BAB I PENDAHULUAN A . Latar Belakang Masalah Semakin tingginya peminat masyarakat terhadap transportasi mobil pribadi itu semakin tinggi pula tingkat kecelakaan dan kerugian financial para konsumen, alangkah baiknya jika konsumen (pengguna mobil) memperhatikan risiko berkendara, solusi yang tepat untuk menanggulangi risiko tersebut sebaiknya konsumen menyerahkan resiko tersebut kepihak asuransi. Sebab segala musibah dan bencana yang menimpa manusia marupakan qadha dan qadhar allah. Seringkali tidak memadai, karena yang harus ditanggung lebih besar dari yang diperkirakan. Asuransi bisa menjadi pilihan untuk menimalisir risiko yang timbul. Asuransi syariah untuk kendaraan bermotor rata-rata memberikan kontribusi premi yang tinggi, karena memang pangsa pasar untuk asuransi kendaraan bermotor ini di indusrti asuransi konvensional juga sangat tinggi. Yang menjadi permasalahan adalah jenis asuransi ini cukup rawan terhadap hasil underwriting baik karena pengaruh risiko fisik maupun risiko yang terkait dangan moral. Untuk menggurangi kerugian kendaraan tersebut perlu dipahami perilaku resiko dari portofolio kendaraan bermotor ini secara memadai agar prodak asuransi kendaraan 1 2 bermotor ini benar-benar berjalan sesuai ketentuan syariah, bebas dari gharar, maisir, riba, dan hal-hal yang terlarang dalam syariah.1 Islam memandang asuransi sebagai perbuatan yang mulia karena pada dasarnya islam senantiasa mengajarkan umatnya untuk mempersiapkan segala sesuatu sacara maksimal, terutama selagi manusia tersebut mampu dan memiliki sumber daya untuk melakukannya. Hal ini sesuai dengan hadist nabi Muhammad SAW yang diriwayat kan oleh alHakim dan al Baihaqi, Nabi bersabda: اغثنم مخسا قبل مخس حياثك قبل موتك وصحتك قبل سقمك وفراغك قبل سعلك وسبابك قبل هرامك وغناك قبل فقرك “Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara yaitu: hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, mudamu sebelum tuamu, lapangmu sebelum sempitmu, kayamu sebelum miskinmu”. Pengamalan dari sabda rasulullah di atas dapat di wujudkan dalam bentuk menabung ataupun berasuransi. Berasuransi merupakan upaya untuk mempersiapkan diri ataupun keluarga jika terjadi suatu musibah seperti kecelakaan, penyakit kritis, cacat, meninggal, dan sebagainya. Konsep asuransi Islam bukanlah hal yang baru karena sudah ada sejak zaman Rasulullah. Pada dasarnya ajaran Islam telah terdapat referensi yang jelas tentang adanya semangat saling tolong menolong (ta’awun) antara sesama manusia, semangat inilah yang menjadi dasar 1 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hlm. 41 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 3 adanya asuransi pada tahap awal. Asuransi sebagai salah satu wujud usaha dalam pertanggungan yang melibatkan antara sekelompok (kumpulan) orang di satu pihak dan perusahaan asuransi, sebagai lembaga pengelola dana di pihak lain, untuk saling menanggung dalam menghadapi musibah atau bencana. Diliat dari nilai bawaan yang tertera dalam teks-teks absolute (Al-Quran dan Sunnah), maka nilai dasar dari asuransi syariah mempunyai sifat social oriented, yaitu sebuah nilai yang di dasarkan pada semangat saling membantu dan saling menolong antara sesama peserta asuransi dalam menghadapi musibah (peril). 2 Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Dalam asuransi syariah tidak boleh terdapat unsur-unsur yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip syariah: Gharar, Riba, dan Maisir. Untuk lebih jelasnya dapat di liat dari segi mekanisme dan pengelolaan dananya. Demikian pula mekanisme ini tidak menjadi unsur riba, baik dalam praktik kerugian maupun jiwa dengan cara menggunakan instrumen syariah sebagai pengganti sistem riba, misalnya mudharabah, wadiah, wakalah dan sebagainya. Karena itu, hal yang menonjol di dalam asuransi adalah saling bertanggung jawab, saling membantu, saling melindungi di antara sesama peserta sehingga para nasabah benar-benar menyumbangkan preminya (kontribusi) kepada pengelola sebagai amanah untuk mengelolanya demi terciptanya pertolongan kepada peserta yang membutuhkanya atau yang berhak untuk di santuni karena mengalami 2 Muhammad Muslehuddin, Asuransi dalam Islam,(Jakarta: Bumi aksara, 1995), hal 32 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 4 musibah. Perusahaan asuransi menjalankan pelayanan sesuai dengan perjanjian yang telah di sepakati atau berdasarkan akad yang menggunakan prinsip syariah yang dapat menghindari hal-hal yang di haramkan oleh para ulama.3 Hubungan antara Asuransi Mobil Bersama PT.Sinar Mas Syariah dengan nasabah yang terikat dengan suatu akad, yaitu dengan menggunakan akad Wakalah Bil Ujrah, yang merupakan akad pemberian kewenangan oleh pemegang polis kepada pihak perusahaan Asuransi Mobil bersama PT. Sinar Mas Syariah untik mengelola dan menginvestasikan sejumlah dana premi dengan memberikan sejumlah Ujrah sesuai dengan kesepakatan. Oleh kerena itu, dengan adanya lembaga wakalah yang berfungsi memberikan kemudahan kepada pihakpihak yang akan melakukan sesuai tugas dimana ia tidak bisa secara langsung menjalankan tugas itu, yakni dengan jalan mewakilkan atau pemberi kuasa. Karena itu wakalah ini merupakan suatu persoalan yang penting, apalagi pada masa sekarang . Salah satu perusahaan asuransi umum yang bergerak di kota pekalongan adalah PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) dengan konsep syariah yang lebih mendekatkan diri pada nasabah, sehingga nasabah lebih mengetahui dan memahami peranan, mekanisme dan manfaatnya. PT ASM Syariah pekalongan mengeluarkan produk-produk syariah pada tahun 2001 salah satu produk yang di minati di daerah pekalongan adalah 3 Zainudin Ali , Hukum Asuransi Syariah ,(Jakarta :Sinar Grafika ,2008 , hal 73 ) http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 5 produk Asuransi Mobil. Dengan alasan karena produk Asuransi Mobil memberikan jaminan yang luas. Jumlah nasabah atau pihak tertanggung Asuransi Mobil Syariah sekitar 750 orang. melihat fenomena tersebut maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI FATWA NO52/DSN-MUI/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT. ASURANSI SINAR MAS SYARIAH PEKALONGAN”. B. Rumusan Masalah Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mencari data-data akurat yang dapat digunakan untuk menjawab beberapa pokok permasalahan dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana implementasi fatwa No. 52/DSN-MUI/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah Pada asuransi mobil di PT Sinar Mas Syariah Pekalongan ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah: Untuk mengetahui Implementasi Fatwa No.52/DSN-MUI/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah antara nasabah dengan PT Sinar Mas Syariah Pekalongan. http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 6 D. Kegunaan Penelitian Peneliti berharap hasil penelitian yang telah di susun ini memiliki nilai baik secara teoritis maupun praktis diantaranya : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah kekayaan ilmu pengetahuan pada umumnya, khuusnya khasanah keilmuan perbankan. 2. Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber rujukan dalam rangka pengembangan dan evaluasi bagi lembaga Islam dan umum, khususnya yang bergerak di bidang perbankan dalam hal ini seperti Simas Mobil di PT Sinar Mas Syariah Pekalongan. E. Penegasan Istilah Implementasi Implementasi merupakan kata sapaan asing dalam bahasa inggris yang artinya pelaksanaan atau penerapan. Akad Akad (ikatan,keputusan/penguatan) atau perjanjian kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dengan nilai syariah .4 Wakalah 4 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Grafindo persada, 2007), hal 35 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 7 Wakalah secara umum dapat di definisikan sebsgi sejumlah perjanjian dimana seseorang mendelegasikan atau menyerahkan sesuatu wewenang (kekuasaan) kepada seseorang yang lain untuk menyelenggarakan sesuatu urusan dan orang lain tersebut menerimanya dan melaksanakannya untuk dan atas nama pemberi kuasa.5 Wakalah Bil Ujrah Wakalah bil ujrah adalah mewakilkan kepada wakil terhadap urusannya untuk bertindak dengan imbalan berupa upah sebagai ganti atas jasa atau tenaga yang di berikan oleh yang mewakilkan. F. Telaah Pustaka Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka pada semua tugas akhir yang telah ada, ternyata terdapat tiga tugas akhir yang sama-sama membahas tentang asuransi, namun lembaga yang diteliti dan variable permasalahannya berbeda dengan yang diangkat oleh penulis. Tugas akhir tersebut antara lain: Pertama Indra Yulianingsih Pratiwi dalam TA tersebut dijelaskan tentang implementasi mudharabah dalam asuransi kerugian syariah harus terbebas unsur maghrib. Dalam pelaksanaan operasionalnya PT. Asuransi Sinar Mas Syariah menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk menentukan rate mudhrabah dengan implikasi jika nilai tertimbang dan 5 Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah mada university press, 2007), hal 152 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 8 surplus underwriting dan hasil investasi meningkat maka bagi hasil yang didapatkan peserta juga akan meningkat. 6 Kedua Mutiarasari Arifin dalam TA yang berjudul ”Implementasi Rumah Hemat di PT Asuransi Sinar Mas Syariah Pekalongan” dijelaskan bahwa akad yang digunakan dalam asuransi rumah hemat adalah akad tabarru’ dan mudharabah. Akad tabarru’ terkumpul dari rekening dana nasional yang bertujuan untuk saling menanggung peserta yang mengalami musibah. Sedangkan akad mudharabah terwujud ketika dana yang terkumpul diinvestasikan PT. Asuransi Sinar Mas dengan akad mudharabah, PT. Asuransi Sinar Mas dengan akad mudharabah, PT. Asuransi Sinar Mas memberikan bagi hasil sebesar 70% untuk bagian mudharib (PT. Asuransi Sinar Mas) dan 30% untuk shahibul maal (nasabah).7 Ketiga Titin Supriyatin dalam TA yang berjudul ”Implementasi Asuransi Jiwa Syariah Dengan Akad Wakalah Bil Ujrah Bersama Bumi Putra Syariah Cabang Pekalongan” dijelaskan bahwa asuransi jiwa bersama bumi putera syariah menggunakan wakalah ini dalam hal keagenan. Perjanjian keagenan ini perusahaan memberikan kuasa kepada seorang agen asuransi syariah mensosialisasikan, memasarkan dan 6 Indra Yulianingsih Pratiwi, Implementasi Mudhorodah dalam Asuransi Kerugian Syariah di PT Sinar Mas Syariah Pekalongan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2008), Tugas Akhir tidak diterbitkan 7 Mutiarasari Arifin, Implementasi Rumah Hemat Di PT Asuransi Sinar Mas (PT ASM) Syariah Pekalongan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2009), Tugas Akhir tidak diterbitkan http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 9 menjual produk asuransi syariah dikeluarkan oleh AJB Bumi Putera Syariah.8 Ketiga tugas akhir tersebut, pertama membahas tentang penerapan Mudharabah pada asuransi kerugian syariah dan yang kedua membahas tentang Kerugian syariah pada produk asuransi Rumah Hemat yang terbebas dari unsur maisir, gharar, riba dan yang ketiga membahas tentang cara pelaksanaan akad wakalah bil ujrah pada asuransi jiwa syariah di PT. Asuransi Jiwa Bersam Bumiputera. Sedangkan tugas akhir ini membahas tentang pelaksanaan akad wakalah bil ujrah pada asuransi mobil di PT. Sinar Mas Syariah Pekalongan. Maka dengan salah satu dasar tersebut, penulis menyatakan bahwa tugas akhir ini dikatakan orisinil atau dengan kata lain belum pernah ditulis oleh siapapun sebelumnya. G. Kerangka Teori Bentuk kegiatan usaha ataupun bisnis dalam islam salah satu syarat sah harus dipenuhi yaitu adanya suatu akad. Dalam istilah perdata lebih dikenal dengan istilah perikatan. Di sisi lain manusia selalu berhadapan dengan kenyataan bahwa kadang kala mereka tidak dapat menunaikan kewajiban atau menerima haknya secara langsung yang di sebabkan oleh halangan-halangan 8 Titin Supriyatin, Implementasi Asuransi Jiwa syariah Dengan Akad Wakalah Bil Ujrah Bersama Bumiputra syariah Cabang Pekalongan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2010), Tugas Akhir tidak diterbitkan http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 10 tertentu. Oleh karena itu ia memerlukan jasa orang lain untuk menyelesaikan urusan-urusan atau kewajiban. Dengan adanya akad wakalah kesulitan yang dihadapi akan terbantu. Akad wakalah bisa di laksanakan dengan atau tanpa upah. ketika akad wakalah bil ujrah telah sempurna, maka akad tersebut bersifat mengikat. Dalam artinya wakil dihukumi layaknya ajir (orang yang di sewa tenaganya) yang memiliki kewajiban untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, kecuali ada hal yang bersifat syar’i. Jika perwakilan bersifat terikat, wakil berkewajiban mengikuti apa saja yang ditentukan oleh orang yang mewakilkan. Wakalah bil Ujrah adalah pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dan atau melakukan kegiatan lain sebagaimana disebutkan pada bagian ketiga angka 2 (dua) Fatwa ini dengan imbalan pemberian ujrah (fee).9 Selanjutnya dijelaskan mengenai akad wakalah akan berakhir bila ada hal-hal sebagai berikut:10 1. Matinya salah seorang dari yang berakad karena salah satu syarat sah akad adalah orang yang berakat masih hidup. 2. Bila salah seorang yang berakat gila, karena syarat sah akad salah satunya orang yang berakat mempunyai akal. 9 Fatwa No.52/DSN-MUI/2006 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007 ) hlm 10 237 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 11 3. Dihentikan pekerjaan yang dimaksud, karena jika telah berhenti, dalam keadaan seperti ini al-wakalah tidak berfungsi lagi. 4. Pemutusan oleh orang yang mewakilkan terhadap wakil belum mengetahui, (pendapat Syafi’i dan Hambali). Menurut Mazhab Hanafi wakil wajib mengetahui hal itu, tindakannya itu tak ubah seperti sebelum dipastikan, untuk segala hukumnya. 5. Wakil memutuskan sendiri, menurut Mazdhab Hanafi tidak pelu orang yang mewakilkan mengetahui pemutusan dirinya atau tidak perlu kehadirannya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. 6. Keluar orang yang mewakilkan dari status pemilikan. Dalam akad wakalah bil ujrah, harus disebutkan sekurang-kurangnya: 1. Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan asuransi 2. Besaran, cara dan waktu pemotongan ujrah fee atas premi 3. Syarat-syarat lain yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang diakadkan Kedudukan dan ketentuan para pihak dalam akad wakalah bil ujrah: 1. Dalam akad ini, perusahaan asuransi bertindak sebagai wakil (yang mendapat kuasa) untuk melakukan kegiatan pengelolaan dana . 2. Peserta sebagai individu dalam produk saving bertindak sebagai muwakil (pemberi kuasa). 3. Peserta sebagai suatu benda/kelompok, dalam akun tabarru’ bertindak sebagai muwakil (pemberi kuasa). http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 12 4. Wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang diterimanya, kecuali atas izin muwakil (peserta). 5. Akad wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) sehingga wakil tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan mengurangi fee yang telah diterimanya, kecuali karena kecerobohan atau wanprestasi. 6. Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian dari hasil investasi, karena akad yang digunakan adalah akad wakalah.11 H. Metode Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini yaitu : 1 . Jenis Penelitian Penelitian yang terdapat disini meliputi pendekatan dan jenis penelitian. Jenis pendekatan dalam Tugas Akhir (TA) adalah menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang lebih menekankan analisis deduktif dan induktif serta analisis terhadap fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. Mengingat objek kajian TA yang berkaitan dengan penangguhan resiko pada simas mobil di PT. Sinar Mas Syariah maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field 11 Zainudi Ali, Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008) hlm 148 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 13 research). Data yang digunakan dalam penelitian dari penggumpulan data-data informasi yang di temukan dilapangan. 2 . Sumber Data Sumber data yang digunakan pada Tugas Akhir ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. a. Sumber Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan, sererti hasil wawancara. Dalam hal ini yang menjadi sumber data primer adalah informasi tentang pengumpulan dan pencatatan sistematis terhadap masalah yang dihadapi. b. Sumber Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelitiah terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, refernsi-referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan dan lain-lain) yang memiliki keterkaitan dengan Asuransi Mobil. Data sekunder ini antara lain berupa dokumentasi yang berkaitan dengan Asuransi Mobil, literetur buku penunjang, karya ataupun yang lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 3. Metode Pengumpulan Data a. Observasi Observasi adalah teknik pengamatan yang didasarkan atas pengamatan sendiri. Pengamatan tersebut memungkinkan peneliti http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 14 untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan langsung diperoleh dari data.12 Dalam teknik observasi ini peneliti mengamati hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti yaitu mengamati tentang pelaksanaan Akad Wakalah Bil Ujrah pada produk Asuransi mobil di PT.Sinar Mas Syariah Pekalongan. b. Interview Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara yang memperoleh informasi dari wawancara. 13 Metode ini digunakan dengan cara mengadakan wawancara yang dilakukan dengan pengurus, manajer, dan karyawan di PT Sinar Mas Syariah Pekalongan. c. Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran tersebut dan ditulis sengaja untuk mengumpulkan dan meneruskan keterangan tersebut.14 Dengan menggunakan metode ini penulis menghasilkan data tentang profil PT.Sinar Mas Syariah Pekalongan. Teknik ini digunakan untuk mengambil data tentang gambaran umum 12 Lexy y. J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT remaja rosada karya,2006) hlm174 13 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), hlm 145 14 Ibid, hlm 149 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 15 sejarah berdirinya, struktur organisasi, personalia, serta keadaan PT. Sinar Mas Syariah Pekalongan. 4. Metode Analisis Data Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti struktur kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Pada metode ini, penulis menghasilkan data mengenai pendeskripsian pengembangan produk Asuransi mobil di PT. Sinar Mas Syariah Pekalongan. Metode kuantitatif adalah metode yang mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing.15 I. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I: PENDAHULUAN Dalam bab ini terdiri dari: latar belakang, Rumusan masalah, Tujuan dan kegunaan penelitian, Penegasan istilah, Telaah pustaka, 15 Jonahan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Graha Ilmu, cet pertama 2006), hlm. 258 http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag. 16 Kerangka teori, Metode penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas mengenai Pengertian Asuransi Syariah, Dasar Hukum Asuransi Syariah, Prinsip-prinsip Asuransi Syariah, Fungsi Asuransi Syariah, Pengertian Akad wakalah dalam asuransi. BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini menjelaskan tentang profil PT. Asuarnsi Sinar Mas yang meliputi: latar belakang dan sejarah berdirinya PT. Asuransi Sinar Mas, visi dan misi PT. Asuransi Sinar Mas Pekalongan, produk-produk PT. Asuransi Sinar Mas Pekalongan, Struktur organisasi PT. Asuransi Sinar Mas Pekalongan. BAB IV: IMPLEMENTASI FATWA No.52/DSN-MUI/2006 TENTANG AKAD WAKALAH ASURANSI MOBIL DI PT. BIL SINAR UJRAH MAS PADA SYARIAH PEKALONGAN Dalam bab ini menjelaskan tentang implementasi fatwa No. 52/DSN-MUI/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah Pada asuransi mobil di PT Sinar Mas Syariah Pekalongan BAB V: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan, saran-saran, dan kemudian dilengkapi daftar pustaka, riwayat hidup serta lampiran-lampiran. http://elc.stain-pekalongan.ac.id/ Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.