BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (Bursa Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar perdana yang sering disebut Initial Public Offering (IPO). Harga saham yang W dijual di pasar perdana (pada saat IPO) telah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan harga saham yang berada di pasar sekunder ditentukan oleh KD mekanisme pasar (penawaran dan permintaan). Penentuan harga saham pertama kali pada pasar perdana tersebut U merupakan masalah pelik yang dihadapi oleh perusahaan. Pemegang saham lama tidak ingin menawarkan saham baru dengan harga terlalu murah kepada pemodal ilik baru. Pemodal baru menginginkan memperoleh capital gains dari pembelian saham dipasar perdana tersebut. Oleh karena itu di pasar perdana sering dijumpai m fenomena underpricing (Ritter, 1984; Ritter, 1991; Husnan, 1993; dan Kunz & Ranggarwal, 1994 dalam Ernyan dan Husnan, 2002). Informasi asimetris (Asymmetric Information) merupakan salah satu penyebab terjadinya underpricing pada pasar perdana. Dalam menentukan harga, pihak penentu harga perlu memperhatikan informasi perusahaan. Emiten dalam menjual saham perdananya ke pasar bursa efek tentunya mengharapkan keuntungan dari selisih penjualan saham yang terjadi. Net Initial Return adalah keuntungan bersih yang diperoleh pemegang saham saat penawaran perdana (IPO) 1 2 dengan menjualnya di pasar sekunder (Jogiyanto, 2000). Tinggi rendahnya asimetri informasi berpengaruh dengan initial return atau underpricing. Penelitian Kim, Krinsky dan Lee (1993) dalam Nurhidayati dan Indriantoro (1998) menunjukkan adanya hubungan negatif antara besaran perusahaan dengan tingkat underpriced. Karena semakin besar perusahaan dan semakin dikenal masyarakat berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi menganai perusahaan berarti resiko underpricing lebih kecil dan ekspektasi initial W return lebih rendah. KD Ross ( 1977 ) dan Liau Tan ( 1998 ) mengungkapkan bahwa manajer akan menggunakan utang yang tinggi bila ia yakin akan prospek yang menguntungkan. Pihak kreditor tentunya dalam memutuskan pemberian pinjaman juga U mempertimbangkan prospek perusahaan yang diberi pinjaman. Dengan demikian, ilik tingkat utang merupakan informasi yang dipertimbangkan oleh investor sehingga diperkirakan mempengaruhi terjadinya underpricing. Abdullah (2001) dalam m menggunakan persentase saham yang ditawarkan ke publik, ukuran prusahaan, profitabilitas perusahaan dan tipe industri terhadap tingkat underpriced menunjukkan hanya profitabilitas perusahaan dan tipe industri saja yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing. Informasi rasio keuangan perusahaan berguna dalam menanamkan dana di perusahaan emiten, oleh karena itu semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin rendah underpriced atau dikatakan berhubungan negatif dengan initial return. Perusahaan yang bergerak pada sektor finansial lebih banyak mendapatkan regulasi pengawasan dari pemerintah. Peraturan perusahaan keuangan dibuat lebih 3 ketat jika dibandingkan perusahaan sektor non keuangan. Di Indonesia lembaga yang mengatur regulasi tersebut adalah Departemen Keuangan dan/atau Bank Indonesia. Monitoring lembaga pengawas tersebut diharapkan akan memperkecil ex-ante uncertainty perusahaan keuangan dibanding dengan perusahaan non keuangan. Dengan demikian apabila monitoring tersebut efektif maka diharapkan proxy dari ex-ante uncertainty untuk perusahaan keuangan akan lebih kecil dari pada non keuangan. W Perusahaan yang bergerak pada sektor finansial dituntut untuk lebih terbuka akan kondisi internal perusahaan, sebagai hasilnya publik akan KD memperoleh informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan. Dengan kata lain regulasi yang lebih banyak dilakukan oleh pemerintah terhadap U perusahaan sektor finansial mampu mengurangi tingkat informasi asimetri. finansial. ilik Dengan demikian underpriced diharapkan tidak terjadi pada perusahaan sektor ini mencoba untuk menguji penelitian sebelumnya yang m Penelitian dilakukan Eryan dan Husnan (2002) terhadap perusahaan keuangan dan non keuangan yang terdaftar pada BEI yang menunjukkan tidak terjadi perbedaan underpricing terhadap kedua perusahaan tersebut. Reputasi penjamin emisi, after market volatility dan umur perusahaan tidak berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap initial return. Hal ini berarti terjadi asimetri informasi yang lebih kecil untuk perusahaan keuangan. Penelitian Kim et al (1993) yang dilakukan pada perusahaan keuangan yang berada di Korea dengan menggunakan lima variabel independen yaitu penjamin emisi, investasi, nilai 4 penawaran saham, rate of return assets (ROA) dan financial leverage terhadap underpricing. Menunjukkan bahwa reputasi underwriter, investasi, dan rate of return assets (ROA) berasosiasi secara statis signifikan dan negatif terhadap underpricing, sedangkan financial leverage berasosiasi secara statistik signifikan dan positif dengan underpricing. Dengan adanya ketidak konsistenan terhadap penelitian sebelumnya, maka dilakukannya penelitian kembali untuk membuktian penelitian sebelumnya W terhadap perusahaan keuangan dalam menguji pengaruh variabel-variabel yang diharapkan tidak terjadi initial return, karena pada perusahaan regulasi diharapkan KD tidak terjadi asimetri informasi. Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti variabel- U variabel yang mempengaruhi underpricing pada perusahaan perbankan. Atas ilik dasar tersebut maka penulis menyusun skripsi dengan judul: Pengaruh Umur, Ukuran, Profitabilitas dan Solvabilitas Perusahaan terhadap Underpricing m pada Perusahaan Perbankan di Pasar Modal Indonesia. 1.1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka masalah penelitian ini adalah : Apakah umur, ukuran, profitabilitas (ROA), dan solvabilitas perusahaan perbankan berpengaruh negatif terhadap underpricing? 5 1.2. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih fokus, maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Batasan masalah penelitian : 1. Perusahaan yang diteliti perusahaan perbankan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. 2. Perusahaan yang diteliti perusahaan perbankan yang melakukan Initial Public 1.3. W Offering (IPO) antara tahun 2000-2009. Tujuan Penelitian KD Penelitian ini dibuat untuk menguji pengaruh umur, ukuran, profitabilitas (ROA), 1.4. U dan solvabilitas perusahaan perbankan terhadap underpricing. Manfaat Penelitian 1. ilik Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : Pemerintah dan pembuat kebijakan : m Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam meningkatkan perannya untuk memenuhi kebutuhan pihak pemakai informasi. 2. Investor : Bagi investor dan calon investor yang tertarik menanam modalnya melalui pasar modal, dapat digunakan untuk menganalisis akan adanya asimetris informasi pada perusahaan keuangan dan non keuangan dalam prospektus sebagai pertimbangan investasi. 3. Emiten dan calon emiten : 6 Dapat sebagai bahan pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan keterbukaan informasi keuangan dan non keuangan untuk memperoleh harga yang wajar bila akan melakukan penawaran umum saham perdana. 4. Bagi akademisi : Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai salah m ilik U KD W satu sumber literatur dan referensi bagi penelitian berikutnya.