ekonomi publik

advertisement
KP 402
EKONOMI PUBLIK
Subject Adviser
ANI PINAYANI, DRS., MM.
Indonesia University of Education
FPIPS Building Room 93.
Phone : (022) 5895016 (home)
Handphone : 081573176826
Phone : (022) 2013163 – ext. 2523 (office)
Fax: (022) 2013163
Office contact hours : 08.00 – 16.00
E-mail: [email protected].
Blog : pinayani.wordpress.com
[email protected]
http://www. upi.edu
Lecture 1
Subject Information
Introduction to Introduction
Public economics
Subject Information
Tujuan
Frekuensi Pertemuan
Daftar Buku Bacaan
Rencana Materi Perkuliahan
Evaluasi Belajar Mengajar
Tujuan
Mahasiswa dapat memahami peranan pemerintah dalam
kehidupan ekonomi masyarakat untuk mencapai
kesejahteraan umum dan mengalokasikan sumber daya
yang optimal bagi seluruh masyarakat.
Mahasiswa dapat menganalisis kegiatan-kegiatan
ekonomi publik dengan menggunakan pendekatan ekonomi
mikro maupun ekonomi makro
.
Frekuensi Pertemuan : 14 kali tatap muka
BUKU SUMBER
John Cullis dan Philip Jones, (1992), Public Finance and Public
Choise, McGraw Hill Book Company. New York.
Mangkoesoebroto, Guritno, (1999), Ekonomi Publik, BPFE,
Yogyakarta.
Musgrave, Richard A. & Peggy B., (1984), Public Finance in
Theory and Practice, Fourth Edition, McGraw Hill Book
Company. New York.
Reksohadiprodjo, Sukanto, 2001, Ekonomika Publik, BPFE,
Yogyakarta.
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
Pokok Bahasan
1-2
Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Ekonomi
Publik
 Pengertian dan ruang lingkup
ekonomi publik
 Kegagalan pasar dan campur tangan
pemerintah
 Barang publik dan barang privat
 Eksternalitas
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
3-4
Pokok Bahasan
PENGELUARAN PEMERINTAH
 Model pembangunan tentang
perkembangan pengeluaran
pemerintah
 Hukum Wagner
 Teori Peacock dan Wiseman
 Penentuan permintaan
 Penentuan tingkat output
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
5
Pokok Bahasan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)
 Pengertian APBN
 Kebijakan anggaran defisit,
surplus dan seimbang
 Analisis RAPBN dan realisasi
APBN Indonesia dalam lima
tahun terakhir
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
6–7
Pokok Bahasan
PENERIMAAN PEMERINTAH
• Sumber-sumber penerimaan negara
• Distribusi beban pemerintah
• Sistem perpajakan dan politik pajak
• Pergeseran beban pajak
• Kesejahteraan yang hilang karena pajak
8
UJIAN TENGAH SEMESTER
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
Pokok Bahasan
9 - 10
PAJAK DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PEREKONOMIAN
 Pengaruh pajak terhadap produksi
 Pengaruh pajak terhadap komposisi
produksi
 Pengaruh pajak terhadap distribusi
pendapatan
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
11
Pokok Bahasan
Pemerintah dan Pencemaran
Lingkungan
 Pencemaran dan public goods
 Pencemaran dan analisis
ekonomi
 Kebijakan terhadap pencemaran
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
12
Pokok Bahasan
Peranan Pemerintah dalam mengatasi
Pengangguran dan Inflasi
 Pengangguran merupakan penyakit atau masalah
ekonomi makro yang mempunyai pengaruh, baik ekonomi
maupun non ekonomi yang luas.
 Inflasi merupakan salah satu penyakit ekonomi makro
yang utama dan pengaruhnya sangat luas, maka semua
instrumen dapat digunakan secara serentak untuk
mengatasi inflasi, baik kebijakan fiskal, moneter atau
campuran dari dua kebijakan tersebut.
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
13
Pokok Bahasan
Kebijakan Fiskal dan
Kebijakan di Sektor Riil
 Kebijakan Fiskal
 Kebijakan di Sektor Riil
Rencana Materi Perkuliahan
Kuliah ke :
Pokok Bahasan
14
REVIEW JURNAL
15
REVIEW JURNAL
16
UJIAN AKHIR SEMESTER
Evaluasi Belajar Mengajar
 Kehadiran kuliah bersifat wajib. Mahasiswa dan dosen diharapkan
datang di kelas tepat waktu. Jika dengan alasan tertentu tidak bisa
tepat waktu, maksimum keterlambatan 25 menit.
 Komponen nilai akhir terdiri atas nilai Ujian Akhir serta nilai Tugas ;
dengan rincian bobot masing-masing
- Ujian Tengah Semester
: 35%
- Ujian Akhir Semester
: 50%
- Tugas dan Quiz (take home test)
: 15%
Structure
Weeks 9 - 10
PAJAK DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PEREKONOMIAN
Weeks 8
Weeks 11
PEMERINTAH DAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN
UTS
Week 12
Peranan Pemerintah
dalam mengatasi
Pengangguran dan Inflasi
Weeks 6 – 7
PENERIMAAN
PEMERINTAH
Week 13
Weeks 5
APBN
PUBLIC
ECONOMICS
Week 14
REVIEW JURNAL
Weeks 3 - 4
PENGELUARAN
PEMERINTAH
Weeks 1-2
KONSEP DASAR DAN RUANG
LINGKUPEKONOMI PUBLIK
KEBIJKAN FISKAL DAN
KEBIJKAN DI SEKTOR RIIL
Week 16
UAS
Week 15
REVIEW JURNAL
Kuliah ke 1- 2
EKONOMI PUBLIK
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami beberapa konsep
dasar dan ruang lingkup pembahasan ekonomi
publik
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Konsep Dasar dan Ruang Lingkup Ekonomi
Publik
 Pengertian dan ruang lingkup ekonomi publik
 Kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah
 Barang publik dan barang privat
 Eksternalitas
KONSEP DASAR DAN RUANG LINGKUP
EKONOMI PUBLIK
Ekonomi publik adalah ilmu ekonomi yang mempelajari atau
menganalisis peranan negara atau pemerintah dalam kehidupan
ekonomi masyarakat.
Mekanisme pasar gagal dalam melaksanakan fungsinya untuk
mengalokasikan sumber ekonomi secara efisien. Oleh karena itu
diperlukan adanya campur tangan pemerintah yang berperan dalam
alokasi, distribusi dan stabilisasi ekonomi.
Adanya barang publik dan eksternalitas merupakan penyebab
kegagalan pasar.
Kegagalan Pasar dan Campur
tangan pemerintah
Ketidaksempurnaan pasar
Barang publik
Eksternalitas
Pasar tidak lengkap
Kegagalan informasi
Kegagalan pemerintah
Anggaran, Birokrat dan Efisiensi
Birokrat dan efisiensi alokatif
Barang Publik dan Barang Privat
Teori Barang Publik





Teori Pigou
Teori Bawen
Teori Erick Lindahl
Teori Samuelson
Teori Anggaran
Teori Barang Swasta




Efisiensi Konsumen
Kondisi Pareto Optimum bagi konsumen
Efisiensi Produsen
Kriteria Kompensasi
EKSTERNALITAS
Dampak eksternalitas
Kasus eksternalitas produksi positif
dan negatif
Eksternalitas konsumsi negatif
Jenis-jenis eksternalitas
Cara memperbaiki alokasi sumbersumber ekonomi
Pajak untuk mengatasi eksternalitas
Permasalahan Ekonomi Indonesia
Tantangan Ekonomi : 2005 - 2009
Stabilitas Makro :
Cadangan Devisa (± US$ 1,5 M/tahun)
Sasaran Inflasi 7% (2005  3% (2009)
Pengangguran terbuka 10,1% (2004) 
5,1% (2009);
Angka kemiskinan 17,4% (2003) 
8,2% (2009)
Dana Pembangunan/Investasi:
APBN : ± 10 T/tahun
Swasta : ± 25 T/tahun
Net Importir ke Eksportir Minyak
12
KONDISI MAKROEKONOMI
10.2
9.5
10
6.8
8
7.5
6.5
7.5
6
• Tekanan inflasi sangat tinggi yang dipengaruhi
oleh:
4
2
0
Avg. 1mo- SBI rate
7.3
7.2
6.7
5.9
6.4
Jan-05
Nov-04
Sep-04
Jul-04
Aug-04
4.6
Jun-04
4.8
6.3 6.2 6.2
5.1
Apr-04
5.2
May-04
Oct-03
Nov-03
Sep-03
Jul-03
Aug-03
Jun-03
Apr-03
May-03
Feb-03
Mar-03
5.5
6.8
Dec-04
6.5
Oct-04
6.5 6.3 6.5
Mar-04
6.3
Jan-04
7.2 7.0
Feb-04
7.2
7.6
Dec-03
7.6
Jan-03
2005
INFLASI
8.7
14
REAL INT. RATE
12
10
(%)
8
4.6
4.0
6
4.2
3.4 3.3
2.6 2.8 2.4 2.3
3.0 3.2 3.0 2.9
2.0
4
2.3
1.4
0.9
0.5
0.2
0.7
2
1.1 1.2 1.2 1.0
0.1
real interest
inflasi
SBI-1 bln
Jan-05
Dec-04
Nov-04
Oct-04
Sep-04
Aug-04
Jul-04
Jun-04
Apr-04
May-04
Mar-04
Jan-04
Feb-04
Dec-03
Oct-03
Nov-03
Sep-03
Jul-03
Aug-03
Jun-03
May-03
Apr-03
Mar-03
 Suku bunga SBI 1 bulan diproyeksikan meningkat
ke 9.5% akhir tahun 2005.
 Kenaikan suku bunga diperlukan untuk menjaga
level real interest rate yang competitive,
stabilitas nilai tukar, capital outflow terutama
dari pasar modal.
 Real interest rate RI mendekati 0%.
 Suku bunga dunia bergerak searah dengan
kebijakan the Fed menaikan suku bunga.
Setahun terakhir Fed rate sudah naik 150% dari
1% menjadi 1.5% terakhir.
2004
Avg. Inflation
Jan-03
• Kenaikan suku bunga akan lebih agresif,
menanggapi kondisi makroekonomi dalam
negeri dan global.
2003
Feb-03
 Kenaikan harga BBM
 Rencana kenaikan tarif listrik pertengahan tahun
2005
 Dampak kenaikan BBM akan terasa pada
perhitungan inflasi bulan Maret dan April.
 Target inflasi akhir tahun 2005 (BNISec) sebesar
7.5% berpeluang kuat terlampaui
Kebijakan Ekonomi & Sasaran Program Ekonomi
Target Ekonomi + Sosial
2004
2005 2006 2007 2008 2009
Pertumbuhan Ekonomi
5.00%
5.50%
6.10%
6.70%
7.20%
7.60%
Laju Inflasi
Pengangguran
Terbuka
6.40%
7.00%
5.50%
5.00%
4.00%
3.00%
9.70%
9.50%
8.90%
7.90%
6.60%
5.10%
Penduduk Miskin
16.60% 14.60% 12.84% 11.29%
9.93%
8.20%
Transaksi Berjalan
(NonMigas)
-4.60% -5.90% -1.70% -1.40%
-2.20%
-3.20%
Sumber : Anggito Abimanyu, 2005
Kuliah ke 3 – 4
PENGELUARAN PEMERINTAH
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami mengenai Pengeluaran
Pemerintah (government expenditure) dan faktor-faktor
yang mepengaruhinya.
Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
Model pembangunan tentang perkembangan
pengeluaran pemerintah
Hukum Wagner
Teori Peacock dan Wiseman
Penentuan permintaan
Penentuan tingkat output
PENGELUARAN PEMERINTAH
Peranan pemerintah menunjukkan tendensi makin
meningkat dalam kehidupan ekonomi yang tercermin
dari besarnya pengeluaran pemerintah, baik secara
absolut maupun secara relatif dalam
perbandingannya terhadap pendapatan nasional.
Teori makro membagi pengeluaran pemerintah
dalam tiga golongan yaitu model pembangunan
tentang perkembangan pengeluaran pemerintah,
Hukum Wagner serta Teori Peacock dan Wiseman
Teori mikro mengenai perkembangan pengeluaran
pemerintah bertujuan untuk menganalisis faktor
yang menimbulkan permintaan barang publik dan
faktor yang mempengaruhi tersedianya barang
publik.
Kuliah ke 5
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN)
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang kebijakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN)
Pengertian APBN
Kebijakan anggaran defisit, surplus dan seimbang
Analisis RAPBN dan realisasi APBN dalam lima
tahun terakhir
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN)
Anggaran (budget) adalah suatu daftar
atau pernyataan yang terperinci tentang
penerimaan dan pengeluaran negara
yang diharapkan dalam jangka waktu
tertentu/ biasanya satu tahun.
Kebijakan anggaran terdiri dari
kebijakan anggaran tidak seimbang
(unbalanced budget) yaitu anggaran
defisit atau surplus dan anggaran
belanja seimbang (balanced budget)
Kebijakan anggaran (APBN) kasus
Indonesia : analisis RAPBN 2008 dan
realisasi APBN 2006
PENERIMAAN PEMERINTAH
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami dan menganalisis Sumbersunber Penerimaan Pemerintah khususnya Pajak
Penerimaan Pemerintah
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan





Sumber-sumber penerimaan Negara
Distribusi beban pemerintah
Sistem perpajakan dan politik pajak
Pergeseran beban pajak
Kesejahteraan yang hilang karena pajak
Kuliah ke 6 dan 7
PENERIMAAN PEMERINTAH
Sumber-sumber penerimaan Negara
Distribusi beban pemerintah
Sistem perpajakan dan politik pajak
Pergeseran beban pajak
Kesejahteraan yang hilang karena
pajak
PENERIMAAN PEMERINTAH
Sumber penerimaan negara : pajak, retribusi,
keuntungan perusahaan, denda-denda,
sumbangan masyarakat, pencetakan uang, hasil
undian, pinjaman dan hadiah/hibah.
Distribusi beban pemerintah : smith’s canon,
benefit approach dan ability to pay approach dan
equal sacrifice.
Sistem perpajakan dan politik pajak : pajak
progresif, pajak proporsional, dan pajak regresif.
Pergeseran beban pajak : pergeseran ke depan
(forward shifting) dan pergeseran kebelakang
(backward shifting)
Kesejahteraan yang hilang karena pajak yaitu
kelebihan beban yang ditimbulkan oleh pajak
(welfare cost cost of taxation)
PENERIMAAN PERPAJAKAN
% PDB
Rasio Pajak thd PDB
14.0
13.5
13.0
12.5
12.0
11.5
11.0
10.5
10.0
9.5
9.0
8.5
8.0
7.5
7.0
6.5
6.0
5.5
5.0
13.5
Langkah dan Kebijakan
13.6
13.6
13.0
12.6
11.9
10.3
Amandemen UU Perpajakan
•Penyesuaian Tarif Lapisan PPh
•Kenaikan PTKP 300%
•Perluasan subjek & objek pajak
•Pengurangan distorsi
Administrasi Perpajakan
• Single Indentification Number (SIN)
• WP Menengah dan Kecil
• Peningkatan Kepatuhan
• Perbaikan Audit dan Penagihan
Administrasi Kepabeanan
• Fasilitas Perdagangan
• Prosedur kepabeanan
1999- 2000 2001 2002 2003 2004 2005
2000
Real
APBN RAPBN
Kebijakan Cukai
• Pita Cukai Polos dan Palsu
• Barang Kena Cukai CD/VCD/DVD/LD
BELANJA PEMERINTAH PUSAT
Belanja Pegawai :




Mempertahankan pendapatan nominal pegawai dan pensiunan
Memperbaiki besaran manfaat Tunjangan Hari Tua (THT)
Memperbaiki sharing beban pembayaran pensiun
Menampung anggaran untuk penambahan pegawai
Subsidi :



Kebijakan harga BBM tetap seperti sekarang
Non-BBM (listrik, pangan, pupuk, kredit program, PSO, dll) tetap
disediakan
Pendanaan stok beras nasional
Belanja Modal :

Investasi sarana dan prasarana pembangunan.
DANA PERIMBANGAN
DANA PERIMBANGAN % BELANJA
40
Daerah
35
Pembangunan
Pendidikan
DAU :
25,5% dari
Penerimaan
dalam
negeri
bersih
30
25
20
15
10
5
0
2000
2001
2002
2003
2004
2005
APBN 2004 dan RAPBN 2005
dalam triliun rupiah
2004
Keterangan
A. Pendapatan Negara dan Hibah
I.
Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Perpajakan
2. Penerimaan Bukan Pajak
II. Hibah
B. Belanja Negara
I. Belanja Pemerintah Pusat
II. Belanja Daerah
C. Surplus/Defisit Anggaran (A - B)
D. Pembiayaan
I. Pembiayaan Dalam Negeri
II. Pembiayaan Luar negeri (neto)
APBN
349,9
349,3
272,2
77,1
0,6
374,4
255,3
119,0
(24,4)
24,4
40,6
(16,1)
2005
% thd
PDB
17,5
17,5
13,6
3,9
0,0
18,7
12,8
6,0
(1,2)
1,2
2,0
(0,8)
RAPBN
377,9
377,1
297,5
79,6
0,8
394,8
264,9
129,9
(16,9)
16,9
37,1
(20,2)
% thd
PDB
17,2
17,2
13,6
3,6
0,0
18,0
12,1
5,9
(0,8)
0,8
1,7
(0,9)
Tabel
Pendapatan Negara dan Hibah, APBN 2004 dan RAPBN 2005
dalam triliun rupiah
2004
Keterangan
A. Pendapatan Negara dan Hibah
I.
Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Perpajakan
a. Pajak Dalam Negeri
i. Pajak penghasilan
1. Migas
2. Non Migas
ii. Pajak pertambahan nilai
iii. Pajak bumi dan bangunan
iv. BPHTB
v. Cukai
vi. Pajak lainnya
b. Pajak Perdagangan Internasional
2.
II.
i. Bea masuk
ii. Pajak/pungutan ekspor
Penerimaan Bukan Pajak
a. Penerimaan SDA
i.
Migas
- Minyak bumi
- Gas alam
ii.
Non Migas
- Pertambangan umum
- Kehutanan
- Perikanan
b. Bagian Laba BUMN
c. PNBP Lainnya
Hibah
APBN
349,9
349,3
272,2
260,2
134,0
13,1
120,8
86,3
8,0
2,7
27,7
1,6
12,0
11,6
0,3
77,1
47,2
44,0
28,2
15,8
3,2
1,6
1,0
0,6
11,5
18,4
0,6
2005
% thd
PDB
17,5
17,5
13,6
13,0
6,7
0,7
6,0
4,3
0,4
0,1
1,4
0,1
0,6
0,6
0,0
3,9
2,4
2,2
1,4
0,8
0,2
0,1
0,1
0,0
0,6
0,9
0,0
RAPBN
377,9
377,1
297,5
285,1
141,9
13,6
128,3
98,8
10,3
3,2
28,9
2,0
12,4
12,0
0,3
79,6
50,9
47,1
31,9
15,3
3,8
2,0
1,1
0,7
9,4
19,3
0,8
% thd
PDB
17,2
17,2
13,6
13,0
6,5
0,6
5,9
4,5
0,5
0,1
1,3
0,1
0,6
0,5
0,0
3,6
2,3
2,2
1,5
0,7
0,2
0,1
0,1
0,0
0,4
0,9
0,0
Pendapatan Negara dan Hibah, APBN 2004 dan RAPBN 2005
dalam triliun rupiah
2004
Keterangan
A. Pendapatan Negara dan Hibah
I.
Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Perpajakan
a. Pajak Dalam Negeri
i. Pajak penghasilan
1. Migas
2. Non Migas
ii. Pajak pertambahan nilai
iii. Pajak bumi dan bangunan
iv. BPHTB
v. Cukai
vi. Pajak lainnya
b. Pajak Perdagangan Internasional
i. Bea masuk
ii. Pajak/pungutan ekspor
2. Penerimaan Bukan Pajak
a. Penerimaan SDA
i.
Migas
II.
- Minyak bumi
- Gas alam
ii.
Non Migas
- Pertambangan umum
- Kehutanan
- Perikanan
b. Bagian Laba BUMN
c. PNBP Lainnya
Hibah
APBN
349,9
349,3
272,2
260,2
134,0
13,1
120,8
86,3
8,0
2,7
27,7
1,6
12,0
11,6
0,3
77,1
47,2
44,0
28,2
15,8
3,2
1,6
1,0
0,6
11,5
18,4
0,6
2005
% thd
PDB
17,5
17,5
13,6
13,0
6,7
0,7
6,0
4,3
0,4
0,1
1,4
0,1
0,6
0,6
0,0
3,9
2,4
2,2
1,4
0,8
0,2
0,1
0,1
0,0
0,6
0,9
0,0
RAPBN
377,9
377,1
297,5
285,1
141,9
13,6
128,3
98,8
10,3
3,2
28,9
2,0
12,4
12,0
0,3
79,6
50,9
47,1
31,9
15,3
3,8
2,0
1,1
0,7
9,4
19,3
0,8
% thd
PDB
17,2
17,2
13,6
13,0
6,5
0,6
5,9
4,5
0,5
0,1
1,3
0,1
0,6
0,5
0,0
3,6
2,3
2,2
1,5
0,7
0,2
0,1
0,1
0,0
0,4
0,9
0,0
PEMBIAYAAN ANGGARAN
Kebutuhan Pembiayaan: Rp93,4T (4,3% PDB)
Defisit APBN Rp16,9T (0,8% PDB)
Pokok Utang DN dan LN, termasuk Pembayaran Charges kepada
BI Rp76,5T (3,5% PDB)
Sumber pembiayaan
Dalam Negeri Rp66,7T (3,0% PDB)
• Rekening Pemerintah
• Penjualan Aset (eks BPPN) dan Privatisasi BUMN
• Penerbitan obligasi
Luar Negeri Rp26,6T (1,2% PDB)
• Pinjaman Program
• Pinjaman Proyek
Pembiayaan, APBN 2004 dan RAPBN 2005
dalam triliun rupiah
2004
Keterangan
E. Pembiayaan
I. Pembiayaan Dalam Negeri
1. Perbankan dalam negeri
2. Non-perbankan dalam negeri
a. Privatisasi & Penj aset prog restrukt perbankan
b. Surat Utang Negara (neto)
i. Penerbitan
ii. Pembayaran pokok & Pembelian kembali
iii. Penambahan Modal BI
II. Pembiayaan Luar negeri (neto)
1. Penarikan Pinjaman LN (bruto)
a. Pinjaman Program
b. Pinjaman Proyek
2. Pembyr. Cicilan Pokok Utang LN
APBN
24,4
40,6
19,2
21,4
10,0
11,4
32,5
(21,1)
(16,1)
28,2
8,5
19,7
(44,4)
2005
% thd
PDB
1,2
2,0
1,0
1,1
0,5
0,6
1,6
(1,1)
(0,8)
1,4
0,4
1,0
(2,2)
RAPBN
16,9
37,1
9,0
28,1
7,5
20,6
50,2
(20,9)
(8,7)
(20,2)
26,6
8,6
18,0
(46,8)
% thd
PDB
0,8
1,7
0,4
1,3
0,3
0,9
2,3
(1,0)
(0,4)
(0,9)
1,2
0,4
0,8
(2,1)
Kurs (Rp/US$)
SBI (%)
Inflasi (%)
Harga Minyak (US$/bbl)
Prod/Lifting (jt bbl/hr)
: 8.600 (APBN)
: 8.5 (APBN)
: 6.5 (APBN)
: 22 (APBN) – 32 (APBN-P)
:1.150 (APBN) - 1.072 (APBN-P)
APBN
Penerimaan
+
Tambahan (T)
PPh
Migas
6.3
PNBP
Migas
29.2
Subsidi BBM
31.0
Bagi Hasil
Migas
14.3
Belanja
Dampak Neto APBN
-1,3
Tabel 1. Perubahan Nilai PDB Nominal Akibat Perubahan Tahun Dasar
(miliar Rp)
2000
2001
2002
2003
PDB Atas Dasar Harga Berlaku (Nominal)
Tahun Dasar 2000
Selisih
Tahun Dasar 1993
1,389,769.6
124,850.9
1,264,918.7
1,684,280.5
216,625.7
1,467,654.8
1,897,800.0
287,235.0
1,610,565.0
2,086,757.7
300,066.8
1,786,690.9
Tabel 3 Perubahan Rasio Perpajakan dan Defisit APBN Akibat Perubahan Tahun Dasar
(miliar Rupiah)
Tahun
Pajak
Defisit APBN
PDB Nominal
Thn. Dsr. 1993
PDB Thn. Dasar 1993
PDB Thn. Dasar 2000
Thn. Dsr. 2000 Tax Ratio Defisit APBN Tax Ratio Defisit APBN
2001
185,540.9
40,484.9
1,467,654.8
1,684,280.5
12.64%
2.76%
11.02%
2.40%
2002
210,087.5
23,574.4
1,610,565.0
1,897,800.0
13.04%
1.46%
11.07%
1.24%
2003
241,626.9
37,691.9
1,786,690.9
2,086,757.7
13.52%
2.11%
11.58%
1.81%
2004
272,175.1*)
24,417.5*)
1,999,663.9*)
2,301,079.4*)
13.61%
1.22%
11.83%
1.06%
2005
297,510.0*)
16,592.8*)
2,190,796.7*)
2,558,731.3*)
13.58%
0.76%
11.63%
0.65%
KULIAH KE 9 – 10
PAJAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat menganalisis pengaruh penerimaan
pemerintah khususnya Pajak terhadap kegiatan
ekonomi.
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Pengaruh pajak terhadap produksi
Pengaruh pajak terhadap komposisi produksi
Pengaruh pajak terhadap distribusi pendapatan
PAJAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PEREKONOMIAN
Pengaruh pajak terhadap produksi
Pengaruh pajak terhadap komposisi produksi
Pengaruh pajak terhadap distribusi
pendapatan
Tantangan Fiskal: 2005-2009
Penerimaan Negara:
Tambahan
Penerimaan
Pajak:1,5 % PDB
(30-40 T /tahun)
PNBP menurun
5,3%PDB (2004)
 2,4%PDB
(2009);
Belanja Negara:
Penurunan subsidi
secara gradual
Kenaikan Dana
Perimbangan 2007
dan 2008
Tekanan stimulus
Pembangunan
Kenaikan Gaji dan
beban Pensiunan
Keuangan dan Pasar Modal
Pengamanan Penjaminan Pemerintah
NPL
Resiko Pembiayaan jangka Panjang
Peringkat Indonesia ke Investment Grade
Pembiayaan:
Mempertahankan
Stok Utang
Privatisasi + aset
terbatas
Puncak
Pembayaran Pokok
dan Bunga Utang
2006-2008
Saldo Rekening
Pemerintah
menurun
Tantangan Terberat : Puncak Kewajiban Utang Pemerintah :
2006-2009 (Triliun Rp)
Bunga
Pokok
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Kuliah ke 11
Pemerintah dan Pencemaran Lingkungan
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami mengenai peranan
pemerintah dalam menangani Pencemaran
lingkungan (ISO 14000),
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Pencemaran dan public goods
Pencemaran dan analisis ekonomik
Kebijakan terhadap pencemaran
Pemerintah dan Pencemaran
Lingkungan
Pencemaran dan public goods
Fumgsi pemerintah adalah penyedia barang-barang publik
(public goods). Aspek negatif penyedia public goods adalah
usaha untuk mencegah atau mengurangi akibat negatif
public bads khususnya pencemaran lingkungan.
Pencemaran dan analisis ekonomik
Dalam analisis ekonomi pencemaran lingkungan dicari
dimanakah letaknya ongkos pengendalian dan ongkos atau
pengorbanan pencemaran yang minimal
Kebijakan terhadap pencemaran
Kebijakan pengendalian dan pelestarian lingkungan,
pengendalian pencemaran mempunyai kaitan erat dengan
unsur-unsur kebijakan seperti subjek, tujuan dan instrumen.
Kuliah ke 12
Peranan Pemerintah dalam mengatasi
Pengangguran dan Inflasi
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami mengenai peranan
pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan
inflasi
Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
Pengangguran merupakan penyakit atau masalah
ekonomi makro yang mempunyai pengaruh, baik
ekonomi maupun non ekonomi yang luas.
Inflasi merupakan salah satu penyakit ekonomi
makro yang utama dan pengaruhnya sangat luas,
maka semua instrumen dapat digunakan secara
serentak untuk mengatasi inflasi, baik kebijkan
fiskal, moneter atau campuran dari dua kebijakan
tersebut.
Peranan Pemerintah dalam mengatasi
Pengangguran dan Inflasi
Pengangguran merupakan penyakit atau
masalah ekonomi makro yang mempunyai
pengaruh, baik ekonomi maupun non
ekonomi yang luas.
Inflasi merupakan salah satu penyakit
ekonomi makro yang utama dan
pengaruhnya sangat luas, maka semua
instrumen dapat digunakan secara
serentak untuk mengatasi inflasi, baik
kebijkan fiskal, moneter atau campuran
dari dua kebijakan tersebut.
Kuliah ke 13
Kebijakan Fiskal dan Kebijakan di Sektor Riil
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami mengenai peranan
Kebijakan Fiskal dan Kebijakan Sektor Riil dalam
menanggulangi masalah ekonomi.
 Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan
 Kebijakan Fiskal
 Kebijakan di Sektor Riil
Kebijakan Fiskal dan Kebijakan di
Sektor Riil
Untuk mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi ekonomi telah banyak usaha yang
dilakukan oleh pemerintah, diantaranya
melalui kebijkan fiskal atau kebijakan
moneter.
Ironisnya kebijakan di sektor riil yang
melibatkan usaha kecil menengah yang
jumlahnya banyak masih relatif
langka/jarang. Sehingga pertumbuhan
ekonomi tidak dipengaruhi oleh kenaikan
investasi di sektor riil tetapi lebih banyak
disebabkan oleh konsumsi masyarakat.
Kebijakan Fiskal Sebagai Kebijakan Ekonomi
Hubungan Kebijakan Makro Ekonomi
Sektor Riil
1. Pertumbuhan Ekonomi
2. Inflasi
3. Iklim Investasi
Sektor Eksternal
1. Neraca Transaksi berjalan
2. Neraca Modal
3. Cadangan Devisa
Sektor Pemerintah
(Fiskal)
1. Pendapatan
2. Belanja
3. Budget Deficit
Sektor Moneter
1. Nilai Tukar
2. Suku Bunga
3. Kredit
KEBIJAKAN Fiskal di Indonesia
RPJM : Target Fiskal
2004
2005
2006
2007
2008
-1.40%
-1.00%
-0.70%
-0.30%
-0.00%
1.00%
1.60%
1.80%
1.70%
1.90%
1.90%
2.00%
Penerimaan Pajak
12.10%
11.60%
11.60%
11.90%
12.60%
13.60%
Rasio Utang LN
25.30%
21.60% 19.30% 16.70%
14.40%
12.60%
Rasio Utang DN
28.60%
25.30% 24.60% 22.80%
21.00%
19.20%
(Dalam % PDB th.2000)
Defisit APBN
Keseimbangan
Primer
Sumber : Anggito Abimanyu, 2005
2009
Structure
Weeks 9 - 10
PAJAK DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PEREKONOMIAN
Weeks 8
Weeks 11
PEMERINTAH DAN
PENCEMARAN LINGKUNGAN
UTS
Week 12
Peranan Pemerintah
dalam mengatasi
Pengangguran dan Inflasi
Weeks 6 – 7
PENERIMAAN
PEMERINTAH
Week 13
Weeks 5
APBN
PUBLIC
ECONOMICS
Week 14
REVIEW JURNAL
Weeks 3 - 4
PENGELUARAN
PEMERINTAH
Weeks 1-2
KONSEP DASAR DAN RUANG
LINGKUPEKONOMI PUBLIK
KEBIJKAN FISKAL DAN
KEBIJKAN DI SEKTOR RIIL
Week 16
UAS
Week 15
REVIEW JURNAL
Download