BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal yaitu: penawaran sekuritas, permintaan sekuritas, kondisi politik dan ekonomi, masalah hukum dan peraturan serta lembaga–lembaga pengatur dan penunjangnnya. (Husnan:1982). Melalui pasar modal, para investor dapat melekukan divesifikasi investasi, membentuk portofolio (gabungan dari beberapa investasi) sesuai dengan resiko yang bersedia mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. (Husnan, 1994:4) Perkembangan pasar modal sebagai lembaga sarana investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternative investasi dan penghimpun dana. Dalam fungsi ekonominya pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari investor ke perusahaan lain yang memerlukan dana. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, investor mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi perusahaan yang memerlukan dana, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka untuk berinvestasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Fungsi keuangan dilakukan 1 dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana dan para investor menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi riil tersebut. Pasar modal tidak lepas dari berbagai pengaruh lingkungan ekonomi dan non ekonomi. Pengaruh lingkungan ekonomi mikro seperti kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan, pengumuman laporan keuangan dan dividen perusahaan, sedangkan pengaruh lingkungan ekonomi makro seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan pemerintah. Demikian juga, peristiwa-peristiwa non ekonomi seperti situasi politik dalam negeri, keamanan, perlindungan hak asasi manusia, dan sebagainya sering kali menjadi pemicu fluktuasi harga saham di bursa efek. Kebijakan pemecahan saham (stock split) merupakan bagian dari peristiwa ekonomi dalam lingkup mikro, yang pada akhirnya menuntut reaksi dari pelaku pasar akibat fluktuasi harga dan volume perdagangan di pasar modal. Pemecahan saham merupakan aksi emiten yang dilakukan dengan cara memecah nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil sesuai dengan rasio stock split yang ditentukan. Perubahan dari nilai nominal tersebut hanya mengakibatkan penambahan jumlah lembar saham, tetapi tidak mengubah jumlah modal yang ditetapkan dan modal yang disetor. Dengan kata lain, pemecahan saham tidak mengurangi atau menambah nilai investasi dari pemegang saham atau investor. Stock split memberikan dampak yang positif bagi perusahaan yang melakukannya, 2 karena dapat meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut. Motivasi manajer melakukan stock split antara lain adalah meningkatkan jumlah pemegang saham, mengembalikan harga dan ukuran rata-rata saham kepada kisaran yang ditargetkan, serta membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan dividen kas. Tindakan stock split mengakibatkan jumlah saham yang beredar bertambah, sehingga para investor yang berhubungan dengan aktivitas tersebut dapat melakukan kembali portofolio investasinya. Stock split yang dilakukan emiten dapat berupa stock split atas dasar satu menjadi dua, artinya setiap pemegang saham akan menerima dua lembar saham untuk setiap satu lembar saham yang dipegang sebelumnya; nilai nominal saham baru ialah setengah dari nilai nominal saham sebelumnya. Begitu juga jika dilakukan stock split atas dasar satu-jadi-tiga: pemegang saham akan menerima tiga lembar saham untuk setiap satu lembar saham yang dimiliki sebelumnya, nilai nominal saham baru ialah sepertiga dari nilai nominal saham sebelumnya dan seterusnya. Studi mengenai ada tidaknya abnormal return yang diperoleh investor akibat peristiwa pemecahan saham ini menggunakan pendekatan dalam studi peristiwa (event study). Event study adalah studi yang mempelajari reaksi pasar akibat suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal positif karena manajer perusahaan akan menyampaikan prospek masa depan yang lebih baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal tesebut didukung oleh 3 kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Hal ini disebabkan karena stock split mengandung biaya yang harus di tanggung, maka hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus yang mampu menanggung biaya ini dan sebagai akibatnya pasar bereaksi positif terhadapnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Grinblatt et al (1994), Lakonishok & Lev (1987), Lamoureux & Poon (1987), Masse et al (1997) terhadap kasus stock split yang dilakukan di BEJ pada periode 1995 sampai dengan Juni 1997, dengan pertimbangan periode tersebut adalah periode normal (yaitu periode sebelum krisis ekonomi) dan menggunakan market model untuk menghitung abnormal return, menunjukkan bahwa pengumuman stock split di BEJ ternyata mengakibatkan reaksi harga yang positif dan signifikan pada satu hari dan dua hari setelah tanggal pengumuman (dibuktikan dengan adanya abnormal return pada hari tersebut). Pengamatan yang dilakukan pada periode pengumuman (yaitu tiga hari sebelum dan sesudah pengumuman) menunjukkan adanya Cumulative Average Abnormal return (CAAR) yang positif yang signifikan. Penelitian tentang pemecahan saham masih merupakan fenomena yang membingungkan. Dari hasil-hasil penelitian yang terdahulu ada yang mendukung bahwa pemecahan saham mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel yang diteliti, tetapi ada juga yang menolak. Karena itu penulis berupaya melakukan penelitian event study pergerakan harga saham dengan abnormal return yang dihasilkan pada peristiwa pemecahan saham. 4 Penelitian ini mencoba menguji kekuatan informasi dari suatu peristiwa pemecahan saham terhadap peristiwa di bursa efek. Untuk itulah penulis mengambil judul: “ Analisis Abnormal return Sebelum dan Sesudah Peristiwa Pemecahan Saham (Stock Split) Pada Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Jakarta “. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat diajukan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat abnormal return akibat peristiwa pemecahan saham selama periode 2000 sampai dengan 2004? 2. Apakah rata-rata abnormal return sebelum peristiwa pemecahan saham berbeda dengan setelah peristiwa pemecahan saham? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui ada tidaknya kandungan informasi abnormal return yang diterima investor akibat peristiwa pemecahan saham. Jika terdapat abnormal return maka diketahui bahwa pemecahan saham (stock split) mempunyai kandungan informasi yang berharga bagi para investor untuk mengambil keputusan. Jika tidak terdapat abnormal return maka diketahui bahwa pemecahan saham (stock split) tidak mempunyai kandungan informasi yang berharga bagi para investor untuk mengambil keputusan. 5 2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pemecahan saham Jika terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pemecahan saham maka terdapat reaksi pasar berupa reaksi para investor terhadap pengumuman pemecahan saham (stock split). Jika tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan setelah peristiwa pemecahan saham maka tidak terdapat reaksi pasar dan para investor tidak bereaksi terhadap pengumuman pemecahan saham (stock split). 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi investor Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang efektif dan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi calon investor dalam mengambil keputusan sebelum berinvestasi, sehingga investor dapat menyusun portofolio saham dengan resiko yang diinginkan. Serta investor dapat melihat prospek dari perusahaan yang akan diambil. 2. Bagi penulis Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selam kuliah dengan objek sesungguhnya terjadi pada pasar modal. 6 3. Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi mahasiswamahasiswa dan pihak-pihak yang membutuhkan sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan mengembangkan mutu pendidikan. 1.5 Batasan Masalah Banyak faktor yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap prospek perusahaan baik di dalam lingkungan perusahaan maupun di luar lingkungan perusahaan. Untuk mempersempit penelitian, maka penelitian ini hanya dibatasi pada faktor ekonomi mikro khususnya peristiwa pemecahan saham pada periode 2000 sampai dengan 2004 yang melihat adanya abnormal return akibat informasi yang dipublikasikan ini. Kriteria saham yang dijadikan pengamatan adalah: a. Objek penelitian dibatasi saham-saham yang listed di BEJ, yang melakukan stock split selama periode 2000 sampai 2004. Peneliti dilakukan pada periode 2000 sampai 2004 karena banyak perusahaan yang melakukan stock split. b. Penelitian ini terbatas pada kandungan informasi terhadap pemecahan saham yang dipublikasikan emiten terhadap abnormal return saham. c. Perusahaan tersebut tidak mengeluarkan kebijakan pengumuman lain selama periode pengamatan seperti pengumuman pembagian dividen (stock dividen), saham bonus (bonus share), right issue, penggabungan usaha (merger), pengambilalihan (acquisition), peleburan usaha (consolldation) dan pengumuman lainnya. 7 Hal ini digunakan untuk menghindari confounding effect atau menghindari adanya ambikuitas yang disampaikan oleh informasi tersebut (Howe & Lin, 1992) atau dengan kata lain bertujuan untuk menghindari misspesifikasi dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya berpengaruh terhadap hasil analisis. d. Periode pengamatan (event window) dibatasi hanya selama 15 hari (tujuh (7) hari sebelum pengumuman , pada saat pengumuman, dan tujuh (7) hari sesudah tanggal pengumuman pemecahan saham). 8