BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Dewasa ini dunia robotika mengalami perkembangan yang cukup pesat. Robot – robot yang dibuat mempunyai beragam fungsi yang antara lain, dapat robot yang dapat menaiki tangga, robot yang dapat berjalan dengan dua kaki, robot beroda, robot yang menyerupai manusia, robot pemadam api, dan lain sebagainya. Secara garis besar, dilihat dari segi pergerakan (mobile robot), robot itu sendiri dapat dibagi menjadi robot berkaki (walking robot) dan robot beroda (wheeled robot). Setiap tahun juga diadakan berbagai kompetisi di bidang robotika baik yang bersifat internasional termasuk olimpiade robotika maupun yang bersifat nasional, bahkan ada juga kompetisi internal universitas seperti yang diadakan oleh HIMTEK yang dikenal dengan nama Kontes Robot Sistem Komputer (KRSK) di lingkungan Binus University. Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) adalah salah satu contoh kompetisi robot yang paling bergengsi di Indonesia yang diadakan setiap tahun. Juara nasional KRI dan KRCI akan menjadi wakil Indonesia di ajang kontes robot internasional Asia-Pacific Broadcasting (ABU) ROBOCON, di mana untuk tahun 2010 akan diadakan di Egypt. Untuk KRCI, dibagi menjadi beberapa divisi untuk robot berkaki dan robot beroda yang mempunyai misi yang berbeda – beda, seperti menjelajahi track dan memadamkan 30 lilin. (http://kri.eepis-its.edu) 31 Berdasarkan informasi tersebut maka diputuskan untuk membuat robot beroda (wheeled robot) yang sesuai dengan kriteria KRCI. Robot yang dimaksud adalah robot yang dapat mengetahui jarak, bergerak dengan roda, menjelajahi track yang sudah ditentukan, dapat mendeteksi api, mematikan lilin api, dan balik ke home. Tentunya robot tersebut diberikan kecerdasan untuk dapat melakukan hal – hal tersebut. Algoritma yang akan digunakan pada robot ini adalah algoritma searching, Depth – First Search (DFS). Mobile robot adalah robot yang dapat bergerak, baik itu dengan roda ataupun berkaki. Perkembangan robot dewasa ini sudah sangat pesat. Robot sudah dapat berjalan mirip manusia, menaiki sepeda, robot beroda yang digunakan untuk menjinakkan bom dan lain sebagainya. Mobile robot tentunya mempunyai komponen – komponen dasar yang penting. Komponen – komponen tersebut adalah - Platform Robot Platform robot menentukan bentuk robot, mekanik, jumlah roda atau kaki yang digunakan, bahan yang digunakan untuk platform. Platform yang akan digunakan pada penelitian ini adalah produk keluaran dari pololu robotics & electronics yaitu RP5 yang berbentuk persegi dan menggunakan tracked-wheel. Platform robot ini terbuat dari plastik dan berwarna abu – abu gelap dengan dikontrol oleh dua motor. Platform tersebut mempunyai spesifikasi dan ukuran panjang 18 cm dengan lebar 14 cm dan tinggi 6 cm. Berat platform dengan motor adalah 425 gram. Berikut ini bentuk platform yang digunakan : 32 Gambar 3.1 Platform robot RP5 Gambar 3.2 Platform robot RP5 tampak samping - Motor Motor berfungsi untuk menggerakkan robot tersebut. Motor terbagi menjadi beberapa jenis yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing tergantung pemakaian. Motor yang dipakai di mobile robot ini adalah motor DC dengan spesifikasi 7.2 volt, 210mA pada kondisi tanpa beban dan pada kondisi puncak akan menggunakan arus maksimal 2.4 A. Motor DC ini merupakan bawaan dari platform yang dipakai. Motor DC ini menggunakan driver motor TB6612FNG. 33 - Sensor Sensor merupakan komponen yang digunakan untuk melakukan sense terhadap lingkungan sekitar robot. Sensor memiliki banyak jenis tergantung fungi – fungsinya. Fungsi – fungsi sensor antara lain, dapat berguna untuk mengetahui jarak, mengukur tingkat kelembaban, mengukur suhu, mendeteksi obyek atau garis dan lain sebagainya. Komponen sensor sangat penting untuk mobile robot. Sensor yang digunakan pada mobile robot ini antara lain : • Kompas Kompas digunakan untuk mengetahui arah dan perputaran daripada mobile robot. • IR ranger IR ranger adalah sensor pengukur jarak yang digunakan pada mobile robot ini dengan memanfaatkan inframerah. • PING Ultrasonik PING merupakan sensor pengukur jarak yang digunakan pada mobile robot yang bekerja dengan ultrasonik. • Photodiode Photodiode digunakan untuk mengetahui arah api. • UVTron UVTron adalah sensor yang mendeteksi sinar UV yang dihasilkan oleh lilin. • Sensor Garis 34 Sensor garis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat ruangan atau tidak, serta lingkaran home dan lingkaran api. Sensor garis ini memanfaatkan inframerah dan photodiode. - Controller Pada mobile robot, program dari algoritma yang digunakan ditampung pada sebuah controller. Controller yang digunakan di sini adalah produk Atmel, yaitu AVR ATMEGA128. - Algoritma Algoritma yang digunakan untuk menjelajahi track secara garis besar adalah depth-first search, dengan memanfaatkan data yang dihasilkan dari sensor – sensor yang digunakan. 3.1. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras digunakan untuk mendukung seluruh komponen atau modul elektronika yang digunakan pada mobile robot. Berikut ini adalah modul – modul yang digunakan pada mobile robot : 3.1.1. Modul IR ranger IR ranger digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya benda pada jarak tertentu. Dalam hal ini yang dideteksi adalah jarak mobile robot ke dinding. Tegangan analog yang dikeluarkan IR ranger ini akan dimasukkan atau dihubungkan dengan input analog daripada controller ATMega128 yang mengolah input data analog tersebut menjadi digital dengan ADC. 35 Data IR ranger langsung dihubungkan ke input ADC (Analog to Digital Converter) yang terdapat pada controller. Data yang diproses controller akan bersifat desimal dari 0 – 255, di mana data mendekati nilai 0 adalah jarak yang jauh dan 255 menunjukkan jarak dekat di bawah 10 cm. Sehingga jarak yang digunakan pada algoritma berupa nilai desimal tersebut. Nilai jarak tersebut dikalibrasi terlebih dahulu dengan mengambil data pada track sesuai nilai yang diperlukan. Penggunaan IR ranger memiliki kelemahan yaitu pemantulan pada cermin karena IR ranger menggunakan sinar inframerah. 3.1.2. Modul PING Ultrasonik Sensor PING mendeteksi jarak obyek dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik. Sensor PING ini memanfaatkan pemantulan daripada gelombang ultrasonik yang dipancarkan. Gambar 3.3 Ilustrasi pemantulan gelombang ultrasonik Pada modul PING terdapat 3 pin yang digunakan untuk jalur power supply (+5 V), ground dan pin signal. Pin signal dapat langsung dihubungkan dengan controller tanpa perlu tambahan komponen apapun. 36 Teori ultrasonik mempunyai persamaan untuk mengetahui jarak yang kemudian diimplementasikan ke mobile robot ini dengan nilai sebagai berikut pada persamaan 3-1. . . (3-1) Faktor pengali 1.67 diperoleh dari cycle time untuk proses pengambilan data pada AVR ATMEGA128 yang memerlukan waktu mendekati 4 us. Penggunaan PING ultrasonik memiliki kekurangan apabila obyek yang dihadapi memiliki sifat peredam suara. Hal ini terjadi karena PING menggunakan gelombang ultrasonik. 3.1.3. Modul Photodiode Gambar 3.4 Skematik Photodiode Modul photodiode digunakan untuk mendeteksi arah api terhadap mobile robot dalam jarak dekat. Photodiode bekerja dengan menangkap 37 cahaya lilin. Output data yang dihasilkan dari modul ini berupa data digital yaitu 1 atau 0. Kondisi 1 atau 5 volt menunjukkan bahwa tidak ada api, sedangkan untuk kondisi 0 atau 0 volt menunjukkan bahwa terdapat api. Berikut ini adalah rangkaian yang digunakan pada mobile robot ini. Rangkaian photodiode ini didukung oleh beberapa komponen lainnya seperti LM311 yang merupakan IC Op-Amp yang berfungsi sebagai komparator. Komparator adalah pembanding antara dua input yang diberikan. Kedua input komparator tersebut diperoleh dari pembagi tegangan. Input pada kaki inverting (-) merupakan tegangan referensi yang diperoleh dari sebuah trimpot atau potensiometer dengan prinsip pembagi tegangan. Sedangkan input pada kaki non-inverting diterima dari tegangan yang jatuh pada photodiode tersebut. Jika kondisi tanpa api, maka tegangan yang jatuh pada photodiode sama dengan atau mendekati Vcc yang digunakan. Kondisi ada api menyebabkan tegangan yang jatuh di photodiode mendekati nol volt. Sesuai dengan prinsip komparator, apabila tegangan di input noninverting (+) lebih besar daripada kaki inverting (-), maka tegangan output daripada komparator LM311 adalah Vcc yang dalam hal ini adalah 5 volt. Berlaku juga kebalikannya, apabila tegangan di input noninverting (+) lebih rendah daripada input inverting (-), maka output yang dikeluarkan adalah Vee atau GND. 38 Gambar 3.5 Modul Photodiode 3.1.4. Modul Sensor Garis Modul sensor garis juga digunakan pada mobile robot ini. Modul ini berfungsi untuk mendeteksi ada tidaknya garis berwarna putih. Modul sensor garis ini memanfaatkan komponen IR LED sebagai transmitter dan photodiode sebagai receiver. Apabila sensor mendeteksi garis, maka output yang dihasilkan adalah 1 atau bernilai 5 volt dan 0 atau 0 volt apabila tidak ada garis. Berikut ini adalah skematik rangkaian sensor garis yang digunakan. Gambar 3.6 Skematik Sensor Garis 39 Sensor garis yang digunakan membutuhkan tambahan komponen transistor dan terdapat trimpot yang digunakan untuk mengatur intensitas daripada inframerah yang digunakan tersebut. Selain itu juga terdapat indikator berupa LED yang menunjukkan ada tidaknya garis putih. Berikut ini penjelasan cara kerja modul sensor garis yang digunakan pada mobile robot. Inframerah yang dipancarkan tersebut akan mengalami pantulan apabila terkena obyek berwarna putih dan tidak mengalami pantulan apabila obyek berwarna hitam. Hal ini tergantung juga pada ketinggian atau jarak sensor terhadap obyek tersebut, yang dalam hal ini adalah garis berwarna putih, oleh karena itu dibutuhkan trimpot atau potensiometer yang berfungsi untuk mengatur intensitas daripada inframerah tersebut. Trimpot ini akan mempengaruhi intensitas pantulan inframerah. Pantulan pada garis putih tersebut akan ditangkap oleh photodiode, di mana apabila photodiode mendapat cahaya, maka hambatan photodiode menjadi kecil sehingga arus dapat melaluinya. Hal ini akan menyebabkan tegangan jatuh pada resistor R3 yang akan menyebabkan transistor aktif. Kondisi menyebabkan tegangan dari kolektor mengalir ke emiter sehingga output yang diambil pada kaki emiter akan menghasilkan output high atau 1. Indikator LED berwarna merah akan menyala menandakan adanya garis. 40 Gambar 3.7 Ilustrasi inframerah pada permukaan putih Gambar 3.8 Ilustrasi inframerah pada permukaan hitam Modul sensor garis yang digunakan adalah sebanyak dua buah. Hal ini dikarenakan selain mendeteksi garis, sensor – sensor garis ini juga digunakan untuk mendeteksi lingkaran api yang berwarna putih, di mana apabila kedua sensor ini mendeteksi garis pada waktu yang bersamaan, maka mobile robot sedang berada pada lingkaran. 41 Gambar 3.9 Modul sensor garis 3.1.5. Modul UVTron Modul UVTron adalah modul yang digunakan untuk mendeteksi api lilin. Sensor ini merupakan produk dari Hamamatsu Flame Sensor UVTron R2868. Modul ini berfungsi untuk mendeteksi ultraviolet yang dihasilkan oleh api lilin. Modul UVTron ini mempunyai dua komponen utama yaitu UVTron Flame Sensor dan UVTron Driving Circuit C3704 series. UVTron Flame Sensor mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi. Rangkaian driver yang digunakan ini dapat menghilangkan noise yang disebabkan oleh cahaya natural seperti cahaya matahari. Modul ini masih dapat mendeteksi api lilin dalam radius sekitar 5 m. Output ini yang akan digunakan oleh controller, di mana controller dapat membaca jumlah pulsa yang dihasilkan dalam suatu range waktu untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Range waktu yang digunakan pada mobile robot ini adalah satu detik, sehingga banyaknya pulsa dalam satu detik menunjukkan status api yang terdeteksi. Pemakaian sensor UVTron ini ditambahkan dengan sebuah penutup yang berfungsi untuk membuat sensor UVTron lebih fokus terhadap titik api. 42 Sensor masih dapat mendeteksi titip api dari jarak lebih dari 1 m. Sensor UVTron ini akan digunakan untuk mendeteksi apabila mobile robot telah mencapai salah satu ruangan. Gambar 3.10 Driving unit UVTron Gambar 3.11 Bulb UVTron 3.1.6. Modul kompas Digital Modul kompas digital digunakan untuk mengetahui arah dan perputaran daripada mobile robot. Perputaran yang dimaksud adalah untuk menjaga agar setiap melakukan aksi belok, mobile robot dapat bergerak sebesar 90° atau belok siku. Fungsi lainnya adalah untuk mengingat arah mata angin ketika mobile robot memasuki ruangan agar dapat memudahkan mobile robot tersebut pada saat keluar ruangan. 43 Modul kompas digital ini memerlukan rangkaian pendukung yang digunakan untuk melakukan kalibrasi terhadap medan magnet bumi. Berikut ini pada gambar 3.12 adalah skematik daripada rangkaian pendukung tersebut : Gambar 3.12 Skematik modul kompas digital Data yang diperoleh dengan metode I2C dapat dibaca pada mobile robot ini adalah mode byte (0-255). Pengambilan data yang valid dan sesuai dengan medan magnetik bumi, terlebih dahulu perlu dilakukan kalibrasi dengan bantuan kompas analog. Berikut ini adalah tahapan – tahapan yang dilakukan untuk melakukan kalibrasi terhadap modul kompas digital ini. 44 • Switch kalibrasi di-ON-kan. Hal ini dilakukan untuk menghubungkan push button yang akan digunakan untuk kalibrasi ke pin 6 (pin kalibrasi). • Dengan bantuan kompas manual, cari posisi utara dan simpan nilai yang diperoleh dengan menekan push button. Tujuannya agar prosesor internal menyimpan nilai yang diperoleh. Lakukan hal yang sama untuk posisi timur, selatan dan barat secara berurutan. Gambar 3.13 Orientasi 0˚ kompas digital 3.1.7. Modul Fan Modul fan adalah modul yang digunakan untuk memadamkan api lilin yang terdeteksi oleh mobile robot. Modul ini menggunakan motor DC sebagai fan untuk mematikan api lilin. Modul fan ini menggunakan supply yang terpisah dari supply utama, di mana supply yang digunakan adalah supply dari battery 9 volt. Pemisahan supply ini dibantu dengan rangkaian relay 5 volt. 45 Gambar 3.14 Skematik modul fan Berikut ini pada gambar 3.21 merupakan skematik rangkaian fan yang menggunakan bantuan relay: Rangkaian fan di atas bekerja dengan diberikan input data berupa 0 atau 1, di mana kondisi 0 akan menyebabkan fan tidak aktif, fan kondisi 1 akan menyalakan fan. Cara kerja modul ini apabila diberi input dengan kondisi high atau 1, maka transistor akan aktif karena basis mendapat tegangan sehingga kumparan pada relay akan mendapatkan beda potensial sebesar 5 volt pada kedua kakinya. Hal ini akan menyebabkan switch pada relay menghubungkan motor langsung ke battery. Berlaku juga kebalikannya, di mana apabila transistor diberikan input berupa kondisi low atau 0, maka transistor tidak aktif yang menyebabkan kumparan pada relay tidak memperoleh beda potensial sehingga battery dan motor tidak terhubung. Penggunaan dioda pada kumparan hanya sebagai proteksi yang dikenal sebagai flywheel diode, di mana apabila terjadi tegangan balik dari kumparan relay, maka tegangan akan dibalikkan ke sumber tegangan. 46 Gambar 3.15 Modul fan 3.1.8. Modul Bumper Modul bumper digunakan untuk kondisi apabila mobile robot menabrak dinding atau obyek, sehingga dapat melakukan manuever seperti bergerak mundur. Pada mobile robot ini digunakan dua buah limit switch yang masing – masing untuk sebelah kanan mobile robot dan sebelah kiri mobile robot. Modul bumper ini menggunakan limit switch yang dihubungkan ke rangkaian monostable untuk menghilangkan bouncing yang dihasilkan switch tersebut. Bouncing yang dimaksud adalah apabila sekali penekanan limit switch, terjadi ripple sehingga apabila dihubungkan ke input controller, maka akan terbaca menjadi beberapa kali penekanan terhadap limit switch. Rangkaian ini bekerja dengan komponen tambahan berupa IC timer 555 yang memiliki konfigurasi monostable. Rangkaian monostable membutuhkan input trigger yang mana pada mobile robot ini diperoleh dari limit switch yang digunakan tersebut. Limit switch tersebut akan memberikan kondisi high apabila menabrak atau tertekan dan kondisi low 47 apabila tidak ditekan atau tidak menabrak. Modul bumper hanya digunakan pada kasus – kasus tertentu di mana apabila mobile robot menabrak dinding. Kondisi limit switch tidak ditekan, maka output yang dihasilkan adalah high atau 1. Kondisi switch ditekan maka output berubah menjadi low atau 0. Berikut ini pada gambar 3.16 adalah modul bumper dengan rangkaian monostable : Gambar 3.16 Skematik modul bumper Nilai output yang dihasilkan dari rangkaian monostable bergantung pada nilai kapasitor C1 dan nilai resistor R1 pada skematik modul bumper. Lamanya nilai output yang dihasilkan dipengaruhi oleh lamanya proses charging discharging dari kapasitor C1 dan dapat diperoleh dari persamaan yang umum digunakan pada rangkaian monostable : . (3-2) 48 Nilai TL bergantung pada lamanya trigger yang diberikan kepada rangkaian monostable yang berasal dari limit switch. Pada modul bumper ini juga terdapat indikator berupa LED yang menandakan kondisi limit switch, di mana LED menyala menyatakan limit switch tidak tertekan dan juga sebaliknya apabila limit switch ditekan akan menyebabkan LED mati. Berikut ini pada gambar 3.17 merupakan rangkaian ekuivalen daripada rangkaian monostable yang digunakan pada mobile robot ini : Gambar 3.17 Rangkaian ekuivalen rangkaian monostable Rangkaian equivalen ini mempunyai dua buah komparator dengan masing – masing komparator mempunyai tegangan referensi yang tetap. Komparator yang diatas mempunyai tegangan referensi sebesar 2/3 Vcc pada input inverting (-), sedangkan komparator yang di bawah mempunyai tegangan referensi sebesar 1/3 Vcc pada input non-inverting (+). Output komparator yang diatas dihubungkan ke input S pada SR-FF 49 dan output komparator yang dibawah dihubungkan ke input R pada SRFF. Output daripada timer ini merupakan output yang dinegasikan sesuai dengan output Q daripada SR-FF. Komparator pada timer memperoleh input pada kaki noninverting (+) dari tegangan kapasitor. Tegangan kapasitor pada kondisi awal adalah kosong atau 0 volt sehingga output daripada komparator yang diatas adalah low atau 0 volt. Komparator yang dibawah memperoleh input trigger yang bernilai 0 apabila tidak terjadi penekanan, sehingga output daripada komparator tersebut adalah high atau 5 volt. Hal ini menyebabkan SR-FF menghasilkan output Q yang bernilai 0 yang menyebabkan transistor tidak aktif dan output Q’ yang bernilai 1. Kapasitor yang digunakan tersebut akan mengalami charging hingga mencapai nilai yang lebih besar daripada 2/3 Vcc yang menyebabkan komparator yang diatas menghasilkan output high atau 5 volt karena input non-inverting (+) lebih besar daripada input inverting (). Hal ini menyebabkan SR-FF memperoleh input S bernilai 1 dan input R bernilai 1, yang menghasilkan kondisi hold atau menahan output yang sekarang, yaitu Q bernilai 0 dan Q’ bernilai 1. Output ini bertahan hingga komparator yang di bawah memperoleh trigger dari limit switch. Trigger yang diperoleh ini bernilai 5 volt atau high yang menyebabkan komparator yang dibawah menghasilkan output low atau 0 volt. Output ini dihasilkan karena input inverting (-) komparator yang dibawah lebih besar daripada input non- 50 inverting (+). Hal ini akan menyebabkan output SR-FF berubah dan menyebabkan transistor aktif yang menghasilkan proses discharging daripada kapasitor. Setelah tegangan kapasitor di bawah 2/3 Vcc, maka output daripada SR-FF akan kembali ke semula yaitu output Q bernilai 0 dan output Q’ bernilai 1. Kapasitor akan memulai proses charging kembali. Nilai kapasitor akan mempengaruhi lama waktu charging dan discharging yang terjadi. Proses ini akan berulang setiap terjadi trigger dari limit switch. Berikut ini pada gambar 3.18 merupakan gambar limit switch yang digunakan sebagai bumper pada mobile robot : Gambar 3.18 Modul bumper 3.1.9. Modul Motor DC dan Driver Motor DC Motor DC digunakan untuk menggerakkan mobile robot ini. Mobile robot ini menggunakan dua buah motor DC yang masing – masing untuk menggerakkan roda kiri dan roda kanan. Untuk menggerakkan motor DC digunakan driver motor DC yang merupakan modul TB6612FNG Dual Motor Driver Carrier produk dari Pololu. 51 Motor driver ini dapat mengendalikan dua motor DC. Modul driver ini menggunakan IC TB6612FNG dengan supply motor maksimal sebesar 15 volt dengan arus rata – rata sebesar 1.2 A dan arus peak sebesar 3 A. Gambar 3.19 Skematik modul TB6612FNG Gambar 3.19 menunjukkan skematik dari modul driver motor TB6612FNG dengan beberapa komponen tambahan seperti kapasitor. Berikut ini merupakan blok diagram daripada IC TB6612FNG yang terdiri dari dua channel driver : Gambar 3.20 Blok diagram IC TB6612FNG 52 Pada gambar 3.20, terdapat dua driver yang masing – masing digunakan untuk satu motor DC. Bagian control logic digunakan untuk mengatur data yang akan dikirim ke motor yang bersangkutan yang akan diteruskan oleh bagian H-SW. Pin input digunakan untuk menentukan arah perputaran motor. Arah perputaran motor ini dikendalikan dengan dengan dua bit (inA1 dan inA2 untuk motor A). Pin PWM (Pulse Width Modulation) digunakan untuk memberikan sinyal PWM kepada motor agar motor dapat diatur kecepatannya. VM adalah tegangan supply untuk motor yang dipisahkan dari tegangan logika yang digunakan. Pin standby digunakan untuk mengaktifkan atau membuat driver motor dalam keadaan standby. Di mana kondisi high atau 1 menyebabkan standby tidak aktif dan sebaliknya apabila kondisi low atau 0, maka driver dalam keadaan standby. Pin output dihubungkan langsung ke motor. H-SW merupakan bagian yang dikenal sebagai H-bridge yang umum digunakan untuk driver motor. Tabel 3.1 Kondisi motor driver berdasarkan logic yang diberikan IN1 H L H L H/L Input IN2 PWM H H/L H H L H L L L H H/L H/L STBY H H H H H H L Output OUT1 OUT2 L L L H L L H L L L OFF (High impedance) OFF (High impedance) Mode Short brake CCW Short brake CW Short brake Stop Standby 53 Gambar 3.21 Modul driver TB6612FNG 3.1.10. Modul Controller Modul Controller adalah modul utama yang digunakan untuk mengontrol seluruh proses yang dilakukan oleh mobile robot ini. Algoritma dalam bentuk program yang telah di-compile akan dimasukkan ke controller. Controller yang digunakan adalah produk keluaran Atmel AVR ATMega128, dengan 16 MIPS (Million Instruction Per Second). Gambar 3.22 Pinout AVR ATmega128 54 ATMEGA128 mempunyai 128Kbytes memory flash yang digunakan untuk menampung program. Controller ini memiliki jumlah pin I/O yang tergolong banyak dengan 53 pin I/O. Pada gambar 3.28 menunjukkan pinout AVR ATMEGA128, terdiri dari 7 port I/O di mana port G hanya terdiri dari 5 pin dan port lainnya terdiri dari 8 pin. Jumlah pin Input/Output ini tergolong banyak dibandingkan dengan seri ATMEGA lainnya. Nilai tegangan VCC yang digunakan pada controller adalah sebesar 5 volt DC. Nilai osilator yang digunakan sebesar 11.0592 MHz. Selain itu, AVR ATMEGA128 menyediakan pin input ADC (Analog to Digital Converter), yang digunakan untuk memproses input analog dari sensor. Input ADC disediakan pada port F, sehingga terdapat 8 pin input analog yang dapat digunakan. Rangkaian controller menggunakan sebuah potensiometer untuk mengatur besarnya nilai tegangan referensi (VREF) untuk ADC (Analog to Digital Converter). Konsep ADC yang diterapkan pada ATMEGA128 adalah successicve approximation ADC. ADC ini dapat menghasilkan resolusi sampai dengan 10 bit. 55 Gambar 3.23 Blok diagram ADC AVR ATmega128 Berikut ini pada gambar 3.24 skematik controller utama yang menggunakan AVR ATMEGA128 yang digunakan pada mobile robot . 56 Gambar 3.24 Skematik modul controller 3.1.11. Modul Display Modul display adalah modul yang digunakan untuk melakukan penampilan data – data dari sensor dan informasi penting yang dibutuhkan dalam perancangan. Modul display menggunakan LCD character 20 x 4. Dengan modul display ini dapat dilakukan debugging melalui data – data yang ditampilkan. Selain modul display, juga terdapat beberapa LED pada output beberapa sensor untuk membantu proses debugging dalam perancangan sistem. 57 Gambar 3.25 LCD character 20x4 Modul LCD langsung dihubungkan ke controller dengan mode 4 bit, di mana hanya memakai 4 bit data. Modul display menggunakan rangkaian pendukung untuk LCD adalah sebagai berikut : Gambar 3.26 Skematik LCD character 20x4 Rangkaian tambahan yang digunakan tersebut hanya untuk mengatur nilai kontras dan intensitas backlight LCD itu sendiri. Pengaturan ini dilakukan dengan menggunakan trimpot sebagai pembagi tegangan. pin – pin yang terdapat pada LCD character 20 x 4 : 58 Tabel 3.2 Konfigurasi PIN LCD Character 20x4 Pin Symbol Vss 1 Vdd 2 Vo 3 RS 4 R/W 5 E 6 14 DB0-7 15 A/Vee 16 K Function GND + 5V Contrast Adjustment H/LRegister Select Signal H/L Read/Write Signal H=>L Enable Signal H/L Data Bus Line + 4.2V for LED (RA = 0Ω)/Negative Voltage Output Power Supply for B/L (0V) 3.1.12. Modul Supply Modul supply yang digunakan adalah modul converter tegangan DC – DC atau booster tegangan DC. Modul yang digunakan merupakan produk keluaran Pololu, Adjustable Boost Regulator. Tujuan Gambar 3.27 Modul adjustable boost regulator penggunaan modul ini adalah agar dapat mengurangi penggunaan sumber tegangan berupa battery AA. Dengan booster tegangan ini, hanya dengan menggunakan dua buah battery AA dapat menaikkan tegangan 5 volt yang stabil. Dengan berkurangnya penggunaan battery, juga mengurangi beban dari mobile robot. Pololu mengeluarkan 2 tipe booster yaitu, booster tegangan 2.59.5 volt dan booster tegangan 4-25 volt. Input yang diberikan tidak boleh lebih besar daripada output yang diinginkan. Hal ini dapat merusak rangkaian. Untuk arus dan efisiensi output yang dihasilkan bergantung 59 pada besarnya tegangan input dan tegangan output. Arus maksimal yang dapat dihasilkan adalah sebesar 2 A dan memiliki efisiensi sebesar 80 %. Nilai output yang dihasilkan apabila mencapai dua kali nilai input yang diberikan, maka arus yang diperoleh sekitar 800 mA, begitu juga dengan output yang mencapai empat kali nilai input yang diberikan, maka arus yang diperoleh sekitar 400 mA. Rangkaian ini akan otomatis mati apabila temperature internal telah mencapai nilai yang tinggi atau panas dan arus yang berlebih. Hal ini dikarenakan adanya proteksi dengan rangkaian over – themperature dan over – current shutoff. Pengaturan nilai tegangan output dapat dilakukan dengan sebuah potentiometer. Potentiometer yang digunakan bukan potentiometer linear. Berikut ini pada gambar 3.34 menunjukkan hubungan tegangan output yang dihasilkan dengan pengaturan potentiometer. Gambar 3.28 Potentiometer VS Output Voltage