Deteksi Dini Serangan Jantung Mendadak Dengan PORRID Dikirim oleh dimaspam pada 16 Juni 2015 | Komentar : 0 | Dilihat : 3178 Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc Sudden Cardiac Death (SDC) adalah kematian yang tidak terduga karena masalah pada jantung, yang terjadi dalam selang waktu singkat pada seseorang dengan penyakit jantung yang diketahui ataupun tidak diketahui. Pemasangan Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) pada pasien berisiko SCD memerlukan identifikasi kondisi pasien yang akurat. Dalam penelitiannya, Ponco Siwindarto mengembangkan metode deteksi dini SCD menggunakan Poincare Plot of RR Interval Differences (PORRID). Ujian disertasi Ponco dilakukan pada Senin (15/6/2015) di Auditorium GPP lantai enam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK-UB) Ponco mengatakan, bila dibandingkan Poincare Plot of RR Interval biasa, PORRID mempunyai keunggulan karena menghasilkan lebih banyak informasi terutama informasi temporal. Dalam penelitian ini digunakan data interval RR sebagai masukan PORRID, yang diperoleh dari rekaman Electrocardiography (ECG). Rekaman ini terdiri atas beberapa kategori, yaitu kategori normal, arrhythmia, congestive heart failure, dan sudden cardiac death. PORRID dari data interval RR tersebut menghasilkan pola-pola khas. Pola-pola tersebut dikuantifikasi menggunakan diagram Stabilimentum yang menghasilkan descriptor. Analisis pada descriptor ini menghasilkan nilai-nilai deskriptor standar acuan yang mencirikan masing-masing kategori. Penerapan nilai dekriptor sandar acuan untuk deteksi dini SCD menghasilkan akurasi 85% dengan waktu deteksi hingga 24 jam sebelum on set SCD. Menurut Ponco, penelitian ini menghasilkan metode analisis Heart Rate Variability (HRV) yang mampu mengungkap informasi yang terkandung dalam rekaman ECG, yang tidak nampak bila dianalisis menggunakan metode analisis lain yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, penelitian ini selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar pembuatan sistem peringatan dini yang akan memberitahu dokter bila ada pasien yang akan mengalami SCD. Dengan peringatan dini ini, maka dokter dapat melakukan upaya penyelamatan nyawa pasien dengan berusaha mencegah terjadinya SCD. Ir. Ponco Siwindarto, M.Eng.Sc lahir di Tulungagung pada 4 Maret 1959. Menikah dengan Endah Istiningtyas, Ponco dikaruniai tiga anak yakni Muhammad Alfian Eka Baskara, Alisa Dwi Kurniaratri dan Muhammad Alaudin Trikurnia. Ia menempuh pendidikan S1 jurusan Teknik Elektro UB pada tahun 1979-1985. Selang 6 tahun kemudian, Ponco meneruskan studinya di Universitas Indonesia dengan mengambil jurusan Optoelektroteknika & Aplikasi Laser. Setelah berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan majelis penguji, Ponco berhak meraih gelar doktor Ilmu Kedokteran Kekhususan Teknologi Kedokteran. [dimas/Humas UB] Artikel terkait Wisudawan Tertua UB ini Masih Ingin Kuliah Lagi UB Gelar FGD Manajemen Rumah Sakit Pendidikan Mahasiswa Jurusan Keperawatan FK Ikuti Program Asian Student Summit di Korsel. Pakar Pain Management Internasional Berikan Kuliah Pada Dokter di Malang FK UB RSSA Adakan Baksos Terapi Nyeri