lipofuchsin. Koronaria Brown athropy hanya dalam hubungannya dengan keadaan patolgis yang sangat berat malnutrisi. vertebra. refleks batuk menurun. Kordis/MVP Aritmia kordis meningkat HT sistolik / diastolik meningkat Pseudo HT meningkat Hipotensi postural meningkat Penyakit jantung katupA. anemia pernisiosa dll berat jantung berhubungan dengan berat badan Ateroma. mungkin akibat HT / merokok Venous return di leher kiri sering terblok periksa JVP dileher kanan Sukar tentukan letak apeks. efisiensi respirasi menurun. kostae Penurunan elastisitas dan klasifikasi tulang rawan iga Kepekaan terhadap pneumonia meningkat COPD dan bronkitis kronis meningkat Infeksi akut meningkat Mudah gagal respirasi . kekerapannya meningkat pada penuaan. tak harus signifikan Tak ada perubahan / degeneratif jantung yang spesifik akibat menua tak ada penyakit jantung senelis Secara umum Curah jantung menurun akibat isi sekuncup menurun akibatnya kecepatan kerja fisik menurun Latihan fisik yang sama naikkan TD/denyut jantung orang tuagt dari orang muda Konfusio mental dan kelelahan menyebabkan haruskan meningkatkan akan penyakit jantung pada lansia gejala ini lebih sering dibanding nyeri anginal / sesak napas Kapasitas vital menurun volume total tetap Difusi oksigewn terganggu. Gerakan yang satu melambat Diabetes mellitus meningkat Hipotensi potural meningkat Gangguan keseimbanmgan cairan Pengecilan otot. konversi androgen menjadi estrogen di jaringan perifer menurun Estrogen post menopausal menrun insulin meningkat kulaitati Noreprineprin menurun Parathormon menurun Vasopressin menurun Sistem lokomotorik Otot Terjadi atrofi pada otot. sbg akibat dari gabungan dari kelemahan otot.bronkus. K. anemia Hipotermia. baik dalm jumlah atau ukurannya disebabkan oleh gangguan metabolik dan denervasi fungsional Penampilan seksual fertilitas menurun dan Massa otot menghilang Hilangnya berkas otot Hernia ekstra dan intra abdominal Penurunan kekeuatan fisikkelemahan fisiologik Disabilitis. Kelenturan hanya sedikit berubah. kecuali dipicu penyakit lain. keterbatasan jangkauan dan kecepatan gerak. kelembutan aliran gerakan dari gerakan satu ke gerakan lain menghilang . Pada keduanya manifestasi atipik debilitas nonspesifik. anemia / anoksia . sindroma cushing. terutama ekstermitas distal Kelemahan patologik . Berkuran gnya ketepatan dalam gerakan halus dan gerak yang berubah cepat . Tingkat disposal metabolik tiroksin Perubahan Fungsional terganggu. Ketepata n waktu dalam gerakan jadi tak teratur. gagal jantung dan osteoporosis oleh karena hipertiroid. Endokrin tirotoksikasis. kaku sendi dan mekanisme sentral penampilan sensori motorik . paranoid oleh karena hipotiroid. dan Vitamin D .Sistem/Organ Perubahan morfologik Kelemahan otot interkostal dan aksesori pada pernapasan. Fibrilasi atrium tak tanggap digitalis. gonadotropin meningkat. emboli paru meningkat Terpicunya penyakit paru akibat penyakit jantung/lain Miksedema x tirotoksikosis. Metabolisme defisiensi Ca. Anemis. miopati kortison . Penyakit kardio respirasi. Karsinomatosis . Sistem Endokrin Ubahan T mjd T menurun. hipotermia oleh karena hipotiroid Testosteron bebas tak terikat menurun perlahan. BMR dan ambilan iodin radioaktif menurun. karena hilangnya rekoil elasti dibatasi oleh meningkatnya kekakuan paru fibrosis dn hilangnya fleksibilitas dinding dada Penurunan aktivitas tiroid fungsional Keadaan Patologis Tuberkuosis paru reaktivitas TB yang sudah sembuh Ca. tapi gejala klinis minimal. agilitas menta. mungkin berasal dari lisosom atau mitokondria Di neuron . Gangguan persepsi. subluksasi sendi tangan/kaki Telapak kaki nyeri dan masalah kaki lain Penurun cadangan intelektual merupakan predisposisi keadaan konfusio akut Demensia suatu defisit dalam memori dan intelek serupa dengan yang terjadi pada penuaan normal. Kekusutan neurofibril er. kifosis. panas. analisis. plak senilis dan degenerasi granulova kuole Berbagai perubahan degeneratif terjadi dengan frekuensi meningkat pada individu gt tahun. Gangguan kesadaran sensorik terhadap rasa nyeri. perasaan posisi sendi Tampilan sensori motor untuk menghasilkanketepatan melambat Gangguan mekanisme mengontrol postur menurun juga daya antigravitasi. dingin. dan integrasi input sensorik menurun Memori jangka pendek dan kemampuan belajar menurun Kurang resilien. lebih egois dan introvet. daya pemikiran abstrak menghilang. atrofi serebral berat otak menurun antara usia tahun Histologik Mula mula secara setempat setempat tojiolan dendrit di neuron menghilang. Nyeri tulang. sentuh. Secara progresif terjadi fragmentasi dan kematian sel. RNA. disusul bangkaknya batang dendrit dan badan sel. berkembang dan lengkap . fraktur penyakit paget Osteitis deformans Tonjolan tulang jari kaki. Terjadi lebih dini dan dengan intensitas tinggi menuju ke perubahan disorientasi. Pada semua sel deposit lipofuchsin pigmen wearamptear yang terbentuk di sitoplasm. mental. lebih kaku dalam memandang persoalan. eosinofil dan badan levy . keseimbangan dan gerakan kecepatan kondusif saraf menurun pada usia tahun Daya nilai dan lokalisasi rasa nyeri rusak Predisposisi jatuh cedera Instabilitas postural dan Demensia multi infark Episoda iskemik otak sepintas Berbagai jenis stroke mengancam. kifosos dan fraktur densitas tulang tak cukup Osteomalasia kurangnya penulangan pada matriks tulang normal. tangkah laku dam motorik dari jenis deteriorisasi mental presenil dan senil Gejala menuduh pada parafrenia Sistem Syaraf Syaraf Pusat Makroskopis Penebalan meningeal.Sistem/Organ Tulang Perubahan morfologik Osteoporosis penipisan trabekulae dan melebarkannya rongga tulang cancelous Perubahan Fungsional dulu sebelum mulai gerakan lain Asimtomatik atau nyeri punggung ringan. tapi tak berhubungan satu dengan lainnya Korpora amilasea terdapat dimana mana dijaringan Tanggapan intelektual. Inklusi hyalin. nitokondri a dan enzim sitoplasma menghilan g . miopati. bungkuk dan tinggi badan menurun Keadaan Patologis Osteoporosis meningkat Nyeri punggung berat. sisititis Penyakit prostat Gangguan ginekologik Retensio urin Inkontinensia urin GGA/GGK Frekuensi anemia meningkat . terutama DM dan alkoholisme Penebalan membaran basalis kapsula bowman dan terganggunya permeabilitas Perubahan degeneratif tubuli Penurunan jumlah dan atrofi nefron Perubahan vaskuler pengaruhi pembuluh darah pada semua tingkat. tapi kurang efisiensi dan perlu waktu lebih lama dengan cadangan minimal. Ca klinik jauh lebih jarang Perubahan Fungsional Keadaan Patologis Syaraf Otonom Predisposisi terjadinya hipotensi postural asimtomatik Tanggapan terhadap manuver Valsava berubah Sensitivitas barorefleks menghilang Regulasi suhu sebagai tanggapan atas panas / dingin terganggu Penilaian atas nyeri viseral menghilang Gerakan alimeter terganggu Hipotensi postural simtomatik Otoregulasi di sirkulasi serebral rusak Mudah terjadi jatuh falls Predisposisi hipotermia dan heat stroke Penggambaran secara keliru penyakit Sistem Urogenital Sistem Hematologi Pertumbuhan tak berubah Sumsum RBC/WBC tulang Efisiensi ginajal dalam pembuangan sisa metabolisme terganggu dengan menurunnya massa dan fungsi ginjal . Fibrosis intima dan media siderosis. Tingkat filtrasi glomerulus dan kapasitas ekskresi maksimum menurun dengan proporsi sama Ginjal yang menua masih dapat mempertahankan mekanisme homeostasis normal dan ekskresi sisa metabolisme dalam batas tertentu. Aliran darah ginjal tinggal pada usia tahun . katekolamin. degenerasi amiloid dan hialin Pembentukan anteroma meningkat dengan makin lanjutnya usia. mulai dari penbalan inti pembuluh darah kecil sampai hialinisasi arteriol dan hiperplasia inti arteri besar Atrofi prostat dan otot dengan area fokus hiperplasia noduler benigna terdapat pada pria gt tahun. Jumlah nefron tinggal pada akhir rentan hidup rata rata . parkinsonisme. Tanggapan otonom mungkin melemah pada lansia akibat berkurangnya sintesis dan hidrolisis transmiter saraf tersebut dikombinasi dengan hilangnya reseptor Disfungsi otonom menyertai sindrom ShyDrager.Sistem/Organ Perubahan morfologik otak Perubahan vaskuler . penyakit serebrovaskuler dan berbagai neuropayi. Karenanya dehidrasi. dopamin dan noradrenalin. patogenesis multifaktorial Transmisi saraf terganggu pada asetilkolin. infeksi atau gangguan curah jantung yang relatif ringan akan mempercepat gagal ginjal Absorbsi besi/folat/B menurun Batu ginjal Infeksi ginjal pielonefritis. Intra epidermal . Sel basal . berubah warna Rambut menipis. teman/relasi. dan distorsi lain yang disebabkan oleh atrofi / kelemahan rangka dan kelompok otot besar yang bertugas dalam pembentukan postur dan penopangan antigravitasi Penurunan fungsi imun annate Aktivitas sel T menurun Fungsi makrofag menurun Nyeri punggung ringan Nilai kreatinin cenderung normal.Sistem/Organ Kulit dan Integumen Perubahan morfologik mengandung lebih sedikit hemopoitik tanggapan terhadap stimulus menurun Atrofi Epidermis Kelenjar keringat Folikel rambut Degenerasi kolagen Perubahan pigmenter Hiperkeratosis epidermal Degenerasi Kolagen Serat elastik Sklerosis arteriol Penurunan lemak subkutan Perubahan Fungsional Keadaan Patologis Kulit menipis. ligamen dan jaringan periartikuler Sinovia menebal dan terdapat hipertrofi villi Tulang rawan menjadi kuning dan keruh. beralur Lentigenesis senilis. beruban. pekerjaan/kegiatan Merasakan/sadar akan kematian Perubahan cara hidup Penyakit kronis dan ketidakmampuan . tinggi badan menurun. pembentukan kista dan klasifikasi Keratosis solaris Karsinoma . intertrigo. mungkin terjadi erosi dipermukaan atau perubahan biokimiawi yang mengarah terjadinya degenerasi mukoid. kutil seboroik Elastisitas kulit menurun Purpura sinilis Bercak Campell de Morgan Berkurangnya isolasi dan bantalan Penurunan fungsi sendi Hilangnya elastisitas dan mobilitas sendi Kekakuan sendi dan cenderung menjadi nyeri/sakit Rasa percaya dan ketepatan gerak berkurang Kesulitan dalam gerak rumit. pertumbuhamn lambat. kering. Ulkus Onikogrifosis dan gangguan kuku lain. status. mudah patah. Sel gepeng Dekubitus Hipotermia Berbagai penyakit arthritis menyebabkan kakauan sendi ankilosis dan kontaktur . walaupun GFR menurun Kesulitan menilai turgor Abrasi dan infeksi Pruritus. fragil. terutama bila bersamaan dengan adanya gangguan penglihatan Postur bungkuk. Arthritis rhematoid suatu kelainan kon Sisten Imunologik Badan Menyeluruh Timus menghilang Limfosit B/T tetap kualitas berubah tapi Penyakit otoimun kanker meningkat Nyeri punggung berat dan Penurunan tinggi badan postur bungkuk karena kifosis Berat badan menurun Peningkatan ratio lemak/BB bersih Penurunan air tubuh total Mudah terjadi dehidrasi Perubahan Psikososial Perubahan psikosial meliputi Pensiun bila seseorang pensiun dia akan kehilangan finansial. paronikia Rematologi Degenerasi tulang rawan. Kuku menipis. Osteoarthritis begitu seringnya terjadi sehingga dianggap fisiologik . terutama dalam tengkorak dan panggul. tempat pembuatan selsel darah terutama sel darah merah. osteoporosis. Adapun fungsi lainnya yaitu menahan seluruh bagianbagian badan supaya jangan rubuh. Fraktur klavikula fraktur yang terjadi sering disebabkan oleh jatuh / hantaman langsung pada bahu yang disertai cidera kepala dan cidera lordosis lorspinalis. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya Suddarth. . memberikan bentuk pada bangunan tubuh. juga disebut fraktur kelelahan falique fraktur dimana otot tidak dapat mereabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu jauh. perubahan gambaran diri... perubahan konsep diri Perkembangan Spiritual Perubahan spiritual meliputi Agama atau kepercayaan makin terintegrasi Semakin matur dalam kehidupan keagamaan Menurut Fowler perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara mencintai dan keadilan. Fisiologi Kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak. . . tempat melekatnya otototot dan untuk pergerakan tulang dengan perantaraan otot. Etiologi Trauma trauma pada anakanak dan dewasa Trauma patologis akibat kelemahan tulang karena penyakit CA. atau inflamasi Fraktur stres terjadi pada tulang normal akibat stres tingkat rendah yang berkepanjangan atau berulang. timbul kebutaan dan ketulian Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik. . Konsep Teori Fraktur . Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa FKUI. Gangguan saraf panca indera. . Definisi Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang Barbara Engram.. . . Periosteum terkelupas dari tulang dan terobek terus ke sisi berlawanan dari sisi yang mendapat trauma. maka pasti timbul kerusakan hebat pada struktur jaringan lunak yang mengelilinginya.. Darah juga keluar melalui celah periosteum ke otototot sekitarnya dan disertai pembengkakan dalam berbagai tingkatan. Ruptur pembuluh darah di dalam tulang dan periosteum akan membentuk hematoma di sekeliling tempat fraktur. Proses menua Penurunan Fungsi Tubuh Terganggunya sistem muskuloskeletal Kekuatan otot menurun Penurunan fungsi muskuloskeletal Trauma Fraktur Imobilisasi Menekan pada pembuluh darah Gangguan mobilitas fisik Penurunan vaskularisasi O menurun Metabolisme anaerob Asam laktat gtgt Terputusnya syaraf perifer Impuls nyeri Saraf aferen Spinal cord Talamus Korteks Gangguan Nyaman Nyeri Ansietas Spasme otot Respon peradangan keluarnya mediator radang histamine.. bardikinin Iskemia Eritema Dekubitus . Patofisiologis Bila tulang yang hidup normal mendapat kekerasan yang cukup menyebabkannya patah. tidak ada tanda luka remuk . Kerusakan jaringan lunak. Klasifikasi Terbuka / Tertutup Tertutup clossed bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Luka pada pembuluh arteri / saraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan jaringan lunak. Fraktur kontaminasi sedang c. . Kontaminasi minimal b.. Komplit / Tidak Komplit Laserasi lt cm . Fraktur sederhana. Kerusakan jaringan lunak sedikit. Luka lt cm . Derajat II . Terbuka open / compound bila terdapat hubungan antara fragmen luar dengan dunia luar Fraktur terbuka dibagi atas derajat menurut R. Derajat I . Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat. otot dan neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi. Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi. flap / ovulsi . . Gustillo yaitu a. .. meliputi struktur kulit. Derajat III Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas. meskipun terhadap laserasi luas. atau fraktur segmental / sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka. tidak luas. Fraktur derajat III terbagi atas . transversal. Fraktur kominutif sedang . oblik atau kominutif ringan . bila garis patah tidak melalui Hairline fracture patah retak Buckle fracture atau tonus penampang tulang atau melalui kortek tulang. trauma tarikan / fraksi otot pada inversinya di tulang contoh fraktur patela. seluruh penampang tulang fracture. rambut . trauma angulasi Garis patah oblik. . terutama rotasi. mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada melignkari tulang . peristeumnya masih Garis patah melintang tranversal. garis patah miring Garis patah spiral. bila garis patah melalui seluruh Fraktur tidak komplit. garis patah Fraktur kompresi. Jumlah Garis Patah Fraktur kominutif garis patah lebih dari satu atau Fraktur segmental garis patah gt tetapi tidak Fraktur multiple garis patah gt tetapi pada tulang saling berhubung berhubungan pada satu garis patah disebut pola fraktur bifokal yang berlainan tempatnya contohnya fraktur femur. trauma angulasi. bila terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya. tulang panjang anak Bentuk Garis Patah dan Hubungan dengan Mekanisme Trauma sponlosa Fraktur ovulsi. Fraktur komplit. trauma aksial fleksi pada tulang atau langsung Greenstick fracture. biasanya pada distal radius anak . fraktur cruris dan fraktur tulang belakang Bergeser / Tidak Bergeser utuh Fraktur Displaced bergeser terjadi pergeseran fragmen tulang yang disebut lokasi fragmen Fraktur Undisplaced tidak bergeser garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser. Manifestasi Klinis Riwayat trauma. Kista . Metastase tumor pada tulang . Kongenital tulangtulang memang rapuh seperti osteogenesis infecta . Fraktur Patologis Dislokasi atau longitudinal com contractionum pergeseran searah sumbu dan Dislokasi Dislokasi pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauh Karena adanya penyakit lokal pada tulang. pergeseran yang membuat sudut .. Tumor yang simplek seperti giant cell tumor / codioma yang ganas contoh sarkoma . Desakan langsung dari aneorisma / dari tumor . Metabolis defisit vitamin D . Neuropatik poliomyelitis .. maka kekerasan panjang ringan saja pada bagian tersebut sudah dapat menyebabkan fraktur Penyebab fraktur patologis adalah . bila tak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis Jenis fraktur Nyeri yang langsung dan menjadi lebih hebat karena benjolan dan tekanan pada daerah yang terkena Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit Nyeri tekan pada daerah fraktur Perubahan bentuk Hilangnya fungsi pada daerah yang cidera Gerakangerakan yang abnormal Krepitasi Umum atau atau axim latus . overlopping . Atropi tulang . Gangguan endokrin Lokal . Osteoporosis . Infeksi tulang . berat badan pemberatnya / x BB Traksi kulit kebutuhan Reduksi tertutup Reduksi terbuka . Tomogram. menentukan kemungkinan tulang yang patah. Penatalaksanaan Prinsip penangganan fraktur terdiri dari . jenis kekuatan yang berperan dan deskripsi tentang kejadian tersebut oleh klien sendiri. Pemeriksaan Penunjang XRay untuk menentukan lokasi fraktur / trauma Bone scaning. jarak dekatnya. CT / MRI Scan visualisasi Arteriogram kemungkinan ada kerusakan vaskuler CBC Complete Blood Count kemungkinan fraktur juga mengidentifikasi jaringan lunak yang rusak hemokonsentrasi Cr creatinin trauma otot meningkat Profil koagulasi kondisi pembengkakan terkait dengan hilangnya darah berbagai transfusi / trauma hepar .. Riwayat kecelakaan. Berat traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Traksi tulang. Price amp Wilson. kehilangan darah jaringan yang rusak . yang dialami permintaan spesifik untuk fraktur. Edem setempat Shock disebabkan karena rasa nyeri yang hebat. . . berat badan pemberatnya x BB Traksi kulit.. terdiri dari . Imobilisasi sabiston. / retensi reduksi wilson. . . Recognisi / pengenalan Pengenalan mengenai diagnosis pada tempat kejadian kecelakaan dan kemudian di RS. Pemulihan fungsi restorasi dan rehabilitasi . Reduksi / reposisi Pemulihan keselarasan anatomi tulang yang fraktur mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomi dengan cara Reposisi Traksi dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilsasi. terlihat kelemahan / hilang fungsi Agitasi mungkin berhubungan dengan nyeri / ansietas atau trauma lain Nyeri / Kenyamanan Gejala Nyeri berat tibatiba pada saat cidera mungkin terlokalisasi pada area jaringan / kerusakan tulang dapat berkurang pada imobilisasi.. fraktur itu sendiri. spasme otot. hipovolemia Penurunan / tak ada nadi pada bagian distal yang cidera. pengisian kapiler lambat. krepitasi bunyi berderit. spasme otot Tanda Hipretensi kadangkadang terlihat sebagai respons terhadap Tanda Keterbatasan / kehilangan fungsi pada bagian yang terkena . angulasi abnomal. Pemeriksaan Fisik Aktivitas / Istirahat mungkin segera. tak ada nyeri akibat kerusakan saraf. pemendekan. Spasme / kram otot setelah imobilisasi Keamanan Gejala Hilang gerakan / sensasi. rotasi. dari pembengkakan jaringan nyeri Sirkulasi nyeri / ansietas atau hipotensi kehilangan darah Takikardia respos stres. atau terjadi secara sekunder.. Anamnesa Apakah ada riwayat trauma Kapan terjadinya trauma Dimana terjadinya trauma Apa jenis trauma yang terjadi Berat ringan trauma Arah trauma Posisi dan ekstremitas yang bersangkutan . Pengkajian . pucat pada bagian yang terkena Pembengkakan jaringan atau masa hematoma pada sisi cidera Neurosensori Kebas / kesemutan parestesis Tanda Deformitas lokal. Tinjauan Asuhan Keperawatan . protektif . tampak terpukul gerakan atau menyebar. meringis . perdarahan. perubahan warna pembengkakan lokal dapat meningkat secara bertahap atau tibatiba Penyuluhan / Pembelajaran Gejala Lingkungan cidera Pertimbangan DRG menunjukkan ratarata lama dirawat femur . Rencana Asuhan Keperawatan . menarik diri dari kontak sosial. mencari orang lain dan / atau terfiksasi atau menyebar. peningkatan atau panurunan frekuensi pernafasan Tujuan Nyeri pasien dapat diminimalkan atau hilang .Tanda Laserasi kulit. lainlainnya .. Respon autonomik tidak terlihat pada nyeri stabil kronis diaforesis. meringis . Penyempitan fokus perubahan persepsi waktu. Perilaku distraksi merintih. hari Rencana Panggul / pelvis . menangis. mondarmandir. kerusakan proses pikir . perubahan tekanan darah dan nedi. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan respon peradangan keluarnya mediator radang histamine dan bradikinin Batasan Karakteristik Mayor Komunikasi verbal atau kode dari pemberi gambaran nyeri Minor . aktivitas perawatan diri dan tugas pemeliharaan / perawatan di rumah . hari bila memerlukan pemulangan perawatan di RS memerlukan bantuan dengan transportasi. dilatasi. Memfokuskan pada diri sendiri . pupil. Perubahan pada tonus otot dapat berkisar dari malas sampai kaku . ovulsi jaringan. hari. Wajah tampak menahan nyeri mata tak bersemangat. Perilaku melindungi. menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot Dorong menggunakan teknik menejemen R Memfokuskan kembali perhatian. meningkatkan rasa kontrol dan dapat meningkatkan kemampuan koping dalam manajemen nyeri Identifikasi aktivitas terapiutik yang tepat untuk usia pasien kemampuan fisik dan penampilan pribadi pilihan / pengawasan keefektifan intervensi tingkat ansietas dapat mempengaruhi presepsi / reaksi terhadap . menurunkan edema dan menurunkan nyeri Hindari penggunaan sprei / bantal plastik di bawah ekstremitas R Dapat meningkatkan ketidaknyamanan karena peningkatan produksi panas dalam balutan Evaluasi keluhan nyeri / ketidaknyamanan. perhatikan lokasi dan karakteristik termasuk intensitas skala . mempu berpartisipasi dalam aktivitas / tidur / istirahat dengan tepat Menunjukkan penggunaan ketrampilan relaksasi dan aktivitas terapiutik sesuai indikasi untu situasi individual Intervensi dan Rasional Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring R Menghilangkan nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang / tegangan jaringan yang cidera Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena R Meningkatkan aliran balik vena.Kriteria Hasil Menunjukkan tindakan santai. Perhatikan petunjuk nyeri non verbal perubahan tanda vital dan emosi / perilaku R Mempengaruhi nyeri Dorong pasien untuk mendiskusikan masalah sehubungan dengan cidera R Membantu menghilangkan ansietas pasien dapat merasakan kebutuhan untuk menghilangkan pengalaman kecelakaan Beri obat sebelum perawatan aktivitas R Meningkatkan relaksasi otot dan meningkatkan partisipasi Berikan alternatif tindakan kenyamanan R Meningkatkan sirkulasi umum. dapat meningkatkan harga diri dan kemampuan koping Selidikilah adanya keluhan nyeri yang tidak biasa / tibatiba atau dalam. menurunkan ketegangan dan dapat meningkatkan kekuatan otot. Fisiologis Peningkatan frekuensi jantung Peningkatan tekanan darah Peningkatan frekuensi pernapasan Diaforesis Insomia Keletihan dan kelemahan Pucat atau kemerahan Mulut kering Gelisah Kedutan Berdebardebar Sering berkemih b. contoh infeksi.R Mencegah kebosanan. Emosional Ketakutan Ketidakberdayaan Gugup Kurang percaya diri c. Kognitif Tidak dapat berkonsentrasi Kurang kesadaran tentang sekitar Mudah lupa Konfusi Tujuan Ansietas sehubungan dengan prosedur tindakan medis operasi pada kaki yang patah . iskemia jaringan sindrom kompartemen . lokasi progresif / buruk tidak hilang dengan analgesik R Dapat menandakan terjadinya komplikasi. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan Batasan Karakteristik Mayor a. perhatikan rasa empati R Memudahkan penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan Berikan penjelasan pada klien tentang penyakit yang dideritanya perlahan.Pasien mengungkapkan perasaannya secara verbal. mempu menanggulangi dan menggunakan sumbersumber pendukung untuk memecahkan masalah yang dialaminya Kriteria Hasil Menyatakan kesadaran terhadap ansietas dan cara sehat untuk mengatasinya Mengakui dan mendiskusikan takut Tampak rileks dan melaporkan ansietas menurun sampai tingkat dapat ditangani Menunjukkan pemecahan masalah dan penggunaan sumber efektif Intervensi dan Rasional Kaji tingkat kecemasan klien R Menentukan tindakan selanjutnya Berikan kenyamanan dan ketenangan pada klien temani klien. . tenang serta gunakan kalimat yang jelas. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan Ditandai dengan Pasien lemah dan menyeringai Ketidak mampuan bergerak Pasien berbaring ditempat tidur Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan fungsi muskuloskeletal. singkat dan mudah dimengerti R Meningkatkan pemahaman klien tentang penyakit dan terapi untuk penyakit dan terapi untuk penyakit tersebut sehingga klien lebih kooperatif Observasi tandatanda vital R Mengetahui perkembangan klien secara dulu Identifikasi sumber atau orang yang menolong R Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri menghadapi masalah . mengakui ketakutannya. rileks dan cemasnya berkurang. aturan . Mampu untuk bergerak dengan maksud tertentu dalam lingkungannya seperti mobilisasi ditempat tidur Keterbatasan menggerakkan sendisendi Rentang gerak Minor Adanya keterbatasan aktivitas Malas untuk bergerak Tujuan Auhan Keperawatan Pasien dapat melakukan aktivitas atuau mobilitas Melakukan makan sendiri Dapat mandi sendiri Dapat berpakain sendiri Dapat berjalan Kriteria Hasl Individu akan Mendemontrasikan penggunaan mobilitas Mendemonstrasikan teknik atau perilku yang memungkinkan melakukan aktivitas Memmpertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi tubuh Mengungkapkan pemahaman tentang situasi .Batasan Karakteristik Mayor .tindakan dalam beraktivitas Implementasi Jadwalkan aktivitas atau tindakan dengan periode waktu istirahat R Meningkatkan penyembuhan dan membentuk kekuatan otot dan kesabaran Anjurkan pasien untuk dapat berperan dalam kegiatan seharihari dengan keterbatasan yang dialaminya R Peran serta pasien akan meningkatkan kemandirian dan perasaan akan pengendalian diri Bantu untuk melakukan aktivitas atau ambulasi R Sehingga penyembuhan terjadi aktivitas dibatasi dan ditingkatkan dengan perlahan sesuai dengan toleransi inividu Kaji tandatanda vital R Vital sign merupakan parameter untuk mengetahui perkembangan pasien Ubah posisi secara periodik dan dorong latihan batuk atau nafas dalam alat yang sesui untuk meningkatkan . pneumonia Konsul dengan ahli terapi fisik atau rehabilitasi spesialis R Berguna dalam membenyuk aktivitas individual atau program latihan pasien dapat memerlukan bantuan jangka panjang dengan gerakan . Evaluasi Fungsi tulang dapat diperbaiki atau distabilkan Komplikasi tidak terjadi AKS dapat terpenuhi sendiri atau dibantu orang lain Keluarga memahami keadaan yang sebenarnya dan dapat terlihat dalam proses pemulihan Proses / prognosis penyakit dan penanganan dapat dipahami dan mampu mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber .message dengan pelembab R Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit dan menurunkan resiko terjadinya ekskotiasi kulit Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi R Mengidentivikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional dan mempengaruhi pilihan intervensi yang akan dilakukan .kekuatan dan aktivitas yang mengandalkan BB juga penggunaan alat Berikan perawatan kulit dengan cermat .R Mencegah atau menurunkan insiden komplikasi kulit atau pernafasan seperti dekubitus.atelektasis.. RIWAYAT KESEHATAN Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu tahun yang lalu pasien mengalami kecelakaan jatuh dari tangga ditempat kerja. Ny.BAB TINJAUAN KASUS . namun belum membaik. PENGKAJIAN DATA BIOGRAFI Nama Klien Jenis Kelamin Alamat Umur Pendidikan Terakhir Agama Status Sumber Pendapatan Tanggal Masuk Panti Wredha Tanggal Pengkajian Dianosa Medis .. Ny. T Perempuan Malang Tahun Kristen Katolik Janda Oktober April Gerotik Indikasi Fraktur Patella Dextra .. T tidak mempunyai keluarga sehingga dibawa oleh Romo ke Malang untuk mendapat pengobatan di pelayanan kesehatan dan mendapat tindakan reposisi menggunakan banded. . skala nyeri sedang. Keluhan utama Pasien mengatakan lutut kanan rasa nyeri. nyeri berkurang saat kaki diluruskan. Obat obatan Yang Dikonsumsi Sebelum MRS No. bulu dan lain sebagainya Obat obatan Makanan Faktor Lingkungan Penyakit lain yang pernah diderita Osteoatritis tahun yang lalu . nyeri seperti ditusuktusuk. oleh Romo Ny. NAMA OBAT . B . saat malam hari nyeri bertambah jika lutut digerakkan. RIWAYAT KELUARGA Genogram tahun Keterangan Laki laki hidup Perempuan hidup Laki laki meninggal Garis keturunan Garis Pernikahan Pasien . T di antar ke Panti Wredha Santo Yoseph Kediri.untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.. Kalk . B compleks DOSIS pil pil pil KET setiap pagi setiap pagi setiap pagi Alergi Tidak mempunyai riwayat alergi obatobatan Tidak mempunyai riwayat alergi makanan Tidak mempunyai riwayat alergi debu. peralatan Aktivitas Tidur siang Tidur Malam timbul Personal Hygiene Mandi x sehari. Cairan dan Elektrolit Pemenuhan oksigenasi pasien dapat bernafas dengan spontan. aktivitas Ny. Ny. Aktivitas lansia. Istirahat dan Tidur jam jam kadang terbangun ditengah malam saat nyeri . T dulu memiliki putra namun telah meninggal dunia. T mengalami menopause pada usia tahun. dan keramas x seminggu. snack pagi jam . AKTIVITAS HIDUP SEHARI HARI Pola Aktivitas Hidup Sehari Hari Kemampuan Perawatan Diri . Mandi . Berpakaian . gosok gigi x sehari. dan sore jam . Pemenuhan cairan dan elektrolit pasien dapat minum air putih teh gelas per oral Nutrisi Lansia makan x per hari nasi. hanya duduk dikursi roda. T di bantu oleh suster dan perawat. ganti pakaian setiap hari. berdoa. Ke WC . lauk pauk minum air putih dan teh. Seksual Usia Lansia tahun masuk usia non produktif. BAK x per hari dengan bantuan orang lain dan keterampilam .. Makan/Minum . membuat Eliminasi BAB x per hari. Perempuan Meninggal . Transfering/Pindah . Ny. Ambulasi Independen Bantuan Alat Bantuan Orang Lain Bantuan Orang Lain amp Peralatan Dependen Oksigenasi. Kering Turgor kulit menurun. Rekreasi Ny. Irama jantung teratur. kaki disangga lurus.. suara S dan S TD/ mmHG Konsep Diri Pasien dapat Persepsi Klien Sistem Integumen . kulit besisik . T mendapat hiburan dengan cara bersendagurau dengan teman panti. vesikuler. tidak ada retraksi otot bantu pernafasan. Palpasi Tidak ada pembesaran vena jugularis Sistem Pernapasan Dada kanan dan kiri terlihat simetris. wheezing . kasar. PENGKAJIAN PERSISTEM Keadaan Umum Tingkat Kesadaran GCS Tanda Tanda Vital TB/BB Inspeksi Perkusi Auskultasi Inspeksi Palpasi Inspeksi Auskultasi tunggal. dan berpakaian jarik Composmentis P x/menit N x/menit Tidak Terkaji Sistem Kardiovaskuler Pergerakan dada simetris. keriput. T merasa nyaman dengan kondisi sekarang menerima dirinya Adaptasi Emosi Stabil Pasien mampu beradaptasi dengan lingkungan dan semua teman Mekanisme Pertahanan Diri Menghadapi masalah dengan menerima keadaannya dengan baik . Suara paru kanan dan kiri sama sonor. . Psikologis Ny. ronkhi Tekstur kulit terlihat kendur. suster. Sistem Muskuloskeletal Lansia tampak bersih dan rapi. dan perawat. bekas luka pergelangan kaki kiri. memakai kursi roda. lidah ada massa seperti Sistem Endokrin Palpasi tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan lymfe.MMT Keterangan gerakan involunter . ada serumen pada telinga. melawan gravitasi. Sistem Gastrointestinal Suara tympani bising usus x/menit Sistem Persarafan Pada perut tidak ada luka bekas operasi. T tinggal di Panti Wrerdha Alat transportasi tidak terkaji Pekerjaan sebelumnya Pemulung sampah Berapa jarak dari rumah Tidak ada Berapa jarak dari rumah . tanpa beban gerakan involunter gerakan involunter Inspeksi Perkusi Auskultasi Reflek pupil / Reflek Pattela / Telinga peradangan Sistem Penciuman Pasien mampu mencium bau dengan baik. Ny. melawan gravitasi. Sistem Pengecapan Gigi ada yang caries gigi depan ompong. melawan gravitasi.. tidak ada sinusitis Paien masih mampu mendengar dengan baik. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL Riwayat Pekerjaan Pekerjaan saat ini Alamat pekerjaan Tidak Bekerja Tidak ada Ny. T tidak memiliki rumah. dengan beban minimal gerakan involunter . . dengan beban maksimal gerakan involunter . dalam kamar ada lansia rapi dan bersih Kondisi tempat tinggal Tetangga terdekat Tidak terkaji Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah Tidak terkaji Jumlah orang yang tinggal dalam satu rumah Ny. Alat transportasi Tidak ada Sumber sumber pendapatan dan kecukupan terhadap Riwayat Lingkungan Hidup Tidak ada Ny. T tidak Keanggotan dalam Organisasi dengan penghuni orang mengikuti organisai Liburan / perjalanan suster Rumah Sakit Wredha Makanan yang dihantarkan di panti wredha Kebiasan Ritual Lain lain Tak ada Diskripsi Kekhususan Lansia berdoa setiap pagi siang dan malam. T tinggal di panti wredha dengan sederhana tipe kebutuhan dicukupi oleh panti Wredha Keluarga yang tinggal bersama Type Tempat Tinggal Kamar bersih tertata dengan rapi. T tinggal di panti wredha Riwayat Rekreasi Hobbi/minat Bercerita tentang masa lalu Ny. sesuai dengan yang ditentukan oleh panti Wredha Makanan dan minuman disediakan panti Wredha Perawatan sehari hari yang dilakukan keluarga Perawatan seharihari Ny. T dibantu oleh perawat dan suster yang ada RS Bhayangkara jaraknya km Klinik Tak ada Suster di panti Pelayanan Kesehatan di rumah Menggobrol dengan penghuni panti lain Sistem Pendukung Perawat/Bidan/Dokter/Fisiotherapi Perawat dan . Kalk B B compleks pil pil pil Kediri. EKG . Laboratorium . pasien mengalami depresi ringan APGAR Keluarga Nilai . dan Sosial Nilai . Pasien tidak mengalami hambatan hubungan sosial . Yang Lainnya SPSMQ Tidak ada Status Kognitif. . . DATA PENUNJANG . Radiologi . Afektif.. Obat obatan yang didapat di Panti Wredha . USG . pasien mengalami gangguan kognitif Inventaris Depresi Beck Nilai . CTScan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada . Mahasiswa Heru Suwardianto . bradikinin Gangguan pasien rasa nyaman nyeri mengguanan alat bantu jalan kursi Penurunan Fungsi Sistem roda Muskuloskeletal aktivitas dibantu Gangguan Mobilitas Fisik . Proses menua Penurunan fungsi tubuh Terganggunya sistem muskuloskeletal Kekuatan otot menurun Gangguan rasa nyaman nyeri Trauma DO lansia menyeringai Fraktur saat kaki kanan digerakkan Terputusnya lutut kanan terjadi saraf perifer udema DS Pasien mengatakan spasme otot bahwa aktivitasnya dibantu suster dan peradangan.. ANALISA DATA Data Etiologi Masalah Kolaboratif / Keperawatan DS Pasien mengatakan lutut kanan rasa nyeri. keluarnya perawat mediator radang. nyeri seperti ditusuktusuk. skala nyeri sedang. saat malam hari nyeri bertambah jika lutut digerakkan. nyeri berkurang saat kaki diluruskan. DO MMT histamin. nyeri berkurang saat kaki diluruskan. skala nyeri sedang. ambulasi dibantu dengan suster dan perawat. T haya duduk di kursi roda MMT . lutut kanan terjadi udema Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Penurunan fungsi muskuloskeletal ditandai dengan pasien mengatakan bahwa aktivitasnya dibantu suster dan perawat. pasien menggunakan alat bantu jalan kursi roda. saat malam hari nyeri bertambah jika lutut digerakkan. lansia menyeringai saat kaki kanan digerakkan. Ny. T hanya duduk di kursi roda . DIAGNOSA KEPERAWATAN No Tanggal / Jam ditemukan Masalah Kolaboratif / Diagnosa Keperawatan Gangguan nyaman nyeri berhubungan respon Tanggal / Jam Teratasi peradangan keluarnya mediator radang histamin.oleh suster dan perawat Gangguan Mobilitas Fisik Ny. bradikinin yang ditandai dengan pasien mengatakan lutut kanan rasa nyeri. nyeri seperti ditusuktusuk. . Meningkatkan respon baroreseptor dan menutuk saraf gerbang nyeri dan menurunkan nyeri sendi . Mengetahui perkembangan pasien . Kaji skala nyeri pasien . Beri kompres hangat atau dingin . Skala nyeri . nyeri berkurang saat kaki diluruskan. Ajari teknik nafas dalam . Menurunkan aktifitas saraf simpatik dan mengurangi reaksi berlebih dari nyeri . Observasi tandatanda vital pasien . skala nyeri sedang.Hubungan saling percaya mempermudah dalam penggalian masalah lebih lanjut . Mengetahui skala nyeri sehingga dapat di identifikasi dan merencanakan intervensi selanjutnya . Lansia tampak rileks . NO PERENCANAAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN NCP / NURSING CARE PLANS MASALAH KOLABORATIF / DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN amp KRITERIA HASIL RENCANA RASIONAL TGL/ JAM/ PARAF DIMULAI TGL JAM/ PARAF DIHENTI KAN Gangguan nyaman nyeri berhubungan respon peradangan keluarnya mediator radang histamin. lansia menyeringai saat kaki kanan digerakkan. Observasi mimik wajah pasien . Bina hubungan saling percaya keperawatan nyeri dapat berkurang atau hilang dengan kriteria hasil . nyeri seperti ditusuktusuk. lutut kanan terjadi udema Setelah dilakukan asuhan . Puls x/menit . bradikinin yang ditandai dengan pasien mengatakan lutut kanan rasa nyeri.. saat malam hari nyeri bertambah jika lutut digerakkan. Ajari tentang keamanan pasien . Mengurangi resiko terjadi trauma berulang . Mengetahui ekspresi yang diberikan pasien melalui mimik wajah . Pengkajian kemampuan dan kelemahan berguna untuk pengambilan intervensi selanjutnya . Mengajari Rentang gerak sendi ROM . koordinasi. foot drop . Bina hubungan saling percaya . Ny.NO MASALAH KOLABORATIF / DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN amp KRITERIA HASIL RENCANA RASIONAL TGL/ JAM/ PARAF DIMULAI TGL JAM/ PARAF DIHENTI KAN Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan berhubungan dengan mampu membantu Penurunan fungsi lansia seoptimal mungkin sesuai muskuloskeletal ditandai kemampuan dan dengan pasien kondisi fisik . Program yang khusus dapat dikembangkan untuk menemukan kebutuhan yang berarti/menjaga kekurangan tersebut dalam keseimbangan. Adanya peningkatan haya duduk di kursi roda kemampuan fungsi MMT bagian tubuh . Terpeliharanya integritas kulit . kemampuan mobilitas fisik ambulasi dibantu dengan dengan kriteria hasil suster dan perawat. Membantu dalam melatih jaras saraf. Hubungan saling percaya mempermudah dalam penggalian masalah lebih lanjut . Bantu klien dalam aktivitas seharihari yang dirasakan berat bagi klien . dan kekuatan . T . meningkatkan respon proprioseptik dan motorik . Mengurangi stres klien dan mencegah terjadinya kecelakaan . Tidak terjadi kontraktur. Beri kesempatan klien untuk melakukan aktivitas secara optimal sesuai kemampuan . Bantu meningkatkan keseimbangan duduk . Meningkatkan kemampuan dan harga diri klien . Kaji kemampuan dan kelemahan secara fungsional . psikologis dan sosial mengguanan alat bantu dalam meningkatkan jalan kursi roda. Membantu memberi makan dan minum . Membantu pindah dari kursi roda ke tempat tidur . Membantu pindah dari kursi roda ke tempat tidur Membantu mobilisasi . Observasi skala nyeri skala nyeri sedang . Membantu meningkatkan keseimbangan duduk .. DIAGNOSA Gangguan Rasa Nyaman Nyeri IMPLEMENTASI .JAM . Mengajari ROM . . . . Gangguan Rasa Nyaman Nyeri . Gangguan Mobilitas Fisik . P x/menit . IMPLEMENTASI TGL. . observasi tandatanda vital TD / mmHg. Membantu mobilisasi . Gangguan Mobilitas Fisik . membantu pasien dalam ambulasi dan pindah dari kursi roda ke tempat tidur . mengajari teknik nafas dalam Membantu dalam ADL Membantu memberi makan dan minum . Mengajari ROM . Membantu meningkatkan keseimbangan duduk . Observasi skala nyeri skala nyeri tidak nyeri . Membantu dalam ADL . RR x/menit. Mengajari teknik nafas dalam . membantu pasien ambulasi dan mobilisasi . Memberi HE tentang keamanan pasien . Skala nyeri tidak nyeri . EVALUASI TGL. Pasien mengunakan kasur busa . RR . ADL dibantu suster dan perawat Tujuan Tercapai Sebagian Intervensi dilanjutkan Lansia mengatakan kadang nyeri di lutut kanan . Terpeliharanya integritas kulit . Pasien dapat menggunakan nafas dalam Tujuan tercapai sebagian Intervensi dilanjutkan Lansia mengatakan bahwa kaki kanan tidak dapat digerakan kaku . Gangguan rasa nyaman nyeri A P S O A P . Terpeliharanya integritas kulit . P . Gangguan Mobilitas Fisik . Pasien dapat menggunakan nafas dalam . Sudah dilakukan latihan gerak sendi . ADL dibantu suster dan perawat Tujuan Tercapai Sebagian Intervensi dilanjutkan EVALUASI Lansia mengatakan kadang nyeri di lutut kanan . Skala nyeri sedang .JAM . Gangguan Mobilitas Fisik S O A P .. Pasien mengunakan kasur busa . Ekspresi wajah kadang menyeringai Tujuan tercapai sebagian Intervensi dilanjutkan Lansia mengatakan bahwa kaki kanan tidak dapat digerakan kaku . Sudah dilakukan latihan gerak sendi . DIAGNOSA Gangguan rasa nyaman nyeri S O A P S O . Tidak terjadi trauma ulang . Tidak terjadi trauma ulang . DAFTAR PUSTAKA Long C.. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta EGC Marilynn E. Jakarta EGC Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem Persyarafan. Bandung Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Tuti Pahria. Doengoes. Rencana Asuhan Keperawatan. dkk. Jakarta Depkes Smeltzer C. Perawatan Medikal Bedah.Yogyakarta Gajah Mada university press . Buku Ajar Neurologi Klinis. Jakarta EGC Harsono.. Suzanne. Barbara. . . Edisi . Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Brunner amp Suddarth. Jilid .. semua secara menurun Jawaban tidak tahu Selasa Panti wredha Malang Lupa Lupa Tidak Tahu Soekarno Sukijah Tidak tahu. T Perempuan Katolik Malang Heru Suwardianto Tanggal Umur Suku . Tahun Jawa No. APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA SKRINING UNTUK MELENGKAPI PENGKAJIAN FUNGSI SOSIAL . maka lansia dianggap mengalami penurunan fungsi kognitif.SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUEATIONNAIRE SPMSQ PENILAIAN UNTUK MENGETAHUI FUNGSI INTELEKTUAL LANSIA Nama klien Jenis kelamin Agama Alamat Pewawancara Skor Ny. Dari hasil SPMSQ klien diatas didapatkan kesalahan menjawab item. saya tidak sekolah Total Nilai Kesimpulan Jika didapatkan kesalahan menjawab pada item diatas maka lansia dianggap mengalami penurunan fungsi kognitif. Pertanyaan Tanggal berapa hari ini Hari apa sekarang ini Apa nama tempat ini Dimana alamat anda Berapa umur anda Kapan anda lahir Siapa presiden Indonesia sekarang Siapa presiden sebelumnya Siapa nama kecil ibu anda Kurang dari dan tetap pengurangan dari setiap angka baru. sedih atau mencintai. Saya puas dengan cara teman teman saya dan saya menyediakan waktu bersama bersama Ket. Hampir tidak pernah Kesimpulan Resolve Total Jika didapatkan skor total maka dapat diambil kesimpulan bahwa lansia mengalami keterbatasan dalam berhubungan dengan sosialnya. Perhatikan pada item apakah terjadi hambatan hubungan social. T diatas adalah . Dari total skor pada klien Ny. Ny. Tahun Jawa Uraian Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga teman teman saya untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya Saya puas dengan cara keluarga teman teman saya membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan Fungsi Adaptation Skor Partneship masalah dengan saya Saya puas bahwa keluarga teman teman saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah Growth baru Saya puas dengan cara keluarga teman teman saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi emosi Affection saya seperti marah. T Perempuan Katolik Malang Tanggal Umur Suku . . maka dapat diambil kesimpulan bahwa lansia tidak mengalami keterbatasan dalam berhubungan dengan sosialnya. Selalu . Kadang kadang .Nama klien Jenis kelamin Agama Alamat No. Membahayakan diri sendiri Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri Saya merasa lebih baik mati Saya tidak mempunyai pikiran pikiran mengenai membahayakan diri sendiri C. Kesedihan Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya Saya merasa sedih atau galau Saya tidak merasa sedih B.INVENTARIS DEPRESI BECK MENGETAHUI TINGKAT DEPRESI LANSIA Nama klien Jenis kelamin Agama Alamat Ny. Rasa Bersalah Saya meras seolah olah Saya merasa sangat bersalah Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik Saya tidak merasa benar benar bersalah A. Ketidakpuasan Saya tidak puas dengan segalanya Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan Saya tidak merasa tidak puas E. Menarik diri dari social Saya telah kehilangan minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada mereka Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai sedikit perasaan pada mereka Saya kurang berminat pada orang lain daripada sebelumnya . Rasa Kegagalan Saya benar benar gagal sebagai orang tua suami/istri Bila melihat kehidupan ke belakang semua yang dapat saya lihat hanya kegagalan Saya merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya Saya tidak merasa gagal D. M Perempuan Islam WatesKediri Tanggal Umur Suku Tahun Jawa Skor Uraian A. Tidak menyukai diri sendiri Saya benci diri saya sendiri Saya muak dengan diri saya sendiri Saya tidak suka dengan diri saya sendiri Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri B. Pesimisme Saya merasa bahwa masa depan adalah sia sia dan sesuatu tidak dapat membaik Saya merasa tidak mempunyai apa apa utuk memandang ke depan Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan C. Keletihan Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu Saya merasa lelah dari yang biasanya Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya H. dapat diambil kesimpulan bahwa pasien mengalami depresi ringan. Keragu raguan Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan Saya berusaha mengambil keputusan Saya membuat keputusan yang baik E.Skor Uraian Saya tidak kehilangan minat pada orang lain D. Kesulitan kerja Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu Saya dapat bekerja kira kira sebaik sebelumnya G. . Perubahan gambaran diri Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan Saya merasa bahwa ada perubahan permanent dalam penampilan saya dan ini membuat saya tidak tertarik Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya F. Anoreksia Saya tidak mempunyai nafsu makan sama sekali Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya Skor tertinggi Depresi berat masalah perlu prioritas Depresi sedang perlu tindakan Depresi ringan Skor Inventaris Depresi Total Ny. T .