Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan

advertisement
Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa
Retno Ambarini (09220200)
Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang
ABSTRAK
Latar belakang; masih adanya sebagian siswa yang mengalami kesulitan dalam hubungan
interpersonal sehingga siswa mengalami kesulitan dalam pergaulan dan dalam penyesuaian dengan
lingkungan. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, sebab semakin lama akan bisa
mengalami kegagalan dalam belajar. Di sisi lain, permasalahan tersebut tidak hanya dilakukan
seorang siswa sehingga pelaksanaannya secara kelompok, dengan harapan pelaksanaan bimbingan
kelompok akan dapat meningkatkan hubungan interpersonal siswa. Permasalahannya adalah: (1)
bagaimana pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, bagaimana hubungan interpersonal siswa,
dan (3) bagaimana efektivitas layanan bimbingan kelompok terhadap hubungan interpersonal siswa
SMK Bardan Wasalaman Batang. Subjek penelitian sebanyak 73 siswa, namun penelitian dilakukan
secara sampel kepada 12 siswa yang mengalami masalah tentang hubungan interpersonal. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah dokumentasi dan angket. Sedangkan teknik analisis data
yang digunakan analisis deskriptif persentase (DP) dan analisis korelasi product moment. Hasil
penelitian: (1) pelaksanaan layanan bimbingan kelompok diperoleh skor 91,67% yang dinyatakan
oleh 11 dari 12
responden dengan kriteria sangat baik, (2) hubungan interpersonal
siswa
diperoleh skor 75% yang dinyatakan oleh 9 dari 12 responden dengan kriteria sangat tinggi, dan (3)
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok memiliki efektivitas meningkatkan kemampuan hubungan
interpersonal siswa dengan diperoleh skor 0,958, sedangkan angka dalam tabel untuk N (subjek) 12
= 0,576, karena 0,958 > 0,576 maka hipotesis kerja (Ha): “Layanan bimbingan kelompok memiliki
efektivitas terhadap hubungan interpersonal siswa SMK Bardan Wasalaman Kabupaten Batang”
diterima, ini berarti bahwa semakin baik layanan bimbingan kelompok akan semakin tinggi
kemampuan siswa dalam memahami hubungan interpersonal dengan siswa dan orang lain.
Kata Kunci : Layanan bimbingan kelompok, hubungan interpersonal.
PENDAHULUAN
Hubungan interpersonal adalah cara individu berinteraksi dan berkomunikasi antara dua orang
atau lebih dan dalam kegiatan itu terjadi suatu proses psikologis yang bisa merubah sikap, pendapat,
atau perilaku orang yang sedang melakukan interaksi tersebut. Hubungan interpersonal bisa terjadi
secara kebetulan di antara peserta yang identitasnya kurang jelas. Sedangkan pengaruh atau akibat
dari hubungan interpersonal tersebut bisa disengaja dan tidak disengaja.
Hubungan interpersonal yang baik bisa tercipta apabila ada komunikasi yang baik. Untuk
menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik, kita perlu bersikap terbuka dan menggantikan sikap
dogmatis. Seseorang perlu juga memiliki sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang
mendorong timbulnya sikap saling memahami, menghargai dan saling mengembangkan kualitas.
Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa hubungan interpersonal siswa kelas X
di SMK Wardan Wasalaman ini masih kurang baik. Hal ini terlihat dari hubungan antara anak-anak
yang kurang akrab antara yang satu dengan yang lain. Mereka cenderung lebih bersifat individu,
memikirkan diri sendiri dan kurang mempunyai rasa empati terhadap apa yang dialami oleh temanteman mereka. Untuk membantu meningkatkan hubungan interpersonal siswa, dapat dilakukan
77
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
melalui layanan bimbingan kelompok. Layanan bimbingan kelompok dipandang tepat dalam
membantu siswa untuk memahami hubungan interpersonal. Layanan bimbingan kelompok sebagai
media dalam upaya membimbing individu yang memerlukan dengan memanfaatkan dinamika
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dengan layanan bimbingan kelompok siswa dapat saling
berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagai pengalaman, pengetahuan, gagasan atau ide
yang diharapkan dapat memberikan pemahaman siswa mengenai hubungan interpersonal.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Hubungan Interpersonal
Menurut Miller (Rakhmat, 2005: 120); “memahami proses komunikasi interpersonal
menuntut pemahaman hubungan simbiotis antara komunikasi dengan perkembangan relasional”.
Adapun menurut Mulyana (Rochmaningsih, 2004: 24); “komunikasi interpersonal (interpersonal
comunication) adalah pertemuan antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara verbal maupun non verbal”. Sedangkan menurut
Effendy (Liliweri, 2007: 12); “pada hakikatnya komunikasi antarpribadi atau interpersonal adalah
komunikasi antara seorang komunikator dengan seorang komunikan”.
Berdasarkan beberapa pengertian komunikasi antarpribadi dan hubungan interpersonal yang
disampaikan oleh para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan interpersonal adalah
bagaimana kita berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, melalui hubungan tatap muka yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih. Hubungan itu dilakukan secara spontan dan tidak berstruktur,
dalam kegiatan itu terjadi suatu proses psikologis yang bisa merubah sikap, pendapat atau perilaku
orang yang sedang melakukan interaksi tersebut.
Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Gazda (Prayitno, 2004: 309); “bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan
informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang
tepat”. Dikemukakan lebih lanjut bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan
informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial.
Menurut Mugiarso, dkk (2004: 66); “dalam layanan bimbingan kelompok, siswa diajak
bersama-sama mengemukakan pendapat tentang topik-topik yang dibicarakan dan mengembangkan
bersama permasalahan yang dibicarakan pada kelompok”. Menurut Erman Amti (2004: 65);
“bimbingan dan konseling kelompok bermaksudkan untuk memanfaatkan dinamika kelompok sebagai
media dalam upaya membimbing individu-individu yang memerlukan”. Sedangkan menurut Winkel
(2007: 54); “bimbingan kelompok mengupayakan perubahan dalam sikap dan perilaku secara tidak
langsung, melalui penyajian informasi yang menekankan pengolahan kognitif oleh para peserta
sehingga mereka dapat menerapkan sendiri”.
Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, dapat ditarik simpulan bahwa layanan
bimbingan kelompok merupakan layanan yang diberikan kepada sejumlah individu dengan
78
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
menggunakan prosedur kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok dalam rangka membahas
topik-topik tertentu atau memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi anggota kelompok
sehingga akan terjadi suatu perubahan sikap dan perilaku pada anggota kelompok.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Menurut
Moh. Nasir (2008: 79), penelitian kuantitatif
yaitu penelitian yang cara memperoleh datanya
didasarkan pada angka-angka atau perhitungan statistik, kemudian posisi peneliti adalah sebagai
kontrol. Sedangkan pendekatan penelitian didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (2007: 13)
yang menyatakan bahwa: “penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang berusaha untuk
mencari pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih”. Berdasarkan pengertian tersebut,
dalam penelitian ini ditetapkan ada dua variabel yaitu variabel layanan bimbingan kelompok dan
variabel hubungan interpersonal.
Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi subjek penelitian sebagai populasi, yaitu seluruh
siswa kelas X SMK Bardan Wasalaman Batang yang berjumlah 73 anak, namun setelah dipilih dan
dipilah sesuai dengan objek penelitian, maka penelitian dilakukan kepada 12 siswa, karena
berdasarkan data yang dimiliki oleh guru Bimbingan dan Konseling, siswa yang memiliki masalah
hubungan interpersonal adalah sebanyak 12 siswa.
Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, jenis data bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu data primer dan
data skunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, kemudian diamati dan dicatat
peneliti. Data ini diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
diberikan kepada sejumlah responden. Penerapannya dalam penelitian ini adalah kuesioner atau
angket yang diberikan kepada seluruh responden dengan mengupas: (1) bimbingan kelompok dan
(2) hubungan interpersonal siswa.
b. Data skunder
Data skunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain, seperti halnya buku referensi, brosur,
majalah, jurnal dan dokumen-dokumen. Selain itu juga data pendukung pelaksanaan penelitian
berupa: dokumen: jumlah guru, sejarah berdirinya sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki
sekolah, dan data pendukung lainnya.
Data di atas dikumpulkan melalui observasi, dokumen, dan kuesioner atau angket.
79
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Teknik Analisis Data
Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis statisticnonparametric. Menurut
Siegel (1997: 38), analisis statistik nonparametrik adalah analisis yang modelnya tidak menetapkan
syarat-syarat mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya.
Statistik nonparametris digunakan untuk menganalisis data yang berbentuk nominal dan ordinal dan
tidak dilandasi persyaratan data harus berdistribusi normal (Sugiyono, 2004: 8). Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif persentase dan korelasi product
moment. Analisis deskriptif persentase digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dari
dua variabel. Langkah yang dilakukan dalam analisis deskriptif adalah:
a. Menghitung skor maksimal.
b. Menghitung skor minimal.
c. Menentukan range (r), yakni skor maksimal – skor minimal.
d. Menetapkan kriteria, dalam hal ini peneliti tetapkan ada tiga, yakni; sangat tinggi, cukup tinggi,
dan rendah.
e. Menentukan interval
f. Memasukkan hasil sebaran angket ke dalam format tabel.
Adapun rumus korelasi product moment digunakan untuk menjawab hipotesis penelitian yang
telah diajukan. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment angka kasar. Setelah
hasil hitung diketahui, kemudian hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment
pada N (subyek) = 12. Apabila hasil hitung lebih besr dari pada angka di dalam tabel r product
moment, maka hipotesis kerja diterima dan hipotesis nihil ditolak. Sebaliknya apabila hasil hitung
kurang dari atau lebih kecil dari pada angka di dalam tabel r product moment, maka hipotesis kerja
ditolak dan hipotesis nihil diterima.
HASIL PENELITIAN
Variabel layanan bimbingan kelompopk yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling
kepada siswa SMK Bardan Wasalam Batang, siswa memberikan tanggapan atau persepsi yang
diperoleh skor tertinggi sebesar 11 dengan persentase 91,67% dari 12 siswa sebagai responden pada
kriteria sangat baik. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMK
Bardan Wasalam Batang bisa berjalan dengan sangat baik.
Apabila dikaji secara mendalam, layanan bimbingan kelompok
materinya meliputi;
memberikan kesempatan siswa belajar bagi pengarahan dirinya, memberikan layanan penyembuhan,
memberikan bimbingan secara individual, dan memberikan pemecahan masalah tentunya secara
kelompok. Hasil sebaran angket tersebut berada dalam kriteria sangat baik, ini memberikan arti bahwa
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling
adalah sangat baik, yaitu benar-benar dilaksanakan oleh guru dengan usaha secara maksimal akan
benar-benar memberikan bantuan dan layanan serta bimbingan kepada siswa, agar yang menjadi
80
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
kendala siswa dapat terpecahkan, terutama berkaitan dengan kendala-kendala berkaitan dengan
masalah belajar.
Adapun variabel hubungan interpersonal diperoleh angka sebesar 9 dengan persentase 75% dari
12 siswa sebagai responden dan berada pada kriteria sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa 9 dari 12
siswa s ebagai responden telah mampu mengatasi hubungan interpersonal dengan teman lain. Hal ini
bisa dilihat dari indikator yang dikupas meliputi: cara pembentukan hubungan interpersonal,
pengetahuan hubungan interpersonal, dan pengambilan keputusan untuk melaksanakan hubungan
interpersonal yang dilakukan oleh siswa.
Bila dilihat dari indikator-indikator yang dikupas tersebut, sebetulnya siswa telah memberikan
menguasai indikator-indikator yang dikupas, sehingga wajar bila hasil sebaran angket berada kriteria
sangat tinggi. Dalam arti siswa telah mampu untuk berhubungan dengan orang lain, baik secara
individu dengan teman lain di sekolah, maupun hubungan dengan orang lain di masyarakat.
Sedangan bila dilihat hubungan kedua variabel, yaitu variabel layanan bimbingan kelompok
dengan hubungan interpersonal diperoleh angka sebesar dari kedua variabel tersebut ditunjukkan
dengan hasil hitung sebesar 0,958, kemudian hasil hitung tersebut dikonsultasikan dengan tabel r
product moment pada N (subyek) 12 yang diperoleh angka 0,576, maka bisa dibuat persamaan
matematika; 0,958 > 0,576, karena hasil hitung (r hitung) lebih besar dari angka dalam tabel (r
tabel), maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi; “Layanan bimbingan kelompok memiliki efektivitas
terhadap peningkatan hubungan interpersonal siswa kelas X SMK Bardan Wasalaman Kabupaten
Batang” diterima, sebaliknya hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi; “Layanan bimbingan kelompok
tidak memiliki efektivitas terhadap peningkatan hubungan interpersonal siswa kelas X SMK Bardan
Wasalaman Kabupaten Batang” ditolak. Dengan diterimanya hipotesis kerja dan ditolaknya hipotesis
nihil, maka memberikan indikasi bahwa semakin baik layanan bimbingan kelompok yang dilakukan
oleh guru Bimbingan dan Konseling, maka akan semakin tinggi kemampuan siswa memahami
hubungan interpersonal siswa kelas X SMK Bardan Wasalaman Kabupaten Batang. Sebaliknya
semakin kurang baik layanan bimbingan kelompok yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan
Konseling, maka akan semakin menurun kemampuan siswa dalam memahami hubungan interpersonal
siswa kelas X SMK Bardan Wasalaman Kabupaten Batang.
KESIMPULAN
Berdasarkan
sajian dan analisis data
maka dapat
disimpulkan sebagai hasil
penelitian seperti berikut ini.
1. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok oleh guru Bimbingan dan Konseling di SMK
Bardan Wasalam Kabupaten Batang diperoleh skor sebesar 91,67% atau 11 dari 12 siswa
sebagai responden dengan kriteria sangat baik. Hal ini bisa diartikan bahwa
81
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
guru
Bimbingan dan Konseling benar-benar melaksanakan layanan dan bimbingan dengan
serius, di sisi lain siswa memanfaatkan layanan dan bimbingan tersebut.
2. Hubungan interpersonal yang dilakukan oleh siswa
SMK Bardan Wasalam Kabupaten
Batang diperoleh skor 75% atau 9 dari 12 siswa sebagai responden dengan kriteria sangat
tinggi. Hal tersebut bixa memberikan arti bahwa
siswa telah mampu dan menguasai
hubungan baik kepada teman di sekolah maupun teman lain atau orang tua dalam
masyarakat.
3. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok oleh guru Bimbingan dan Konseling memiliki
efektivitas dapat meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal siswa SMK Bardan
Wasalam Kabupaten Batang dengan diperoleh skor sebesar 0,958. Angka tersebut lebih
besar dari angka di dalam tabel untuk N (subjek) 12 = 0,514, karena 0,958 > 0,514
dengan demikian hipotesis kerja (Ha): “Layanan bimbingan kelompok memiliki
efektivitas untuk meningkatkan hubungan interpersonal siswa kelas X SMK Bardan
Wasalaman Kabupaten Batang” diterima. Dengan diterimanya hipotesis kerja ini
memberikan indikasi bahwa semakin baik layanan bimbingan kelompok yang dilakukan
oleh guru Bimbingan dan Konseling, akan semakin tinggi kemampuan siswa dalam
memahami hubungan interpersonal siswa kelas X SMK Bardan Wasalaman Kabupaten
Batang.
DAFTAR PUSTAKA
David O., 2008, Psikologi Sosial (Jilid 1), Jakarta: Erlangga.
Erman Amti, 2004, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Proyek Pembinaan Pendidikan.
Eddy Hendrarno, 2003, Bimbingan dan Konseling, Semarang: Swadaya Manunggal.
Elisabeth Hurlock, 1997, Psikologi Perkembangan, (Penterjemah: Meitasari Tjandrasa), Jakarta:
Erlangga.
FL., Monks, 2009, Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Heru Mugiarso,
2004, Bimbingan dan Konseling,
Semarang: UPT-MKK Universitas Negeri
Semarang.
Ibnu Hadjar, 2009, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Jalaluddin Rakhmat, 2003, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Latipun, 2002, Psikologi Eksperimen, Malang: UMM Press.
Liliweri, 2007, Komunikasi antar Pribadi, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Moh. Nasir, 2008, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia.
82
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Prayitno, 2004, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: RinekaCipta.
________, 2005. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil), Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sarlito Wirawan, 2008, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta.
Sutrisno Hadi, 2006, Statisktik I, Yogyakarta: Andi Offset.
Suharsimi Arikunto, 2007, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, 2004, Statistik Nonparametris untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.
Supratiknya, 2005, Hubungan antar Pribadi, Yogyakarta: Kanisius.
Tatiek Romlah, 2001, Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok, Malang: Universitas Negeri Malang.
WS., Winkel, 1997, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta: Grasindo.
83
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Download