Liberalisasi Ekonomi dalam Brawijaya Accounting Fair 2013 Dikirim oleh humas3 pada 02 Desember 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 2639 Wildan Syafitri, SE, ME, PhD saat menyampaikan materi di Seminar Brawijaya Accounting Fair 2013. Untuk menghadapi ASEAN Free Trade Area (AFTA) di tahun 2014 dan ASEAN Economic Community (AEC) di tahun 2015, Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya menggelar seminar nasional dengan tema “Accounting in Economic Liberalization : Challenges and Opportunities”. Seminar tersebut merupakan rangkaian Brawijaya Accounting Fair 2013 yang digelar pada Senin-Selasa (25-26/11). Pada event tahunan kali ini panitia sengaja mengusung tema Ekonomi Liberalisasi yang dilatarbelakangi pasar bebas ASEAN 2014 yang mau tidak mau membuat para akuntan Indonesia harus siap menghadapi kompetisi dengan akuntan dari negara lain yang ingin masuk ke pasar Indonesia. Hal ini diutarakan oleh Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Nanang Suryadi, SE., MM. dalam sambutannya. “Kami harap dengan seminar BAF 2013 para peserta pada khususnya dan para akuntan pada umumnya mampu meningkatkan kualitas edukasi dan mental dalam menghadapi gempuran akuntan asing yang masuk ke Indonesia tahun depan. Karena kita semua tahu dalam dunia bisnis intelektualitas, daya tahan, pandai mencari opportunity menjadi kunci keberhasilan, “ lanjut Nanang. Seminar yang digelar di Gedung Widyaloka ini menghadirkan 4 pemateri sebagai keynote speaker yang dibagi menjadi 4 sesi. Pada sesi awal Wildan Safitri, SE., ME., PhD. yang memaparkan pandangan terkait masa depan ketika liberalisasi ekonomi menjadi hal yang lumrah. Liberalisasi ekonomi bisa menjadi pedang bermata dua, bila kita bisa memanfaatkannya dengan baik maka akan menguntungkan kita dan begitu pula sebaliknya. Pada sesi kedua yang didapuk menjadi pemateri adalah Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak. Unti menjelaskan tentang kedua terkait bagaiman seorang akuntan menghadapi liberalisasi ekonomi. Pembahasan materi ini sangat berfokus kepada bagaimana kita sebagai calon-calon akuntan menghadapi liberalisasi ekonomi, dimana nanti para akuntan kita tidak hanya bersaing dengan akuntan-akuntan local, tetapi juga dengan akuntan luar negeri, karena liberalisasi ekonomi memperbolehkan akuntan dan pekerja-pekerja professional lainnya bekerja dinegara lain. Dan pada sesi ketiga diisi oleh dua pemateri yaitu Heliantono, CPA., CA., CIFRS., Ak. Dan Prof. Tjiptohadi Sawarjuwono, Drs., M.Ec., Ph.D, CPA. CA. yang menjadikan sesi ini jadi diskusi panel. Banyak pertanyaan dari para peserta terkait peraturan yang nantinya akan berlaku saat liberalisasi ekonomi dan banyak pula pertanyaan terkait apakah liberalisasi itu baik atau buruk. Di akhir seminar, moderator menyimpulkan materi seminar BAF 2013 yaitu banyaknya akuntan di Indonesia tidak menjamin kualitas akuntan tersebut, dengan terbukanya lapangan kerja di Indonesia bagi para akuntan dalam negeri maupun luar negeri, menjadi tantangan akuntan dalam negeri dalam mengasah kemampuannya agar mampu bersaing dengan para akuntan luar negeri. Meskipun Indonesia bukan merupakan tempat lahirnya standar-standar akuntansi yang digunakan di dunia, tapi itu bukan menjadi kendala kita dalam menghadapi liberalisasi ekonomi.[dimas]