Karya Ilmiah

advertisement
Pengaruh Produk Domestik Bruto Riil, Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Riil
Terhadap Inflasi di Indonesia Periode 1994-2013
By:
Sarwedi Alamsyah Srg
Anthony Mayes
Rosyetti
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia
e-mail:[email protected]
The effect of Gross Domestic product (GDP) of The Riil, Exchange Rate,Real Interest Rate
To Inflation in Indonesia in the year of 1994-2013
ABSTRACT
One of the problems in almost all countries in the world is the difficulty of maintaining the
stability of the economy. Various policies, both fiscal policy and monetary policy carefully
planned and then carried out to obtain the various targets of economic growth is expected to
bring prosperity to the community. One of the efforts the fulfillment of the economic growth
target is done by controlling the rate of inflation, both at regional and at national level. The
inflation rate in the right figure is able to bring the economy towards positive growth.
The purpose of this study was to determine the effect of the Gross Domestic Product (GDP)
real exchange rate and real interest rates on inflation in this Indonesia.Penelitian using
secondary data types. Analysis method used is the method of quantitative analysis using
multiple regression analysis SPSS version 18.0.
Results show the results of research conducted simultaneous real gross domestic product, the
exchange rate, and real interest rates have a significant effect terhadapinflasi inflation in
Indonesia for the period 1994-2013 with F 0.000 and 125.606 with sig R2sebesar value 0.952
which means 95.2% Inflation in Indonesia is influenced by real gross domestic product, the
exchange rate, and the rate of the real man, while the remaining 4.8% is influenced by other
factors not addressed in this study.
Keywords: Gross Domestic Product (GDP) of the Rill, Exchange Rate, Real Interest Rate,
Inflation.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
1
PENDAHULUAN
Pertumbuhan
dan
kestabilan
merupakanpermasalahan
di
meningkatkan gairah produksi dalam negeri.
banyak negara di dunia, termasuk Indonesia.
Naiknya harga pada kenaikan yang tepat
Banyak usaha dilakukan
menjadikan perputaran barang menjadi lebih
kebijakan
telah
ekonomi
pada tingkat yang tepat, inflasi akan mampu
melaluiberbagai
demi
cepat, dan keuntungan yang bertambah akan
setidaknya
menaikkan tingkat produksi barang. Tingkat
perekonomian
pengangguran akan berkurang dikarenakan
memberikan
investor tertarik untuk berinvestasi sehingga
kesejahteraan bagimasyarakat luas. Salah
membuka kesempatan kerja.Pada akhirnya
satunya adalah melalui pengendalian laju
perlahan-lahan
inflasi. Inflasi,jika berada pada tingkat yang
bertumbuh ke arah yang positif.
meningkatkan
diterapkan
atau
mempertahankankestabilan
yang
tepat
diharapkan
akan
mampu
mampu
merangsang
perekonomian
Berdasarkan
penelitian
terdahulu,
perekonomian untuk bertumbuh kearah yang
diperoleh
positif,
yangmempengaruhi pembentukan inflasi di
sesuai
dengan
target
yang
diharapkan.
secara
faktor-faktor
banyak negara, termasuk Indonesia, berasal
Fenomena dimana terjadi kenaikan
harga
bahwa
akan
umum
dan
terus
darivariabel domestik dan variabel eksternal.
Variabel-variabel
tersebut
diantaranya
menerusmerupakan gambaran singkat dari
ProdukDomestik Bruto (PDB), nilai tukar
inflasi.Jika kenaikan harga yang terjadi
mata uang, tingkat suku bunga, jumlah uang
adalah musimanseperti menjelang hari besar
beredar
keagamaan misalnya menjelang hari raya
ekonomi negara lain (Solihin, 2011: 25
galungan dankuningan, kenaikan harga ini
tidak
dapat
dikategorikan
danperubahan
Pada
masa
atau
guncangan
perekonomian
yang
sebagai
berkembang pesat, kesempatan kerja yang
inflasi.Kenaikan hargayang hanya pada satu
tinggimenciptakan tingkat pendapatan yang
jenis barang atau jasa saja juga tidak dapat
tinggi
dikatakan sebagaiinflasi.Secara sederhana,
pengeluaranyang
terjadinya harga barang dan jasa secara
ekonomi
umum dan secara terusmenerus adalah dua
jasa.Pengeluaran yangberlebihan ini akan
kunci utama untuk memahami arti dari
menimbulkan inflasi. Apabila masyarakat
inflasi (Widayatsari dan Mayes, 2009:54).
masih terus menambahpengeluarannya maka
dan
selanjutnya
melebihi
mengeluarkan
menimbulkan
kemampuan
barang
dan
Inflasi bukanlah sesuatu hal yang
permintaan agregat akan kembali naik.
harus dihindari suatu negara. Jika berada
Untuk memenuhi permintaanyang semakin
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
2
bertambah tersebut, perusahaan-perusahaan
yang
akan
terhadap perekonomian. Tingkat bunga yang
menambah
menyebabkan
(PDB)
produksinyadan
pendapatan
menjadi
nasional
meningkat
Kenaikanproduksi
nasional
riil
pula.
rendah
akan
sangat
berpengaruh
tinggi akan mendorong investor untuk
menanamkan
dana
di
bank
dibanding
melebihi
menginvestasikannya pada sektor industri
kesempatan kerja penuh akan menyebabkan
yang beresiko lebih besar sehingga, inflasi
kenaikan
dapat
harga
yang
lebih
cepat
menyebabkan inflasi (Sukirno, 2006:33).
Perkembangan
produk
domestik
tingkat
dikendalikan.
bunga
cenderung
turun,
memegang
Sebaliknya
ketika
masyarakat
uang
lebih
daripada
bruto yang paling rendah dari tahun 1994-
menabung di bank yang menyebabkan uang
2013 adalah pada tahun 1998 yaitu pada saat
beredar bertambah.Hal ini menyebabkan
terjadinya
harga barang meningkat.
krisis
ekonomi
menyebabkan
penurunan PDB yang sangat drastis dari
tahun
sebelumnya
pertumbuhannya
nominal dikurangi dengan inflasi, suku
berada pada angka -13,13 persen. Dan pada
bunga nominal yang di pakai adalah suku
tahun selanjutnya 1999 pertumbuhan PDb
bunga deposito berdasarkan bank umum 12
mulai ke arah yang positif walaupun masih
bulan. Tingkat suku bunga riil paling rendah
berkisar di angka 0.79 persen.
selama penelitian ini terjadi pada tahun 1998
Perkembangan
dan
Suku bunga riil adalah suku bunga
produk
domestik
dimana pada tahun ini terjadi krisis ekonomi
bruto paling tinggi selama tahun 2000-2013
dimana ekonomi Indonesia dalam keadaan
berada pada tahun 2013 dimana PDB sebesar
terpuruk mulai dari PDB yang turun drastis
Rp 2.770.345 Milyar. Tahun 2004-2006
sampai dengan tingkat suku bunga riil
perkembangan PDB berada dikisaran 5
Indonesia berada pada kisaran -49.25 persen.
persen dan tahun 2007-2008 meningkat 1
Di tahun 2000, suku bunga riil Indonesia
persen dan berada pada kisaran 6 persen.
mencapai puncak tertinggi pada periode
Selama tahun 2000-2013 perkembangan
tahun 2000-2013pada angka 6.8%.Di tahun
PDB paling rendah berada dikisaran 3,64
selanjutnya suku bunga kembali turun di titik
persen yaitu pada tahun 2001 sebesar Rp
2.93% pada tahun 2001.Sedangkan pada
1.440.405,70.
tahun 2002-2003 suku bunga riil Indonesia
Disisi lain, Tingkat suku bunga juga
kembali stabil karena tetap berada pada
merupakan salah satu indikator sehat atau
kisaran 5%. Suku bunga riil terendah berada
tidak sehatnya kondisi perekonomian suatu
pada tahun 2005 yaitu -6,16% dan pada
negara. Tingkat bunga yang tinggi maupun
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
3
tahun
berikutnya
kembali
stabil
pada
sekitaran 5%.
menganalisis pengaruh Produk Domestik
Bruto (PDB), nilai tukar dan tingkat suku
Salah satu penyebab utama tingginya
bunga terhadap tingkat inflasi di Indonesia.
inflasi di Indonesia adalah karena terjadinya
Pemilihan ketiga variabel ini dikarenakan
depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata
ketiga variabel tersebut berpengaruhsecara
uang asing, terutama dollar Amerika serikat.
langsung terhadap tingkat inflasi dan telah
Melemahnya nilai tukar rupiah menjadikan
terjadinya
harga
meningkat
penelitianmengenai arah hubungan antara
dikarenakan dibutuhkan jumlah rupiah yang
PDB, nilai tukar dan tingkat suku bung riil
lebih banyak untuk mendapatkan barang-
terhadap tingkatinflasi. Kajian mengenai
barang importersebut, demikian pula halnya
beberapa
dengan barang-barang dengan bahan baku
tingkat
produksi yangdiimpor. Hal ini juga akan
memberikan
menaikkan harga produksi dalam negeri
pihak termasuk pemerintah,sehingga dapat
yang dapat berujungpada terjadinya inflasi.
membentuk kebijakan yang tepat, baik itu
Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap mata
kebijakan moneter maupunkebijakan fiskal
uang
untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah
barang-barang
asing
impor
jugamengakibatkan
meningkatnya nilai ekspor.Harga barang
perbedaan
variabel
inflasi
yang
mempengaruhi
inidiharapkan
informasi
hasil
kepada
mampu
berbagai
dan stabil.
domestik yang lebih murahmenarik minat
Berdasarkan uraian diatas, penulis
pihak luar negeri untuk menambah jumlah
melihat adanya pengaruh PDB rill, nilai
permintaan
barangnyasehingga
tukar dan tingkat suku bunga rill terhadap
akan
inflasi di Indonesia. Untuk itu penulis
akan
perlahan-lahan
harga
naik
dan
mengambil judul“Pengaruh PDB Riil, Nilai
menyebabkan inflasi.
Nilai tukar yang digunakan dalam
Tukar dan Tingkat Suku Bunga Riil
penelitian ini adalah nilai tukar rupiah
Terhadap Inflasi di Indonesi Periode
terhadap dollar Amerika Serikat.
(1994 -2013).
Mengingat inflasi merupakan salah
satu
indikator
pembangunan
yang
mampumemberikan dampak luas terhadap
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka
ada rumusan masalah yang dapatdiambil
perekonomian, kajian mengenai variabel
yangmempengaruhi tingkat inflasi menjadi
sangat
penting
diteliti.Penelitianini
dan
menarik
secara
untuk
sebagai kajian dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
fokus
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
4
1. Seberapa besar pengaruh PDB rill
terhadap inflasi di Indonesia ?
dapat diartikan sebagai kenaikan atas seluruh
tingkat harga barang dan jasa.
2. Seberapa besar pengaruh nilai tukar
terhadap inflasi di Indonesia ?
Ada beberapa indikator ekonomi
makro yang digunakan untuk mengukur laju
3. Seberapa besar pengaruh tingkat
inflasi
selama
satu
periode
tertentu,
suku bunga rill terhadap inflasi di
diantaranya adalah (Manurung, 2001:45) 1.
Indonesia ?
Indeks Harga Konsumen (Consumers Price
Index)
Telaah Pustaka
Indeks harga konsumen adalah angka
1. Inflasi
Inflasi merupakan suatu permasalahan yang
indeks yang menunjukkan tingkat harga
dihadapi di setiap negara.Inflasi berperan
barang dan jasa yang harus dibeli konsumen
terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat
dalam satu periode tertentu.Angka IHK
yang berada dalam suatu negara.Hal ini
diperoleh dengan menghitung harga barang
terjadi saat kenaikan harga atau inflasi tetapi
dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dalam
tidak
pendapatan
satu periode tertentu.Masing-masing harga
masyarakat sehingga pendapatan riil mereka
barang dan jasa tersebut diberi bobot
menurun.Setiap
berusaha
berdasarkan tingkat keutamaannya.Barang
yang
dan jasa yang dianggap paling penting diberi
dikeluarkannya, agar inflasi yang terjadi di
bobot yang paling besar. Prinsip perhitungan
negara berada pada batas normal yang telah
inflasi berdasarkan IHK adalah sebagai
ditetapkan. Inflasi yang selalu berfluktuasi
berikut :
dengan
diiringi
kenaikan
negara
berbagai
menyebabkan
selalu
kebijakan
ketidakpastian
bagi
Inflasi
=
(
)
kesejahteraan masyarakat dan menurunkan
daya beli masyarakat akan barang dan jasa
(Mankiw, 2006 : 216). Secara umum inflasi
(2.1)
2. Indeks Harga Perdagangan Besar
(Wholesale Price Index)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
5
Indeks harga perdagangan besar atau
yang lebih dikenal dengan indeks harga
Ada
berbagai
menggolongkan
dan lebih menitikberatkan pada sejumlah
penggolongan mana kita pilih tergantung
barang di tingkat perdagangan besar. Ini
pada
berarti bahwa harga bahan mentah, bahan
penggolongan tersebut
baku dan bahan setengah jadi masuk dalam
berikut
perhitungan. Ukuran yang dipakai dalam
(Widayatsari dan Mayes, 2009:54) :
menghitung IHP adalah penjualan. Prinsip
perhitungannya adalah sebagai berikut :
Inflasi
=
(
)
kita.
inflasi,
untuk
produsen melihat inflasi dari sisi produsen
tujuan
macam
cara
dan
Penggolonganadalah sebagai
1. Inflasi merangkak (di bawah 5%
setahun)
X 100%
2. Inflasi Ringan (antara 5% - 10%
setahun)
(2.2)
3. Inflasi sedang (antara 10% - 30%
3. Indeks Harga Implisit (GNP Deflator )
Deflator GNP
mencakup jumlah
barang dan jasa yang termasuk dalam
perhitungan GNP.Deflator GNP diperoleh
setahun)
4. Inflasi berat (antara 30% - 100%
setahun)
5. Hyperinflasi (di atas 100% setahun)
dengan membagi GNP nominal (atas dasar
harga berlaku) dengan GNP riil (atas harga
konstan)
dan
dengan
demikian
dapat
diinterpretasikan sebagai bagian dari seluruh
kompenen
GNP
(konsumsi,
investasi,
pengeluaran pemerintah dan ekspor netto).
Deflator GNP =
x 100%
2. Produk Domestik Bruto
Produk Domestik Bruto (PDB) sering
dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja
perekonomian.Statistik ini dihitung setiap
tiga bulan oleh Biro Analisis Ekonomi dari
segudang data primer.Tujuan GDP adalah
meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu
(2.3)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
6
nilai uang tertentu selama periode waktu
mengalami pertumbuhan atau tidak, juga
tertentu (Mankiw, 2007:17).
dapat menghitung perubahan harga (inflasi).
Produk Domestik Bruto (PDB) atau
Inflasi = (Deflator tahun t – Deflator tahun t-
Gross Domestic product (GDP) adalah nilai
1)/ (Deflator tahun t-1) x 100%.(Manurung
pasar semua barang dan jasa akhir yang
dan Rahardja, 2008).
diproduksi
dalam perekonomian selama
kurun waktu tertentu (Mankiw, 2007:19).
Untuk
memperoleh
Nilai tukar adalah nilai valuta asing (
harga
Valas) atau perbandingan nilai uang/ valuta
konstan, kita harus menentukan tahun dasar
asing dengan nilai uang/valuta negara yang
(based year), yang merupakan tahun dimana
bersangkutan. Dengan kata lain, kurs adalah
perekonomian
perbandingan nilai/harga antara mata uang
berada
PDB
3. Nilai Tukar
dalam
kondisi
baik/stabil. Harga-harga pada tahun tersebut
suatu
negara
dengan
kita gunakan sebagai harga konstan. Secara
Perbandingan
umum hubunga antara PDB riil dengan PDB
(exchange rate)
nominal dapat dinyatakan dalam bentuk
80).
persamaan dibawah ini :
Apabila suatu mata uangnilainya meningkat,
ini
negara
disebut
dengan
lain.
kurs
(Amalia, 2007:79-
disebut mengalami apresiasi, apabila nilainya
GDP Nominal = GDP Riil x Deflator GDP
menurun,
GDP Nominal mengukur nilai uang yang
(Mishkin, 2009:10).
berlaku dari output perekonomian GDP riil,
disebut
mengalami
depresiasi
Dalam sistem moneter dengan standar
mengukur harga output relatif terhadap
emas, kurs valas relatif tetap atau hanya
harganya pada tahun dasar.
berubah-ubah dalam batas yang ditentukan
Manfaat
dari
konstan,
selain
mengetahui
perhitungan
dengan
apakah
PDB
harga
oleh ongkos angkut. Terdapat dua sistem
segera
dapat
kurs yaitu (Amalia, 2007: 82-840) :
perekonomian
1. Sistem kurs yang berubah-ubah
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
7
Terjadi perubahan kurs valas
standar emas. Suatu negara
tergantung pada beberapa faktor yang
memakai standar emas apabila
mempengaruhi
:
permintaan
dan
penerimaan valas, antara lain harga,
-
Nilai mata uangnya
tingkat bunga pendapatan, inflasi,
dijamin
transaksi impor maupun ekspor dan
seberat emas tertentu.
lain-lain.
-
2. Sistem kurs yang stabil
Umumnya
oleh
nilai
Setiap orang diijinkan
untuk membuat serta
sistem
ini
melebur uang emas.
dilakukan oleh pemerintah dalam
Pemerintah sanggup membeli atau menjual
menstabilkan kurs, umumnya kurs
emas dalam jumlah yang tidak terbatas pada
yang stabil ini timbul secara :
harga
a. Aktif, yaitu menyediakan dan
tertentu
(yang
sudah
ditetapkan
pemerintah).
untuk tujuan stabilisasi kurs
4. Suku Bunga Riil
valas.
oleh
Teori tingkat bunga klasik, Bunga
cara
adalah harga dari penggunaan pinjaman atau
membeli valas di pasar jika ada
harga yang terjadi di pasar dana investasi
tendensi
turun,
dalam suatu periode tertentu. Teori klasik
akan
biasa disebut sebgai suatu real theory of
Dijalankan
pemerintah
sedangkan
menjual
dengan
kurs
valas
pemerintah
kembali
di
pasar.
interest.Kerena
tingkat
bunga
tidak
Apabila tendensi kurs valas
bergantung pada pertimbangan-pertimbangan
akan naik, kenaikannya dapat
moneter.Tingkat
dicegah.
tabungan riil dan investasi (Widayatsari dan
b. Pasif, yaitu dalam suatu negara
yang
menggunakan
bunga
ditentukan
oleh
Mayes, 2009: 64).
sistem
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
8
Menurut Noprin (1996: 60) suku
Tingkat bunga riil adalah tingkat
bunga adalah biaya yang harus di bayar
bunga nominal dikurangi laju inflasi yang
olehpemimjam atas pinjaman yang diterima
terjadi selama periode yang sama.
dan
merupakan
imbalan
Rr = Rn* - ̅ i
bagi
pemberipinjaman atas investasinya. Suku
Dimana:
bunga mempengaruhi keputusan individu
Rr = Tingkat Bunga Riil
terhadappilihan membelanjakan uang lebih
̅ = Laju Inflasi
banyak atau menyimpan uangnya dalam
Rn* = Laju Inflasi yang diharapkan pada
bentuktabungan.
juga
periode yang sama (Widayatsari dan Mayes,
yang
2009: 64).
merupakan
Suku
sebuah
menghubungkan masa
bunga
harga
kinidengan masa
Metode penelitian
depan, sebagaimana harga lainnya maka
tingkat suku bunga ditentukanoleh interaksi
Lokasi
adalah
yang
menjadi
penelitian
Indonesia,
Dengan
mengkaji
pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB)
antara permintaan dan penawaran. Suku
bunga dibedakan menjadi dua, yaitu :
riil, nilai tukar dan tingkat suku bunga riil
terhadap inflasi di Indonesia, dimana waktu
penelitiannya adalah periode tahun 1994 –
1. Suku Bunga Nominal.
2013.
Suku bunga nominal adalah tingkat
Data
yang
digunakan
dalam
disamping
penelitian ini adalah data sekunder “time
pengembalian pinjaman pokok pada saat
series” yang diperoleh dari lembaga-
bunga
yang
harus
dibayar
lembaga atau instansi-instansi antara lain
jatuh tempo dan merupakan penjumlahan
Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat
dari unsu-unsur tingkat bunga, yaitu: tingkat
Statistik (BPS).
Data sekunder yang
bunga murni, premi resiko, biaya transaksi,
digunakan
juga
diperoleh
dari
dan
data-data
dari
relevan
dan
dapat
literature-literatur
laju inflasi (Widayatsari dan Mayes, 2009:
69).
2. Suku Bunga Riil.
berbagai
sumber
yang
dianggap bisa melengkapi seperti bukubuku, jurnal dan lembaga lain. Data yang
digunakan yaitu tahun 1994 sampai tahun
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
9
2013.Adapun data yang digunakan disini
Indonesia dapat digambarkan dalam suatu
adalah data inflasi, PDB (Produk Domestik
bentuk fungsional sebagai berikut:
Produk), nilai tukar dan tingkat suku bunga.
Dengan menggunakan model analisis regresi
Penelitian
ini
menggunakan
data
sekunder, maka teknik pengumpulan data
yang dilakukan adalah dengan mendatangi
langsung instansi/pihak yang terkait dengan
linear sederhana dengan rumus (Gujarati,
2006) :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ
Keterangan:
objek penelitian maupun mengakses melalui
internet yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas.
Data
yang
digunakan
dalam
Domestik Bruto) , nilai tukar dan tingkat
suku bunga. Pemilihan tahunan penguji
hipotesis digunakan dari tahun 1994-2013
Untuk mengetahui pengaruh PDB
rill, nilai tukar dan tingkat suku bunga riil
= Inflasi (persen)
β0
=
Nilai
Konstanta
(Intercept)
penelitian ini menggunakan data tahunan,
meliputi data inflasi, PDB riil (Produk
Y
β1, β2, β3
= Koefisien Regresi
X1
= Produk Domestik
Bruto (Milyar Rupiah)
X2
= Nilai Tukar (Kurs)
(Rupiah)
X3
= Suku Bunga Riil
(Persen)
µ
maka akan dianalisis dengan menggunakan
= Disturbance Error
atau
analisis regresi linear berganda (multiple
kesalahan
penganggu
regressions). Dengan menggunakan spss.
pada
persamaan linier.
Pengaruh PDB rill, nilai tukar dan
tingkat suku bunga terhadap inflasi di
Hasil penelitian dan Pembahasan
Dalam
penelitian
ini
perhitungan
dilakukan dengan menggunakan program SPSS
for Windows versi 18.0 , maka setelah data-data
diinput diperoleh hasil perhitungan sebagai
berikut:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
10
Tabel 1. Ringkasan Hasil Penelitiaan Pengaruh Produk Domestik Bruto Riil, Nilai
Tukar dan Tingkat Suku Bunga Riil Terhadap Inflasi di Indonesia Periode
Tahun 1994 - 2013
Variabel
Koefisien
X1
-8.567E-6
X2
0.000
X3
-1.142
C
29.510
R
= 0.979
R2
= 0.952
Nilai Ftabe = 3,24
Nilai ttabel(a= 5%) = 2,119
Sig
Std.
Eror
Thitung
Sig.
3.185
0.000
0.000
0.062
-4.122
-.543
-18.454
9.264
.001
.001
.594
.000
Variabel
X1
X2
X3
Y
Fhitung
125.385
0,000
-
-
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
0,301
1.473
0,897
1.482
0,285
1.007
Dorbin
Watson
.990
Sumber : Lampiran
Berdasarkan hasil pada tabel 5.7
yaitu 125.853 > 3.24.Sehingga seluruh
diperoleh nilai F hitung dengan taraf
variabel bebas yaitu produk domestik
signifikan 95% ( = 5%) adalah 125.853
bruto riil, nilai tukar dan tingkat suku
dan tingkat probabilitas (sig) adalah 0,000.
bunga riil berpengaruh secara simultan
Dapat diketahui bahwa F hitung > F tabel
terhadap inflasi di Indonesia.
1. Dari tabel 5.8 diperoleh nilai t
sebaliknya pada saat pertumbuhan
hitungdari variabel produk domestik
PDB naik inflasi turun, hal ini akan
bruto riil dengan taraf signifikan 95%
menyebakan
( = 5%)adalah -4.122. Maka dengan
negatif terhadap inflasi.
inflasi
berpengaruh
demikian t hitung (-4.122) < t tabel
2. Dari tabel 5.8 diperoleh nilai t
(2,119 )sehingga dinyatakan bahwa
hitung dari variabel nilai tukar
H0 diterima dan H1 ditolak dengan
(kurs) dengan taraf signifikan 95%
tingkat signifikan 0.001 < 0.05. Hal
(
ini dapat disimpulkan bahwa variabel
dengan demikian t hitung (-0.543)
PDB riil berpengaruh negatif
<
signifikan
terhadap
inflasi
dan
di
= 5%)adalah -0.543. Maka
t
tabel
(2,119)sehingga
dinyatakan bahwa H0 diterima dan
Indonesia. Hal ini debabkan karena
H1
ditolak
dengan
tingkat
pada saat pertumbuhan PDB turun
signifikan 0.594 > 0.05. Hal ini
inflasi justru naik, begitu juga dengan
dapat disimpulkan bahwa variabel
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
11
nilai tukar berpengaruh positif dan
signifikan 0.000<0,05. Hal ini dapat
tidak signifikan terhadap inflasi di
disimpulkan bahwa variabel tingkat suku
Indonesia. Hal ini diperkirakan
bunga
karena
rupiah
signifikan
dollar
Indonesia.Berdasarkantabel 5.1, disusun
pada
terdepresiasi
saat
terhadap
riil
berpengaruh
negatif
terhadap
inflasi
dan
di
Amerika berdampak pada kenaikan
persamaan regresi sebagai berikut:
harga
Y = 29.510 – 8.567-E6 X1 + 0.000 X2 -
barang,
karena
pada
pergerakan nilai mata uang antar
dua negara bersumber dari tingkat
harga
masing-masing.
Ketika
harga-harga barang diluar negeri
naik
menyebabkan
inflasi
di
Indonesia semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan barang-barang impor
1.142 X3
Dari
persamaan
hasil
perhitungan
analisis
statistik
dan
koefisien
regresi linear berganda di atas, maka dapat
diartikan sebagai berikut :
1. Nilai konstanta persamaan di atas
yang ada di Indonesia. Kenaikan
adalah
harga di dalam negeri terjadi
menunjukkan
karena dipengaruhi oleh kenaikan
dengan mengabaikan faktor X1,
harga
X2, X3.
diluar
negeri,
terutama
sebesar
29.510
tingkat
yang
inflasi
barang-barang impor atau kenaikan
2. Variabel Produk Domestik Bruto
bahan baku industri yang masih
(PDB) (X1) riil memiliki nilai
belum dapat diproduksi di dalam
koefisien
negeri. Atau dapat disebut dengan
sebesar -8.567E-6 terhadap inflasi.
imported inflationyaitu inflasi yang
Yang
terjadi di dalam negeri karena
kenaikan PDB sebesar 1 persen,
adanya pengaruh kenaikan harga di
maka
luar negeri.
penurunan
Dari tabel 5.8 diperoleh nilai t
persen.
hitung dari variabel tingkat suku bunga riil
dengan taraf signifikan 95% (
5%)adalah
-18.454.
Maka
=
dengan
regresi
artinya
inflasi
3. Variabel
ketika
negatif
terjadi
akan
mengalami
sebesar
8.567E-6
kurs
koefisien
yang
regresi
(X2)
yang
memilki
positif
sebesar 0.000 terhadap inflasi.
demikian t hitung (-18.454) < t tabel
Yang
(2,119)sehingga dinyatakan bahwa H0
kenaikan kurs sebesar 1 rupiah,
diterima
artinya
ketika
terjadi
dan H1 ditolak dengan tingkat
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
12
maka
inflasi
akanmengalami
kenaikan sebesar 0.000.
faktor
yang
digunakan
untuk
menurunkan inflasi. Pemerintah
4. Variabel suku bunga riil (X3)
5. menggunkan tingkat suku bunga
memiliki koefisien regresi yang
untuk mengendalikan tingkat harga
negatif sebesar -0.658 terhadap
ketika jumlah uang yang berdar di
inflasi. Yang artinya ketika terjadi
masyarakat banyak.
kenaikan suku bunga riil sebesar 1
persen,
maka
inflasi
akan
mengalami kenaikan sebesar 0.658.
Sehingga tingkat suku bunga riil
dapat dijadikan sebagai salah saru
Tabel 2. Data Inflasi, Produk Domestik Bruto Riil, Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Riil
Tahun 1994-2014
INFLASI (%)
9.24
8.64
6.47
11.54
77.54
2.01
9.35
12.55
10.03
5.06
6.4
17.11
6.6
6.59
11.06
2.78
6.96
3.79
4.3
8.38
PDB RIIL (Milyar
NILAI TUKAR
SUKU BUNGA RIIL
Rupiah)
(KURS) (Rupiah)
(%)
1.238.312,95
1.340.102,36
1.444.874,07
1.512.781,40
1.314.202,74
1.324.599,74
1.389.769,90
1.440.405,70
1.505.216,40
1.577.171,30
1.656.516,80
1.750.815,20
1.847.126,70
1.964.327,30
2.082.456,10
2.177.741,70
2.310.689,80
2.463.242,80
2.618.140,80
2.770.345.10
2100.00
2200.00
2308.00
2383.00
4650.00
8025.00
8595.00
9486.00
9317.66
8576.72
8929.21
9705.42
9164.49
9139.36
9692.08
10407.76
9089.85
8776.01
9384.23
9613.73
3.75
7.64
10.23
4.41
-49.25
20.34
6.80
2.93
5.25
5.33
0.67
-6.16
5.03
1.65
-2.28
6.77
0.92
3.27
1.79
-2.05
Sumber: Statistik Ekonomi Indonesia.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
13
moneter
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil,
kebijakan yang harus diperhatikan dalam
rangka menekan laju inflasi di Indonesia:
meningkatkan
PDB
sehingga laju inflasi menjadi
rendah kebijakan yang diambil
dengan efisiensi alokasi anggaran
dan memberikan bobot yang lebih
besar
pada
pengeluaran
pembangunan. Artinya belanja
barang yang bersifat konsumtif
perlu ditinjau kembali, deregulasi
di
sektor
riil,
perekonomian
efisien
dan
sehingga
menjadi
lebih
mendorong
berkembangnya sektor industri
sehingga
Pendapatn
diharapkan
kebijakannya
dapat
menjaga
kestabilan rupiah terhadap dollar
ada beberapa saran dari
1. Untuk
melalui
meningkatkan
Asli
Daerah
yang
mendorong meningkatnya laju
PDB.
dalam batas wajar dan aman.
3. Pengendalian
inflasi
melalui
kebijakan moneter dapat dicapai
dengan pengendalian jumlah uang
beredar. Peningkatan jumlah uang
beredar seharusnya sesuai dengan
kebutuhan riil masyarakat dan
disesuaikan
dengan
inflasi
dari
Bank
Inflasi
dapat
sasaran
Indonesia.
ditekan
dengan
tingkat suku bunga yang tinggi
sehingga
masyarakat
lebih
cenderung menyimpan uangnya
di bank.
4. Untuk
penelitian
selanjutnya
disarankan menambah variabelvariabel lain yang diharapkan
mencari
solusi
terbaik
untuk
mengatasi inflasi di Indonesia.
2. Bedasarkan penelitian ini maka
untuk menjaga kestabilan harga
di dalam negeri maka otoritas
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
14
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia.2000-2012. Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI).BI: Jakarta
.Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia.penerbitan dan website : www.bi.go.id .BI:
Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2000-2012. Indikator ekonomi.BPS : Jakarta.
Boediono, 1985, Ekonomi Moneter seri sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi Moneter No. 5,
Edisi Keempat, Yogyakarta : Penerbit BPFE Yogyakarta.
, 1995, Ekonomi Moneter, Edisi 3, BPFE : Yogyakarta.
Dumairy. 1990. Perekonomian Indonesia. Penerbit: Erlangga
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program spss, Badan
Universitas Diponegoro, Semarang.
Penerbit
Gujarati, Damodar, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Gujarati, Damodar, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika jilid 2, Erlangga, Jakarta
Khalwaty, Tajul. 2000. Inflasi dan Solusinya. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Mankiw, N.G. Roemer, dan Weil. 2007. Teori Makroekonomi. Terjemahan.Jakarta: Erlangga.
Mankiw, N. Gregory. 2006. “Makroekonom”.Jakarta : Erlangga.
Mankiw, N. Gregory. 2003. “Teori Makro Ekonomi”. Edisi Keempat. Terjemahan.Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Manurung, mandala dan Prathama, Rahardja. 2008. Suatu Pengantar, Teori Ekonomi Makro.
edisi keempat. LPFE-UI : Jakarta.
Manurung, Mandala. 2001.Teori Ekonomi Makro. LPFE-UI: Jakarta
Nopirin, 1995.Ekonomi moneter1.edisi 2. BPFE UGM: Yogyakarta.
, 1996.Ekonomi Moneter. edisi 2. BPFE UGM: Yogyakarta.
Nugroho, Primawan.Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi di Indonesia Periode
2000-2011. Semarang: Universitas Diponegor
Tirta, Putri, 2012. Pengaruh Pdb, Nilai Tukar dan Jumlah Uang yang Beredar Terhadap
Inflasi di Indonesia Periode 1993-2012. E-Jurnal EP Unud.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
15
Sukirno, Sadono. 2006. Makroekonomi : Teori Pengantar. Edisi Ketiga.Jakarta :PT.
RajaGrafindo Persada.
Salvatore, 1998, Ekonomi Internasional, Erlangga : Jakarta.
Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus, Willian D. 1989.Economics.Terjemahan.Jakarta :
Erlangga.
Solihin. 2011. Konvergensi Inflasi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi: Studi
Empirisdi Negara-negara ASEAN+6.Skripsi. Bogor. Fakultas Ekonomi Institut
Pertanian Bogor.
Suryanto, I.G. 2003.Analisis perilaku nilai tukar di Indonesia: Penerapan model
DornbuschOvershooting. Tesis Program Pasca Sarjana Ilmu Ekonomi FE UI.
Jakarta: Tidakdipublikasikan
Susanto, Hery. 2005. Analisis Determinan Inflasi di Indonesia. Skripsi tidak dipublikasikan.
Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Trihadmini, Nuning. 2005. Analisis determinasi Aggregate Demand di Indonesia
tahun 1988-2002.Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 1: 25-40.
pada
Widayatsari,Ani, dan Anthony Mayes. 2009. Ekonomi Moneter II. Pekanbaru: Cendikia
Insani.
Yunus, Yuliarni. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhin Inflasi di Indonesia
Tahun 1998-2912.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Jom FEKON Vol. 2 No. 1 Februari 2015
16
Download