Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Keuangan
2.1.1 Ruang Lingkup Manajemen Keuangan
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi
kebutuhan
operasi
sehari-hari
maupun
untuk
mengembangkan
perusahaan.
Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja ataupun untuk pembelian aktiva tetap
untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber
dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah. Kedua hal
tersebut harus bisa diupayakan oleh manajer keuangan agar perusahaan dapat berjalan
dengan baik.
2.1.2 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah salah satu fungsi operasional perusahaan
yang sangat penting di samping fungsi operasional lainnya seperti manajemen
pemasaran, manajemen operasi, manajemen sumber daya manusia, dan lain
sebagainya.
Menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2005:4), adalah :
Financial management is corcerned with maintenance and creation of
economic value or wealth
Yang Artinya manajemen keuangan adalah mengenai pemeliharaan dan
penciptaan dari nilai ekonomi atau kekayaan.
Sedangkan menurut Sutrisno (2003;3):
Manajemen
keuangan
adalah
semua
aktivitas
perusahaan
yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan
biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan
dana tersebut secara efisien.
Penerapan proses manajemen dalam bidang keuangan ini tentunya disertai
dengan tujuan tertentu, yaitu agar berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya sehingga manajemen dapat
memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan dan dapat meminimalkan biaya
guna pengambilan keputusan yang efektif dan efisien.
2.1.3 Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2003:5) dalam bukunya Manajemen Keuangan : Teori,
Konsep dan Aplikasi menjelaskan fungsi keuangan terdiri dari tiga keputusan utama
yang harus dilakukan oleh perusahaan: keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
keputusan dividen. Ketiga keputusan keuangan diimplementasikan dalam kegiatan
sehari-hari untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu
meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya harga saham,
sehingga kemakmuran para pemegang saham yang dalam hal ini adalah return saham
dengan sendirinya makin bertambah.
1. Keputusan investasi
Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Bentuk, macam, dan
komposisi dari investasi tersebut akan mempengaruhi dan menunjang tingkat
keuntungan di masa depan. Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari
investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu,
investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian karena risiko dan hasil
yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian
tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan ini sering disebut juga sebagai kebijakan struktur
modal.
Pada
keputusan
ini
manajer
keuangan
dituntut
untuk
mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana
yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan
investasi serta kegiatan usahanya.
3. Keputusan dividen
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan penghasilan
yang diharapkan oleh para pemegang saham. Keputusan dividen merupakan
keputusan manajemen keuangan untuk menentukan : (1) besarnya prosentase
laba yang dibagikan dalam bentuk cash dividend, (2) stabilitas dividen yang
dibagikan, (3) dividen saham (stock dividend), (4) pemecahan saham (stock
split), serta (5) penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya
ditujukan untuk meningkatkan kemekmuran para pemegang saham.
2.1.4 Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham
atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud
semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusankeputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen. Maka tujuan dari manajemen
keuangan adalah bagaimana perusahaan mengelola baik itu mendapatkan dana
maupun mengalokasikan dana guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran
para pemegang saham.(Sutrisno,2003:5)
Tujuan manajemen keuangan menurut Susan Irawati (2006:4) adalah untuk
memksimalkan profit atau keuntungan dan menimalkan biaya (expens atau cost) guna
mendapatkan suatu pengambilan keputusan yang maksimum, dalam menjalankan
perusahaan ke arah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan
expantion.
Menurut Ross et.al. (2006:11) tujuan manajemen keuangan adalah sebagai
berikut :
The goal of financial management is to maximize the current value per
share of the existing stock.
Artinya tujuan dari manajemen keuangan adalah untuk meminimalkan nilai
arus per saham dari bursa itu atau stock yang ada.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan
oleh manajer keuangan adalah untuk merencanakan, memperoleh, dan mengguanakan
dana guna memaksimalkan nilai perusahaan.
2.2 Pasar Modal
Pasar modal (capital market) adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka
panjang dan pasar yang kongkret. Dengan demikian, pasar modal merupakan konsep
yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market,
diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dalam jangka pendek
maupun dalam jangka panjang.
2.2.1 Pengertian Pasar Modal
Dibawah ini adalah pengertian pasar modal menuut Gitmen (2006:25) pasar
modal adalah :
The caital market is a market that enables suppliers and demanders of long
term fund to make transactions. Included are securities issue of business and
government. The back bone of capital market is formed by the various
securitis exchange that provides a forum for bond and stock transaction
Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal yang dikutip
dari buku bank dan lembaga keuangan lain adalah :
Pasar kongkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan
dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas.
Umumnya yang termasuk pihak penawar adalah perusahaan asuransi, dana
pensiun, bank-bank tabungan, sedangkan yang termasuk peminat adalah
pengusaha, pemerintah, dan masyarakat umum. (Sigit Triandaru, Totok
Budisantoso, 2006:279).
Pasar modal merupakan pertemuan pelaku pasar, yaitu individu atau badan
hukum yang mempunyai kelebihan dana (surflus funds) untuk melakukan investasi
dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya ditempat itu pula
perusahaan, yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing
terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Sedangkan tepat
dimana terjadinya jual sekuritas disebut bursa efek menurut Bogen seperti yang
dikutip dalam buku Dasar-dasar Manajemen Investasi & Portofolio yaitu:
Bursa efek adalah suatu sisitem yang terorganisir dengan mekanisme resmi
untuk mempertemukan penjual dan pembeli efek secara langsung atau melalui
wakil-wakilnya . (Kamaruddin Ahmad, 2004:18).
Fungsi bursa efek adalah :
1. Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan
kepada masyarakat.
2. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui
mekanisme penawaran dan permintaan.
3. Untuk membantu dalam pembelanjaan dunia usaha.
Jelasnya, pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan
pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu
bentuk lembaga resmi yang disebut bursa efek.
2.2.2 Fungsi Pasar Modal
Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang menyebabkan lembaga
ini mempunyai daya tarik bagi pihak yang membutuhkan dana, pihak yang memiliki
dana, maupun pemerintah. Pemerintah sangat berkepentingan dalam pembinaan pasar
modal, karena dengan membaiknya kondisi pasar modal bisa mencegah terjadinya
capital flight atau pelarian modal ke luar negeri. Bila di suatu negara tidak ada pasar
modal kemungkinan besar akan terjadi capital flight karena tidak adanya sarana
investasi bagi para pemilik dana. Oleh karena itu pasar modal menurut Sutrisno
(2003:324) memiliki beberapa fungsi :
1. Sebagai Sumber Penghimpunan Dana
Kebutuhan dana perusahaan bisa dipenuhi dari berbagai sumber
pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan perusahaan
adalah pasar modal selain sistem perbankan yang selama ini dikenal
sebagi media perantara keuanga secara konvensional.
2. Sebagai Sarana Investasi
Pada umumnya perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau
obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah mempunyai
reputasi bisnis yang baik dan kredibel, sehingga efek-efek yang
dikeluaran akan laku dijualbelikan di bursa. Sementara pemilik dana atau
investor jika tidak ada pilihan lain mereka akan menginvestasikan pada
perbankan yang notabene mempunyai tingkat keuntungan yang relatif
kecil. Adanya surat berharga yang mudah dijualbelikan maka bagi
investor merupakan alternatif instrumen investasi. Investasi di pasar
modal lebih fleksibel, sebab setiap investor dapat dengan mudah
memindahkan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya.
3. Pemerataan Pendapatan
Pada dasarnya apabila perusahaan tidak melakukan go public pemilik
perusahaan terbatas pada personal-personal pendiri perusahaan yang
bersangkutan. Go public-nya perusahaan memberikan kesempatan kepada
masyarakat luas untuk ikut serta memiliki perusahaan tersebut, dengan
demikian memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut
menikmati keuntungan dari perusahaan berupa bagian keuantungan atau
dividen, sehingga semula hanya dinikmati oleh beberapa orang pemilik,
akhirnya bisa dinikmati oleh masyarakat artinya ada pemerataan
pendapatan kepada masyarakat.
4. Sebagai Pendorong Investasi
Salah satu faktor yang mendorong agar pihak swasta dan asing mau
melakukan investasi baik secara langsung ataupun tidak langsung,
pemerintah harus mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi
mereka, salah satunya adalah likuidnya pasar modal. Semakin baik pasar
modal, semakin banyak perusahaan yang akan masuk ke pasar modal dan
makin banyak investor baik nasional maupun asing yang bersedia
menginvestasikan dananya melalui pembelian surat berharga di pasa
modal.
Pasar modal (capital markat) merupakan tempat atau suatu lembaga
penghubung secara financial yang berfungsi untuk mempertemukan antara pihakpihak yang memiliki kelebihan dana (suppliersof fund), dalam hal ini investor dengan
pihak-pihak yang membutuhkan dana (demanders of fund).
2.3 Laporan Keuangan
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Semua transaksi keuangan perusahaan yang terjadi dicatat, diklasifikasikan
dan disusun menjadi laporan keuangan, sehingga dapat mencerminkan kondisi
keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat suatu periode tertentu atau
jangka waktu tertentu. Ditinjau dari fungsinya, laporan keuangan merupakan media
yang paling penting untuk menilai kinerja, aktivitas dan kondisi keuangan suatu
perusahaan, yang akan menjadi sumber informasi bagi analis untuk mengambil
keputusan.
Menurut Watson dan Head dalam bukunya yang berjudul Corporate
Finance (2004:2):
Fiancial statement can provide useful historical information on
profitability, solvency, efficiency, and risk of individual companies."
Artinya
laporan
keuangan
menyediakan
informasi
historis
berupa
profitabilitas, kemampuan membayar utang, efesiensi dan resiko perusahaan.
Sedangkan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:105)
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:51):
Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu.
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Hasil akhir dari suatu proses pencatatan keuangan di antaranya adalah
laporan keuangan. Laporan keuangan ini merupakan pencerminan dari prestasi
manajemen perusahaan pada satu periode tertentu. Pada dasarnya laporan
keuangan dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan untuk digunakan
oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Menurut IAI (2004:4), tujuan laporan keuangan ada tiga yaitu:
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Laporan
keuangan
tidak
menyediakan
semua
informasi
yang
mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian
di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
3. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilaksanakan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Dari definisi diatas dapat dilihat bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk
memberikan informasi yang bermanfaat bagi pemakainya dalam hal pengambilan
keputusan tentang perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan atau pihak
manajemen perusahaan tersebut. Manfaat dari laporan keuangan itu sendiri terletak
pada interpretasi masing-masing pemakai laporan keuangan tersebut.
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka Julianty, (2005:5), Tujuan laporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Posisi keuangan
perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan,
likuiditas dan solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan
lingkungan.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa
depan sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas
serta merumuskan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber
daya.
Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk menilai
aktifitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan dalam menghasilkan kas,
informasi ini berguna untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan arus
kas tersebut.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca (menggambarkan
informasi posisi keuangan,), laporan laba rugi (manggambarkan informasi kinerja),
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara),
catatan dari laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Selain itu, laporan keuangan juga merangkum skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan, serta informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga.
Manfaat intern dari hasil interpetasi laporan keuangan dapat berupa tingkat
kinerja keuangan perusahaan, kondisi keuangan perusahaan dibandingkan dengan
perusahaan saingan, efektifitas manajemen dalam pengoperasian perusahaan dan
sebagainya.
Sedangkan manfaat ekstern dari hasil interpretasi laporan bagi investor dapat
digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan untuk menanamkan dana
atau menarik modalnya pada perusahaan, bagi kreditur yaitu untuk membantu
pengambilan keputusan dalam pemberian pinjaman kepada perusahaan.
Secara luas manfaat pokok yang diberikan oleh laporan keuangan adalah
informasi mengenai tingkat kinerja keuangan perusahaan yang mengeluarkan laporan
keuangan tersebut. Tingkat kinerja perusahaan dapat dapat diketahui dengan
melakukan analisis dan interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari analisis tersebut,
dapat diketahui potensi-potensi dan kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan,
sehingga
pihak-pihak
yang
berkepentingan
dengan
perusahaan
dapat
menggunakannya sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
2.3.3 Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan tidak lain merupakan suatu proses untuk
membedah laporan keuangan ke dalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing
unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang
baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri. Menurut Leopold A. Bernstein
yang dikutip oleh Dwi Prastowo dan Rifka Julianti (2005:56) mendefinisikan
analisis laporan keuangan sebagai berikut :
Financial statement analysis is the judgemental process that alms to
evaluate the current and pass financial positions and results of operation of an
enterprise, with primary objective of determining the best possible estimates and
production about future condition and performance.
Definisi di atas menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan merupakan
suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan
tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai
kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Menurut Mahmud Hanafi (2004:35), pada waktu menganalisis laporan
keuangan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Menejer keuangan perlu melihat tren atau perkembangan dalam laporan
keuangan. Laporan keuangan lima atau enam tahun ke belakang barangkali
bisa digunakan untuk melihat adanya tren-tren tersebut.
2. Angka-angka yang berdiri sendiri atau sulit ditentukan baik tidaknya. Angka
pembanding (angka rata-rata industri) diperlukan untuk melihat apakah angka
tertentu itu baik atau tidak.
3. Dalam analis perusahaan, membaca dan menganalis laporan keuangan dengan
hati-hati adalah penting. Diperlukan diskusi seperti diskusi strategi
perusahaan, diskusi rencana ekspansi atau restrukturisasi merupakan bagianbagian integral yang harus dimasukan ke dalam analis.
4. Manajer keuangan barangkali memerlukan informasi tambahan yang tidak
tersedia di laporan keuangan.
2.3.4 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Sofyan Syafri Harahap (2004:216), mengemukakan teknik dalam analisis
laporan keuangan sebagai berikut :
1. Metode Komperatif
Metode ini digunakan dengan memanfaatkan angka-angka laporan
keuangan dan membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan
lainnya. Perbandingan ini dapat dilakukan melalui :
a. Perbandingan dalam beberapa tahun (horizontal).
b. Perbandingan satu tahun buku (vertikal), yang dibandingkan
adalah unsur-unsur yang terdapat dalam laporan keuangan.
c. Perbandingan dengan perusahaan yang terbaik.
d. Perbandingan dengan angka-angka standar Industri yang berlaku
(Industrial Norm).
e. Perbandingan dengan budget (anggaran perusahaan).
2. Trend Analysis
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan
beberapa tahun dan dari sini digambarkan trendnya. Trend analisis ini
biasanya dibuat melalui grafik.
3. Common size Financial Statement (Laporan Bentuk Awam)
Metode ini adalah merupakan metode analisis yang menyajikan laporan
keuangan dalam bentuk persentasi. Persentasi itu biasanya dikaitkan
dengan suatu jumlah yang dinilai penting misalnya asset untuk neraca,
penjualan untuk laba rugi.
4. Metode Indeks time series
Dalam metode ini dihitung indeks dan digunakan untuk mengkoversikan
angka-angka laporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang
diberi indeks 100. Beranjak dari tahun dasar ini maka dibuat indeks tahuntahun lainnya sehingga dapat dibaca dengan mudah perkembangan angkaangka laporan keuangan tersebut pada periode lain.
5. Rasio Laporan Keuangan
Rasio laporan keuangan adalah perbandingan antara pos-pos tertentu
dengan pos lain yang memiliki hubungan signifikan (berarti). Adapun
rasio keuangan yang populer adalah :
a. Rasio Likuiditas
Menggambarkan
kemampuan
perusahaan
menyelesaikan
kebutuhan jangka pendek
b. Solvabilitas
Kemampuan perusahaan memenuhi atau menyelesaikan kebutuhan
jangka panjang.
c. Rentabilitas/Profitabilitas
Kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua resorsis
yang ada, penjualan, kas, asset, modal.
d. Leverage
Mengetahui posisi utang perusahaan terhadap modal maupun asset.
e. Activity
Mengetahui aktivitas perusahaan dalam menjalankan operasinya
baik dalam penjualan dan kegiatan lainnya.
f. Produktivitas
Mengetahui produktivitas unit yang dinilai.
6. Analisis sumber dan penggunaan Kas dan Dana
Analisis sumber dan penggunaan dana dilakukan dengan menggunakan
laporan keuangan dua periode. Laporan ini dibandingkan dan dilihat
mutasinya.
Teknik analisis apapun yang digunakan kesemuanya itu adalah merupakan
permulaan dari proses analisis yang diperlukan untuk menganalisis laporan keuangan,
dan setiap teknik analisis mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat agar
data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
2.4 Analisis Rasio Keuangan
2.4.1 Rasio Sebagai Analisis
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang analis memerlukan adanya yardstick atau ukuran tertentu.
Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.
Menurut Gitman (2003:49)
Ratio analysis involves methods of calculating and interpreting financial
ratios to analyze and monitor the firm s performance.
Rasio keuangan memberi cara bagi analis untuk membuat perbandingan yang
berarti dari data keuangan perusahaan pada waktu yang berbeda, atau dengan
perusahaan yang berbeda.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:297) menyatakan :
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan (berarti).
Sedangkan menurut M. Faisal Abdullah (2004:41):
Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis keuangan untuk
mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba
rugi baik secara individu maupun secara simultan.
Dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa analisis rasio
keuangan merupakan suatu teknik dalam manajemen keuangan yaitu dengan
membandingkan dua buah variabel yang dapat diambil dari neraca ataupun dari
laporan rugi-laba.
2.4.2 Jenis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik dalam menganalisa
laporan keuangan yang banyak digunakan untuk menilai kinerja perusahaan
karena penggunaannya yang relatif mudah.
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2007:70), pengelompokkan
rasio keuangan menurut tujuan pengukuran, yaitu:
1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
2. Rasio Leverage, yaitu rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan
dibiayai oleh hutang.
3. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
tingkat efektifitas pemanfaatan sumber daya perusahaan.
4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan ukuran tingkat
efektifitas manajemen seperti ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan dari pendapatan investasi.
5. Rasio Pertumbuhan, yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan
dalam
mempertahankan
posisi
ekonomi
di
tengah
pertumbuhan ekonomi dan sektor usaha.
6. Rasio Penilaian, yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan
manajemen dalam menciptakan nilai pasar usaha di atas biaya investasi.
Rasio yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Current Ratio (CR) dan Debt
to Equity Ratio (DER) yang apabila dikelompokkan berdasarkan tujuannya termasuk
kedalam kelompok Rasio Profitabilitas, karena digunakan untuk mengukur dan
menghitung tingkat kemampuan perusahaan dalam melakukan operasinya.
2.5 Current Ratio (CR)
Ratio
likuiditas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang mampu memenuhi
kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid dan perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban tepat pada
waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva
lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Salah
satu cara mengukur likuiditas yang umum digunakan adalah Current Ratio.
Pengertian Current Ratio menurut Gitman (2006:58) adalah sebagai berikut :
A masure of likuidity calculated by dividing the farm s currens assets by its
current liabilities .
CurrentRatio
CurrentAsset
CurrentLiabilities
Likuiditas merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum
mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan
kepada pemegang saham. Meskipun perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi
namun apabila posisi likuiditas menunjukan keadaan yang tidak begitu baik,
perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividen. misalnya apabila perusahaan
membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai untuk investasinya atau
perusahaan sedang tumbuh sehingga sebagian besar dananya tertanam dalam aktiva
tetap dan modal kerja, maka kemampuannya untuk membayar cash dividend pun
sangat terbatas.
2.6 Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio pengelolaan modal
yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membiayai usaha dengan
pinjaman yang disediakan oleh pemegang saham. Seperti yang diungkapkan oleh
Suad Husnan (2004:70) :
Debt to Equity Ratio menunjukan perbandingan antara hutang dengan
modal sendiri.
Menurut Agnes Sawir (2003:13), rasio ini dapat dicari dengan menggunakan
rumus:
DER
TotalDebt
TotalEquity
Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh pihak luar
dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal.
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil
dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari
pendapatannya untuk keperluan tersebut. Sehingga hanya sebagian kecil saja dari
pendapatan yang dibayarkan oleh dividen.
Para pembeli pinjaman, menginginkan rasio ini semakin rendah. Semakin
rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh
pemegang saham dan semakin besar batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi
penyusutan nilai aktiva atau kerugian.
2.7 Rasio Profitabilitas
2.7.1 Pengertian Rasio Profitabilitas
Laba merupakam tujuan utama dari semua perusahaan yang berorietasi bisnis.
Namun perhitungan laba untuk jangka waktu tertentu hanya dapat diramalkan saja,
karena perhitungan yang tepat baru dapat terjadi jika perusahaan mengakhiri kegiatan
operasionalnya dan menjual semua produk yang ada. Dengan kata lain biaya produksi
harus lebih kecil dari angka jual suatu produk.
Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:59)
Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba
dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba
dalam hubungannya dengan investasi.
Rasio profitabilitas menurut Gitman (2006:65) :
Profitability ratio enable the analysis to evaluate the firm profits with
respect to a given level of sales, a certain level of assets, or the owner
investment.
Artinya bahwa rasio profitabilitas adalah suatu analisis yang memungkinkan
untuk mengevaluasai laba perusahaan dengan memperhatikan nilai penjualan,
beberapa nilai aset, atau penanam modal.
Sedangkan menurut Dewi Astuti (2004:36):
Profitabilitas adalah suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang paling penting adalah laba
bersih.
Para
investor
dan
kreditur
sangat berkepentingan
dalam
mengevaluasi kemampuan perusahaan menghasilkan laba saat ini maupun
di masa mendatang.
Dengan demikian bagi investor sangat berkepentingan dengan analisa
profitabilitas ini, karena memuat informasi mengenai tingkat keuntungan yang
akan diterimanya.
2.7.2 Ukuran Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan tolak ukur menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan.
Menurut Susan Irawati (2006:58), untuk mengukur rasio profitabilitas
digunakan rasio-rasio sebagai berikut:
1. Net Profit Margin (NPM)
2. Gross Profit Margin (GPM)
3. Operating Profit Margin (OPM)
4. Operating Ratio (OR)
5. Return on Assets (ROA)
6. Return on Equity (ROE)
7. Earning per Share (EPS)
8. Return on Investment (ROI)
2.8 Return On Equity (ROE)
2.8.1 Pengertian Return On Equity (ROE)
Profitabiltas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas ekuitas
saham biasa yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari
investasi pemegang saham. Inveatasi memandang bahwa Return On Equity (ROE)
merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam melakukan
tugasnya yakni menghasilkan keuntungan modal yang maksimal.
Return On Equity (ROE) atau sering disebut Rate Of Return On Net Work
merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam memperhitungkan
profitabilitas perusahaan independen terhadap dana yang dipakai. ROE secara
eksplisit menganalisis profitabilitas perusahaan bagi pemilik saham biasa.
Adapun pendapat para ahli sebagai berikut :
Menurut Keown,et,all (2005:81), bahwa
Return On Common Equity is indicated the accounting rate of return of
the stockholder s investment as measured by nat income relative to common
equity.
Artinya bahwa rentabilitas modal sendiri merupakan suatu bentuk rasio yang
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa beasr tingkat pengembalian bagi para
pemegang saham dengan ukuran laba bersih dibandingkan dengan modal sendiri yang
digunakan untuk berinvestasi tersebut.
Kemudian menurut Marton dan Harjito (2003:60), bahwa :
Return On Equity sering disebut rentabilitas modal sendiri dimaksudkan
untuk mengukur berapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal
sendiri.
Dari pengertian diatas dapat diambil suatu simpulan bahwa Return On Equity
(ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai tingkat keuntungan yang
diperoleh pada periode waktu tertentu dibandingakan dengan modal yang dimiliki
peusahaan.
2.8.2 Pengukuran Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang tersedia bagi
pemegang saham setelah pajak (dikurangi dividen saham biasa) dengan ekituas yang
telah diinvestasikan selama periode perhitungan dilakukan.
Menurut Brigham dan Houton (2004:88), Return On Equity (ROE) dapat
dihitung sebagai berikut :
ROE
NetIncomeAvailableToCommonStockholders
CommonEquity
Atau ukuran yang pada umumnya digunakan adalah :
ROE
EAT
ModalSendiri
Menurut Susan Irawati (2006:61) penjelasan rumus diatas dapat berarti
bahwa Return On Equity (ROE) yang tinggi, perusahaan tersebut memiliki peluang
untuk memberikan pendapatan yang besar bagi pemegang saham. Dan hal ini akan
berdampak pada peningkatan harga saham.
Laba yang digunakan dalam menganalisis kinerja tersebut adalah laba bersih
dipotong pajak dan bunga atau EAT. Rasio ini sangat umum digunakan oleh investor
karena rasio ini merefleksikan kemungkinan tingkat laba yang bisa diperoleh
perusahaan, karena pemegang saham berarti sebagai pemilik perusahaan.
Dengan demikian Return On Equity (ROE) yang tinggi berarti perusahaan
tersebut memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang beasar bagi para
pemegang saham. Kondisi perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi,
sehingga kemungkinan menghasilakan tingkat pengembalian saham yang besar.
2.9 Pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
Profitabilitas Perusahaan
2.9.1 Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Profitabilitas Perusahaan
Current Ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini
menunjukan seberapa jauh tuntutan dai kreditur jangka pendek dipenuhi oleh aktiva
yang diperkirakan menjadi utang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo
utang.
Current Ratio (CR) menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek,
atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Perusahaan
menghasilkan laba, laba perusahaan yang dibagikan dinamakan deviden, dan yang
tidak dibagikan yaitu laba ditahan. Laba ditahan masuk di aktiva lancar. Semakin
besar aktiva lancar semakin mudah perusahaan itu membayar hutang. Dan semakin
tinggi CR menunjukkan perubahan laba yang tinggi (Kuswadi 2005:79).
2.9.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Profitabilitas Perusahaan
Menurut Gitmen (2006:64) :
Measure the proportion of total asset
financed by the firm s creditors the higher the ratio, the greater the amount of
other people money being used generate profits
Yang artinya rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin
hutangnya dengan sejumlah aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin besar pula jumlah pinjaman (utang) yang digunakan dalam menghasilkan
keuntungan dibandingkan aktiva tetap yang dimilki.
Perusahaan dengan DER yang tinggi bukan sesuatu yang buruk jika dapat
memberikan keuntungan kepada pemiliknya dan dimanfaatkan dengan efektif serta
laba yang didapat cukup untuk membayar biaya bunga secara periodik.
Dengan DER yang tinggi perusahaan menanggung resiko kerugian yang
tinggi tetapi juga berkesempatan untuk memperoleh laba yang meningkat. DER yang
tinggi berdampak pada peningkatan perubahan laba, berarti memberikan efek
keuntungan bagi perusahaan (Kuswadi 2005:90).
2.9.3 Pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap
Profitabilitas Perusahaan
Menurut Hanafi dan Halim (2003:75) menyebutkan bahwa likuiditas
merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio
likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan
melibatkan aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya.
Berdasarkan pendapat di atas likuiditas merupakan salah satu faktor yang
menentukan risiko investasi. Likuiditas diukur dengan rasio keuangan. Jika rasio
likuiditas tinggi maka perusahaan akan semakin diminati investor. Hal ini
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan yang dapat dilihat dari ivestasi yang
tertanam di dalam perusahaan.
Rasio likuiditas dan profitabilitas merupakan rasio yang penting bagi
perusahaan, karena rasio-rasio ini akan memberikan informasi yang sangat penting
bagi lajunya perusahaan dalam jangka pendek. Kalau perusahaan sudah menunjukan
ketidakmampuannya dalam jangka pendek, maka sudah hampir dapat dipastikan laba
perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam jangka panjang.
Download