BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Situasi Saat Ini

advertisement
BAB1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.1.1
Situasi Saat Ini
Indeks membaca masyarakat Indonesia saat ini baru sekitar 0,001. Artinya dari
seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Angka ini
masih sangat jauh dibandingkan dengan angka minat baca di Singapura. Indeks membaca
di negara itu mencapai 0,45.
Di sisi lain, geliat industri komik (khususnya manga) di indonesia sedang berada
di titik puncaknya sejak tahun 2002. Besarnya minat masyarakat terhadap komik dapat
terlihat dengan jelas pada banyaknya judul komik yang terbit setiap bulannya. Penerbit
Elex Media Komputindo saja mengaku menerbitkan rata-rata 70 judul komik per
bulannya, belum lagi ditambah beberapa penerbit komik besar lainnya.
Yang juga cukup memprihatinkan adalah minat baca remaja usia 17-25 tahun
terhadap buku-buku yang bersifat pengembangan diri sangat rendah. Mereka lebih
tertarik dengan buku-buku kategori fiksi, khususnya komik. Padahal buku-buku kategori
non-fiksi seperti pengembangan diri, psikologi terapan dan komunikasi, sangat mereka
butuhkan dalam proses pembentukan karakter diri. Dampak dari pengidentifikasian diri
terhadap komik dapat dilihat pada mahasiswa di kota-kota besar seperti Jakarta dan
Surabaya, dimana life-style, perilaku dan
bahkan gaya berbusana mereka sangat
terpengaruh oleh gaya tokoh dalam komik, khusus nya manga.
1.1.2
Faktor Penyebab Permasalahan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan bisa menghambat masyarakat
1
2
untuk mencintai dan menyenangi buku sebagai sumber informasi layaknya membaca
koran dan majalah, yaitu:
1.
Sistem pembelajaran di Indonesia belum membuat siswa/mahasiswa harus
membaca buku lebih banyak dari apa yang diajarkan dan mencari informasi atau
pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas.
2.
Banyaknya hiburan TV dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat
perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Sebenarnya dengan
berkembangnya teknologi internet akan membawa dampak terhadap peningkatan minat
baca masyarakat kita, karena internet merupakan sarana visual yang dapat disinosimkan
dengan sumber informasi yang lebih up tu date, tetapi hal ini disikapi lain karena yang
dicari di internet kebanyakan berupa visual yang kurang tepat bagi konsumsi anak-anak.
3.
Banyaknya tempat-tempat hiburan seperti taman rekreasi, karaoke, mall,
supermarket dll.
4.
Budaya baca masih belum diwariskan oleh nenek moyang kita, hal ini terlihat dari
kebiasaan Ibu-Ibu yang sering mendongeng kepada putra-putrinya sebelum anaknya
tidur dan ini hanya diaplikasikan secara verbal atau lisan saja dan tidak dibiasakan
mencapai pengetahuan melalui bacaan.
5.
Para ibu disibukan dengan berbagai kegiatan di rumah/di kantor serta membantu
mencari tambahan nafkah untuk keluarga, sehingga waktu untuk membaca sangat minim.
6.
Buku dirasakan oleh masyarakat umum sangat mahal dan begitu juga jumlah
perpustakaan masih sedikit dibanding dengan jumlah penduduk yang ada dan kadangkadang letaknya jauh.
1.1.3
Alasan Pengangkatan Masalah
Buku “Dynamic Persuasion” karangan Purnawan EA merupakan sebuah buku
3
panduan komunikasi yang persuasif yang ditujukan untuk kalangan profesional baik itu
politikus, pemuka agama, pengajar, penceramah bahkan juga desainer komunikasi visual.
Satu hal yang membuat penulis tertarik menjadikan buku ini sebagai bahan Tugas Akhir
adalah, buku ini telah sangat membantu penulis sewaktu mengerjakan Pra Tugas Akhir
pada semester enam yang lalu. Penulis berpikir bahwa alangkah baiknya bila buku ini
juga dapat dibaca oleh teman-teman sesama desainer komunikasi visual pada khususnya
dan pelbagai kalangan profesional pada umumnya.
Satu hal lagi yang menjadi latar belakang mengapa penulis memilih kategori
komik dalam Tugas Akhir ini, adalah penulis sangat yakin bahwa komik, atau lebih
luasnya lagi bahasa visual, memiliki potensi-potensi yang luar biasa besar namun belum
terlalu banyak tergali. Potensi intrinsik yang dimiliki sebuah komik narasi/narasi visual
adalah kemampuannya dalam menyampaikan sebuah pesan, terlebih ketika bahasa visual
dapat saling bekerjasama dengan bahasa tulisan. Sedangkan potensi ekstrinsik dari
sebuah komik adalah kemampuannya dalam menarik minat baca kalangan awam,
mengingat minat baca di Indonesia yang sangat rendah. Ditambah lagi, bentuk seni
komik/narasi visual cukup sesuai dengan budaya tutur yang telah menjadi ciri khas
bangsa Indonesia sejak zaman nenek moyang dulu.
Jika kita klik http://www.equator-news.com/ (15 Desember 2009), kita bisa baca
hal yang sangat memrihatinkanitu. Bahwa, berdasarkan hasil survei Unesco, minat baca
masyarakat Indonesia paling rendah di Asean. Sementara, menurut survei yang dilakukan
terhadap 39 negara di dunia, Indonesia menempati posisi ke-38. Dari data tersebut bisa
dipahami hasil temuan UNDP tentang minat baca masyarakat Indonesia. Berdasarkan
hasil temuan UNDP, posisi minat baca Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan
Bahrain, Malta, dan Suriname. Untuk Kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara
4
dengan peringkat di bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos. Masing-masing berada
di urutan angka seratus. Apa pun alasannya, posisi Indonesia yang terlalu rendah dalam
minat baca ini tentu sangat memprihatinkan bagi bangsa yang mengklaim sebagai bangsa
besar.
1.2.
Lingkup Proyek Tugas Akhir
Dalam Proyek Tugas Akhir ini, Lingkup Proyek nya adalah:
(1)buku komik,
(2)desain judul,
(3)perancangan karakter,
(4)perancangan sampul dan,
(5)item pendukung promosi seperti poster, leaflet, pembatas buku, stiker dan
standing banner.
Download