Pengaruh Produk Domestik Bruto Riil, Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Riil Terhadap Inflasi di Indonesia Periode 1994-2013 By: Sarwedi Alamsyah Srg Anthony Mayes Rosyetti Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia e-mail:[email protected] The effect of Gross Domestic product (GDP) of The Riil, Exchange Rate,Real Interest Rate To Inflation in Indonesia in the year of 1994-2013 ABSTRACT One of the problems in almost all countries in the world is the difficulty of maintaining the stability of the economy. Various policies, both fiscal policy and monetary policy carefully planned and then carried out to obtain the various targets of economic growth is expected to bring prosperity to the community. One of the efforts the fulfillment of the economic growth target is done by controlling the rate of inflation, both at regional and at national level. The inflation rate in the right figure is able to bring the economy towards positive growth. The purpose of this study was to determine the effect of the Gross Domestic Product (GDP) real exchange rate and real interest rates on inflation in this Indonesia.Penelitian using secondary data types. Analysis method used is the method of quantitative analysis using multiple regression analysis SPSS version 18.0. Results show the results of research conducted simultaneous real gross domestic product, the exchange rate, and real interest rates have a significant effect terhadapinflasi inflation in Indonesia for the period 1994-2013 with F 0.000 and 125.606 with sig R2sebesar value 0.952 which means 95.2% Inflation in Indonesia is influenced by real gross domestic product, the exchange rate, and the rate of the real man, while the remaining 4.8% is influenced by other factors not addressed in this study. Keywords: Gross Domestic Product (GDP) of the Rill, Exchange Rate, Real Interest Rate, Inflation. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 1 PENDAHULUAN Pertumbuhan dan kestabilan merupakanpermasalahan di meningkatkan gairah produksi dalam negeri. banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Naiknya harga pada kenaikan yang tepat Banyak usaha dilakukan menjadikan perputaran barang menjadi lebih kebijakan telah ekonomi pada tingkat yang tepat, inflasi akan mampu melaluiberbagai demi cepat, dan keuntungan yang bertambah akan setidaknya menaikkan tingkat produksi barang. Tingkat perekonomian pengangguran akan berkurang dikarenakan memberikan investor tertarik untuk berinvestasi sehingga kesejahteraan bagimasyarakat luas. Salah membuka kesempatan kerja.Pada akhirnya satunya adalah melalui pengendalian laju perlahan-lahan inflasi. Inflasi,jika berada pada tingkat yang bertumbuh ke arah yang positif. meningkatkan diterapkan atau mempertahankankestabilan yang tepat diharapkan akan mampu mampu merangsang perekonomian Berdasarkan penelitian terdahulu, perekonomian untuk bertumbuh kearah yang diperoleh positif, yangmempengaruhi pembentukan inflasi di sesuai dengan target yang diharapkan. secara faktor-faktor banyak negara, termasuk Indonesia, berasal Fenomena dimana terjadi kenaikan harga bahwa akan umum dan terus darivariabel domestik dan variabel eksternal. Variabel-variabel tersebut diantaranya menerusmerupakan gambaran singkat dari ProdukDomestik Bruto (PDB), nilai tukar inflasi.Jika kenaikan harga yang terjadi mata uang, tingkat suku bunga, jumlah uang adalah musimanseperti menjelang hari besar beredar keagamaan misalnya menjelang hari raya ekonomi negara lain (Solihin, 2011: 25 galungan dankuningan, kenaikan harga ini tidak dapat dikategorikan danperubahan Pada masa atau guncangan perekonomian yang sebagai berkembang pesat, kesempatan kerja yang inflasi.Kenaikan hargayang hanya pada satu tinggimenciptakan tingkat pendapatan yang jenis barang atau jasa saja juga tidak dapat tinggi dikatakan sebagaiinflasi.Secara sederhana, pengeluaranyang terjadinya harga barang dan jasa secara ekonomi umum dan secara terusmenerus adalah dua jasa.Pengeluaran yangberlebihan ini akan kunci utama untuk memahami arti dari menimbulkan inflasi. Apabila masyarakat inflasi (Widayatsari dan Mayes, 2009:54). masih terus menambahpengeluarannya maka dan selanjutnya melebihi mengeluarkan menimbulkan kemampuan barang dan Inflasi bukanlah sesuatu hal yang permintaan agregat akan kembali naik. harus dihindari suatu negara. Jika berada Untuk memenuhi permintaanyang semakin -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 2 bertambah tersebut, perusahaan-perusahaan yang akan terhadap perekonomian. Tingkat bunga yang menambah menyebabkan (PDB) produksinyadan pendapatan menjadi nasional meningkat Kenaikanproduksi nasional riil pula. rendah akan sangat berpengaruh tinggi akan mendorong investor untuk menanamkan dana di bank dibanding melebihi menginvestasikannya pada sektor industri kesempatan kerja penuh akan menyebabkan yang beresiko lebih besar sehingga, inflasi kenaikan dapat harga yang lebih cepat menyebabkan inflasi (Sukirno, 2006:33). Perkembangan produk domestik tingkat dikendalikan. bunga cenderung turun, memegang Sebaliknya ketika masyarakat uang lebih daripada bruto yang paling rendah dari tahun 1994- menabung di bank yang menyebabkan uang 2013 adalah pada tahun 1998 yaitu pada saat beredar bertambah.Hal ini menyebabkan terjadinya harga barang meningkat. krisis ekonomi menyebabkan penurunan PDB yang sangat drastis dari tahun sebelumnya pertumbuhannya nominal dikurangi dengan inflasi, suku berada pada angka -13,13 persen. Dan pada bunga nominal yang di pakai adalah suku tahun selanjutnya 1999 pertumbuhan PDb bunga deposito berdasarkan bank umum 12 mulai ke arah yang positif walaupun masih bulan. Tingkat suku bunga riil paling rendah berkisar di angka 0.79 persen. selama penelitian ini terjadi pada tahun 1998 Perkembangan dan Suku bunga riil adalah suku bunga produk domestik dimana pada tahun ini terjadi krisis ekonomi bruto paling tinggi selama tahun 2000-2013 dimana ekonomi Indonesia dalam keadaan berada pada tahun 2013 dimana PDB sebesar terpuruk mulai dari PDB yang turun drastis Rp 2.770.345 Milyar. Tahun 2004-2006 sampai dengan tingkat suku bunga riil perkembangan PDB berada dikisaran 5 Indonesia berada pada kisaran -49.25 persen. persen dan tahun 2007-2008 meningkat 1 Di tahun 2000, suku bunga riil Indonesia persen dan berada pada kisaran 6 persen. mencapai puncak tertinggi pada periode Selama tahun 2000-2013 perkembangan tahun 2000-2013pada angka 6.8%.Di tahun PDB paling rendah berada dikisaran 3,64 selanjutnya suku bunga kembali turun di titik persen yaitu pada tahun 2001 sebesar Rp 2.93% pada tahun 2001.Sedangkan pada 1.440.405,70. tahun 2002-2003 suku bunga riil Indonesia Disisi lain, Tingkat suku bunga juga kembali stabil karena tetap berada pada merupakan salah satu indikator sehat atau kisaran 5%. Suku bunga riil terendah berada tidak sehatnya kondisi perekonomian suatu pada tahun 2005 yaitu -6,16% dan pada negara. Tingkat bunga yang tinggi maupun -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 3 tahun berikutnya kembali stabil pada sekitaran 5%. menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), nilai tukar dan tingkat suku Salah satu penyebab utama tingginya bunga terhadap tingkat inflasi di Indonesia. inflasi di Indonesia adalah karena terjadinya Pemilihan ketiga variabel ini dikarenakan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata ketiga variabel tersebut berpengaruhsecara uang asing, terutama dollar Amerika serikat. langsung terhadap tingkat inflasi dan telah Melemahnya nilai tukar rupiah menjadikan terjadinya harga meningkat penelitianmengenai arah hubungan antara dikarenakan dibutuhkan jumlah rupiah yang PDB, nilai tukar dan tingkat suku bung riil lebih banyak untuk mendapatkan barang- terhadap tingkatinflasi. Kajian mengenai barang importersebut, demikian pula halnya beberapa dengan barang-barang dengan bahan baku tingkat produksi yangdiimpor. Hal ini juga akan memberikan menaikkan harga produksi dalam negeri pihak termasuk pemerintah,sehingga dapat yang dapat berujungpada terjadinya inflasi. membentuk kebijakan yang tepat, baik itu Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata kebijakan moneter maupunkebijakan fiskal uang untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah barang-barang asing impor jugamengakibatkan meningkatnya nilai ekspor.Harga barang perbedaan variabel inflasi yang mempengaruhi inidiharapkan informasi hasil kepada mampu berbagai dan stabil. domestik yang lebih murahmenarik minat Berdasarkan uraian diatas, penulis pihak luar negeri untuk menambah jumlah melihat adanya pengaruh PDB rill, nilai permintaan barangnyasehingga tukar dan tingkat suku bunga rill terhadap akan inflasi di Indonesia. Untuk itu penulis akan perlahan-lahan harga naik dan mengambil judul“Pengaruh PDB Riil, Nilai menyebabkan inflasi. Nilai tukar yang digunakan dalam Tukar dan Tingkat Suku Bunga Riil penelitian ini adalah nilai tukar rupiah Terhadap Inflasi di Indonesi Periode terhadap dollar Amerika Serikat. (1994 -2013). Mengingat inflasi merupakan salah satu indikator pembangunan yang mampumemberikan dampak luas terhadap Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka ada rumusan masalah yang dapatdiambil perekonomian, kajian mengenai variabel yangmempengaruhi tingkat inflasi menjadi sangat penting diteliti.Penelitianini dan menarik secara untuk sebagai kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : fokus -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 4 1. Seberapa besar pengaruh PDB rill terhadap inflasi di Indonesia ? dapat diartikan sebagai kenaikan atas seluruh tingkat harga barang dan jasa. 2. Seberapa besar pengaruh nilai tukar terhadap inflasi di Indonesia ? Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengukur laju 3. Seberapa besar pengaruh tingkat inflasi selama satu periode tertentu, suku bunga rill terhadap inflasi di diantaranya adalah (Manurung, 2001:45) 1. Indonesia ? Indeks Harga Konsumen (Consumers Price Index) Telaah Pustaka Indeks harga konsumen adalah angka 1. Inflasi Inflasi merupakan suatu permasalahan yang indeks yang menunjukkan tingkat harga dihadapi di setiap negara.Inflasi berperan barang dan jasa yang harus dibeli konsumen terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat dalam satu periode tertentu.Angka IHK yang berada dalam suatu negara.Hal ini diperoleh dengan menghitung harga barang terjadi saat kenaikan harga atau inflasi tetapi dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dalam tidak pendapatan satu periode tertentu.Masing-masing harga masyarakat sehingga pendapatan riil mereka barang dan jasa tersebut diberi bobot menurun.Setiap berusaha berdasarkan tingkat keutamaannya.Barang yang dan jasa yang dianggap paling penting diberi dikeluarkannya, agar inflasi yang terjadi di bobot yang paling besar. Prinsip perhitungan negara berada pada batas normal yang telah inflasi berdasarkan IHK adalah sebagai ditetapkan. Inflasi yang selalu berfluktuasi berikut : dengan diiringi kenaikan negara berbagai menyebabkan selalu kebijakan ketidakpastian bagi Inflasi = ( ) kesejahteraan masyarakat dan menurunkan daya beli masyarakat akan barang dan jasa (Mankiw, 2006 : 216). Secara umum inflasi (2.1) 2. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 5 Indeks harga perdagangan besar atau yang lebih dikenal dengan indeks harga Ada berbagai menggolongkan dan lebih menitikberatkan pada sejumlah penggolongan mana kita pilih tergantung barang di tingkat perdagangan besar. Ini pada berarti bahwa harga bahan mentah, bahan penggolongan tersebut baku dan bahan setengah jadi masuk dalam berikut perhitungan. Ukuran yang dipakai dalam (Widayatsari dan Mayes, 2009:54) : menghitung IHP adalah penjualan. Prinsip perhitungannya adalah sebagai berikut : Inflasi = ( ) kita. inflasi, untuk produsen melihat inflasi dari sisi produsen tujuan macam cara dan Penggolonganadalah sebagai 1. Inflasi merangkak (di bawah 5% setahun) X 100% 2. Inflasi Ringan (antara 5% - 10% setahun) (2.2) 3. Inflasi sedang (antara 10% - 30% 3. Indeks Harga Implisit (GNP Deflator ) Deflator GNP mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam perhitungan GNP.Deflator GNP diperoleh setahun) 4. Inflasi berat (antara 30% - 100% setahun) 5. Hyperinflasi (di atas 100% setahun) dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku) dengan GNP riil (atas harga konstan) dan dengan demikian dapat diinterpretasikan sebagai bagian dari seluruh kompenen GNP (konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor netto). Deflator GNP = x 100% 2. Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto (PDB) sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja perekonomian.Statistik ini dihitung setiap tiga bulan oleh Biro Analisis Ekonomi dari segudang data primer.Tujuan GDP adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu (2.3) -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 6 nilai uang tertentu selama periode waktu mengalami pertumbuhan atau tidak, juga tertentu (Mankiw, 2007:17). dapat menghitung perubahan harga (inflasi). Produk Domestik Bruto (PDB) atau Inflasi = (Deflator tahun t – Deflator tahun t- Gross Domestic product (GDP) adalah nilai 1)/ (Deflator tahun t-1) x 100%.(Manurung pasar semua barang dan jasa akhir yang dan Rahardja, 2008). diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu (Mankiw, 2007:19). Untuk memperoleh Nilai tukar adalah nilai valuta asing ( harga Valas) atau perbandingan nilai uang/ valuta konstan, kita harus menentukan tahun dasar asing dengan nilai uang/valuta negara yang (based year), yang merupakan tahun dimana bersangkutan. Dengan kata lain, kurs adalah perekonomian perbandingan nilai/harga antara mata uang berada PDB 3. Nilai Tukar dalam kondisi baik/stabil. Harga-harga pada tahun tersebut suatu negara dengan kita gunakan sebagai harga konstan. Secara Perbandingan umum hubunga antara PDB riil dengan PDB (exchange rate) nominal dapat dinyatakan dalam bentuk 80). persamaan dibawah ini : Apabila suatu mata uangnilainya meningkat, ini negara disebut dengan lain. kurs (Amalia, 2007:79- disebut mengalami apresiasi, apabila nilainya GDP Nominal = GDP Riil x Deflator GDP menurun, GDP Nominal mengukur nilai uang yang (Mishkin, 2009:10). berlaku dari output perekonomian GDP riil, disebut mengalami depresiasi Dalam sistem moneter dengan standar mengukur harga output relatif terhadap emas, kurs valas relatif tetap atau hanya harganya pada tahun dasar. berubah-ubah dalam batas yang ditentukan Manfaat dari konstan, selain mengetahui perhitungan dengan apakah PDB harga oleh ongkos angkut. Terdapat dua sistem segera dapat kurs yaitu (Amalia, 2007: 82-840) : perekonomian 1. Sistem kurs yang berubah-ubah -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 7 Terjadi perubahan kurs valas standar emas. Suatu negara tergantung pada beberapa faktor yang memakai standar emas apabila mempengaruhi : permintaan dan penerimaan valas, antara lain harga, - Nilai mata uangnya tingkat bunga pendapatan, inflasi, dijamin transaksi impor maupun ekspor dan seberat emas tertentu. lain-lain. - 2. Sistem kurs yang stabil Umumnya oleh nilai Setiap orang diijinkan untuk membuat serta sistem ini melebur uang emas. dilakukan oleh pemerintah dalam Pemerintah sanggup membeli atau menjual menstabilkan kurs, umumnya kurs emas dalam jumlah yang tidak terbatas pada yang stabil ini timbul secara : harga a. Aktif, yaitu menyediakan dan tertentu (yang sudah ditetapkan pemerintah). untuk tujuan stabilisasi kurs 4. Suku Bunga Riil valas. oleh Teori tingkat bunga klasik, Bunga cara adalah harga dari penggunaan pinjaman atau membeli valas di pasar jika ada harga yang terjadi di pasar dana investasi tendensi turun, dalam suatu periode tertentu. Teori klasik akan biasa disebut sebgai suatu real theory of Dijalankan pemerintah sedangkan menjual dengan kurs valas pemerintah kembali di pasar. interest.Kerena tingkat bunga tidak Apabila tendensi kurs valas bergantung pada pertimbangan-pertimbangan akan naik, kenaikannya dapat moneter.Tingkat dicegah. tabungan riil dan investasi (Widayatsari dan b. Pasif, yaitu dalam suatu negara yang menggunakan bunga ditentukan oleh Mayes, 2009: 64). sistem -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 8 Menurut Noprin (1996: 60) suku Tingkat bunga riil adalah tingkat bunga adalah biaya yang harus di bayar bunga nominal dikurangi laju inflasi yang olehpemimjam atas pinjaman yang diterima terjadi selama periode yang sama. dan merupakan imbalan Rr = Rn* - ̅ i bagi pemberipinjaman atas investasinya. Suku Dimana: bunga mempengaruhi keputusan individu Rr = Tingkat Bunga Riil terhadappilihan membelanjakan uang lebih ̅ = Laju Inflasi banyak atau menyimpan uangnya dalam Rn* = Laju Inflasi yang diharapkan pada bentuktabungan. juga periode yang sama (Widayatsari dan Mayes, yang 2009: 64). merupakan Suku sebuah menghubungkan masa bunga harga kinidengan masa Metode penelitian depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukanoleh interaksi Lokasi adalah yang menjadi penelitian Indonesia, Dengan mengkaji pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB) antara permintaan dan penawaran. Suku bunga dibedakan menjadi dua, yaitu : riil, nilai tukar dan tingkat suku bunga riil terhadap inflasi di Indonesia, dimana waktu penelitiannya adalah periode tahun 1994 – 1. Suku Bunga Nominal. 2013. Suku bunga nominal adalah tingkat Data yang digunakan dalam disamping penelitian ini adalah data sekunder “time pengembalian pinjaman pokok pada saat series” yang diperoleh dari lembaga- bunga yang harus dibayar lembaga atau instansi-instansi antara lain jatuh tempo dan merupakan penjumlahan Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat dari unsu-unsur tingkat bunga, yaitu: tingkat Statistik (BPS). Data sekunder yang bunga murni, premi resiko, biaya transaksi, digunakan juga diperoleh dari dan data-data dari relevan dan dapat literature-literatur laju inflasi (Widayatsari dan Mayes, 2009: 69). 2. Suku Bunga Riil. berbagai sumber yang dianggap bisa melengkapi seperti bukubuku, jurnal dan lembaga lain. Data yang digunakan yaitu tahun 1994 sampai tahun -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 9 2013.Adapun data yang digunakan disini Indonesia dapat digambarkan dalam suatu adalah data inflasi, PDB (Produk Domestik bentuk fungsional sebagai berikut: Produk), nilai tukar dan tingkat suku bunga. Dengan menggunakan model analisis regresi Penelitian ini menggunakan data sekunder, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan mendatangi langsung instansi/pihak yang terkait dengan linear sederhana dengan rumus (Gujarati, 2006) : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ Keterangan: objek penelitian maupun mengakses melalui internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Data yang digunakan dalam Domestik Bruto) , nilai tukar dan tingkat suku bunga. Pemilihan tahunan penguji hipotesis digunakan dari tahun 1994-2013 Untuk mengetahui pengaruh PDB rill, nilai tukar dan tingkat suku bunga riil = Inflasi (persen) β0 = Nilai Konstanta (Intercept) penelitian ini menggunakan data tahunan, meliputi data inflasi, PDB riil (Produk Y β1, β2, β3 = Koefisien Regresi X1 = Produk Domestik Bruto (Milyar Rupiah) X2 = Nilai Tukar (Kurs) (Rupiah) X3 = Suku Bunga Riil (Persen) µ maka akan dianalisis dengan menggunakan = Disturbance Error atau analisis regresi linear berganda (multiple kesalahan penganggu regressions). Dengan menggunakan spss. pada persamaan linier. Pengaruh PDB rill, nilai tukar dan tingkat suku bunga terhadap inflasi di Hasil penelitian dan Pembahasan Dalam penelitian ini perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 18.0 , maka setelah data-data diinput diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut: -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 10 Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitiaan Pengaruh Produk Domestik Bruto Riil, Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Riil Terhadap Inflasi di Indonesia Periode Tahun 1994 - 2013 Variabel Koefisien X1 -8.567E-6 X2 0.000 X3 -1.142 C 29.510 R = 0.979 R2 = 0.952 Nilai Ftabe = 3,24 Nilai ttabel(a= 5%) = 2,119 Sig Std. Eror Thitung Sig. 3.185 0.000 0.000 0.062 -4.122 -.543 -18.454 9.264 .001 .001 .594 .000 Variabel X1 X2 X3 Y Fhitung 125.385 0,000 - - Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,301 1.473 0,897 1.482 0,285 1.007 Dorbin Watson .990 Sumber : Lampiran Berdasarkan hasil pada tabel 5.7 yaitu 125.853 > 3.24.Sehingga seluruh diperoleh nilai F hitung dengan taraf variabel bebas yaitu produk domestik signifikan 95% ( = 5%) adalah 125.853 bruto riil, nilai tukar dan tingkat suku dan tingkat probabilitas (sig) adalah 0,000. bunga riil berpengaruh secara simultan Dapat diketahui bahwa F hitung > F tabel terhadap inflasi di Indonesia. 1. Dari tabel 5.8 diperoleh nilai t sebaliknya pada saat pertumbuhan hitungdari variabel produk domestik PDB naik inflasi turun, hal ini akan bruto riil dengan taraf signifikan 95% menyebakan ( = 5%)adalah -4.122. Maka dengan negatif terhadap inflasi. inflasi berpengaruh demikian t hitung (-4.122) < t tabel 2. Dari tabel 5.8 diperoleh nilai t (2,119 )sehingga dinyatakan bahwa hitung dari variabel nilai tukar H0 diterima dan H1 ditolak dengan (kurs) dengan taraf signifikan 95% tingkat signifikan 0.001 < 0.05. Hal ( ini dapat disimpulkan bahwa variabel dengan demikian t hitung (-0.543) PDB riil berpengaruh negatif < signifikan terhadap inflasi dan di = 5%)adalah -0.543. Maka t tabel (2,119)sehingga dinyatakan bahwa H0 diterima dan Indonesia. Hal ini debabkan karena H1 ditolak dengan tingkat pada saat pertumbuhan PDB turun signifikan 0.594 > 0.05. Hal ini inflasi justru naik, begitu juga dengan dapat disimpulkan bahwa variabel -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 11 nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan 0.000<0,05. Hal ini dapat tidak signifikan terhadap inflasi di disimpulkan bahwa variabel tingkat suku Indonesia. Hal ini diperkirakan bunga karena rupiah signifikan dollar Indonesia.Berdasarkantabel 5.1, disusun pada terdepresiasi saat terhadap riil berpengaruh negatif terhadap inflasi dan di Amerika berdampak pada kenaikan persamaan regresi sebagai berikut: harga Y = 29.510 – 8.567-E6 X1 + 0.000 X2 - barang, karena pada pergerakan nilai mata uang antar dua negara bersumber dari tingkat harga masing-masing. Ketika harga-harga barang diluar negeri naik menyebabkan inflasi di Indonesia semakin tinggi. Hal ini dikarenakan barang-barang impor 1.142 X3 Dari persamaan hasil perhitungan analisis statistik dan koefisien regresi linear berganda di atas, maka dapat diartikan sebagai berikut : 1. Nilai konstanta persamaan di atas yang ada di Indonesia. Kenaikan adalah harga di dalam negeri terjadi menunjukkan karena dipengaruhi oleh kenaikan dengan mengabaikan faktor X1, harga X2, X3. diluar negeri, terutama sebesar 29.510 tingkat yang inflasi barang-barang impor atau kenaikan 2. Variabel Produk Domestik Bruto bahan baku industri yang masih (PDB) (X1) riil memiliki nilai belum dapat diproduksi di dalam koefisien negeri. Atau dapat disebut dengan sebesar -8.567E-6 terhadap inflasi. imported inflationyaitu inflasi yang Yang terjadi di dalam negeri karena kenaikan PDB sebesar 1 persen, adanya pengaruh kenaikan harga di maka luar negeri. penurunan Dari tabel 5.8 diperoleh nilai t persen. hitung dari variabel tingkat suku bunga riil dengan taraf signifikan 95% ( 5%)adalah -18.454. Maka = dengan regresi artinya inflasi 3. Variabel ketika negatif terjadi akan mengalami sebesar 8.567E-6 kurs koefisien yang regresi (X2) yang memilki positif sebesar 0.000 terhadap inflasi. demikian t hitung (-18.454) < t tabel Yang (2,119)sehingga dinyatakan bahwa H0 kenaikan kurs sebesar 1 rupiah, diterima artinya ketika terjadi dan H1 ditolak dengan tingkat -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 12 maka inflasi akanmengalami kenaikan sebesar 0.000. faktor yang digunakan untuk menurunkan inflasi. Pemerintah 4. Variabel suku bunga riil (X3) 5. menggunkan tingkat suku bunga memiliki koefisien regresi yang untuk mengendalikan tingkat harga negatif sebesar -0.658 terhadap ketika jumlah uang yang berdar di inflasi. Yang artinya ketika terjadi masyarakat banyak. kenaikan suku bunga riil sebesar 1 persen, maka inflasi akan mengalami kenaikan sebesar 0.658. Sehingga tingkat suku bunga riil dapat dijadikan sebagai salah saru Tabel 2. Data Inflasi, Produk Domestik Bruto Riil, Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Riil Tahun 1994-2014 INFLASI (%) 9.24 8.64 6.47 11.54 77.54 2.01 9.35 12.55 10.03 5.06 6.4 17.11 6.6 6.59 11.06 2.78 6.96 3.79 4.3 8.38 PDB RIIL (Milyar NILAI TUKAR SUKU BUNGA RIIL Rupiah) (KURS) (Rupiah) (%) 1.238.312,95 1.340.102,36 1.444.874,07 1.512.781,40 1.314.202,74 1.324.599,74 1.389.769,90 1.440.405,70 1.505.216,40 1.577.171,30 1.656.516,80 1.750.815,20 1.847.126,70 1.964.327,30 2.082.456,10 2.177.741,70 2.310.689,80 2.463.242,80 2.618.140,80 2.770.345.10 2100.00 2200.00 2308.00 2383.00 4650.00 8025.00 8595.00 9486.00 9317.66 8576.72 8929.21 9705.42 9164.49 9139.36 9692.08 10407.76 9089.85 8776.01 9384.23 9613.73 3.75 7.64 10.23 4.41 -49.25 20.34 6.80 2.93 5.25 5.33 0.67 -6.16 5.03 1.65 -2.28 6.77 0.92 3.27 1.79 -2.05 Sumber: Statistik Ekonomi Indonesia. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 13 moneter Kesimpulan dan Saran Berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil, kebijakan yang harus diperhatikan dalam rangka menekan laju inflasi di Indonesia: meningkatkan PDB sehingga laju inflasi menjadi rendah kebijakan yang diambil dengan efisiensi alokasi anggaran dan memberikan bobot yang lebih besar pada pengeluaran pembangunan. Artinya belanja barang yang bersifat konsumtif perlu ditinjau kembali, deregulasi di sektor riil, perekonomian efisien dan sehingga menjadi lebih mendorong berkembangnya sektor industri sehingga Pendapatn diharapkan kebijakannya dapat menjaga kestabilan rupiah terhadap dollar ada beberapa saran dari 1. Untuk melalui meningkatkan Asli Daerah yang mendorong meningkatnya laju PDB. dalam batas wajar dan aman. 3. Pengendalian inflasi melalui kebijakan moneter dapat dicapai dengan pengendalian jumlah uang beredar. Peningkatan jumlah uang beredar seharusnya sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat dan disesuaikan dengan inflasi dari Bank Inflasi dapat sasaran Indonesia. ditekan dengan tingkat suku bunga yang tinggi sehingga masyarakat lebih cenderung menyimpan uangnya di bank. 4. Untuk penelitian selanjutnya disarankan menambah variabelvariabel lain yang diharapkan mencari solusi terbaik untuk mengatasi inflasi di Indonesia. 2. Bedasarkan penelitian ini maka untuk menjaga kestabilan harga di dalam negeri maka otoritas -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 14 DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia.2000-2012. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI).BI: Jakarta .Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia.penerbitan dan website : www.bi.go.id .BI: Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2000-2012. Indikator ekonomi.BPS : Jakarta. Boediono, 1985, Ekonomi Moneter seri sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Moneter No. 5, Edisi Keempat, Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta. , 1995, Ekonomi Moneter, Edisi 3, BPFE : Yogyakarta. Dumairy. 1990. Perekonomian Indonesia. Penerbit: Erlangga Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program spss, Badan Universitas Diponegoro, Semarang. Penerbit Gujarati, Damodar, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika jilid 1, Erlangga, Jakarta. Gujarati, Damodar, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika jilid 2, Erlangga, Jakarta Khalwaty, Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Mankiw, N.G. Roemer, dan Weil. 2007. Teori Makroekonomi. Terjemahan.Jakarta: Erlangga. Mankiw, N. Gregory. 2006. “Makroekonom”.Jakarta : Erlangga. Mankiw, N. Gregory. 2003. “Teori Makro Ekonomi”. Edisi Keempat. Terjemahan.Jakarta : Penerbit Erlangga. Manurung, mandala dan Prathama, Rahardja. 2008. Suatu Pengantar, Teori Ekonomi Makro. edisi keempat. LPFE-UI : Jakarta. Manurung, Mandala. 2001.Teori Ekonomi Makro. LPFE-UI: Jakarta Nopirin, 1995.Ekonomi moneter1.edisi 2. BPFE UGM: Yogyakarta. , 1996.Ekonomi Moneter. edisi 2. BPFE UGM: Yogyakarta. Nugroho, Primawan.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia Periode 2000-2011. Semarang: Universitas Diponegor Tirta, Putri, 2012. Pengaruh Pdb, Nilai Tukar dan Jumlah Uang yang Beredar Terhadap Inflasi di Indonesia Periode 1993-2012. E-Jurnal EP Unud. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 15 Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi : Teori Pengantar. Edisi Ketiga.Jakarta :PT. RajaGrafindo Persada. Salvatore, 1998, Ekonomi Internasional, Erlangga : Jakarta. Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus, Willian D. 1989.Economics.Terjemahan.Jakarta : Erlangga. Solihin. 2011. Konvergensi Inflasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi: Studi Empirisdi Negara-negara ASEAN+6.Skripsi. Bogor. Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor. Suryanto, I.G. 2003.Analisis perilaku nilai tukar di Indonesia: Penerapan model DornbuschOvershooting. Tesis Program Pasca Sarjana Ilmu Ekonomi FE UI. Jakarta: Tidakdipublikasikan Susanto, Hery. 2005. Analisis Determinan Inflasi di Indonesia. Skripsi tidak dipublikasikan. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Trihadmini, Nuning. 2005. Analisis determinasi Aggregate Demand di Indonesia tahun 1988-2002.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 1: 25-40. pada Widayatsari,Ani, dan Anthony Mayes. 2009. Ekonomi Moneter II. Pekanbaru: Cendikia Insani. Yunus, Yuliarni. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhin Inflasi di Indonesia Tahun 1998-2912. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015 16