SAMBUTAN Plt. DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PRODUK TERAPETIK DAN NAPZA PADA KEGIATAN “PENINGKATAN KOMPETENSI FARMAKOVIGILANS UNTUK INDUSTRI FARMASI” JAKARTA, 14 – 16 SEPTEMBER 2016 Yth. Nara Sumber Yth. Bapak dan Ibu Peserta peserta Peningkatan Kompetensi Farmakovigilans untuk Industri Farmasi, Assalamualaikum warahmatullohi wabarokatuh, Selamat pagi dan, Salam sejahtera bagi kita semua, Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga hari ini kita dapat bersama-sama menghadiri dan mengikuti kegiatan ”Peningkatan Kompetensi Farmakovigilans untuk Industri Farmasi” Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan selamat datang dan terima kasih kepada seluruh peserta training yang telah hadir pada kegiatan ini. Peningkatan kompetensi farmakovigilans untuk industri farmasi ini merupakan kegiatan training untuk industri farmasi yang ke-4 sejak tahun 2010. Farmakovigilans merupakan hal yang penting dilaksanakan dalam rangka mengevaluasi keamanan penggunaan obat setelah diedarkan. Farmakovigilans adalah terminologi yang didefinisikan oleh WHO (World Health Organization) sebagai suatu keilmuan dan aktifitas deteksi, assessment, pencegahan, pemahaman terkait efek samping obat dan permasalahan lain dalam penggunaan suatu obat. Dulu program ini dikenal dengan istilah monitoring efek samping obat atau MESO. Jadi farmakovigilans merupakan salah satu bentuk program yang mempertegas tugas Badan POM dalam mengawal keamanan obat post market. 1 Selama ini, program farmakovigilans dilaksanakan secara umum dengan masih mengandalkan pelaporan efek samping obat secara sukarela dari tenaga kesehatan baik melalui form kuning maupun pelaporan secara online melalui e-meso. Oleh karena itu, hingga saat ini kita belum memiliki gambaran profil keamanan pengunaan obat dengan berbasis populasi Indonesia. Data dan informasi keamanan obat yang tersedia saat ini lebih banyak diperoleh dari hasil pemantauan di negara lain. Namun, dengan telah diterbitkannya Peraturan Kepala Badan POM No. HK.03.1.23.12.11.10690 tahun 2011 tentang Penerapan Farmakovigilans bagi Industri Farmasi serta sosialisasi yang terus dilakukan oleh Badan POM kepada tenaga kesehatan, khususnya di Rumah Sakit, maka pemantauan dan pelaporan aspek keamanan obat di Indonesia dari tahun ke tahun semakin mengalami peningkatan. Di samping pengawasan yang dilakukan oleh Badan POM, Industri Farmasi mempunyai peran dan tanggung jawab untuk menjamin keamanan obat yang diedarkannya. Bentuk peran dan tanggung jawab dimaksud tertera pada pasal 9 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 tanggal 16 Desember Farmakovigilans. Dalam 2010, bahwa melakukan Industri Farmasi Farmakovigilans, jika wajib melakukan Industri Farmasi menemukan obat dan/atau bahan obat hasil produksinya yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat dan mutu, maka Industri Farmasi wajib melaporkan hal tersebut kepada Kepala Badan POM. Dalam kaitan ini, Industri Farmasi harus memiliki suatu sistem Farmakovigilans yang dapat menunjang pelaksanaan kewajibannya dalam melakukan pemantauan keamanan obat yang diedarkan. Sistem Farmakovigilans dimaksud harus disusun sedemikian rupa untuk merefleksikan tanggung jawab dan kemampuan Industri Farmasi untuk dapat mengambil tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka menjamin keamanan produk yang diedarkan. Oleh karena itu industri farmasi harus memiliki sistem yang dijalankan untuk dapat memantau keamanan obat yang diproduksi dan diedarkan, sebagai bentuk tanggung jawabnya. 2 Dengan diselenggarakannya Peningkatan Kompetensi Farmakovigilans untuk Industri Farmasi, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang farmakovigilans maupun mengenai peran dan tanggung jawab industri farmasi dalam pelaksanaan farmakovigilans. Oleh karena itu, Saya harapkan Industri Farmasi memanfaatkan kesempatan training ini dengan sebaik-baiknya dan bangun komitmen yang kuat untuk penerapan farmakovigilans yg baik sebagai bentuk peran dan tanggung jawab menjamin keamanan produknya. Tentu apabila keamanan produk dapat dicapai maka dapat meningkatkan jaminan keselamatsn pasien. Demikian yang dapat saya sampaikan, selamat mengikuti Training, semoga kita dapat mengikuti dan memahami hal-hal yang disampaikan pada training ini dengan baik. Dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim, Peningkatan Kompetensi Farmakovigilans untuk Industri Farmasi secara resmi saya buka. Wassalamualaikum warahmatullohi wa barokatuh. Plt. Deputi Bidang Pengawasan Produk Terapetik dan NAPZA Drs. Ondri Dwi Sampurno, M.Si., Apt 3