BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kunjungan pertama anak tuna rungu ke dokter gigi harus dipersiapkan dengan baik. 2. Kecemasan anak tuna rungu terhadap perawatan gigi dapat menimbulkan sikap yang tidak kooperatif. 3. Sikap anak yang tidak kooperatif jika tidak ditangani dengan baik, dapat membuat komunikasi terhambat dan sulitnya dilakukan perawatan. 4. Pengetahuan dokter gigi terhadap etiologi dan tingkat ketulian pasien anak tuna rungu dapat menunjang keberhasilan perawatan. 5. Penggunaan teknik-teknik pengelolaan tingkah laku anak seperti teknik tellshow-do, modeling, dan reinforcement dapat diterapkan kepada anak tuna rungu untuk menangani masalah perilaku yang timbul akibat kecemasan anak. 6. Kerja sama antara dokter gigi dengan pasien serta orang tua pasien sangat diperlukan agar perawatan dapat dilakukan dengan maksimal. B. Saran Dokter gigi sebaiknya menambah pengetahuan dalam mengatasi kecemasan pasien dengan berkebutuhan khusus seperti anak tuna rungu agar tidak menimbulkan masalah perilaku. Dokter gigi dapat menggunakan teknik-teknik managemen perilaku anak seperti teknik tell-show-do, modeling, dan reinforcement dalam menangani masalah perilaku yang timbul dari kecemasan anak tuna rungu. Orang tua atau pengasuh sebaiknya terus mendampingi anak ketika sedang dilakukan perawatan agar pearawatan gigi dapat berlangsung dengan baik. Penanggulangan Kecemasan Pasien Anak Tunarungu pada Kunungan Awal ke Dokter Gigi Mentari Kartika Sari 31