BAB I PENDAHULUAN A . Latar Belakang Masalah Semakin

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A . Latar Belakang Masalah
Semakin tingginya peminat masyarakat terhadap transportasi
mobil pribadi itu semakin tinggi pula tingkat kecelakaan dan kerugian
financial para konsumen, alangkah baiknya jika konsumen (pengguna
mobil) memperhatikan risiko berkendara, solusi yang tepat untuk
menanggulangi risiko tersebut sebaiknya konsumen menyerahkan resiko
tersebut kepihak asuransi.
Sebab segala musibah dan bencana yang menimpa manusia
marupakan qadha dan qadhar allah. Seringkali tidak memadai, karena
yang harus ditanggung lebih besar dari yang diperkirakan. Asuransi bisa
menjadi pilihan untuk menimalisir risiko yang timbul.
Asuransi
syariah
untuk
kendaraan
bermotor
rata-rata
memberikan kontribusi premi yang tinggi, karena memang pangsa pasar
untuk asuransi kendaraan bermotor ini di indusrti asuransi konvensional
juga sangat tinggi. Yang menjadi permasalahan adalah jenis asuransi ini
cukup rawan terhadap hasil underwriting baik karena pengaruh risiko fisik
maupun risiko yang terkait dangan moral. Untuk menggurangi kerugian
kendaraan tersebut perlu dipahami perilaku resiko dari portofolio
kendaraan bermotor ini secara memadai agar prodak asuransi kendaraan
1
2
bermotor ini benar-benar berjalan sesuai ketentuan syariah, bebas dari
gharar, maisir, riba, dan hal-hal yang terlarang dalam syariah.1
Islam memandang asuransi sebagai perbuatan yang mulia karena
pada
dasarnya
islam
senantiasa
mengajarkan
umatnya
untuk
mempersiapkan segala sesuatu sacara maksimal, terutama selagi manusia
tersebut mampu dan memiliki sumber daya untuk melakukannya. Hal ini
sesuai dengan hadist nabi Muhammad SAW yang diriwayat kan oleh alHakim dan al Baihaqi, Nabi bersabda:
‫اغثنم مخسا قبل مخس حياثك قبل موتك وصحتك قبل سقمك وفراغك قبل‬
‫سعلك وسبابك قبل هرامك وغناك قبل فقرك‬
“Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara yaitu:
hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, mudamu sebelum
tuamu, lapangmu sebelum sempitmu, kayamu sebelum miskinmu”.
Pengamalan dari sabda rasulullah di atas dapat di wujudkan dalam
bentuk menabung ataupun berasuransi. Berasuransi merupakan upaya
untuk mempersiapkan diri ataupun keluarga jika terjadi suatu musibah
seperti kecelakaan, penyakit kritis, cacat, meninggal, dan sebagainya.
Konsep asuransi Islam bukanlah hal yang baru karena sudah ada
sejak zaman Rasulullah. Pada dasarnya ajaran Islam telah terdapat
referensi yang jelas tentang adanya semangat saling tolong menolong
(ta’awun) antara sesama manusia, semangat inilah yang menjadi dasar
1
Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2005), hlm. 41
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
3
adanya asuransi pada tahap awal. Asuransi sebagai salah satu wujud usaha
dalam pertanggungan yang melibatkan antara sekelompok (kumpulan)
orang di satu pihak dan perusahaan asuransi, sebagai lembaga pengelola
dana di pihak lain, untuk saling menanggung dalam menghadapi musibah
atau bencana. Diliat dari nilai bawaan yang tertera dalam teks-teks
absolute (Al-Quran dan Sunnah), maka nilai dasar dari asuransi syariah
mempunyai sifat social oriented, yaitu sebuah nilai yang di dasarkan pada
semangat saling membantu dan saling menolong antara sesama peserta
asuransi dalam menghadapi musibah (peril). 2
Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional. Dalam
asuransi syariah tidak boleh terdapat unsur-unsur yang tidak sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah: Gharar, Riba, dan Maisir. Untuk lebih
jelasnya dapat di liat dari segi mekanisme dan pengelolaan dananya.
Demikian pula mekanisme ini tidak menjadi unsur riba, baik dalam
praktik kerugian maupun jiwa dengan cara menggunakan instrumen
syariah sebagai pengganti sistem riba, misalnya mudharabah, wadiah,
wakalah dan sebagainya. Karena itu, hal yang menonjol di dalam asuransi
adalah saling bertanggung jawab, saling membantu, saling melindungi di
antara
sesama
peserta
sehingga
para
nasabah
benar-benar
menyumbangkan preminya (kontribusi) kepada pengelola sebagai amanah
untuk mengelolanya demi terciptanya pertolongan kepada peserta yang
membutuhkanya atau yang berhak untuk di santuni karena mengalami
2
Muhammad Muslehuddin, Asuransi dalam Islam,(Jakarta: Bumi aksara, 1995), hal
32
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
4
musibah. Perusahaan asuransi menjalankan pelayanan sesuai dengan
perjanjian yang telah di sepakati atau berdasarkan akad yang
menggunakan prinsip syariah yang dapat menghindari hal-hal yang di
haramkan oleh para ulama.3
Hubungan antara Asuransi Mobil Bersama PT.Sinar Mas Syariah
dengan nasabah yang terikat dengan suatu akad, yaitu dengan
menggunakan akad Wakalah Bil Ujrah, yang merupakan akad pemberian
kewenangan oleh pemegang polis kepada pihak perusahaan Asuransi
Mobil
bersama
PT.
Sinar
Mas
Syariah
untik
mengelola
dan
menginvestasikan sejumlah dana premi dengan memberikan sejumlah
Ujrah sesuai dengan kesepakatan. Oleh kerena itu, dengan adanya
lembaga wakalah yang berfungsi memberikan kemudahan kepada pihakpihak yang akan melakukan sesuai tugas dimana ia tidak bisa secara
langsung menjalankan tugas itu, yakni dengan jalan mewakilkan atau
pemberi kuasa. Karena itu wakalah ini merupakan suatu persoalan yang
penting, apalagi pada masa sekarang .
Salah satu perusahaan asuransi umum yang bergerak di kota
pekalongan adalah PT. Asuransi Sinar Mas (ASM) dengan konsep syariah
yang lebih mendekatkan diri pada nasabah, sehingga nasabah lebih
mengetahui dan memahami peranan, mekanisme dan manfaatnya. PT
ASM Syariah pekalongan mengeluarkan produk-produk syariah pada
tahun 2001 salah satu produk yang di minati di daerah pekalongan adalah
3
Zainudin Ali , Hukum Asuransi Syariah ,(Jakarta :Sinar Grafika ,2008 , hal 73 )
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
5
produk Asuransi Mobil. Dengan alasan karena produk Asuransi Mobil
memberikan jaminan yang luas. Jumlah nasabah atau pihak tertanggung
Asuransi Mobil Syariah sekitar 750 orang. melihat fenomena tersebut
maka penulis mengadakan penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI
FATWA NO52/DSN-MUI/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL
UJRAH PADA ASURANSI MOBIL DI PT. ASURANSI SINAR MAS
SYARIAH PEKALONGAN”.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini di lakukan dengan tujuan untuk mencari data-data
akurat yang dapat digunakan untuk menjawab beberapa pokok
permasalahan dari latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana implementasi fatwa No. 52/DSN-MUI/2006 tentang Akad
Wakalah Bil Ujrah Pada asuransi mobil di PT Sinar Mas Syariah
Pekalongan ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang
hendak
dicapai
adalah:
Untuk
mengetahui
Implementasi
Fatwa
No.52/DSN-MUI/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah antara nasabah
dengan PT Sinar Mas Syariah Pekalongan.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
6
D. Kegunaan Penelitian
Peneliti berharap hasil penelitian yang telah di susun ini memiliki
nilai baik secara teoritis maupun praktis diantaranya :
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah kekayaan
ilmu pengetahuan pada umumnya, khuusnya khasanah keilmuan
perbankan.
2. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber rujukan dalam
rangka pengembangan dan evaluasi bagi lembaga Islam dan umum,
khususnya yang bergerak di bidang perbankan dalam hal ini seperti
Simas Mobil di PT Sinar Mas Syariah Pekalongan.
E. Penegasan Istilah
 Implementasi
Implementasi merupakan kata sapaan asing dalam bahasa
inggris yang artinya pelaksanaan atau penerapan.
 Akad
Akad
(ikatan,keputusan/penguatan)
atau
perjanjian
kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang
terbingkai dengan nilai syariah .4
 Wakalah
4
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Grafindo persada, 2007), hal
35
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
7
Wakalah secara umum dapat di definisikan sebsgi sejumlah
perjanjian dimana seseorang mendelegasikan atau menyerahkan
sesuatu wewenang (kekuasaan) kepada seseorang yang lain untuk
menyelenggarakan
sesuatu
urusan
dan
orang
lain
tersebut
menerimanya dan melaksanakannya untuk dan atas nama pemberi
kuasa.5
 Wakalah Bil Ujrah
Wakalah bil ujrah adalah mewakilkan kepada wakil terhadap
urusannya untuk bertindak dengan imbalan berupa upah sebagai
ganti atas jasa atau tenaga yang di berikan oleh yang mewakilkan.
F. Telaah Pustaka
Setelah penulis melakukan tinjauan pustaka pada semua tugas
akhir yang telah ada, ternyata terdapat tiga tugas akhir yang sama-sama
membahas tentang asuransi, namun lembaga yang diteliti dan variable
permasalahannya berbeda dengan yang diangkat oleh penulis.
Tugas
akhir tersebut antara lain:
Pertama Indra Yulianingsih Pratiwi dalam TA tersebut dijelaskan
tentang implementasi mudharabah dalam asuransi kerugian syariah harus
terbebas unsur maghrib. Dalam pelaksanaan operasionalnya PT. Asuransi
Sinar Mas Syariah menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk
menentukan rate mudhrabah dengan implikasi jika nilai tertimbang dan
5
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah mada
university press, 2007), hal 152
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
8
surplus underwriting dan hasil investasi meningkat maka bagi hasil yang
didapatkan peserta juga akan meningkat. 6
Kedua Mutiarasari Arifin dalam TA yang berjudul ”Implementasi
Rumah Hemat di PT Asuransi Sinar Mas Syariah Pekalongan” dijelaskan
bahwa akad yang digunakan dalam asuransi rumah hemat adalah akad
tabarru’ dan mudharabah. Akad tabarru’ terkumpul dari rekening dana
nasional yang bertujuan untuk saling menanggung peserta yang
mengalami musibah. Sedangkan akad mudharabah terwujud ketika dana
yang terkumpul diinvestasikan PT. Asuransi Sinar Mas dengan akad
mudharabah, PT. Asuransi Sinar Mas dengan akad mudharabah, PT.
Asuransi Sinar Mas memberikan bagi hasil sebesar 70% untuk bagian
mudharib (PT. Asuransi Sinar Mas) dan 30% untuk shahibul maal
(nasabah).7
Ketiga Titin Supriyatin dalam TA yang berjudul ”Implementasi
Asuransi Jiwa Syariah Dengan Akad Wakalah Bil Ujrah Bersama Bumi
Putra Syariah Cabang Pekalongan” dijelaskan bahwa asuransi jiwa
bersama bumi putera syariah menggunakan wakalah ini dalam hal
keagenan. Perjanjian keagenan ini perusahaan memberikan kuasa kepada
seorang agen asuransi syariah mensosialisasikan, memasarkan dan
6
Indra Yulianingsih Pratiwi, Implementasi Mudhorodah dalam Asuransi Kerugian
Syariah di PT Sinar Mas Syariah Pekalongan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2008),
Tugas Akhir tidak diterbitkan
7
Mutiarasari Arifin, Implementasi Rumah Hemat Di PT Asuransi Sinar Mas (PT
ASM) Syariah Pekalongan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan, 2009), Tugas Akhir tidak
diterbitkan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
9
menjual produk asuransi syariah dikeluarkan oleh AJB Bumi Putera
Syariah.8
Ketiga tugas akhir tersebut, pertama membahas tentang
penerapan Mudharabah pada asuransi kerugian syariah dan yang kedua
membahas tentang Kerugian syariah pada produk asuransi Rumah Hemat
yang terbebas dari unsur maisir, gharar, riba dan yang ketiga membahas
tentang cara pelaksanaan akad wakalah bil ujrah pada asuransi jiwa
syariah di PT. Asuransi Jiwa Bersam Bumiputera. Sedangkan tugas akhir
ini membahas tentang pelaksanaan akad wakalah bil ujrah pada asuransi
mobil di PT. Sinar Mas Syariah Pekalongan. Maka dengan salah satu
dasar tersebut, penulis menyatakan bahwa tugas akhir ini dikatakan
orisinil atau dengan kata lain belum pernah ditulis oleh siapapun
sebelumnya.
G. Kerangka Teori
Bentuk kegiatan usaha ataupun bisnis dalam islam salah satu
syarat sah harus dipenuhi yaitu adanya suatu akad. Dalam istilah perdata
lebih dikenal dengan istilah perikatan.
Di sisi lain manusia selalu berhadapan dengan kenyataan bahwa
kadang kala mereka tidak dapat menunaikan kewajiban atau menerima
haknya secara langsung yang di sebabkan oleh halangan-halangan
8
Titin Supriyatin, Implementasi Asuransi Jiwa syariah Dengan Akad Wakalah Bil
Ujrah Bersama Bumiputra syariah Cabang Pekalongan, (Pekalongan: STAIN Pekalongan,
2010), Tugas Akhir tidak diterbitkan
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
10
tertentu. Oleh karena itu ia memerlukan jasa orang lain untuk
menyelesaikan urusan-urusan atau kewajiban.
Dengan adanya akad wakalah kesulitan yang dihadapi akan
terbantu. Akad wakalah bisa di laksanakan dengan atau tanpa upah. ketika
akad wakalah bil ujrah telah sempurna, maka akad tersebut bersifat
mengikat. Dalam artinya wakil dihukumi layaknya ajir (orang yang di
sewa tenaganya) yang memiliki kewajiban untuk menyelesaikan sebuah
pekerjaan, kecuali ada hal yang bersifat syar’i. Jika perwakilan bersifat
terikat, wakil berkewajiban mengikuti apa saja yang ditentukan oleh orang
yang mewakilkan.
Wakalah bil Ujrah adalah pemberian kuasa dari peserta kepada
perusahaan asuransi untuk mengelola dana peserta dan atau melakukan
kegiatan lain sebagaimana disebutkan pada bagian ketiga angka 2 (dua)
Fatwa ini dengan imbalan pemberian ujrah (fee).9
Selanjutnya dijelaskan mengenai akad wakalah akan berakhir bila
ada hal-hal sebagai berikut:10
1. Matinya salah seorang dari yang berakad karena salah satu syarat sah
akad adalah orang yang berakat masih hidup.
2. Bila salah seorang yang berakat gila, karena syarat sah akad salah
satunya orang yang berakat mempunyai akal.
9
Fatwa No.52/DSN-MUI/2006
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007 ) hlm
10
237
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
11
3. Dihentikan pekerjaan yang dimaksud, karena jika telah berhenti,
dalam keadaan seperti ini al-wakalah tidak berfungsi lagi.
4. Pemutusan oleh orang yang mewakilkan terhadap wakil belum
mengetahui, (pendapat Syafi’i dan Hambali). Menurut Mazhab Hanafi
wakil wajib mengetahui hal itu, tindakannya itu tak ubah seperti
sebelum dipastikan, untuk segala hukumnya.
5. Wakil memutuskan sendiri, menurut Mazdhab Hanafi tidak pelu orang
yang mewakilkan mengetahui pemutusan dirinya atau tidak perlu
kehadirannya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
6. Keluar orang yang mewakilkan dari status pemilikan.
Dalam akad wakalah bil ujrah, harus disebutkan sekurang-kurangnya:
1. Hak dan kewajiban peserta dan perusahaan asuransi
2. Besaran, cara dan waktu pemotongan ujrah fee atas premi
3. Syarat-syarat lain yang disepakati, sesuai dengan jenis asuransi yang
diakadkan
Kedudukan dan ketentuan para pihak dalam akad wakalah bil ujrah:
1.
Dalam akad ini, perusahaan asuransi bertindak sebagai wakil (yang
mendapat kuasa) untuk melakukan kegiatan pengelolaan dana .
2.
Peserta sebagai individu dalam produk saving bertindak sebagai
muwakil (pemberi kuasa).
3.
Peserta sebagai suatu benda/kelompok, dalam akun tabarru’ bertindak
sebagai muwakil (pemberi kuasa).
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
12
4.
Wakil tidak boleh mewakilkan kepada pihak lain atas kuasa yang
diterimanya, kecuali atas izin muwakil (peserta).
5.
Akad wakalah adalah bersifat amanah (yad amanah) sehingga wakil
tidak menanggung risiko terhadap kerugian investasi dengan
mengurangi fee yang telah diterimanya, kecuali karena kecerobohan
atau wanprestasi.
6.
Perusahaan asuransi sebagai wakil tidak berhak memperoleh bagian
dari hasil investasi, karena akad yang digunakan adalah akad
wakalah.11
H. Metode Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan penulis dalam menyusun
Tugas Akhir ini yaitu :
1 . Jenis Penelitian
Penelitian yang terdapat disini meliputi pendekatan dan jenis
penelitian. Jenis pendekatan dalam Tugas Akhir (TA) adalah
menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang lebih
menekankan analisis deduktif dan induktif serta analisis terhadap
fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah.
Mengingat
objek
kajian TA
yang
berkaitan dengan
penangguhan resiko pada simas mobil di PT. Sinar Mas Syariah
maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field
11
Zainudi Ali, Hukum Asuransi Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008) hlm 148
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
13
research). Data yang digunakan dalam penelitian dari penggumpulan
data-data informasi yang di temukan dilapangan.
2 . Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada Tugas Akhir ini ada dua
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber Data Primer
merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu
atau perorangan, sererti hasil wawancara. Dalam hal ini yang
menjadi sumber data primer adalah informasi tentang pengumpulan
dan pencatatan sistematis terhadap masalah yang dihadapi.
b.
Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui
pengumpulan data yang bersifat studi dokumentasi berupa
penelitiah terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan,
refernsi-referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan dan
lain-lain) yang memiliki keterkaitan dengan Asuransi Mobil.
Data sekunder ini antara lain berupa dokumentasi yang
berkaitan dengan Asuransi Mobil,
literetur buku penunjang,
karya ataupun yang lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengamatan yang didasarkan atas
pengamatan sendiri. Pengamatan tersebut memungkinkan peneliti
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
14
untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan
pengetahuan langsung diperoleh dari data.12
Dalam teknik observasi ini peneliti mengamati hal-hal yang
berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti yaitu mengamati
tentang pelaksanaan Akad Wakalah Bil Ujrah pada produk
Asuransi mobil di PT.Sinar Mas Syariah Pekalongan.
b.
Interview
Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewancara yang memperoleh informasi dari wawancara. 13
Metode ini digunakan dengan cara mengadakan wawancara
yang dilakukan dengan pengurus, manajer, dan karyawan di PT
Sinar Mas Syariah Pekalongan.
c. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui
laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari
penjelasan dan pemikiran tersebut dan ditulis sengaja untuk
mengumpulkan dan meneruskan keterangan tersebut.14
Dengan menggunakan metode ini penulis menghasilkan data
tentang profil PT.Sinar Mas Syariah Pekalongan. Teknik ini
digunakan untuk mengambil data tentang gambaran umum
12
Lexy y. J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT remaja rosada
karya,2006) hlm174
13
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), hlm
145
14
Ibid, hlm 149
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
15
sejarah berdirinya, struktur organisasi, personalia, serta keadaan
PT. Sinar Mas Syariah Pekalongan.
4. Metode Analisis Data
Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti
struktur kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Pada metode ini, penulis menghasilkan data mengenai
pendeskripsian pengembangan produk Asuransi mobil di PT. Sinar
Mas Syariah Pekalongan. Metode kuantitatif adalah metode yang
mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan
variabel-variabel
tersebut
harus
didefinisikan
dalam
bentuk
operasionalisasi variabel masing-masing.15
I. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I: PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari: latar belakang, Rumusan masalah,
Tujuan dan kegunaan penelitian, Penegasan istilah, Telaah pustaka,
15
Jonahan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Graha
Ilmu, cet pertama 2006), hlm. 258
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
16
Kerangka teori, Metode penelitian, dan sistematika penulisan tugas
akhir.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini membahas mengenai Pengertian Asuransi
Syariah, Dasar Hukum Asuransi Syariah, Prinsip-prinsip Asuransi
Syariah, Fungsi Asuransi Syariah, Pengertian Akad wakalah dalam
asuransi.
BAB III: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang profil PT. Asuarnsi Sinar
Mas yang meliputi: latar belakang dan sejarah berdirinya PT.
Asuransi Sinar Mas, visi dan misi PT. Asuransi Sinar Mas
Pekalongan, produk-produk PT. Asuransi Sinar Mas Pekalongan,
Struktur organisasi PT. Asuransi Sinar Mas Pekalongan.
BAB IV: IMPLEMENTASI FATWA No.52/DSN-MUI/2006
TENTANG
AKAD
WAKALAH
ASURANSI
MOBIL
DI
PT.
BIL
SINAR
UJRAH
MAS
PADA
SYARIAH
PEKALONGAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang implementasi fatwa No.
52/DSN-MUI/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah Pada asuransi
mobil di PT Sinar Mas Syariah Pekalongan
BAB V: PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan, saran-saran, dan kemudian
dilengkapi daftar pustaka, riwayat hidup serta lampiran-lampiran.
http://elc.stain-pekalongan.ac.id/
Deposit user: Agus Arwani, M.Ag.
Download