Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 ANALISIS PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI PADA PT. LAFARGE CEMENT INDONESIA ACEH BESAR 1HIBATUL KHIRAM, 2WIRDAH IRAWATI 1,2) Jurusan Manajemen, Fakultas Ekononi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala e-mail: [email protected] ABSTRACT This study aims to know the planning and analyzing the value of the increased supply of distribution based on Trend Projection at PT. Lafarge Cement Indonesia. Supply Chain Management defined a problem to get optimal solutions that have an impact on the cost of the supply chain in the process funneling the goods production and services to customers. The sample in this research was the site of a cement packing (Terminal Packing Plant) at PT. Lafarge Cement Indonesia. The method of this research is carried out by means of direct interviews and obesrvasi as an instrument of research. The technique used is Forecasting as analytical methods and variables to know predictions/distribution supply level forecasting. The results of this research show that the distribution system by planning on doing. Significant effect on the level of PT.LCI supply distribution of cement, and the effectiveness progression of distribution at PT Lafarge Cement Indonesia reached an average of 98% per year. Keyword: Supply Chain, Distribution, Trend Projection PENDAHULUAN Perkembangan dunia industri mengalami peningkatan yang begitu pesat dan ini ditandai oleh adanya peningkatan permintaan kebutuhan dari konsumen. Persaingan antar industri pun telah menjadi hal yang lumrah, dalam memenangkan persaingan berbagai hal ditempuh, dengan cara meningkatkan kepuasan melalui penciptaan produk yang berkualitas, ketepatan waktu dalam pengiriman, efisiensi biaya serta membuat suatu strategi perencanaan yang membantu proses pendistribusian produk perusahaan. Salah satu perusahaan manufaktur yang sedang berkembang di provinsi Aceh adalah PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI), yang dulunya lebih dikenal dengan nama PT. Semen Andalas Indonesia (SAI) merupakan pabrik semen terpadu yang telah aktif berproduksi sejak tahun 1983. Setelah mendapatkan persetujuan dari presiden Republik Indonesia pada bulan Februari 1980, maka pada bulan April 1980 didirikanlah PT. Semen Andalas Indonesia (SAI) dengan kapasitas produksi 216 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 sebesar 1 juta ton semen pertahun berlokasi di Lhoknga, dengan jarak 16 kilometer dari pusat kota Banda Aceh. Semen merupakan salah satu komoditas strategis dan dianggap sebagai kebutuhan pokok pembangunan manusia modern, sehingga menjadi sesuatu yang mutlak untuk dipertahankan. Di Indonesia kebutuhan akan semen mengalami perkembangan yang sangat pesat, kondisi ini sering kali tidak diimbangi dengan jumlah pasokan yang mencukupi sehingga sering terjadi kelangkaan semen. Pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menuntut dilakukannya perencanaan yang lebih matang tentang keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier kepada pihak konsumen dalam suatu supply chain. Distribusi merupakan suatu kunci yang akan diperoleh perusahaan karena distribusi secara langsung akan memperngaruhi biaya dari supply chain dan kebutuhan konsumen. Jaringan distribusi yang tepat dapat digunakan untuk mencapai berbagai macam tujuan dari supply chain. Mulai dari biaya yang rendah sampai respons yang tinggi terhadap permintaan dari konsumen. (Supply Chain Management : Strategy, Planning, and Operation, Chopra:2010). Dalam menyalurkan produk, sebuah perusahaan melakukan penjadwalan (schedulling) terhadap pendistribusian produk sehingga sampai di tangan konsumen. Schedulling adalah penjadwalan kegiatan, suatu kegiatan dijadwalkan kapan memulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan akhirnya kapan selesainya. Schedulling merupakan bagian dari perencanaan, yaitu perencanaan mengenai waktu melaksanakan kegiatannya. Penjadwalan adalah aktifitas pengelokasian sumber daya perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa dengan biaya dan tingkat persediaan yang rendah (Heizer dan Render, Operations Management, 2008:237). PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI) Lhoknga, telah menghasilkan produk mereka hingga mencapai 1,78 juta ton pertahun hingga seterusnya. PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI) memiliki fasilitas pelabuhan sendiri di Lhoknga, juga beberapa terminal pengantongan yang dilengkapi dengan fasilitas pengiriman di Lhokseumawe, Belawan, Batam, dan Dumai. 217 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 Hingga saat ini, telah ada 25 perusahaan distributor yang telah menyepakati kontrak untuk melakukan bertransaksi dengan PT. Lafarge Cement Indonesia, belum termasuk di dalamnya toko-toko retail semen, sub distributor, sub kontraktor, dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sistem perencanaan distribusi yang di buat oleh perusahaan. PT. LCI Lhoknga Aceh Besar, (2) Untuk mengetahui metode penjadwalan dan penyaluran distribusi produk PT. LCI Lhoknga Aceh Besar, (3) Untuk mengetahui nilai peningkatan pasokan distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar melalui metode peramalan, (4) Untuk menganalisis nilai peningkatan pasokan distribusi berdasarkan Trend Projection. KAJIAN KEPUSTAKAAN Manajemen Rantai Pasokan (Supply-Chain Management) Manajemen rantai pasokan atau dikenal dengan suppy-chain management (SCM) merupakan kegiatan pengelolaan dalam rangka memperoleh bahan mentah, mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi (Operations Management Edisi Ke Tujuh, Heizer dan Rander:2004). Kegiatan-kegiatan ini mencakup fungsi pembelian tradisional ditambah kegiatankegiatan lainnya yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan distributor. Rantai pasokan juga berupa urutan organisasi dari fasilitas, fungsi dan kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam memproduksi dan memberikan produk atau jasa (Operation Management 8 Edition, William J. Stevenson:2015). Rantai Pasokan (supply chain) mencakup keseluruhan interaksi antara pemasok, perusahaan manufatur, distributor, dan konsumen. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi penjadwalan, transfer kredit dan tunai, serta transfer bahan baku antara pihak-pihak yang terlibat. Teknik-teknik lainnya dibawah payung rantai pasokan adalah: (1) Pembentukan lini kredit bagi pemasok, (2) Penurunan “float” bank (waktu ketika uangnya sedang dalam translit (3) Pengkoordinasian produksi dan jadwal pengiriman dengan pemasok dan distributor (4) pemanfaatan yang optimal atas ruangan digudang penyimpanan. Kunci supply 218 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 chain manajemen yang efektif adalah penyeimbangan arus produksi dengan permintaan konsumen yang selalu berubah-ubah. SCM bisa meliputi penetapan: (1) Pengangkutan, (2) Pentransferan kredit tunai, (3) Pemasok (supplier), (4) Distributor dan bank, (5) Utang dan piutang, (6) Pergudangan, (7) Pemenuhan pesanan, dan (8) Membagi-bagi informasi mengenai ramalan permintaan, produksi dan kegiatan pengendalian persediaan. Pemikiran yang mendasari hal ini adalah pemfokusan pada pengurangan kesiasiaan dan memaksimisasi nilai pada rantai pasokannya. Manajemen Distribusi Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak supplier kepada pihak konsumen dalam suatu supply chain. Distribusi merupakan suatu kunci yang akan diperoleh perusahaan karena distribusi secara langsung akan memperngaruhi biaya dari supply chain dan kebutuhan konsumen. Jaringan distribusi yang tepat dapat digunakan untuk mencapai berbagai macam tujuan dari supply chain. Mulai dari biaya yang rendah sampai respons yang tinggi terhadap permintaan dari konsumen. (Chopra, Supply Chain Management : Strategy, Planning, and Operation, 2010). Fungsi Saluran Distribusi Dalam suatu saluran distribusi, anggota saluran distribusi melaksanakan sejumlah fungsi (Manajemen Pemasaran (Terjemahan), edisi millennium Kotler:2002). Fungsi adalah pekerjaan/jabatan yang dilaksanakan, tindakan/kegiatan perilaku, atau juga dapat berarti kategori bagi aktivitas-aktivitas. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa fungsi saluran distribusi adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan anggota saluran distribusi dalam memindahkan barang dari produsen ke konsumen dan menciptakan kegunaan produk tersebut bagi konsumen. Sembilan Fungsi Saluran Distribusi 219 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 Beberapa fungsi utama yang dilaksanakan oleh anggota saluran distribusi antara lain: informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, pembiayaan, pengambilan risiko, fisik, pembayaran, dan kepemilikan (Kotler, 2002). Distribusi Fisik Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat. Dalam hubungan itu, Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut : “Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi secara efisien dari akhir batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal mencakup pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas produksi“. Manajemen distribusi fisik hanyalah satu diantara istilah deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan suatu pengendalian atas pemindahan barang seperti didefinisikan dimuka. Hal ini sering pula diistilahkan sebagai manajemen logistik atau logistik pemasaran. Namun demikian, apapun istilah yang digunakan konsep dasarnya adalah sama. Secara terperinci, kegiatan yang ada dalam kegiatan distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima macam (Basu Swastha. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedelapan) yaitu : 1. Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya: (a) Penentuan lokasi penyediaannya, (b) Sistem penyimpanan persediaan. 2. Sistem penanganan barang yang dapat digunakan antara lain : (1) paletisasi dan (2) pengemasan. 3. Sistem pengawasan persediaan 4. Prosedur memproses pesanan 5. Pemilihan metode pengangkutan Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan faktor yang penting, dan mempunyai hubungan yang erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta lokasi persediaannya. Selain itu fasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan faktor penentu. 220 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 Gambar 1. Model Strategi Distribusi Produk Ghiani et al., 2004 dan Simchi-Levy et al., 2003 Perencanaan Distribusi Philip Kotler (Stern dan El-Ansary) (1997:140) saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Sedangkan Philip Kotler, definsi saluran pemasaran adalah sekelompok organisasi yang saling tegantung yang membantu membuat produk atau jasa tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau penggunan bisnis. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Peramalan Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat di lakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. (Operation Management, Heizer dan Render:2005). Tujuan peramalan dalam manajemen operasional adalah untuk mengurangi kesalahan dalam perhitungan, agar langkah proaktif/antisipatif dapat dilakukan, dan untuk keperluan penjadwalan distribusi. Peramalan dapat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Lingkungan eksternal 221 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 dapat berupa pendapatan konsumen, promosi pesaing, harga pesaing, ketersedian produk, efektifitas kompetitif, efesiensi saluran yang digunakan, karakteristik pelanggan, dan lain sebagainya. Sedangkan lingkungan internal adalah kebijakankebijakan yang dilakukan dalam perusahaan, berupa kebijakan promosi, biaya dan saluran perusahaan. Umumnya jumlah yang diproduksi dan pasokan yang di distribusikan sangat ditentukan oleh besarnya permintaan akan produk. Berdasarkan jumlah permintaan yang diramalkan operasi, maka sub sistem operasi merencanakan dan merancang sistem, dan menjadwalkan sistem tersebut. Semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu menggunakan data masa lampau untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di masa yang akan datang. Berdasarkan tingkatan awal peramalan, metode peramalan dapat dibagi menjadi metode top down, metode bottom-up, dan metode interpretasi permintaan. Ketiga metode di atas dapat dilakukan dengan metode kualitatif atau kuantitatif, salah satu atau bersama-sama. Pola Data Deret Waktu Metode deret waktu adalah teknik peramalan yang menggunakan sekumpulan data masa lalu untuk melakukan peramalan (Operation Management, Heizer dan Render:2005). Menurut Baroto (2002) metode deret waktu adalah peramalan secara kuantitatif dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Secara umum peramalan deret waktu pada masa yang akan datang dipengaruhi oleh waktu dan data historis. Dalam deret waktu terdapat empat jenis permintaan, yaitu : (a) Pola Trend, (b) Pola Musiman, (c) Pola Siklikal, (d) Pola Eratik/Random. Metode Peramalan Terdapat dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan: 1. Peramalan Kuantitatif 222 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 Menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Metode kuantitatif terdiri dari : Metode Time series („free Handsβ/grafis, moving average, weight moving average, exponential smoothing, regresi linier sederhana, interpolasi Gregory-Newton, winter, ARIMA), dan Metode „Nontime Seriesβ (Structural Modelsβ), peramalan kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut : a. Tersedia informasi masa lalu. b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik. c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus berlanjut di masa yang akan datang. 2. Peramalan Kualitatif Peramalan yang menggabungkan suatu intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal. Biasanya metode ini digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu yang tersedia. Metode kualitatif yang banyak dikenal adalah metode Delpi dan metode nominal (nominal group technique). Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average) Metode ini menggunakan pendekatan dimana ramalan merupakan perhitungan kumulatif dari seluruh nilai data masa lalu yang dimiliki. Istilah ratarata bergerak digunakan karena karena setiap diperoleh observasi (data aktual) baru maka rata-rata yang baru dapat dihitung dengan meninggalkan data periode yang terlama dan memasukkan data periode yang terbaru/terakhir (Operation Management, Heizer dan Render:2004). Rata-rata yang baru ini kemudian dipakai sebagai peramalan untuk periode yang akan datang, dan seterusnya. Secara matematika, rumus peramalan dengan metode rata-rata bergerak sebagai berikut. π′π‘+1 = ∑π‘π =π‘−π+1 ππ π Rata-rata bergerak = .............................................................................. 1) ∑ πππππππ‘πππ π πππππππ π πππππ’πππ¦π π Dimana : π′π‘+1 = nilai peramalan periode t+1 Yi = data permintaan ke-i 223 ........................... 2) Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 N = jumlah deret waktu yang digunakan t = periode waktu Metode Pemulusan Eksponensial (Exponential Smoothing) Menerangkan bahwa metode ini melakukan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai variabel atau observasi yang lalu. Setiap data pengamatan mempunyai kontribusi dalam penentuan nilai peramalan periode sebelumnya. Namun, dalam perhitungannya cukup diwakili oleh data pengamatan dan hasil peramalan periode terakhir Operation Management, Heizer dan Render:2004). Istilah eksponensial dalam metode ini berasal dari pembobotan (faktor pemulusan) dari periode sebelumnya yang berbentuk eksponensial. Rumus penghalusan eksponensial dapat ditunjukkan sebagai berikut : π′π‘+1 = πΌππ‘ + (1 − πΌ)π′π‘ ............................................................ 3) πππππππππ ππππ’ = πππππππππ πππππππ ππππ’ + πΌ (πππππππ‘πππ πππ‘π’ππ πππππππ ππππ’ − πππππππππ πππππππ ππππ’) ……. 4) Dimana : π′π‘+1 = nilai peramalan periode t+1 ππ‘ = data permintaan periode ke-t πΌ = konstanta penghalus (0 ≤ πΌ ≤ 1) π′π‘ = nilai peramlan periode ke-t Proyeksi Trend (Trend Projection) Metode peramalan deret waktu yang menyesuaikan sebuah garis tren pada serangkaian data masa lalu, dan kemudian diproyeksikan dalam garis untuk meramalkan masa depan (Operation Management, Heizer dan Render:2005). Metode ini menggambarkan hubungan antara periode dan variabel yang diramal dengan menggunakan analisis trend. Apabila pola data yang digunakan memiliki unsur musiman, maka komponen musiman dapat juga dicoba dalam metode ini. Persamaan proyeksi trend adalah sebagai berikut. Model linear π ′ = π + ππ₯ .............................................................................. 5) Dimana : π′ πΌ = nilai terhitung dari variable yang akan diramalkan. = persilangan sumbu y 224 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 b = ∑ π₯π¦−ππ₯Μ π¦Μ = kemiringan garis (tingkat perubahan ∑ π₯ 2 −ππ₯Μ 2 pada y untuk perubahan yang terjadi di x) x = variable bebas (waktu) t = periode waktu Kriteria Memilih Peramalan Terbaik Bedworth dalam Kusuma:2004, mengusulkan penggunaan beberapa tolok ukur kesalahan peramalan (forecast error), yaitu : 1) Mean Absolute Error (MAE) Ukuran pertama kesalahan untuk sebuah model. MAE diperoleh dengan mengambil nilai absolut dari tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data (Heizer dan Render, 2005). MAE = MAE = ∑|π¦1−π¦π‘1 | ................................................................................... 6) π ∑|πππ‘π’ππ−πππππππππ| .......................................................... 7) π Dimana : π¦1 − π¦π‘1 = selisih antara nilai data aktual dan peramalan priode t n = periode data 2) Mean Squared Error (MSE) MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan dan yang diamati. 2 MSE = MSE = ∑(π¦1−π¦π‘1 ) π ................................................................................ 8) ∑(πππ πππβππ πππππππππ)2 π ................................................... 9) 3) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Menghitung dalam unsur yang diramal ribuan. Dihitung sebagai ratarata diferensiasi absolut antara nilai yang diramal dan aktual untuk n peiode (Heizer dan Render, 2005). 225 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 MAPE = 100 MAPE = π ∑| π¦1−π¦π‘1 π¦1 | ....................................................................... 100 ∑π π=1|πππ‘π’πππ −ππππππππ |/πππ‘π’πππ π 10) ............................11) Kerangka Pemikiran Konseptual Kerangka pemikiran konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual (Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Baroto:2002) Persaingan dalam industri Proses Produksi dan Perencanaan Sistem Distribusi PT. Lafarge Cement Indonesia Identifikasi parameter dalam perencanaan sistem distribusi Perencanaan Sistem Distribusi Optimalisasi pemanfaatan sumber daya Meminimalkan biaya Tercapainya pemenuhan kebutuhan pelanggan Peningkatan keuntungan dan daya saing perusahaan Perusahaan tumbuh mapan, dan memiliki keunggulan yang kompetitif METODE PENELITIAN Adapun tempat untuk pengambilan sampling adalah di Terminal Packing Plant pada PT. Lafarge Cement Indonesia dan pada saat peneliti melakukan observasi, sample dalam keadaan sesuai untuk peneliti melakukan dokumentasi. sampel dari penelitian ini adalah: 1. Supply Chance Director, bertanggung jawab terhadap pengadaan barang yang membawahi Terminal Operation Manager dan Terminal Lhoknga Manager. 226 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 2. Proses pengemasan semen kantong di Terminal Packing Plant. Peralatan Analisis Data Untuk mengetahui prediksi/peramalan tingkat distribusi PT. LCI Lhoknga Aceh Besar hingga tahun 2017 maka akan digunakan model analisis Trend (Sudjana, 2002 : 347) : α»Έt = a + bxt dimana : α»Έt = Kapasitas Distribusi a = Konstanta b = Koefisien arah pekembangan distribusi Xt = Bulan dari t = 0 hingga t Untuk mengetahui tingkat efisiensi distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besa, secara umum tingkat efektivitas dapat dirumuskan dengan formulasi sebagai berikut (Mardiasmo dan Makhfatih, 2000 :102). πΈππππ‘ππππ‘ππ = π πππππ ππ π π₯ 100% ππππππ‘ Perhitungan peramalan distribusi dengan menggunakan dapat juga dicoba dalam metode ini (Heizer dan Render, 2005). Persamaan proyeksi trend adalah sebagai berikut. Model linear π ′ = π + ππ₯ .................................................................. 5) Dimana : π′ = nilai terhitung dari variable yang akan diramalkan. πΌ = persilangan sumbu y b = π ∑ π₯π¦− ∑ π₯ ∑ π¦ π ∑ π₯ 2 − (∑ π₯)2 = kemiringan garis (tingkat perubahan pada y untuk perubahan yang terjadi di x) x = variable bebas (waktu) t = periode waktu HASIL DAN PEMBAHASAN Perhitungan peramalan untuk periode tahun 2015 dengan sumber data awal di tahun 2014: 227 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 Tabel 1. Peramalan Untuk Periode Tahun 2015 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Sumber: Olah data sekunder π=π¦= ∑π¦ π = 6400050 12 π 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 66 π 44700 54300 57400 53100 47150 56150 57750 58250 59150 46900 49250 55950 640050 ππ 0 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 506 ππ 0 54300 114800 159300 188600 280750 346500 407750 473200 422100 492500 615450 3555250 = 533337,5 = 53338 π= π ∑ π₯π¦− ∑ π₯ ∑ π¦ π ∑ π₯ 2 − (∑ π₯)2 π= (12 π₯ 3555250) − (66 π₯ 640050) (12 π₯ 506) − (66)2 π= (42663000) − (42243300) (6072) − (4356) π= 419700 1716 π = 244,58 π ≅ 245 Berdasarkan uji statistik dengan metode perhitungan rumus trend tersebut maka hasil peramalan distribusi dapat di sajikan pada tabel berikut ini: Tabel 2. Hasil Peramalan Perencanaan Distribusi Setiap Bulan Pada Tahun 2015 π¦1 π¦1 2 π¦1 3 π¦14 HASIL = 53338 + (245 x 0) =53338+(245 x 1) =53338+(245 x 2) =53338+(245 x 3) 228 =53338 =53582 =53827 =54071 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 π¦1 5 =53338+(245 x 4) =54316 π¦1 6 =53338+(245 x 5) = 54560 π¦1 7 =53338+(245 x 6) =54805 π¦1 8 =53338+(245 x 7) =55050 π¦1 9 =53338+(245 x 8) =55294 π¦1 10 =53338+(245 x 9) = 55539 π¦1 12 =53338+(245 x 11) =56028 volume distribusi Gambar 3. Grafik Perkembangan Distribusi Semen PT. LCI Lhoknga Aceh Besar Periode 2012-2020 800000 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 2010 Series1 2012 2014 2016 2018 2020 2022 Tahun Analisis Tingkat Efektifitas Distribusi Pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar Untuk melihat efektifitas distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar maka di analisis peramalan dengan realisasi perusahaan. Apabila hasil perolehan dari realisasi sama dengan peramalan atau realisasi = peramalan maka dianggap sangat efektif dan sebaliknya apabila hasil perolehan dari realisasi tidak sama dengan peramalan atau realisasi ≠ atau > atau < peramalan maka hasilnya tidak atau kurang efektif, secara umum tingkat efektivitas dapat dirumuskan dengan formulasi sebagai berikut (Mardiasmo dan Makhfatih, 2000 :102): π πππππ ππ π π₯ 100% ππππππ‘ Tabel 3. Kategori Efektifitas Distribusi Perusahaan Efektifitas = (Peramalan / Realisasi ) *100 Sangat Tidak efektif Tidak Efektif 0 - 0,20 0,20 – 0,40 Kurang Efektif 0,40- 0,60 Efektif 0,60 – 0,80 Sangat Efektif 0,80 – 1 Dengan rumus tersebut untuk tahun 2015 tingkat efektifitas perhitungan perencanaan distribusi dapat dijelaskan: 647200 656300 π₯ 100% = 98,61344 229 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 Dengan cara yang sama dapat dilihat melalui tabel mengenai efektifitas peramalan dengan realisasi yang dicapai oleh perusahaan. Tabel 4.Hasil Efektifitas Distribusi Pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar DISTRIBUSI (DALAM TON) TAHUN PERAMALAN 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 511100 570200 656050 633000 656300 580100 664900 736350 774550 EFEKTIFITAS REALISASI 510500 573500 633900 617850 647200 677800 710100 732400 760500 0,9988 0,9945 0,9650 0,9753 0,9765 0,9960 0,9780 0,9950 0,9915 PERSEN (%) 99.88 99.42 96.50 97.55 98.60 99.60 97.80 99.50 99.15 Sumber: olah data sekunder dengan Microsoft Excel Dari tabel di atas menunjukkan efektivitas distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar, dari tahun 2012-2020 menunjukkan hasil yang sangat efektif. Pada tahun 2012 efektifitas distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 99,88 persen, pada tahun 2013 efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 99,42 persen. Pada tahun 2014 efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 96,50 persen, dan pada tahun 2015 efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 97,55 persen, pada tahun 2016 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 98,60 persen, pada tahun 2017 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 99,60 persen, pada tahun 2016 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 98,60 persen, pada tahun 2018 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 97,80 persen, pada tahun 2019 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 99,50 persen, hingga pada tahun 2016 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 99,15 persen. Kondisi ini memberikan indikasi bahwa tingkat perencanaan yang dilakukan oleh PT. LCI Lhoknga Aceh Besar cukup efektif artinya semua aktifitas distribusi direncanakan dengan perkiraan yang tepat. PENUTUP 1. Perencanaan distribusi PT.LCI dilakukan ketika perusahaan mendapatkan 230 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 purchae order (PO) dari pelanggan. Sistem perencanaan distribusi tersebut mengakibatkan tidak optimalnya penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan karena bersifat jangka pendek. 2. Tingkat distribusi PT. LCI Lhoknga Aceh Besar hingga tahun 2012 mencapai 1.725.150 ton. Prediksi/peramalan produksi PT. LCI Lhoknga Aceh Besar dari tahun 2012 -2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. hingga tahun 2020 yaitu mencapai 11.808.877 ton. 3. Efektivitas distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar, dari tahun 2012-2020 menunjukkan hasil yang sangat efektif denga rata-rata efektifitasnya diatas 98 persen. Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat disarankan: 1. PT. LCI Lhoknga Aceh Besar sebaiknya menerapkan sistem perencanaan distribusi satu tahun dengan lebih memperhatikan keadaan sumber daya yang dimiliki perusahaan agar sumber daya tersebut dapat dipergunakan secara optimal. PT. LCI Lhoknga Aceh Besar dalam pendistribusian diharapkan memiliki perencanaan distribusi tidak hanya berdasarkan surat perintah dari pihak pemasaran tetapi juga terdapat keterlibatan departemen distribusi. 2. PT. LCI Lhoknga Aceh Besar perlu mengoptimalkan kapasitas yang tidak terpakai sepenuhnya seperti kapasitas gudang, waktu penjadwalan. 3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar melakukan metode Distribution Requirements Planning (DRP) dari perencanaan sistem distribusi ini. REFERENSI Baroto, T (2002) Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia, Jakarta. Basu Swastha (2007) Manajemen Pemasaran Edisi Kedelapan Cetakan Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty. Bungin,Burhan (2005) Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Predana Media Handoko, T. H (2000) Dasar-dasar Manajemen Operasi dan Produksi Edisi 1. Yogjakarta: BPFE. 231 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232 Heizer, Jay dan Render, Barry (2006) Operations Management. Jakarta: Salemba Empat. Kotler, P (2002) Manajemen Pemasaran (Terjemahan) Edisi Millennium 2. Jakarta: Prenhallindo. Kotler, P (2003) Marketing Management Elevent Edition. New Jersey: Prenticehall. McDaniel, Keegan. W (1999) Marketing Plans that Work (Terjemahan). Jakarta: Erlangga. Prawirosentono, S (2007) Operation Management. Jakarta: Bumi Aksara Saladin, D (1996) Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Bandung: CV.Mandar Maju. Saladin, D (2002) Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan Dan Pengendalian. Bandung: Linda Karya. Swastha, Basu dan Irawan (2001) Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty Wirdianto. E., Unbersa.E (2008) Aplikasi Metode Analytical Hierarchy Process Dalam Menentukan Kriteria Penilaian Supplier. Jurnal Penelitian Teknik. Vol. 2 (29) 232