analisis perencanaan sistem distribusi pada pt. lafarge cement

advertisement
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
ANALISIS PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI PADA PT.
LAFARGE CEMENT INDONESIA ACEH BESAR
1HIBATUL
KHIRAM, 2WIRDAH IRAWATI
1,2)
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekononi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to know the planning and analyzing the value of the increased
supply of distribution based on Trend Projection at PT. Lafarge Cement Indonesia. Supply
Chain Management defined a problem to get optimal solutions that have an impact on the
cost of the supply chain in the process funneling the goods production and services to
customers. The sample in this research was the site of a cement packing (Terminal Packing
Plant) at PT. Lafarge Cement Indonesia. The method of this research is carried out by
means of direct interviews and obesrvasi as an instrument of research. The technique used
is Forecasting as analytical methods and variables to know predictions/distribution supply
level forecasting. The results of this research show that the distribution system by planning
on doing. Significant effect on the level of PT.LCI supply distribution of cement, and the
effectiveness progression of distribution at PT Lafarge Cement Indonesia reached an
average of 98% per year.
Keyword: Supply Chain, Distribution, Trend Projection
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia industri mengalami peningkatan yang begitu pesat
dan ini ditandai oleh adanya peningkatan permintaan kebutuhan dari konsumen.
Persaingan antar industri pun telah menjadi hal yang lumrah, dalam memenangkan
persaingan berbagai hal ditempuh, dengan cara meningkatkan kepuasan melalui
penciptaan produk yang berkualitas, ketepatan waktu dalam pengiriman, efisiensi
biaya serta membuat suatu strategi perencanaan yang membantu proses
pendistribusian produk perusahaan.
Salah satu perusahaan manufaktur yang sedang berkembang di provinsi
Aceh adalah PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI), yang dulunya lebih dikenal
dengan nama PT. Semen Andalas Indonesia (SAI) merupakan pabrik semen terpadu
yang telah aktif berproduksi sejak tahun 1983. Setelah mendapatkan persetujuan
dari presiden Republik Indonesia pada bulan Februari 1980, maka pada bulan April
1980 didirikanlah PT. Semen Andalas Indonesia (SAI) dengan kapasitas produksi
216
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
sebesar 1 juta ton semen pertahun berlokasi di Lhoknga, dengan jarak 16 kilometer
dari pusat kota Banda Aceh.
Semen merupakan salah satu komoditas strategis dan dianggap sebagai
kebutuhan pokok pembangunan manusia modern, sehingga menjadi sesuatu yang
mutlak untuk dipertahankan. Di Indonesia kebutuhan akan semen mengalami
perkembangan yang sangat pesat, kondisi ini sering kali tidak diimbangi dengan
jumlah pasokan yang mencukupi sehingga sering terjadi kelangkaan semen.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia menuntut dilakukannya perencanaan
yang lebih matang tentang keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak
supplier kepada pihak konsumen dalam suatu supply chain. Distribusi merupakan
suatu kunci yang akan diperoleh perusahaan karena distribusi secara langsung akan
memperngaruhi biaya dari supply chain dan kebutuhan konsumen. Jaringan
distribusi yang tepat dapat digunakan untuk mencapai berbagai macam tujuan dari
supply chain. Mulai dari biaya yang rendah sampai respons yang tinggi terhadap
permintaan dari konsumen. (Supply Chain Management : Strategy, Planning, and
Operation, Chopra:2010).
Dalam menyalurkan produk, sebuah perusahaan melakukan penjadwalan
(schedulling) terhadap
pendistribusian produk sehingga sampai di tangan
konsumen. Schedulling adalah penjadwalan kegiatan, suatu kegiatan dijadwalkan
kapan memulainya, berapa lama mengerjakan setiap tahap kegiatannya dan
akhirnya kapan selesainya. Schedulling merupakan bagian dari perencanaan, yaitu
perencanaan mengenai waktu melaksanakan kegiatannya. Penjadwalan adalah
aktifitas pengelokasian sumber daya perusahaan untuk memproduksi suatu barang
atau jasa dengan biaya dan tingkat persediaan yang rendah (Heizer dan Render,
Operations Management, 2008:237).
PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI)
Lhoknga, telah menghasilkan
produk mereka hingga mencapai 1,78 juta ton pertahun hingga seterusnya. PT.
Lafarge Cement Indonesia (LCI) memiliki fasilitas pelabuhan sendiri di Lhoknga,
juga beberapa terminal pengantongan yang dilengkapi dengan fasilitas pengiriman
di Lhokseumawe, Belawan, Batam, dan Dumai.
217
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
Hingga saat ini, telah ada 25 perusahaan distributor yang telah
menyepakati kontrak untuk melakukan bertransaksi dengan PT. Lafarge Cement
Indonesia, belum termasuk di dalamnya toko-toko retail semen, sub distributor, sub
kontraktor, dan lain-lain.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sistem perencanaan
distribusi yang di buat oleh perusahaan. PT. LCI Lhoknga Aceh Besar, (2) Untuk
mengetahui metode penjadwalan dan penyaluran distribusi produk PT. LCI
Lhoknga Aceh Besar, (3) Untuk mengetahui nilai peningkatan pasokan distribusi
pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar melalui metode peramalan, (4) Untuk
menganalisis nilai peningkatan pasokan distribusi berdasarkan Trend Projection.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Manajemen Rantai Pasokan (Supply-Chain Management)
Manajemen rantai pasokan atau dikenal dengan suppy-chain management
(SCM) merupakan kegiatan pengelolaan dalam rangka memperoleh bahan mentah,
mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan
barang jadi, dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem
distribusi (Operations Management Edisi Ke Tujuh, Heizer dan Rander:2004).
Kegiatan-kegiatan ini mencakup fungsi pembelian tradisional ditambah kegiatankegiatan lainnya yang penting bagi hubungan antara pemasok dengan distributor.
Rantai pasokan juga berupa urutan organisasi dari fasilitas, fungsi dan
kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam memproduksi dan memberikan produk atau
jasa (Operation Management 8 Edition, William J. Stevenson:2015). Rantai
Pasokan (supply chain) mencakup keseluruhan interaksi antara pemasok,
perusahaan manufatur, distributor, dan konsumen. Interaksi ini juga berkaitan
dengan transportasi, informasi penjadwalan, transfer kredit dan tunai, serta transfer
bahan baku antara pihak-pihak yang terlibat. Teknik-teknik lainnya dibawah
payung rantai pasokan adalah: (1) Pembentukan lini kredit bagi pemasok, (2)
Penurunan “float” bank (waktu ketika uangnya sedang dalam translit (3)
Pengkoordinasian produksi dan jadwal pengiriman dengan pemasok dan distributor
(4) pemanfaatan yang optimal atas ruangan digudang penyimpanan. Kunci supply
218
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
chain manajemen yang efektif adalah penyeimbangan arus produksi dengan
permintaan konsumen yang selalu berubah-ubah.
SCM bisa meliputi penetapan: (1) Pengangkutan, (2) Pentransferan kredit
tunai, (3) Pemasok (supplier), (4) Distributor dan bank, (5) Utang dan piutang,
(6) Pergudangan, (7) Pemenuhan pesanan, dan (8) Membagi-bagi informasi
mengenai ramalan permintaan, produksi dan kegiatan pengendalian persediaan.
Pemikiran yang mendasari hal ini adalah pemfokusan pada pengurangan kesiasiaan dan memaksimisasi nilai pada rantai pasokannya.
Manajemen Distribusi
Distribusi adalah suatu kegiatan untuk memindahkan produk dari pihak
supplier kepada pihak konsumen dalam suatu supply chain. Distribusi merupakan
suatu kunci yang akan diperoleh perusahaan karena distribusi secara langsung akan
memperngaruhi biaya dari supply chain dan kebutuhan konsumen. Jaringan
distribusi yang tepat dapat digunakan untuk mencapai berbagai macam tujuan dari
supply chain. Mulai dari biaya yang rendah sampai respons yang tinggi terhadap
permintaan dari konsumen. (Chopra, Supply Chain Management : Strategy,
Planning, and Operation, 2010).
Fungsi Saluran Distribusi
Dalam suatu saluran distribusi, anggota saluran distribusi melaksanakan
sejumlah fungsi (Manajemen Pemasaran (Terjemahan), edisi millennium
Kotler:2002).
Fungsi
adalah
pekerjaan/jabatan
yang
dilaksanakan,
tindakan/kegiatan perilaku, atau juga dapat berarti kategori bagi aktivitas-aktivitas.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dikatakan bahwa fungsi saluran
distribusi adalah aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan anggota saluran distribusi
dalam memindahkan barang dari produsen ke konsumen dan menciptakan
kegunaan produk tersebut bagi konsumen.
Sembilan Fungsi Saluran Distribusi
219
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
Beberapa fungsi utama yang dilaksanakan oleh anggota saluran distribusi
antara lain: informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, pembiayaan, pengambilan
risiko, fisik, pembayaran, dan kepemilikan (Kotler, 2002).
Distribusi Fisik
Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan
suatu produk tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat.
Dalam hubungan itu, Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat
mendefinisikan distribusi fisik sebagai berikut : “Suatu rangkaian aktivitas yang
luas mengenai pemindahan barang jadi secara efisien dari akhir batas produksi
kepara konsumen, serta didalam beberapa hal mencakup pemindahan bahan mentah
dari suatu pembekal keawal batas produksi“.
Manajemen distribusi fisik hanyalah satu diantara istilah deskriptif yang
digunakan untuk menggambarkan suatu pengendalian atas pemindahan barang
seperti didefinisikan dimuka. Hal ini sering pula diistilahkan sebagai manajemen
logistik atau logistik pemasaran. Namun demikian, apapun istilah yang digunakan
konsep dasarnya adalah sama. Secara terperinci, kegiatan yang ada dalam kegiatan
distribusi fisik dapat dibagi kedalam lima macam (Basu Swastha. 2007. Manajemen
Pemasaran. Edisi Kedelapan. Cetakan Kedelapan) yaitu :
1. Penentuan lokasi persediaan dan sistem penyimpanannya: (a) Penentuan
lokasi penyediaannya, (b) Sistem penyimpanan persediaan.
2. Sistem penanganan barang yang dapat digunakan antara lain : (1)
paletisasi dan (2) pengemasan.
3. Sistem pengawasan persediaan
4. Prosedur memproses pesanan
5. Pemilihan metode pengangkutan
Dalam hal ini, rute dan rit pengangkutan merupakan faktor yang penting,
dan mempunyai hubungan yang erat dengan pasar atau daerah penjualan, serta
lokasi persediaannya. Selain itu fasilitas pengangkutan yang ada juga merupakan
faktor penentu.
220
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
Gambar 1. Model Strategi Distribusi Produk
Ghiani et al., 2004 dan Simchi-Levy et al., 2003
Perencanaan Distribusi
Philip Kotler (Stern dan El-Ansary) (1997:140) saluran distribusi adalah
serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk
menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.
Sedangkan Philip Kotler, definsi saluran pemasaran adalah sekelompok
organisasi yang saling tegantung yang membantu membuat produk atau jasa
tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau penggunan bisnis.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut
diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility)
waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.
Peramalan
Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa
depan. Hal ini dapat di lakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan
menempatkannya ke masa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis.
(Operation Management, Heizer dan Render:2005).
Tujuan peramalan dalam manajemen operasional adalah untuk mengurangi
kesalahan dalam perhitungan, agar langkah proaktif/antisipatif dapat dilakukan, dan
untuk keperluan penjadwalan distribusi. Peramalan dapat dipengaruhi oleh
lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Lingkungan eksternal
221
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
dapat berupa pendapatan konsumen, promosi pesaing, harga pesaing, ketersedian
produk, efektifitas kompetitif, efesiensi saluran yang digunakan, karakteristik
pelanggan, dan lain sebagainya. Sedangkan lingkungan internal adalah kebijakankebijakan yang dilakukan dalam perusahaan, berupa kebijakan promosi, biaya dan
saluran perusahaan.
Umumnya jumlah yang diproduksi dan pasokan yang di distribusikan
sangat ditentukan oleh besarnya permintaan akan produk. Berdasarkan jumlah
permintaan yang diramalkan operasi, maka sub sistem operasi merencanakan dan
merancang sistem, dan menjadwalkan sistem tersebut.
Semua metode peramalan memiliki ide sama, yaitu menggunakan data
masa lampau untuk memperkirakan atau memproyeksikan data di masa yang akan
datang. Berdasarkan tingkatan awal peramalan, metode peramalan dapat dibagi
menjadi metode top down, metode bottom-up, dan metode interpretasi permintaan.
Ketiga metode di atas dapat dilakukan dengan metode kualitatif atau kuantitatif,
salah satu atau bersama-sama.
Pola Data Deret Waktu
Metode deret waktu adalah teknik peramalan yang menggunakan
sekumpulan data masa lalu untuk melakukan peramalan (Operation Management,
Heizer dan Render:2005). Menurut Baroto (2002) metode deret waktu adalah
peramalan secara kuantitatif dengan menggunakan waktu sebagai dasar peramalan.
Secara umum peramalan deret waktu pada masa yang akan datang dipengaruhi oleh
waktu dan data historis.
Dalam deret waktu terdapat empat jenis permintaan, yaitu : (a) Pola Trend,
(b) Pola Musiman, (c) Pola Siklikal, (d) Pola Eratik/Random.
Metode Peramalan
Terdapat dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara
mengatasi semua model keputusan:
1. Peramalan Kuantitatif
222
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
Menggunakan model matematik yang beragam dengan data masa lalu
dan variabel sebab akibat untuk meramalkan permintaan. Metode
kuantitatif terdiri dari : Metode Time series („free Handsβ€Ÿ/grafis,
moving average, weight moving average, exponential smoothing,
regresi linier sederhana, interpolasi Gregory-Newton, winter, ARIMA),
dan Metode „Nontime Seriesβ€Ÿ (Structural Modelsβ€Ÿ), peramalan
kuantitatif dapat diterapkan bila terdapat tiga kondisi berikut :
a. Tersedia informasi masa lalu.
b. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
c. Dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola masa lalu akan terus
berlanjut di masa yang akan datang.
2. Peramalan Kualitatif
Peramalan yang menggabungkan suatu intuisi, emosi, pengalaman
pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal.
Biasanya metode ini digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa
lalu yang tersedia. Metode kualitatif yang banyak dikenal adalah
metode Delpi dan metode nominal (nominal group technique).
Metode Rata-Rata Bergerak (Moving Average)
Metode ini menggunakan pendekatan dimana ramalan merupakan
perhitungan kumulatif dari seluruh nilai data masa lalu yang dimiliki. Istilah ratarata bergerak digunakan karena karena setiap diperoleh observasi (data aktual) baru
maka rata-rata yang baru dapat dihitung dengan meninggalkan data periode yang
terlama dan memasukkan data periode yang terbaru/terakhir (Operation
Management, Heizer dan Render:2004). Rata-rata yang baru ini kemudian dipakai
sebagai peramalan untuk periode yang akan datang, dan seterusnya. Secara
matematika, rumus peramalan dengan metode rata-rata bergerak sebagai berikut.
π‘Œ′𝑑+1 =
∑𝑑𝑖 =𝑑−𝑁+1 π‘Œπ‘–
𝑁
Rata-rata bergerak =
.............................................................................. 1)
∑ π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› 𝑁 π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘π‘’ π‘ π‘’π‘π‘’π‘™π‘’π‘šπ‘›π‘¦π‘Ž
𝑁
Dimana : π‘Œ′𝑑+1 = nilai peramalan periode t+1
Yi
= data permintaan ke-i
223
........................... 2)
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
N
= jumlah deret waktu yang digunakan
t
= periode waktu
Metode Pemulusan Eksponensial (Exponential Smoothing)
Menerangkan bahwa metode ini melakukan pembobotan menurun secara
eksponensial terhadap nilai variabel atau observasi yang lalu. Setiap data
pengamatan mempunyai kontribusi dalam penentuan nilai peramalan periode
sebelumnya. Namun, dalam perhitungannya cukup diwakili oleh data pengamatan
dan hasil peramalan periode terakhir Operation Management, Heizer dan Render:2004).
Istilah eksponensial dalam metode ini berasal dari pembobotan (faktor pemulusan)
dari periode sebelumnya yang berbentuk eksponensial.
Rumus penghalusan eksponensial dapat ditunjukkan sebagai berikut :
π‘Œ′𝑑+1 = π›Όπ‘Œπ‘‘ + (1 − 𝛼)π‘Œ′𝑑 ............................................................ 3)
π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’ = π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘π‘’ π‘™π‘Žπ‘™π‘’ + 𝛼 (π‘π‘’π‘Ÿπ‘šπ‘–π‘›π‘‘π‘Žπ‘Žπ‘› π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™
π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘π‘’ π‘™π‘Žπ‘™π‘’ − π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘–π‘œπ‘‘π‘’ π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘’) ……. 4)
Dimana : π‘Œ′𝑑+1 = nilai peramalan periode t+1
π‘Œπ‘‘
= data permintaan periode ke-t
𝛼
= konstanta penghalus (0 ≤ 𝛼 ≤ 1)
π‘Œ′𝑑
= nilai peramlan periode ke-t
Proyeksi Trend (Trend Projection)
Metode peramalan deret waktu yang menyesuaikan sebuah garis tren pada
serangkaian data masa lalu, dan kemudian diproyeksikan dalam garis untuk
meramalkan masa depan (Operation Management, Heizer dan Render:2005).
Metode ini menggambarkan hubungan antara periode dan variabel yang diramal
dengan menggunakan analisis trend. Apabila pola data yang digunakan memiliki
unsur musiman, maka komponen musiman dapat juga dicoba dalam metode ini.
Persamaan proyeksi trend adalah sebagai berikut.
Model linear π‘Œ ′ = π‘Ž + 𝑏π‘₯ .............................................................................. 5)
Dimana : π‘Œ′
𝛼
= nilai terhitung dari variable yang akan diramalkan.
= persilangan sumbu y
224
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
b
=
∑ π‘₯𝑦−𝑛π‘₯Μ… 𝑦̅
= kemiringan garis (tingkat perubahan
∑ π‘₯ 2 −𝑛π‘₯Μ… 2
pada y untuk perubahan yang terjadi di x)
x
= variable bebas (waktu)
t
= periode waktu
Kriteria Memilih Peramalan Terbaik
Bedworth dalam Kusuma:2004, mengusulkan penggunaan beberapa tolok
ukur kesalahan peramalan (forecast error), yaitu :
1) Mean Absolute Error (MAE)
Ukuran pertama kesalahan untuk sebuah model. MAE diperoleh dengan
mengambil nilai absolut dari tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah
periode data (Heizer dan Render, 2005).
MAE =
MAE =
∑|𝑦1−𝑦𝑑1 |
................................................................................... 6)
𝑛
∑|π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™−π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘›|
.......................................................... 7)
𝑛
Dimana : 𝑦1 − 𝑦𝑑1 = selisih antara nilai data aktual dan peramalan priode t
n
= periode data
2) Mean Squared Error (MSE)
MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang diramalkan
dan yang diamati.
2
MSE =
MSE =
∑(𝑦1−𝑦𝑑1 )
𝑛
................................................................................ 8)
∑(π‘˜π‘’π‘ π‘Žπ‘™π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘› π‘π‘’π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘›)2
𝑛
................................................... 9)
3) Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
Menghitung dalam unsur yang diramal ribuan. Dihitung sebagai ratarata diferensiasi absolut antara nilai yang diramal dan aktual untuk n peiode
(Heizer dan Render, 2005).
225
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
MAPE =
100
MAPE =
𝑛
∑|
𝑦1−𝑦𝑑1
𝑦1
| .......................................................................
100 ∑𝑛
𝑖=1|π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™π‘– −π‘Ÿπ‘Žπ‘šπ‘Žπ‘™π‘Žπ‘›π‘– |/π‘Žπ‘˜π‘‘π‘’π‘Žπ‘™π‘–
𝑛
10)
............................11)
Kerangka Pemikiran Konseptual
Kerangka pemikiran konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual (Perencanaan dan Pengendalian
Produksi, Baroto:2002)
Persaingan dalam industri
Proses Produksi dan Perencanaan Sistem
Distribusi PT. Lafarge Cement Indonesia
Identifikasi parameter dalam perencanaan
sistem distribusi
Perencanaan Sistem Distribusi
Optimalisasi pemanfaatan
sumber daya
Meminimalkan biaya
Tercapainya pemenuhan
kebutuhan pelanggan
Peningkatan keuntungan dan daya saing perusahaan
Perusahaan tumbuh mapan, dan
memiliki keunggulan yang
kompetitif
METODE PENELITIAN
Adapun tempat untuk pengambilan sampling adalah di Terminal Packing
Plant pada PT. Lafarge Cement Indonesia dan pada saat peneliti melakukan
observasi, sample dalam keadaan sesuai untuk peneliti melakukan dokumentasi.
sampel dari penelitian ini adalah:
1. Supply Chance Director, bertanggung jawab terhadap pengadaan barang yang
membawahi Terminal Operation Manager dan Terminal Lhoknga Manager.
226
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
2. Proses pengemasan semen kantong di Terminal Packing Plant.
Peralatan Analisis Data
Untuk mengetahui prediksi/peramalan tingkat distribusi PT. LCI Lhoknga
Aceh Besar hingga tahun 2017 maka akan digunakan model analisis Trend
(Sudjana, 2002 : 347) :
α»Έt = a + bxt
dimana :
α»Έt = Kapasitas Distribusi
a = Konstanta
b = Koefisien arah pekembangan distribusi
Xt = Bulan dari t = 0 hingga t
Untuk mengetahui tingkat efisiensi distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh
Besa, secara umum tingkat efektivitas dapat dirumuskan dengan formulasi sebagai
berikut (Mardiasmo dan Makhfatih, 2000 :102).
πΈπ‘“π‘’π‘˜π‘‘π‘–π‘“π‘–π‘‘π‘Žπ‘  =
π‘…π‘’π‘Žπ‘™π‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘–
π‘₯ 100%
π‘‡π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘’π‘‘
Perhitungan peramalan distribusi dengan menggunakan dapat juga dicoba
dalam metode ini (Heizer dan Render, 2005). Persamaan proyeksi trend adalah
sebagai berikut.
Model linear π‘Œ ′ = π‘Ž + 𝑏π‘₯ .................................................................. 5)
Dimana : π‘Œ′
= nilai terhitung dari variable yang akan diramalkan.
𝛼
= persilangan sumbu y
b
=
𝑛 ∑ π‘₯𝑦− ∑ π‘₯ ∑ 𝑦
𝑛 ∑ π‘₯ 2 − (∑ π‘₯)2
= kemiringan garis (tingkat
perubahan pada y untuk perubahan yang terjadi di x)
x
= variable bebas (waktu)
t
= periode waktu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan peramalan untuk periode tahun 2015 dengan sumber data
awal di tahun 2014:
227
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
Tabel 1. Peramalan Untuk Periode Tahun 2015
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Sumber: Olah data sekunder
π‘Ž=𝑦=
∑𝑦
𝑛
=
6400050
12
𝒙
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
66
π’š
44700
54300
57400
53100
47150
56150
57750
58250
59150
46900
49250
55950
640050
π’™πŸ
0
1
4
9
16
25
36
49
64
81
100
121
506
π’™π’š
0
54300
114800
159300
188600
280750
346500
407750
473200
422100
492500
615450
3555250
= 533337,5 = 53338
𝑏=
𝑛 ∑ π‘₯𝑦− ∑ π‘₯ ∑ 𝑦
𝑛 ∑ π‘₯ 2 − (∑ π‘₯)2
𝑏=
(12 π‘₯ 3555250) − (66 π‘₯ 640050)
(12 π‘₯ 506)
−
(66)2
𝑏=
(42663000) − (42243300)
(6072) − (4356)
𝑏=
419700
1716
𝑏 = 244,58
𝑏 ≅ 245
Berdasarkan uji statistik dengan metode perhitungan rumus trend tersebut
maka hasil peramalan distribusi dapat di sajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Hasil Peramalan Perencanaan Distribusi Setiap Bulan Pada Tahun 2015
𝑦1
𝑦1 2
𝑦1 3
𝑦14
HASIL
= 53338 + (245 x 0)
=53338+(245 x 1)
=53338+(245 x 2)
=53338+(245 x 3)
228
=53338
=53582
=53827
=54071
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
𝑦1 5 =53338+(245 x 4) =54316
𝑦1 6 =53338+(245 x 5) = 54560
𝑦1 7 =53338+(245 x 6) =54805
𝑦1 8 =53338+(245 x 7) =55050
𝑦1 9 =53338+(245 x 8) =55294
𝑦1 10 =53338+(245 x 9) = 55539
𝑦1 12 =53338+(245 x 11) =56028
volume distribusi
Gambar 3. Grafik Perkembangan Distribusi Semen PT. LCI Lhoknga Aceh Besar
Periode 2012-2020
800000
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
2010
Series1
2012
2014
2016
2018
2020
2022
Tahun
Analisis Tingkat Efektifitas Distribusi Pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar
Untuk melihat efektifitas distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar
maka di analisis peramalan dengan realisasi perusahaan. Apabila hasil perolehan
dari realisasi sama dengan peramalan atau realisasi = peramalan maka dianggap
sangat efektif dan sebaliknya apabila hasil perolehan dari realisasi tidak sama
dengan peramalan atau realisasi ≠ atau > atau < peramalan maka hasilnya tidak atau
kurang efektif, secara umum tingkat efektivitas dapat dirumuskan dengan formulasi
sebagai berikut (Mardiasmo dan Makhfatih, 2000 :102):
π‘…π‘’π‘Žπ‘™π‘–π‘ π‘Žπ‘ π‘–
π‘₯ 100%
π‘‡π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘’π‘‘
Tabel 3. Kategori Efektifitas Distribusi Perusahaan
Efektifitas = (Peramalan / Realisasi ) *100
Sangat Tidak efektif
Tidak Efektif
0 - 0,20
0,20 – 0,40
Kurang Efektif
0,40- 0,60
Efektif
0,60 – 0,80
Sangat
Efektif
0,80 – 1
Dengan rumus tersebut untuk tahun 2015 tingkat efektifitas perhitungan
perencanaan distribusi dapat dijelaskan:
647200
656300
π‘₯ 100% = 98,61344
229
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
Dengan cara yang sama dapat dilihat melalui tabel mengenai efektifitas
peramalan dengan realisasi yang dicapai oleh perusahaan.
Tabel 4.Hasil Efektifitas Distribusi Pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar
DISTRIBUSI (DALAM TON)
TAHUN
PERAMALAN
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
511100
570200
656050
633000
656300
580100
664900
736350
774550
EFEKTIFITAS
REALISASI
510500
573500
633900
617850
647200
677800
710100
732400
760500
0,9988
0,9945
0,9650
0,9753
0,9765
0,9960
0,9780
0,9950
0,9915
PERSEN
(%)
99.88
99.42
96.50
97.55
98.60
99.60
97.80
99.50
99.15
Sumber: olah data sekunder dengan Microsoft Excel
Dari tabel di atas menunjukkan efektivitas distribusi pada PT. LCI Lhoknga
Aceh Besar, dari tahun 2012-2020 menunjukkan hasil yang sangat efektif. Pada
tahun 2012 efektifitas distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 99,88
persen, pada tahun 2013 efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar
mencapai 99,42 persen. Pada tahun 2014 efektifitas produksi pada PT. LCI
Lhoknga Aceh Besar mencapai 96,50 persen, dan pada tahun 2015 efektifitas
produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 97,55 persen, pada tahun
2016 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai
98,60 persen, pada tahun 2017 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga
Aceh Besar mencapai 99,60 persen, pada tahun 2016 tingkat efektifitas produksi
pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 98,60 persen, pada tahun 2018 tingkat
efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 97,80 persen,
pada tahun 2019 tingkat efektifitas produksi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar
mencapai 99,50 persen, hingga pada tahun 2016 tingkat efektifitas produksi pada
PT. LCI Lhoknga Aceh Besar mencapai 99,15 persen. Kondisi ini memberikan
indikasi bahwa tingkat perencanaan yang dilakukan oleh PT. LCI Lhoknga Aceh
Besar cukup efektif artinya semua aktifitas distribusi direncanakan dengan
perkiraan yang tepat.
PENUTUP
1. Perencanaan distribusi PT.LCI dilakukan ketika perusahaan mendapatkan
230
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
purchae order (PO) dari pelanggan. Sistem perencanaan distribusi tersebut
mengakibatkan tidak optimalnya penggunaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan karena bersifat jangka pendek.
2. Tingkat distribusi PT. LCI Lhoknga Aceh Besar hingga tahun 2012 mencapai
1.725.150 ton. Prediksi/peramalan produksi PT. LCI Lhoknga Aceh Besar dari
tahun 2012 -2020 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. hingga tahun
2020 yaitu mencapai 11.808.877 ton.
3. Efektivitas distribusi pada PT. LCI Lhoknga Aceh Besar, dari tahun 2012-2020
menunjukkan hasil yang sangat efektif denga rata-rata efektifitasnya diatas 98
persen.
Dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat
disarankan:
1. PT. LCI Lhoknga Aceh Besar sebaiknya menerapkan sistem perencanaan
distribusi satu tahun dengan lebih memperhatikan keadaan sumber daya yang
dimiliki perusahaan agar sumber daya tersebut dapat dipergunakan secara
optimal. PT. LCI Lhoknga Aceh Besar dalam pendistribusian diharapkan
memiliki perencanaan distribusi tidak hanya berdasarkan surat perintah dari
pihak pemasaran tetapi juga terdapat keterlibatan departemen distribusi.
2. PT. LCI Lhoknga Aceh Besar perlu mengoptimalkan kapasitas yang tidak
terpakai sepenuhnya seperti kapasitas gudang, waktu penjadwalan.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar melakukan metode Distribution
Requirements Planning (DRP) dari perencanaan sistem distribusi ini.
REFERENSI
Baroto, T (2002) Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Basu Swastha (2007) Manajemen Pemasaran Edisi Kedelapan Cetakan Kedelapan.
Jakarta: Penerbit Liberty.
Bungin,Burhan (2005) Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Predana Media
Handoko, T. H (2000) Dasar-dasar Manajemen Operasi dan Produksi Edisi 1.
Yogjakarta: BPFE.
231
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen
Vol. 1, No. 1, November 2016: 216-232
Heizer, Jay dan Render, Barry (2006) Operations Management. Jakarta: Salemba
Empat.
Kotler, P (2002) Manajemen Pemasaran (Terjemahan) Edisi Millennium 2.
Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, P (2003) Marketing Management Elevent Edition. New Jersey: Prenticehall.
McDaniel, Keegan. W (1999) Marketing Plans that Work (Terjemahan). Jakarta:
Erlangga.
Prawirosentono, S (2007) Operation Management. Jakarta: Bumi Aksara
Saladin, D (1996) Unsur-unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran.
Bandung: CV.Mandar Maju.
Saladin, D (2002) Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Pelaksanaan
Dan Pengendalian. Bandung: Linda Karya.
Swastha, Basu dan Irawan (2001) Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta:
Liberty
Wirdianto. E., Unbersa.E (2008) Aplikasi Metode Analytical Hierarchy Process Dalam
Menentukan Kriteria Penilaian Supplier. Jurnal Penelitian Teknik. Vol. 2 (29)
232
Download